1 MAKALAH BREVET PASAR MODAL “ANALISIS PENGARUH FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA” Disusun oleh: Andhika Yudha N. (1M101495) Didin Solihin (1M101526) Eko Sudarmakiyanto (1M101535) Imam Aris Munandar (1M101557) Joyo Panoto (1M101561) Y. Dhista Priyo aji (1M101627) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANK BPD JATENG 2012
20
Embed
Makalah Pasar Modal : Analisis Pengaruh Fundamental terhadap Harga Saham yang Terdaftar di BEI | EKO SUDARMAKIYANTO
Makalah Pasar Modal : Analisis Pengaruh Fundamental terhadap Harga Saham yang Terdaftar di BEI | EKO SUDARMAKIYANTO
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
MAKALAH
BREVET PASAR MODAL
“ANALISIS PENGARUH FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA”
Disusun oleh:
Andhika Yudha N. (1M101495)
Didin Solihin (1M101526)
Eko Sudarmakiyanto (1M101535)
Imam Aris Munandar (1M101557)
Joyo Panoto (1M101561)
Y. Dhista Priyo aji (1M101627)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
BANK BPD JATENG
2012
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana,
instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi
perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan
berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana
kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka
panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan
berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Undang-Undang Pasar Modal
No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang
berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan
Efek”.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana
bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang
diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan
modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian,
masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan
dan risiko masing-masing instrument.
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal
atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di
Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
3
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan
pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan
oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah
kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan
operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan
beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif
dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah. Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal
di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
[Desember
1912]
Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah
Hindia Belanda
[1914 –
1918]
Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
[1925 –
1942]
Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya
[Awal tahun
1939]
Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan
Surabaya ditutup
[1942 –
1952]
Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
[1956] Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak
aktif
[1956 –
1977]
Perdagangan di Bursa Efek vakum
[10 Agustus
1977]
Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal).
Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public
4
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama19 Tahun 2008 tentang
Surat Berharga Syariah Negara
[1977 –
1987]
Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987
baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
dibandingkan instrumen Pasar Modal
[1987] Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang
memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia
[1988 –
1990]
Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan.
Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat
[2 Juni
1988]
Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan
organisasinya terdiri dari broker dan dealer
[Desember
1988]
Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang
memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa
kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal
[16 Juni
1989]
Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh
Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya
[13 Juli
1992]
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ
[22 Mei
1995]
Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem
computer JATS (Jakarta Automated Trading Systems)
[10
November
Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai
5
1995] Januari 1996
[1995] Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya
[2000] Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia
[2002] BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote
trading)
[2007] Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta
(BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
[02 Maret
2009]
Peluncuran Perdana Sistem Perdagangan Baru PT Bursa Efek
Indonesia: JATS-NextG
Tujuan utama investor untuk melakukan investasi adalah untuk memperoleh tingkat
pengembalian. Akan tetapi kenyataan membuktikan bahwa pengembalian dari investasi adalah
tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang dinamakan dengan resiko. Pengetahuan tentang resiko
merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap investor. Persoalan yang timbul
adalah sejauh mana informasi perusahaan public mempengaruhi harga saham dipasar modal dan
factor atau variable apa saja yang menjadikan indikator, sehingga perusahaan dapat
mengendalikannya, sehingga tujuan meningkatkan nilai perusahaan melaluipeningkatan nilai
saham yang diperdagangkan dipasar modal dapat dicapai.
6
2. Permasalahan
Faktor Faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Dalam menilai suatu saham, tentunya banyak faktor yang harus diperhatikan oleh seorang
investor. Untuk memprediksi perkembangan nilai dari suatu saham, secara umum ada tiga factor
yang mempengaruhi pergerakkan harga saham suatu perusahaan atau emiten, yaitu secara
fundamental, teknikal, dan pengaruh teknis. Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu per satu
factor-faktor tersebut
a. Kebijakkan Deviden Kas dan Non-Kas
Kebijakkan deviden pada dasarnya menentukan proporsi laba yang akan dibagikan
kepada pemegang saham dan yang akan ditahan untuk diinvestasikan kembali dalam perusahaan.
Pada umumnya perusahaan membayarkan devidennya dalam bentuk kas. Proporsi laba yang
akan dibayarkan sebagai deviden kas dinamakan rasio pembayaran deviden (devidend payout
ratio), yaitu perbandingan antara deviden per lembar saham dengan laba per lembar saham.
Selain kas perusahaan juga dapat mendistribusikan labanya dalam bentuk saham, pemecahan
saham (stock split), atau pembelian saham.
b. Strategi Pemasaran
Di sini akan dikemukakan tiga macam proses yang dapat meningkatkan nilai saham
dalam jangka panjang yaitu :
New Product Development and Innovation
Adalah proses pengembangan produk baru yang inovatif. Semakin inovatif perusahaan
mengembangkan produknya, maka semakin besar kemungkinan nilai saham perusahaan tersebut
meningkat. Di kemudian hari.
Supply-Chain Management
Proses penyerahan yang bersangkutan dengan konsep efisien. Semakin lancar dan bebas
hambatan jalanya proses tersebut akan semakin baik. Hal ini menyangkut hubungan horizontal
fungsi-fungsi dalam sebuah perusahaan yang menyangkut kerjasama antar perusahaan.
Market-Based Management
Menyangkut manajemen dari market-market asset yang sangat menentukan, meliputi :
1. pelanggan, karena customer satisfaction amatlah penting, maka tujuan harus diatur
sebaik-baiknya
7
2. distributor atau yang biasa disebut immediate customer, oleh karena itu harus dijaga
sebaik-baiknya denagn perusahaan.
3. Aliansi strategis yang harus dimanajemeni secara baik agar akses teknologi, capital dan
pasar dapat terjaga.
Dalam terbentuknya harga saham faktor-faktor fundamental sangat dan seharusnya
berperan penting. Para ahli berpendapat bahwa suatu sekuritas memiliki nilai intrinsik tertentu
(nilai yang seharusnya). Nilai intrinsik suatu sekuritas ditentukan oleh faktor-faktor fundamental
yang mempengaruhinya. Faktor-faktor fundamental tersebut dapat berasal dari dalam
perusahaan (emiten), industri maupun keadaan ekonomi makro. Analis (fundamentalis)
akan membandingkan nilai intrinsik suatu sekuritas dengan harga pasarnya guna menentukan
apakah harga pasar sekuritas sudah benar-benar mencerminkan nilai intrinsiknya atau belum.
Berdasarkan hasil perbandingan tersebut, maka akan ditentukan strategi investasi. (Sri Handaru,
Prasetyo, Tjiptono, 1996:130-131).
Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga sekuritas akan dipengaruhi oleh kinerja perusahaan
(misalnya tingkat penjualan dan laba usaha). Kinerja perusahaan sendiri akan sangat dipengaruhi
oleh kondisi industri dan perekonomian secara umum. Hal ini karena perusahaan berada dalam
suatu suprasistem, yaitu lingkungan. Jadi usaha untuk melihat prospek suatu sekuritas harus
dikaitkan dengan faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya. Pada penulisan makalah ini
yang akan ditinjau adalah faktor-faktor fundamental yang berasal dari kinerja emiten
(perusahaan) dan sekuritas yang diterbitkannya.
Analisis perusahaan individual antara lain dapat dilakukan dengan mengamati kinerja fungsi-
fungsi perusahaan dan kepemimpinan para direksi. Dalam hal ini laporan keuangan perusahaan
memegang peranan penting. Dengan mengevaluasi laporan keuangan tersebut, analis akan
mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan. Investor merasa perlu
menganalisis keadaan keuangan perusahaan. Karena kondisi keuangan perusahaan akan
mempengaruhi kemampuannya untuk membagikan dividen. Analisis keuangan dapat
dilakukan dengan menghitung rasio-rasio keuangan perusahaan, baik yang berkaitan
dengan likuiditas, rentabilitas, efisiensi, maupun struktur modalnya.
8
Investor atau analis tentunya akan menganalisa faktor-faktor fundamental untuk meramal harga
wajarnya. Dalam peramalan ini tahap pertama yang terpenting adalah mengidentifikasikan
faktor-faktor fundamental itu sendiri, seperti penjualan, pertumbuhan penjualan, biaya,
kebijakan dividen, dan sebagainya yang diperkirakan akan mempengaruhi harga saham.
Setelah itu dibuat suatu model dengan memasukkan faktor-faktor tersebut dalam analisis. Model
tersebut hendaknya tidak terlalu rumit, mudah dipahami, dan mendasarkan diri atas informasi
akuntansi. Model yang paling sederhana adalah dengan mencari tingkat keuntungan saham
dalam satu periode adalah akumulasi dari capital gain (selisih harga jual dan harga beli) dan
dividen yang diterima. Dimana capital gain dan dividen tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor-
faktor fundamental yang telah disebutkan di atas. Jadi dipelajari hubungan antara harga saham
dengan kondisi perusahaan menggunakan analisis fundamental. (Suad Husnan, 1994:285).
Untuk menentukan nilai suatu sekuritas itu wajar atau tidak (misspriced), perlu dilakukan
penentuan nilai intrinsik sekuritas atau nilai sekuritas yang sesungguhnya. Setelah melakukan
penentuan ini, nilai intrinsik dibandingkan dengan harga kini sekuritas. Jika harga pasar lebih
besar dari nilai intrinsik maka sekuritas tersebut disebut overpriced atau overvalued. Jika harga
pasar kurang dari nilai interinsik, sekuritas disebut underpriced atau undervalued. Kadang analis
mengestimasi ekspektasi return untuk suatu periode tertentu berdasarkan harga pasar kini dan
nilai intrinsik. Estimasi ini kemudian dibandingkan dengan return sekuritas dengan atribut yang
mirip. (Sharpe, Alexander, Bailey, 1997:397).
Penentuan nilai intrinsik sekuritas dapat dilakukan secara terperinci dengan menggunakan
semua faktor utama yang mempengaruhi return sekuritas (contoh penjualan dan pengeluaran
perusahaan, tingkat kapitalisasi, dan lain-lain). Alternatifnya jalan singkat mungkin dapat dipilih,
sebagai contoh, pendapatan per lembar saham dapat dikalikan dengan rasio harga-pendapatan
normal untuk menentukan nilai intrinsik saham biasa. Untuk menghindari kerumitan yang timbul
saat mencari nilai intrinsik saham yang memiliki pendapatan per lembar saham yang negatif,
sebagian analis mengestimasi penjalan per lembar saham dan mengalikan angka tersebut dengan
rasio harga-penjualan yang normal. Dalam penentuan analisa makalah ini, data yang digunakan
adalah data yang berasal dari jurnal penelitian sebelumnya.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PENGETAHUAN EFEK
Menurut Undang-Undang Pasar Modal (UUPM) Pasal 1 angka 5, Efek adalah surat
berharga yang diperdagangkan di pasar modal, antara lain :
surat pengakuan hutang
surat berharga komersial
saham
obligasi
tanda bukti hutang
unit penyertaan kontrak investasi kolektif (Reksadana)
kontrak berjangka atas efek (Option)
setiap derivatif dari efek
Penjelasan UUPM Pasal 70 Ayat 2, pembinaan, pengaturan dan pengawasan efek berikut ini
tidak dilaksanakan oleh Bapepam, untuk efek yang memiliki karakteristik sebagai berikut :
efek bersifat hutang yang jatuh temponya kurang dari satu tahun
sertifikat deposito
polis asuransi
penawaran efek yang diterbitkan dan dijamin Pemerintah Indonesia
penawaran efek lain yang ditetapkan oleh Bapepam
SURAT BERHARGA (EFEK)
Obligasi
Surat berharga yang mewajibkan emiten untuk membayar sejumlah uang sebagai bunga sesuai
interval waktu yang ditentukan serta membayar kembali pokok pinjaman pada saat jatuh tempo.
Saham
Bukti kepemilikan suatu perseroan yang merupakan klaim atas penghasilan dan aktiva perseroan.
Derivatif
10
Kontrak yang memberikan kepada pemegangnya kewajiban atau pilihan untuk menjual atau
membeli suatu surat berharga (aset keuangan).
Unit Penyertaan KIK
Menurut UUPM pasal 1 angka 29 Unit Penyertaan KIK adalah satuan ukuran yang menunjukkan
bagian kepentingan setiap pihak dalam portofolio investasi kolektif.
OBLIGASI
Karakteristik :
Surat berharga hutang yang diterbitkan pemerintah/perusahaan
Berjangka waktu lebih dari satu tahun
Mempunyai beban bunga yang dibayar secara periodik
Adanya wali amanat yaitu pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat
hutang
Adanya pemeringkat efek
Dinyatakan dalam suatu perjanjian surat berharga yang disebut perjanjian
perwaliamanatan (indentur)
Jenis-jenis obligasi
Obligasi dapat dipandang dari beberapa segi untuk mengklasifikasikan jenis-jenis obligasi, yang
didasarkan pada:
1. Issuer
2. Sistem pembayaran bunga
3. Tingkat bunga
4. Jaminan
5. Tempat penerbitan
6. Rating
7. Callable feature
8. Sifat Convertible
1. Jenis obligasi berdasarkan issuernya
11
a. Obligasi pemerintah
b. Obligasi perusahaan milik Negara
Contoh penerbit obligasinya adalah : BTN, Bapindo, PLN, Jasa Marga,