TUGAS MAKALAH AKHIR KULIAH (EC-5010)
Mekanisme Pencernaan dan Intoleransi LaktosaSharon Lorisa
Simamora (102011115)*
PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangSetiap makhluk hidup memerlukan
energi untuk mempertahankan dan menjalankan hidupnya. Energi yang
digunakan biasanya didapat dari aktivitas kerja sel tubuh makhluk
hidup itu sendiri. Tumbuhan mendapat energi dari cahaya matahari
untuk membuat makanan dan menghasilkan energi. Manusia dan hewan
mendapat energi dari makanan yang mereka makan. Hal ini disebabkan
karena adanya fungsi tubuh yang memungkinkan pencernaan dan
penyerapan nutrisi yang kemudian akan didistribusikan dan digunakan
jaringan tubuh untuk menjalani kehidupannya. Kompleks bagian tubuh
yang menjalankan fungsi tersebut sebagai pencerna dan penyerap
nutrisi dari makanan luar adalah kompleks organ pencernaan.1.2
Tujuan Penulisan1. Mengetehui mengenai organ-organ yang terkait
pada pencernaan secara makro dan mikro 2. Mengetahui mekanisme
pencernaan3. Mempelajari mengenai fungsi serta enzim yang
terlibat1.3 HipotesisSeorang remaja berusia 16 tahun mengalami
sakit perut, flatulensi dan diare karena intoleransi laktosa.1.4
Butir Penting1. Pencernaan2. Intoleransi Laktosa3. Enzim
Pencernaan
1.5 ManfaatMemahami tentang makro dan mikro organ sistem
pencernaan serta mekanisme nya.
* Alamat Korespondensi: 102011192, Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Krida Wacana 2011, Kelompok : E8. Jalan Arjuna
Utara No. 6, Jakarta 11510,Telp: 021-5694201ext.2061, Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana,
[email protected] 1Seorang remaja berusia 16
tahun, sejak kecil ia sering mengalami sakit perut, flatulensi dan
diare setelah makan es cream atau produk-produk yang mengandung
susu lainnya. Oleh ibunya dibawa ke dokter. Setelah dilakukan
pemeriksaan, dokter menyatakan remaja tersebut mengalami
intoleransi laktosa.
Pencernaan makan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran
besar menjadi ukuran kecil dan halus, serta memecah molekul makanan
yang kompleks menjadi molekul sederhana dengan menggunakan
organ-organ pencernaan beserta dengan enzimnya dalam rangka
memenuhi kebutuhan energi tubuh. Proses pencernaan makanan pada
tubuh manusia dibedakan menjadi:1. Proses pencernaan mekanik yaitu
proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi
bentuk kecil dan halus. 2. Proses pencernaan secara kimiawi yaitu
perubahan makanan dari molekul kompleks menjadi lebih sederhana
dengan menggunakan enzim, zat yang mempercepat reaksi kimia dalam
tubuh.1Seluruh kegiatan tersebut dilakukan oleh organ-organ tubuh
yang membentuk sistem pencernaan.
Organ-organ terkaitSistem pencernaan terdiri dari saluran
pencernaan dan organ-organ pencernaan tambahan yang berperan dalam
proses pencernaan. Saluran pencernaan pertama dimulai dari pintu
masuknya makanan yaitu mulut, kemudian dilanjutkan ke oesophagus,
gaster, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Selain itu, organ
pencernaan juga dibantu oleh organ lainnya dalam proses pencernaan,
seperti hati.Makroskopis MulutRongga mulut adalah pintu masuk
saluran pencernaan. Rongga mulut sering disebut juga dengan rongga
oral. Lubang berbentuk bibir berotot, yang membantu memperoleh,
mengarahkan, dan menampung makanan di dalam mulut.Rongga mulut
terdapat beberapa bagian yaitu:a) Labium (bibir)Labium adalah
bagian mulut yang paling luar, berfungsi untuk menutup mulut agar
makanan yang masuk tidak keluar. Bibir juga memiliki fungsi
non-pencernaan, yaitu penting untuk berbicara (artikulasi berbagai
bunyi bergantung pada bentuk bibir tertentu) dan sebagai reseptor
sensorik untuk berciuman.b) Palatum (langit-langit)Yang memebntuk
atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung.
Keberadaannya memungkinkan bernapas dan mengunyah satau menghisap
berlangsung secara bersamaan. Secara embriologis, palatum berasal
dari penonjolan yang tumbuh kearah dalam dari rahang di kedua sisi
dan menyatu kembali di garis tengah rongga mulut. Kegagalan
tonjolan tersebut menyatu secara benar akan menyebabkan sumbing
langit-langit. Kearah depan mulut, palatum terdiri dari tulang,
yang membentuk apa yang dikenal sebagai palatum durum
(langit-langit keras). Kearah belakang mulut, palatum tidak
memiliki tulang yang disebut dengan palatum mole (langit-langit
lunak).c) UvulaMerupakan sepasang otot kecil yang beregio pada
spina nasalis posterior. Dibagian belakang dekat tenggorokan
terdapat suatu tonjolan menggantung dari palatum mole yakni uvula
(anak lidah), yang berperan penting untuk menutup saluran hidung
ketika kita menelan.d) GigiGigi yang pertama tumbuh pada anak-anak
adalah gigi desidua atau sering disebut gigi susu. Jumlah gigi
desidua adalah 20 buah. Jumlah gigi tetap adalah 32 buah, tersebar
dalam 2 lengkung simetris bilateral dalam tulang maksila dan
mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap kuadrannya: 2 insisivus,
1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Fungsi gigi dalam rongga mulut
adalah memotong, mengoyak, menggiling makanan menjadi partikel yang
lebih kecil. Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin.
Struktur gigi terdiri atas mahkota gigi yang terletak diatas gusi,
leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar gigi yang tertanam dalam
kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email yang berwarna
putih. Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian penyusun
email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang baik, zat-zat
tersebut harus ada di dalam makanan dalam jumlah yang cukup. Akar
dilapisi semen yang melekatkan akar pada gusi.e) Lingua (Lidah)
Lidah merupakan massa jaringan pengikat dan otot lurik yang
diliputi oleh membran mukosa. Membran mukosa melekat erat pada otot
karena jaringan penyambung lamina propia menembus ke dalam
ruang-ruang antar berkas-berkas otot. Pada bagian bawah lidah
membran mukosanya halus.Pada lidah juga tertanam papil-papil
pengecap (taste buds). Pada 2/3 bagian depan lidah terdapat banyak
tonjolan papilla lingualis yang terdiri dari papilla fungiformis,
papilla foliata, papilla vallata.Fungsi lidah: untuk mengaduk
makanan yang dikunyah menelan makanan mengontrol suara dan dalam
mengucapkan kata-kata mengecap rasa makanan memindahkan makananf)
Kelenjar ludahKelenjar ludah adalah kelanjar yang menghasilkan
saliva. Terdapat tiga kelenjar ludah, yaitu kelenjar parotis,
sublingualis, dan submandibularis. gambar 1. Kelenjar sekitar mulut
Saliva berfungsi untuk: Memulai pencernaan karbohidrat di mulut
dengan enzim amilase Mempermudah proses menelan dengan membasahi
partikel-partikel makanan dengan mukus Punya efek anti bakteri
melalui efek ganda, yaitu membilas makanan yang digunakan bakteri
sebagai sumber makanan dan melisiskan bakteri dengan lisozim
Sebagai pelarut molekul-molekul yang merangsang papil-papil
pengecap Membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan
lidah Untuk hygiene mulut dengan membantu menjaga kebersihan mulut
dan gigi Gambar 2. Struktur Makroskopis Umum Digestivus
Manusia7Sumber: Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa
kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: EGC; 2006.h.207-50.Bikarbonat pada
saliva berguna untuk menetralkan asam yang dapat menimbulkan karies
gigi.1,2 Faring Faring adalah rongga di belakang tenggorokan.
Rongga itu merupakan saluran bersama untuk system pencernaan
(dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut dan eosophagus
untuk makanan) dan pernapasan (dengan menyediakan jalan antara
rongga hidung dengan trakea untuk udara). Susunan semacam ini
mengharuskan adanya mekanisme untuk memandu makanan dan udara ke
saluran yang sesuai setelah melewati faring. Di dalam dinding sisi
faring terdapat tonsil, yaitu organ limfoid yang merupakan bagian
dari tim pertahanan tubuh.Faring juga merupakan suatu pipa
musculo-fascial yang contractile. Ia terbentang di antara basis
crania sebelah cranial dan berakhir pada oesophagus di sebelah
caudal setinggi vertebra cervicalis ke-6. Pada sisi lateral,
pharyng berbatasan dengan aa. Carotis communis interna, vv.
Jugularis interna, cornu majos os hyoid dan lamina cartilage
thyrroidea. Fungsinya adalah sebagai tempat yang dialalui oleh
aliran udara dengan ruang-ruang yang terletak di depannya, pharyng
dibagi dalam tiga bagian :1. Nasopharyng, yang berfungsi untuk
pernapasan2. Oropharyng, yang berfungsi untuk pencernaan3.
Laryngopharyng, berhubungan dengan rongga laryng melalui aditus
laryngis yang menghadap kearah postero-kranial dan dibatasi oleh
epiglottis.2
OesophagusOesophagus adalah saluran yang menghubungkan antara
rongga mulut dengan lambung. Fungsi esophagus adalah menyalurkan
makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang
esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat
berjalan menuju lambung.3 Gaster Gaster merupakan bagian saluran
pencernaan yang melebar dan kelanjutan dari esophagus, berbentuk
seperti kantung, terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari
permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regio epigastrica
dan umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae
bagian bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf j.2,4,5Lambung
dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding
lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus
makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Secara
anatomis gaster mempunyai 2 muara yaitu cardia (muara oesephagus ke
gaster) dan pylorus (muara gaster ke duodenum), 2 tepi yaitu
curvatura minor (cekung ke kanan atas) dan curvatura major (cembung
ke kiri), 2 permukaan yaitu facies anterior dan posterior serta 2
lekukan yaitu incisura cardiaca (peralihan oesephagus pada
curvatura major) dan incisura angularis (batas bagian vertikal dan
horizontal pada curvatura minor).Lambung dibagi menjadi tiga bagian
berdasarkan perbedaan anatomis, histologis, dan fungsional:1.
Fundus adalah bagian lambung yang berhubungan dengan oesophagus.
Fundus mengisi kubah diaphragma sebelah kiri, merupakan bagian
lambung yang berbatasan dengan diaphragma. Puncak fundus terletak
di sela iga 5 di bawah apex cordis.2. Corpus adalah bagian tengah
atau utama lambung3. Pilorus (pars pylorica ventriculi) merupakan
muara distal lambung ke dalan duodenum. Proyeksi pylorus terletak
setingga vertebra L1 kira-kira 2,5 cm sebelah kanan garis tengah
dan terletak dalam bidang transpyloric. Dibedakan menjadi anthrum
pyloricum dan canalis pylorus.3
Fiksasi lambung :a. Melalui oesephagus pada diaphragma
(merupakan fiksasi paling kuat)b. Pada pylorus lig. Hepatoduodenale
dan lig. Hepatogastricum (merupakan pars densa omentum minus)c.
Lig. phrenicogastricumd. Lig. Gastrolienale
Gaster diperdarahi oleh a. Gastrica sinistra, aa. Gastricae
breves dan a. Gastroepiploica sinistra. A. Gastrica sinistra
merupakan cabang dari a.coeliaca (tripus halleri) dan akan
beranastomose dengan a. Gastrica dextra (cabang a. Hepatica propia
di curvatura minor) dan a.oesephagea (cabang dari aorta
thoracalis). Aa. Gastricae breves dan a. Gastroepiploica sinistra
merupakan cabang dari a. Lienalis. A. Gastroepiploica sinistra akan
beranastomose dengan a. Gastroepiploica dextra (cabang a.
Gastroduodenale) di curvatura major.Gaster dipersarafi oleh saraf
otonom parasimpatis yang berasal dari N. X anterior dan posterior
serta saraf simpatis yang berasal dari nervi spinales T6-T9 melalui
plexus coeliacus dan mendistribusikan melalui anyaman saraf di
sekitar a. Gastrica dan a. Gastroomentalis. Usus halusKelanjutan
dari gaster adalah usus halus, yang panjangnya sekitar 6-8 meter.
Usus halus dibagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum, jejunum,
ileum. Intestinum terletak intraperitoneal dan berkelok-kelok.
Jejunum mengisi rongga perut kiri atas sedangkan ileum mengisi
rongga perut kanan bawah. Proyeksi muara ileum pada coecum pada
dinding abdomen disebut titik mc. Burney yang dapat ditentukan
dengan titik potong tepi lateral m . rectus abdominis kanan dengan
garis monro yang menghubungkan SIAS dengan umbilicus. Lapisan
dinding instestinum tenuae terdiri atas tunica mucosa, submucosa,
muscularis dan serosa. Tunica mucosa berlipat-lipat sehingga
permukaan usus menjadi lebih luas, lipatan tersebut disbut juga
plicae circularis kerkringi.6Duodenum berbentuk tapal kuda,
berjalan dari pylorus ke arah belakang dengan panjang 25-28 cm.
Pars superior duodeniTerletak pada bidang transpyloric. Pars
superior duodeni dimulai dari pylorus menuju ke belakang dan
berakhir pada flexura duodenalis superior. Bagian cranial
berbatasan dengan foramen epiploicum Winslowi, bagian caudal
berbatasan dengan caput pancreas, collum pancreas, a.v. mesenterica
superior. Sedangkan bagian ventral berbatasan dengan lobus
quadratus hepatis dan vesica fellea serta di bagian dorsal
berbatasan dengan ductus choledochus, v. Porta, a.
Gastroduodenalis, v. Cava inferior dan caput pancreas.Pars
descendens duodeniPars descendens duodeni terletak setinggi
vertebra L2. Di bagian ventral berbatasan dengan lobus dexter
hepatis, colon transversum dan sebagian jejunum, bagian dorsal
dengan ren dexter dan ureter dexter, medial dengan caput pancreas
dan lateral dengan flexura coli dextra.Pars inferior duodeniPars
inferior duodeni terletak setinggi L3. Di bagian ventral berbatasan
dengan jejunum, a.v. mesenterica superior, bagian dorsal dengan m.
Psoas, v. Cava inferior dan aorta abdominalis, cranial dengan caput
pancreas dan caudal dengan jejunum.Pars ascendens duodeniPars
ascendens duodeni terletak setinggi L2, kurang lebih 2.5 cm sebelah
kiri bidang tengah. Setelah sampai di belakang lambung, pars
ascendens duodeni membelok ke bawah disebut flexura
duodenojejunalis. Pada flexura duodenojejunalis terdapat jaringan
ikat yang menghubungkan lengkung tersebut dengan oesephagus yaitu
lig. Treitz. Di bagian ventral berbatasan dengan jejunum dan radix
mesenterii, bagian dorsal dengan m. Psoas kiri dan aorta
abdominalis, bagian dextra dengan pancreas dan columna vertebralis
dan sinistra dengan jejunum.Duodenum diperdarahi oleh a.
Gastroduodenalis, a. Pancreaticoduodenalis superior dan inferior.
a. Gastroduodenalis merupakan cabang a. Hepatica communis yang akan
memperdarahi dinding posterior duodenum. a. Pancreaticoduodenalis
superior berjalan diantara pasrs descendens duodeni dengan caput
pancreas, merupakan cabang dari a. Gastroduodenalis dan akan
beranstomosa dengan a. Pancreaticoduodenalis inferior. Pembuluh
balik duodenum, darah dari v. Pancreaticoduodenalis superior
dialirkan ke v. Porta, sedangkan darah dari Pancreaticoduodenalis
inferior dialirkan ke v. Mesenterica superior ke v. Porta.
Jejunum dan IleumJejunum mengisi rongga perut kiri atas
sedangkan ileum mengisi rongga perut kanan bawah. Besarnya
penampang dari jejunum ke arah ileum makin mengecil. Diperdarahi
oleh aa. Jejunales et ilei yang berjumlah 15-18 buah, merupakan
cabang dari a. Mesenterica superior dan saling beranastomosis dan
memberikan cabang-cabang lurus (vasa rectae) dan cabang lengkung
(arcade). Pada jejunum, arcade setingkat dan vasa recta panjang
sedangkan ileum, arcadenya bertingkat dan vasa recta pendek.
Pembuluh baliknya melalui vv. Jejunales et ilei, darah dari jejunum
dan ileum dialirkan ke dalam v. Mesenterica superior. V.
Mesenterica superior terletak di depan a. Mesenterica superior di
dalam radix mesenterii dan berakhir di belakang columna pancreatis,
bersama-sama v. Lienalis masuk ke dalam v. Porta. Usus
besarMerupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus
halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U
terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu colon ascenden,
colon Transversum, dan colon desenden. Fungsi colon adalah:
Menyerap air selama proses pencernaan Tempat dihasilkannya vitamin
K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri
usus, misalnya E.coli Membentuk massa feses Mendorong sisa makanan
hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari
tubuh defekasi.2 Rectum dan AnusMerupakan lubang tempat pembuangan
feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung
terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap
dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan
anus.
HeparHepar ialah kelenjar terbesar di dalam tubuh terletak pada
bagian teratas dalam rongga abdomen di sebelah kanan bawah
diafragma. Hati secara luas dilindungi oleh os costae. Hati terbagi
dalam dua lobus, yaitu lobus kanan (lobus dextra hepatic) dan lobus
kiri. (lobus sinistra hepatic). Permukaan atas berbentuk cembung
dan terletak di bawah diafragma, permukaan bawah tidak rata dan
memperlihatkan lekukan, fisura transversus. Permukaannya dilintasi
oleh berbagai pembuluh darah yang masuk keluar hati. Fisura
longitudinal memisahkan belahan kanan dan kiri di permukaan bawah,
sedangkan ligamen falsiformis membagi pada permukaan atas
hati.1Hati terbagi lagi dalam empat lobus yaitu dekstra, sinistara,
caudatus, dan quadratus. Setiap lobus terdiri atas lobulus. Lobulus
berbentuk polyhedral (segibanyak) dan terdiri atas sel hati
berbentuk kubus, dan cabang-cabang pembuluh darah diikat bersama
oleh jaringan hati. Hati mempunyai dua jenis persediaan darah,
yaitu yang datang melalui arteri hepatica dan yang melalui vena
porta. Terdapat empat pembuluh darah utama yang menjelajahi seluruh
hati yaitu:1. arteri hepatica2. vena porta3. vena hepatica 4.
saluran empeduArteri Hepatika., yang keluar dari aorta dan
memberikan seperlima darahnya kepada hati. Vena Porta terbentuk
dari vena lienalis dan vena mesenterika superior, mengantarkan
sepertlima darahnya ke hati, darah ini mempunyaoi kejenuhan oksigen
75% sebab beberapa O2 telah diambil oleh limpa dan usus. Darah vena
porta membawa kepada hati zat makanan yang telah diabsorbsi oleh
mukosa usus halus.Vena hepatica mengembalikan darah dari hati ke
vena kava inferior. Di dalam vena hepatica terdapat katup. Saluran
empedu terbentuk dari pernyatuan kapiler-kapiler empedu yang
mengumpulkan empedu dari sel hati.Hati menghasilkan sekitar
sepertiga sampai separuh cairan limfe dalam porta hepatic. Pembuluh
limfe meninggalkan hati dan masuk ke sejumlah kelenjar limfe dalam
Porta hepatis. Pembuluh eferen berjalan ke nodi lymphatici
coeliaca. Beberapa pembuluh berjalan ke nodi lymphatici coeliaca.
Beberapa pembuluh berjalan dari area nuda hati melalui diafragma
menuju ke nodi lymphatici mediastinalis posterior.Saraf yang
mempersarafi hati berasal dari parasimpatis yang melewati plexus
coeliacus. Trunctus vagus anterioir mempercabangkan banyak rami
hepatis yang berjalan langsung ke hati.1-3
Mikroskopis
Sumber: Sherwood L. Human physiology: from cells to systems. 7th
Ed. USA: Brooks/Cole; 2010.p.470.Gambar 3. Permukaan dinding
saluran pencernaanPada umumnya saluran cerna manusia tersusun oleh
4 lapisan utama yaitu, mukosa, submukosa, muskularis externa, dan
serosa. Mukosa tersusun oleh epitel selapis, sebuah lamina propria
jaringan ikat yang kaya akan pembuluh darah, pembuluh limfe, sel
otot polos, kadang juga mengandung kelenjar dan jaringan limfoid.
Muskularis mukosa terdiri atas lapisan sirkular dalam yang tipis
dan lapisan longitudinal luar dari otot polos, yang memisahkan
mukosa dari submukosa. Submukosa terdiri atas jaringan ikat padat
dengan banyak pembuluh darah, pembuluh limfe, pleksus saraf
submukosa (pleksus Meissner). Lapisan muskularis mengandung sel-sel
otot polos yang tersusun spiral dan dibagi dalam dua lapisan lagi,
sesuai arah utama jalannya otot. Di lapisan dalam (dekat lumen),
susunan sel umumnya melingkar. Di lapisan luar, sebagian besar
susunannya memanjang. Muskularis mengandung pleksus saraf
mienterikus (Auerbach), terletak antara kedua lapisan otot dan
pembuluh darah serta limfe dalam jaringan ikat di antara lapisan
otot. Serosa adalah lapisan tipis jaringan ikat longgar, yang kaya
akan pembuluh darah, pembuluh limfe, dan jaringan lemak, serta
epitel berlapis gepeng sebagai epitel pelapis. Fungsi utama epitel
selapis saluran cerna adalah sebagai sawar yang secara selektif
bersifat permeabel di antara isi saluran cerna dan jaringan tubuh,
untuk memudahkan transpor dan pencernaan makanan, membantu absorpsi
produk pencernaan, dan menghasilkan hormon yang pengaruhi aktivitas
sistem pencernaan. Sel lapisan ini menghasilkan mukus sebagai
pelumas dan pelindung. Banyaknya nodul limfoid dalam lamina propria
dan submukosa melindungi organisme dari serangan bakteri. Lamina
propria yang terdapat tepat dibawah epitel, adalah zona yang kaya
akan makrofag dan sel-sel limfoid, dan beberapa diantaranya secara
aktif menghasilkan antibodi. Antibodi ini terutama berupa
imunoglobin A (Ig A) dan tergabung dengan suatu protein sekresi
yang dihasilkan oleh sel epitel selapis usus dan disekresikan ke
dalam lumen usus. Kompleks antibodi tersebut melindungi usus dari
serangan virus dan bakteri.7Rongga mulut dilapisi oleh epitel
brlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa lapisan
tanduk. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut terhadap kerusakan
selama mengunyah dan hanya terdapat di gingiva dan palatum durum.
Lamina propria daerah ini memiliki sejumlah papila dan langsung
melekat pada jaringan tulang. Lamina propria memiliki papila, mirip
dermis kulit, dan menyatu dengan submukosa yang mengandung kelenjar
liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut
yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit dapat dilihat.
Pallatum molle mengandung otot rangka, sejumlah besar kelenjar
mukosa dan nodul limfoid dalam lapisan submukosanya.1 Lidah terdiri
atas anyaman berkas otot rangka yang terorientasi horizontal,
vertikel, longitudinal, dan saling tegak lurus. Susunan ini
menjamin gerak yang luas pada daerah anterior lidah yang penting
untuk pengunyahan, pembentukan suara, dan menelan. Permukaan dorsal
lidah memiliki epitel yang relatif tebal dan melekat erat pada
lapisan jaringan ikat padat dibawahnya. Dua pertiga bagian anterior
dan sepertiga bagian posterior dipisahkan oleh suatu alur dangkal
berbentuk V, disebut sulkus terminalis. Bagian anterior sulkus
teminalis, dorsal dari lidah dilapisi oleh suatu tonjolan kecil,
yang disebut papila lingualis. Papila lingualis dibagi atas papila
filiformis, fungiformis, sirkumvalata, dan papila foliata. Papila
filiformis 2 Usus halus adalah tempat akhir berlangsungnya
pencernaan, absorbsi nutrien, dan sekresi endokrin. Peristiwa
pencernaan dituntaskan di usus halus, tempat nutrien akan
diabsorpsi oleh sel epitel pelapis. Usus halus terdiri atas tiga
segmen, yaitu duodenum, yeyunum, dan illeum. Permukaan usus halus
memperlihatkan suatu lipatan-lipatan permanen, yaitu plika
sirkularis Kerkringi, yang terdiri atas mukosa dan submukosa,
dengan bentuk semilunar, sirkular, atau spiral. Plika ini
berkembang di yeyunum dan karenanya menjadi ciri khas yeyunum.
Plika tersebut bukanlah ciri khas bagi duodenum atau ileum,
meskipun struktur ini berada di kedua tempat tersebut. Vili
intestinal merupakan penonjolan atau pertumbuhan mukosa sepanjang
0,5-1,5 mm ke dalam lumen usus halus. Di duodenum, vili ini
berbentuk daun, dan berangsur berubah bentuk menyerupai jari saat
tiba di ileum. Diantara vili ini terdapat muara kecil dari kelenjar
tubuler simpleks yang disebut kelenjar intestinal (Lieberkuhn).
Epitel vili menyatu dengan epitel kelenjar. Kelenjar intestinal
mengandung sel induk, sedikit sel absorptif, sel goblet, sel
Paneth, dan sel enteroendokrin. Sel absorptif adalah sel silindris
tinggi, masing-masing dengan inti lonjong dibagian basal sel. Di
apeks sel terdapat lapisan homogen yang disebut brush border.
Dengan mikroskop elektron, brush border terlihat sebagai lapisan
mikrovili padat. Mikrovili mempunyai fungsi fisiologis penting
dalam memperluas daerah kontak antara permukaan usus dengan
nutrien. Adanya plika, vili, dan mikrovili sangat menambah luas
permukaan usus, ciri penting suatu organ tempat berlangsungnya
absorpsi yang intensif. Fungsi yang lain yang penting dari sel
silindris intestinal adalah penyerapan molekul nutrien yang
dihasilkan proses pencernaan. Disakaridase dan peptidase yang
disekresi sel absortif dan terikat pada brush border,
menghidrolisis disakarida dan dipeptida menjadi monosakarida dan
asam amino yang mudah diserap melalui transpor aktif sekunder.
Pencernaan lipid terutama terjadi sebagai akibat kerja lipase
pankreas dan empedu. Pada manusia, kebanyakan absorpsi lipid
terjadi di duodenum dan yeyunum bagian atas.7,8Sel-sel goblet
tersebar diantara sel absorptif. Sel ini tidak banyak terdapat di
duodenum dan jumlahnya bertambah ke arah ileum. Sel ini
menghasilkan suatu glikoprotein asam dari jenis musin yang
terhidrasi dan membentuk ikatan silang untuk membentuk mukus,
dengan fungsi utama melindungi dan melumasi lapisan usus. Sel
paneth dibagian basal kelenjar intestinal dalah sel eksokrin dengan
granul sekresi di sitoplasma apikal. Lisozim, enzim yang mencerna
dinding sel beberapa bakteri, yang terdapat di dalam granul sekresi
eosinofilik berukuran besar di sel ini. Lisozim memiliki aktivitas
antibakteri dan dapat berperan dalam mengendalikan flora usus. Sel
endokrin usus bila dirangsang akan membebaskan granul sekresinya
melalui eksositosis, dan hormonnya kemudian menghasilkan efek
parakrin (lokal) atau efek endokrin (darah). Sel-sel
pensekresi-polipeptida di saluran cerna dibagi dua kelompok : tipe
terbuka dan tipe tertutup. Tipe terbuka ditandai oleh apeks sel
yang memiliki mikrovili dan berkontak dengan lumen organ ini. Tipe
tertutup ditandai oleh apeks sel yang ditutupi sel epitel lain. Di
usus halus sel endokrin tipe terbuka, lebih gepeng dari sel-sel
absorptif di dekatnya, dengan mikrovili yang tidak teratur di
permukaan apeksnya dan granul sekresi kecil didalam
sitoplasmanya.7,8Lamina propria usus halus terdiri atas jaringan
ikat longgar dengan pembuluh darah, pembuluh limfe, serabut saraf,
dan sel otot polos. Lamina propria menembus pusat vili usus, yang
membawa serta pembuluh darah dan limfe, saraf, jaringan ikat, dan
sel otot polos. Sel otot polos menimbulkan pergerakan ritmik di
vili, yang penting untuk proses penyerapan. Muskularis mukosa tidak
memperlihatkan sesuatu yang istimewa pada organ ini. Lapisan
submukosa mengandung kelompok kelenjar tubular bergelung yang
bermuara ke dalam kelenjar intestinal. Inilah kelenjar duodenum
(brunner). Sel-selnya berasal dari jenis sel mukosa. Produk
sekresinya bersifat sangat basa. Produk tersebut berfungsi
melindungi membran mukosa duodenum terhadap efek asam dari getah
lambung dan memberikan isi usus pH yang optimal untuk kerja enzim
pankreas. Lamina propria dan submukosa usus halus mengandung
agregat nodul limfoid yang dikenal sebagai plaque peyeri, komponen
penting dari GALT. Bila dilihat dari permukaan lumen, setiap plaque
peyeri tampak sebagai daerah mirip kubah dan tak mengandung villi.
Pembuluh darah yang memberi makan usus dan memindahkan produk
pencernaan yang diserap, menembus lapisan muskularis dan membentuk
pleksus besar di dalam submukosa. Dari submukosa, cabang-cabangnya
meluas melalui muskularis mukosa dan lamina propria dan memasuki
villi. Setiap vilus menerima, sesuai ukurannya, satu atau lebih
cabang pembuluh yang membentuk jalinan kapiler tepat dibawah
epitelnya. Pada ujung vilus, muncul satu atau lebih venula dari
kapiler ini dan berjalan dalam arah berlawanan, sampai bertemu vena
pleksus submukosa. Pembuluh limfe usus berawal sebagai saluran
buntu di pusat vilus. Kapiler ini sulit ditemukan karena dindingnya
rapat satu sama lain sehingga tampak seperti kolaps walaupun
ukurannya lebih besar dari kapiler darah. Proses lain yang penting
untuk fungsi usus adalah pergerakan ritmik dari vili. Gerakan ini
timbul akibat kontraksi sel-sel otot polos yang berjalan vertikal
dari muskularis mukosa dan ujung vili. Kontraksi ini berlangsung
beberapa kali per menit dan menimbulkan aktivitas pemompaan pada
vili yang mendorong cairan limfe ke pembuluh limfe mesenterium.
Persarafan usus dibentuk oleh komponen intrinsik dan komponen
ekstrinsik. Komponen intrinsik terdiri atas kelompok neuron yang
membentuk pleksus saraf mienterikus diantara lapisan muskularis
sirkular dalam dan lapisan muskularis longitudinal luar, dan
pleksus submukosa. Pleksus ini mengandung sejumlah neuron sensorik
yang menerima informasi dari ujung saraf di dekat lapisan epitel
dan di lapisan otot polos sehubungan dengan komposisi isi usus dan
derajat peregangan dinding usus.7,8Mekanisme dan Fungsi Sistem
PencernaanTerdapat empat proses pencernaan dasar, yaitu motilitas,
sekresi, pencernaan dan penyerapan.9 MotilitasMotilitas merujuk
pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran
pencernaan. Seperti otot polos vaskuler, otot polos di dinding
saluran pencernaan terus-menerus berkontraksi dengan kekuatan
rendah yang dikenal dengan sebutan tonus. Tonus penting untuk
mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap serta
untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen
setelah mengalami distensi ( peregangan).Tehadap aktivitasi tonik
yang terus menerus tersebut, terjadi dua jenis dasar motilitas
penecernaan ; gerakkan propulsif (mendorong) dan gerakkan
mencampur. Gerakkan propulsif mendorong atau memajukan isi saluran
pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda, denga laju
propulsi bergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap
region saluran pencernaan; yaitu, makanan bergerak maju dalam suati
segmen dengan kecepatan yang cukup bagi segmen tersebut. Sebagai
contoh; makanan melalui eosophagus berlangsung secara cepat karana
struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewatnya makanan, dari
mulut sampai ke lambung. Sebagai perbandingan, di usus halus,
tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan, makanan
bergerak dangata lambat, sehingga tersedia cukup waktu untuk
penguraian dan penyerapan makanan.Gerakkan mencampur mempunyai
fungsi ganda. Pertama, dengan mencampur makanan dengan getah
pencernaan, gerakkan tersebut membantu pencernaan makanan. Kedua,
gerakkan tersebut mempermudah penyerapan dengan memajankan semua
bagian isi usus ke permukaan penyerapan saluran pencernaan.
SekresiSejumlah getah pencernaan disekresikan ke dalam lumen
saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin yang terletak di
sepanjang rute, masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya
sendiri. Setiap sekresu pencernaan terdiri dari air, elektrolit,
dan konstituen organic spesifik yang penting dalam proses
pencernaan, seperti enzim, garam empedu, atau muskus. Sel-sel
sekretorik mengekskrsikandariplasma sejumlah besar air dan
bahan-bahan mentah yang penting untuk menghasilkan produk
sekretorik mereka.Sekresi semua getah pencernaan memerlukan energi,
baik untuk transportasi aktif sebagai bahan mentah ke dalam sel (
sebagaian berdifusi secara pasif ) maupun untuk sintesis produk
sekretorik oleh reticulum endoplasma. Sel-sel eksokrin ini memiliki
banyak mitokondria untuk menunjang tingginya kebutuhan energy yang
diperlukan dalam proses sekresi. Sekresi tersebut dikeluarkan ke
dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf atau
hormone yang sesuai. Dalam keadaan normal, sekresi pencernaan
direabsorpsi dalam satu bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan
ke darah setelah produk sekresi tersebut ikut serta dalam proses
pencernaan. Kegagalan proses reabsorpsi ini ( misalnya akibat diare
atau muntah ) menyebabkan hilangnya cairan yang dipinjam dari
plasma tersebut.Cara umum sekresi kelenjar eksokrin, sel sel
kelenjar eksokrin mengekstraksi bahan-bahan mentah yang diperlukan
unutk membentuk produksekretorik mereka dari plasma bauik secara
aktif maupun pasif. Produk ini disalurkan ke dalam duktus, pada
kasus system pencernaan, yang mengarah ke lumen saluran pencernaan.
Sekresi sering mengalami modifikasi pada saat melewati duktus oleh
mekanisme transportasi aktif dan pasif di membrane seel-sel yang
melapisi duktis tersebut. PencernaanPencernaan memacu pada proses
penguraian makana dari yang strukturnya kompleks diubah menjadi
strktur yang paling sederhana yang paling kecil sehingga dapat
diserap oleh enzim-enzim yang diproduksikan didalam system
pencernaan. Manusia mengkonsumsi tiga kategori biokimiawi makanan
kaya energy ; karbohidrat, protein, dan lemak. Molekul-molekul
besar tersebut tidak dapat menembus membrane plasmautuh untuk
diserap dari lumen sluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.
Proses pencernaan menguraikan molekul0molekul makanan besar
inimenjadi molekul nutrient yang lebih kecil yang dapat
diserap.Bentuk karbohidrat paling sederhana adalah gula sederhana
atau monosakarida misalnya glukosa, fruktosa, dan galaktosa, yang
dalam keadaan normal jumlahnya sangat sedikit dalam makanan.
Sebagian besar karbohidrat yang dimakan adalah s]dalam bentuk
polisakarida, yang terdiri dari rantai-rantai molekul glukosa yang
saling berhubungan. Polisakarida yang paling banyak dikonsumsi oleh
manusia adalah tepung kanji ( starch ) yang berasal dari makanan
nabati. Selain itu, daging mengadung glikogen, bentuk simpanan
glukosa di dalam otot. Selulosa, polisakarida makanan lain yang
ditemukan pada dinding tumbuhan, tidak dapat dicerna menjadi
konstituen-konstituen monosakaridanya oleh getah pencernaan yang
disekresi oleh manusia; dengan demikian,bahan ini membentuk serat
yang tidak tercerna atau bulk dalam makanan kita.Kategori kedua
makanan adalah protein, yang terdiri dari berbagai kombinasi asam
amino yang disatukan oleh ikatan peptide. Melalui proses
pencernaan, protein diuraikan terutama menjadi konstituenmereka,
yaitu asam amino serta beberapa polipeptida kecil, keduanya
merupakan satuan protein yang dapat diserap.Lemak merupakan
kategori ketiga makana. Sebagai besar lemak dalam makanan berada
dalam bentuk trigilserida, yaitu lemak netral, yang masing-masing
terdiri dari kombinasi gliserol denga tiga molekul asam lemak
melekay padanya. Selama pecernaan, dua molekul asam lemak
dipisahkan, meninggalkan sebuah monogliserol, satu molekul gliserol
dengan satu molekul asam lemahmelekat padanya. Dengan demikia,
produk akhir pencernaan lemak adalah monogliserida dan asam lemak,
yang merupakan suatu lemak yang dapat diserap. Pencernaan dilakukan
melalui proses hidrolisis ( penguraian oleh air ) enzimatik. Dengan
menambahkan H2O ditempat ikatan, enzim dalam sekresi pencernaan
memutuskan ikatan ikatan yang menyatukan subunit-subunit molekuler
kecil di dalam molekul nutrient, sehingga molekul-molekul kecil
tersebut menjadi bebas.
PenyerapanPencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan
terjadi di usus halus. Melalui proses penyerapan ( absorpsi ),
satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihalsikan dari proses
pencernaan tersebut, bersamaan dengan air, elektrolit, dan vitamin,
dipindahkan dari lumen saluran pencernaan kedalam darah atau limfe
yang pada kahirnya akan masuk dalam system peredaran darah.Disetiap
perjalanannya dan pada organ yang berbeda, makanan mengalami
perlakuan yang berbeda dari proses motilitas, sekresi, digesti, dan
absorbsi. Pada organ-organ tertentu, makanan tidak mengalami proses
pencernaan, hanya di bagian tertentu yang terdapat getah
pencernaan.91. Mulut Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah,
dan kelenjar air liur (saliva). Ada tiga macam gigi manusia, yaitu
gigi seri (insisor) yang berguna untuk memotong makanan, gigi
taring (caninus) untuk mengoyak makanan, dan gigi geraham (molar)
untuk mengunyah makanan. Terdapat pula tiga buah kelenjar saliva
pada mulut, yaitu kelenjar parotis, sublingualis, dan
submandibularis. Kelenjar saliva mengeluarkan air liur yang
mengandung enzim ptialin atau amilase, berguna untuk mengubah
amilum menjadi maltosa. Pencernaan yang dibantu oleh enzim disebut
pencernaan kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan
makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan
air liur. Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan bulat
yang disebut bolus. Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong
menuju faring. 2. Faring dan esofagus Setelah melalui rongga mulut,
makanan yang berbentuk bolus akan masuk kedalam tekak (faring).
Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian belakang rongga
mulut sampai ke permukaan kerongkongan (esophagus). Pada pangkal
faring terdapat katup pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis
berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan (laring) agar
makanan tidak masuk ke saluran pernapasan. Setelah melalui faring,
bolus menuju ke esophagus; suatu organ berbentuk tabung lurus,
berotot lurik, dan berdidnding tebal. Otot kerongkongan
berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas yang mendorong
bolus ke dalam lambung. Gerakan otot kerongkongan ini disebut
gerakan peristaltik. 3. LambungOtot lambung berkontraksi
mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara mekanis, dan mencampurnya
dengan getah lambung. Getah lambung mengandung HCl, enzim pepsin,
dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman yang masuk
berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Renin berfungsi
untuk menggumpalkan protein susu. Setelah melalui pencernaan
kimiawi di dalam lambung, bolus menjadi bahan kekuningan yang
disebut kimus (bubur usus). Kimus akan masuk sedikit demi sedikit
ke dalam usus halus. Selain pencernaan mekanik, pada lambung
terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang
dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung adalah
: Asam HCl ,Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin
berfungsi untuk mengubah protein menjadi peptone Lipase , memecah
lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan
sangat sedikit Renin , mengendapkan protein pada susu (kasein) dari
air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi Mukus , melindungi dinding
lambung dari kerusakan akibat asam HCl
Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi
akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim.
Gaster juga mensekresikan HCl yang memiliki banyak fungsi. Fungsi
HCI Lambung : Merangsang keluamya sekretin Mengaktifkan Pepsinogen
menjadi Pepsin untuk memecah protein Desinfektan Di duodenum,
merangsang keluarnya hormon Kolesistokinin yang berfungsi
merangsang empedu mengeluarkan getahnya.4. Usus halusUsus halus
memiliki tiga bagian yaitu, usus dua belas jari (duodenum), usus
tengah (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Suatu lubang pada
dinding duodenum menghubungkan usus 12 jari dengan saluran getah
pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan enzim tripsin,
amilase, dan lipase yang disalurkan menuju duodenum. Tripsin
berfungsi merombak protein menjadi asam amino. Amilase mengubah
amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam lemak
dan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam
kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu
berfungsi untuk menguraikan l lemak menjadi asam lemak dan
gliserol. Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum.
Pada bagian ini terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan
diserap. Zat-zat makanan setelah melalui jejunum menjadi bentuk
yang siap diserap. Penyerapan zat-zat makanan terjadi di ileum.
Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan mineral
setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh
darah dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan
vitamin yang larut dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus
akan dibawa oleh pembuluh getah bening dan akhirnya masuk ke dalam
pembuluh darah. Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah
disakaridase. Disakaridase berfungsi untuk menguraikan disakarida
menjadi monosakarida Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan
diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino
Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa
kimia yang dihasilkan ke usus halus Hormon CCK (Kolesistokinin)
Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus
halusEmpedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan
kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus
communis.Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang
berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk
saluran empedu umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran
empedu umum dan masuk ke dalam duodenum. Sebelum makan, garam-garam
empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu
yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu
serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung
empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam
duodenum dan bercampur dengan makanan. Empedu memiliki 2 fungsi
penting: membantu pencernaan dan penyerapan lemak, serta berperan
dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin
yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan
kolesterol. Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses
berikut: Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan
Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk
membantu menggerakkan isinya Bilirubin (pigmen utama dari empedu)
dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang
dihancurkan Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan
selanjutnya dibuang dari tubuh Berbagai protein yang berperan dalam
fungsi empedu dibuang di dalam empedu.Garam empedu kembali diserap
ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke
dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi
enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami
sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. dalam setiap sirkulasi,
sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar. Di colon,
bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. Beberapa
dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama
tinja.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas
adalah :a. Bikarbonat:: menetralkan suasana asam dari makanan yang
berasal dari lambungb. Enterokinase: mengaktifkan erepsinogen
menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.
Tripsin mengubah pepton menjadi asam aminoc. Amilase: mengubah
amilum menjadi disakaridad. Lipase: mencerna lemak menjadi asam
lemak dan gliserole. Tripsinogen: tripsin yang belum aktiff.
Kimotripsin: mengubah peptone menjadi asam aminog. Nuklease:
menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospath. Hormon
Insulin: menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar
normali. Hormon Glukagon : menaikkan kadar gula darah sampai
menjadi kadar normal5. Usus besarBahan makanan yang sudah melalui
usus halus akhirnya masuk ke dalam usus besar. Usus besar terdiri
atas usus buntu (appendiks), bagian yang menaik (ascending colon),
bagian yang mendatar (transverse colon), bagian yang menurun
(descending colon), dan berakhir pada anus. Bahan makanan yang
sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan sisa. Sisa
tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang
tidak dpat tercerna, misalnya selulosa. Usus besar berfungsi
mengatur kadar air pada sisa makanan. Bil kadar iar pada sisa
makanan terlalu banyak, maka dinding usus besar akan menyerap
kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan kekurangan
air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya
ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali
mikroorganisme yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan
tersebut. Sisa makanan yang tidak terpakai oleh tubuh beserta
gas-gas yang berbau disebut tinja (feses) dan dikeluarkan melalui
anus.
Pengaturan Fungsi PencernaanFaktor-faktor yang berperan dalam
pengaturan fungsi pencernaan:91. Fungsi otonom otot polosJenis
aktivitas listrik yang spontan menimbulkan potensial gelombang
lambat yang disebut irama listrik dasar (Basic Electrical Rhythm/
BER) saluran pencernaan (pacesetter potential). Gelombang bersifat
ritmik, berfluktuasi seperti gelombang potensial membran mendekati
dan menjauhi ambang.Bila titik awal dekat ambang, maka depolarisasi
puncak gelombang lambat akan mencapai ambang dan menimbulkan
frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil meningkat. Bila
titik awal jauh dari ambang, depolarisasi tidak mencapai ambang,
maka frekuensi potensial aksi dan aktivitas kontraktil akan
menurun.2. Pleksus saraf intrinsikPleksus saraf adalah jaringan
sel-sel saraf yang saling berhubungan dan merupakan sistem saraf
enterik. Pleksus-pleksus ini terdapat di seluruh saluran
pencernaan, dari oesophagus sampai anus. Motilitas, sekresi,
pencernaan dan hormon pencernaan dipengaruhi langsung oleh pleksus
saraf intrinsik. Pada saluran pencernaan terdapat dua pleksus saraf
intrinsik, yaitu:a. Pleksus mienterikus (auerbach), terletak di
antara lapisan otot polos longitudinal dan sirkulerb. Pleksus
submukosa (Meissner), terletak di lapisan submukosa3. Saraf
ekstrinsikSaraf ekstrinsik adalah saraf yang berasal dari luar
saluran pencernaan dan mempersarafi berbagai organ pencernaan dan
dikoordinasi oleh saraf otonom.a. Saraf simpatis : menghambat/
memperlambat kontraksi dan sekresi saluran pencernaanb. Saraf
parasimpatis : melalui saraf vagus cenderung meningkatkan motilitas
otot polos dan mendorong sekresi enzim dan hormon pencernaan4.
Hormon saluran pencernaanHormon pencernaan diangkut oleh darah ke
bagian lain saluran pencernaan tempat hormon bekerja (eksitatorik
atau inhibitorik) pada sel otot polos atau kelenjar eksokrin.
Proses Penyerapan KarbohidratKarbohidrat makanan dicerna di usus
halus untuk diserap terutama dalam bentuk disakarida maltose
(produk pencernaan polisakarida), sukrosa, dan laktosa.
Disakaridase yang terletak di membrane brush border sel epitel usus
meneruskan penguraiandisakarida menjadi unit-unit
monosakarida.Bahan makanan karbohidrat atau polisakarida yang kita
makan, seperti tepung atau glikogen, akan terlebih dahulu dipecah
oleh enzim amylase atau ptyalin yang terdapat di dalam mulut.
Polisakarida ini akan menjadi disakarida, yaitu laktosa, maltose,
dan sukrosa. Glukosa dan galaktosa diserap oleh transport aktif
sekunder. Pembawa kotranspor di membrane lumen akan memindahkan
monosakarida dan Na+ dari lumen ke dalam sel usus. Glukosa atau
galaktosa setelah dipekatkan di sel oleh pembawa kotranspor,
meninggalkan sel menuruni gradient konsentrasi melalui pembawa
pasif di membrane basolateral untuk masuk ke darah di dalam vilus.
Sementara itu, monosakarida fruktosa diserap ke dalam tubuh dengan
menggunakan difusi terfasilitasi.Dinding usus halus terdiri atas
lapisan serosa, lapisan otot, lapisan sub mukosa dan lapisan
mukosa. Lapisan mukosa dan submukosa membentuk lipatan-lipatan
sirkuler, yang menonjol ke dalam lumen 3-10 mm. Lipatan tersebut
nyata pada duodenum dan jejunum, menghilang pada pertengahan ileum.
Pada lipatan-lipatan tersebut (vilus) terdapat mikrovili yang pada
mikroskop elektron tampak sebagai brush border. Enzim-enzim yang
terletak pada brush border menyelesaikan proses absorpsi.10-12 Di
sekeliling vilus terdapat beberapa sumur kecil (kripta lieberkuhn)
yang merupakan kelenjar-kelenjar usus yang menghasilkan sekret
mengandung enzim-enzim pencernaan (termasuk laktase). Sel-sel yang
tidak berdiferensiasi di dalam kripta berproliferasi cepat dan
bermigrasi ke ujung vilus dimana mereka menjadi sel-sel absortif.
Pada ujung vilus, sel-sel ini akan lepas ke dalam usus halus. Pada
permukaan membran mikrofili, laktosa dihidrolisis oleh enzim
laktase menjadi glukosa dan galaktosa, kemudian secara aktif
diserap dan diangkut melalui sel absorbtif selanjutnya dialirkan ke
vena porta.13Enzim laktase adalah enzim yang memecahkan laktosa
(disakarida) menjadi glukosa dan galaktosa (monosakarida) pada
brush border, sehingga proses absorbsi dapat berlangsung. Bila
laktosa tidak dihidrolisis masuk usus besar, dapat menimbulkan efek
osmotik yang menyebabkan penarikan air ke dalam lumen kolon.
Bakteri kolon juga meragikan laktosa yang menghasilkan asam laktat
dan asam lemak yang merangsang kolon, sehingga terjadilah
peningkatan pergerakan kolon. Diare disebabkan oleh peningkatan
jumlah molekul laktosa yang aktif secara osmotik yang tetap dalam
lumen usus menyebabkan volume isi usus meningkat. Kembung dan
flatulens disebabkan oleh produksi gas (CO2 dan H2) dari sisa
disakarida di dalam colon.12PenutupKarbohidrat merupakan makanan
yang sering kita konsumsi sehari-harinya. Pencernaan karbohidrat
memerlukan enzim-enzim sehingga karbohidrat bisa disimpan di dalam
tubuh, salah satu enzimnya adalah enzim lactase yang berfungsi
memecah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa. Apabila terjadi
defisiensi enzim tersebut tentunya akan berakibat buruk terhadap
proses penyerapan dari laktosa tersebut. Gangguan inilah yang
menyebabkan terjadi gejala-gejala intoleransi laktosa seperti yang
terjadi pada kasus di atas.Daftar Pustaka1. Winami WW, Kindangan K,
dan Inggriani Y. Buku ajar anatomi: Traktus Digestivus. Jakarta:
Bag. Anatomi Fakultas Kedokteran Ukrida; 2010.h.29-73.2. Sloane E.
Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta:Buku Kedokteran
EGC;2004.h.218-47.3. Basmajian JV, Slonecker CE. Grant Metode
Anatomi Jilid 1 edisi ke-11. Jakarta: Binarupa
aksara;1995.h.102-34.4. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa
kedokteran. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;
2006.h.207-50.5. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC; 2007.h.49-88.6. Graber MA, Toth PP, dan
Herting RL.Buku saku dokter keluarga ed 3.Jakarta: Buku Kedokteran
EGC;2006.h.197.7. Junquiera LC, Carneiro J. Basic histology : text
& atlas. 10th ed. United State : Mc Graw-Hill Companies, Inc ;
2003.8. Hartanto H, editor. Buku ajar histologi. Edisi ke-12.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC ; 2002.h.203-34.9. Sherwood
L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Jakarta:
EGC;2011.641-92.10. Guyton, Hall. Buku saku fisiologi kedokteran.
Edisi II. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2009.h.235-52.11.
Hamilton JR.Intoleransi Lactose: Gastroenterology Sistem in Behrman
RE & Vaughan VC (ed) Nelson Text Book of Pedriatic, 14th
edition. Philadelphia: WB Saunders Company USA;1992.h. 972-5.12.
Wilson L, Price SA. Intoleransi Laktosa dalam Patofisiologi Konsep
Klinis Prose-proses Penyakit 2nd Edisi 4.Jakarta : Buku Kedokteran
EGC;1995.h.384-98.13. Latief A, Wiharta AS. Intoleransi Laktosa
dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.Jakarta :Balai Penerbit;
1991.h.424-5,479.
1