Administrasi Kesehatan dan Program PuskesmasYunita Verayanti
Siokh102012056, B3Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Krida WacanaJl. Arjuna Utara no. 6, Jakarta Barat, 11470Email :
[email protected] atau Pusat
Kesehatan Masyarakat adalah suatu organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,
merata, dapat diterima dan terjangkau oleh masyarakat, serta biaya
yang dapat dipikul oleh pemerintah dan masyarakat. Tujuan
pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional,
yakni meningkatkan kesadaran serta kemauan dan kemampuan hidup
sehat agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010. Upaya kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan menitikberatkan kepada pelayanan
untuk masyarakat luas bagi mencapai derajat kesehatan yang optimal,
tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan.1 Pelayanan di
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis kesehatan di bawah
supervisi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Secara umum, mereka harus
memberikan pelayanan preventif, promotif, kuratif sampai dengan
rehabilitatif baik melalui upaya kesehatan perorangan (UKP) atau
upaya kesehatan masyarakat (UKM). Puskesmas dapat memberikan
pelayanan rawat inap selain pelayanan rawat jalan. Hal ini
disepakati oleh puskesmas dan dinas kesehatan yang bersangkutan.
Dalam memberikan pelayanan di masyarakat, puskesmas biasanya
memiliki subunit pelayanan seperti puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, posyandu, pos kesehatan desa maupun pos bersalin desa
(polindes).1 Peran dan Fungsi PuskesmasPeran Puskesmas adalah
sebagai ujung tombak dalam mewujudkan kesehatan nasional secara
komprehensif, tidak sebatas aspek kuratif dan rehabilitatif saja
seperti di Rumah Sakit. Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional,
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama
mempunyai tiga fungsi sebagai berikut.1a. Pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatanMemiliki makna bahwa Puskesmas
harus mampu membantu menggerakkan (motivator, fasilitator) dan
turut serta memantau pembangunan yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan agar dalam pelaksanaannya mengacu, berorientasi serta
dilandasi oleh kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama.
Diharapkan setiap pembangunan yang dilaksanakan seyogyanya yang
mendatangkan dampak positif terhadap kesehatan.1B. Memberdayakan
masyarakat dan keluargaPemberdayaan masyarakat adalah segala upaya
fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari
instansi lintas sektoral maupun LSM( Lembaga Swadaya Masyarakat )
dan tokoh masyarakat.1Pemberdayaan keluarga adalah segala upaya
fasilitas yang bersifat non instruktif guna meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan keluarga agar mampu mengidentifikasi
masalah, merencanakan dan mengambil keputusan untuk melakukan
pemecahannya dengan benar tanpa atau dengan bantuan pihak lain.
Indikator fungsi pemberdayaan masyarakat.1 Tumbuh-kembang UKBM (
Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat ) Tumbuh dan berkembangnya LSM
di bidang kesehatan. Tumbuh dan berfungsinya BPKM ( Badan Peduli
Kesehatan Masyarakat ) atau BPP ( Badan Penyantun Puskesmas )C.
Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertamaUpaya pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang diselenggarakan Puskesmas bersifat
holistik, komprehensif / rnenyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat
pokok (basic health service), yang sangat dibutuhkan oleh sebagian
besar masyarakat serta. mempunyai nilai strategis untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan
tingkat pertama meliputi pelayanan kesehatan masyarakat dan
pelayanan medik. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama
ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory / out patient
service).1Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Puskesmas dapat
melakukan cara cara sebagai berikut : 1. Merangsang masyarakat
termasuk swasta untuk melakukan kegiatan dalam rangka menunjang
dirinya sendiri.2. Memberi petunjuk kepada masyarakat tentang
bagaimana menggali serta menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efisien.3. Memberi bantuan yang bersifat bimbingan
teknis materi dan rujukan medis maupun rujukan kesehatan kepada
masyarakat dengan ketentuan bantuan tersebut tidak menimbulkan
ketergantungan.4. Memberi pelayanan kesehatan langsung pada
masyarakat.5. Bekerja sama dengan sektor sektor yang bersangkutan
dalam melaksanakan program kerja Puskesmas. Azas Penyelenggaraan
Puskesmas Menurut Kepmenkes No 128 Tahun 2004Penyelenggaraan upaya
kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan
azas penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. azas penyelenggaraan
puskesmas yang di maksud adalah sebagai berikut.11. Azas
pertanggungjawaban wilayah1) Puskesmas bertanggung jawab
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya.2) Dilakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
3) Ditunjang dengan puskesmas pembantu, Bidan di desa, puskesmas
keliling2. Azas pemberdayaan masyarakata. Puskesmas
harusmemberdayakan perorangan, keluarga dan masyarakat agar
berperan aktif dalam menyelenggarakan setiap upaya Puskesmasb.
Potensi masyarakat perlu dihimpun3. Azas keterpaduanSetiap upaya
diselenggarakan secara terpadua. Keterpaduan lintas program1) UKS :
keterpaduan Promkes, Pengobatan, Kesehatan Gigi, Kespro, Remaja,
Kesehatan Jiwab. Keterpaduan lintassektoral 1) Upaya Perbaikan Gizi
: keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kades,
pertanian, pendidikan, agama, dunia usaha, koperasi, PKK2) Upaya
Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kades, pertanian, pendidikan, agama4. Azas rujukana. Rujukan
medis/upaya kesehatan perorangan1) rujukan kasus2) bahan
pemeriksaan 3) ilmu pengetahuanb. Rujukan upaya kesehatan
masyarakat1) rujukan sarana dan logistik 2) rujukan tenaga3)
rujukan operasionalPelayanan kesehatan PuskesmasPelayanan kesehatan
tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat mutlak perlu, yang
sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai
nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang
wajib menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu,
terjangkau, adil dan merata. Upaya pelayanan kesehatan secara
komprehensif yang diselenggarakan sebagai berikut.2 Pelayanan
kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta sebagian
besar diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya pelayanan
dalam dan luar gedung di wilayah kerja Puskesmas. Pelayanan medik
dasar yang lebih mengutamakan pelayanan, kuratif dan rehabilitatif
dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya
rawat jalan dan rujukanUpaya kesehatan puskesmasUntuk tercapainya
visi pembangunan kesehatan melalui puskesmas, yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat Menuju Indonesia Sehat, puskesmas bertanggung jawab
menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat, yang keduanya jika ditinjau dari sistem kesehatan
nasional merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama.1,2 Upaya
kesehatan tersebut dikelompokkan menjadi dua yakni:a) Upaya
Kesehatan Wajib Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta
yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia. Upaya kesehatan wajib tersebut adalah sbagai
berikut.1,21. Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) yaitu
bentuk pelayanan kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan tindakan
pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang dokter
secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh selama
anamnesis dan pemeriksaan2. Promosi Kesehatan yaitu program
pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk membantu
masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).3. Pelayanan KIA
dan KB yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di Puskesmas
yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia
Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta
pelayanan bayi dan balita.4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
menular dan tidak menular yaitu program pelayanan kesehatan
Puskesmas untuk mencegah dan mengendalikan penular penyakit
menular/infeksi (misalnya TB, DBD, Kusta).5. Kesehatan Lingkungan
yaitu program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi
dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta
masyarakat,6. Perbaikan Gizi Masyarakat yaitu program kegiatan
pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat di Puskesmas yang
meliputi peningkatan pendidikan gizi, penanggulangan Kurang Energi
Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan zat gizi lebih, Peningkatan
Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha Perbaikan Gizi
Keluarga/Masyarakat.b) Upaya Kesehatan Pengembangan Upaya kesehatan
pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan
permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas
yang telah ada, yakni sebagai berikut.1,2 Upaya Kesehatan Sekolah.
Upaya Kesehatan Olah Raga. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat .
Upaya Kesehatan Kerja. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut. Upaya
Kesehatan Jiwa. Upaya Kesehatan Mata. Upaya Kesehatan Usia Lanjut .
Upaya Pembinaan Pengobatan TradisionalPemilihan upaya kesehatan
pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas bersama Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari BPP. Upaya
kesehatan pengembangan dilakukan apabila upaya kesehatan wajib
puskesmas telah terlaksana secara optimal, dalam arti target
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan
upaya kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.2Tugas Dokter PuskesmasFIVE STAR
DOCTOR, menurut dr. Charles Boelen WHO, Swedia:1. Care Provider
Mampu menyediakan perawatanSelain memberikan perawatan individu
five stars doctor harus memperhitungkan total (fisik, mental,
sosial) kebutuhan pasien. Mereka harus memastikan bahwa berbagai
pengobatan-kuratif, preventif, rehabilitatif- akan dibagikan denga
cara yang saling melengkapi, terintegritas, dan berkesinambungan.
Dan mereka harus memastikan bahwa pengobatan adalah kualitas
tertinggi.32. Decision Maker Mampu menjadi penentu keputusanDalam
transparasi five star doctor akan mengambil keputusan yang dapat
dibenarkan dalam hal efikasi dan biaya. Dari semua cara yang
mungkin untuk mengobati kondisi kesehatan yang diberikan, salah
satu yang tampaknya paling sesuai dalam situasi tertentu harus
dipilih. Sebagai pengeluaran regards, sumber daya terbatas yang
tersedia untuk kesehatan harus dibagi secara adil untuk kepentingan
setiap individu dalam masyarakat.33. Communicator Mampu menjadi
komunikator yang baikLifestyle aspek seperti diet seimbang,
langkah-langkah keselamatan di tempat kerja, jenis kegiatan
rekreasi, menghormati lingkungan dan sebagainya semua memiliki
pengaruh yang menentukan kesehatan. Keterlibatan individu dalam
melindungi dan memulihkan kesehatannya itu sendiri, sangat penting
karena paparan resiko kesehatan sangat ditentukan oleh perilaku
seseorang. Para dokter juga harus seorang komunikator yang sangat
baik dalam rangka membujuk pasien, keluarga dan masyarakat yang
merupakan tanggung jawab dokter untuk mengadopsi gaya hidup sehat
dan menjadi mitra dalam upaya kesehatan.34. Community Leader Mampu
menjadi pemimpin dalam komunitas atau masyarakatKebutuhan dan
masalah seluruh masyarakat tidak boleh dilupakan. Dengan memahami
faktor-faktor penentu kesehatan yang melekat dalam lingkungan fisik
dan sosial dan dengan menghargai luasnya setiap masalah atau resiko
kesehatan, five stars doctor tidak akan hanya mengobati individu
yang mencari bantuan tetapi juga akan mengambil bunga positif dalam
kegiatan kesehatan masyarakat yang akan bermanfaat bagi sejumlah
besar orang.5. Manager Mampu dan bisa memiliki skill manajerial
yang baik untuk menjalankan fungsi-fungsi diatasUntuk melaksanakan
semua fungsi, maka penting untuk five stars doctor untuk memperoleh
keterampilan manajerial. Ini akan memungkinkan mereka untuk memulai
pertukaran informasi dalam rangka membuat keputusan yang lebih
baik, dan untuk bekerja dalam tim multidisiplin yang erat
hubungannya dengan mitra lain untuk kesehatan dan pembangunan
sosial, apakah ditakdirkan untuk individu atau untuk
masyarakat.3Sistem KesehatanSuatu sistem disebut sebagai suatu
wujud (entity), apabila bagian-bagian atau elemen-elemen yang
terhimpun dalam sistem tersebut membentuk suatu wujud yang
cirri-cirinya dapat didiskripsikan dengan jelas.4 Tergantung dari
sifat bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem, maka
sistem sebagai suatu wujud dapat dibedakan atas dua macam:a. Sistem
sebagai suatu wujud yang konkritPada bentuk ini, sifat dari
bagian-bagian atau elemen-elemen yang membentuk sistem adalah
konrit dalam arti dapat ditangkap oleh panca indera. Contohnya
adalah suatu mesin yang bagian-bagian atau elemen-elemennya adalah
berbagai unsur suku cadangan.4b. Sistem sebagai suatu wujud yang
abstrakPada bentuk ini, sifat dari bagian-bagian atau elemen-elemen
yang membentuk sistem adalah abstrak dalam arti tidak dapat
ditangkap oleh panca indera. Contohnya adalah sistem kebudayaan
yang bagian-bagian atau elemen-elemennya adalah berbagai unsur
budaya.4 Unsur-Unsur Sistem1. Masukan (input) Masukan merupakan
suatu struktur yang berupa sumber daya manusia (man), dana (money),
sarana fisik perlengkapan dan peralatan (material), organisasi dan
manajemen (method).1,42. ProsesProses meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, pencatatan, dan pelaporan, serta
pengawasan.1,4
A. PerencanaanPerencanaan merupakan proses penyusunan rencana
tahunan Puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah
kerja Puskesmas. Perencana akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa
yang akan melakukan dan kapan akan dilakukan. Perencanaan meliputi
kegiatan program dan kegiatan rutin puskesmas yang berdasarkan visi
dan misi puskesmas sebagai sarana pelayanan kesehatan primer dimana
visi dan misi digunakan sebagai acuan dalam melakukan setiap
kegiatan pokok puskesmas.2 Budgeting dalam perencanaan menejemen
keuangan dikelola sendiri oleh puskesmas sesuai tatacara
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan, adapun sumber biaya
didapatkan dari pemerintah daerah, retribusi puskesmas, swasta atau
lembaga sosial masyarakat dan pemerintah adapun pembiayaan tersebut
ditujukan untuk jemis pembiayaan layanan kesehatan yang mempunyai
cirri-ciri barang atau jasa publik seperti penyuluhan kesehatan,
perbaikan gizi, P2M dan pelayanan kesehatan yang mempunyai
ciri-ciri barang atau jasa swasta seperti pengobatan individu.B.
Pengorganisasian Dinas Kesehatan Kota mempunyai tugas untuk
menenetukan menetapkan struktur organisasi puskesmas dengan
pertimbangan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat I. Pola organisasi meliputi kepala, wakil kepala, unit tata
usaha, unit fungsional agar tidak terjadi tumpang tindih dalam
pelaksanaan kegiatan yang nantinya akan berpengaruh terhadap
kualitas program yang ditangani.2Struktur organisasi puskesmas
Unsur pimpinan : Kepala Puskesmas Unsur pembantu pimpinan : Tata
usaha Unsur pelaksana : Unit I, II, III, IV, V, VI, VII.
C. Pelaksanaan Pelaksanaan (actuating) merupakan fungsi
penggerak semua kegiatan yang telah dituangkan dalam fungsi
pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
dirumuskan pada fungsi perencanaan. Fungsi manajemen ini lebih
menekankan tentang bagaimana manajer mengarahkan dan menggerakkan
semua sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah disepakati.
Dalam menggerakkan dan mengarahkan sumber daya manusia dalam suatu
organisasi, peranan pemimpin, motivasi staf, kerjasama dan
komunikasi antar staf merupakan hal-hal pokok yang perlu
diperhatikan oleh seorang manjer.1,4 Secara praktis fungsi
pelaksanaan ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama
di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi
tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi pelaksanaan ini
haruslah dimulai dari diri manajer, di mana manajer harus
menunjukkan kepada stafnya bahwa ia mempunyai tekad untuk mencapai
kemajuan dan peka terhadap lingkungannya. Ia harus mempunyai
kemampuan bekerjasama dengan orang lain secara harmonis.1,4Tujuan
fungsi pelaksanaan: Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf Menumbuhkan rasa
memiliki dan menyukai pekerjaan ini Mengusahakan suasana lingkungan
kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
Membuat organisasi berkembang lebi dinamis.D. Pengawasan Pengawasan
(controlling) dalam manajemen puskesmas merupakan fungsi terakhir
yang berkait erat dengan fungsi manajemen yang lainnya. Melalui
fungsi pengawasan dan pengendalian, standard keberhasilan selalu
dibandingkan dengan hasil yang telah dicapai atau yang mampu
dikerjakan. Jika ada kesenjangan atau penyimpangan diupayakan agar
penyimpangannya dapat dideteksi secara dini, dicegah, dikendali
atau dikurangi. Kegiatan fungsi pengawasan dan pengendalian
bertujuan agar efisiensi penggunaan sumber daya dapat lebih
berkembang, dan efektifitas tugas-tugas staf untuk mencapai tujuan
program dapat lebih terjamin.4Tiga langkah penting untuk melakukan
pengawasan: Mengukur hasil/prestasi yang telah dicapai
Membandingkan hasil yang dicapai dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya Memperbaiki penyimpangan yang dijumpai
berdasarkan faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan. Bila
diperkirakan terjadi penyimpangan, pimpinan perlu berusaha lebih
dulu untuk mencari faktor penyebabnya, kemudian menetapkan
langkah-langkah untuk mengatasinya. 3. KeluaranKeluaran adalah
hasil akhir dari kegiatan dan tindakan tenaga kesehatan profesional
terhadap pasien atau terhadap suatu program yang dilaksanakan. 14.
Sasaran Sasaran merupakan golongan yang menjadi tumpuan terhadap
pelaksanaan suatu program yang direncanakan. Sasaran dapat berupa
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat.15. Dampak Hasil dari
pelaksanaan yang dijadikan indikator apakah kebutuhan dan tuntutan
kelompok sasaran terpenuhi atau tidak. Dampak merupakan indikator
yang sulit untuk dinilai.16. Umpan balik Umpan balik merupakan
merupakan hasil dari keluran yang menjadi masukan dari suatu
sistem.17. LingkunganLingkungan fisik (faktor kesulitan geografis,
iklim, transport, dan lain-lain) dan non fisik (sosial budaya,
tingkat pendapatan ekonomi masyarakat, pendidikan masyarakat, dan
lain-lain).1Pendekatan sistemDibentuknya suatu sistem pada dasarnya
untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah ditetapkan. Untuk
terbentuknya sistem tersebut perlu dirangkai berbagai unsur atau
elemen sedemikian rupa sehingga secara keseluruhan membentuk suatu
kesatuan dan secara bersama-sama berfungsi untuk mencapai tujuan
kesatuan. Apabila prinsip pokok atau cara kerja sistem ini
diterapkan pada waktu menyelenggarakan pekerjaan administrasi, maka
prinsip pokok atau cara kerja ini dikenal dengan nama pendekatan
sistem (system approach).4Pendekatan sistem adalah penerapan suatu
prosedur yang logis dan rasional dalam merencanakan suatu rangkaian
komponen-komponen yang berhubungan sehingga dapat berfungsi sebagai
satu kesatuan mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dari batasan
tentang pendekatan sistem ini, dengan mudah dipahami bahwa prinsip
pokok pendekatan sistem dalam pekerjaan administrasi dapat
dimanfaatkan untuk dua tujuan. Pertama, untuk membentuk sesuatu
sebagai hasil dari pekerjaan administrasi. Kedua, untuk menguraikan
sesuatu yang telah ada dalam administrasi. Untuk tujuan yang
terakhir ini, biasanya dikaitkan dengan kehendak untuk menemukan
masalah yang dihadapi, untuk kemudian diupayakan mencari jalan
keluarnya yang sesuai.4 Jika pendekatan sistem dapat dilaksanakan,
akan diperoleh beberapa keuntungan, antara lain : 1. Jenis dan
jumlah masukan dapat diatur dan disesuaikan dengan kebutuhan,
dengan demikian penghamburan sumber, tata cara dan kesanggupan yang
sifatnya selalu terbatas, akan dapat dihindari.2. Proses yang
dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai keluaran sehingga dapat
dihindari pelaksanaan kegiatan yang tidak diperlukan.3. Keluaran
yang dilaksanakan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara
lebih tepat dan objektif.4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap
tahap pelaksanaan program.Sekalipun pendekatan sistem dapat
menjamin lengkapnya suatu saran pemecahan yang diajukan, bukan
berarti pendekatan sistem tidak memiliki kelemahan. Salah satu
kelemahan yang dipandang penting ialah dapat terjebak ke dalam
perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan
keputusan dan dengan demikian masalah yang dihadapi tidak akan
dapat diselesaikan.4Evaluasi ProgramEvaluasi adalah suatu kegiatan
untuk mengumpulkan data secara statistik lalu dianalisis dan
digunakan untuk menjawab apa yang diharapkan pada suatu program
terutama mengenai efektivitas dan efisiensi dan orang-orang.5Jenis
Penilaian Sesuai dengan pengertian bahwa penilaian dapat ditemukan
pada setiap tahap pelaksanaan program, maka penilaian secara umum
dapat dibedakan atas tiga jenis yakni .1,4,51. Penilaian pada tahap
awal programPenilaian yang dilakukan di sini adalah pada saat
merencanakan suatu program (formative evaluation). Tujuan utamanya
adalah untuk menyakinkan bahwa rencana yang akan disusun
benar-benar telah sesuai dengan masalah yang ditemukan, dalam arti
dapat menyelesaikan masalah tersebut. Penilaian yang dimaksud
mengukur kesesuaian program dengan masalah dan atau kebutuhan
masyarakat ini sering disebut pula dengan studi penjajakan
kebutuhan (need assessment study).2. Penilaian pada tahap
pelaksanaan programPenilaian yang dilakukan disini adalah pada saat
program sedang dilaksanakan (promotive evaluation). Tujuan utamanya
adalah untuk mengukur apakah program yang sedang dilaksanakan
tersebut telah sesuai dengan rencana atau tidak, apakah terjadi
penyimpangan-penyimpangan yang dapat merugikan pencapaian tujuan
dari program tersebut. Pada umumnya ada dua bentuk penilaian pada
tahap pelaksanaan program ini ialah pemantauan (monitoring) dan
penilaian berkala (periodic evaluation).3. Penilaian pada tahap
akhir programPenilaian yang dilakukan di sini ialah pada saat
program telah selesai dilaksanakan (summative evaluation). Tujuan
utamanya secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni untuk
mengukur keluaran (output) serta untuk mengukur dampak (impact)
yang dihasilkan. Dari kedua macam penilaian akhir ini, diketahui
bahwa penilalan keluaran lebih mudah dari pada penilaian dampak,
karena pada penilaian dampak diperlukan waktu yang lama.Masalah
Yang dimaksud dengan masalah adalah terdapatnya kesenjangan (gap)
antara harapan dengan kenyataan. Dalam usaha mencapai visi
puskesmas terdapat beberapa masalah yang dihadapi sehingga
menyebabkan program yang diselenggrakan tidak mencapai target yang
ditetapkan. Langkah awal yang harus dilakukan adalah menetapkan
prioritas masalah. Kita bias menggunakan teknik non scoring /
scoring. Teknik non scoring meliputi brain storming, Delphi
technique, dan delbeq technique. Sedangkan teknik scoring kita
lakukan dengan kajian data yang diperoleh dari laporan bulanan
puskesmas. Dalam pemilihan prioritas (scoring) kita dapat
melakukannya dengan menggunakan teknik kriteria matrik. Misalnya
pada kasus ditemukan imuniasi campak dan KB yang belum mencapai
hasil yang di harapkan. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif atau
pelaksanaan program yang tidak efisien.4,5
Misalnya pada kasus ditemukan cakupan imuniasi campak, KB, ANC,
dan DHF yang belum memadai. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
faktor antaranya akibat manajemen yang tidak efektif atau
pelaksanaan program yang tidak efisien. Namun pada tahun ini dr Tr
hanya memprioritaskan 2 masalah saja.ImunisasiPengertian:Imunisasi
adalah suatu tindakan memberikan kekebalan kepada tubuh terhadap
penyakit tertentu. Sasarannya adalah Bayi, Balita, Ibu hamil, Anak
Sekolah, dan Pasangan Usia Subur (PUS).\6 Tujuan imunisasi sebagai
berikut. 61. Menurunkan angka kesakitan dan angka kematian2.
Mencegah terjadinya cacat pada bayi, anak, ibu hamil, dan
pencegahan penyakit.
Tabel 1. Jadwal Imunisasi Anak Umur 0 -18 tahun6Imunisai Campak
Diberikan pada bayi berumur 9 bulan Dosis 0,5 ml diberikan subcutan
pada lengan kiri Disimpan pada suhu 2-8 0C Vaksin yang telah
dilarutkan hanya bertahan 8 jam KIPI : Demam, diare, konjungtivitis
ruam seletah 7-12 hari pasca imunisasi.Keluarga BerencanaKeluarga
Berencana ( KB ) adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah
dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga
kecil, bahagia dan sejahtera. Tujuan utama program KB nasional
adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan KB dan
kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau
angka kematian Ibu dan bayi serta penanggulangan masalah kesehatan
reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil yang
berkualitas.6Dalam konteks gerakan KB nasional, konsep mandiri
merupakan suatu inovasi baru dimana titik berat dalam penawaran
dalam awal pelaksanaan program KB, berubah menjadi fokus
permintaan. Dengan kata lain mandiri dalam program KB meminta
masyarakat untuk berinisiatif serta berpartisipasi dalam memenuhi
kebutuhan yang berhubungan dengan perencanaan keluarga, khususnya
kebutuhan alat kontrasepsi di tempat pelayanan KB.6Permasalahan
yang menjadi hambatan adalah adanya anggapan bahwa KB masih menjadi
tabu bagi masyarakat sekitar. Tingkat pendidikan masyarakat juga
umumnya rendah (80% tidak tamat SMP). Pada makalah ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai definisi dari KB, jenis-jenisnya, program
puskesmas mengenai KB, peran masyarakat dalam bentuk Posyandu,
peran pemerintah, angka demografi dan juga problem solving
cycle.6Program kependudukan dan KB terdiri dari: Sub Program
Pembinaan dan Peningkatan Kemandirian Keluarga Berencana Sub
Program Pembinaan Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Sub
Program Peningkatan Advokasi, Penggerakan dan Informasi Sub Program
Pengendalian PendudukPada tahun 2013 Kedeputian Bidang Deputi
bidang Advokasi, Penggerakan, danInformasi merencanakan kinerja
dengan sasaran dan indikator sebagai berikut.71. Tersusunnya
kebijakan dan strategi advokasi dan KIE program pembangunan
kependudukan dan KB dengan indikator jumlah kebijakan dan strategi
advokasi dan KIE program pembangunan kependudukan dan KB yang
disusun.2. Tersedianya sarana dan prasarana advokasi dan KIE dengan
indikator Persentase provinsi yang mendapatkan sarana dan prasarana
advokasi dan KIE yang disediakan sesuai dengan kebutuhan dan Jumlah
prototype materi dan media advokasi dan KIE program kependudukan
dan KB yang dikembangkan dan diproduksi.3. Tersedianya tenaga
pengelola advokasi dan KIE yang kompeten (stakeholder dan mitra
kerja) dengan indikator Jumlah tenaga pengelola advokasi dan KIE
yang dilatih atau ditingkatkan kapasitasnya.4. Meningkatnya
komitmen stakeholder dalam mendukung program pembangunan
kependudukan dan KB serta pencitraan kelembagaan BKKBN dengan
indikator Persentase stakeholder yang mendapatkan advokasi dan
KIE.5. Meningkatnya kemitraan dalam advokasi dan KIE pembangunan
dengan indikator Persentase mitra kerja yang melakukan advokasi dan
KIE tentang program kependudukan dan KB dan Persentase mitra kerja
yang mendapatkan fasilitasi pembinaan advokasi dan KIE.6.
Meningkatnya penayangan informasi pembangunan kependudukan dan KB
melalui media massa (cetak dan elaktronik), media luar ruang, seni
dan budaya/media tradisional dengan indikator Jumlah media massa
(cetak dan elektronik), media luar ruang, dan seni dan budaya/media
tradisional yang menginformasikan pembangunan kependudukan dan KB
kepada keluarga dan masyarakat.7. Terlaksananya monitoring,
evaluasi, dan pembinaan advokasi dan KIE dalam program pembangunan
kependudukan dan KB ke provinsi dengan indikator jumlah pelaksanaan
monitoring, evaluasi, dan pembinaan advokasi dan KIE dalam program
kependudukan dan KB ke provinsi dan jumlah provinsi yang
mendapatkan pembinaan dan fasilitasi pembinaan advokasi dan
KIE.Bagan 1. Langkah langkah Pemilihan Prioritas Masalah Dengan
Teknik Kriteria Matriks.8
PEMILIHAN PRIORITASTEKNIK KRITERIA MATRIK
Pentingnya masalah :PrevalenceSeverityRate of increaseDegree of
unmeet needPublic concernPolitical ClimateSosial benefitKelayakan
teknologiIlmuTeknologi
Sumber DayaDanaSaranaTenaga
Analisis Penyebab Masalah Semua jenis hambatan atau penyebab
timbulnya masalah dalam sesuatu program dapat dirumuskan pada saat
melakukan analisis situasi (sistem) yang lebih difokuskan pada
sumber daya dan proses (input dan proses).8
Problem Solving CycleBagan 2. Problem Solving Circle.8
Identifikasi MasalahAnalisis Situasi
Prioritas Masalah
Evaluasi
PROBLEM SOLVING CIRCLE
Tujuan
Pengawasan & Pengendalian
Alternatif pemecahan Masalah
Pemantauan
Rencana Operasional
Pelaksanaan & Penggerakan
1. Input: Man: jumlah staf kurang, ketrampilan, pengetahuan, dan
motivasi kerjaya yang rendah. Tingkat partisipasi masyarakat juga
rendah. Money: jumlah dana untuk pengembangan program sangat
terbatas dan turunnya dana terlambat serta sering dipotong di
Dinkes tingkat II. Material: jumlah peralatan medis yang kurang
memadai dan jenis obat yang tersedia tidak sesuai dengan masalah
kesehatan yang potensial berkembang di wilayah kerja Puskesmas.
Harga peralatan yang mahal. Method: perlaksanaan program yang
kurang efektif dan efisien. Waktu yang dimiliki oleh staf tidak
cukup untuk menyusun rencana atau untuk mengadakan supervisi.
Informasi juga dapat menjadi hambatan program karena datanya yang
tersedia kurang dapat dipercaya, kurang akurat, pemanfaatan data
jarang dilakukan untuk perencanaan kegiatan program sehingga staf
terperangkap pada rutinisme, dan laporannya belum dibuat.7,82.
Proses: masalah ini dapat dikaitkan dengan fungsi manajemen (POAC)
Planning: kurang jelasnya tujuan atau rumusan masalah program
sehingga rencana kerja operasional tidak relevans dengan upaya
pemecahan masalah Organizing: pembagian tugas untuk staf tidak
jelas bahkan sering tidak ada. Staf yang ada jumlahnya belom
memadai. Actuating: koordinasi dan motivasi staf kurang atau
kepimpinan kepala Puskesmas tidak disenangi staf. Pengumpulan data
yang kurang baik, masih lemahanya sistem pencatatan dan koordinasi
antar program. Controlling: pengawasan (supervise) lemah dan jarang
dilakukan serta pencatatan data untuk monitoring program kurang
akurat dan jarang dimanfaatkan.7,83. Lingkungan Misalnya hambatan
geografis (jalan rusak) Sarana transportasi yang kurang memadai
Iklim atau musim yang kurang menguntungkan Masalah tingkat
pendidikan yang rendah Sikap dan budaya masyarakat yang tidak
kondusif (tabu, salah persepsi, mitos) 4. Output : cakupan
imunisasi dasar , ANC, dan KB5. Sasaran : bayi , balita , ibu , ibu
hamil, pasangan menikah6. Dampak : Cakupan berbagai program belum
mencapai hasilBagan 3. Rangkaian serta Aspek Aspek Yang
Mempengaruhi Berhasilnya Suatu Program
LINGKUNGAN
DAMPAKKELUARANMASUKANPROSES7.
UMPAN BALIK
Penyelesaian Masalah Pada kasus kita di dapatkan :1. Input : MAN
1 dr.umum , 1 dr.gigi , 3 perawat , 1 sanitarian , 3 administrator
MONEY-MATERIAL uang, vaksin, transportasi, alat kontrasepsi,
alat-alat pemeriksaan hanya transportasi yang diketahui ( motor,
perahu dan jalan kaki) METHOD kemampuan / keahlian tenaga medis ,
cara yang digunakan (tidak diketahui)2. Proses : a) PLANNING
Program yang dapat dilakukan untuk menangani berbagai cakupan
program yang terdapat pada kasus yang dihadapi ( imunisasi dasar,
ANC, dan DHF) adalaha) Menetapkan tujuan operasional program
kesehatan bersifat SMARTb) Menyusun program / kegiatan yang dapat
mendukung suatu program utamac) Menggalakan program imunisasi dasar
lengkap untuk bayi dan balita secara jelas dan terstrukturd)
Melakukan promosi kesehatan 3M untuk menanggulangi vector penyebab
DHF (dengue)e) Melakukan penyemprotan (fogging) berkala, jika
didapatkan lingkungan puskesmas merupakan lingkungan rawan DHFf)
Melakukan penyuluhan tentang DHF sehingga masyarakat dapat
mengetahui penyakitnya secara benar dan tepat, sehingga bisa
dilakukan penanganan yang cepat jika terjadi kasus DHFg) Melakukan
promosi kesehatan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan rutin
bagi ibu hamil (K4) yakni minimal 4 kali selama kehamilan ( 1 kali
pada trimester pertama, 1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada
trimester akhir)b) ORGANIZING a) Melakukan pembagian tugas dengan
jelas dan tidak tumpang tindihb) Menetapkan struktur organisasi
yang jelas dan sesuai dengan jumlah staff yang adac) Mencari staff
. tenaga medis , administrasi jika didapati masalah yang terjadi
akibat kekurangan sumber daya manusia (man)c) ACTUATING 1)
Mengembangkan kemampuan dan ketrampilan staf2) Menciptakan
kerjasama yang lebih efisien3) Mengusahakan suasana lingkungan
kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf4)
Melakukan kerjasama yang baik lintas program yang terpadu, sehingga
cakupan program dapat saling mendukung dan mencapai hasil yang
diinginkan bersamad) CONTROLLING1) Melakukan evaluasi program
secara berkala2) Jika ditemukan adanya penyimpangan dalam program
yang terjadi, secepatnya di benahi oleh pimpinan / staf yang
bertanggung jawab untuk mengawasi program tersebut3) Pimpinan harus
lebih aktif dan mempunyai pikiran yang kritis, sehingga mampu
melakukan analisa yang baik jika terjadi suatu penyimpangan3.
Lingkungan 1) Melakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga
kesehatan dan dating puskesmas jika sakit 2) Melakukan perbaikan
sarana dan prasarana yang menghambat tercapainya suatu program,
atau menghambat kinerja dari puskesmas. Mengusahakan sarana
transportasi yang baikLokakarya Mini PuskesmasAdalah upaya untuk
menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan upaya
kesehtan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
dari tiap-tiap upaya kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat
dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam pelaksaannya
kegiatannya.9Tujuan UmumUntuk meningkatakan kemampuan tenaga
puskesmas bekerjasama dalam tim dan membina kerjasama lintas
program dan lintas sektoral.9Tujuan Khusus1. Terlaksananya
penggalangan kerjasama tim lintas program dalam rangka pengembangan
menejemen sederhana, terutama dalam pembagian tugas dan pembuatan
rencana keseharian2. Terlaksananya penggalangan kerjasama lintas
sektoral dalam pembinaan peran serta masyarakat3. Terlaksananya
rapat kerja bulanan puskesmas sebgai tindak lanjut penggalangan
kerjasama tim puskesmas4. Terlaksananya rapat kerja tribulanan
lintas sektoral sebgai tindak lanjut penggalangan kerjasama lintas
sektoral.9Kerjasama Lintas Program dan Lintas SektoralKerja sama
lintas program merupakan kerja sama yang dilakukan antara beberapa
program dalam bidang yang sama untuk mencapai tujuan yang sama.
Kerja sama lintas program yang diterapkan di puskesmas berarti
melibatkan beberapa program terkait yang ada di puskesmas. Tujuan
kerja lintas program adalah untuk menggalang kerja sama dalam tim
dan selanjutnya menggalang kerja lintas sektoral.9Kerja sama lintas
sektoral melibatkan dinas dan orang-orang di luar sektor kesehatan
yang merupakan usaha bersama mempengaruhi faktor yang secara
langsung atau tidak langsung terhadap kesehatan manusia. Kerja sama
tidak hanya dalam proposal pengesahan, tetapi juga ikut serta
mendefinisikan masalah, prioritas kebutuhan, pengumpulan, dan
interprestasi informasi serta mengevaluasi. lintas sektor kesehatan
merupakan hubungan yang dikenali antara bagian atau bagian-bagian
dari sektor yang berbeda, dibentuk untuk mengambil tindakan pada
suatu masalah agar hasil yang tercapai dengan cara efektif,
berkelanjutan atau efisien dibanding sektor kesehatan bertindak
sendiri. Prinsip kerja lintas sektor melalui pertalian dengan
program di dalam dan di luar sektor kesehatan untuk mencapai
kesadaran yang lebih besar terhadap konsekuensi kesehatan dari
keputusan kebijakan dan praktek organisasi sector-sektor yang
berbeda.9Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi kerjasama lintas
sector penganggulangan yang meliputi anggaran, peraturan,
komunikasi, komitmen, peran, dan tanggung jawab. Masalah anggaran
sering membuat beberapa institusi membentuk kerja sama.
Pengendalian melalui menajemen lingkungan memerlukan kejelasan yang
efektif antara sector klinis, kesehatan lingkungan, perencanaan
pemukiman, institusi akademis, dan masyarakat setempat.9Didalam
menciptakan suatu kerjasama yang baik perlu dipahami beberapa hal
sebagai berikut.9a. Kemampuan membuna kerjasama yang intim dan
harmonis dalam melakukan tihas adalah menjadi tanggung jawab
masing-masingb. Kesediaan untuk membawakan kepentingan pribadi dan
kelompok kepada kepentingan yang lebih luas.c. Kesediaan untuk
menyerahkan kepada organisasi yang dibarengi oleh kesediaan untuk
menerima kewajiban yang lebih besar.d. Adanya kepercayaan dan
saling menghormati dan kesetiaan demi untuk mengadakan perubahan
dan pengembangan organisasi.e. Adanya kemauan dan kemampuan serta
menyempatkan diri untuk saling kerjasama dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditentukan bersama.Penutup Dalam usaha
merealisasi setiap upaya kesehatan tersebut harus mendapat
kerjasama semua pihak termasuklah individu, keluarga, masyarakat
dan pemerintah. Untuk mengatasi masalah di dalam puskesmas kita
perlu memilih prioritas masalah terlebih dahulu, kemudiaan
menganalisanya, menentukan kesenjangan yang terjadi ( input,
proses, keluaran, lingkungan, dan sebagainya) kemudiaan mencari
solusi yang tepat sehingga masalah dapat terselesaikan.
Daftar Pustaka1. Depkes. Kebijakan Dasar Puskesmas. Dalam
Kepmenkes no 128 tahun 2004.Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta. 2010. Diunduh dari
alfredsaleh.files.wordpress.com/2007/06/kebj-dasar-pusk-280507.pdf2.
Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Dalam
manajemen dan pelaksanaan kesehatan di Indonesia. Penerbit buku
kedokteran EGC. Jakarta. 2006. Hal 230 2353. Ali A. Program
Pelayanan Kesehatan di Puskesmas.Dinas Kesehatan Kabupaten Polewali
Mandar.Sulawesi Barat. 2012. Diuduh dari
http://dinkes.polewalimandarkab.go.id/program-pelayanan-kesehatan-di-puskesmas/4.
Indarwati R. Puskesmas. Universitas Airlangga.Surabaya. 2008.
Diunduh dari ners.unair.ac.id/materikuliah/PUSKESMAS.pdf.5. Boelen
C. The Five Star Doctor :An asset to health care reform?. World
Health Organization. Switzerland. Diunduh dari
www.who.int/entity/hrh/en/HRDJ_1_1_02.pdf6. Chandra B. Ilmu
kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC;2009.h.227-235.7.
Muninjaya AG. Manajemen kesehatan. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;2004.h.
170-250.8. Azwar A. Pengantar administrasi kesehatan. Edisi ke-3.
Jakarta: Binarupa Aksara;1996.h.17-24, 181-241, 329-33.9.
Departemen Kesehatan RI. Pedoman Kerja Puskesmas Jilid I. Jakarta:
Bakti Husada;1991.h.B1-6, C2-4. 17