Top Banner
TUTORIAL PERTANIAN BERLANJUT IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAS KONTO: KOMODITAS PADI Kelas: P Anggota Kelompok 2: Naufal Abiyasa P 135040200111122 Suci Rachmawati 135040200111205 Ester N I Sibarani 135040200111215 Nadyah Fitriana 135040201111030 Emansyah Tarjulin 135040201111043 Atika Diah Sari 135040201111117 Della Herlina 135040201111121 Yuni Tri Pradana 135040201111122 Saviera Hayu N 135040201111185 Alief Rodhlian W 135040201111210 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
29

Makalah Pb Das Konto

Dec 04, 2015

Download

Documents

aosidwefoiwje
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Pb Das Konto

TUTORIAL PERTANIAN BERLANJUT

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAS KONTO: KOMODITAS PADI

Kelas: P

Anggota Kelompok 2:

Naufal Abiyasa P 135040200111122Suci Rachmawati 135040200111205Ester N I Sibarani 135040200111215Nadyah Fitriana 135040201111030Emansyah Tarjulin 135040201111043Atika Diah Sari 135040201111117Della Herlina 135040201111121Yuni Tri Pradana 135040201111122Saviera Hayu N 135040201111185 Alief Rodhlian W 135040201111210

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG

2015

Page 2: Makalah Pb Das Konto

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Komoditas padi memiliki arti strategis yang mendapat prioritas dalam pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Konsumsi beras perkapita penduduk Indonesia tahun 2005 mencapai 139 kg pertahun perorang, untuk memenuhi kebutuhan beras tersebut Indonesia harus mengimpor sebanyak 24.929 ton beras.

Padi merupakan tulang punggung ekonomi di pedesaan yang diusahakan oleh lebih dari 18 juta petani, menyumbang hampir 70% terhadap Produk Domestik Bruto tanaman pangan, memberikan kesempatan kerja dan pendapatan bagi lebih dari 21 juta rumah tangga dengan sumbangan pendapatan sekitar 25-35%.

Oleh karena itu, pemerintah memberikan prioritas tinggi dalam upaya peningkatan produksi padi. Pemerintah pada tahun 2007 mentargetkan produksi beras nasional naik dua juta ton menjadi 58,18 juta ton. Target tersebut setiap tahun akan ditingkatkan menjadi 5 persen, sehingga pada tahun 2009 Indonesia bisa kembali berswasembada beras dengan tingkat produksi 64,15 juta ton gabah kering giling (Suyamto, dkk 2007).

Laju peningkatan produktivitas padi sawah secara nasional dalam beberapa tahun terakhir cenderung melandai. Bahkan di beberapa lokasi produktifitasnya cenderung turun disertai merosotnya kualitas hasil (Sumarno 1997; Suwono, dkk 1999). Data BPS menyebutkan bahwa pertambahan produksi padi nasional tahun 1974 sampai dengan 1980 sebesar 4,8% per tahun, sedangkan Universitas Sumatera Utara 2 pada dekade 1981-1990 sebesar 4,35%. Angka tersebut kembali turun pada dekade 1991-2000 menjadi sebesar 1,32%. Peningkatan produktivitas atau ratarata produksi padi perhektar secara nasional juga mengalami penurunan. Rata-rata peningkatan produktivitas padi secara nasional tahun 1973-1980 adalah 0,29% tahun 1981-1990 sebesar 3,03%, sedangkan pada tahun 1991-2000 mengalami penurunan menjadi 1,15%, bahkan pada beberapa tahun bernilai negatif (Susanto 2003). Pendekatan sistem intensifikasi yang selama ini diterapkan tidak lagi mampu meningkatkan produksi dan produktivitas padi secara nyata. Penggunaan input yang makin tinggi untuk mempertahankan produktivitas tetap tinggi, ternyata telah menurunkan efisiensi sistem produksi padi sawah.

1.2 Manfaat

1. Untuk mengetahui teknis budidaya padi mulai dari persiapan lahan hingga pasca panen

2. Untuk mengetahui permasalahan sistem budidaya tanaman menuju pengembangan pertanian berbasis ekologis

3. Untuk mengetahui bagaimana petani penyelesaikan permasalahan tersebut

4. Untuk mengetahui rekomendasi dan solusi terhadap permasalahan budidaya tanaman

1

Page 3: Makalah Pb Das Konto

5. Untuk mengetahui rancangan kegiatan-kegiatan perbaikan habitat pertanaman baik diatas dan didalam tanah

6. Untuk mengetahui teknologi serta lokasi penerapan teknologi yang sebaiknya diterapkan guna mencapai sasaran hasil tanaman yang optimal

7. Untuk mengetahui kegiatan yang perlu dilakukan dalam mengkonservasi biodiversitas

2

Page 4: Makalah Pb Das Konto

BAB IIISI

2.1 Teknis budidaya mulai dari persiapan lahan hingga pasca panen terhadap komoditi padi

Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkah tersebut perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum  ditanam, tanaman padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:

1. Memilih Tempat Pesemaian

Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.

Tanahnya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.

Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.

Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.

Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.

2. Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian

Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.

Pesemaian Basah

Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenangi air ini agar tanah menjadi lunak dan mudah diolah, rumpput-rumputan yang akan tumbuh  menjadi mati, dan bermacam-macam sehingga yang dapat merusak bibit akan mati pula.

Selanjutnya, apabila tanah sudah cukup lunak lalu dibajak/digaru dua kali atau tanah menjadi halus. Pada saat itu juga sekaligus dibuat petakan-petakan dan memperbaiki pematang. Sebagai ukuran dasar luas pesemaian yang harus dibuat kurang lebih 1/20 dari araeal sawa yang akan ditanamai. Jadi apabila sawwah yang akan ditanami seluas 1Ha, maka luas pesemaian yang harus dibuat adalah 1/20 x 10.000 m² = 500 m². Adapun biji   yang dibutuhkan adalah kurang lebih 75 gram biji setiap 1 m², atau sebanyak kurang lebih 40 kg.

3

Page 5: Makalah Pb Das Konto

Pesemaian Kering

Prinsip pembuatan pesemaian kering sama dengan pesemaian basah. Rumput-rumput dan sisa-sisa jerami yang ada harus dibersihkan terlebih dahulu. Tanah dibolak-balik  dengan bajak dan digaru, atau bisa dan halus. juga memakai cangkul yang terpenting tanah menjadi gembur.

Setelah tanah menjadi halus, diratakan dan dibuat bedenganbedengan. Adapun ukuran bedengan sebagai berikut :  Tinggi 20 cm, lebar 120 cm, panjang 500-600 cm. Antara bedengan yang satu dengan yang lain diberi jarak 30 cm sebagai selokan yang dapat digunakan untuk memudahkan : Penaburan biji, pengairan, pemupukan, penyemprotan hama, penyiangan, dan pencabutan bibit.

3. Penaburan Benih

Untuk memilih benih-benih yang berkualitas, benih harus direndam dalam air. Benih-benih yang berkualitas akan tenggelam sedangkan yang benih-benih yang hampa akan terapung. Dan benih-benih yang terapaung akan dibuang. Maksud perendaman selain memilih benih yang berkualitas, benih juga agar cepat berkecambah. Lama perendaman cukup 24 jam, kemudian benih diambil dari rendaman lalu di peram dibungkus memakai daun pisang dan karung. Pemeraman dibiarkan selama 8 jam. Apabila benih sudah berkecambah dengan panjang 1 mm, maka benih disebar ditempat pesemaian. Diusahakan agar penyebaran biji merata, tidak terlalu rapat dan tidak terlalu jarang. Apabila penyebarannya terlalu rapat akan mengakibatkan benih yang tumbuh kecil-kecil dan lemah, tetapi penyebaran yang terlalu jarang biasanya menyebabkan tumbuh benih tidak merata.

4. Pemeliharaan Pesemaian

Pengairan

Pada pesemaian basah, begitu benih ditaburkan terus digenangi air selama 24 jam, baru dikeringkan. Genangan air dimaksudkan agar benih yang disebar tidak berkelompok-kelompok sehingga dapat merata. Adapun pengeringan setelah penggenangan selama 24 jam itu dimaksudkan agar benih tidak membusuk dan mempercepat pertumbuhaan.

Pada pesemaian kering, pengairan dilakukan dengan air rembesan. Air dimasukan dalam selokan antara bedengan-bedengan, sehingga bedengan akan terus-menerus mendapatkan air dan benih akan tumbuh tanpa mengalami kekeringan. Apabila benih sudah cukup besar, penggenangan dilakukan dengan melihat keadaan. Pada bedengan pesemaian bila banyak ditumbuhi rumput, perlu digenangi air. Apabila pada pesemaian tidak ditumbuhi rumput, maka penggenangan air hanya kalau diperlukan saja.

5. Pengolahan Tanah

Pengolahan tanah untuk penanaman padi harus sudah disiapkan sejak dua bulan penanaman. Pelaksanaanya dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dengan cara tradisional dan cara modern.

Pengolahan tanah sawah dengan cara tradisional, yaitu pengolahan tanah sawah dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak dan garu yang semuaya dilakukan oleh manusia atau dibantu oleh binatang misalnya, kerbau dan sapi.

4

Page 6: Makalah Pb Das Konto

Pengolahan tanah sawah dengan cara modern yaitu pengolahaan tanah sawah yang dilaukan dengan mesin. Dengan traktor dan alat-alat pengolahan tanah yang serba dapat kerja sendiri.

a. Pembersihan

Sebelum tanah sawah dicangkul harus dibersihkan lebih dahulu dari jerami-jerami atau rumput-rumput yang ada. Dikumpulkan di satu tempat atau dijadikan kompos. Sebaiknya jangan dibakar, sebab pembakaran jerami itu akan menghilangkan zat nitrogen yang sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.

b. Pencangkulan

Sawah yang akan dicangkul harus digenagi air terlebih dahulu agar tanah menjadi lunak dan rumput-rumputnya cepat membusuk. Pekerjaan pencangkulan ini dilanjutkan pula dengan perbaikan pematang-pematang yang bocor.

c. Pembajakan

Sebelum pembajakan, sawah sawah harus digenangi air lebih dahulu. Pembajakan dimulai dari tepi atau dari tengah petakan sawah yang dalamnya antara 12-20 cm. tujuan pembajakan adalah mematikan dan membenamkan rumput, dan membenamkan bahan-bahan organis seperti : pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos sehingga bercampur dengan tanah. Selesai pembajakan sawah digenagi air lagi selama 5-7 hari untuk mempercepat pembusukan sisa-sisa tanaman dan melunakan bongkahan-bongkahan tanah.

d. Penggaruan

Pada waktu sawah akan digaru genangan air dikurangi. Sehingga cukup hanya untuk membasahi bongkahan-bongkahan tanah saja. Penggaruan dilakukan berulang-ulang sehingga sisa-sisa rumput terbenam dan mengurangi perembesan air ke bawah. Setelah penggaruan pertama selesai, sawah digenagi air lagi selama 7-10 hari, selang beberapa hari diadakan pembajakan yang kedua. Tujusnnya yaitu: meratakan tanah, meratakan pupuk dasar yang dibenamkan, dan pelumpuran agar menjadi lebih sempurna.

6. Penanaman dan Pemilihan Bibit

Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pencabutan bibit di pesemaian. Bibit yang akan dicabut adalah bibit yang sudah berumur 25-40 hari (tergantung jenisnya), berdaun 5-7 helai. Sebelum pesemaian 2 atau 3 hari tanah digenangi air agar tanah menjadi lunak dan memudahkan pencabutan.

Caranya, 5 sampai 10 batang bibit kita pegang menjadi satu kemudian ditarik ke arah badan kita, usahakan batangnya jangan sampai putus. Ciri-ciri bibit yang baik antara lain:

Umurnya tidak lebih dari 40 hari

Tingginya kurang lebih dari 40 hari

Tingginya kurang lebih 25 cm

Berdaun 5-7 helai

5

Page 7: Makalah Pb Das Konto

Batangnya besar dan kuat

Bebas dari hama dan penyakit

Bibit yang telah dicabut lalu diikat dalam satu ikatan besar untuk memudahkan pengangkutan. Bibit yang sudah dicabut harus segera ditanam, jangan sampai bermalam.  Penanaman padi yang baik harus menggunakan larikan ke kanan dank e kiri dengan jjarak 20 x 20 cm, hal ini untuk memudahkan pemeliharaan, baik penyiangan atau pemupukan dan memungkinkan setiap tanaman memperoleh sinar matahari yang cukup dan zat-zat makanan secara merata.

Dengan berjalan mundur tangan kiri memegang bibit, tangan kanan menanam, tiap lubang 2 atau 3 batang bibit, dalamnya kira-kira3 atau 4 cm. usahakan penanaman tegak lurus jangan sampai miring. Usahakan penanaman bibit tidak terlalu dalam ataupun terlalu dangkal. Bibit yang ditanam terlalu dalam akan menghambat pertumbuhan akar dan anakannya sedikit. 

Bibit yang ditanam terlalu dangkal akan menyebabkan mudah reba atau hanyut oleh aliran air. Dengan demiikian jelas bahwa penanaman bibit yang terlalu dalam maupun terlalu dangkal akan berpengaruh pada hasil produksi.

7. Pemeliharaan

a. Pengairan

Air merupakan syarat mutlak bagi pertumbuhan tanaman padi sawah. Masalah pengairan bagi tanaman padi sawah merupakan salah satu factor penting yang harus mendapat perhatian penuh demi mendapat hasil panen yang akan datang. Air yang dipergunakan untuk pengairan padi di sawah adalah air yang berasal dari sungai, sebab air sungai banyak mengandung lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna untuk menambah kesuburan tanah dan tanaman. Air yang berasal dari mata air kurang baik untuk pengairan sawah, sebab air itu jernih, tidak mengandung lumpur dan kotoran.

Memasukan air kedalam sawah dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

Air yang dimasukan ke petakan-petakan sawah adalah air yang berasal dari saluran sekunder. Air dimasukan ke petakan sawah melalui saluran pemasukan, dengan menghentikan lebih dahulu air pada saluran sekunder. Untuk menjaga agar genangan air didalam petakan sawah itu tetap, jangan lupa dibuat pula lubang pembuangan. Lubang pemasukan dan lubang pembuangan tidak boleh dibuat lurus.

Hal ini dimaksudkan agar ada pengendapan lumpur dan kotoran-kotoran yang sangat berguna bagi pertumbuhan tanaman. Apabila lubang pemasukan dan lubang pembuangan itu dibuat luru, maka air akan terus mengalir tanpa adanya pengendapan.

Pada waktu mengairi tanaman padi di sawah, dalamnya air harus diperhatikan dan disesuaikan dengan umur tanaman tersebut. Kedalaman air hendaknya diatur dengan cara sebagai berikut:

Tanaman yang berumur 0-8 hari dalamnya air cukup 5 cm.

Tanaman yang berumur 8-45 hari dalamnya air dapat ditambah hingga 10-20 cm.

6

Page 8: Makalah Pb Das Konto

Tanaman padi yang sudah membentuk bulir dan mulai menguning dalamnya air dapat ditambah hingga 25 cm. setelah itu dikurangi sedikit demi sedikit.

Sepuluh hari sebelum panen sawah dikeringkan sama sekali. Agar padi dapat masak bersama-sama.

b. Penyiangan dan Penyulaman

Setelah penanaman, Apabila tanaman padi ada yang mati harus segera diganti (disulam). Tanaman sulam itu dapat menyamai yang lain, apabila penggantian bibit baru jangan sampai lewat 10 hari sesudah tanam. Selain penyulaman yang perlu dilakukan adalah penyiangan agar rumput-rumput liar yang tumbuh di sekitar tanaman padi tidak bertumbuh banyak dan mengambil zat-zat makanan yang dibutuhkan ttanaman padi. Penyiangan dilakukan dua kali yang pertama setelah padi berumur 3 minggu dan yang kedua setelah padi berumur 6 minggu.

c. Pemupukan

Pemupukan bertujuan untuk menambah zat-zat dan unsur-unsur makanan yang dibutuhkan oleh tanaman di dalam tanah. Untuk tanaman padi, pupuk yang digunakan antara lain:

1. Pupuk alam, sebagai pupuk dasar yang diberikan 7-10 hari sebelum tanaman dapat digunakan pupuk-pupuk alam, misalnya: pupuk hijau, pupuk kandang, dan kompos. Banyyaknya kira-kira 10 ton / ha.

2. Pupuk buatan diberikan sesudah tanam, misalnya: ZA/Urea, DS/TS, dan ZK. Adapun manfaat pupuk tersebut sebagai berikut:

ZA/Urea: menyuburkan tanah, mempercepat tumbuhnya anakan, mempercepat tumbuhnya tanaman, dan menambah besarnya gabah.

DS/TS: mempercepat tumbuhnya tanaman, merangsang pembungaan dan pembentukan buah, mempercepat panen.

ZK: memberikan ketahanan tanaman terhadap hama / penyakit, dan mempercepat pembuatan zat pati.

d. Pemberantasan Hama / Penyakit

Burung, banyak yang menyerang padi sedang menguning, gunakan benda-benda untuk menghalaunya.

Walang sangit, penyerangan dilakukan saat padi masih muda, walang sangit dapat diberantas dengan disemprot menggunakab DDT atau disuluh (dipasang lampu).

Tikus, hewan yang satu ini dapat merugikan petani dengan jumlah besar kerena mereka dapat merusak areal yang cukup luas dengan waktu yang tidak lama. Tikus dapat diberantas dengan gropyokan atau dengan member umpan yang berupa ketela,  jagung dan sebagainya yang dicampur dengan phospit.

Ulat serangga, serangga-serang itu bertelur pada daun, apabila menetas ulatnya merusak batang dan daun. Cara pemberantasannya harus disemprot dengan obat-obat insektisida, misalnya : DDT, Aldrin, Endrin, Diazinon dan sebagainya.

7

Page 9: Makalah Pb Das Konto

8. Panen dan Pasca panen

Tahapan  - tahapan yang dilakukan pada saat penanganan pasca panen padi antara lain adalah sebagai berikut :

a. Penumpukan dan Pengumpulan

Penumpukan dan pengumpulan merupakan tahap penanganan pasca panen setelah padi dipanen. Ketidak-tepatan dalam penumpukan dan pengumpulan padi dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang cukup tinggi. Untuk menghindari atau mengurangi terjadinya kehilangan hasil sebaiknya pada waktu penumpukan dan pengangkutan padi menggunakan alas. Penggunaan alas dan wadah pada saat penumpukan dan pengangkutan dapat menekan kehilangan hasil antara 0,94 – 2,36 %.

b. Perontokan

Setelah dipanen, gabah harus segera dirontokkan dari malainya. Tempat perontokan dapat langsung dilakukan di lahan atau di halaman rumah setelah diangkut ke rumah. Perontokan ini dapat dilakukan dengan perontok bermesin ataupun dengan tenaga manusia. Bila menggunakan mesin, perontokan dilakukan dengan menyentuhkan malai padi ke gerigi alat yang berputar. Sementara perontokan dengan tenaga manusia dilakukan dengan cara batang padi dipukul-pukulkan, malai padipun dapat diinjak-injak agar gabah rontok. Untuk mengantisipasi agar gabah tidak terbuang saat perontokan maka tempat perontokan harus diberi alas dari anyaman bambu atau lembaran plastik tebal (terpal). Dengan alas tersebut maka seluruh gabah diharapkan dapat tertampung Setelah dirontokkan, butir-butir gabah dikumpulkan di gudang penyimpanan sementara. Oleh karena tidak semua petani memiliki gudang sementara, pengumpulan dapat dilakukan di teras rumah atau bagian lain dari rumah yang tidak terpakai. Gabah tersebut tidak perlu dimasukkan dalam karung,tetapi cukup ditumpuk setinggi maksimal 50 cm.

c. Pengeringan

Agar tahan lama disimpan dan dapat digiling menjadi beras, maka gabah harus dikeringkan. Pengeringan gabah umumnya dilakukan di bawah sinar matahari. Gabah yang dikeringkan ini dihamparkan di atas lantai semen terbuka. Penggunaan lantai semen terbuka ini agar sinar matahari dapat secara penuh diterima gabah. Bila tidak memiliki halaman atau tempat terbuka yang disemen maka halaman tanah pun dapat dipakai untuk penjemuran. Namun, gabah perlu diletakkan pada alas anyaman bambu, tikar atau lembaran plastik tebal. Hal ini dilakukan agar gabah tidak tercampur dengan tanah. Lama jemuran tergantung iklim dan cuaca, bila cuaca cerah dan matahari bersinar penuh sepanjang hari, penjemuran hanya berlangsung sekitar 2 – 3 hari. Namun, bila keadaan cuaca terkadang mendung atau gerimis dan terkadang panas. Waktu penjemurannya dapat berlangsung lama sekitar seminggu,sampai kadar air mencapai 14%.

d.  Penggilingan

Penggilingan dalam pasca panen padi merupakan kegiatan memisahkan beras dari kulit yang membungkusnya. Pemisahan secara tradisional menggunakan alat sederhana, yaitu lesung dan alu. Lesung terbuat dari kayu utuh yang diceruk mirip perahu. Cerukan pada kayu tersebut berfungsi sebagai

8

Page 10: Makalah Pb Das Konto

tempat gabah ditumbuk. Sementara alu merupakan pasangan dari lesung sebagai alat penumbuk gabah. Alu tersebut terbuat dari kayu yang bentuknya bulat panjang seperti pipa. Kendala penggilingan gabah secara tradisional adalah pengerjaannya sangat lambat, tenaga kerja yang memadai tidak tersedia dan alatnya sulit dijumpai. Saat ini kebanyakan lesung dan alu sudah menghilang dari kehidupan petani padi karena kehadiran alat penggiling yang praktis dan daya kerja cepat. Pemisahan beras dari kulitnya dapat dilakukan dengan cara modern atau dengan alat penggiling. Alat yang sering digunakan berupa hulle. Hasil yang diperoleh pada penggilingan dengan alat penggiling gabah ini sama dengan cara tradisional, yaitu pada tahap pertama diperoleh beras pecah kulit. Pada penggilingan tahap kedua, beras akan menjadi putih bersih.

e.  Penyimpanan Beras

Beras organik yang sudah digiling secara tradisional maupun modern dapat langsung dipasarkan. Namun, karena umumnya beras tidak langsung dapat dipasarkan seluruhnya maka perlu ada tempat penyimpanan. Teknik penyimpanan beras harus diperhatikan agar kondisinya tetap bagus hingga saatnya akan dijualUmumnya beras disimpan di gudang setelah dikemas dalam karung plastik berukuran 40 Kg atau 50 Kg. Pengemasan dalam karung ini dilakukan secara manual oleh petani. Bagian karung yang terbuka dijahit tangan hingga tertutup rapat.

Dalam gudang penyimpanan dapat saja beras diserang oleh hama bubuk. Biasanya hama bubuk ini menyerang beras yang tidak kering benar saat pengeringan. Hama bubuk tidak menyukai beras yang kering karena keras. Selain itu, hama bubuk pun menyukai tempat lembab sehingga ruangan gudang harus kering, yang dilengkapi dengan ventilasi udara. Penumpukan karung berisi beras di dalam gudang pun harus ditata sedemikian rupa agar beras yang sudah lebih dahulu disimpan dapat mudah keluar lebih awal. Akan lebih baik lagi bila setiap karung diberi tindakan khusus seperti tanggal penyimpanan.

f.   Pemasaran

Ada dua cara pemasaran beras di Indonesia, pertama petani menjual langsung di lahan pada saat sudah siap panen kepada pedagang pengumpul yang disebut penebas. Penebas inilah yang akan memanen dan mengolahnya lebih lanjut menjadi beras. Kedua, petani sendiri yang memanen,mengeringkan,lalu menjual kepedagang pengumpul,baik berupa gabah kering giling atau sudah menjadi beras. Penjualan beras biasanya dilakukan petani langsung kepada pedagang beras di pasar, dititipkan kepasar swalayan atau dijual langsung ke konsumen.

Bila dijual langsung ke pedagang beras di pasar, keuntungan yang diperoleh hanyalah berupa uang kontan, kerugiannya adalah harga yang diperoleh tidak maksimal karena pedagangpun harus mengambil keuntungan saat dipasarkan lebih lanjut. Bila dititipkan di pasar swalayan, keuntungan yang diperoleh berupa harga jual yang lebih tinggi. Hanya saja pembayarannya tidak dilakukan secara tunai, melainkan setelah beras tersebut laku terjual. Beras yang dititipkan dikemas dalam plastik yang sudah dilengkapi dengan label. Bila dijual langsung ke konsumen, harganya memang sama dengan harga jual ke pasar

9

Page 11: Makalah Pb Das Konto

swalayan, bahkan dapat lebih tinggi. Dari segi usaha cara ini kurang praktis karena petani harus mendatangi konsumen satu persatu.

2.2 Hasil Identifikasi dan Analisis Permasalahan Sistem Budidaya Tanaman dari Praktek-Praktek Petani Selama ini Guna Menuju Pengembangan Pertanian Berbasis Ekologi

Pada sistem budidaya petani padi ini, petani cenderung memperhatikan pertumbuhan hasil produksinya. Dimana penerapan praktek budidayanya, dalam pemupukan petani cenderung memaksimalkan penggunaan pupuk anorganik serta dalam mengatasi penanggulanagan hamanya menggunakan pestisida tanpa memperhatikan keseimbangan ekosistem sekitarnya. Sedangkan sebaiknya, petani harus memperhatikan hal-hal sederhana seperti pemberian dosis pupuk dan dosis perstisida sendiri. Karena apabila pemberian pupuk anorganik yang sangat berlebihan akan mempengaruhi kesehatan tanah pada lahan tersebut dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman di lahan tersebut, juga dengan pemberian pestisida yang kurang tepat maka dikhawatirkan akan dapat menimbulkan ketidakseimbangan ekosistem dan dapat mencemari lingkungan sekitar terutama pencemaran pada uidara di lahan tersebut yang dapat menyebabkan biodiversitas rendah.

Selain itu, juga ditambah rendahnya penerapan dalam hal biodiversitas vegetasi yang ada pada daerah sekitar lahan sawah. Dimana pada lahan sawah tersebut cenderung hanya terdapat hamparan sawah tanpa adanya tanaman lain guna mendukung habitat dari keragaman arthropoda pada lahan tersebut. Dari beberapa penerapan sistem pertanian tersebut patut kiranya juga perlu dilakukan penerapan sistem pertanian dengan berwawaskan beberapa dari prinsip ekologi, dimana baik nantinya meningkatkan biomassa pada lahan pertanian tersebut dan peningkatannya dalam keragaman biodiversitas baik dalam tanah maupun lingkungan diluar tanah.

2.3 Penyelesaian Masalah oleh Petani Sendiri

Pada sistem budidaya yang digunakan oleh petani tanaman padi tersebut yang cenderung lebih memperhatikan hasil produknya dimana prakteknya telah menggunakan komposisi pupuk anorganik dan pestisida yang tinggi untuk menanggulangi masalah pada lahan padinya yakni masalah hama, dan juga perbaikan kondisi tanahnya, tanpa memperhatikan ekosistem lingkungan, petani tersebut tidak memperhatikan jumlah komposisi untuk lahan komoditas padinya. Karna petani tersebut hanya ingin mendapatkan hasil produksi yang maskimal baik, tanpa memperhatikan komposisi dan jumlah input yang diberikan ke lahan tersebut.

Dalam penggunakan pupuk anorganik dan juga pestisida kimia, memang petani harus memperhatikan agar terukur. Karna dosis yang berlebihan akan menghasilkan pula hasil produksi yang tidak maskimal, selain itu penggunkan bahan bahan anorganik dan kimia dapat memberikan dampak yang kurang baik bagi ekosistem lingkungan. Maka dari itu dalam penggunaaan nya harus memperhatikan ukuran dan waktu yang tepat, agar tidak berlebihan, ehingga tidak menghasikan dampak yang kurang bai bagi tamanam.

10

Page 12: Makalah Pb Das Konto

Dalam menangani masalah dosis penggunaan pupuk anorganik dan pestisida kimia pada lahan, hal dilakukan petani adalah lebih menyesuaikan waktu pemberian dan waktu yang tepat kapan pupuk tersebut dierikan ke tamanan, selain itu cara pemberian nya pun juga sebaiknya dilakukan dengan cara yang tepat, apakah dengan disebar, atau langsung diberiakn ke akar tanaman.

2.4 Rekomendasi Solusi Terhadap Permasalahan Budidaya Pertanaman

Tanah yang ada didaerah DAS Konto adalah tanah latosol atau disebut juga tanah inceptisol, pada umumnya tanah latosol ini memiliki kadar unsur hara dan organiknya cukup rendah, sedangkan produktivitas tanahnya dari sedang sampai tinggi. Pada umumnya kandungan unsur hara ini dari rendah sampai sedang. Mudah sampai agak sukar merembes air, oleh sebab itu infiltrasi dan perkolasinya dari agak cepat sampai agak lambat, daya  menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi.

Penerapan dalam hal praktek budidaya yang mana dalam pemupukan cenderung memaksimalkan penggunaan pupuk anorganik dan dalam mengatasi penanggulanagan hamanya menggunakan pestisida dan tanpa memperhatikan ekosistem sekitarnya. Sedangkan seharusnya perlukiranya dalam memperhatikan hal-hal sederhana seperti pemberian dosis pupuk dan dosis perstisida sendiri. Kurangnya penerapan dalam hal biodiversitas vegetasi yang ada pada daerah sekitar lahan sawah. Dimana pada lahan sawah tersebut cenderung hanya terdapat hamparan sawah tanpa adanya tanaman lain guna mendukung habitat dari keragaman arthropoda pada lahan tersebut. Dari beberapa penerapan system pertanian tersebut patut kiranya juga perlu dilakukan penerapan system pertanian dengan berwawaskan beberapa dari prinsip ekologi, dimana baik nantinya meningkatkan biomassa pada lahan pertanian tersebut dan peningkatannya dalam keragaman biodiversitas baik dalam tanah maupun lingkungan diluar tanah.

Hal-hal tersebut sesuai dengan pendapat beberapa peneliti, menurut Setiobudi et. al. (2008) penggunaan pupuk urea, SP36 secara terus menerus dengan sistem pengairan kontinu dapat mempercepat penurunan ketersediaan hara mikro terutama seng (Zn), tembaga (Cu) dan belerang (S). Produktivitas padi sawah dengan gejala pelandaian hasil disebabkan antara lain oleh ketidakseimbangan hara dalam tanah.

Upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki sifat tanah pada daerah tersebut dapat digunakan jerami segar yang dicincang dan dicampurkan dengan Trichoderma. Jerami segar yang dicampur dengan Trichoderma bertujuan agar lebih mudah terdekomposisi sehingga hasil perombakan jerami baik berupa asam-asam organik dan hara yang terkandung dalam jerami lepas kedalam tanah. Oleh sebab itu jerami segar dapat digunakan untuk pengelolaan padi sawah intensif. Pemberian jerami dapat memperbaiki sifat tanah dan menaikkan produksi padi.

Kondisi tanah organic merupakan hal penting untuk penyediaan unsure hara juga membuat tanaman tumbuh sehat seperti pernyataan dari salah satu buku Building Soils for Better Crops : Sustainable Soil Mnagement “A fertile and healthy soil is the basis for healthy plants, animals, and humans. And soil organic matter is the very foundation for healthy and productive soils. Understanding the role of organic matter in maintaining a healthy soil is essential for developing ecologically sound agricultural practices. But how can organic matter, which only

11

Page 13: Makalah Pb Das Konto

makes up a small percentage of most soils, be so important that we devote the three chapters in this section to discuss it? The reason is that organic matter positively influences, or modifies the effect of, essentially all soil properties. That is the reason it’s so important to our understanding of soil health and how to manage soils better.” Dari peryataan ini jelas bahwa tanah organic merupakan hal mendasar untuk kondisi tanah yang baik.

Menurut Brown (1999) metode konservasi dengan menanam berbagai jenis tanaman seperti tanaman pagar, tanaman penutup tanah, pergiliran tanaman serta penggunaan pupuk organik, system irigasi, system pergiliran tanam.

Penggunaan tanaman pagar

Tanaman pagar disini guna untuk meningkatkan daya dukung lahan dan dalam meningkatkan biodiversitas pada lahan tersebut baik biodiversitas vegetasinya dan biodiversitas mikroorganisme pada lingkungan pertanaman tersebut.

System rotasi tanaman

Dalam system rotasi tanaman ini memiliki peran penting dalam nantinya menjaga keberlangsungan system siklus hara pada tanah dan hal tersebut sangat menunjang agar tidak terjadi degradasi tanah yang disebabkan dengan tingkat intensifitas dalam hal membudidayakan tanaman yang sama dalam kurun watu yang terus menerus.

Pengelompokan tanaman dalam suatu bentang alam (landscape)

Pengelompokan tanaman dalam suatu bentang alam (landscape) mengikuti kebutuhan air yang sama, sehingga irigasi dapat dikelompokkan sesuai kebutuhan tanaman. Teknik ini dilakukan dengan cara mengelompokkan tanaman yang memiliki kebutuhan air yang sama dalam satu landscape. Pengelompokkan tanaman tersebut akan memberikan kemudahan dalam melakukan pengaturan air. Air irigasi yang dialirkan hanya diberikan sesuai kebutuhan tanaman, sehingga air dapat dihemat.Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemberian air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat hemat air.

Penyesuaian jenis tanaman dengan karakteristik wilayah.

Teknik konservasi air ini dilakukan dengan cara mengembangkan kemampuan dalam menentukan berbagai tanaman alternatif yang sesuai dengan tingkat kekeringan yang dapat terjadi di masing-masing daerah. Sebagai contoh, tanaman jagung yang hanya membutuhkan air 0,8 kali padi sawah akan tepat jika ditanam sebagai pengganti padi sawah untuk antisipasi kekeringan Pada daerah hulu DAS yang merupakan daerah yang berkelerengan tinggi, tanaman kehutanan menjadi komoditas utama.

Penyediaan agen hayati dengan memanfaatkan tanaman refugia seperti Akar Wangi (Vetiveria zizanioides (L.) Nash) dan Kangkung Hutan (Ipomoea crasicaulis Rob.) sebagai habitat dari agen hayati tersebut. Refugia membantu serangga bermigrasi keluar dari tanaman budidaya, meningkatkan jumlah populasi predator tanpa perlu biaya tambahan (tidak membahayakan) pada tanaman budidaya. Refugia dapat menahan dampak migrasi serangga dari lahan saat tanaman budidaya matang/mulai kering. Refugia berupa tanaman yang tidak dibudidayajkan sehingga bisa menjadi inang serangga herbivor tanpa battasan populasi. Predator bisa mencari mangsa dari serangga herbivor yang

12

Page 14: Makalah Pb Das Konto

tersedia pada tanaman refugia. Pada saat tananaman budidaya tersedia, predator dapat mencegah infestasi serangga herbivora.

2.5 Rancangan kegiatan-kegiatan perbaikan habitat pertanaman baik diatas dan didalam tanah.

1. Pengolahan Tanah

Tahapan pengolahan tanah sawah pada prinsipnya mencakup kegiatan–kegiatan sebagai berikut:

a. Perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran

Sebelum penggarapan tanah dimulai, Pematang/Galengan harus dibersihkan dari rerumputan, diperbaiki, dan dibuat cukup tinggi. Fungsi utama untuk menahan air selama pengolahan tanah agar tidak mengalir keluar petakan, sebab dalam penggarapan tanah air tidak boleh mengalir keluar. Fungsi selanjutnya berkaitan erat dengan pengaturan kebutuhan air selama ada tanaman padi.

Saluran atau parit diperbaiki dan dibersihkan dari rumput-rumput. Kegiatan ini bertujuan agar dapat memperlancar arus air serta menekan jumlah biji gulma yang terbawa masuk ke dalam petakan. Sisa jerami dan sisa tanaman pada bidang olah dibersihkan sebelum tanah diolah.

b. Pencangkulan

Setelah dilakukan perbaikan Pematang/Galengan dan Saluran, tahap berikutnya adalah pencangkulan. Sudut–sudut petakan dicangkul untuk memperlancar pekerjaan bajak atau traktor. Pekerjaan tersebut dilaksanakan bersamaan dengan saat pengolahan tanah.

c. Pembajakan dan Penggaruan

Pembajakan

Airi petakan sawah seminggu sebelum pembajakan, untuk melunakan tanah dan menghindarkan melekatnya tanah pada mata bajak. Terlebihdahulu dibuat alur ditepi dan ditengah petakan sawah agar air cepat membasahi saluran petakan. Kedalaman dalam pembajakan + 15-25 cm. Hingga tanah benar-benar terbalikan dan hancur.

Penggaruan

Dengan cara menggaru tanah memanjang dan melintang, bongkahan-bongkahan tanah dapat dihancurkan. Dengan penggaruan yang berulang-ulang :

o Peresapan air ke bawah dikurangi

o Tanah menjadi rata

o Penanaman bibit menjadi mudah

o Rumput-rumput yang ada akan terbenam

d. Peratakan

13

Page 15: Makalah Pb Das Konto

Meratakan tanah sebelum tanam pindah

Membenamkan pupuk dasar guna menghindari denitrifikasi

Melumpurkan tanah dengan sempurna

2. Pemupukan

Tujuan utama pemupukan adalah menjamin ketersediaan hara secara optimum untuk mendukung pertumbuhan tanaman sehingga diperoleh peningkatan hasil panen. Penggunaan pupuk yang efisien pada dasarnya adalah memberikan pupuk bentuk dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman, dengan cara yang tepat dan pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pertumbuhan tanaman tersebut. Kebutuhan pupuk setiap jenis tanaman berbeda tergantung pada tingkat kesuburan tanahnya. Tanaman dapat menggunakan pupuk hanya pada perakaran aktif, tetapi sukar menyerap hara dari lapisan tanah yang kering atau mampat. Efisiensi pemupukan dapat ditaksir berdasarkan kenaikan bobot kering atau serapan hara terhadap satuan hara yang ditambahkan dalam pupuk tersebut. Pemberian pupuk organik dapat dilakukan secara berangsur disamping pemberian pupuk anorganik.

3. Pengembalian Sisa Tanaman (Jerami) ke Tanah

Sisa hasil panen dapat berfimgsi sebagai sumber hara bagi tanaman dan sebagai mulsa untuk menghainbat evaporasi air. Hasil dekoinposisi sisa panen akan menghasilkan senyawasenyawa sederhana yang dapat diserap oleh tanaman. Di samping itu hasil dekomposisi sisa panen ini juga akan dapat menjadi bahan perekat antar butir-butir tanah membentuk agregat yang lebih besar dan akan meningkatkan daya ikat tanah terhadap air. Selebihnya sisa panen akan dapat menjadi media mikroba tanah yang mampu meningkatkan kesuburan tanah.

Padi menyerap unsur hara dari dalam tanah. Dengan bantuan energi dari sinar matahari, hara dari dalam tanah ditambah dengan CO2 dari udara diubah menjadi senyawa komplek untuk membentuk batang, daun, dan bulir-bulir padi. Setelah panen padi dibawa ke tempat lain dan jerami sisa-sisa panen umumnya dibakar. Akibatnya unsur hara dan bahan organik tanah semakin lama semakin berkurang. Sebaiknya jerami yang dihasilkan dari sisa-sisa panen jangan dibakar, tetapi diolah menjadi kompos dan dikembalikan lagi ke tanah. Kompos jerami ini secara bertahap dapat menambah kandungan bahan organik tanah, dan lambat laun akan mengembalikan kesuburan tanah. Kompos selain dibuat dari jerami dapat juga dibuat dari seresah atau sisa-sisa tanaman lain. Rumputrumputan, sisa-sisa daun dan batang pisang, atan daun-daun tanaman dapat juga dibuat kompos. Pada prinsipnya semua limbah organik dapat dijadikan kompos.

Fokus utama dalam pemulihan kesehatan lahan sawah adalah memanfaatkan kompos jerami dan mengembalikan jerami ke lahan sebagai bahan pemulih kesehatan tanah dan sumber hara untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Bahan organik (kompos jerami) merupakan titik awal (entry point) aliran energi ke dalam ekosistem tanah untuk mendukung kelimpahan organisme tanah dan sebagai aktivator dan regenerator pabrik pupuk alami di rhizosfir dalam ekosistem lahan sawah yang sehat (Simarmata et al, 2008; 2010 dan Ingham, 2001).

14

Page 16: Makalah Pb Das Konto

Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi kompos jerami selama 4 – 6 musim, mampu meningkatkan kesehatan tanah dan meningkatkan produktivitas tanaman padi sekitar 25 %. Perbaikan terhadapa Indikator fisik, kimia dan biologi dapat terlihat di lapangan, antara lain; perbaikan pada lapisan bajak, peningkatan kandungan C-organik, peningkatan pada kelimpahan biota tanah dan tampilan pertumbuhan tanaman maupun perkembangan tanaman (Anonim, 2010. dan Simarmata, 2009).

4. Rancangan Kegiatan Perbaikan Habitat 

Konsep konservasi adalah konsep yang kaya akan makna, para ahli lingkungan menggambarkan sebagai isu moral yang mengikat tanggung jawab manusia untuk menjaga keselamatan sumberdaya agar dapat digunakan oleh generasi mendatang.

Dalam konservasi berarti pula adanya kegiatan yang meliputi preserving, guarding, protectingatau menjaga sesuatu agar tetap aman seperti semula, sehingga untuk setiap pembahasan usaha konservasi haruslah dalam cakupan time horizon yang panjang. Perkembangan tanaman pangan di Indonesia hingga saat ini, belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Hal ini antara lain disebabkan karena tanaman pangan perlu penanganan yang serius, modal besar,dan berisiko tinggi.

 Selain itu, harga tanaman pangan  yang  berfluktuasi sehingga memperbesar risiko rugi bagi petani. Adanya dorongan pemerintah dalam sistem agribisnis,diharapkan perkembangan tanaman pangan berjalan pesat. Pengembangan agribisnis merupakan integrasi yang komprehensif dari semua komponen agribisnisyang terdiri dari lima subsistem, yaitu subsistem agribisnis hulu; subsistem usahatani;subsistem pengolahan; subsistem pemasaran; dan subsistem penunjang.

2.6 Uraian Teknologi dan Cara serta Lokasi Penerapan

Permasalahan yang terjadi pada lahan persawahan yang menjadi tempat observasi lapang kami adalah pada serangan hama dan juga pada tanahnya. Tanah pada daerah tersebut mencirikan bahwa tanahnya termasuk tanah latosol atau dapat disebut juga tanah inceptisol dimana tanah latosol ini merupakan tanah yang muda atau tanah yang baru berkembang, tanah ini memiliki pH yang rendah atau disebut sebagai tanah masam dan juga kandungan unsur hara dan organiknya cukup rendah, sedangkan produktivitas tanahnya dari sedang sampai tinggi. Tanah latosol ini mudah sampai agak sukar merembes air, oleh sebab itu infiltrasi dan perkolasinya dari agak cepat sampai agak lambat, daya  menahan air cukup baik dan agak tahan terhadap erosi.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, petani disana memiliki ketergantungan terhadap penggunaan bahan kimia yaitu pada penggunaan pupuk anorganik. Dengan terlalu banyaknya dosis yang diaplikasikan pada lahan tersebut dan dilakukan secara kontinu dapat menyebabkan terjadinya pemadatan tanah dimana tanah akan sulit untuk menyerap air juga tidak adanya ruang pori didalam tanah sehingga dapat mematikan aktivitas makro atau mikroorganisme didalam tanah. Setiobudi (2008) menyatakan bahwa penggunaan pupuk urea, SP36 secara terus menerus dengan sistem pengairan

15

Page 17: Makalah Pb Das Konto

kontinu dapat mempercepat penurunan ketersediaan hara mikro terutama seng (Zn), tembaga (Cu) dan belerang (S). Produktivitas padi sawah dengan gejala pelandaian hasil disebabkan antara lain oleh ketidakseimbangan hara dalam tanah. Untuk itu, upaya yang dapat dilakukan untuk dapat memperbaiki sifat-sifat tanah dan mendukung agar sistem pertaniannya berkelanjutan salah satunya adalah dengan menggunakan sisa tanaman untuk dikembalikan lagi keatas permukaan tanah. Sisa tanaman yang dimaksud adalah dengan menggunakan jerami padi segar yang telah dicacah terlebih dahulu lalu dicampur dengan Trichoderma yang bertujuan agar lebih mudah terdekomposisi sehingga hasil perombakan jerami baik berupa asam-asam organik dan hara yang terkandung dalam jerami lepas kedalam tanah. Mahyudin (2010) menyatakan bahwa jerami segar dapat digunakan untuk pengelolaan padi sawah intensif, dan pemberian jerami dapat memperbaiki sifat tanah dan menaikkan produksi padi.

Teknologi yang dapat ditawarkan untuk menunjang pengelolaan hama penyakit tanaman adalah sebagai berikut:

1. Penyediaan agen hayati dengan memanfaatkan tanaman refugia seperti Akar Wangi (Vetiveria zizanioides (L.) Nash) dan Kangkung Hutan (Ipomoea crasicaulis Rob.) sebagai habitat dari agen hayati tersebut.

Refugia membantu serangga bermigrasi keluar dari tanaman budidaya, meningkatkan jumlah populasi predator tanpa perlu biaya tambahan (tidak membahayakan) pada tanaman budidaya. Refugia dapat menahan dampak migrasi serangga dari lahan saat tanaman budidaya matang/mulai kering. Refugia berupa tanaman yang tidak dibudidayakan sehingga bisa menjadi inang serangga herbivor tanpa battasan populasi. Predator bisa mencari mangsa dari serangga herbivor yang tersedia pada tanaman refugia. Pada saat tananaman budidaya tersedia, predator dapat mencegah infestasi serangga herbivora.

2. Mengatur jarak tanam padi, yaitu dengan sistem jajar legowo.

Sistem tanam legowo merupakan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang kemudian diselingi satu barisan kosong. Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan.

3. Lampu Perangkap (Light Traps)

Lampu perangkap merupakan alat penting untuk mendeteksi kehadiran wereng imigran pada pertanaman atau persemaian padi atau menangkap wereng dalam jumlah besar. Untuk keperluan deteksi, satu lampu perangkap cukup untuk mengontrol areal 200-500 ha. Namun, bila digunakan untuk pengendalian, diperlukan lampu perangkap lebih banyak dari yang ditetapkan. Lampu perangkap sangat penting karena wereng yang pertama kali datang di persemaian atau pertanaman adalah wereng makroptera betina/jantan imigran. Lampu perangkap dipasang pada ketinggian 150-250 cm dari permukaan tanah. Hasil tangkapan dengan lampu 100 watt dapat mencapai 400.000 ekor/ malam. Keputusan yang diambil setelah wereng terperangkap adalah: (1) wereng yang tertangkap dikubur; (2) pertanaman padi dikeringkan sampai tanah retak; dan (3) setelah dikeringkan, wereng dikendalikan dengan insektisida yang direkomendasi.

16

Page 18: Makalah Pb Das Konto

Menggunakan insektisida dengan mempertimbangkan beberapa faktor yaitu

a. Pertanaman padi dikeringkan sebelum aplikasi insektisida, baik yang berbentuk cair maupun butiran

b. Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun sudah tidak ada, minimal pada pukul 8 pagi sampai maksimal pukul 11, dilanjutkan sore hari

c. Tepat dosis dan jenisnya, yaitu yang berbahan aktif imidakloprid, firponil, dan teametoksam

d. Tepat air pelarut.

2.7 Uraian Kegiatan-Kegiatan yang Perlu Dilakuan dalam Mengkonservasi Biodiversitas

Menurut Brown (1999) metode konservasi dengan menanam berbagai jenis tanaman seperti tanaman pagar, tanaman penutup tanah, pergiliran tanaman serta penggunaan pupuk organik, sistem irigasi, sistem pergiliran tanam.

a. Penggunaan tanaman pagar

Tanaman pagar disini guna untuk meningkatkan daya dukung lahan dan dalam meningkatkan biodiversitas pada lahan tersebut baik biodiversitas vegetasinya dan biodiversitas mikroorganisme pada lingkungan pertanaman tersebut.

b. Sistem rotasi tanaman

Dalam sistem rotasi tanaman ini memiliki peran penting dalam nantinya menjaga keberlangsungan sistem siklus hara pada tanah dan hal tersebut sangat menunjang agar tidak terjadi degradasi tanah yang disebabkan dengan tingkat intensifitas dalam hal membudidayakan tanaman yang sama dalam kurun watu yang terus menerus.

17

Page 19: Makalah Pb Das Konto

c. Pengelompokan tanaman dalam suatu bentang alam (landscape)

Pengelompokan tanaman dalam suatu bentang alam (landscape) mengikuti kebutuhan air yang sama, sehingga irigasi dapat dikelompokkan sesuai kebutuhan tanaman. Teknik ini dilakukan dengan cara mengelompokkan tanaman yang memiliki kebutuhan air yang sama dalam satu landscape.

Pengelompokkan tanaman tersebut akan memberikan kemudahan dalam melakukan pengaturan air. Air irigasi yang dialirkan hanya diberikan sesuai kebutuhan tanaman, sehingga air dapatdihemat.Hal ini dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemberian air irigasi yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga dapat hemat air.

d. Penyesuaian jenis tanaman dengan karakteristik wilayah.

Teknik konservasi air ini dilakukan dengan cara mengembangkan kemampuan dalam menentukan berbagai tanaman alternatif yang sesuai dengan tingkat kekeringan yang dapat terjadi di masing-masing daerah.

Sebagai contoh, tanaman jagung yang hanya membutuhkan air 0,8 kali padi sawah akan tepat jika ditanam sebagai pengganti padi sawah untuk antisipasi kekeringan Pada daerah hulu DAS yang merupakan daerah yang berkelerengan tinggi, tanaman kehutanan menjadi komoditas utama.

Adapun kaitannya dengan 10 prinsip yang dapat diambil dan disesuaikan dengan sistem pertanian diantaranya yakni,

1. Mencegah kerusakan, frakmentasi atau degradasi yang lebih lanjut dari petak habitat alami dalam landscape pertanian, ini berkaitan dengan mempertahankan ekosistem yang berbasis pada prinsip ekologi dimana mempertahankan biodiversitas lingkungan yang ada pada lahan tersebut yang nantinya mendukung keberlangsungan ekologi yang ada pada lahan tersebut.

2. Menggunakan praktek managemen terbaik untuk membuat sistem pertanian lebih harmonis dengan konservasi biodiversitas, ini kaitannya dengan adanya hubungan interaksi antara faktor abiotik dan faktor biotic yang nantinya lebih mengarah pada adanya interaksi antar faktor biotik dalam kaitannya peningkatan biodiversitas baik mikroorganisme maupun vegetasi yang ada di dalamnya.

3. Mengindentifikasi dan menangani ancaman untuk konservasi habitat alami. Kaitannya disini dalalm hal melestarikan dan mempertahankan ekosistem yang ada pada lingkungan tersebut. Baik dengan mempertahankan tanaman asli semisal agroforesti dan semak yang ada pada lingkungan tersebut guna menjaga keberlangsngan ekosistem tersebut. Serta hal tersebut ada kaitannya erat dalam konservasi pada ekosistem lahan tersebut.

18

Page 20: Makalah Pb Das Konto

BAB IIIPEMBAHASAN UMUM

Kontribusi petani kecil cukup besar dalam produksi beras domestik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Namun produktivitas lahan sawah padi cenderung menurun pada beberapa tahun terakhir dibanding sebelumnya. Banyak masalah yang menyebabkan produktivitas padi menurun, salah satu faktornya adalah menurunnya kualitas biodiversitas pada lahan sawah.

Tindakan pengembalian keragaman biodiversitas di lahan pertanian sawah dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas lahan. Pengolahan tanah dapat dilakukan dengan metode yang meminimalisir pengurangan biodiversitas, pemupukan dengan dosis yang tepat dapat menjaga kualitas tanah sehingga ekologi tanah tidak terganggu. Pemakaian pestisida sesuai takaran penting agar resistensi OPT tidak terjadi, serta pengembalian sisa tanaman ke tanah menambah bahan organik dalam tanah dan memacu dekomposer untuk aktif.

Pengenalan aplikasi teknologi baru yang mendukung pada lahan juga dapat meningkatkan biodiversitas lahan, penggunaan Trichoderma ketika dilakukan pengembalian sisa tanaman ke tanah dapat mempercepat laju dekomposisi sehingga unsur hara mudah tersedia untuk tanaman. Penyediaan agens hayati dengan dukungan tanaman refugia dapat menjaga populasi agens hayati pada peralihan musim tanam. Sistem tanam jajar legowo yang telah dilakukan oleh petani narasumber dapat mengubah iklim mikro lahan sehingga tidak mendukung pertumbuhan populasi hama.

Dalam kegiatan konservasi biodiversitas tindakan-tindakan diatas perlu dilakukan dan digabungkan dengan teknik lain yang dapat menambah biodiversitas di lahan sawah, seperti tanaman pagar, rotasi tanaman, pengelompokan tanaman sesuai bentang alam, serta penyesuaian jenis tanaman dengan karakteristik wilayah. Dengan begitu usaha konservasi benar-benar dapat mencegah kerusakan lahan lebih lanjut, dan setelah ada perbaikan lahan dapat dilakukan praktek manajemen lahan sehingga kelestarian ekosistem tetap terjaga dan diharapkan kegiatan usaha tani dapat mencapai keberlanjutan dalam jangka waktu yang lama.

19

Page 21: Makalah Pb Das Konto

BAB IVKESIMPULAN

Biodiversitas merupakan salah satu komponen penting dalam kegiatan usahatani. Keragaman biodiversitas menjadi indikator sehat tidaknya ekosistem pada suatu lahan dikarenakan dapat menunjukkan kelengkapan rantai makanan yang berperan di lahan tersebut. Semakin lengkap rantai makanan maka semakin banyak jenis organisme yang berbeda di lahan tersebut dan menunjukkan bahwa ekosistemnya masih cukup beragam.

Pada lahan pertanian narasumber yang terletak di DAS Konto, sistem pertaniannya masih menggunakan sistem konvensional yang bergantung pada penggunaan pupuk dan pestisida secara berkala. Meski kondisi keragaman biodiversitasnya tidak terlalu baik namun petani sudah menerapkan beberapa kebiasaan yang mendukung biodiversitas di lahan. Metode penanaman padi yang telah diterapkan oleh petani juga dapat menekan pertumbuhan OPT sehingga dapat meningkatkan hasil panen.

Lahan pertanian subjek narasumber membutuhkan lebih banyak teknologi yang dapat mendukung perbaikan keragaman biodiversitas secara lebih lanjut. Dengan manajemen yang sesuai dengan prinsip konservasi maka kekhawatiran akan lahan pertanian yang menjadi kritis dapat berkurang. Konservasi ekosistem diharapkan dapat dilaksanakan sehingga kualitas lahan meningkat dan berdampak pada produktivitasnya serta dapat menyejahterakan penduduk DAS Konto.

20

Page 22: Makalah Pb Das Konto

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1973. Budidaya Tanaman Padi, Aksi Agraris. Yogyakarta: Kanisius.

Biro Pusat Statistik. 1996. Survei Susut Pascapanen MT. 1994/1995 Kerjasama BPS, Ditjen Tanaman Pangan, Badan Pengendali Bimas, Bulog, Bappenas, IPB, dan Badan Litbang Pertanian.

Brown, Keith.1999. Concise Encyclopedia of Grammatical Categories. Cambidge: Elsiver.

Magdoff, Fred & Van Es, Harold. Building Soils for Better Crops. Sustainable Agriculture Research and Education Program.

Mahyudin Dalimunthe. 2010. Aplikasi Jerami dan Paket Pemupukan terhadaap Sifat Tanah dan Produksi Padi pada Pola Penanaman Intensif. Medan: STTP.

Mitrosuhardjo M.M. 1998. Jurnal: Pengaruh Pengembalian Sisa Panen Terhadap Produksi Tanaman dan Kelembaban Tanah Selama 3 Tahun pada Pola Tanam Tumpang Gilir. Batan: Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi.

Nugroho, Hery. 2011. Perbaiki Kesuburan Tanah Melalui Pengembalian Jerami Padi. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. Jambi.

Pitojo, S. 2000. Budidaya Padi. Yogyakarta: Kanisius.

Setyono, A., Sutrisno dan Sigit Nugraha. 2000. Pengujian pemanenan padi sistem kelompok dengan memanfaatkan kelompok jasa pemanen dan jasa perontok. Disampaikan pada Apresiasi Seminar Hasil Penelitian Balitpa.

Tim Penulis PS. 2000. Budidaya dan Pengolahan padi sawah, Strategi Pemasaran. Jakarta: PT. Penebar Swadaya.

21