Jenis-jenis Otot, Metabolisme, Mekanisme Kontraksi dan
Relaksasi, Struktur pada Otot PolosAndry Larsen
Manurung102014256/B5Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Krida
Wacana, Jakarta BaratJalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510Email:
[email protected]
AbstrakOtot sering dikenal sebagai daging tubuh dan tersusun
dari banyak dinding organ berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh.
Jaringan otot yang mencapai 40% sampai 50% berat tubuh, pada
umumnya tersusun dari sel-sel kontaktil yang disebut dengan serabut
otot. Nantinya, melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan
pergerakan dan melakukan pekerjaan. Berdasarkan struktur dan
fungsinya, otot diklasifikasikan atau digolongkan ke dalam tiga
golongan, yaitu: otot polos, otot rangka, dan otot jantung.
Terdapat tiga fungsi utama dari otot, yaitu: pergerakan, penopang
tubuh, dan produksi panas. Otot mengahasilkan gerakan pada tulang
tempat otot tersebut melekat, selain itu otot juga menopang rangka
dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi duduk
maupun berdiri.
AbstractMuscles often known as the "meat" of the body and is
composed of many walls of hollow organs and vessels of the body.
Muscle tissue reaches 40% to 50% by weight, are generally composed
of cells kontaktil called muscle fibers. Later, through
contraction, the muscle cells will produce movement and do the job.
Based on the structure and function, muscle classified or
categorized into three groups, namely: smooth muscle, skeletal
muscle, and cardiac muscle. There are three main functions of
muscles, namely: the movement, the support body, and heat
production. Result in muscle movement in the bone where the muscle
is attached, in addition to the muscle also sustain order and can
maintain the body when in a sitting or standing position.
PendahuluanSistem muskular (otot) terdiri dari sejumlah besar
otot yang bertanggung jawab atas gerakan tubuh.1Otot sering dikenal
sebagai daging tubuh dan tersusun dari banyak dinding organ
berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan otot yang mencapai
40% sampai 50% berat tubuh, pada umumnya tersusun dari sel-sel
kontaktil yang disebut dengan serabut otot. Nantinya, melalui
kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan pergerakan dan melakukan
pekerjaan.2Terdapat tiga fungsi utama dari otot, yaitu: pergerakan,
penopang tubuh, dan produksi panas. Otot mengahasilkan gerakan pada
tulang tempat otot tersebut melekat, selain itu otot juga menopang
rangka dan dapat mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi
duduk maupun berdiri. Kontraksi otot secara metabolis akan
menghasilkan panas yang dapat mempertahankan suhu normal tubuh.
Berdasarkan struktur dan fungsinya, otot diklasifikasikan atau
digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu: otot polos, otot rangka,
dan otot jantung.2
Rumusan masalahPerempuan usia 35 tahun mengeluh diare sekali
sehari disertai demam dan mual
HipotesisSeorang perempuan 35 tahun mengalami diare karena
gangguan kontraksi otot
Sasaran pembelajaran1. Mahasiswa mampu mengetahui metabolisme
otot polos2. Mahasiswa mampu mengetahui kontraksi dan relaksasi
otot polos3. Mahasiswa mampu mengetahui struktur polos4. Mahasiswa
mampu mengetahui jenis-jenis otot
PembahasanSistem Muskular (Otot)Sistem muskular (otot) terdiri
dari sejumlah besar otot yang bertanggung jawab atas gerakan
tubuh.1Otot sering dikenal sebagai daging tubuh dan tersusun dari
banyak dinding organ berongga dan pembuluh-pembuluh tubuh. Jaringan
otot yang mencapai 40% sampai 50% berat tubuh, pada umumnya
tersusun dari sel-sel kontaktil yang disebut dengan serabut otot.
Nantinya, melalui kontraksi, sel-sel otot akan menghasilkan
pergerakan dan melakukan pekerjaan.2Secara umum, otot memiliki
beberapa karakteristik, diantaranya: serabut mengandung banyak
miofibril yang tersusun dari miofilamen-miofilamen kontraktil,
nukleus sel-sel otot terbentuk dengan baik, sitoplasmanya disebut
sarkoplasma, membran selnya disebut sarkolema, retikulum endoplasma
halus disebut retikulm sarkoplasma, dan serabut otot dapat
membesar.2Fungsi Sistem MuskularTerdapat tiga fungsi utama dari
otot, yaitu: pergerakan, penopang tubuh, dan produksi panas. Otot
mengahasilkan gerakan pada tulang tempat otot tersebut melekat,
selain itu otot juga menopang rangka dan dapat mempertahankan tubuh
saat berada dalam posisi duduk maupun berdiri. Kontraksi otot
secara metabolis akan menghasilkan panas yang dapat mempertahankan
suhu normal tubuh.2
Ciri-Ciri OtotOtot merupakan alat gerak aktif karena
kemampuannya berkontraksi. Otot akan memendek jika sedang
berkontraksi dan memanjang jika berelaksasi. Kotraksi otot dapat
terjadi apabila otot sedang melakukan kegiatan, sedangkan relaksasi
otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa otot memiliki 4 ciri, yaitu: kontraktilitas,
eksitabilitas, ekstensibilitas, dan elastisitas.2Kontraktilitas
adalah saat dimana serabut otot berkontaksi dan menegang, dalam
kasus ini dapat melibatkan pemendekan otot atau juga tidak.
Pemendekan yang dihasilkan akan sangat terbatas karena kontraksi
pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat. Pada
eksitabilitas, serabut otot akan merespon dengan kuat jika
distimulasi oleh impuls saraf. Ekstensibilitas, serabut otot
memiliki kemampuan untuk meregang melebih panjang otot saat relaks.
Sementara, elastisitas, serabut otot dapat kembali ke ukurannya
semula setelah berkontraksi atau meregang.2
Jenis-Jenis OtotBerdasarkan struktur dan fungsinya, otot
diklasifikasikan atau digolongkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
otot polos, otot rangka, dan otot jantung.2Proses dasar kontraksi
pada ketiga jenis otot tersebut serupa, namun terdapat perbedaan
yang penting, perbedaan-perbedaan tersebut akan dibahas di bawah
ini.Otot PolosOtot polos adalah otot yang tidak berlurik dan
kerjanya involunter (tak sadar). Jenis otot ini dapat ditemukan
pada dinding organ berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta
pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan,
reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi dasar.2Otot polos
memiliki ciri-ciri: serabut ototnya berbentuk spindel dengan
panjang yang bervariasi, satu sel otot polos mengandung satu
nukleus yang terletak di tengah (sentral), bekerja secara tidak
sadar, kontraksinya kuat dan lamban, serta tidak mudah lelah.2Jenis
otot ini dapat berkontraksi tanpa adanya rangsangan saraf (meskipun
didberapa tempat di bawah pengendalian saraf otonimik / tak
sadar).3Secara fisiologi, otot polos sangat berbeda dengan otot
rangka. Kontraksinya lambat namun tahan lama, otot polos juga dapat
memendek sampai seperempat panjangya dan dapat membangkitkan
kekuatan.4
Gambar 1. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Polos3
Otot JantungSeperti namanya, otot jantung hanya ditemukan pada
jantung. Otot ini bergaris atau memiliki lurik seperti pada otot
lurik. Perbedaanya adalah bahwa serabutnya bercabang dan saling
bersambung satu sama lain. Otot jantung memiliki kemmapuan khusus
untuk mengadakan kontraksi otmatis dan ritmis tanpa tergantung pada
ada atau tidaknya rangsangan saraf.3Ciri lain dari otot jantung
adalah nukleusnya yang terletak di tengah dan panjangnya yang
berkisar antara 85 mikron sampai 10 mikon dan diameternya sekitar
15 mikron, serta bekerja secara tak sadar.2
Gambar 2. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Jantung3
Otot Lurik / Otot RangkaOtot lurik atau otot rangka merupakan
otot volunter (bekerja secara sadar). Otot rangka melekat pada
rangka tubuh dan bertanggung jawab untuk pergerakan. Satu serabut
panjangnya berkisar antara 10mm sampai 40mm. Jumlah nukleus banyak
dan dapat ditemukan di bawah sarkolema pada bagian perifer sel
(bagian tepi sel). Kontraksi otot rangka lebih cepat dan kuat namun
mudah lelah.2Lurik yang terdapat pada otot rangka disebabkan oleh
struktur protein yang membentuk otot. Protein ini disebut aktin dan
miosin. Nantinya, apabila otot berkontraksi, gambaran lurik akan
menyempit dan ini diperkirakan karena gerakan relatif satu protein
terhadap protein yang lainnya (teori pergeseran filamen sliding
filamen).1Otot lurik dikendalikan oleh otak yang sangat cepat
reaksinya terhadap berbagai jenis rangsangan seperti dingin, panas,
angin, arus listrik, dll. Tiap otot mempunyai dua atau lebih tendon
yang melekat di tuang. Tendon yang elekat di tulang yang tidak
bergerak disebut tendon origo, sementara tendon yang melekat di
tuang yang akan digerakan disebut tendon insertio.5
Gambar 3. Gambaran Mikroskopik Dari Otot Rangka3
Kontraksi Otot PolosKelompok sel otot polos biasanya tersusun
dalam lembaran-lembaran. Sel otot polos memiliki tiga jenis
filament :a. Filamen tebal myosin, yang lebih panjang daripada yang
ada di otot rangkab. Filamen tipis aktin, yang mengandung
tropomiosin, tetapi tidak mengandung troponinc. Filamen ukuran
sedang, yang tidak secara langsung ikut serta dalam kontraksi,
tetapi merupakan bagian rangka sitoskeleton yang menunjang bentuk
sel.Filamen otot polos tidak membentuk myofibril dan tidak tersusun
dalam pola sarkomer seperti di otot rangka. Karena itu, sel otot
polos tidak memperlihatkan pita atau lurik seperti otot rangka
sehingga otot ini debri istilah polos.6Otot polos tidak memiliki
lurik yang sama pengaturan aktin dan filamen myosin seperti yang
ditemukan di otot rangka. Sebaliknya, elektron teknik mikrografik
menyarankan organisasi fisik dipamerkan di Gambar 8-2. Gambar ini
menunjukkan sejumlah besar filamen aktin yang melekat pada badan
padatan. Beberapa badan ini melekat ke membran sel. Lainnya
tersebar di dalam sel. Beberapa membran badan padat sel yang
berdekatan terikat bersama-sama dengan antar protein jembatan. Hal
ini terutama melalui obligasi ini bahwa kekuatan kontraksi adalah
ditransmisikan dari satu sel ke yang berikutnya.7Diselingi antara
filamen aktin dalam serat otot adalah filamen myosin. Filamen
myosin memiliki diameter lebih dari dua kali diameter filamen
aktin. Di sebelah kanan pada Gambar 8-2 adalah struktur dari unit
kontraktil individual dalam sel otot polos, yang menunjukkan
sejumlah besar filamen aktin memancar dari dua badan padat; ujung
filamen ini tumpang tindih dengan filamen myosin yang terletak di
tengah-tengah antara badan padat. Unit kontraktil ini mirip dengan
unit kontraktil otot rangka, tetap tanpa keteraturan struktur otot
rangka; pada kenyataannya, badan padat otot polos melayani peran
yang sama seperti cakram Z pada otot rangka.7
Ada perbedaan lain: sebagian besar filamen myosin memiliki apa
yang disebut sidepolar cross-bridge diatur sedemikian rupa sehingga
jembatan di satu sisi engsel dalam satu arah dan orang-orang di
engsel sisi lain dalam arah yang berlawanan. Hal ini memungkinkan
myosi untuk enarik sebuah aktin filamen dalam satu arah pada satu
sisi sekaligus menarik filamen aktin lain di seberang arah di sisi
lain. Hal ini memungkinkan myosin untuk menarik filamen aktin dalam
satu arah pada pada satu sisi sekaligus menarik filamen aktin lain
di seberang arah di sisi lain. Nilai organisasi ini yang
memungkinkan sel-sel otot polos untuk kontraksi sebanyak 80 persen
dari panjangnya bukan dari yang terbatas kurang dari 30 persen,
seperti yang terjadi pada otot rangka.7
Perbandingan Kontraksi Otot Polos dan Otot RangkaMeskipun
sebagian besar otot rangka kontraksi dan relaksasi secara cepat,
kontraksi otot yang paling halus adalah kontraksi otot
berkepanjangan, terkadang berlangsung berjam-jam atau bahkan
berhari-hari. Oleh karena itu, diharapkan bahwa kedua karakteristik
fisika dan kimia otot polos dan otot rangka akan berbeda. Berikut
ini adalah beberapa perbedaan.7
Siklus Lambat Myosin Cross-Bridge.Siklus cepat myosin
cross-bridge pada otot polosyaitu, keterikatan mereka terhadap
aktin, kemudian lepas dari aktin, dan terikat kembali ke siklus
selanjutnyajauh, jauh lebih lambat dalam otot polos daripada otot
rangka; pada kenyataannya, frekuensi sesedikit 1/10 sampai 1/300
daripada otot rangka. Namun, sebagian kecil dari waktu yang
dibutuhkan cross-bridge untuk terikat pada filamen aktin, yang
merupakan faktor utama yang menentukan kekuatan kontraksi, diyakini
sangat meningkat di otot polos. Alasan yang mungkin untuk siklus
lambat bahwa kepala cross-bridge memiliki jauh lebih sedikit
aktivitas ATPase daripada di otot rangka, sehingga degradasi ATP
yang memberikan energi kepada gerakan kepala cross-bridge sangat
berkurang sesuai perlambatan laju siklus.7
Energi yang Diperlukan untuk Mempertahankan Kontraksi Otot
Halus. Hanya 1/10 sampai 1/300 sebanyak energi yang dibutuhkan
untuk mempertahankan ketegangan yang sama kontraksi pada otot polos
seperti pada otot rangka. Hal ini juga diyakini hasil dari lampiran
lambat dan bersepeda detasemen crossbridge dan karena hanya satu
molekul ATP diperlukan untuk setiap siklus, terlepas dari durasi.
Pemanfaatan energi yang jarang oleh otot polos ini sangat penting
untuk keseluruhan energi ekonomi tubuh karena organ-organ seperti
usus, kandung kemih, kandung empedu, dan viscera lainnya sering
mempertahankan kontraksi otot tonik hampir tanpa batas.7
Lambatnya Onset Kontraksi dan Relaksasi dari Total Jaringan Otot
Polos. Sebuah jaringan otot polos yang khas mulai berkontraksi 50
sampai 100 milidetik setelah bekerja, mencapai kontraksi penuh
sekitar 0,5 detik kemudian, dan kemudian menurun berlaku kontraktil
di 1 sampai 2 detik lainnya, memberikan total waktu kontraksi 1
sampai 3 detik. Ini adalah sekitar 30 kali lebih lama sebagai
kontraksi tunggal serat otot rangka rata-rata. Tapi karena ada
begitu banyak jenis otot polos, kontraksi beberapa jenis dapat
sesingkat 0,2 detik atau selama 30 detik. Lambatnya onset kontraksi
otot polos, serta kontraksi berkepanjangan, disebabkan oleh
lambatnya keterikatan dan pelepasan cross-bridge dengan filamen
aktin. Selain itu, inisiasi kontraksi dalam menanggapi ion kalsium
jauh lebih lambat dibandingkan otot rangka.7
Gaya Kontraksi Otot. Meskipun filamen myosin pada otot polos
realtif sedikit, dan meskipun waktu siklus lambat cross-bridge,
gaya maksimum kontraksi otot polos seringkali lebih besar
dibandingkan dengan otot rangkasama besarnya dengan 4 sampai 6
kg/cm2 luas penampang untuk otot polos, dibandingkan dengan 3
sampai 4 kilogram untuk otot rangka. Gaya besar kontraksi otot
polos ini dihasilkan dari periode keterikatan yang berkepanjangan
dari myosin crossbridge dengan filamen aktin.7
Mekanisme Latch untuk Mempertahankan Kontraksi Berkepanjangan
Otot Polos. Setelah otot polos telah mengembangkan penuh kontraksi,
jumlah terus eksitasi biasanya dapat dikurangi menjadi jauh lebih
kecil dari awal tingkat, namun otot mempertahankan kekuatan penuh
dari kontraksi. Selanjutnya, energi yang dikonsumsi untuk menjaga
kontraksi sering sangat kecil, kadang-kadang sesedikit 1/300 energi
yang dibutuhkan untuk sebanding berkelanjutan kontraksi otot
rangka. Ini disebut mekanisme latch . Pentingnya mekanisme latch
adalah bahwa hal itu dapat mempertahankan kontraksi tonik
berkepanjangan otot polos selama berjam-jam dengan menggunakan
sedikit energi. Sedikit terus sinyal rangsang diperlukan dari
serabut saraf atau sumber hormonal.7
Stress-Relaksasi Otot Polos. Karakteristik penting lainnya dari
otot polos, terutama jenis visceral unitary otot polos dari organ
berongga, adalah kemampuannya untuk kemabli ke hampir gaya asalnya
dari kontraksi beberapa detik atau beberapa enit setelah memanjang
atau memendek. Misalnya, tiba-tiba peningkatan volume cairan di
kandung kemih sehingga peregangan otot polos dalam dinding kandung
kemih, menyebabkan peningkatan besar langsung tekanan dalam kandung
kemih. Namun, selama 15 detik sampai beberapa menit dan seterusnya,
meskipun peregangan yang terus terjadi pada dinding kandung kemih,
tekanan kembali hampir persis kembali ke tingkat asli. Kemudian,
ketika volume tiba-tiba menurun, tekanan jatuh sangat rendah pada
awalnya tapi kemudian naik kembali dalam beberapa detik atau menit
atau dekat dengan tingkat asli. Fenomena ini disebut
stress-relaksasi dan stress-relaksasi reverse. Pentingnya ini
adalah bahwa, kecuali untuk jangka waktu yang singkat, semua itu
memungkinkan organ berongga untuk mempertahankan hampir sama jumlah
tekanan di dalam lumen meski jangka panjang, perubahan besar dalam
volume.7
JARINGAN OTOT POLOSOtot polos mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut:81. selnya pendek, berbentuk gelendong/kumparan, dengan
ukuran panjang 30 200 m dan diameter 5-10 m.2. setiap sel memiliki
satu nukleus pipih yang terletak di tengah3. Terdapat
organel-organel seperti mitokondria, retikulum endoplasma dan benda
golgi. 4. Terdapat jaringan ikat yang membungkus sel, berkas dan
kumpulan berkas (endomisium, perimisium dan epimisium)5.
Kontraksinya lambat dan diatur oleh saraf tak sadar (saraf simpatis
dan para simpatis dari saraf otonom).6. Terdapat aktin dan miosin,
yang merupakan unit fungsional untuk kontraksi otot.
Jaringan otot polos terletak di dalam dinding organ-organ dalam
yang berongga seperti saluran-saluran pencernaan, pernapasan,
ekskresi, dan reproduksi. Otot polos dapat tersebar di dalam
jaringan ikat tertentu seperti pada kelenjar prostat dan vesikulus
seminalis. Otot polos dapat berkelompok membentuk berkas otot
kecil, misalnya pada muskulus erektor pili di dalam kulit).8
Berikut ini adalah gambar otot polos.Otot polos longitudinalOtot
polos sirkuler
Metabolisme otot polosOtot polos mempunyai struktur molecular
yang serupa dengan struktur molecular otot lurik, tetapi
sarkomernya tidak segaris sehingga terbentuk gambaran lurik. Otot
polos mengandung molekul -aktinin dan tropomiosin sebagaimana
halnya otot skeletal. Otot polos tidak memiliki sistem troponin,
dan rantai ringan molekul miosin otot polos berbeda dengan rantai
ringan miosin otot lurik. Regulasi kontraksi otot polos dilakukan
berdasarkan miosin, berbeda dengan otot lurik yang pengaturan
kontraksinya berdasarkan aktin. Meskipun demikian, seperti halnya
otot lurik, kontraksi otot polos juga diatur oleh ion Ca2+.9
Fosforilasi rantai ringan-p miosin memulai kontraksi otot
polosJika miosin otot polos terikat pada F-aktin tanpa adanya
protein otot yang lain seperti tropomiosin, tidak terdapat
aktivitas ATPase yang bias terdeteksi. Tidak adanya aktivitas ini
cukup berbeda dengan situasi yang dijelaskan untuk miosin dan
F-aktin otot lurik yang memiliki aktivitas ATPase yang berlimpah.
Miosin otot polos mengandung sebuah rantai ringan (rantai ringan-p)
yang mencegah pengikatan kepala miosin pada F-aktin. Rantai
ringan-p harus difosforilasi dahulu sebelum memungkinkan F-aktin
mengaktifkan misoin ATPase. Kemudian aktivitas ATPase menyebabkan
hidrolisis ATP berlangsung sekitar sepuluh kali lipat lebih lambat
daripada aktivitas yang bersesuaian dalam otot skeletal. Fosfat
pada rantai ringan miosin dapat membentuk khelasi dengan ion Ca2+
yang terikat pada kompleks tropomiosin-TpC-aktin sehingga terjadi
peningkatan kecepatan pembentukan jembatan-silang antara kepala
miosin dan aktin. Fosforilasi ringan rantai-p memulai sikluas
kontraksi pelekatan-pelepasan pada otot polos.9
Enzim kinase rantai ringan miosin diaktifkan oleh
Kalmodulin-4Ca2+ dan kemudian melakukan fosforilasi rantai
ringan-pSarkoplasma otot polos mengandung enzim kinase rantai
ringan miosin yang bergantung kalsium. Aktivasi ion Ca2+ pada enzim
kinase rantai-ringan miosin memerlukan pengikatan kalmodulin-4Ca2+
pada subunit kinasenya. Enzim kinase rantai-ringan yang diaktifkan
oleh kalmodulin-4Ca2+ melakukan fosforilasi rantai ringan-p yang
kemudian akan berhenti menghambat interaksi miosin-F-aktin. Siklus
kontraksi kemudian dimulai.9
Relaksasi otot polos terjadi ketika konsentrasi ion Ca2+ turun
hingga di bawah 10-7 molarRelaksasi otot polos terjadi ketika :9 a.
Konsentrasi ion Ca2+ dalam sarkoplasma turun hingga di bawah 10-7
mol/L. Ion Ca2+ berdisosiasi dari kalmodulin yang selanjutnya akan
berdisosiasi dari enzim kinase rantai ringan miosinb. Dengan
menginaktifkan enzim kinase tersebutc. Tidak terdapat fosfat baru
yang terikat pada rantai ringan-p, dan enzim fosfatase protein
rantai-ringan yang terus-menerus aktif serta tidak bergantung
kalsium akan mengeluarkan gugus fosfat yang ada dari rantai
ringan-pd. Kemudian rantai ringan-p miosin yang sudah mengalami
defosforilasi menghambat pengikatan kepala miosin pada F-aktin dan
aktivitas ATPasee. Kepala miosin terlepas dari F-aktin dengan
adanya ATP tetapi kepala ini tidak dapat melekat kembali karena
keberadaan rantai ringan-p yang telah mengalami defosforilasi,
dengan demikian, relaksasi terjadi.
KesimpulanBerdasarkan pembahasan di atas diare bukan disebabkan
karena gangguan kontraksi otot.
Daftar Pustaka1.Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat.
Ed 10. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2002.2.Sloane E.
Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2004.3.Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk
paramedis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005.hal.15-7.4.Bloom,
Fawcett. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2002.hal. 236-7.5.Handoko P. Pengobatan Alternatif.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo; 2008.hal 118.6.Sherwood L.
Fisiologi Manusia. Edisi 8. Department of Physiology and
Pharmacology. School of Medicine West Virginia University; 2013.
Hal 312.7.Guyton, Arthur C. dan John E. Hall. Medical Physiology.
Philadelphia: Elsevier; 2006. hal. 92-98.Junqueira LC dan Carneiro
J. 1980. HISTOLOGI DASAR. Ed 3. Diterjemahkan oleh Adji Darma.
Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.