MAKALAH PARASIT DAN PENYAKIT IKANParasit Jenis Crustacea
Disusun oleh:Kelompok 6 / Perikanan BKania Maulidia
(230110120124)Safira Nafianti (230110120131)M. Fajar
(230110120143)Adhimukti Dwinaya(230110120155)Teguh
Satrio(230110120156)
PROGRAM STUDI PERIKANANFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTANUNIVERSITAS PADJADJARANJATINANGOR2014i
KATA PENGANTARPuji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah
SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis diberi kesempatan
untuk menyelesaikan makalah yang membashas tentang parasit jenis
crustacea pada mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan. Makalah ini
dibuat dalam rangka memperdalam materi mengenai parasit jenis
crustcea dan juga dalam memenuhi tugas kelompok mata kuliah Parasit
dan Penyakit Ikan.Dan juga penulis ucapkan terima kasih kepada
seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dan membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
di dalam makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kita
semua dan khususnya untuk penulis.
Jatinangor, 08 Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISIKATA PENGANTARiDAFTAR ISIiiBAB I PENDAHULUAN1.1 Latar
Belakang11.2 Tujuan1BAB II PEMBAHASAN2.1 Penyakit Parasit Pada Ikan
22.2 Parasit dari Kelas Crustacea22.3 Argulus32.3.1 Klasifikasi
Argulua42.3.2 Argulus foliaceus52.3.3 Argulus indicus52.3.4
Morfologi72.3.5 Gejala Klinis dan Pencegahan Argulus sp 82.4
Klasifikasi Lernea sp9 2.4.1 Lernea sp102.4.2 Cara Mencegah
Serangan Lernea sp 112.5 Klasifikasi Cymothoa exigua 122.5.1
Cymothoa exigua 122.5.2 Cara Mencegah Serangan Cymothoa exigua
12BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan143.2 Saran15DAFTAR PUSTAKA16i
iiBAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangCrustacea adalah suatu kelompok besar dari
arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000 spesies yang
terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum
Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti
lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip. Mayoritas
merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa
kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting
darat Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa
takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada
inangnya.Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu kepala dada
yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang
(abdomen). Bagian sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang
disebut karapas dan 5 pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki
capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan. Selain itu, di
sefalotoraks juga terdapat sepasang antena, rahang atas, dan rahang
bawah. Sementara pada bagian abdomen terdapat 5 pasang kaki renang
dan di bagian ujungnya terdapat ekor. Beberapa crustacea yang
besifat parasit seperti argulus sp, Cymothoa exigua, dan Lernea sp
yang menyebabkan kerugian khususnya pada ikan akan dibahas pada bab
pembahasan makalah ini.
1.2 TujuanMakalah ini dibuat untuk mendalami materi tentang
parasit dari jenis crustacea, serta untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan.
BAB IIPEMBAHASAN
2.1 Penyakit Parasit Pada IkanPenyakit didefinisikan sebagai
suatu keadaan fisik, morfologi dan atau fungsi yang mengalami
perubahan dari kondisi normal karena beberapa penyebab dan terbagi
atas 2 kelompok yaitu penyebab dari dalam (internal ) dan luar
(eksternal) . Penyakit internal meliputi genetic, sekresi internal,
imunodefesiensi, saraf dan metabolic. Sedangkan penyakit eksternal
meliputi penyakit pathogen (parasit, jamur, bakteri , virus) dan
non pathogen (lingkungan dan nutrisi ).Penyakit parasitic merupakan
salah satu penyakit infeksi yang sering menyerang ikan terutama
pada usaha pembenihan. Serangan parasit bisa mengakibatkan
terganggunnya pertumbuhan, kematian bahkan penurunan produksi ikan.
Berbagai organisme yang bersifat parasit mulai dari protozoa,
crusstacea dan annelida.Di perairan bebas, terdapat berbagai macam
parasit dengan variasi yang luas tetapi jumlahnya sedikit.
Sedangkan dalam kegiatan budidaya, parasit terdapat .dengan variasi
yang sedikit tetapi jumlahnya banyak.Umumnya setiap parasit
mempunyai siklus hidup yang rumit, yang kemungkinan merupakan hal
penting dalam pengobatan ikan yang terserang parasit. Studi siklus
hidup parasit merupakan hal penting untuk menentukan tindakan
penanganan yang lengkap. Ujicoba infeksi dengan parasit umumnya
sulit dilakukan karena parasit sulit diinkubasi atau dipelihara
pada media buatan.2.2 Parasit dari Kelas CrustaceaCrustaceae adalah
Arthopoda yang sebagian besar hidup di laut dan bernafas dengan
insang. Tubuhnya terbagi dalam kepala (cephalin), dada (thorax) dan
abdomen. Kepala dan dada bergabung membentuk kepala-dada
(cephalothorax; Y : cephale = kepala; thorax = bagian tengah tubuh
atau dada). Kepalanya biasanya terdiri dari lima ruas yang
tergabung menjadi satu. Mereka mempunyai dua pasang antena,
sepasang mandibel atau rahang dan dua pasang maksila (maxilla).
Dada mempunyai embelan dada yang bentuknya berbeda-beda. Beberapa
di antaranya digunakan untuk berjalan. Ruas abdomen biasanya sempit
dan lebih mudah bergerak daripada kepala dan dada. Ruas-ruas
tersebut mempunyai embelan yang ukurannya sering mengecil. Dari
kelas crustacea ini terdapat beberapa jenis yang dapat merugikan
ikan atau infeksi yang sering menyerang ikan terutama pada usaha
oembenihan. Berikut adalah contoh parasit dari kelas crustace
yaitu, argulus sp, Cymothoa exigua, dan Lernea sp.2.3
ArgulusArgulus merupakan sejenis parasit yang menempel pada tubuh
ikan. Dengan kata lain Argulus sp. disebut dengan kutu ikan, dimana
kutu ini akan mengambil makanan atau darah dari tubuh ikan sehingga
menyebabkan ikan kurus dan dengan waktu yang lama akan menyebabkan
kematian massal. Penyakit yang disebabkan oleh argulus ini adalah
argulosis dan biasanya menyerang ikan air tawar baik untuk budidaya
maupun untuk liar. Argulus sp. ini dapat bertahan hidup selama
beberapa hari di luar siklus hidupnya cenderung temporer dengan
mencari inangnya secara acak dan berpindah dengan bebas.Ciri-ciri
ikan yang terserang argulus adalah : Tubuhnya terlihat menjadi
kurus bahkan sangat lemah karena kekurangan darah. Bekas serangan
Argulus sp. dapat terlihat berwarna kemerah-merahan, karena terjadi
pendarahan. Jika terjadi serangan secara besar-besaran, maka
Argulus sp. akan terlihat membentuk koloni di sekitar sirip dan
insang.Tingkat serangan argulus tergantung kepada ukuran ikan dan
dan jumlah parasit yang menyerang individu dalam suatu tempat. Pada
saat ikan terserang oleh Argulus sp. ini tentu akan menyebabkan
kerentanan jamur dan bakteri menempel pada tubuh ikan sehingga
mampu merusak jaringan dari suatu ikan. Selain itu argulus juga
dapat menjadi vektor penyakit.Argulus merupakan perenang yang baik
dan berenang mencari ikan untuk dihisap darahnya. Argulus menempel
pada tubuh ikan untuk menghisap darah setelah kenyang mereka akan
lepas dari tubuh ikan dan apabila lapar mereka akan kembali
menempel pada tubuh ikan untuk dihisap darahnya. Oleh karena itu
argulus juga dapat membawa penyakit dan bakteri dari satu ikan ke
ikan yang lain. Dengan tubuh transparan dan ukuran 5-8 mm argulus
sangat mudah dikenali. Argulus sp. ini sejenis udang renik yang
termasuk ke dalam famili Argulidae dan merupakan ektoparasit.
Argulus sp. memiliki bentuk tubuh bulat pipih seperti kuku. Tubuh
Argulus sp. ini dilengkapi dengan alat yang dapat digunakan untuk
mengaitkan tubuhnya pada insang dan mengisap sari makanan. Serangan
parasit ini umumnya tidak menimbulkan kematian pada ikan. Argulus
sp. ini hanya mengisap darah ikan saja sehingga ikan menjadi kurus
dan luka bekas alat pengisap ini merupakan bagian yang mudah
diserang oleh bakteri atau jamur. Infeksi sekunder inilah yang bisa
menyebabkan kematian ikan secara masal.2.3.1 Klasifikasi
ArgulusArgulus (kutu air) merupakan sejenis parasit yang dapat
mengancam kesehatan ikan baik merusak jaringan secara langsung.
Argulus sp ini merupakan parasit ikan dari golongan udang-udangan
keluarga Branchiura. Biasanya parasit ini masuk ke dalam akuarium
melalui pakan hidup. Diketahui ada sekitar 30 spesies Argulus. Dua
diantaranya, yang erat kaitannya dengan akuarium, adalah Argulus
foliaclus dan Argulus japonicus. Contoh lain ektoparasit adalah
Argulus indicusPhylum : ArthropodaSub Phylum : CrustaceaClass :
MaxillopodaSub Class : BranchiuraOrdo : ArguloidaFamily :
ArgulidaeGenus : ArgulusSpesies : Argulus sp.
2.3.2 Argulus foliaceusArgulus foliaceus, juga dikenal sebagai
kutu ikan biasa atau kutu ikan mas, sebenarnya bukan kutu atau
bahkan serangga sama sekali, tapi sebuah krustasea. Dalam kelas
Maxillopoda, subclass Branchiura terdiri dari sekitar 150 spesies
ektoparasit ikan air tawar dan laut. Genus Argulus ditemukan di
seluruh dunia. Argulus foliaceus asli dari Eropa, tetapi juga umum
di akuarium dan kolam ikan di seluruh dunia. Meskipun kutu
menunjukkan beberapa preferensi inang, terutama untuk ikan mas,
biasanya dianggap seorang generalis dan ditemukan pada berbagai
spesies ikan. Berbentuk oval, individu dewasa hinggap di host ikan
dan menggunakan pengisap. Mereka menyuntikkan enzim pencernaan ke
dalam host dan memakan darah dan cairan jaringan. Gejala infeksi
kutu termasuk ikan renang abnormal, menggosok, dan kondisi fisik
memburuk. Karena kerusakan jaringan yang disebabkan oleh parasit,
infeksi bakteri dan jamur sekunder sering terjadi. Betina dewasa
meninggalkan tuan rumah mereka dan bertelur pada vegetasi atau
benda terendam lainnya. Organisme dewasa dapat hidup alam bebas
selama dua sampai tiga minggu, tetapi larva yang baru menetas hanya
bertahan beberapa hari jika mereka tidak menemukan tuan rumah.
Mengobati akuarium penuh mungkin memerlukan beberapa pendekatan,
sehingga pencegahan adalah yang terbaik. Selalu memeriksa secara
visual dan ikan yang baru dikarantina. Kutu dapat dihapus dari ikan
secara manual dengan pinset. Ikan harus dipindahkan ke akuarium
alternatif sementara perawatan kimia yang digunakan untuk membunuh
organisme dewasa yang tersisa, larva, dan telur.2.3.3 Argulus
indicusArgulus indicusmerupakan salah satu ektoparasit yang
termasuk kedalam phylum Arthropoda, kelas Crustacea, subkelas
Entomostraca, ordo copepoda, subordo Branchiura, famili Argulidae,
genus Argulus. Ciri-ciri parasit ini adalah bentuk seperti kutu
berwarna keputih-putihan, menempel pada bagian tubuh ikan,
mempunyai alat penghisap, sehingga biasa disebut juga dengan nama
kutu ikan. Alat penghisap ini akan menghisap darah ikan. Oleh
karena itu ikan yang terserang akan menurun pertumbuhannya serta
akan mengakibatkan pendarahan pada kulit. Tubuh Argulus indicus
mempunyai dua alat penghisap dibagian bawah tubuhnya, alat tersebut
akan ditusukkan kedalam tubuh ikan yang diserang. Pada pinggiran
Carapace-nya terdapat empat pasang kaki yang berfungsi untuk
berjalan bagian tubuh ikan, berenang bebas dan berpindah dari satu
ikan ke ikan yang lain.Argulus merupakan perenang yang baik dan
berenang mencari ikan untuk dihisap darahnya. Argulus menempel pada
tubuh ikan untuk menghisap darah setelah kenyang mereka akan lepas
dari tubuh ikan dan apabila lapar mereka akan kembali menempel pada
tubuh ikan untuk dihisap darahnya. Oleh karena itu argulus juga
dapat membawa penyakit dan bakteri dari satu ikan ke ikan yang
lain. Dengan tubuh transparan dan ukuran 5-8 mm argulus sangat
mudah dikenali. Perkembangbiakan terjadi secara kawin karena
jenisArgulus indicusini ada jantan dan betina, ukuran tubuh jantan
lebih kecil daripada betina. Daur hidup Argulus indicus terjadi
selama 28 hari dimana 12 hari untuk fase telur dan menetas
sedangkan fase larva sampai dewasa membutuhkan waktu berkisar 16
hari. LarvaArgulus indicusdapat hidup tanpa ikan selama 36 jam
sedangkan individu dewasa dapat hidup tanpa inang selama 9 hari.
Jumlah telur yang dihasilkan dari individu betina berkisar antara
50 250 butir. Telur yang dihasilkannya akan diletakkan pada
berbagai benda yang ada di dalam perairan. Telur akan menetas
menjadi larva setelah beberapa kali berganti kulit akan berubah
menjadi dewasa.
2.3.4 MorfologiArgulus sp. memiliki 2 mata majemuk untuk
mendeteksi inang. Warna terang pada betina untuk perilaku
penyerangan pada waktu gelap sehingga bisa berenang dan mencari
makan sampai 4 kali lebih jauh. Pada waktu gelap, ikan tidak bisa
berenang cepat hal ini memudahkan Argulus sp..Betina secara umum
meletakan telur pada benda yang mengapung, secara tunggal, dobel
maupun tripel, setelah itu kembali menyerang. Argulus sp. dapat
dilihat dengan mata biasa (tanpa bantuan alat pembesar), di
permukaan tubuh ikan inang seperti bulatan-bulatan. Pertama kali
menempel warnanya transparan kemudian lama-kelamaan menjadi gelap
atau seperti mata ular.Bentuk tubuhnya pipih secara dorsoventral
dan mempunyai pengisap. Antena ada dua pasang dan mempunyai alat
penusuk (preoral). Maxilla kedua berubah bentuk menjadi prehensil
disk dan basal platenya bergigi. Mempunyai proboscis dan berkaki
didaerah thorax sebagai kaki renang sebanyak 4 pasang juga
mempunyai mata faset yang bertangkai pendek.Argulus kelaminnya
terpisah. Hewan jantan mempunyai testis didaerah abdomen, sedangkan
yang betina berkantung telur. Setelah berkopulasi hewan betina
menaruh telurnya dalam kelompok pada benda-benda di dalam air
misalnya pada batu, tumbuhan air, kayu atau kaca akuarium. Setelah
15-55hari menetas dan menjadi larva yang berenang bebas dan harus
mendapatkan inang dalam 2-3hari, jika tidak menemui inang maka
larva akan mati. Bila larva telah menenpel pada inang maka akan
tumbuh menjadi stadium copepoda dan akan mengalami metamorfosa
(pergantian kulit) beberapa kali hingga menjadi dewasa. Copepoda
yang menempel pada inang diselubungi oleh lendir tipis. Argulus
dikenal sebagai fish louse dan kutu ikan ini menyerang ikan laut
dan ikan air tawar, hanya spesiesnya saja yang berbeda.
2.3.5 Gejala Klinis dan Pencegahan Argulus sp.Gejala klinis yang
dirasakan ikan pada saat terserang Argulus sp. adalah dengan
melukai kulit dalam rangka mendapatkan darah ikan sehingga
terkadang meninggalkan memar pada gigitan Argulus sp. ini dan
biasanya ikan akan menggosokkan tubuh pada suatu benda keras di
sekitarnya.Gejala lainnya 1. Ikan kehilangan nafsu makan sehingga
terlihat malas.2. Kulit ikan berubah warna (biasanya memucat).3.
Ikan menjadi gelisah dan meluncur kesana-kemari.4. Ikan sering
menggosok-gosokkan badannya ke permukaan benda keras.5. Terdapat
bekas gigitan dan memar merah pada tubuh ikan.6. Terlihat parasit
yang menempel pada tubuh ikan.Pencegahan yang dapat dilakukan yaitu
dengan mensterilisasi tempat ikan yang terkontaminasi oleh Argulus
sp. dengan larutan chlorin agar terbebas dari argulus yang hidup
dan menempel di daerah tersebut. Cara yang paling efektif untuk
mencegah serangan parasit ini adalah dengan melakukan pengeringan
dan pengapuran kolam serta penyaringan air. Sedangkan
pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan larutan garam
(NaCl) atau larutan garam ammoniak (NH4Cl) garam berfungsi untuk
menghambat perkembangan parasit. Pencegahan dapat dilakukan dengan
menambahkan garam dapur 0,5-1,0 g/l pada air tempat hidupnya. Kalau
ikan sudah terserang, pengobatan dapat dilakukan dengan perendaman
ikan dalam larutan garam dapur 20 g/l, atau PK 2-5 mg/l selama 30
menit. Perlakuan pengobatan harus dilakukan setiap hari hingga kutu
ikan benar-benar habis.Cara yang paling efektif untuk mencegah
serangan parasit ini adalah dengan melakukan pengeringan dan
pengapuran kolam serta penyaringan air. Sedangkan pengendaliannya
dapat dilakukan dengan menggunakan larutan garam (NaCl) atau
larutan garam ammoniak (NH4Cl). Demikian pula dengan perendaman
ikan dalam larutan bromex 0,1 0,2 ppm. Perendaman dalam larutan
lindane 0,01 0,02 ppm sudah dapat membunuh Argulus sp. yang
berenang bebas dalam waktu 5 jam, sedangkan dosis 0,013 ppm
terbukti dapat membunuh secara total setelah 48 jam. Perendaman
dalam larutan neguvon 1 gram per liter air selama 10-30 menit cukup
ampuh untuk memberantas parasit ini. Organisme ini biasanya dapat
diberantas dengan menggunakan penjepit sejenis pinset untuk
melepaskannya dari tubuh ikan. telur-telur dan larvanya, dapat
dibunuh dengan cara mengeringkan atau memberikan kapur ke dasar
kolam. Dosis kapur yang diberikan adalah 200 gram per meter persegi
dan dibiarkan selama 5 - 6 hari. Jenis obat yang cukup efektif
untuk memberantas argulus adalah Neguvon, yang berbentuk tepung
(serbuk) buatan Bayer, Jerman. Cara penggunaannya adalah dengan
memandikan ikan didalam larutan Neguvon dengan dosis 1 gram per
liter air, selama 10 - 30 menit. Berikut adalah contoh gambar ikan
yang terserang Argulus sp;
2.4 Klasifikasi Lernea sp.Kingdom: Animalia Filum: Arthropoda
Subphylum: Crustacea Kelas: Maxillopoda Subclass: Copepoda Urutan:
Cyclopoida Family: Lernaeidae Genus: Lernae2.4.1 Lernea sp.Lernea
atau biasanya disebut cacing jangkar, merupakan parasit pada ikan
air tawar tapi dia juga menyerang ikan air payau. Di sebut cacing
jangkar karena pada bagian kepalanya terdapat organ yang menyerupai
jangkar, sehingga dengan perantaraan organ inilah cacing jangkar
menempelkan dirinya ke tubuh ikan. Pada stadium copepodid, cacing
jangkar ini hidup di sekeliling tubuh ikan dan menggigit
kulit/lendir ikan. Pada stadium ini, cacing tersebut sangat peka
terhadap beberapa jenis obat-obatan. Memasuki stadium dewasa,
cacing ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu stadium cyclopoid dan
stadium dewasa. Selama stadium cyclopoid, lernea hidup di
sekeliling tubuh ikan dan juga tidak tahan terhadap pengaruh
obat-obatan. Cacing jangkar betina akan menusukkan kepalanya ke
jaringan kulit/daging ikan. Pada bagian yang ditusuk akan terlihat
luka dan membengkak, namun karena ukurannya masih terlalu kecil,
agak sulit untuk melihatnya dengan mata biasa. Individu dewasa
sudah dapat dilihat dengan mata biasa. Bagian tubuhnya yang
terdapat di luar tubuh ikan akan tampak membesar, karena mempunyai
sepasang kantung telur. Jika telurnya menetas, maka nauplius akan
berenang keluar dari dalam kantung untuk mencari ikan.Parasit
inisering disebut anchorworm. Berbentuk panjang berwarna putih,
didepan dengan alat penghisap dan dibelakang mempunyai organ
seperti kantung untuk tempat berkembangnya telur. Perlu beberapa
hari untuk bertelur dan dua minggu untuk telur matang. Induk betina
lernaea mati dan terlepas dari kulit ikan sedangkan larva sebagai
parasit hidup pada insang ikan untuk menghisap darah. Setelah cukup
umur dan kawin lernaea betina akan meninggalkan ikan dan untuk
jangka yang singkat berenang bebas sebagai plankton dan segera
setelah itu menempel pada kulit ikan.Parasit ini dalam siklus
hidupnya mengalami tiga kali perubahan tubuhnya yaitu nauplius,
copepodit dan bentuk dewasa. Satu siklus hidup membutuhkan waktu
berkisar ini 21 25 hari. Individu dewasa dapat terlihat secara
kasat mata dan pada bagian bawah tubuhnya pada individu betina
mempunyai sepasang kantung telur. Kantung telur ini akan menetas
dan naupliusnya akan berenang keluar dari dalam kantung untuk
mencari ikan lainnya.Hampir semua jenis ikan air tawar dapat
terserang oleh cacing jangkar ini, terutama pada musim pembenihan
atau pendederan. Ikan yang terserang umumnya mengalami luka pada
tubuhnya dan terlihat adanya cacing jangkar yang menempel.2.4.2
Cara Mencegah Serangan Lernea sp.Pencegahan terhadap serangan
cacing jangkar dapat dilakukan dengan melakukan pengeringan kolam,
filter air sebelum dialirkan ke kolam atau menggunakan bahan kimia
untuk membasmi cacing jangkar pada stadium nauplius dan copepodid.
Upaya pengendalian terhadap serangan cacing jangkar dewasa sulit
dilakukan, karena cacing ini memiliki kulit khitin yang tahan
terhadap pengaruh senyawa kimia. Penggunaan gunting cukup efektif
untuk memberantas cacing jangkar dewasa. Guntinglah bagian tubuh
cacing jangkar yang menempel pada tubuh ikan dan segera dimusnahkan
dengan cara mengubur atau membakarnya, sedangkan bagian kepalanya
dibiarkan tinggal di dalam tubuh ikan. Untuk menghindari terjadinya
infeksi sekunder, ikan direndam dalam larutan Tetracyclin 250 mg
per 500 liter air selama 2 3 jam. Proses perendaman ini dapat
diulangi selama 3 hari berturut-turut. Atau dapat dilakukan dengan
senyawa kimia berupa larutan Bromex 0,12 0,15 ppm. Cacing jangkar
pada stadium copepodid dapat dibunuh dengan merendam ikan yang
terserang ke dalam larutan Dipterex 0, 5 ppm selama 4 6 jam.
Berikut adalah contoh gambar ikan yang terserang Lernea sp;
2.5 Klasifikasi Cymothoa exigua.
Kingdom: Animalia Filum: Arthropoda Upafilum: Crustacea Kelas:
Malacostraca Ordo: Isopoda Familyi: Cymothoidae Genus:
CymothoaSpesia : Cymothoa exigua
2.5.1 Cymothoa exiguaCymothoa exigua (Kutu pemakan lidah)
menempelkan dirinya pada lidah ikan. Parasit ini mulai menghisap
darah melalui cakar pada kaki2 depannya. Sejalan dengan
pertumbuhannya, makin sedikit darah yg dapat mencapai lidah dan
mengalami atropi. Itulah saat dimana kutu ini menggantikan lidah
dengan menempelkan tubuhnya pada otot-otot ikan yang akan
menggunakannya seperti layaknya lidah yg normal.Cymothoa exigua,
atau kutu pemakan lidah, adalah parasit Crustacea dari keluarga
Cymothoidae . Parasit ini memasuki ikan melalui insang , dan
kemudian menempel di dasar lidah ikan. Kutu betina menempel pada
lidah dan kutu jantan menempel pada insang lengkungan bawah dan di
belakang betina. Betina 8-29 milimeter (0,3-1,1) panjang dan 4-14
mm (0,16-0,55 dalam) lebarnya maksimal. Jantan sekitar 7,5-15 mm
(0,3-0,6) panjang dan 3-7 mm (0,12-0,28 dalam) lebar. Menghisap
darah melalui cakar di bagian depannya, menyebabkan lidah mengalami
atrofi karena kekurangan darah. Parasit ini kemudian mengganti
lidah ikan dengan melampirkan tubuh sendiri untuk otot-otot lidah
rintisan. Ikan itu dapat menggunakan parasit seperti lidah yang
normal. Tampaknya parasit ini tidak menyebabkan kerusakan lainnya
terhadap ikan inangnya. Setelah Cymothoa exigua menggantikan lidah
ikan tersebut, beberapa pakan ada pada darah inang dan banyak pakan
lainnya pada lendir ikan. Ini adalah salah satu kasus yg dikenal
dari parasit fungsional menggantikan organ inang. Ada banyak
spesies Cymothoa, tetapi hanya Cymothoa exigua yang mengkonsumsi
dan menggantikan lidah inangnya.2.5.2 Cara Pencegahan Serangan
Cymothoa exiguaSatu-satunya cara yang paling ampuh adalah harus
sering memeriksai kondisi kolam atau tempat lainnya yang dipakai
untuk budidaya ikan karena Cymothoa exigua ini ukurannya yang dapat
dilihat oleh mata telanjang sehingga bisa kita musnahkan terlebih
dahulu sebelum menyerang ikan dalam kolam tersebut. Masih belum
diketahui secara rinci bagaimana cara mencegah yang lebih baik,
karena kurangnya studi kasus yang meneliti lebih dalam tentang
parasit ini.Berikut adalah contoh gambar ikan yang terserang
Cymothoa exigua;
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanBerdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam
makalah ini mengenai parasit jenis crustacea maka dapat disimpulkan
sebagai berikut : Penyakit didefinisikan sebagai suatu keadaan
fisik, morfologi dan atau fungsi yang mengalami perubahan dari
kondisi normal karena beberapa penyebab dan terbagi atas 2 kelompok
yaitu penyebab dari dalam (internal) dan luar (eksternal). Penyakit
parasitic merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
menyerang ikan. Serangan parasit bisa mengakibatkan terganggunnya
pertumbuhan, kematian bahkan penurunan produksi ikan. Berbagai
organisme yang bersifat parasit mulai dari protozoa, crusstacea dan
annelida. Beberapa contoh crustacea yang besifat parasit antara
lain argulus sp, cymothoa exigua, dan Lernea sp. Argulus merupakan
sejenis parasit yang menempel pada tubuh ikan atau biasa dikenal
dengan kutu ikan, dimana kutu ini akan mengambil makanan atau darah
dari tubuh ikan sehingga menyebabkan ikan kurus dan dengan waktu
yang lama akan menyebabkan kematian massal, biasanya menyerang ikan
air tawar. Cara yang paling efektif untuk mencegah serangan parasit
Argulus sp adalah dengan melakukan pengeringan dan pengapuran kolam
serta penyaringan air. Sedangkan pengendaliannya dapat dilakukan
dengan menggunakan larutan garam (NaCl) atau larutan garam ammoniak
(NH4Cl). Lernea atau cacing jangkar, merupakan parasit pada ikan
air tawar tapi dia juga menyerang ikan air payau. Cacing jangkar
ini hidup di sekeliling tubuh ikan dan menggigit kulit/lendir ikan
sehingga ikan mengalami luka pada tubuhnya. Pencegahan terhadap
serangan cacing jangkar dapat dilakukan dengan melakukan
pengeringan kolam, filter air sebelum dialirkan ke kolam atau
menggunakan bahan kimia. Penggunaan gunting cukup efektif untuk
memberantas cacing jangkar dewasa.
3.2 Saran Referensi yang memadai mengenai parasit dan penyakit
ikan sangat dibutuhkan untuk menambah pengetahuan. Perlu kiranya
dilakukan pembahasan secara berkala oleh dosen agar mahasiswa lebih
paham akan parasit dan penyakit ikan. Untuk mengetahui lebih jelas
mengenai parasit dan penyakit ikan maka sebaiknya harus dilakukan
praktek langsung sehingga apa yang kita pelajari di perkuliahan
dalam bentuk teori dapat diaplikasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Geoff Boxshall (September 5, 2009). "Argulidae". In T. Chad
Walter & Geoff Boxshall. World Copepoda database. World
Register of Marine Species. Retrieved December 31, 2009.
Geoff Boxshall (May 13, 2009). "Argulus O. F. Mller, 1785". In
T. Chad Walter & Geoff Boxshall. World Copepoda database. World
Register of Marine Species. Retrieved December
31,http://nurfitrirahim.wordpress.com/2012/03/17/parasit-crustacea-argulus-indicus/
16