PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun berubah dimulai dari budaya hidup berpindahpindah (nomad), kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak lingkungannya. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan komponen lingkungan alam yang
bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama dan
mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang
memiliki akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan
sangat besar. Manusia dapat dengan mudah mengatur alam dan
lingkungannya sesuai dengan yang diinginkan melalui pemanfaatan
ilmu dan teknologi yang dikembangkannya. Akibat perkembangan
ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun
berubah dimulai dari budaya hidup berpindahpindah (nomad),
kemudian hidup menetap dan mulai mengembangkan buah pikirannya
yang terus berkembang sampai sekarang ini. Hasilnya berupa
teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam
mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman
ke zaman. Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan
cenderung merusak lingkungannya.
Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting.
Daya dukung berarti kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi
kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar didalamnya. Daya lenting berarti
kemampuan untuk pulih kembali kepada keadaan setimbang. Kegiatan
manusia amat berpengaruh pada peningkatan atau penurunan daya
dukung maupun daya lenting lingkungan. Manusia dapat
meningkatkan daya dukung lingkungan, tetapi karena keterbatasan
kemampuan dan kapasitas lingkungan, tidak mungkin terus ditingkat
kantanpa batas, sehingga manusia secara sadar ataupun tidak
menyebabkan ketidaksetimbangan atau kerusakan lingkungan.
1
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
Kerusakan lingkungan diakibatkan oleh berbagai faktor,
antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang diakibatkan oleh
alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia.
Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-
bahan yang dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan
panas dapat mematikan tumbuhan, hewan bahkan manusia. Lahar dan
batu-batu besar dapat merubah bentuk muka bumi. Pencemaran akibat
manusia adalah akibat dari aktivitas yang dilakukannya. Lingkungan
dapat dikatakan tercemar jika dimasuki atau kemasukan bahan
pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk hidup
yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak
akibatnya, dan ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan
berikutnya. Kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai
dari meningkatnya jumlah penduduk dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus bertambah mengakibatkan
kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama kebutuhan
dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-
bahan untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari
lingkungan. Disamping itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) memacu proses industrialisasi, baik di negara maju
ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi kebutahan populasi
yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan
dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari kebutuhan-
kebutuhan itu harus dipenuhi.
Akibat selanjutnya lingkungan semakin rusak
dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan
terbagi atas tiga jenis, berdasarkan tempat terjadinya,
yaitu pencemaran udara, pencemaran air dan
pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan
akibat pencemaran udara, air dan tanah sudah sangat
kritis. Khususnya di daerah Bandung dan sekitarnya,
2
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
pernah terjadi bencana lingkungan seperti sampah,
banjir dan masih banyak lagi.
Air adalah salah satu unsur yang sangat penting bagi
lingkungan hidup. Lingkungan dapat dikatakan baik jika unsur-unsur
yang menyusun lingkungan tetap terpelihara. Terjadinya pencemaran
air sebagai akibat kegiatan masyarakat yang beraneka ragam serta
kegiatan industri akan berakibat buruk bagi lingkungan. Pencemaran
air ini dapat terjadi karena buangan limbah cair yang dihasilkan oleh
industri atau pabrik yang tidak dikelola sebagaimana mestinya dan
dibuang begitu saja ke aliran air atau permukaan tanah disekitarnya.
Permasalahan lingkungan saat ini yang dominan salah
satunya adalah limbahcair berasal dari industri. Limbah cair yang
tidak dikelola akan menimbulkan dampak yang luar biasa pada
perairan, khususnya sumber daya air. Kelangkaan sumber dayaa i r d i
m a s a m e n d a t a n g d a n b e n c a n a a l a m s e m i s a l e r o s i ,
b a n j i r , d a n k e p u n a h a n ekosistem perairan tidak pelak lagi
dapat terjadi apabila kita kaum akademisi tidak peduli
terhadap permasalahan tersebut.
Dewasa ini tantangan dalam dunia industri maupun
perdagangan sedemikian p e s a t , h a l i n i m e n u n t u t a d a n y a
s t r a t e g i e f e k t i f d a l a m m e n g e m b a n g k a n
i n d u s t r i , sehingga dapat bersaing dengan negara-negara lain yang
telah maju, terutama dalamhal industri tekstilnya. Seiring dengan itu,
suatu konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Developmen )
mutlak dilakukan. Sustainable Development merupakan
strategi pembangunan terfokus pada pemenuhan kebutuhan saat ini
tanpamengesampingkan kebutuhan mendatang yang mana hal ini
dikaitkan dengankelestarian dan kesehatan lingkungan alam.
Industri yang mengalirkan buangan limbah cairnya ke
aliran-aliran air disekitarnya semakin bertambah banyak, sehingga
akan menyebabkan beberapa hal, seperti aliran air yang semakin
tercemar, merusak tatanan kehidupan air (ikan, mikroorganisme, dan
3
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
lain-lain), merusak ketersediaan air untuk kepentingan umum
(misalnya: fasilitas rekreasi dan fasilitas belanja) serta tidak layak
sebagai sumber persediaan air bersih. Aliran air tersebut juga tidak
menjadi sehat sebagai persediaan air industri. Untuk mencegah
terjadinya akibat-akibat tersebut, maka diadakan suatu upaya
pengawasan atau pemantauan terhadap limbah cair yang dibuang
(Mahida, 1984).
Limbah cair industri adalah limbah yang dihasilkan dari
aktivitas manusia yang berhubungan dengan bahan baku pengolahan
dan manufaktur. Ini aliran limbah cair yang timbul dari mencuci,
memasak, pendinginan, pemanasan, ekstraksi, reaksi oleh produk
pemisahan, pengangkutan, dan kontrol kualitas yang dihasilkan dari
suatu produksi. Polusi air terjadi ketika polutan potensial di sungai-
sungai ini mencapai jumlah tertentu menyebabkan perubahan yang
tidak diinginkan ke badan air penerima. Sementara limbah cair
industri dari pemrosesan tersebut atau situs manufaktur dapat
mencakup beberapa limbah domestik, yang terakhir ini bukan
komponen utama. Limbah domestik dapat hadir karena toilet dan
asrama yang disediakan untuk para pekerja di fasilitas pengolahan
atau manufaktur. Contoh limbah cair industri termasuk yang timbul
dari kimia, farmasi, elektrokimia, elektronik, petrokimia, dan industri
pengolahan makanan. Contoh limbah cair industri pertanian termasuk
yang timbul dari industri peternakan, pemotongan hewan, perikanan,
dan pengolahan minyak biji. Limbah cair industri pertanian memiliki
konsentrasi polutan yang sangat tinggi dan karenanya dapat
memberikan kontribusi signifikan terhadap polusi yang terjadi pada
lingkungan. Ini mungkin ironis bahwa sumber daya yang sangat
diperlukan untuk pembangunan industri dan urbanisasi talah mulai
berkurang karena over eksploitasi.
Dampak dari pembuangan limbah industri pada lingkungan
dan populasi manusia dapat memberikan dampak yang tragis. 50
tahun yang lalu, penyakit Minamata yang tersebar di antara penduduk
4
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
di Laut Yatsushiro dan daerah cekungan Sungai Agano di Jepang,
yang dikaitkan dengan metil merkuri dalam limbah cair industri
(Matsuo, 1999). Namun, tragedi sedramatis kasus Minamata tidak
sering terjadi. Meskipun demikian, kasus pencemaran dengan
dampak yang berpotensi merugikan dalam jangka panjang terus
terjadi.
sumber-sumber dari limbah industri dari sekala kecil
menuju ke skala menengah, umumnya berlokasi di pusat-pusat
perkotaan di mana bangunan congestion sudah menjadi
masalah. Untuk memperburuk situasi, operasi pabrik tersebut
mungkin tidak memiliki perencanaan proyek jangka panjang dan juga
tidak untuk mengeksploitasi keuntungan yang terkait dengan skala
ekonomi. Sejumlah operasi tersebut juga dapat mencoba untuk
memaksimalkan keuntungan dengan mengurangi biaya yang
berlebihan dan "tidak perlu" pengeluaran yang terkait dengan
persyaratan pengendalian pencemaran – sebagai hasil dari tidak
adanya kesadaran suatu perusahaan yang sepatutnya mendukung
untuk memperhatikan lingkungan dan lemahnya hati nurani sosial
dalam memperhatikan lingkungan . Bagaimanapun, dampak positif
pembangunan ekonomi selama beberapa dekade terakhir ini telah
memungkinkan kemampuan manajerial, keuangan, dan teknologi yang
diperlukan untuk mengatasi masalah pencemaran dan kerusakan
lingkungan atas spektrum yang luas dari ukuran pabrik. Ada juga
realisasi yang berkembang bahwa biaya untuk membersihkan dan
mencegah polusi lebih mahal biayanya dibandingkan dengan biaya
untuk memenuhi kebutuhan manusia dan perekonomian.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah
a. untuk mengetahui pengertian dari limbah industri;
b. untuk mengetahui karakteristik limbah cair industri;
c. untuk mengetahui tujuan dari pengolahan limbah cair industri;
5
PENGOLAHAN BUANGAN INDUSTRI
d. untuk mengetahui sistem pengolahan limbah cair industri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekualisasi
Equalisasi bukan merupakan suatu proses pengolahan tetapi
merupakan suatu cara / teknik untuk meningkatkan efektivitas dari
proses pengolahan selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi adalah
adalah parameter operasional bagi unit pengolahan sellanjutnya
seperti flow, level/derajat kandungan polutant, temperatur, padatan,
dsb.
Equalisasi adalah peredaman (pengurangan) aliran yang tidak
continue menjadi aliran yang mendekati konstan. Cara ini dapat
diterapkan pada situasi yang berbeda, tergantung pada karakteristik
sistem penampungan. Penerapan yang penting pada equalisasi
adalah sebagai berikut :
Debit cuaca kering (debit saluran kering selam 24 jam)
Debit cuaca basah (hujan) dari sistem drainase terpisah
Kombinasi debit air hujan dan debit air buangan saluran
sanitasi
Bak equalisasi atau bak pengendapan primer dapat didesain
untuk menghilangkan padatan organik yang dapat mengendap. Hal
ini cukup menguntungkan dalam rangkaian sistem yang akan
didesain. Karena beban dari pengolahan di instalasi selanjutnya
dapat berkurang. Pada umumnya, fasilitas pengendapan primer ini
dapat menghilangkan 50-70% total padatan tersuspensi dan 30-40%