Page 1
ELEKTRONIKA DASAR II
(AKKC 444)
OSILATOR
DOSEN PEMBIMBING :
SRI HARTINI, M.Sc.
DISUSUN OLEH :
HAYATUL MU’AWWANAH (A1C412007)
SITI HADIJAH (A1C412013)
RAFIAH (A1C412029)
PUTRIE APRILIA LESTARI (A1C412055)
NORMA SARI (A1C412205)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
Page 2
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2014
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, atas berkat dan rahmat dan karunia-Nya jualah
sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
untuk mata kuliah Elektronika Dasar II tentang “Osilator”
ini.
Berdasarkan tujuan pembuatan makalah ini, disamping
sebagai pelengkap dari tugas yang diberikan oleh dosen
pengajar di dalam kegiatan perkuliahan, juga dapat
dijadikan bahan kajian bagi siapa saja yang ingin
memperluas wawasan mengenai seluk beluk “Osilator RC dan
LC.”
Meskipun makalah ini merupakan hasil dari telaah
dan diskusi dari kami, tetapi kami mengharapkan kritik
dan saran dari berbagai kelompok serta dosen pembimbing
yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, jika
ada kekurangan mohon dimaklumi. Sekian dan terimakasih.
ii
Page 3
Banjarmasin, 17
Februari 2014
Penyusun
Kelompok 7
iii
Page 4
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................ii
DAFTAR ISI ................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.....................................................Latar Belakang
......................................................4
1.2.....................................................Rumusan Masalah
......................................................4
1.3.....................................................Tujuan
......................................................5
BAB II PEMBAHASAN
2.1.....................................................Osilator RC
......................................................8
2.2.....................................................Osilator LC
......................................................13
BAB III PENUTUP
3.1.....................................................Kesimpulan
......................................................19
3.2.....................................................Saran
......................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................21
iv
Page 5
BAB I
PRNDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Osilator adalah suatu alat yang merupakan gabungan
elemen-elemen aktif dan pasif untuk menghasilkan bentuk
gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari
suatu bentuk gelombang yang diketahui tanpa penggunaan
sinyal masuk dari luar. Osilator mengubah daya arus
searah (DC) dari catu daya ke daya arus bolak-balik (AC)
dalam beban. Dengan demikian fungsi osilator berlawanan
dengan penyearah yang mengubah daya searah ke daya bolak-
balik
Osilator digunakan secara luas sebagai sumber isyarat
untuk menguji suatu rangkaian elektronik. Osilator
digunakan pada pemancar radio dan televisi, dan juga
dalam komunikasi radio, gelombang mikro, maupun optik
untuk menghasilkan gelombang elektromagnetik yang dapat
ditumpangi berbagai informasi. Hampir semua alat-alat
digital dari jam tangan, kalkulator, komputer, alat-alat
pembantu komputer, dan sebagainya menggunakan osilator.
4
Page 6
Pembahasan mengenai osilator secara umum terbagi
menjadi tiga macam, yaitu osilator RC, osilator LC, dan
osilator relaksasi. Pada makalah ini hanya akan dibahas
mengenai osilator RC dan osilator LC.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan osilator?
b. Apa fungsi dari osilator?
c. Apa saja jenis osilator?
d. Bagaimana perbedaan antara osilator RC dan LC ?
1.3 Tujuan
a. Menjelaskan pengertian osilator.
b. Menjelaskan fungsi osilator.
c. Menjelaskan jenis-jenis osilator.
d. Menjelaskan perbedaan antara osilator RC dan LC.
5
Page 7
BAB II
PEMBAHASAN
Osilator adalah suatu alat yang merupakan gabungan
elemen-elemen aktif dan pasif untuk menghasilkan bentuk
gelombang sinusoidal atau bentuk gelombang periodik
lainnya. Suatu osilator memberikan tegangan keluaran dari
6
Page 8
suatu bentuk gelombang yang diketahui tanpa penggunaan
sinyal masuk dari luar. Osilator mengubah daya arus
searah (dc) dari catu daya ke daya arus bolak-balik (ac)
dalam beban. Dengan demikian fungsi osilator berlawanan
dengan penyearah yang mengubah daya searah ke daya bolak-
balik.
Dasar dari sebuah osilator yaitu sebuah rangkaian
penguat dengan sistem feedback, yaitu sebagian sinyal
keluaran yang dikembalikan lagi ke masukan dengan phase
dan tegangan yang sama sehingga terjadi osilasi yang
terus menerus. Adapun beberapa bagian yang menjadi syarat
untuk sebuah osilator supaya terjadi osilasi yaitu adanya
rangkaian penguat, rangkaian feedback, dan rangkaian tank
circuit.
Rangkaian feedback yaitu suatu rangkaian umpan balik
yang sebagian sinyal keluarannya dikembalikan lagi ke
masukan, hal ini salah satu sistem supaya terjadinya
tegangan dan phase yang sama antara input dan output, juga
menjadi salah satu syarat penting terjadinya osilasi pada
sebuah rangkaian osilator. Pada umumnya rangkaian feedback
menggunakan komponen pasif R dan C ( Malvino, 1993).
Tank circuit yaitu rangkaian yang menentukan frekuensi
kerja dari osilator frekuensi pembawa (carrier), yang
digunakan pada aplikasi ini digunakan komponen L dan C
7
Page 9
karena semakin tinggi frekuensi yang digunakan maka
makin kecil harga komponen yang digunakan lain halnya
menggunakan R dan C karena frekuensi yang dihasilkan
tidak akan bisa mencapai harga yang paling tinggi karena
terbatasnya harga Resistor. Tinggi rendahnya frekuensi
bisa ditentukan pada komponen L dan C pada Tank Circuit.
Kondisi-kondisi untuk terjadinya osilasi adalah :
(a) Umpan-balik harus positif (yaitu sinyal yang
diumpankan kembali harus tiba dalam keadaan sefase
dengan sinyal diinputnya)
(b) Gain tegangan loop keseluruhan harus lebih besar
dari 1 (yaitu gain amplifier harus cukup besar
sehingga melebihi pelemahan yang dihasilkan oleh
rangkaian umpan balik selektif terhadap frekuensi).
Untuk membuat sebuah osilator hanya membutuhkan
sebuah amplifier dengan gain yang cukup besar yang dapat
mengkompensasi pelemahan dari rangkaian umpan balik
positif. Dengan mengansumsikan bahwa amplifier memberikan
pergeseran fase 180o, frekuensi osilasi adalah sedemikian
rupa sehingga menimbulkan pergeseran fase 180o pada
rangkaian umpan balik. Sejumlah rangkaian dapat digunakan
untuk menghasilkan pergeseran fase 180o, salah satu yang
paling sederhana adalah rangkaian tangga RC tiga tahap.
8
Page 10
Sebagai alternaif, jika amplifier menghasilkan pergeseran
fase 0o, rangkaian tersebut akan berisolasi pada
frekuensi yang sedemikian rupa sehingga menimbulkan
pergeseran fase 0o pada rangkaian umpan balik. Dalam
kasus tersebut, hal terpenting adalah umpan balik harus
positif sehingga sinyal output tiba kembali pada input
sedemikian rupa sehingga memperkuat sinyal aslinya.
Suatu osilator dapat membangkitkan bentuk gelombang
pada suatu frekuensi dalam batas beberapa siklus tiap jam
sampai beberapa ratus juta siklus tiap detik. Osilator
dapat hampir secara murni menghasikan gelombang
sinusoidal dengan frekuensi tetap, ataupun gelombang yang
hanya dengan harmonik.
Osilator umumnya digunakan dalam pemancar dan
penerima radio dan tv, dalam radar dan dalam berbagai
sistem komunikasi. Pesawat penerima radio dan tv juga
menggunakan osilator untuk mengolah isyarat yang datang.
Isyarat yang datang ini dicampur dengan isyarat dari
osilator lokal sehingga menghasilkan isyarat pembawa
informasi dengan frekuensi yang lebih rendah. Isyarat
yang terakhir ini dikenal sebagai isyarat if (intermediate
frequensi). Osilator juga digunakan untuk menentukan dan
mendeteksi dengan gelombang mikro (radar) ataupun
gelombang ultrasonik (sonar).
9
Page 11
Osilator berdasarkan metode pengoperasiannya dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu osilator balikan dan
osilator relaksasi. Pada Osilator Balikan terjadi balikan
pada sistem-suara yang digunakan pada suatu pertemuan.
Jika mikropon terletak terlalu dekat dengan speaker, maka
sering terjadi proses balikan dimana suara dari speaker
terambil kembali oleh mikropon diteruskan ke amplifier
menghasilkan dengung. Kondisi ini dikenal dengan balikan
mekanik. Terjadinya balikan pada sistem ini sangat tidak
diharapkan, namun sistem balikan pada osilator sangat
diperlukan. Osilator ralaksasi utamanya digunakan sebagai
pembangkit gelombang sinusosidal, Gelombang gigi gergaji,
gelombang kotak dan variasi bentuk gelombang tak
beraturan. Pada dasarnya osilator ini tergantung pada
proses pengosongan dan pengisian jaringan kapasitor dan
resistor.
Pada dasarnya ada tiga macam osilator, yaitu
osilator RC, osilator LC, dan osilator relaksi. Dua yang
pertama menghasilkan isyarat berbentuk sinusoida
sedangkan osilator relaksasi menghasilkan isyarat
persegi, segitiga, gigi gergaji atau pulsa.
2.1 Osilator RC
10
Page 12
Osilator RC menggunakan hambatan R dan kapasitansi C
untuk mengatur frekuensi. Isyarat yang dapat dihasilakan
berbentuk sinusoida . Osilator ini menghasilkan balikan
positif yang bersifat reaktif, sehingga kondisi osilasi,
yaitu hanya berlaku untuk satu nilai frekuensi, yang
berakibat isyarat keluar berbentuk sinusoida.
Ada beberapa macam osilator RC, yaitu osilator
jembatan RC, osilator jembatan Wien dan osilator T-
kembar.
2.1.1 Osilator Jembatan RC
Satu bentuk osilator jembatan RC adalah seperti
ditunjukkan pada gambar di bawah.
Tampak bahwa dan membentuk rangkaian umpan
balik positif yang reaktif, sehingga faktor umpan balik
bergantung pada frekuensi. Pada osilator jembatan RC
11
Gambar 1. Osilator Jembatan RC
Page 13
digunakan dan . Frekuensi dapat diubah
dengan mengubah dan R2. Dapat ditunjukkan bahwa pada
nilai frekuensi sudut ¿ 1RC, maka faktor umpan balik, yaitu
βv=Z2
Z2+Z2=13 (1)
Bila dan dapat ditunjukkan bahwa faktor
umpan balik bila
Bila penguat lingkar terbuka KV,Ib dibuat agar
mempunyai nilai sama dengan 3, maka βV,KV,Ib=(13 ) (3 )=1.
Oleh karena umpan balik bersifat positif, rangkaian
elektronik ini akan berosilasi pada satu nilai frekuensi,
yaitu . Penguat lingkar terbuka KV,Ibdapat diatur
dengan mengubah potensiometer , sehingga kondisi
osilasi terpenuhi.
2.1.2Osilator Jembatan Wien (Wien Bridge Oscilator)
Suatu perbaikan dari osilator jembatan RC seperti
yang baru dibahas adalah osilator jembatan Wien. Osilator
jembatan Wien dapat dikontrol dengan menggunakan pengatur
12
Page 14
penguatan otomatik (Automatic Gain Control – AGC) agar
mempunyai amplitudo yang konstan terhadap waktu.
Gambar 2. (a) Jembatan Wien, (b) Osilator Jembatan
Wien
Pada Gambar 2 (b) op-amp beserta dan membuat
penguat tak membalik dilihat dari masukan tak membalik
(+). Penguatan untuk penguat ini adalahKV=(1+R1/R2). Pada
frekuensi , faktor umpan balik positif oleh pembagi
tegangan RC adalah . Agar terjadi osilasi haruslah
dipenuhi hubungan KV,lb=1 sehingga KV=(1+R1
R2)= 1
βV=3atau
.
Satu masalah pada osilator RC adalah stabilitas
osilator. Suatu osilator dikatakan tak stabil bila
amplitudo isyarat keluaran terus naik sehingga akhirnya
terpotong (clipped), atau osilasi tertekan sehingga tak
keluar isyarat. Pembahasan stabilitas osilator memerlukan
13
R1
R2
R
CR
C
R1
R2
R
C R
C V0
Page 15
pengertian teori kontrol, akan tetapi dapat disimpulkan
hal berikut. Untuk osilator jembatan Wien bila penguatan
kurang dari 3, osilator akan mati dan bila lebih dari 3,
maka isyarat keluaran akan terus membesar sehingga
tergunting, akibatnya keluaran tak lagi berbentuk
sinusoida. Agar penguatan tetap mempunyai nilai KV=3
diperlukan usaha untuk mengatur penguatan secara
otomatis.
Salah satu upaya untuk melaksanakan ini digambarkan
pada gambar dibawah.
Gambar 3. Osilator jembatan Wien dengan penguat daya
IC LM 386
Lampu , adalah lampu dengan hambatan kira-kira 200
bila dialiri arus 15 mA, sehingga bila arus 15
mA mengalir pada lampu . Bila isyarat keluaran membesar
maka arus pada lampu akan bertambah besar dan
14
f¿C1√R1R2
f¿ω /2π=1 KHz
Page 16
hambatannya akan membesar pula. Akibatnya penguatan
akan turun, sehingga tetap akan sama dengan 3,
untuk menjaga terpenuhinya kondisi osilasi.
2.1.3Osilator T-kembar
Gambar 4. (a) Rangkaian T-kembar; (b) tanggapan
frekuensi T-kembar
Tanggapan amplitude T-kembar dapat dilihat pada
gambar 4. T-kembar bersifat sebagai tapis sekat pita yang
meneruskan semua nilai frekuensi kecuali dalam suatu pita
frekuensi di sekitar ¿ 1RC .
Jika R1 = R2, R3 = R/2, sedang C1 = C2 = C dan C3 = 2
secara tepat maka isyarat keluaran vo = 0 V. Jika R3 tak
tepat sama dengan R/2 terjadilah isyarat keluaran yang
kecil, yaitu v0vi
≪1. Jika keadaan setimbang ini terjadi
15
R1=R R2=R
C2=C
R3= R/2C 3=2CVi V0
V0/V i
0 ω = 1/RC (b)
C1=C
(a)
Page 17
karena R3≲R2 , maka pada frekuensi
ω=1RC ada beda fasa
sebesar 180˚ antara keluaran dan masukan.
Kita dapat menggunakan T-kembar untuk membuat
osilator. Satu rangkaian osilator T-kembar dengan
menggunakan op-amp seperti pada gambar 5.
Kita lihat bahwa rangkaian T-kembar menghubungkan
keluaran dengan masukan membalik. Akan tetapi pada ω=1RC
ada tambahan beda fasa sebesar 180˚. Jika (R¿¿3+R1)≲R ¿,
sehingga pada frekuensi ω=1RC balikan bersifat positif.
Dengan mengubah R1 agar faktor balikan βV dapat dibuat
cukup kecil βV,KV,<¿1, yaitu kondisi osilasi.
Gambar 5. Osilator T-kembar
16
V0
Page 18
Osilator T-kembar digunakan untuk membuat osilator
dengan frekuensi yang dapat mempunyai satu nilai, yaitu
osilator yang tidak variabel, namun memiliki sinusoida
dengan cacat amat kecil.
2.2 Osilator LC
Osilator RC digunakan untuk menghasilkan isyarat
sinusoida frekuensi rendah, yaitu dibawah 500 KHz.
Osilator RC tidak menggunakan induktor, dan frekuensi
dapat di ubah dengan mengatur hambatan suatu
potensiometer. Di dalam pasal ini kita akan membahas
osilator LC, dengan osilasi yang di peroleh melalui
rangkaian LC paralel. Osilator LC digunakan untuk
memperoleh isyarat sinusoida dan frekuensi audio hingga
frekuensi radio, bahkan sampai frekuensi gelombang mikro.
Gambar 6. (a) bentuk dasar osilator LC; (b) cara yang
biasa digunakan untuk melukiskan rangkaian (a)
17
Vf Va
V0Z1
Z3 Z2
Z3
Z2
Z1
(a) (b)
Page 19
Pada gambar di atas umpan balik dipasang negatif,
sehingga penguatan lingkar tertutup (dengan balikan) KV,<¿¿
adalah
KV,<¿=
KV,lb
1+βVKV,lb¿ (2)
Pada gambar bila arus isyarat dalam lingkar dapat
dianggap besar dibandingkan dengan arus isyarat pada
bagian lain osilator, maka:
KV,<¿=
−v0va
=Z2
Z1¿ dan βV=
Z1
Z1+Z3
Keadaan ini dipenuhi nilai Z1,Z2 dan Z3 adalah reaktansi
murni yang membentuk rangkaian resonansi LC paralel, pada
keadaan resonansi. Agar umpan balik jadi positif, kita
harus usahakan agar penguatan lingkar βV,KV,lb=1 . Oleh
karena umpan balik sudah kita nyatakan negatif, sehingga
dihasilkan persaman 3, maka:
KV,lb=Z2Z1
(3)
Haruslah nyata dan positif. Disamping itu:
18
Page 20
βV,KV,lb=Z1
Z1+Z3×Z2
Z1=
Z2
Z1+Z3=−1atauZ2=−Z1−Z3 atau
Z1+Z3+Z3=0 (4)
Kedua syarat diatas (persaman 3 dan persamaan 4) hanya
dapat dipenuhi jika Z1,Z2 dan Z3 semua nya adalah
reaktansi murni, atau Z=jX.
Jika X berupa kapasitansi, makaX=−1ωC sedangakan bila X
berupa induktansi, X=ωL.Persamaan (3) menjadi:
KV,lb=X2
X1(5)
Harus bertanda positif dan riil. Persaman (4) menjadi :
X1+X2+X3=0 (6)
Pada persamaan (5), berarti reaktansi X1 dan X2
haruslah bertanda sama yaitu keduanya kapasitansi atau
keduanya induktansi. Persamaan (6) menyatakan bahwa
Yang berarti tanda reaktansi harus berlawanan
tanda dengan dan . Jadi bila dan adalah
19
Page 21
kapasitansi, haruslah induktansi, sebaliknya bila
dan induktansi, maka harus kapasitansi.
2.2.1Osilator Hartley
Salah satu rangkaian yang merupakan penjelmaan
rangkaian dasar osilator di atas dikenal sebagai osilator
Hartley.
Gambar 7. Rangkaian Osilator Hartley
Jika kita bandingkan rangkaian dasar pada gambar 6
X1=jωL1;X2=jωL2;dan
X3=1jωC
Persamaan (6) menjadi jωL1+jωL2+1jωC = 0
(7)
20
R1
R2
+VCC
C
C 2
L1
L2
C1
Page 22
dan frekuensi resonansif ¿ω2π
=1
2π√ (L1+L2 )C
(8)
Beberapa variasi osilator hartley ditunjukkan pada
gambar 8 (a) dan (b)
Gambar 8. Dua buah variasi rangkaian Hartley
Pada gambar 8 (a) sadapan pada induktor dan 8 (b)
pada primer trafo keluaran dihubungkan dengan Vcc yang ada
pada tanah ac2 . akibatnya rangkaian setara osilator pada
gambar 8 sama dengan rangkaian setara untuk osilator pada
gambar 7.
Osilator pada gambar 8 (b) menghasilkan frekuensi
yang langsung menghasilkan suatu bunyi pada pengeras
suara.
Osilator hartley pada gambar 9 dinyalakan dan
dimatikan secara berkala oleh rangkaian R dan C1 ,
21
Page 23
sehingga osilator menghasilkan bunyi yang mirip suara
anak ayam.
Gambar 9. Osilator Hartley
Timbulnya bunyi tersebut dapat kita terangkan
sebagai berikut. Sewaktu kapasitor C1 belum terisi muatan
listrik, osilator bekerja sehingga mennghasilkan suara.
Kapasitor C1 diisi muatan lewat VR dan R sehingga tegangan
dibasiis akan naik. Suatu saat VB transistor melampaui
0,6 Volt, transistor akan menjenuhkan sehingga osilasi
berhenti. Pada saat yang sama perubahan arus yang
mendadak menghasikan tegangan imbas pada L1 , yang juga
akan mengakibatkan tegangan yang berlawanan pada L2 .
Akibatnya muatan positif kapasitor C1 akan ditarik
melalui C2
Sehingga kosong. Pada saat itu osilator bekerja lagi
sehingga menghasilkan bunyi. Demikian terus terjadi
secara berulang-ulang. Suatu modifikasi lain lagi dari
22
Page 24
osilator hartley ditunjukkan pada gambar 10. rangkaian
ini digunakan untuk mikrofon FM.
Gambar 10. Modifikasi lain dari osilator hartley
Transistor Q1 dan Q2 adalah penguat audio, memperkuat
isyarat dari mikrofon. Keluaran penguat audio mengubah
tegangan pada dioda D. Dioda D berfungsi sebagai
kapasitor yang nilai kapasitansinya dikontrol oleh
tegangan isyarat dari penguat Q2 . kapasitansi dioda D
timbul karena adanya daerah pengosongan pada sambunga pn
yang ada di dalam keadaan tegangan panjar mundur. Akibat
selanjutnya ialah frekuensi osilasi transistor Q3 berubah
sesuai dengan isyarat suara dari mikrofon. Ini merupakan
peristiwa modulasi frekuensi (FM). Osilator Q3 adalah
modifikasi osilator hartley.
2.2.2Osilator Colpitts
Osilator Colpitt adalah salah satu topologi
osilator yang efektif digunakan untuk pembangkit
23
Page 25
gelombang sinus pada rentang frekuensi antara 10 kHz
hingga 10 MHz. Osilator ini menggunakan rangkaian tertala
LC dan umpan balik positif melalui suatu pembagi tegangan
kapasitif dari rangkaian tertala. Umpan balik ini bisa
ditopankan deret maupun jajar.
Gambar 11. Rangkaian dasar osilator Colpitts
24
Page 26
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Osilator adalah suatu alat yang merupakan gabungan
elemen-elemen aktif dan pasif untuk menghasilkan keluaran
berupa gelombang (isyarat). Bentuk gelombang terhadap
waktu bermacam-macam, yaitu sinusoidal, persegi,
segitiga, gigi gergaji, atau pulsa (denyut).
Osilator berfungsi mengubah daya arus searah (dc)
dari catu daya ke daya arus bolak-balik (ac) dalam beban.
Osilator umumnya digunakan dalam pemancar dan penerima
radio dan tv, dalam radar dan dalam berbagai sistem
komunikasi. Pesawat penerima radio dan tv juga
menggunakan osilator untuk mengolah isyarat yang datang.
Osilator berdasarkan metode pengoperasiannya dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu osilator balikan dan
osilator relaksasi. Namun, pada dasarnya ada empat macam
osilator, yaitu osilator RC, osilator LC, osilator
kristal dan osilator relaksasi.
Osilator RC menggunakan hambatan R dan kapasitansi C
untuk mengatur frekuensi. Isyarat yang dapat dihasilkan
berbentuk sinusoida. Osilator LC menggunakan osilasi yang
25
Page 27
di peroleh melalui rangkaian LC paralel dan memperoleh
isyarat sinusoida dan frekuensi audio hingga frekuensi
radio, bahkan sampai frekuensi gelombang mikro.
3.2 Saran
Penulis dapat memberikan saran kepada pembaca
sebagai berikut:
1. Sebagai generasi muda hendaknya kita memiliki
pengetahuan yang luas dengan banyak membaca referensi-
referensi yang akurat dan dapat dipercaya.
2. Sebagai generasi penerus bangsa hendaknya kita mampu
dan mau menyalurkan ilmu yang dimiliki untuk dibagi
kepada sesama sehingga bermanfaat dalam kehidupan.
26
Page 28
DAFTAR PUSTAKA
Sutrisno. 1987. Elektronika Teori dan Penerapannya. Bandung:
ITB.
Tanpa Nama. 1987. Elektronika Dasar 2 Modul 3.
Tooley, Mikey. 2002. Rangkaian Elektronik Prinsip dan Aplikasi.
Jakarta :Erlangga.
Veronica. 2010. OSILATOR Tugas Elektro Komunikasi II. Malang: PNM
Sumber Internet:
http://electrozone94.blogspot.com/2013/09/osilator.html .
Diakses tanggal 10 Februari 2014
http://reinhard91.files.wordpress.com/2009/12/
osilator.pdf. Diakses tanggal 10 Februari 2014
http://rizqidiaz.blogspot.com/2012/05/osilator.html.
Diakses tanggal 10 Februari 2014
27