BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaman telah berubah, segala keterbatasan yang terjadi di masa lalu seperti keterbatasan dalam akses informasi, komunikasi jarak jauh, dan banyak lagi lainnya kini sudah tak lagi terjadi. Sekarang segalanya mudah diakses, siapapun, kapanpun dan di manapun dapat terus update informasi, berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan berbagi pengetahuan di bidang IPTEK menjadi semakin mudah. Semua aspek kehidupan kini telah mendunia. Namun, pada kenyataannya kini segala kemudahan itu menjadi sebuah tantangan besar yang dihadapi sebuah negara berdaulat, terutama Indonesia. Setelah para tokoh pahlawan berhasil berjuang melawan penjajah dengan kobaran api semangat sekalipun harus berkucuran darah,selama lebih kurang 350 tahun lamanya hingga akhirnya Indonesia merdeka tak lantas mengakhiri perjuangan itu. Kini tantangan itu adalah melawan diri sendiri dari sikap anti nasionalisme. Sebab tanpa nasionalisme itu, maka harapan untuk terus mempertahankan keutuhan negara sama dengan nol. Semua aspek pertahanan berpondasi pada nasionalisme kebangsaan, rasa cinta tanah air. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Zaman telah berubah, segala keterbatasan yang terjadi di masa lalu seperti keterbatasan
dalam akses informasi, komunikasi jarak jauh, dan banyak lagi lainnya kini sudah tak lagi
terjadi.
Sekarang segalanya mudah diakses, siapapun, kapanpun dan di manapun dapat terus
update informasi, berkomunikasi dengan orang lain. Bahkan berbagi pengetahuan di
bidang IPTEK menjadi semakin mudah. Semua aspek kehidupan kini telah mendunia.
Namun, pada kenyataannya kini segala kemudahan itu menjadi sebuah tantangan besar
yang dihadapi sebuah negara berdaulat, terutama Indonesia.
Setelah para tokoh pahlawan berhasil berjuang melawan penjajah dengan kobaran api
semangat sekalipun harus berkucuran darah,selama lebih kurang 350 tahun lamanya
hingga akhirnya Indonesia merdeka tak lantas mengakhiri perjuangan itu.
Kini tantangan itu adalah melawan diri sendiri dari sikap anti nasionalisme. Sebab tanpa
nasionalisme itu, maka harapan untuk terus mempertahankan keutuhan negara sama
dengan nol.
Semua aspek pertahanan berpondasi pada nasionalisme kebangsaan, rasa cinta tanah air.
Nasionalisme menjadi tombak semangat untuk bersatu akan terus berapi-api. Sehingga
keutuhan negar tidak akan tergugat oleh siapapun dan apapun.
Itulah latarbelakang pembuatan makalah ini, menilitik seberapa besar pengaruh dinamika
nasionalisme hingga kini terhadap keberlangsungan sebuah negara dan bangsa.
1.2. Rumusan Masalah 1. Apakah negara identik dengan bangsa?2. Apakah faktor bertahannya sebuah negara?3. Apakah suatu negara bisa bubar?4. Apakah suatu bangsa bisa punah?5. Apakah problem yang mengancam nasionalisme sekarang?
1
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui keidentikan negara dengan bangsa2. Untuk mengetahui faktor bertahannya sebuah negara3. Untuk mengetahui kemungkinan negara bubar4. Untuk mengetahui kemungkinan bangsa punah5. Untuk mengetahui problem yang mengancam nasionalisme
1.4. Manfaat
1. Semakin mengerti akan hakikat sebuah negara dan bangsa
2. Meningkatkan rasa nasionalisme dalam diri sendiri maupun kelompok
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Apakah Negara Identik dengan Bangsa?
Pengertian bangsa menurut Hans Kohn (Kaelan, 2002: 212-213) yaitu bangsa terbentuk oleh
persamaan bahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara dan kewarganegaraan. Di samping itu
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bangsa adalah rakyat atau orang-orang yang berada
dalam suatu masyarakat hukum yang terorganisir. Kelompok ini umumnya menempati bagian
atau wilayah tertentu, berbicara dalam bahasa sama, memiliki sejarah, kebiasaan, dan
kebudayaan yang sama, serta terorganisir dalam suatu pemerintahan yang berdaulat.
Sedangkan pengertian Negara Oleh Aristoteles adalah perpaduan beberapa keluarga mencakupi
beberapa desa, hingga pada akhirnya dapat berdiri sendiri sepenuhnya, dengan tujuan
kesenangan dan kehormatan bersama. Untuk pengertian umumnya, Negara dapat diartikan
sebagai organisasi tertinggi di antara suatu kelompok masyarakat yang mempunyai cita-cita
untuk bersatu, hidup didaerah tertentu yang mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
Dari kedua definisi diatas, diketahui bahwa bangsa dan negara terbentuk karena adanya
kelompok-kelompok yang memiliki persamaan wilayah dan mempunyai tujuan yang sama.
Merunut pada penjelasan itu, maka negara bisa dikatakan identik dengan suatu bangsa. Hampir semua
Negara di dunia, rakyatnya merupakan anggota bangsa yang menempati wilayah Negara itu sendiri.
Pernyataan itu dipertegas lagi dengan alasan keberadaan suatu bangsa dan negara. Baik bangsa maupun
negara, keduanya sama-sama ada sebagai keinginan dari keberagaman kelompok untuk mencapai cita-cita
bersama melalui kerja sama. Hal tersebut didasarkan pada teori beberapa tokoh tentang unsur-unsur
keberadaan bangsa dan negara.
Unsur-unsur disini mencermikan tujuan mengapa bangsa dan Negara dalam menggapai cita-cita
bersama. Fredrich Hertz dalam bukunya “Nationality in History and Politics” mengemukakan
bahwa setiap bangsa mempunyai 4 (empat) unsur aspirasi sebagai berikut:
3
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan sosial, ekonomi,
politik, agama, kebudayaan, komunikasi, dan solidaritas.
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional sepenuhnya, yaitu bebas
dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negerinya.
3. Keinginan dalam kemandirian, keunggulan, individualisme, keaslian, atau kekhasan.
4. Keinginan untuk menonjol (unggul) diantara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan,
pengaruh, dan prestise.
Negara juga memiliki unsur-unsur aspirasi, Menurut Plato, asal mula terjadinya
negara adalah karena:
1. Adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam sehingga menyebabkan
mereka harus bekerja sama untuk memenuhi kebutuhan hidup;
2. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa berhubungan dengan manusia
lain dan harus menghasilkan segala sesuatu yang bisamelebihi kebutuhannya sendiri untuk
dipertukarkan;
3. Mereka saling menukarkan hasil karya satu sama lain dan kemudian bergabung dengan
sesamanya membentuk desa;
4. Hubungan kerja sama antardesa lambat laun menimbulkan masyarakat (negara kota).
4
2.2 Apakah Faktor Bertahannya Sebuah Negara?
Lahirnya sebuah negara merupakan tantangan terbesar dari sebuah bangsa. Tidak sedikit
pengorbanan yang dipertaruhkan. Pengorbanan itu terutama untuk menyatukan tekad dan cita-
cita bersama sebagai pondasi utama membentuk sebuah negara. Menyatukan tekad dan cita-cita
dari sekelompok orang yang beragam hingga lahir kata sepakat untuk satu tujuan bersama yaitu
satu bangsa satu negara.
Belum lagi, jika tantangannya itu berupa penjajahan. Pengorbanannya tidak hanya pada harta
benda, bahkan nyawa sekalipun tak segan-segan dipertaruhkan. Demi sebuah cita-cita bersama,
merdeka.
Penjajahan juga bahkan menjadi tantangan Indonesia masa itu. Masa sebelum lahirnya
Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Masa yang melahirkan banyak tokoh pahlawan yang
dengan gagahnya bertarung merebut kemerdekaan dari para penjajah.
Tak kurang dari 350 tahun, masa tersuram Indonesia tanpa kedaulatan. Masa tersulit
Indonesia untuk bebas berkembang sebagaimana sekarang. Hingga akhirnya masa kelam itu
sirna dan berganti terang-benderang seperti sekarang ini.
Sekarang kita telah bebas berkarya, berprestasi, dan berinovasi. Siapapun berkesempatan
mengembangkan dirinya di bidang keilmuannya masing-masing. Tapi, tetap pada satu tujuan
yang sama, memajukan Indonesia.
Sekalipun demikian, bangsa kita tidaklah luput dari masalah-masalah atau bisa dikatakan
tantangan. Penjajahan seperti dulu memang tidak lagi dirasakan. Tetapi, bukan berarti kita aman.
Keutuhan negara kita saat ini masih tetap riskan. Artinya sewaktu-waktu bisa saja Indonesia
gagal dipertahankan dan kembali seperti dulu.
Tantangan ini bukan hanya milik negara Indonesia saja. Negara manapun berpotensi untuk
gagal dipertahankan. Ini semua tergantung seberapa tangguh bangsanya dalam menjaga
negaranya.
5
Atas dasar itu muncullah beberapa faktor rujukan, yang bisa dijadikan pedoman dalam upaya
mempertahankan keutuhan sebuah negara. Faktor-faktor itu adalah sebagai berikut:
a. Faktor Ideologi
Faktor terpenting bertahannya suatu Negara adalah Faktor Ideologi. Karena Ideologi
diperlukan oleh suatu bangsa untuk mewujudkan tujuan negaranya. Tanpa kesepakatan
bersama, tidak mungkin tujuan untuk meraih cita-cita atau harapan negara dapat menjadi
kenyataan.
Arti penting Ideologi adalah sebagai berikut:
1. Negara mampu membangkitkan kesadaran akan kemerdekaan, memberikan orientasi
mengenai dunia beserta isinya, seta memberikan motivasi perjuangan untuk mencapai
apa yang dicita-citakan
2. Dengan ideologi nasionalnya, suatu bangsa dan negara dapat berdiri kukuh dan tidak
mudah terombang-ambing oleh pengaruh ideologi lain serta mampu menghadapi
persoalan-persoalan yang ada.
3. Ideologi memberikan arah dan tujuan yang jelas menuju kehidupan yang di cita-
citakan. Ideologi yang dipahami, dihayati, dan diamalkan oleh seluruh rakyat dapat
mewujudkan persatuan dan kesatuan demi kelangsungan hidupnya.
4. Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai golongan, suku, ras, dan agama,
bahkan dari berbagai ideologi
5. Ideologi dapat mempersatukan orang dari berbagai agama.
6. Ideologi mampu mengatasi konflik atau ketegangan social.
b. Faktor Kekuatan Nasional
Faktor lain yang mempengaruhi bertahannya suatu Negara adalah kekuatan nasional.
Faktor-faktor yang memengaruhi kekuatan nasional tersebut adalah faktor geografi,
6
sumber daya alam, kemampuan industri, kesiagaan militer, penduduk, moral nasional,
kualitas demokrasi dan kualitas pemerintah.
c. Faktor Geografi
Geografi merupakan faktor yang paling stabil dan menjadi andalan dalam
kekuatan suatu Negara. Dikatakan fakto yang stail dikarenakan wilayah suatu Negara
adalah tetap dan tidak mudah berubah kecuali dikarenakan kerusakan alam. Geografi atau
menentukan posisi suatu Negara. Dan akan menjadi pusat atau letak kekuatan suatu
Negara.
d. Faktor Sumber Daya Alam
Sumber daya alam berupa pangan dan bahan mentah. Pangan jelas menjadi faktor
yang penting karena merupakan kebutuhan primer yang menjadi sumber kekuatan utama.
Sedangkan bahan mentah juga penting contohnya minyak bumi. Minyak bumi menjadi
bahan bakar untuk menjalankan teknologi yang dikembangkang suatu Negara.
e. Faktor Kemampuan Industri
Faktor kemampuan industri adalah kemampuan suatu negara dalam mengolah
sumber daya yang dimilikinya. Tanpa adanya kemampuan industri, walaupun suatu
negara memiliki SDA yang melimpah maka akan sia-sia. Karena SDA juga perlu di olah
menggunakan kemampuan industri agar menjadi sesuatu yang bisa dimanfaatkan untuk
menyokong kekuatan suatu negara.
f. Faktor Kesiagaan Militer
Faktor ini adalah faktor yang paling berpengaruh untuk bertahan dari serangan
musuh. Beberapa faktor yang telah disebutkan sebelumnya adalah faktor yang
memberikan arti penting kekuatan suatu negara yang menunjang kesiagaan militer. Bisa
dikatakan bahwa kekuatan nasional bergantung pada kesiagaan militer. Karena kesiagaan
militer menjaga keamanan suatu negara.namun kekuatan militer suatu negara juga
memiliki faktor-faktor pendukung. Seperti inovasi teknologi. Kemajuan teknologi di 7
suatu negara akan membuat negara menjadi kuat, terutama dalam teknologi persenjataan.
Kemudian dibutuhkan juga pemimpin yang cerdas dan unggul dalam siasat untuk
memimpin angkatan perangnya. Walaupun suatu negara memiliki inovasi teknologi yang
maju dan pemimpin yang unggul dalam siasat, tapi jika tidak memiliki pranata militer
yang punya kekuatan pada tiap-tiap komponennya maka militer negara itu akan lemah
g. Faktor Penduduk
Kekuatan sebuah negara tidak hanya membutuhkan kekuatan dari segi materi saja,
namun suatu negara membutuhkan kekuatan dari segi manusia. Dalam hal ini penduduk
atau masyarakat suatu negara yang berperan. . Jumlah penduduk yang besar belum tentu
menjamin kekuatan suatu negara. Karena jika jumlah penduduk bisa mempengaruhi
mutlak kekuatan suatu negara maka negara-negara besar seperti cina, india, dan amerika
akan menjadi negara-negara terkuat di dunia. Tidak bisa di pungkiri memang bahwa
jumlah penduduk juga berpengaruh. Karena jumlah penduduk yang besar akan
menambah jumlah pasukan militer suatu negara dan akan memperkuat kekuatan militer
suatu negara. Namun persebarannya juga harus di perhatikan, karena menentukan
perhitungan kekuatan suatu negara.
h. Faktor Moral Nasional
Moral nasional adalah tekad bangsa dalam mendukung politik luar negeri
pemerintahnya ketika sedang dalam keadaan damai maupun perang. Moral nasional ini
pasti menyebar ke seluruh kegiatan negara. Moral nasional penting karena jika suatu
negara tidak memiliki moral nasional maka kekuatan nasional negara tersebut hanya
kekuatan nasional belaka atau hanya merupakan kemampuan yang dengan sia-sia
menantikan realisasinya.
i. Faktor Kualitas Demokrasi
Kualitas diplomasi adalah faktor yang menggabungkan beberapa faktor yang
berlainan menjadi satu yang bisa memberikan arah, bobot dan membangkitkan
kemampuan yang kurang aktif dan menambah kekuatan suatu negara. Bisa dikatakan
diplomasi adalah otak dari kekuatan nasional dan moral nasional adalah jiwanya.8
j. Faktor Kualitas Pemerintah
Yang terakhir adalah kualitas pemerintah. Pemerintah yang baik akan bisa
menjanjikan banyak hal bagi kekuatan nasional negaranya. Pemerintah yang baik akan
mampu menyeimbangkan SDA dengan SDMnya. Politik luar negerinya akan bisa
berjalan dengan baik dan akan mendapatkan dukungan rakyatnya untuk mendukung
politik luar negerinya. Namun pada intinya kekuatan nasional suatu negara sangat
bergantung dengan kualitas pemerintahnya. Jika pemerintah suatu negara mampu
merepresentasikan negaranya dengan baik, paham akan keinginan dan cita-cita rakyatnya
yang menjadi tujuan politik luar negerinya, maka negara itu memiliki kesempatan untuk
menjadi sebuah negara yang memiliki kekuatan nasional yang besar.
Negara akan dapat bertahan menjadi suatu kesatuan Negara yang utuh karena
Negara tersebut memiliki kekuatan nasional yang baik. Delapan faktor diatas merupakan
faktor kekuatan nasional suatu Negara yang dapat membuta suatu Negara bertahan. Jika
salah satu faktor diatas tidak dipenuhi maka yang bersangkutan akan mudah goyah dan
mudah dijajah atau dipengaruhi oleh bangsa lain. Akibatnya Negara tersebut akan mudah
mengalami konflik dan bahkan dapat menjadi hancur atau bubar. Dan fakktoryang paling
pentinga adalah faktor Ideologi suatu Negara. Jika sutau Negara tidak memiliki ideologi
maka Negara tersebut akan mudah terombang-ambing karena tidak mempunyai tujuan
yang jelas dan akan mudah terpecah belah karena tidak ada yang mempersatukan orang
dari berbagai golongan, suku, ras, dan agama untuk mencapai tujuan bersama.
9
2.3 Apakah Suatu Negara Bisa Bubar?
Negara adalah persekutuan bangsa yang hidup dalam satu daerah/wilayah dengan
batas-batas tertentu yang diperintah dan diurus oleh suatu badan pemerintah dengan teratur.
Unsur pokok berdirinya negara : rakyat/masyarakat, wilayah/daerah (meliputi udara, darat, dan
perairan), dan pemerintah yang berdaulat.
Suatu negara dapat dikatakan bubar apabila unsur pokok berdirinya suatu negara tidak
terpenuhi. Dalam konteks ini perlu dipahami, bangsa dan negara hanyalah sebuah konsensus.
Bila konsensus tidak lagi diakui, maka eksistensi bangsa dengan sendirinya hilang, dan
bersamaan dengan itu negara pun akan rontok. Manusia dan masyarakat yang sebelumnya
pernah sepakat menjadi satu bangsa mungkin masih tetap eksis, tetapi mereka tidak lagi terikat
dalam ikatan kebangsaan yang sama. Demikian pula halnya dengan territori negara yang secara
fisik tetap ada, namun garis-garis demarkasi yang sebelumnya pernah diakui bersama sudah
berubah. Penyebab bubarnya suatu negara antara lain :
Pertama, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama. Krisis di sektor ini selalu merupakan
faktor amat signifikan dalam mengawali lahirnya krisis yang lain (politik-pemerintahan, hukum,
dan sosial). Secara garis besar, krisis ekonomi ditandai merosotnya daya beli masyarakat akibat
inflasi dan terpuruknya nilai tukar, turunnya kemampuan produksi akibat naiknya biaya modal,
dan terhambatnya kegiatan perdagangan dan jasa akibat rendahnya daya saing. Muara dari semua
ini adalah tutupnya berbagai sektor usaha dan membesarnya jumlah penganggur dalam
masyarakat. Dalam keadaan seperti ini, harapan satu-satunya adalah investasi melalui proyek-
proyek pemerintah, misalnya, untuk pembangunan infrastruktur transportasi secara besar-besaran
sebagai upaya menampung tenaga kerja dan memutar roda ekonomi. Namun, ini memerlukan
syarat adanya kepemimpinan nasional yang kreatif dan terpercaya karena integritasnya,
tersedianya cadangan dana pemerintah yang cukup, serta bantuan teknis melalui komitmen
internasional. Tanpa terobosan investasi baru, krisis ekonomi akan berlanjut. Biasanya, krisis
ekonomi yang berkepanjangan dan tak teratasi akan menciptakan ketegangan-ketegangan baru
dalam hubungan antar-elite. Mereka akan berlomba untuk saling menyalahkan dan mencari
10
kambing hitam. Pada saat yang sama, krisis ekonomi akan memperlemah kemampuan negara
untuk menutupi berbagai ongkos pengelolaan kekuasaan dan pemeliharaan berbagai fasilitas
umum. Akibatnya, akan terbentuk rasa tidak puas yang luas, baik dari mereka yang menjadi
bagian dari kekuasaan itu sendiri (pegawai negeri dan tentara/polisi) maupun warga masyarakat.
Bila situasi ini tidak berhasil diatasi oleh mekanisme sistem politik yang berlaku, maka krisis
politik akan sulit dihindari.dddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd
Kedua, krisis politik berupa perpecahan elite di tingkat nasional, sehingga menyulitkan lahirnya
kebijakan yang utuh dalam mengatasi krisis ekonomi. Krisis politik juga bisa dilihat dari
absennya kepemimpinan politik yang mampu membangun solidaritas sosial untuk secara solid
menghadapi krisis ekonomi. Dalam situasi di mana perpecahan elite pusat makin meluas dan
kepemimpinan nasional makin tidak efektif, maka kemampuan pemerintah dalam memberi
pelayanan publik akan makin merosot. Akibatnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah
akan semakin menipis. Keadaan ini biasa menjadi pemicu lahirnya gerakan-gerakan massal
anti-pemerintah yang terorganisasi. Bila gerakan-gerakan itu menguat dan pada saat sama lahir
gerakan massa tandingan yang bersifat kontra terhadap satu sama lain-apalagi jika terjadi
bentrokan fisik yang intensif di antara mereka, atau antara massa dengan aparat keamanan
negara-maka perpecahan di antara top elite di pusat kekuasaan makin tak terhindarkan. Jurang
komunikasi akan makin lebar. Dalam situasi di mana kebencian dan saling curiga antarkelompok
sudah amat mengental, tidak ada satu pihak pun yang memiliki legitimasi untuk memprakarsai
upaya rekonsiliasi. Akibatnya, jalan menuju rontoknya bangunan kekuasaan di tingkat pusat
akan semakin lempang. Perkembangan ini secara otomatik akan mendorong penguatan potensi
gerakan-gerakan separatisme. Gerakan ini bisa menguat dari wilayah yang sudah sejak lama
menyimpan bibit-bibit mikro nasionalisme, bisa juga dari wilayah yang sama sekali tidak
memiliki bibit itu, namun terdorong oleh kalkulasi logis mereka ketika berhadapan dengan
situasi yang bersifat fait a compli. Yang terakhir ini merupakan kesadaran yang lahir secara
kondisional dari para pemimpin di wilayah-wilayah yang relatif jauh dari pusat kekuasaan
berdasarkan asumsi: daripada mengikuti pemerintahan yang sudah rontok di pusat, lebih baik