makalah paud
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan adalah hak warga negara, tidak terkecuali pendidikan
di usia dini merupakan hak warga negara dalam mengembangkan
potensinya sejak dini. Berdasarkan berbagai penelitian bahwa usia
dini merupakan pondasi terbaik dalam mengembangkan kehidupannya di
masa depan. Selain itu pendidikan di usia dini dapat mengoptimalkan
kemampuan dasar anak dalam menerima proses pendidikan di usia-usia
berikutnya.Dengan terbitnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), keberadaan pendidikan usia
dini diakui secara sah. Hal itu terkandung dalam bagian tujuh,
pasal 28 ayat 1-6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan pada
pendidikan pra-sekolah yaitu anak usia 0-6 tahun. Dalam penjabaran
pengertian, UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisidiknas menyatakan
bahwa: Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Berdasarkan data dari Direktorat Pembinaan TK dan SD, pada tahun
2007 sebagian besar pendidikan anak usia dini (PAUD)
diselenggarakan oleh masyarakat (Swasta) yakni sekitar 98,7%.
Sedangkan masalah utamanya adalah angka partisipasi kasar (APK)
PAUD/TK baru mencapai 26,68%. Selain itu, masalah yang timbul dalam
penyelenggaraan PAUD adalah ekspektasi masyarakat yang terlalu
tinggi terhadap aspek kemampuan kognitif siswa, padahal PAUD adalah
pendidikan yang berusaha mengembangkan seluruh aspek perkembangan
anak usia dini, sehingga ia siap melaksanakan pendidikan di jenjang
yang formal. Hal itu menunjukan bahwa pengembangan PAUD harus lebih
ditingkatkan agar tujuan pendidikan secara umum dapat dicapai. Oleh
karena itu peran serta masyarakat harus dipertahankan dan peran
pemerintah dalam membina dan mengembangkan berbagai kebijakan
tentang PAUD harus dioptimalkan. Kajian terhadap keberadaan PAUD
dalam sistem pendidikan nasional perlu banyak dilakukan, baik
kajian terhadap aspek-aspek filosofisnya maupun aspek-aspek teknis,
berupa kuirkulum maupun proses pembelajaran PAUD di lapangan.
Melalui hal tersebut diharapkan pengembangan PAUD dapat lebih
meningkat, demi menunjang tercapainya tujuan pendidikan, yakni
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
(Depdiknas, 2007).Berdasarkan uraian di atas, maka penulis menilai
pengkajian terhadap masalah program PAUD perlu dilakukan
berdasarkan kajian kepustakaan maupun pengalaman penulis dalam
mengelola program PAUD.
1.2 Rumusan MasalahDalam penyusunan makalah ini, masalah yang
dikaji akan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan sebagai
berikut.1.2.1 Bagaimana landasan filosofis terhadap Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD)?1.2.2 Bagaimana pengertian, hakekat, komponen,
kurikulum dan evaluasi PAUD?
1.3 Metode dan Teknik penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah metode
deskriptif analitik, yakni dengan mengungkapkan masalah-masalah
yang dikaji dan kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori yang
ada dan pengetahuan penulis. Adapun teknis penulisan yang digunakan
adalah kajian kepustakaan dan observasi terhadap proses
pembelajaran PAUD yang selama ini dilakukan penulis.
1.4 Sistematika PenulisanMakalah ini disusun dengan sistematika
penulisan sebagai berikut.BAB I PENDAHULUAN : Dalam bab ini
diuraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, metode dan
teknik penulisan dan sistematika penulisan.BAB II PENDIDIKAN ANAK
USIA DINIBab II berisi uraian masalah sekaligus kajiannya, berupa
landasan, komponen, hakekat, kurikulum dan proses pembelajaran dan
evaluasi PAUD.BAB III PENUTUP Dalam bab penutup diuraikan
kesimpulan dan saran penulis.
BAB IIPENDIDIKAN ANAK USIA DINI
2.1 Landasan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Menurut UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sisdiknas, yang dimaksud pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Pendidikan
yang dilaksanakan merupakan proses sepanjang hayat, di mana proses
pendidikan harus dilakukan secara terus menerus dari usia 0 tahun
sampai manusia itu meninggalkan dunia. Karena pendidikan harus
dilakukan di semua usia, maka pemikiran-pemikiran terhadap
pendidikan harus mencakup semua golongan usia tersebut. Begitu pula
dengan berbagai pemikiran dan kebijakan terhadap PAUD, harus
merunut pada kebutuhan anak usia dini dalam proses perkembangannya.
Berikut adalah beberapa landasan pendidikan anak usia dini
berdasarkan aspek-aspek yang dikembangkan dalam PAUD.
2.1.1 Landasan Hukum Penyelenggaraan program PAUD di Indonesia
mengacu pada aturan dan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah
sebagai berikut.a. UUD 1945b. UU. No. 4 Tahun 1974 mengenai
Kesejahteraan Anakc. UU. No. 23 Tahun 2002 mengenai Perlindungan
Anakd. UU. No. 20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional.e.
PP. No. 19 Tahun 2005 mengenai Standar Pendidikan Nasionalf.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 7 Tahun 2005 mengenai
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009.g. Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 13 Tahun 2005 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah,
Departemen Pendidikan Nasional.h. Rencana strategis Departemen
Pendidikan Nasional Tahun 2005-2009. (M. Hariwijaya dan Bertiani
ES, 2007:20-21).
2.1.2 Landasan Filosofis Anak usia dini, yakni anak dengan usia
pra-sekolah (0-6 tahun) berdasarkan berbagai penelitian merupakan
masa keemasan manusia (golden age), di mana kecerdasan manusia
ditentukan pada masa-masa ini (Hariwijaya, 2007:32). Dengan adanya
pendidikan anak usia dini diharapkan anak dapat tumbuh dengan
segala potensinya, sehingga ia mampu membangun dirinya, lingkungan
dan bangsanya. Berikut adalah beberapa pemikiran para ahli
pendidikan anak terhadap proses pendidikan anak usia dini.a.
Pandangan PestalozziMenurutnya, anak dilahirkan dalam keadaan
bersih. Perkembangan manusia terjadi dalam desain alam dan
terbentuk oleh kekuatan-kekuatan luar. Lebih lanjut, ia berpendapat
bahwa keberhasilan belajar dalam satu tahap perkembangan merupakan
kunci dalam mencapai keberhasilan belajar di tahap berikutnya. Oleh
karena itu, ia berkesimpulan bahwa pendidikan anak merupakan hal
penting yang berpengaruh terhadap kehidupan anak di masa
depannya.b. Pandangan FroebelFroebel mewujudkan ide-idenya dalam
pendidikan anak dengan mendirikan lembaga pendidikan Froebel. Ia
lebih menfokuskanpada konsep pendidikan anak sebagai alat reformasi
sosial. Ia menyiapkan program pendidikan pra-sekolah sebagai sarana
untuk menciptakan suatu tatanan masyarakat yang lebih baik di masa
depan. Anak dilahirkan dengan pembawaan yang baik, sehingga tugas
lembaga pendidikan untuk mengarahkan anak pada kehidupan masa depan
yang lebih baik, dengan mendorong kemampuan untuk mencipta dan
berkreasi.c. Pandangan MontesoriMenurutnya, pendidikan merupakan
sarana yang tepat untuk membantu perkembangan anak secara
menyeluruh. Anak dalam proses perkembangannya merupakan kutub yang
berbeda dengan orang dewasa, namun saling mempengaruhi. Kualitas
pengalaman anak di usia dini sangat mempengaruhi kehidupannya di
masa dewasa. d. Pandangan Ki Hajar DewantaraKi Hajar Dewantara
merupakan tokoh pendidikan dan bapak pendidikan Indonesia.
Pandangannya terhadap anak sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai
ketimuran dan pendidikan barat yang dia lalui. Menurutnya, anak
lahir dalam kodrat dan pembawaannya masing-masing. Kodrat anak bias
baik dan juga buruk, dengan paham inilah
2.1.3 Landasan Pengetahuan Landasan pengetahuan penting bagi
pendidikan anak usia dini. Landasan ini mengacu pada pendapat
beberapa ahli pendidikan yang memandang betapa pentingnya
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), antara lain :a. Nabi Muhammad
SawLebih dari 1500 tahun yang lalu (abad ke-6 M), Nabi Muhammad Saw
telah mengemukan bahwa kewajiban menuntut ilmu adalah mulai dari
anak dalam kandungan sampai ia meninggal. Hal itu menegaskan bahwa
pendidikan anak usia dini merupakan salah satu kewajiban yang harus
dipenuhi dalam menuntut ilmu. b. Marthin Luther
(1483-1546)Menurutnya landasan adanya proses pendidikan adalah
agama. Selain itu keluarga juga merupakan faktor utama dalam
menghadapi pendidikan anak.c. Jean Jacues Rouseau
(1712-1718)Menurutnya, pendidikan harus bersifat alamiah, yakni
pendidikan harus kembali ke alam. Menurutnya, manusia dilahirkan
dalam keadaan baik, manusialah yang menentukan baik atau jahatnya
manusia.d. John Dewey (1859-1952)Teorinya dikenal dengan teori
progressivism) yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya
terhadap sesuatu daripada mata pelajarannya sendiri. Menurutnya,
pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa
yang akan datang.e. Benjamin Bloom (1964)Bloom mengamati kecerdasan
anak dalam rentang waktu tertentu. Ia menghasilkan taksonomi Bloom.
Menurutnya kecerdasan anak pada usia 15 tahun merupakan hasil
pendidikan anak usia dini. f. Jean Piaget (1972)Jean Piaget
mengemukakan tentang bagaimana anak belajar. Anak belajar melalui
interaksi dengan lingkungannya. Anak dituntun untuk melakukan
percobaan dan penelitian sendiri. Agar anak dapat memahami sesuatu,
maka ia harus membangun pengertian itu sendiri, dan ia harus
menemukannya sendiri.g. Lev VigostskyIa berpendapat bahwa
pengalaman interaksi sosial merupakan hal yang penting bagi
perkembangan berproses anak. Pembelajaran akan menjadi pengalaman
yang bermakna bagi anak jika ia dapat melakukan sesuatu atas
lingkungannya. (M. Hariwijaya dan Bertiani ES, 2007:21-23) dan
(Pusat Kurikulum Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2007).
2.2 Hakekat Pendidikan Anak Usia Dini Dalam perkembangan dewasa
ini, pendidikan anak usia dini merupakan program pendidikan yang
diarahkan pada upaya pembelajaran yang sesuai dengan usia anak dan
mampu menggali potensi anak, sehingga dapat menjadi bekal dalam
kehidupannya di masa depan.
2.2.1 Pengertian Banyak batasan yang diberikan terhadap program
PAUD, namun dalam hal ini UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mendefinisikan pendidikan anak usia sebagai
suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut. Dalam hal ini M. Hariwijaya (2007:14), mengemukakan bahwa
PAUD dapat diartikan sebagai salah satu bentuk jalur pendidikan
dari usia 0-6 tahun, yang diselenggarakan secara terpadu dalam satu
program pembelajaran agar anak dapat mengembangkan segala guna dan
kreativitasnya sesuai dengan karakteristik perkembangannya.
2.2.2 Tujuan Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa tujuan pendidikan anak usia dini adalah:a.
Merangsang dan membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih
lanjut.b. Mengembangkan segala potensi dan kreativitas anak sesuai
dengan karakteristik perkembangannya agar mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.2.2.3 Prinsip-prinsip Pendidikan Anak Usia
Dini Dalam mengembangkan pendidikan anak usia dini terdapat
prinsip-prinsip yang harus diperhatikan, antara lain:a.
Berorientasi pada kebutuhan Anak (Children Oriented)Kegiatan
pembelajaran harus berpusat kepada kebutuhan anak melalui
upaya-upaya pendidikan dalam mencapai perkembangan fisik dan fsikis
yang optimal.b. Merangsang kreativitas dan Potensi AnakKegiatan
PAUD harus mampu merangsang potensi dan kreativitas anak sehingga
anak mempunyai kemampuan dalam menjalani kehidupannya di masa
depan.c. Belajar melalui BermainKegiatan bermain merupakan sarana
belajar bagi anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk
bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan dan mengambil kesimpulan
terhadap sesuatu yang dipelajarinya.d. Menciptakan Lingkungan yang
KondusifDalam hal ini, pendidikan di usia dini memerlukan
pengkondisian lingkungan yang mendorong munculnya kreativitas anak.
Lingkungan harus diciptakan agar lebih menyenangkan dan memberi
kenyamanan belajar anak.e. Pembelajaran TerpaduProses pembelajaran
pada anak usia dini harus memadukan berbagai aspek pembelajaran,
yakni dengan penggunaan tema yang menarik dan dapat mengembangkan
minat siswa dan bersifat kontekstual.f. Dilaksanakan secara
Bertahap, Berulang-ulang dan Terus MenerusKegiatan pembelajaran
harus dilakukan secara bertahap, di mulai dengan konsep yang
sederhana dan sesuai dengan lingkungan yang dikenal anak. Juga
harus dilaksanakan berulang-ulang dan terus menerus sehingga apa
yang dipelajari dapat menjadi bagian dari kehidupan anak.g.
Mengembangkan Berbagai Kecakapan Hidup (Life Skills)Memberikan
berbagai kecakapan hidupa dapat melalui proses pembiasaan, hal
tersebut bertujuan agar anak mampu mandiri, disiplin, menolong
dirinya sendiri dan bertanggung jawab.h. Menggunakan berbagai Media
Edukatif dan Sumber BelajarDiutamakan menggunakan media dan sumber
pembelajaran yang berasal dari lingkungan alam di sekitar anak.
Dalam hal ini kreativitas dan inovasi guru diperlukan dalam
merancang dan membuat media dan sumber belajar tersebut.
2.3 Komponen Program PAUD Berbagai komponen program PAUD telah
dikembangkan dengan tujuan agar pengembangan PAUD dapat dilakukan
dengan terstuktur dan terprogram secara baik sehingga tujuan PAUD
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional
dapat tercapai.
2.3.1 Standar Kompetensi Anak usia Dini Pendidikan anak usia
dini dalam pengembangan aspek-aspek pembelajarannya harus mengacu
pada standar kompetensi anak usia dini sebagai berikut.a. Moral dan
nilai-nilai agamaSecara umum, nilai-nilai agama dan moral yang
diajarkan adalah perilaku positif, kemandirian, disiplin, kejujuran
dan perilaku lainnya. Selain itu Anak dididik melalui proses
pembiasaan ajaran-ajaran dan ibadah sesuai agamanya
masing-masing.b. Sosial dan Emosional Anak dididik untuk dapat
mengembangkan kemampuan sosial melalui proses sosialisasi. Melalui
aspek ini anak dibekali dengan kemamuan memecahkan masalah-masalah
sosial yang dihadapinya, tentunya melalui proses pembiasaan yang
dilakukan secara terus menerus.c. Fisik/motorikDalam hal ini
pendidik harus mampu merangsang perkembangan fisik dan motorik anak
sesuai dengan usia perkembangannya. Hal itu dapat dilakukan dengan
berbagai permainan-permainan edukatif.d. BahasaDalam aspek ini,
anak didorong untuk menguasai kemampuan berkomunikasi sesuai dengan
masa perkembangannya. Kemampuan berbahasa dilihat dari usia
perkembangan anak dapat dibagi menjadi 2 periode, yaitu periode
prelinguistik (0-1 tahun) dan periode linguistik (1-5 tahun).e.
KognitifPerkembangan kognitif anak biasanya mengacu pada pendapat
Piaget yang membagi perkembangan kognitif anak menjadi empat
tahapan, yaitu periode sensorimotorik (usia 0-2 tahun), periode
praoperiosaional (2-7 tahun), periode operasional konkrit (7-11
tahun) dan periode operasional formal (usia 11 sampai dewasa).f.
SeniKemampuan di bidang seni dapat dikembangkan dalam musik, seni
tari, seni gambar dan keterampilan lainnya.
2.3.2 Kurikulum PAUD Dalam hal ini, secara operasional kurikulum
PAUD dalam tulisan adalah berbagai aspek yang berhubungan dengan
kegiatan yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran anak usia
dini. Termasuk dalam pembahasannya adalah prinsip-prinsip dasar
pengembangan kurikulum PAUD, komponen kurikulum, penilaian dan
satuan pendidikan anak usia dini.a. Prinsip-prinsip Dasar
pengembangan kurikulum PAUDDalam hal Direktorat Pendidikan Anak
Usia Dini, menetapkan beberapa prinsip pengembangan kurikulum PAUD,
yang meliputi: 1) bersifat komprehensif, 2) didasarkan pada
perkembangan secara bertahap, 3) melibatkan orang tua, 4) melayani
kebutuhan anak, 5) merefleksikan kebutuhan dan nilai-nilai yang
dalam masyarakat, 6) mengembangkan standar kompetensi anak, 7)
mewadahi layanan anak berkebutuhan khusus, 8) menjalin kemitraan
dengan keluarga dan masyarakat, 9) memperhatikan kesehatan dan
keselamatan anak, 10) menjabarkan prosedur pengelolaan lembaga, 11)
manajemen sumber daya manusia, dan 12) penyediaan sarana dan
prasarana.b. Komponen Kurikulum1. AnakSasaran pendidikan anak usia
dini adalah anak yang berada di rentang usia 0-6 tahun.2. Pendidik
Kompetensi pendidik PAUD adalah sekurang-kurangnya memiliki
kualifikasi akademik Diplomas Empat (D-IV) atau Sarjana (S-1) di
bidang pendidikan usia dini, psikologi atau lainnya; dan memiliki
sertifikat profesi guru PAUD. Adapun rasio guru dengan anak didik
dalam PAUD adalah:1) Usia 0-1 tahun rasio 1 : 3 anak, 2) Usia 1-3
tahun dengan rasio 1 : 6 anak, 3) Usia 3-4 tahun dengan rasio 1 : 8
tahun, dan 4) Usia 4-6 tahun dengan rasio 1 : 10-12 anak.3.
Pembelajaran Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain dan
pembiasaan yang direncanakan dan persiapkan pendidik meliputi
materi dan proses pembelajaran itu sendiri. Materi pembelajaran
bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia, yaitu:a. Materi
Pembelajaran Untuk Anak usia 0-3 tahun, mencakup:1) Pengenalan diri
sendiri (perkembangan konsep diri)2) Pengenalan perasaan
(perkembangan emosi)3) Pengenalan tentang orang lain (perkembangan
sosial)4) Pengenalan berbagai gerak (Perkembangan fisik)5)
Mengembangkan komunikasi (perkembangan bahasa)6) Keterampilan
berfikir (perkembangan kognitif)b. Materi Pembelajaran untuk anak
usia 3-6 tahun, mencakup:1) Keaksaraan, yaitu meliputi pengenalan
terhadap kosakata dan bahasa, kesadaran phonologi, percakapan,
memahami buku, dan teks lainnya.2) Konsep matematika, mencakup
pengenalan angka-angka, pola-pola dan hubungan, geomteri dan konsep
matematika lainnya.3) Pengetahuan alam, yang mencakup pengenalan
terhadap objek fisik, kehidupan, bumi dan lingkungan.4) Pengetahuan
sosial, meliputi kehidupan orang banyak, bekerja, interaksi sosial,
lingkungan rumah dan keluarga, dan lainnya.5) Seni, mencakup
kegiatan menari, menyanyi, bermain peran, bermain musik, menggambar
dan melukis.6) Teknologi, dengan mengenalkan alat-alat dan
penggunaan operasi dasar dan kesadaran teknologi. Alat-alat yang
dikenalkan di mulai dari alat-alat yang ada rumah, seklah, dan
lingkungan tempat anak tinggal.7) Ketarampilan proses, mencakup
pengamatan dan eksplorasi; eksperimen; pemecahan masalah; koneksi,
pengorganisasian, komunikasi dan informasi yang mewakilinya.
4. Penilaian (Assesmen)Assesmen merupakan proses pengumpulan
data dan dokumentasi belajar dan perkembangan anak. Kegiatan ini
meliputi observasi, konferensi dengan guru lain, survey, wawancara
dengan orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja. Kesemua bentuk
penilaian tersebut dapat disusun dalam bentuk portofolio.5.
Pengelolaan PembelajaranDalam mengelola pembelajaran, PAUD harus
memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut:1) Keterlibatan anak,
dalam hal ini prinsip pembelajaran harus berpusat kepada aktivitas
belajar anak.2) Layanan program, yang disesuaikan dengan satuan
pendidikan masing-masing, yakni:a) Taman Penitipan Anak,
dilaksanakan 3-5 hari dengan layanan minimal 6 jam atau dalam satu
tahun 144-160 hari atau 32-34 minggu.b) Kelompok Bermain (KB)
dilaksanakan setiap hari atau minimal 3 kali seminggu dengan jumlah
jam minimal 3 jam atau dalam satu tahun 144 hari atau 32-34
minggu.c) Satuan PAUD sejenis (SPS) minimal satu minggu sekali
dengan jam layanan 2 jam. Kekuaran jam layanan pada SPS dilengkapi
dengan program pengasuhan yang dilakukan orang tua sehingga jumlah
layanan keseluruhan setara dengan 144 hari dalam satu tahun.d)
Taman Kanak-Kanak (TK) dilaksanakan minimal 5 hari seminggu dengan
jumlah layanan minimal 2,5 jam. Dalam satu tahuan 160 hari layanan
atau 34 minggu.6. Melibatkan peran serta masyarakat
2.3.3 Satuan Pendidikan Anak Usia Dini Satuan pendidikan anak
usia dini dalam kerangka pendidikan jalur formal dan informal
meliputi:a. Taman Kanak-Kanak, yaitu bentuk satuan pendidikan anak
usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan
program pendidikan bagi anak usia 4-6 tahun, yang dibagi menjadi
dua kelompok, yakni kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan
kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun.b. Kelompok Bermain merupakan
satu bentuk PAUD pada jalur non formal yang menyelenggarakan
program pendidikan sekaligus program kesejahteraan bagi anak usia
2-4 tahun dan anak usia 4-6 tahun yang tidak dapat dilayani TK
(setelah melalui pengkajian dan mendapat rekomendasi dari pihak
berwenang).c. Taman Pendidikan Anak adalah layanan yang
dilakasanakan oleh pemerintah dan masyarakat bagi anak usia 0-6
tahun yang orang tuanya bekerja.d. Satuan PAUD sejenis (SPS) adalah
layanan minimal merupakan layanan minimal yang hanya dilakukan 1-2
kali /minggu atau merupakan layanan PAUD yang dintegrasikan dengan
program layanan lainnya. Peserta program PAUD sejenis adalah anak
usia 2-4 tahun.
2.4 Evaluasi Menurut M. Hariwijaya (2007:122), evaluasi adalah
suatu analisis yang sistematis dan bekesinambungan untuk melihat
efektivitas program yang diberikan dan pengaruh program tersebut
pada anak. Dalam hal ini evaluasi mencakup evaluasi anak didik
maupun evaluasi terhadap program pembelajaran secara
keseluruhan.Kegiatan evaluasi perlu dilakukan untuk melihat
perkembangan potensi anak dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi
setidaknya diarahkan pada tiga aspek, yaitu: aspek kognitif
(pengetahuan), afektif (perilaku/sikap) dan psikomotorik
(keterampilan). Sehingga kegiatan evaluasi merupakan kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pendidikan anak usia
dini, sebagaimana yang tercantum dalam PP No. 27 Tahun 1990
mengenai Pendidikan prasekolah, yaitu meletakan dasar ke arah
perkembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan serta daya cipta
yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan untuk pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya.
2.4.1 Prinsip-prinsip Evaluasi PAUD Berikut adalah beberapa
prinsip dalam kegiatan evaluasi pendidikan anak usia dini, antara
lain:a. Menyangkut semua aspek perkembangan, baik aspek kognitif,
afektif maupun psikomotorik.b. Dilakukan secara berkesinambungan
dan terus menerusc. Mengarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
Sehingga dapat diketahui mana tujuan yang tercapai mana tujuan yang
kurang tercapai.d. Penilaian dilakukan secara objektif dan tidak
berat sebelah.e. Memberi makna bagi anak. Penilaian dilakukan untuk
memberi makna yang positif bagi anak, tidak menghakimi tetapi mampu
mendorong agar anak dapat berkembang lebih baik.f. Mendidik,
artinya penilaian dilakukan dalam koridor pendidikan dan berdampak
positif bagi perkembangan anak.
2.4.2 Tujuan Evaluasi PAUD Tujuan dilaksanakan kegiatan evaluasi
PAUD antara lain adalah:a. Untuk memantau perkembangan anak, baik
perkembangan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.b.
Untuk mengetahui kesulitan belajar anak. Melalui kegiatan ini dapat
diketahui dalam aspek-aspek apa saja anak mengalami kesulitan
belajar, sehingga dengan cepat dapat diketahui cara
penyelesaiannya.c. Untuk melakukan penempatan, yaitu dengan
mengetahui bakat, minat dan kemampuan anak. Hasil dari penilaian
itu, pendidik dapat menentukan dalam kelompok mana anak tersebut
ditempatkan.d. Sebagai pertanggungjawaban pendidik, baik
pertanggungjawaban terhadap profesi pendidik maupun kepada orang
tua anak.2.4.3 Teknik Evaluasi Pembelajaran Anak Usia Dini Terdapat
beberapa teknik evaluasi pembelajaran anak usia dini, di antaranya
adalah:a. ObservasiObservasi adalah suatu cara pengumpulan data
yang penilaiannya berdasarkan pengamatan langsung maupun tidak
langsung pendidik terhadap sikap dan perilaku anak dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini, terdapat beberapa prinsip dasar teknik
observasi, yaitu:1. Observasi harus dilakukan sesuai dengan tujuan
pembelajaran2. Harus direncanakan terlebih dahulu secara
sistematis3. Hasil observasi dicatat dan dipilih sesuai tujuan
pembelajaran4. Data observasi harus valid, realibel, dan teliti.5.
Observasi harus dapat dikuantifikasikan.b. Catatan AnekdotCatatan
anekdot adalah kumpulan catatan mengenai sikap dan perilaku anak
dalam situasi tertentu di dalam maupun di luar kelas, baik yang
bersifat positif maupun negatif. Jenis evaluasi ini biasanya
digunakan untuk menilai hal-hal yang sifatnya non-akademis dan
didasari oleh latar belakang informasi tertentu yang telah
diketahui oleh pendidik. Kegunaan catatan enekdot adalah:1.
Mengetahui bahwa anak merupakan individu2. Mengetahui sebab suatu
tingkah laku yang ditunjuk oleh anak3. Mengembangkan cara
menyesuaikan diri dengan kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi anak
dalam kegiatan belajarnya.
2.4.4 Waktu Evaluasi Dalam pembelajaran anak usia dini, kegiatan
evaluasi dapat dilaksanakan seaktu-waktu selama proses pembelajaran
berlangsung. Hasil evaluasi tersebut biasanya diberikan saat
pembelajaran semester berakhir. Dalam hal ini, pendidik tidak harus
membuat kegiatan tes atau ujian tersendiri, evaluasi selama
kegiatan pembelajaran merupakan hal yang dianjurkan agar pendidik
mampu mengikuti perkembangan anak dan mampu membedakan tahap-tahap
perkembangan anak yang satu dengan yang lainnya. Beberapa hal yang
harus diperhatikan pendidik dalam melaksanakan evaluasi adalah
sebagai berikut.a. Segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan
penilaian harus sudah dipersiapkan sejak awal, seperti lembar
observasi, hasil karya anak, bahan penugasan, dan sebagainya.b.
Menciptakan situasi yang nyaman bagi anak, sehingga anak tidak
mengetahui bahwa ia sedang dinilai agar hasil penilaian benar-benar
objektif.c. Penilaian harus bersifat adil dan tidak pilih kasih
dalam menilai.d. Pencatatan dan pengolahan data harus dilakukan
secara teliti, cermat dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanDari uraian bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:a. Sebagaimana tercantum
dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan anak usia
dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.b. Landasan pendidikan anak usia
dini terbagi dalam beberapa aspek, antara lain landasan hukum,
seperti UUD 1945 dan UU no. 20 Tahun 2003 tengan Sisdiknas,
landasan filosofis berupa berbagai pemikiran ahli terhadap proses
perkembangan dan pembelajaran anak usia dini, dan landasan
pengetahuan yang berasal dari berbagai penelitian tentang anak.c.
Hakekat dari program pendidikan anak usia dini adalah bahwa anak
usia dini merupakan usia emas dalam perkembangan intelektual dan
moralnya, sehingga pendidikan di usia ini harus diarahkan pada
upaya menggali dan merangsang potensi dan kreativitasnya secara
optimal.d. Komponen pendidikan anak usia dini, meliputi standar
kompetensi anak usia dini, kurikulum dan penilaian.3.2 SaranDari
uraian di atas, maka penulis dalam hal ini mengajukan beberapa
saran antara lain.a. Perlu adanya pengembangan yang lebih optimal
terhadap pendidikan anak usia dini, baik yang dilakukan oleh
pemerintah, keluarga maupun masyarakat. Masa prasekolah yang
disebut dengan masa keemasan perkembangan intelektual seharusnya
dijadikan dasar bagi upaya meningkatkan kemajuan pendidikan di
Indonesia.b. Sosialisasi tentang pentingnya pendidikan anak usia
dini harus terus dilakukan, karena berdasarkan data yang ada angka
partisipasi kasar masyarakat terhadap pendidikan anak usia dini
masih sangat rendah. c. Kualifikasi pendidik anak usia dini harus
terus ditingkatkan baik kualifikasi akademisnya maupun dalam bentuk
pelatihan dan penataran lainnya.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Andi Yudianto. 2009. Perkembangan Intelektual.
Jakarta.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang
No.20 Tahun 2009 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Depdiknas:Jakarta.Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas.
2007. Kerangka Dasar Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini.
Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.M. Hariwijaya dan Bertiani Eka
Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan Pendidikan Sejak
Dini. BandungM. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan
Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.
_________. 2008. Psikologi Pendidikan, Makalah. Universitas
Gunadarma:Jakarta.Suyatman. 2008. Pengembangan Kecerdasan Spritial,
emosional dan Intelektual, sebuah makalah. Jakarta.