Top Banner
ORIENTASI UMUM TENTANG METODOLOGI STUDI ISLAM DAN BERBAGAI PENGERTIAN AGAMA Disusun Oleh : WILDA MUHAJIR NIM: 140603162 FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY DARUSSALAM-BANDA ACEH 2014
21

Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

Feb 28, 2023

Download

Documents

Chairul Fahmi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

ORIENTASI UMUM TENTANG METODOLOGI STUDI

ISLAM DAN BERBAGAI PENGERTIAN AGAMA

Disusun Oleh :

WILDA MUHAJIR

NIM: 140603162

FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

DARUSSALAM-BANDA ACEH

2014

Page 2: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

ORIENTASI UMUM TENTANG METODOLOGI STUDI ISLAM DAN

BERBAGAI PENGERTIAN AGAMABAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi-studi agama dewasa ini mengalami perubahan orientasi

yang jauh berbeda jika dibandingkan dengan kajian-kajian agama

sebelum abad ke-19. Umumnya pengkajian agama sebelum abad ke-

19 memiliki beberapa karakteristik yang antara lain,

sinkritisme, penemuan arca baru, dan untuk kepentingan

misionari dipicu oleh semangat dan ilmu pengetahuan dan

teknologi sehingga orientasi dan metodologi studi islam

mengalami perubahan.

Adapun studi islam sendiri merupakan ilmu keislaman mendasar.

Dengan studi ini, pemeluknya mengetahui dan menetapkan ukuran

ilmu, iman dan amal perbuatan kepada allah swt. Diketahui pula

bahwa islam sebagai agama yang memiliki banyak dimensi yaitu

mulai dari dimensi keimanan, akal fikiran, politik ekonomi,

ilmu pengetahuan dan teknologi lingkungan hidup, dan masih

banyak lagi yang lainnya. Untuk memahami berbagai dimensi

ajaran islam tersebut jelas memerlukan berbagai pendekatan

yang digali dari berbagai disiplin ilmu. Selama ini islam

banyak dipahami dari segi teologis dan normativ

BAB II

Page 3: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

PEMBAHASAN

A.      Pengertian Studi Islam

Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa

Arab Dirasah Islamiyah. Sedangkan Studi Islam di barat dikenal

dengan istilah Islamic Studies. Maka studi Islam secara

harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

Islam. Makna ini sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi

pengertian terminologis tentang studi Islam dalam kajian yang

sistematis dan terpadu. Dengan perkataan lain, Studi Islam

adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memhami

serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-

hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan

dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya

secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang

sejarahnya.[1]

Studi Islam diarahkan pada kajian keislaman yang mengarah pada

tiga hal: 1) Islam yang bermuara pada ketundukan atau berserah

diri, 2) Islam dapat dimaknai yang mengarah pada keselamatan

dunia dan akhirat, sebab ajaran Islam pada hakikatnya

membimbing manusia untuk  berbuat kebajikan dan menjauhi semua

larangan, 3) Islam bermuara pada kedamaian.[2]

Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya

bukan hanya dilaksanakan oleh  kalangan umat Islam saja,

melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang di luar kalangan

umat Islam. Studi keislaman di kalangan umat Islam sendiri

tentunya sangat berbeda tujuan dam motivasinya dengan yang

dilakukan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. Di

Page 4: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

kalangan umat Islam, studi keislaman bertujuan untuk memahami

dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar mereka

dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar.

1

Sedangkan di luar kalangan umat Islam, studi keislaman

bertujuan untuk mempelajari seluk-beluk agama dan praktik-

praktik keagamaan yang berlaku di kalangan mat Islam, yang

semata-mata sebagai ilmu pengetahuan (Islamologi). Namun

sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu pengetahuan pada umumnya,

maka ilmu pengetahuan tentang seluk-beluk agama dan 2praktik-

praktik keagamaan Islam tersebut bisa dimanfaatkan atau

digunakan untuk tujuan-tujuan tertentu, baik yang bersifat

positif maupun negative.

Para ahli studi keislaman di luar kalangan umat Islam tersebut

dikenal dengan kaum orientalis (istisyroqy), yaitu orang-orang

Barat yang mengadakan studi tentang dunia Timur, termasuk di

kalangan dunia orang Islam. Dalam praktiknya, studi Islam yang

dilaukan oleh mereka, terutama pada masa-masa awal mereka

melakukan studi tentang dunia Timur, lebih mengarahkan dan

menekankan pada pengetahuan tentang kekurangan-kekurangandan

kelemahan-kelemahan ajaran agama Islam dan praktik-praktik

pemgalaman ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari

uamat Islam. Nmaun, pada masa akhir-akhir ini banyak juga di

antara para orientalis yang memberikan pandangan-pandangan

yang objektif dan bersifat ilmiah terhadap Islam dan umatnya.

Tentu saja pandangan-pandangan yang demikian itu kan bisa

1 Said Sa’ad Marthon, Metodologi Pemahaman islam, Jakarta, 2007, hal.762 Ibid, hal.77-79

Page 5: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

bermanfaat bagi pengembangan studi-studi keislaman di kalangan

umat Islam sendiri.

Kenyataan sejarah menunjukkan (terutama setelah masa keemasan

Islam dan umat Islam sudah memasuki masa kemundurannya) bahwa

pendekatan studi Islam yang mendominasi kalangan umat Islam

lebih cenderung bersifat subjektif, apologi, dan doktriner,

serta menutup diri terhadap pendekatan yang dilakukan orang

luar yang bersifat objektif dan rasional. Dengan pendekatan

yang bersifat subjektif apologi dan doktriner tersebut, ajaran

agama Islam yang bersumber dari al-Qur’an dan hadits –yang

pada dasarnya bersifat rasional dan adaptif terhadap tuntutan

perkembangan zaman- telah berkembang menjadi ajaran-ajaran

yang baku dan kaku serta tabu terhadap sentuhan-sebtuhan

rasional, tuntutan perubahan, dan perkembangan zaman. Bahkan

kehidupan serta keagamaan serta budaya umat Islam terkesan

mandek, membeku dan ketinggalan zaman. Ironisnya, keadaan yang

demikian inilah yang menjadi sasaran objek studi dari kaum

orientalis dalam studi keislamannya.

B. Ruang Lingkup Studi Islam

Agama sebagai obyek studi minimal dapat dilihat dari tiga

sisi:

1.        Sebagai doktrin dari tuhan yang sebenarnya bagi para

pemeluknya sudah final dalam arti absolute, dan diterima apa

adanya.

Page 6: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

2.        Sebagai gejala budaya, yang berarti seluruh yang

menjadi kreasi manusia dalam kaitannya dengan agama, termasuk

pemahaman orang terhadap doktrin agamanya.

3.        Sebagai interaksi sosial, yaitu realitas umat islam.

Bila islam dilihat dari tiga sisi, maka ruang lingkup studi

islam dapat dibatasi pada tiga sisi tersebut. Oleh karena sisi

doktrin merupakan suatu kenyakinan atas kebenaran teks wahyu,

maka hal ini tidak memerlukan penelitian didalamnya

1.        Islam Normatif

Islam normatif adalah islam pada dimensi sakral yang diakui

adanya realitas transendetal yang bersifat mutlak dan

universal, melampaui ruang dan waktu atau sering disebut

realitas ke-Tuhan-an.[3]

Kajian islam normatif Melahirkan tradisi teks : tafsir,

teologi, fiqh, tasawuf, filsafat.

Ø  Tafsir      : tradisi penjelasan dan pemaknaan kitab suci

Ø  Teologi   : tradisi pemikiran tentang persoalan ketuhanan

Ø  Fiqh        : tradisi pemikiran dalam bidang yurisprudensi

(tata hukum)

Ø  Tasawuf  : tradisi pemikiran dan laku dalam pendekatan diri

pada TuhanØ  Filsafat   : tradisi pemikiran dalam bidang

hakikat kenyataan, kebenaran dan

32.        Islam Historis

Islam historis adalah islam yang tidak bisa dilepaskan dari

kesejarahan dan kehidupan manusia yang berada dalam ruang dan

3 Muhammad, Prinsip – prinsip metodologi studi islam, jogjakarta, pustaka pelajar, hal.5

Page 7: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

waktu. Islam yang terangkai dengan konteks kehidupan

pemeluknya. Oleh karenanya realitas kemanusiaan selalu berada

dibawah realitas ke-Tuhan-an.

Dalam pemahaman kajian Islam historis, tidak ada konsep atau

hukum Islam yang bersifat tetap. Semua bisa berubah. Mereka

berprinsip: bahwa pemahaman hukum Islam adalah produk

pemikiran para ulama yang muncul karena konstruk sosial

tertentu. Mereka menolak universalitas hukum Islam. Akan

tetapi, ironisnya pada saat yang sama, kaum gender ini justru

menjadikan konsep kesetaraan gender sebagai pemahaman yang

universal, abadi, dan tidak berubah. Paham inilah yang

dijadikan sebagai parameter dalam menilai segala jenis hukum

Islam, baik dalam hal ibadah, maupun muamalah.[4]

Islam historis merupakan unsur kebudayaan yang dihasilkan oleh

setiap pemikiran manusia dalam interpretasi atau pemahamannya

terhadap teks, maka islam pada tahap ini terpengaruh bahkan

menjadi sebuah kebudayaan. Dengan semakin adanya problematika

yang semakin kompleks, maka kita yang hidup pada era saat ini

harus terus berjuang untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran

untuk mengatasi problematika kehidupan yang semakin kompleks

sesuai dengan latar belakang kultur dan sosial yang melingkupi

kita, yaitu Indonesia saat ini. Kita perlu pemahaman

kontemporer yang terkait erat dengan sisi-sisi kemanusiaan-

sosial-budaya yang melingkupi kita.

Perbedaan dalam melihat Islam yang demikian itu dapat

menimbulkan perbedaan dalam menjelaskan Islam itu sendiri.

Ketika Islam dilihat dari sudut normatif, maka Islam merupakan

agama yang di dalamnya berisi ajaran Tuhan yang berkaitan

Page 8: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

dengan urusan akidah dan mu’amalah. Sedangkan ketika Islam

dilihat dari sudut histories atau sebagaimana yang nampak

dalam masyarakat, maka Islam tampil sebagai sebuah disiplin

ilmu (Islamic Studies).4

Kajian islam historis melahirkan tradisi atau disiplin studi

empiris: antropologi agama, sosiologi agama, psikologi agama

dan sebagainya.

Ø  Antropologi agama    : disiplin yang mempelajari tingkah

laku manusia beragama dalam hubungannya dengan kebudayaan.

Ø  Sosiologi agama       : disiplin yang mempelajari sistem

relasi sosial masyarakat dalam hubungannya dengan agama.

Ø  Psikologi agama       :  disiplin yang mempelajari aspek-

aspek kejiwaan manusia dalam hubungannya dengan agama

3.         Hubungan antara keduanya

Hubungan antara keduanya dapat membentuk hubungan dialektis

dan ketegangan. Hubungan Dialektis terjadi jika ada dialog

bolak-balik yang saling menerangi antara teks dan konteks.

sebaliknya akan terjadi hubungan ketegangan jika salah satu

menganggap yang lain sebagai ancaman.

Menentukan bentuk hubungan yang pas antara keduanya adalah

merupakan separuh jalan untuk mengurangi ketegangan antara

kedua corak pendekatan tersebut. Ketegangan bisa terjadi, jika

masing-masing pendekatan saling menegaskan eksistensi dan

4 Khairul umam, dkk, ajaran islam modern, jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008, hal.10-12

Page 9: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

menghilangkan manfaat nilai yang melakat pada pendekatan

keilmuan yang dimiliki oleh masing-masing tradisi keilmuan.

Menurut ijtihad, Amin Abdullah, hubungan antara keduanya

adalah ibarat sebuah koin dengangan dua permukaan. Hubungan

antara keduanya tidak dapat dipisahkan, tetapi secara tegas

dan jelas dapat dibedakan. Hubungan keduanya tidak berdiri

sendiri-sendiri dan berhadap-hadapan, tetapi keduanya

teranyam, terjalin dan terajut sedemikian rupa sehingga

keduanya menyatu dalam satu keutuhan yang kokoh dan kompak.

Makna terdalam dan moralitaskeagamaan tetap ada, tetap

dikedepankan dan digaris bawahi dalam memahami liku-liku

fenomena keberagaman manusia, maka ia secara otomatis tidak

bisa terhindar dari belenggu dan jebakan ruang dan waktu.

C. Pertumbuhan Studi Islam di Dunia

Perkembangan Studi Islam di Dunia Islam

1.      Islam mendorong umatnya untuk memperdalam ilmu

pengetahuan.

Ø  Al-Qur’an menyatakan: “Allah meninggikan derajat orang yang

berilmu…”

Ø   Hadis menyebutkan: “menunutut ilmu adalah kewajiban.”

2.      Masa Rasulullah:

Ø  Transformasi ilmu dilakukan melalui tradisi lisan.

Page 10: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

Ø  Rasul telah meletakkan bibit pengembangan studi Islam

terutama tafsir dan usul fiqh.

Ø  Hadis adalah penafsiran rasul terhadap Al-Qur’an yang di

dalamnya terdapat metode penetapan hukum.

Ø  Kajian awal (fase Mekkah) difokuskan pada masalah-masalah

eskatologis, sedangkan periode berikutya (fase Madinah)

ditujukan pada penataan system social.

3.      Masa Pasca Rasulullah wafat:

Ø  Mulai muncul tradisi literer, dimulai dengan pengumpulan

Al-Qur’an (masa Khulafaur rasyidin).

Ø  Hadis juga mulai dikumpulkan dan ditulis dalam sebuah kitab

(masa Dinasti Umayyah). Para Muhaddisin juga menyusun criteria

ilmiah bagi penerimaan hadis dengan kategori sahih, hasan, dan

da’if).

Ø  Muncul pusat-pusat intelektual Islam, seperti Hijaz (Mekkah

dan Medinah), Iraq (Kufah dan Basrah), dan Syria.

Ø  Perkembangan studi Islam mencapai puncaknya pada masa

Abbasiyah. Studi Islam yang dikembangkan meliputi ilmu

normative Islam yang bersumber pada teks agama dan ilmu yang

berbasis realitas empirik.

Bidang Keilmuan Yang Dikembangkan :

1.      Ilmu yang berbasis pada teks keagamaan (al-Qur’an dan

Hadis), seperti:

Ø  Tafsir dan ulumul Qur’an. Kitab Tafsir yang tertua ditulis

oleh at-Tabari (w. 301 H) yang dikenal dengan sebutan Tafsir

at-Tabari.

Page 11: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

Ø  Tata Bahasa Arab dengan tokoh utamanya: Abu al-Aswad ad-

Duali (w.688 M). Al-Khalil Ibn Ahmad (w. 786 M) menyusun kamus

bahasa Arab (Kitab Al’Ayn). Sibawaih (w. 793 M) menyusun buku

teks sistematis tentang tata bahasa Arab yang dikenal dengan

al-Kitab.

Ø  Hadis dan Ulumul Hadis yang dipelopori oleh Syihabuddin az-

Zuhri, dan dikembangkan oleh Bukhari dan kawan-kawan. Hasilnya

adalah Kutub as-sittah yaitu: Kitab Sahih Bukhari, Shahih

Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan at-Tirmizi, Sunan an-Nasai, dan

Sunan Ibnu Majah.

Ø  Sejarah Nabi seperti Sirah Nabawiyah yang ditulis oleh Ibnu

Ishaq (w. 767 M) dan Ibnu Hisyam (w. 834 M). Ubaid Ibn Syaryah

menulis kitab sejarah dengan judul Kitab al-Muluk wa Akhbar

al-Madin pada masa daulah Umayyah.

Ø  Fiqh dan Usul Fiqh yang dipelopori oleh para imam mazhab

seperti Abu Hanifah, Malik Ibn Anas, Muhammad Idris Ibn

Syafi’i, dan Ahmad Ibn Hanbal. Kitab mereka yang terkenal

antara lain: Fiqh al-Akbar, al-Muwatta’, Al-Umm, dan Musnad

Ahmad Ibn Hanbal.

2.      Ilmu Yang Berbasis Rasionalitas dan Realitas Empirik

Ø  Ilmu ini berkembang akibat adanya kontak dengan Yunani,

Persia, dan India. Hal ini terjadi pada masa Daulah Abbasiyah

dengan adanya penerjemahan karya-karya dari luar ke dalam

bahasa Arab.

Ø  Ilmu Astronomi dengan tokoh  Ibrahim Al-Fazari (w. 796 M)

merupakan hasil kontak dengan India.

Ø  Ilmu Astrologi dengan tokoh Abu Ma’syar (w.  886 M).

Page 12: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

Ø  Matematika dengan tokoh Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi (w.

850 M).[5]5

Ø  Kimia dengan tokoh Jabir Ibn Hayyan (w. 776 M).

Ø  Kaligrafi, sebagai akibat sentuhan dengan budaya Persia.

Ø  Zoologi, dengan tokohnya Abu Usman ‘Amr Ibn Bahr al-Jahiz

(w. 868 M).

Ø  Filsafat, dengan tokoh  Al-Kindi (w. 873 M), al-Farabi (w.

950 M), dan Ibnu Sina (w. 1037). Ibnu Sina juga terkenal

sebagai dokter. Dia menulis kitab at-Tibb, yang menjadi

rujukan bagi ilmu kedokteran di dunia Barat.

Ø  Sosiologi dengan tokoh Abdurrahman Ibn Khaldun (1332-1406

M) dengan bukunya Mukaddimah.

Pusat Pusat Kajian Keilmuan.

Ø  Pada awalnya dilakukan di masjid dan diajarkan oleh para

Qurra’ (ahli al-Qur’an).

Ø  Sekolah Dasar disebut dengan Kuttab, yang menyatu dengan

masjid. Materi pelajarannya adalah ilmu al-Qur’an.

Ø  Al-Ma’mun mendirikan Observatorium untuk kepentingan ilmu

astronomi.

Ø  Bait al-Hikmah (didirkan tahun 1830 M oleh Al-Ma’mun),

perpustakaan sekaligus pusat kajian ilmu pengetahuan.

Ø  Akademi Nizhamiyah didirikan oleh Nizamul Muluk (dari

Dinasti Saljuk) pada tahun 1065 M. Kajiannya masalah Teologi.

Ø  Universitas Granada didirikan oleh Yusuf Abu al-Hajjaj

(1333-1354) dari dinasti Nashriyyah. Kurikulumnya meliputi:

teologi, hukum, kedokteran, kimia, filsafat, dan astronomi.5 Ibid, hal. 10-12

Page 13: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

Ø  Universitas al-Azhar, didirkan oleh khalifah Al-Aziz (975-

996 ) dari dinasti Fatimiyah.

Perkembangan Studi Islam di Dunia Barat

Kontak Islam dengan Barat

·     Pada masa Dinasti Abbasiyah, khususnya masa pemerintahan

Al-Ma’mun (813-833) terjadi gerakan penerjemahan buku-buku

Yunani ke dalam bahasa Arab. Gerakan ini menimbulkan adanya

adaptasi dan adopsi ilmu pengetahuan dari Barat ke dunia

Islam. Kebudayaan Islam menjadi perantara antara kebudayaan

Yunani Kuno dengan peradaban ilmu pengetahuan modern.

·     Dinasti Umayyah di Timur (756-1031) yang berpusat di

Cordova (Spanyol), juga menjadi media transformasi ilmu dari

Islam ke Eropa. Banyak orang Eropa yang belajar ilmu

pengetahuan di Cordova.

·     Peristiwa perang Salib (1096-1192) antara umat Islam

dengan Kristen yang berlangsung selama 200 tahun, menyebabkan

pihak Barat mempelajari ulang khazanah intelektual Islam

melalui karya-karya ilmuwan muslim.

·     Abad 16 sampai pertengahan abad 19 merupakan fase

kolonialisme Barat terhadap dunia Islam. Pada fase ini Barat

mengkaji berbagai kemajuan yang pernah di raih umat Islam

selama kurang lebih 7 abad.

·     Tahun 1789 Napoleon Bonaparte menguasai Mesir dan

membawa antropolog untuk mempelajari bahasa Arab, Al-Qur’an

dan Hadis. Peristiwa ini merupakan transformasi pengetahuan

dari Islam ke Barat.

Page 14: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

·     Kesultanan Turki yang kemudian berubah menjadi Republik

Turki juga mengadakan kontak dengan Negara-negara Eropa dan

menghasilkan gerakan pembaharuan.

Studi Islam di Barat

·     Kajian Barat terhadap Islam memunculkan orientalisme,

yaitu kajian tentang ketimuran. Kajian awal orientalisme yang

diselenggarakan di perguruan tinggi di Barat memandang umat

Islam sebagai bangsa primitive.

·     Kajiannya difokuskan pada Al-Qur’an dan pribadi Nabi

Muhammad secara ilmiah, yang hasilnya menyudutkan ajaran dan

umat Islam.

·     Pendekatan yang digunakan para orientalis bersifat

lahiriyah (eksternalitas). Agama Islam hanya dipandang dari

sisi luarnya saja menurut sudut pandang Barat.

·     Pada masa selanjutnya muncul karya-karya yang mengoreksi

dan merekonstruksi kajian orientalis lama, karena adanya

anomaly (ketidaktepatan) dalam studi Islam. Tokohnya antara

lain Louis Massignon, W. Montgomery Watt, dan Wilfred Cantwell

Smith.6

·     Islamic Studies menjadi salah satu kajian yang dibuka di

universitas Barat dengan sarana pendukung yang lengkap.

Pendekatan yang digunakan a.l: filologi, antropologi, sejarah,

sosiologi, psikologi, dsb.

Studi Islam Di Indonesia

Masa Klasik (Abad 7 – 15 M)6 Burhanuddin, pengatar metodologi studi islam, Raja Wali pers. Hal.337

Page 15: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

·        Melalui kontak informal, saluran perdagangan,

perkawinan, dan tasawuf.

·        Para pedagang (dari Arab, Persia, dan India),

berperan sebagai mubaligh.

·        Materi pengajaran: kalimat syahadat, rukun iman, dan

rukun Islam.

·        Abad 13 muncul pendidikan di langgar dan pesantren.

1.      Pendidikan langgar meliputi: huruf hijaiyah, membaca

Al-Qur’an, fiqh (bersuci dan shalat), tauhid, dan akhlak

(melalui cerita para Nabi dan orang saleh). Sistem pengajaran:

sorogan. Jenjang pendidikan: 1. Tingkat rendah (mempelajari

huruf hijaiyah), 2. Tingkat atas (mempelajari Al-Qur’an,

qasidah, barzanji, tajwid, kitab fasalatan)

2.      Pendidikan pesantren kurikulumnya meliputi: pokok-

pokok agama dan segala cabangnya (bahasa Arab, syari’at

(fiqh), Al-Qur’an, hadis, ilmu kalam, dan tauhid). Sistem

pengajaran non klasikal, dengan metode: wetonan (kolektif),

dan sorogan (privat).[5]

AGAMA DAN PENGERTIAN AGAMA DALAM BERBAGAI

BENTUKNYA

Page 16: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

Dalam masyarakat Indonesia, selain dari kata agama, dikenal

pula kata din (dari bahasa Arab) dan kata religi dari bahasa Eropa.

Dalam masyarakat Indonesia, selain dari kata agama, dikenal

pula kata din (dari bahasa Arab) dan kata religi dari bahasa Eropa.

Agama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat

mengatakan bahwa kata itu tersusun dari dua kata, a

berarti tidak dan gam berarti pergi, jadi tidak pergi, tetap di

tempat, diwarisi turun-temurun. Agama memang mempunyai

sifat yg demikian. Ada lagi pendapat yg mengatakan bahwa

agama berarti teks atau kitab suci. Dan agama-agama

memang mempunyai kitab-kitab suci. Selanjutnya, dikatakan

lagi bahwa gam berarti tuntunan.

Din dalam bahasa Semit berarti undang-undang atau hukum.

Dalam bahasa Arab, kata ini mengandung arti menguasai,

menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Agama

memang membawa peraturan-peraturan yg merupakan hukum, yg

harus dipatuhi orang.

Religi berasal dari bahasa Latin. Menurut satu pendapat

asalnya ialah relegere yg mengandung arti mengumpulkan,

membaca. Agama memang merupakan kumpulan cara-cara

mengabdi kepada Tuhan. Ini terkumpul dalam kitab suci yg

harus dibaca. Tetapi menurut pendapat lain kata itu

berasal dari religare yg berarti mengikat. Ajaran-ajaran

agama memang mempunyai sifat mengikat bagi manusia

Agama-agama yang terdapat dalam masyarakat, yaitu

Page 17: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

Agama Dinamisme

Agama dinamisme mengandung kepercayaan pada kekuatan gaib

yang misterius. Dalam faham ini ada benda-benda tertentu

yang mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada

kehidupan manusia sehari-hari. Kekuatan gaib itu tidak

dapat dilihat, tetapi yang dapat dilihat hanyalah efek

atau bekas dan pengaruhnya. Jika efek tersebut hilang,

maka benda tersebut tidak dihargai lagi. Dalam bahasa

ilmiah, kekuatan gaib itu, disebut mana dan dalam bahasa

Indonesia tuah atau sakti.

Tujuan beragama di sini ialah mengumpulkan mana sebanyak

mungkin.

Dalam masyarakat primitif terdapat dukun atau ahli sihir,

dan mereka inilah yg dianggap dapat mengontrol dan

menguasai mana yg beraneka ragam itu.

Agama animisme

Animisme dalah agma yang mengajarkan ahwa tiap-tiap benda

baik yang bernyawa maupun yang tidak memiliki roh. Kepada

roh serupa ini diberi sesajen untuk menyenangkan hati

mereka. Roh nenek moyang ini juga menjadi objek yng

ditakuti dan dihormati.

Tujuan beragama di sini ialah mengadakan hubungan baik

dengan roh-roh yg ditakuti dan dihormati itu dengan

Page 18: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

senantiasa berusaha menyenangkan hati mereka. Membuat

mereka marah harus dijauhi. Kemarahan roh-roh itu akan

menimbulkan bahaya dan malapetaka.

Yang dapat mengontrol roh-roh itu sebagai halnya dalam

agama dinamisme ialah juga dukun atau ahli sihir.

Agama Politeisme

Politeisme mengandung kepercayaan pada dewa-dewa. Dalam

gama ini hal-hal yg menimbulkan perasaan takjub dan

dahsyat bukan lagi dikuasai oleh roh-roh tapi dewa-dewa.

Dewa-dewa dalam politeisme telah mempunyai tugas-tugas

tertentu.

Tujuan hidup beragama di sini bukanlah hanya memberi

sesajen dan persembahan-persembahan kepada dewadewa itu,

tetapi juga menyembah dan berdoa pada mereka untuk

menjauhkan amarahnya

Henoteisme

Henoteisme mengakui satu tuhan untuk satu bangsa, dan

bangsa-bangsa lain mempunyai tuhannya sendiri-sendiri.

Henoteisme mengandung faham tuhan nasional.

Agama ini berkembang dalam masyarakat yahudi.

Monoteisme

Monoteisme ialah bahwa dalam agama akhir ini Tuhan tidak

lagi merupakan Tuhan nasional tetapi Tuhan internasional,

Tuhan semua bangsa di dunia ini bahkan Tuhan Alam

Semesta.

Page 19: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

Tujuan hidup dalam agama monoteisme bukan lagi mencari

keselamatan hidup material saja, tetapi juga keselamatan

hidup kedua atau hidup spirituil. Dalam istilah agama

disebut keselamatan dunia dan keselamatan akhirat.

Tuhan dalam monoteisme tidak dapat dibujuk-bujuk dengan

saji-sajian. Kepada Tuhan sebagai pencipta yg mutlak

otang tak bisa kecuali menyerahkan diri, menyerahkan diri

kepada kehendak-Nya.

Dan sebenarnya inilah arti kata Islam yg menjadi nama agama yg

diturunkan kepada Nabi Muhammad. Islam ialah menyerahkan diri

sebulat-bulatnya kepada kehendak Tuhan. Dengan menyerahkan

diri ini, yaitu dengan patuh kepada perintah dan larang-

larangan Tuhanlah, orang dalam monoteisme mencoba mencari

keselamatan.

Perbedaan besar antara agama-agama primitif dan agama

monoteisme.

Dalam agama-agama primitif manusia mencoba menyogok dan

membujuk kekuasaan supernaturil dengan penyembahan dan

saji-sajian supaya mengikuti kemauan manusia, sedang

dalam monoteisme manusia sebaliknya tunduk kepada kemauan

Tuhan.

Agama monoteis, yaitu antara lain adalah:

o Kristen

Kristen, berhubungan dengan ajaran tentang dosa warisan yang

melekat pada diri manusia, seseorang tidak akan dapat menjadi

Page 20: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

suci selama ia tidak menerima Kristus sebagai juru selamat

yang mengorbankan diri diatas salib untuk menebus dosa

manusia. Jalan untuk memupuk dan memelihara kontak itu ialah

dengan berdoa, membaca Al-kitab, ke Gereja, merayakan hari-

hari suci dan lainnya yang merupakan jalan untuk senantiasa

berada dekat dan teringat pada Tuhan.

o Hindu

Agama Hindu atau Hindu Dharma dengan ajarannya tentang Tuhan

Yang Maha Esa memandang bahwa roh manusia adalah percikan dari

Sang Hyang Widhi. Kebahagiaan manusia ialah bersatu dengan

Sang Hyang Widhi yang disebut moksa. Cara mengadakan hubungan

dengan Tuhan untuk mencapai kesucian jiwa ialah sembahyang di

Pura atau di rumah, merayakan hari-hari suci dan sebagainya.

o Islam

Islam juga mengajarkan bahwa manusia berasal dari Tuhan dan

akan kembali ke Tuhan. Orang haruslah berusaha supaya

mempunyai roh bersih lagi suci dan senantiasa berbuat baik dan

menjauhi perbuatan jahat di dunia. Jalan untuk membersihkan

dan mensucikan roh ialah ibadat yang diajarkan Islam, yaitu

shalat, puasa, zakat dan haji.

Tujuan dari ibadat selain dari membersihkan dan mensucikan

diri, ialah juga untuk menjauhkan diri dari perbuatan-

perbuatan jahat.

Page 21: Makalah Orientasi Metodelogi Studi islam

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad, Prinsip – prinsip metodologi studi islam, jogjakarta,

pustaka pelajar, 2005

Said Sa’ad Marthon, Metodologi Pemahaman islam, Jakarta, 2007

Burhanuddin, pengatar metodologi studi islam, Raja Wali

pers, 1998

Khairul umam, KH.M.Shiddiq, ajaran islam modern,

jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2008