MAKALAH
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan
(PAKEM)Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS di SD
2 Dosen Pengampu : Siti Istiyati, M. Pd
Di susun oleh : KELAS 6C 1. Ikhsan Nur D K7109100
2. Lies Setyaningrum K7109119 3. Nita Rizqi L 4. Nurul Fitriyani
5. Priskila DM K7109135 K7109143 K7109153
PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
KATA PENGANTARPuji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM). Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS di SD 2 di semester 6.
Tersusunnya makalah ini berkat bantuan, bimbingan dan dorongan dari
beberapa pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada: 1. Siti Istiyati, M. Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pendidikan IPS di SD 2 yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam menyelesaikan makalah
ini. 2. Bapak ibu tercinta yang selalu memberikan dukungan, baik
moril maupun materiil. 3. Semua pihak yang telah membantu
terselesaikannya makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu
persatu.
Tak ada gading yang tak retak, begitu juga kami yang menyadari
bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami
mohon kritik dan saran yang bersifat membangun agar menjadi lebih
baik lagi. Adapun harapan kami semoga makalah ini dapat diterima
dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita. Amin.
Surakarta,
Februari 2012
Penulis
BAB I PENDAHULUANA. Latar belakang Undang-undang RI No. 20 Pasal
40 Ayat 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berbunyi:
Guru dan tenaga kependidikan berkewajiban: 1. Menciptakan suasana
pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan
dialogis, 2. Mempunyai komitmen secara professional untuk
meningkatkan mutu pendidikan, dan 3. Memberi teladan dan menjaga
nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan
yang diberikan kepadanya.
Sementara itu dalam Peraturan Pemerintah No. 19 tentang Standar
Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat 1, dinyatakan bahwa: Proses
pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta
didik untuk
berpartisipasi aktif, memberi ruang gerak yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologi siswa. Amanat perundang-undangan
mengenai penyelenggaraan pendidikan tersebut sering kali kita
dengar dengan istilah PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif
dan Menyenangkan). Untuk dapat melaksanakan amanat
perundang-undangan tersebut, guru hendaknya mengubah paradigma
mengenai mengajar peserta didik menjadi membelajarkan peserta
didik. Di samping itu, guru harus memahami hakikat PAKEM dan
menguasai berbagai strategi/ model pembelajaran yang berorientasi
pada PAKEM.
Berdasarkan hal-hal yang dipaparkan di atas, maka disusunlah
makalah ini. Di dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal, antara
lain: hakikat PAKEM, strategi/ model-model pembelajaran yang
berorientasi pada PAKEM, dan lain-lain.
B. Tujuan Setelah mempelajari uraian materi dalam makalah ini,
mahasiswa diharapkan dapat: 1. Mendeskripsikan hakikat PAKEM. 2.
Mendeskripsikan strategi/ model-model pembelajaran yang
berorientasi pada PAKEM. 3. Menerapkan strategi/ model-model
pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM dalam perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran di SD.
BAB II PEMBAHASANA. Hakikat PAKEM Dalam proses belajar mengajar
sangat diperlukan strategi pembelajaran yang sangat baik dan cocok
untuk situasi dan kondisi peserta didik. Strategi yang sangat cocok
dan menarik peserta didik dalam pembelajaran sekarang ini dikenal
dengan nama PAKEM (Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan). PAKEM adalah sebuah model pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik mengejakan kegiatan yang beragam untuk
mengembangkan keterampilan dan pemahaman dengan penekanan kepada
belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber
dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Model
pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran yang bertumpu pada 4
prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 1. Aktif,
maksudnya bahwa dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan
suasana sedemikian rupa, sehingga peserta didik aktif bertanya,
mempertanyakan dan mengemukakan pendapat atau gagasan. Peran
aktif peserta didik sangat penting dalam rangka pembentukan
generasi kreatif yang mampu menghasilkan sesuatu untuk kepentingan
dirinya dan orang lain. Dalam hal ini, seorang guru harus mampu
memanfaatkan modalitas belajar yang dimiliki peserta didik baik
visual, auditorial dan kinestetik, agar pembelajaran dapat optimal
dan peserta didik ikut aktif terlibat langsung dalam pembelajaran.
2. Kreatif, dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam, sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan peserta
didik. Kata kreatif dapat juga diartikan menumbuhkan motivasi,
percaya diri dan kritis, sehingga pembelajaran menjadi tidak
monoton dan penuh kreativitas.
3. Efektif, dapat diartikan memanfaatkan waktu yang ada. Dalam
proses pembelajaran harus sesuai dengan perencanaan pembelajaran
yang telah dirancang. 4. Menyenangkan, adalah suasana belajar
mengajar yang menyenangkan. Pembelajaran yang menyenangkan dapat
dilihat dari penampilan guru yang menarik, suasana belajar yang
aktif, kaya dengan metode belajar, desain kelas yang tidak
membosankan, sehingga peserta didik memusatkan perhatiannya secara
penuh pada waktu belajar dan waktu curah perhatian peserta didik
terhadap pembelajaran menjadi tinggi. Keadaan aktif dan
menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif,
sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus
dicapai. Sebaliknya, jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan
tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tersebut tak ubahnya
seperti bermain biasa.
Pengertian PAKEM dapat dilihat dari dua segi: 1. Dari segi guru
PAKEM adalah pembelajaran yang aktif bahwa seorang guru harus
memantau kegiatan belajar peserta didik, memberi umpan balik,
mengajukan pertanyaan kepada peserta didik, memanfaatkan modalitas
belajar peserta didik baik yang visual, auditorial dan kinestetik
dalam pembelajaran. Kreatif dimaksudkan adalah seorang guru bisa
mengembangkan kegiatan yang beragam, membuat alat bantu belajar
yang sederhana dan lain- lain. Efektif yaitu seorang guru dalam
proses pembelajaran harus mampu mencapai tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Menyenangkan maksudnya bahwa dalam proses
pembelajaran seorang guru diharapkan tidak membuat peserta didik
takut salah, takut ditertawakan, takut dianggap sepele dengan
diselingi kegiatan bermain atau kegiatan yang lain yang membuat
anak merasa senang dalam belajar.
2. Dari segi peserta didik PAKEM adalah pembelajaran yang aktif
bahwa peserta didik aktif bertanya, mengemukakan pendapat, merespon
gagasan orang lain dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam hal ini
peserta didik tidak ingin menjadi penonton, melainkan ikut aktif
dalam pembelajaran dengan selalu mencoba hal-hal baru yang
menantang, sehingga peserta didik menjadi aktif dan tidak pasif.
Kreatif dimaksudkan bahwa peserta didik bisa merancang atau membuat
hasil karya, seperti menulis, mengarang, melukis atau yang lainnya
yang membuat anak kreatif. Dalam hal ini peserta didik tidak mudah
putus asa dan puas dengan hasil kerjanya, sehingga peserta didik
ingin mencoba dan membuat inovasi baru. Efektif maksudnya adalah
peserta didik dibiasakan menggunakan waktu sebaik-baiknya dengan
mengajak peserta didik langsung ke sumber belajar dengan
memanfaatkan alat peraga yang ada, sehingga pembelajaran menjadi
efektif dan sesuai dengan rencana pembelajaran. Menyenangkan yaitu
dalam proses pembelajaran harus membuat anak asyik dan nyaman,
dengan mensetting ruang kelas yang menarik , memajang hasil belajar
anak di kelas, anak didekatkan ke dunia nyata, sehingga anak asyik
belajar. Bagi peserta didik yang berprestasi, guru memberikan
penghargaan atas prestasinya. Hal ini membuat anak tertantang
sehingga pembelajaran tidak membosankan.
Secara garis besar gambaran PAKEM adalah sebagai berikut: 1.
Peserta didik dilibatkan dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar
melalui berbuat. 2. Guru menggunakan berbagai alat peraga yang
mampu membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar, termasuk
menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan
pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan cocok bagi peserta
didik.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang menarik. 4. Guru menerapkan metode mengajar yang lebih
kooperatif dan interaktif termasuk metode belajar kelompok. 5. Guru
memotivasi peserta didik untuk menemukan caranya sendiri dalam hal
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya dan
melibatkan peserta didik dalam menciptakan lingkungan
sekolahnya.
B. Ciri-ciri/ Karakteristik PAKEM Ciri-ciri/karakteristik PAKEM
adalah: 1. Pembelajarannya mengaktifkan peserta didik. 2. Mendorong
kreativitas peserta didik dan guru. 3. Pembelajarannya efektif. 4.
Pembelajarannya menyenangkan utamanya bagi peserta didik.
C. Prinsip PAKEM Prinsip PAKEM antara lain: 1. Mengalami:
peserta didik terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun
emosional. 2. Komunikasi: kegiatan pembelajaran memungkinkan
terjadinya komunikasi antara guru dan peserta didik. 3. Interaksi:
kegiatan pembelajarannyaa memungkinkan terjadinya interaksi multi
arah. 4. Refleksi: kegiatan pembelajarannya memungkinkan peserta
didik memikirkan kembali apa yang telah dilakukan.
D. Pelaksanaan PAKEM Gambaran pelaksanaan pendekatan PAKEM
diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi selama proses
pembelajaran. Pada saat yang sama,
gambaran tersebut menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru
untuk menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa
contoh kegiatan pembelajaran dan kemampuan guru yang bersesuaian.
Kemampuan Guru Guru merancang dan Kegiatan Belajar Mengajar
mengelola Guru melaksanakan KBM dalam kegiatan misalnya:
percobaan,
pembelajaran yang mendorong peserta yang beragam, didik untuk
berperan aktif
dalam diskusi kelompok, memecahkan masalah, mencari informasi,
menulis laporan/
pembelajaran.
cerita/ puisi, berkunjung ke luar kelas, dll Guru menggunakan
alat bantu dan sumber Sesuai mata pelajaran, guru belajar yang
beragam. menggunakan, misal: alat yang tersedia atau yang dibuat
sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber, lingkungan, dll Guru
memberi kesempatan kepada peserta Peserta didik: didik untuk
mengembangkan keterampilan. Melakukan percobaan, pengamatan, atau
wawancara Mengumpulkan data/jawaban dan mengolahnya sendiri Menarik
kesimpulan Memecahkan masalah, mencari rumus sendiri Menulis
laporan/hasil karya lain dengan kata-kata sendiri Guru memberi
kesempatan kepada peserta Melalui: diskusi, lebih banyak pertanyaan
didik untuk mengungkapkan gagasannya sendiri secara lisan atau
tulisan. Guru menyesuaikan bahan dan kegiatan terbuka, hasil karya
yang merupakan pemikiran anak sendiri Peserta didik dikelompokkan
sesuai
belajar dengan kemampuan peserta didik. dengan kemampuan (untuk
kegiatan tertentu) Bahan pelajaran disesuaikan dengan kemampuan
kelompok tersebut. Tugas perbaikan atau pengayaan diberikan Guru
mengaitkan pembelajaran dengan pengalaman peserta didik
sehari-hari. Peserta didik menceritakan atau memanfaatkan
pengalamannya sendiri. Peserta didik menerapkan hal yang dipelajari
dalam kegiatan sehari-hari Menilai proses pembelajaran dan Guru
memantau kerja peserta didik
kemajuan belajar peserta didik secara terus Guru memberikan
umpan balik menerus.
E. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Melaksanakan PAKEM 1.
Memahami sifat yang dimiliki anak Pada dasarnya anak memiliki
sifat: rasa ingin tahu dan berimajinasi. Anak desa, anak kota, anak
orang kaya, anak orang miskin, anak Indonesia, atau anak bukan
Indonesia selama mereka normal terlahir memiliki kedua sifat itu.
Kedua sifat tersebut merupakan modal dasar bagi berkembangnya
sikap/berpikir kritis dan kreatif. Kegiatan pembelajaran merupakan
salah satu lahan yang harus kita olah sehingga subur bagi
berkembangnya kedua sifat, anugerah Tuhan, tersebut. Suasana
pembelajaran dimana guru memuji anak karena hasil karyanya, guru
mengajukan pertanyaan yang menantang, dan guru yang mendorong anak
untuk melakukan percobaan, misalnya, merupakan pembelajaran yang
subur seperti yang dimaksud.
2. Mengenal anak secara perorangan Para peserta didik berasal
dari lingkungan keluarga yang bervariasi dan memiliki kemampuan
yang berbeda. Dalam PAKEM (Pembelajaran Aktif, Menyenangkan, dan
Efektif) perbedaan individual perlu diperhatikan dan harus
tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas tidak
selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda sesuai
dengan kecepatan belajarnya. Anak-anak yang memiliki kemampuan
lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang lemah (tutor
sebaya). Dengan mengenal kemampuan anak, kita dapat membantunya
bila mendapat kesulitan sehingga belajar anak tersebut menjadi
optimal.
3. Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian belajar
Sebagai makhluk sosial, anak sejak kecil secara alami bermain
berpasangan atau berkelompok dalam bermain. Perilaku ini dapat
dimanfaatkan dalam pengorganisasian belajar. Dalam melakukan tugas
atau membahas sesuatu, anak dapat bekerja berpasangan atau dalam
kelompok. Berdasarkan pengalaman, anak akan menyelesaikan tugas
dengan baik bila mereka duduk berkelompok. Duduk seperti ini
memudahkan mereka untuk berinteraksi dan bertukar pikiran. Namun
demikian, anak perlu juga menyelesaikan tugas secara perorangan
agar bakat individunya berkembang.
4. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
kemampuan memecahkan masalah Pada dasarnya hidup ini adalah
memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir kritis
dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah; dan kreatif untuk
melahirkan alternatif pemecahan masalah. Kedua jenis berpikir
tersebut, kritis dan kreatif, berasal dari rasa ingin tahu dan
imajinasi yang keduanya ada pada diri anak sejak lahir.
Oleh karena itu, tugas guru adalah mengembangkannya, antara lain
dengan sering-sering memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan
yang terbuka. Pertanyaan yang dimulai dengan kata-kata Apa yang
terjadi jika lebih baik daripada yang dimulai dengan kata-kata Apa,
berapa, kapan, yang umumnya tertutup (jawaban betul hanya
satu).
5. Mengembangkan ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang
menarik Ruang kelas yang menarik merupakan hal yang sangat
disarankan dalam PAKEM. Hasil pekerjaan peserta didik sebaiknya
dipajangkan untuk memenuhi ruang kelas seperti itu. Selain itu,
hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan memotivasi peserta
didik untuk bekerja lebih baik dan menimbulkan inspirasi bagi
peserta didik lain. Yang dipajangkan dapat berupa hasil kerja
perorangan, berpasangan, atau kelompok. Pajangan dapat berupa
gambar, peta, diagram, model, benda asli, puisi, karangan, dan
sebagainya. Ruang kelas yang penuh dengan pajangan hasil pekerjaan
peserta didik, dan ditata dengan baik, dapat membantu guru dalam
pembelajaran karena dapat dijadikan rujukan ketika membahas suatu
masalah.
6. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar Lingkungan
(fisik, sosial, atau budaya) merupakan sumber yang sangat kaya
untuk bahan belajar anak. Lingkungan dapat berperan sebagai media
belajar, tetapi juga sebagai objek kajian (sumber belajar).
Penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar sering membuat anak
merasa senang dalam belajar. Belajar dengan menggunakan lingkungan
tidak selalu harus keluar kelas. Bahan dari lingkungan dapat dibawa
ke ruang kelas untuk menghemat biaya dan waktu. Pemanfaatan
lingkungan dapat mengembangkan sejumlah keterampilan seperti
mengamati (dengan seluruh indera), mencatat,
merumuskan pertanyaan, berhipotesis, mengklasifikasi, membuat
tulisan, dan membuat gambar/diagram.
7. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan
belajar Mutu hasil belajar akan meningkat bila terjadi interaksi
dalam belajar. Pemberian umpan balik dari guru kepada peserta didik
merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Umpan
balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa.
Selain itu, cara memberikan umpan balik pun harus secara santun.
Hal ini dimaksudkan agar peserta didik lebih percaya diri dalam
menghadapi tugastugas belajar selanjutnya. Guru harus konsisten
memeriksa hasil pekerjaan peserta didik dan memberikan komentar dan
catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan peserta didik
lebih bermakna bagi pengembangan diri peserta didik daripada hanya
sekedar angka.
8. Membedakan antara aktif fisik dan aktif mental Banyak guru
yang sudah merasa puas bila menyaksikan para peserta didik
kelihatan sibuk bekerja dan bergerak. Apalagi jika bangku dan meja
diatur berkelompok serta peserta didik duduk saling berhadapan.
Keadaan tersebut bukanlah ciri yang sebenarnya dari PAKEM. Aktif
mental lebih diinginkan daripada aktif fisik. Sering bertanya,
mempertanyakan gagasan orang lain, dan mengungkapkan gagasan
merupakan tanda-tanda aktif mental. Syarat berkembangnya aktif
mental adalah tumbuhnya perasaan tidak takut: takut ditertawakan,
takut disepelekan, atau takut dimarahi jika salah. Oleh karena itu,
guru hendaknya menghilangkan penyebab rasa takut tersebut, baik
yang datang dari guru itu sendiri maupun dari temannya.
Berkembangnya rasa takut sangat bertentangan dengan
PAKEMenyenangkan.
F. Pelaksanaan Model Pembelajaran PAKEM Pelaksanaan model
pembelajaran PAKEM terbagi menjadi dua tahap, yaitu: tahap
persiapan dan tahap proses. 1. Tahap Persiapan Pada tahap persiapan
ini seorang guru harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a.
Berpusat pada peserta didik Dalam pelaksanaan PAKEM, paradigma
pembelajaran yang konvesional yaitu pembelajaran yang mana guru
lebih dominan dalam proses pembelajaran atau dengan kata lain
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered learning)
harus diubah dengan pembelajaran yang berbasis kompetensi yaitu
pembelajaran yang berorientasi pada aktivitas peserta didik
(student centered learning). Dalam keseluruhan kegiatan
pembelajaran, siswa merupakan subyek utama. Oleh karena itu, dalam
proses ini hendaknya peserta didik menjadi perhatian utama dari
para guru. Semua bentuk aktivitas hendaknya diarahkan untuk
membantu perkembangan peserta didik. Keberhasilan proses
pembelajaran terletak dalam perwujudan diri peserta didik sebagai
pribadi mandiri, pelajar efektif dan pekerja produktif. b. Guru
membuat persiapan mengajar Persiapan bagi seorang guru merupakan
hal mutlak yang harus dikerjakan. Tanpa persiapan guru akan
kehilangan arah dalam proses pembelajaran. Beberapa metode dengan
karakter materi yang akan diajarkan harus sudah dipersiapkan
sebelum diajarkan. c. Skenario pembelajaran secara rinci dan matang
Skenario pembelajaran merupakan salah satu dari persiapan yang
harus dibuat oleh guru. Skenario pembelajaran juga sering disebut
dengan langkah-langkah pembelajaran atau sekarang lebih dikenal
dengan sebutan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Skenario
pembelajaran harus
disusun secara rinci dan matang, agar materi dapat tersampaikan
kepada peserta didik sesuai dengan rancangan yang telah disusun
oleh guru. d. Menerapkan asas fleksibilitas Asas fleksibilitas
artinya lebih lentur dalam memahami kondisi yang akan dihadapi.
Dalam hal ini seorang guru tidak bisa kaku (monoton) dalam
menerapkan pola pembelajaran dikelas. Untuk itu sebelum
pembelajaran dimulai, guru harus mempersiapkan beberapa metode yang
akan digunakan dalam menyampaikan materi, gunanya agar pembelajaran
menjadi menyenangkan dan tidak membosankan. e. Melayani perbedaan
individual Kita ketahui bahwa setiap anak mempunyai perbedaan.
Untuk itu seorang guru harus mempersiapkan cara pelayanan bagi
anak. Seorang guru tidak bisa membuat anak sama seperti gerigi
sisir, tetapi harus disesuaikan dengan karakter dan kepribadian
yang khas yang dimiliki oleh anak. Sebagaimana berbagai teori yang
sudah disepakati oleh para pakar pendidikan bahwa setiap anak
mempunyai modalitas belajar atau gaya belajar yang berbeda.
Modalitas belajar yang dimiliki anak ada tiga yaitu gaya belajar
visual, auditorial dan kinestetik. Selain perbedaan dalam gaya
belajar, anak juga mempunyai perbedaan dalam beberapa segi,
misalnya intelegensi (kecerdasan), bakat, tingkah laku, sikap dan
lain- lainnya. Hal ini mengharuskan guru untuk membuat perencanaan
secara individual pula, agar dapat mengembangkan
kemampuan-kemampuan peserta didik secara individual. Dalam model
pembelajaran PAKEM perbedaan individual perlu diperhatikan dan
harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Semua anak dalam kelas
tidak selalu mengerjakan kegiatan yang sama, melainkan berbeda
sesuai dengan kecepatan belajarnya. Anakanak yang memiliki
kemampuan lebih dapat dimanfaatkan untuk membantu temannya yang
lemah atau dapat diistilahkan anak menjadi tutor sebaya untuk
temannya. Dengan mengenal kemampuan anak, kita
dapat membantunya bila mendapat kesulitan, sehingga belajar anak
menjadi optimal.
2. Tahap Proses Pada tahap ini seorang guru harus memperhatikan
hal-hal sebagai berikut : a. Mendengarkan pendapat peserta didik
Setiap anak mempunyai karakter dan keinginan yang berbeda. Untuk
itu apa yang diinginkan oleh peserta didik harus didengarkan.
Mendengarkan apa yang diinginkan atau pendapat siswa merupakan
penghargaan terhadap peserta didik tersebut. b. Menggunakan
bermacam-macam sumber belajar Sumber belajar yang harus dimiliki
oleh guru adalah dari sumber tangan pertama dan tangan kedua.
Adapun sumber belajar tangan pertama adalah sumber belajar yang
langsung dialami oleh peserta didik, seperti pengalaman study tour,
peristiwa yang dialami atau dilihat, situs bersejarah, narasumber
dan lingkungan sekitar. Sedangkan sumber belajar tangan kedua
adalah sumber belajar yang sudah dihasilkan oleh orang lain,
misalnya buku pelajaran, buku paket, perpustakaan dan media
pembelajaran lainnya. Dalam model pembelajaran PAKEM, seorang guru
tidak boleh selalu menganggap buku paket sebagai satu-satunya
sumber belajar. Guru harus mencari sumber belajar yang variatif,
terutama sumber belajar yang dihasilkan oleh peserta didik dan
segala yang ada disekitarnya. c. Merangsang keberanian peserta
didik untuk menyatakan dan menanyakan sesuatu Guru harus mampu
menumbuhkan minat siswa untuk menanyakan sesuatu dan menyatakan
pengalamannya. Semua pembelajaran berpusat pada peserta didik, maka
seorang guru harus bisa menggali potensi yang ada
pada peserta didik dengan memberikan rangsangan atau stimulus,
agar peserta didik mempunyai keberanian dalam mengungkapkan
sesuatu. d. Pertanyaan terbuka, menantang dan produktif Agar
peserta didik lebih berwawasan luas, pertanyaan yang diberikan oleh
guru diusahakan mampu mengembangkan cara berfikir anak dengan
menggunakan pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan yang mempunyai
jawaban betul lebih dari satu atau pertanyaan yang jawabannya
membutuhkan penalaran peserta didik. Dengan demikian, anak akan
lebih produktif dalam mengembangkan cara berfikir yang lebih luas
dan terbuka. e. Pemecahan masalah (problem solving) Prinsip
pemecahan masalah yaitu mengarahkan peserta didik untuk peka pada
masalah dan mempunyai keterampilan untuk menyelesaikannya. Dalam
model pembelajaran PAKEM, pembelajaran yang dilakukan lebih
mengarah pada pemecahan masalah yang dihadapi oleh siswa agar
pembelajaran lebih menarik dan bermanfaat. Pada dasarnya hidup ini
adalah memecahkan masalah. Hal ini memerlukan kemampuan berpikir
kritis dan kreatif. Kritis untuk menganalisis masalah dan kreatif
untuk melahirkan alternatif pemecahan masalah. Untuk itu tugas guru
adalah mengembangkannya. Antara lain dengan sering-sering
memberikan tugas atau mengajukan pertanyaan terbuka. Pertanyaan
yang dimulai dengan kata-kata apa yang terjadi jika lebih baik
daripada yang dimulai dengan kata-kata apa, berapa, kapan, yang
umumnya tertutup (jawaban betul hanya satu). f. Menuntut hasil
terbaik dari peserta didik Guru menyiapkan dan mengarahkan siswa
dalam proses pembelajaran, sehingga mendapatkan hasil yang maksimal
dari peserta didik.
g. Memberikan umpan balik seketika Kebiasaan anak-anak
mempertanyakan segala hal harus dapat direspon dengan baik oleh
guru. Pertanyaan yang timbul dari anak berasal dari rasa ingin tahu
(coriosity) Banyaknya pertanyaan yang diajukan anak menunjukkan
dinamisme dan kreativitas. Melihat gejala anak seperti ini, seorang
guru harus memberikan umpan balik seketika. Dengan demikian akan
muncul keingintahuan yang lebih besar. Pemberian umpan balik dari
guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru
dan peserta didik. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan
daripada kelemahan peserta didik. Selain itu, cara memberikan umpan
balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan agar peserta
didik lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas belajar
selanjutnya. Guru harus konsisten memeriksa hasil pekerjaan peserta
didik dan memberikan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan
dengan pekerjaan peserta didik lebih bermakna bagi pengembangan
diri peserta didik daripada hanya sekedar angka. h. Peserta didik
memajangkan hasil karyanya Sesuatu yang sangat berarti bagi seorang
anak adalah ketika apa yang dikerjakan mendapatkan pengakuan dari
orang yang ada disekitarnya, terutama orang-orang yang sangat
dicintainya. Dalam proses
pembelajaran, peserta didik sering menunjukkan hasil karyanya,
namun terkadang kurang mendapat penghargaan. Mungkin karena tidak
ada tempat atau mungkin dianggap kurang layak untuk diberikan
penghargaan. Agar anak tumbuh motivasi yang lebih besar, maka
hasil karyanya harus dipajang didalam kelas, apapun bentuk
karyanya. i. Kompetitif dan kooperatif Persaingan dan kerjasama
perlu diciptakan sejak dini. Persaingan dalam hal ini mempunyai
pengertian bahwa perbedaan individu yang perlu dikembangkan
potensinya. Setiap anak harus bisa mengembangkan
potensi yang ada pada dirinya dan guru sangat berperan untuk
menggali dan mengembangkan potensi ini. Di sisi lain harus
diciptakan kerjasama yang baik. Perbedaan yang satu dengan yang
lain mampu mewujudkan rasa saling menghargai dan mampu bekerjasama
dengan baik.
G. Metode yang Digunakan dalam Model Pembelajaran PAKEM Metode
mengajar adalah cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan
hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya pengajaran.
Dengan metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar
peserta didik sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata
lain terciptalah interaksi edukatif. Proses interaksi ini akan
berjalan baik kalau peserta didik banyak yang aktif dibanding
gurunya. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode
yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar peserta didik. Ada beberapa
metode mengajar yang digunakan dalam model pembelajaran PAKEM,
diantaranya : 1. Metode Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara
penyajian pelajaran, di mana peserta didik dihadapkan pada suatu
masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama. Teknik diskusi
adalah salah satu teknik belajar mengajar yang dilakukan oleh
seorang guru di sekolah. Di dalam diskusi ini proses belajar
mengajar terjadi, di mana interaksi antara dua atau lebih individu
yang terlibat, saling tukar menukar pengalaman, informasi,
memecahkan masalah, sehingga semua peserta didik menjadi aktif,
tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Kelebihan Metode
Diskusi: Merangsang kreativitas anak didik dalam mengemukakan ide
atau gagasan dalam pemecahan suatu masalah. Mengembangkan sikap
menghargai pendapat orang lain Memperluas wawasan.
Membina untuk terbiasa melakukan musyawarah untuk mufakat dalam
suatu pemecahan masalah.
Kekurangan Metode Diskusi: Pembicaraan terkadang menyimpang,
sehingga memerlukan waktu yang panjang. Tidak dapat dipakai pada
kelompok yang besar. Peserta mendapat informasi yang terbatas.
Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara atau ingin
menonjolkan diri.
2. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab adalah suatu cara
mengajar di mana guru dan peserta didik aktif bersama, guru
bertanya peserta didik mencari jawaban, peserta didik mengemukakan
ide baru dan dengan ini guru bertujuan menanyakan. Metode tanya
jawab dipergunakan sebagai ulangan pelajaran yang telah diberikan,
sebagai selingan dalam pembicaraan, untuk merangsang anak didik
agar perhatiannya tercurah kepada masalah yang sedang dibicarakan
dan untuk mengarahkan proses berpikir. Adapun hal- hal yang perlu
diperhatikan dalam metode ini adalah : a. Tiap pertanyaan hendaknya
mengandung banyak masalah. b. Pertanyaan hendaknya dipikirkan lebih
dulu, jangan asal bertanya saja. c. Siapkan jawaban yang ada
kemungkinan benar dan tepat.
Kelebihan Metode Tanya Jawab: Pertanyaan dapat menarik dan
memusatkan perhatian siswa. Anak akan lebih cepat mengerti.
Partisipasi anak akan lebih aktif.
Merangsang peserta didik untuk melatih dan mengembangkan daya
pikir termasuk daya ingat peserta didik. Mengembangkan keberanian
dan keterampilan peserta didik dalam menjawab dan mengemukakan
pendapat.
Kekurangan Metode Tanya Jawab: Peserta didik merasa takut,
apalagi bila guru kurang dapat mendorong peserta didik untuk berani
bertanya. Waktu sering banyak terbuang. Tidak mudah membuat
pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir peserta didik. Dalam
jumlah peserta didik yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk
memberikan pertanyaan kepada setiap peserta didik.
3. Metode Karyawisata Metode karyawisata atau study tour adalah
suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan membawa siswa langsung
ke obyek yang akan dipelajari yang terdapat di luar kelas.
Kadang-kadang dalam proses belajar mengajar peserta didik perlu
diajak ke luar sekolah. Hal ini bukan sekedar rekreasi, tetapi
untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Dengan menggunakan metode ini peserta didik lebih
banyak mengetahui secara langsung apa yang sedang dipelajari.
Misalnya tentang peninggalan sejarah. peserta didik akan dapat
melihat bukti-bukti nyata sejarah yang terjadi pada masa lampau.
Begitu pula dengan topik-topik pelajaran lainnya. Kelebihan Metode
Karyawisata Karyawisata memiliki prinsip pengajaran modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran.
Membangkitkan penghargaan dan cinta kasih terhadap lingkungan
dan tanah airnya. Merangsang kreativitas peserta didik. Informasi
sebagai bahan pelajaran lebih luas dan aktual.
Kekurangan Metode Karyawisata Fasilitas yang diperlukan dan
biaya yang dipergunakan sulit untuk disediakan oleh peserta didik
atau sekolah. Sangat memerlukan persiapan atau perencanaan yang
matang. Memerlukan koordinasi dengan guru bidang studi lain, agar
waktu pelaksanaan karyawisata tidak mengganggu jam pelajaran lain.
Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada
tujuan utama, sedang unsur studinya menjadi terabaikan. Sulit
mengatur peserta didik yang banyak dalam perjalanan, bila kurang
pengawasan ketertiban akan kurang.
4. Metode Tugas dan Resitasi Metode resitasi (penugasan) adalah
metode penyajian bahan pelajaran di mana guru memberikan tuga
tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Metode ini
diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak,
sementara waktu sedikit. Artinya banyaknya bahan yang tersedia
dengan waktu kurang seimbang. Agar bahan pelajaran selesai sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan, maka metode inilah yang
biasanya guru gunakan untuk mengatasinya. Metode tugas dan resitasi
biasanya bisa dilaksanakan di rumah, di sekolah, di perpustakaan
dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk
aktif belajar, baik secara individual atau kelompok. Adapun
langkah-langkah dalam penggunaan metode tugas dan resitasi yaitu :
a. Fase pemberian tugas Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya
memperhitungkan :
1) Tujuan yang akan dicapai. 2) Jenis tugas yang jelas dan
tepat, sehingga anak mengerti apa yang ditugaskan kepadanya. 3)
Sesuai dengan kemampuan peserta didik. 4) Ada petunjuk atau sumber
yang dapat membantu pekerjaan peserta didik. 5) Sediakan waktu yang
cukup untuk mengerjakan tugas tersebut. b. Langkah pelaksanaan
tugas 1) Diberikan bimbingan dan pengawasan oleh guru. 2) Diberikan
dorongan, sehingga anak mau bekerja. 3) Dikerjakan oleh peserta
didik sendiri tidak menyuruh orang lain. 4) Diajukan agar peserta
didik mencatat hasil-hasil yang ia peroleh dengan baik dan
sistematik. c. Fase mempertanggung jawabkan tugas Hal-hal yang
harus dikerjakan pada fase ini : 1) Laporan peserta didik baik
lisan atau tulisan dari apa yang telah dikerjakan. 2) Ada Tanya
jawab dan diskusi kelas. 3) Penilaian hasil pekerjaan peserta didik
baik dengan tes maupun non tes. Fase mempertanggungjawabkan tugas
inilah yang disebut resitasi.
Kelebihan Metode Tugas dan Resitasi: Lebih merangsang peserta
didik dalam melakukan aktivitas belajar baik secara individual
maupun kelompok. Dapat mengembangkan kemandirian peserta didik
diluar pengawasan guru. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin
peserta didik. Dapat mengembangkan kreativitas peserta didik.
Kekurangan Metode Tugas dan Resitasi Peserta didik sulit
dikontrol, apakah benar mengerjakan tugas sendiri atau dikerjakan
orang lain. Khusus untuk tugas kelompok, tidak jarang anak yang
aktif mengerjakan tugas, sedangkan anggota lainnya tidak
berpartisipasi dengan baik. Tidak mudah memberikan tugas yang
sesuai dengan perbedaan individu peserta didik. Sering memberikan
tugas yang monoton (tidak bervariasi) dapat menimbulkan kebosanan
pada peserta didik.
5. Metode Sosiodrama Unsur yang paling menonjol dalam bermain
peran (sosiodrama) adalah unsur hubungan sosial. Dalam bermain
peran, peserta didik dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh
atau pribadi tertentu. Misalnya sebagai pahlawan, petani, dokter,
guru dan sebagainya. Ini dapat melatih peserta didik menghargai
jasa dan peran orang lain, serta meresapi nilai- nilai kebersamaan
dan tenggang rasa. Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode
sosiodraman antara lain adalah : a. Agar peserta didik dapat
menghayati dan menghargai perasaan orang lain. b. Dapat belajar
bagaimana membagi tanggung jawab. c. Dapat belajar bagaimana
mengambil keputusan dalam situasi kelompok secara spontan. d.
Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Kelebihan Metode Sosiodrama: Peserta didik melatih dirinya untuk
melatih, memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.
Sebagai pemain harus memahami,
menghayati isi cerita secara keseluruhan. Dengan demikian, daya
ingatan peserta didik harus tajam dan tahan lama. Peserta didik
akan terlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain
peran, seorang pemain dituntut untuk mengemukakan
pendapatnya sesuai dengan waktu yang tersedia. Kerja sama
antarpemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaikbaiknya.
Peserta didik memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi
tanggung jawab dengan sesamanya. Bahasa lisan peserta didik dapat
dibina menjadi bahasa yang baik agar mudah dipahami oleh orang
lain.
Kekurangan Metode Sosiodrama: Sebagian peserta didik yang tidak
ikut bermain peran menjadi kurang kreatif. Banyak memakan waktu,
baik waktu untuk persiapan maupun pelaksanaan pertunjukan.
Memerlukan tempat yang cukup luas, jika tempat bermain sempit anak
menjadi kurang bebas. Kelas lain sering terganggu oleh suara pemain
dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk tangan dan
sebagainya.
6. Metode Kerja Kelompok Metode kerja kelompok dipakai dalam
interaksi belajar mengajar agar peserta didik bisa bekerjasama
membahas atau memecahkan suatu masalah. Metode ini dijalankan
dengan membagi kelas menjadi beberapa kelompok. Pengelompokan itu
dapat dilakukan atas dasar: a. Perbedaan individu dalam bakat,
minat atau kegemaran. b. Hubungan keakraban.
c. Daerah tempat tinggal. d. Hasil undian. e. Untuk memperbesar
partisipasi peserta didik. f. Untuk mengatasi bahan pelajaran yang
kurang fasilitasnya. g. Untuk membagi tugas atau pekerjaan.
Kelebihan metode Kerja Kelompok: Peserta didik mudah diawasi dan
dibimbing karena jumlahnya relative kecil. Peserta didik belajar
diskusi, bertukar pikiran dan memecahkan masalah secara demokratis.
Peserta didik akan menjadi lebih berani mengemukakan pendapatnya
dimuka kelompoknya, dikelompok lain yang lebih besar dan dihadapan
orang banyak. Membinan kerjasama dan gotong royong. Pendapat
kelompok lebih matang dan dapat dipertanggung jawabkan daripada
pendapat individu. Membangkitkan semangat bersaing yang sehat antar
kelompok.
Kekurangan metode Kerja Kelompok Sulit membentuk kelompok yang
dapat bekerjasama secara baik. Timbul rasa kelompokisme yang kurang
sehat. Anggota kelompok yang malas mungkin akan menyerahkan
segalagalanya kepada ketua kelompok atau rekannya yang rajin dan
pandai. Seluruh waktu bisa jadi didominasi oleh kelompok yang
pandai dan berani berbicara. Jika terjadi pertentangan antar
anggota kelompok, maka hasil
pekerjaannya akan kurang baik.
Bila
ada
salah
seorang
anggota
kelompok
yang
bersikeras
mempertahankan ide atau pendapatnya akan menghambat penyelesaian
tugas kelompok.
H. Penilaian dalam Pembelajaran Model Pakem 1. Jenis penilaian
yang sesuai dengan pembelajaran model Pakem Jenis penilaian yang
sesuai dengan pembelajaran model Pakem adalah penilaian otentik
yang merupakan proses pengumpulan informasi oleh guru tentang
perkembangan dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh
peserta didik melalui berbagai teknik yang mampu mengungkapkan,
membuktikan atau menunjukkan secara tepat bahwa tujuan pembelajaran
telah benar-benar dikuasai dan dicapai. Tujuan Penilaian otentik
itu sendiri adalah untuk: a) Menilai Kemampuan Individual melalui
tugas tertentu; b) Menentukan kebutuhan pembelajaran; c) Membantu
dan mendorong peserta didik; d) Membantu dan mendorong guru untuk
mengajar yang lebih baik; e) Menentukan strategi pembelajaran; f)
Akuntabilitas lembaga; dan g) Meningkatkan kualitas pendidikan.
Bentuk penilaian tes dapat dilakukan secara lisan, tertulis, dan
perbuatan. Sementara itu, bentuk penilaian non tes dilakukan dengan
menggunakan skala sikap, cek lis, kuesioner, studi kasus, dan
portofolio. Dalam pembelajaran, dengan pendekatan Pakem rangkaian
penilaian ini seyogiayanya dilakukan oleh seorang guru. Hal ini
disebabkan setiap jenis atau bentuk penilaian tersebut memiliki
beberapa kelemahan selain keunggulan.
2. Merancang dan melaksanakan penilaian pembelajaran model Pakem
a. Merancang penilaian dilakukan bersamaan dengan merancang
pembelajaran tersebut. Penilaian disesuaikan dengan pendekatan
dan metode yang dilaksanakan dalam pembelajaran. b. Dalam
pembelajaran dengan pendekatan model Pakem, penilaian dirancang
sebagaimana dengan penilaian otentik. Artinya, selama pembelajaran
itu berlangsung, guru selain sebagai fasilitator juga melakukan
penilaian dengan berbagai alat yang sesuai dengan kegiatan yang
dilakukan oleh siswa.
I. Indikator Pembelajaran PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan) KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan) mengisyaratkan bahwa proses pembelajaran yang ideal
adalah pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk dapat
mengungkapkan segala potensi dirinya untuk dapat meraih sekian
kompetensi sesuai dengan bakat dan minatnya, bukan sebaliknya hanya
disuapi oleh guru dengan segala macam pengetahuan. Pembelajaran
yang bermakna juga demikian, mengedepankan pengembangan potensi
peserta didik, sehingga pembelajaran bukan bersumber atau terfokus
pada guru, melainkan berfokus dan terpusat pada peserta didik.
Proses pembelajaran yang demikian idealnya dilakukan dengan cara
yang santun dan menyenangkan. Bukan dengan doktrinisasi dan
intimidasi/tekanan. Sehingga dapat dikatakan pembelajaran tersebut
adalah pembelajaran ramah anak atau dengan prinsip asah, asih,
asuh. Ada sebelas indikator/tolok ukur bahwa pembelajaran dapat
dikategorikan sudah PAKEM, yaitu : 1. Metode Pembelajaran a.
Kegiatan belajar peserta didik menggunakan metode pembelajaran yang
bervariasi (wawancara, pengamatan, bermain peran, penelitian,
berlangsung di luar dan di dalam kelas) sesuai dengan mata
pelajaran. Idealnya lebih dari 3 jenis. b. Kegiatan belajar peserta
didik menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan
spesifikasi bahan ajar. c. Penggunaan metode dalam kegiatan belajar
peserta didik sesuai dengan RPP.
2. Pengelolaan Kelas a. Kegiatan belajar peserta didik variatif
(individual, berpasangan,
kelompok, klasikal). Idealnya lebih dari 3 jenis. b. Kelompok
belajar peserta didik beragam (gender, sosial-ekonomi,
intelegensi). Idealnya lebih dari 3 variabel. c. Keanggotaan
kelompok belajar berubah-ubah sesuai kebutuhan belajar (sesuai KD,
materi, metode, dan alat bantu belajar). d. Kegiatan pembelajaran
menggunakan tata tempat duduk (meja/kursi) yang memudahkan peserta
didik berinteraksi dengan guru maupun dengan peserta didik lainnya.
Idealnya lebih dari 3 variasi tata tempat duduk. e. Tata tertib
kelas dibuat (dan disepakati) bersama antara peserta didik dan
guru. Idealnya murni inisiatif peserta didik (khusus kelas
tinggi).
3. Ketrampilan Bertanya a. Pertanyaan yang diajukan guru dapat
memancing/mendukung peserta didik dalam membangun konsep/gagasannya
secara mandiri. b. Guru mengajukan pertanyaan selalu memberikan
jeda (waktu tunggu) yang memberikan keleluasaan seluruh siswa untuk
berfikir, lalu menunjuk peserta didik yang harus menjawab tanpa
pilih kasih secara acak. c. Guru juga mendorong peserta didik untuk
bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan gagasan guru/ peserta
didik lain.
d. Peserta
didik
menjawab
pertanyaan
guru
dengan
lebih
dulu
mengacungkan tangan tanpa suasana gaduh. e. Peserta didik berani
bertanya, berpendapat dan/atau mempertanyakan pendapat baik secara
lisan/tulisan.
4. Pelayanan Individual a. Terdapat program kegiatan belajar
mandiri peserta didik yang terencana dan dilaksanakan dengan baik.
b. Peserta didik dapat menyelesaikan tugas/permasalahannya dengan
membaca, bertanya atau melakukan pengamatan dan percobaan. c. Guru
melakukan identifikasi, merancang, melaksanakan, mengevaluasi dan
menindaklanjuti Program Pembelajaran Individual (PPI) sebagai
respon adanya kebutuhan khusus (hiperaktif, autis, lamban, dsb). d.
Kegiatan pembelajaran melayani perbedaan individual (tipe belajar,
peserta didik: audio, visual, motorik, audio-visual,
audio-visual-motorik) menggunakan multimedia. e. Peserta didik
melakukan kegiatan membaca dan menulis atas keinginan sendiri dan
didokumentasikan.
5. Sumber Belajar dan Alat Bantu Pembelajaran a. Guru
menggunakan berbagai sumber belajar (sudut baca, perpustakaan,
lingkungan sekitar) yang sesuai dengan kompetensi yang
dikembangkan. b. Guru membuat alat bantu pembelajaran sesuai dengan
kompetensi yang dikembangkan sendiri dan /atau bersama peserta
didik /orangtua peserta didik. c. Guru terampil/menguasai alat
bantu pembelajaranyang tersedia dan sesuai dengan materi yang
diajarkan.
d. Lembar kerja mendorong peserta didik dalam menemukan konsep/
gagasan/ rumus/ cara (tidak hanya mengerjakan perintah) dan dapat
menerapkannya dalam konteks kehidupan nyata sehari-hari.
6. Umpan Balik dan Evaluasi a. Guru memberikan umpan balik yang
menantang (mendorong peserta didik untuk berpikir lebih lanjut)
sesuai dengan kebutuhan peserta didik. b. Guru memberikan umpan
balik (lisan/tulisan) secara individual. c. Guru menggunakan
berbagai jenis penilaian (tes dan non tes) dan memanfaatkannya
untuk kegiatan tindak lanjut. d. Setiap proses dan hasil
pembelajaran disertai dengan reward/penghargaan dan pengakuan
secara verbal dan/ atau non verbal.
7. Komunikasi dan Interaksi a. Bantuan guru kepada peserta didik
dalam pembelajaran bersifat mendorong untuk berfikir (misalnya
dengan mengajukan pertanyaan kembali). b. Setiap pembelajaran
terbebas dari ancaman dan intimidasi (yang ditandai : tidak ada
rasa takut, labelling, bulliying, anak menikmati, guru ramah). c.
Setiap proses pembelajaran bebas dari perlakuan kekerasan
(emosional, fisik, pelecehan seksual). d. Perilaku warga kelas
(peserta didik dan guru) sesuai dengan tata tertib yang dibuat
bersama dan etika yang berlaku. e. Peserta didik mendengarkan
dengan baik ketika guru atau peserta didik lain berbicara. f.
Komunikasi terjalin dengan baik antara guru- peserta didik dan
peserta didik- peserta didik.
8. Keterlibatan Peserta Didik a. Peserta didik aktif dan asyik
berbuat/bekerja dalam setiap kegiatan pembelajaran. b. Guru selalu
meberikan kesempatan kepada siswa untuk tampil di depan kelas untuk
menyajikan/mengemukakan /melakukan sesuatu. c. Dalam setiap kerja
kelompok ada kejelasan peran masing-masing peserta didik dan
terlaksana secara bergilir.
9. Refleksi a. Setiap usai pembelajaran guru meminta peserta
didik menuliskan/ mengungkapkan kesan dan keterpahaman peserta
didik tentang apa yang telah dipelajari. b. Guru melaksanakan
refleksi/perenungan tentang kekuatan dan kelemahan pembelajaran
yang telah dilaksanakan.
10. Hasil Karya Peserta Didik a. Berbagai hasil karya peserta
didik dipajangkan, ditata rapi dan diganti secara teratur sesuai
perkembangan penyampaian materi pembelajaran. b. Hasil karya
peserta didik adalah murni karya/buatan peserta didik sendiri.
11. Hasil Belajar a. Hasil belajar peserta didik memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM). b. Peserta didik mengalami
peningkatan kompetensi personal/sosial sesuai dengan potensinya
(kerjasama, toleransi, menyelesaikan konflik secara sehat,
bertanggung jawab dan kepemimpinan). c. Peserta didik mengelami
peningkatan rasa percaya diri (kemampuan bertanya, menjawab dan
tampil di depan kelas).
Kelas dan pembelajaran yang PAKEM ternyata tidak hanya terlihat
dari segi fisik saja, misalnya banyaknya pajangan di kelas sehingga
nampak ramai dan meriah, namun yang lebih penting dan utama adalah
proses pembelajaran dan cara mengajar yang sudah tidak konvensional
lagi.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Model pembelajaran PAKEM adalah model pembelajaran
yang bertumpu pada 4 prinsip yaitu aktif, kreatif, efektif dan
menyenangkan. Ciri-ciri/karakteristik PAKEM adalah: pembelajarannya
mengaktifkan peserta didik, mendorong kreativitas peserta didik dan
guru, pembelajarannya efektif, dan pembelajarannya menyenangkan
utamanya bagi peserta didik. Prinsip PAKEM, antara lain: mengalami,
komunikasi, interaksi, dan refleksi. Gambaran pelaksanaan
pendekatan PAKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang
terjadi selama proses pembelajaran. Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam melaksanakan PAKEM, antara lain: memahami sifat yang dimiliki
anak, mengenal anak secara perorangan, memanfaatkan perilaku anak
dalam pengorganisasian belajar, mengembangkan kemampuan berpikir
kritis, kreatif, dan kemampuan memecahkan masalah, mengembangkan
ruang kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik, memanfaatkan
lingkungan sebagai sumber belajar, memberikan umpan balik yang baik
untuk meningkatkan kegiatan belajar, dan membedakan antara aktif
fisik dan aktif mental. Pelaksanaan model pembelajaran PAKEM
terbagi menjadi dua tahap, yaitu: tahap persiapan dan tahap proses.
Metode yang digunakan dalam model pembelajaran PAKEM, antara lain:
metode diskusi, metode tanya jawab, metode karyawisata, metode
tugas dan resitasi, metode sosiodrama, metode kerja kelompok, dan
lain-lain. Jenis penilaian yang sesuai dengan pembelajaran model
Pakem adalah penilaian otentik.
Indikator/tolak ukur bahwa pembelajaran dapat dikategorikan
sudah PAKEM, yaitu: metode pembelajaran, pengelolaan kelas,
keterampilan bertanya, pelayanan individual, sumber belajar dan
alat bantu pembelajaran, umpan balik dan evaluasi, komunikasi dan
interaksi, keterlibatan peserta didik, refleksi, hasil karya
peserta didik, dan hasil belajar.
B. Saran Setelah memahami tentang model pembelajaran PAKEM,
mahasiswa diharapkan dapat menerapkan strategi/ model-model
pembelajaran yang berorientasi pada PAKEM dalam perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran di SD dengan baik sehingga KBM dapat
berjalan dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKAMohammad Syaifuddin, dkk. 2007. Manajemen Berbasis
Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Diunduh pada hari Kamis, 16 Februari
2012 dari:
http://wyw1d.wordpress.com/2010/01/13/11-indikator-pembelajaran-pakempembelajaran-aktif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/
http://www.p4tkipa.org/data/pakem.pdf
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/BAHAN%20AJAR%20IPS%20PAKEM.pdf