KATA PENGANTAR
Puji Syukur saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan karunia Nya lah, makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya. Adapun tujuan
penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Arsitektur Berwawasan Budaya, di tahun ajaran 2014, dengan judul
Arsitektur Tradisional Nusa Tenggara Barat. Dengan membuat tugas
ini saya diharapkan mampu untuk lebih mengenal tentang daerah NTB
dan Arsitektur Tradisional kebudayaan yang berkembang di NTB, yang
merupakan salah satu provinsi di Indonesia dan seringkali luput
dari pengamatan kita sebagai masyarakat Indonesia.
Saya sadar, sebagai seorang mahasiswa, penulisan makalah ini
masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna
penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
Harapan saya, semoga makalah yang sederhana ini, dapat memberi
kesadaran tersendiri bagi generasi muda bahwa kita juga harus
mengetahui adat dan kebudayaan dari seluruh provinsi yang ada di
Indonesia, karena kita adalah bagian dari keluarga besar bangsa
Indonesia tercinta.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..iDAFTAR ISI...iiBAB I PENDAHULUAN11.1. Latar
Belakang..11.2. Maksud dan Tujuan...2BAB II. TINJAUN PUSTAKA32.1.
Pengertian.32.2. Arsitektur Tradisional NTB..4BAB III. ASPEK
PEMBENTUK ARSITEKTUR.....103.1. Sistem kepercayaan, sistem upacara
dan system kekerabatan masyarakat NTB.103.2. Kosmologi dalam
kebudayaan masyarakat NTB....123.3. Klarifikasi simbolik dalam
kebudayaan NTB.13BAB IV. KESIMPULAN..15DAFTAR
PUSTAKA...16LAMPIRAN..16
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangArsitektur tradisional merupakan salah satu
bentuk kekayaan kebudayaan bangsa Indonesia. Keragaman Arsitektur
tradisional yang tersebar di bentang kawasan Nusantara menjadi
sumber ilmu pengetahuan yang tiada habis-habisnya. Arsitektur
tradisional di setiap daerah menjadi lambang kekhasan budaya
masyarakat setempat. Sebagai suatu bentuk kebudayaan arsitektur
tradisional dihasilkan dari satu aturan atau kesepakatan yang tetap
dipegang dan dipelihara dari generasi ke generasi. Aturan tersebut
akan tetap ditaati selama masih dianggap dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat setempat. Pada masa sekarang dimana
modernisasi serta globalisasi demikian kuat mempengaruhi peri
kehidupan dan merubah kebudayaan masyarakat, masihkan aturan-aturan
yang bersumber dari kebudayaan setempat tersebut diikuti?. Adalah
suatu kondisi alamiah bahwa suatu kebudayaan pasti akan mengalami
perubahan dari waktu ke waktu. Namun perubahan yang diinginkan
adalah perubahan yang tetap memelihara karakter inti dan
menyesuaikannya dengan kondisi saat ini. Sehingga tetap terjaga
benang merah masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.Nusa
Tenggara Barat adalah sebuahprovinsidiIndonesia. Sesuai dengan
namanya, provinsi ini meliputi bagian baratKepulauan Nusa Tenggara.
Dua pulau terbesar di provinsi ini adalahLombokyang terletak di
barat danSumbawayang terletak di timur. Ibu kota provinsi ini
adalahKota Mataramyang berada di Pulau Lombok. Provinsi Nusa
Tenggara barat 5 10 9 5 Bujur Timur dan 8 46 119 secara geografis
terletak pada 115 Lintang Selatan, dengan batas wilayahnya di
sebelah Barat berbatasan dengan Selat Lombok, Provinsi Bali,
sebelah Timur dengan Selat Sape, Provinsi Nusa Tenggara Timur,
sebelah Utara dengan Laut Jawa dan laut Flores dan sebelah Selatan
dengan Samudera Indonesia. Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat
yang beribukota di Mataram terbagi dalam 8 kabupaten dan 2 kota,
yaitu Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, Kabupaten Lombok Barat,
Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok
Utara, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Sumbawa Barat, Kota Bima dan
Kota Mataram. Kabupaten Sumbawa merupakan wilayah dengan luas
terbesar yaitu 6.643,98 Km2 (32,97%), sementara Kota Mataram
merupakan wilayah dengan luas terkecil yaitu 61,30 Km2
(0,30%).Pengertian suku bangsa dengan simpel adalah kelompok
spesifik yang mempunyai kesamaan latar belakang. Selanjutnya
diterangkan bahwa pengertian suku bangsa, atau kelompok etnik
adalah perkumpulan orang yang mempunyai latar belakang budaya,
bahasa, rutinitas, style hidup, dan ciri-ciri fisik yang sama.
Masing-masing mereka mengidentifikasikan diri pada satu dengan yang
lainSebagian besar dari penduduk pulau Lombok berasal dari suku
Sasak, sementara suku Bima dan Sumbawa merupakan kelompok etnis
terbesar di pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat
beragama Islam (96%).Suku-suku di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
adalah:1)Pulau Lombok: DonggoSasak2)Pulau Sumbawa:
BimaDompuSamboriCek Bocek (Berco)Sumbawa
Namun, sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus
bangsa tidak mengtehaui tentang kebudayaan dari setiap suku yang
ada. Kebanyakan dari mereka hanya mengetahui dan cukup mengerti
tentang kebudayaan dari salah satu suku yang ada di Indonesia, itu
juga karena pembahasan yang sering dibahas selalu mengambil contoh
dari suku yang itu-itu saja.
1.2. Maksud dan Tujuan1. Menjelaskan agama dan kepercayaan yang
di anut dalam suku Nusa Tenggara Barat.2. Menjelaskan sistem upacar
dan sistem kekerabatan pada masyarakat Nusa Tenggara Barat.3.
Menjelaskan kosmologi dalam kebudayaan masyarakat Nusa Tenggara
Barat.4. Menjlaskan klarifikasi simbolik dalam kebudayaan Nusa
Tenggara Barat.
BAB IITINJAUN PUSTAKA
2.1. PengertianNusa Tenggara Barat adalah sebuah provinsi di
Indonesia. Sesuai dengan namanya, provinsi ini meliputi bagian
barat Kepulauan Nusa Tenggara. Dua pulau terbesar di provinsi ini
adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di
timur. Ibu kota provinsi ini adalah Kota Mataram yang berada di
Pulau Lombok.Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari suku
Sasak, sementara suku Bima dan Sumbawa merupakan kelompok etnis
terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat
beragama Islam (96%).Arti lambing berlatar belakang perisai sebagai
gambaran jiwa pahlawan, lambang Nusa Tenggara Barat terdiri dari 6
unsur, yakni: Bintang, Kapas dan Padi, Menjangan Gunung dan Kubah.
Bintang melambangkan 5 sila dari Pancasila, kapas dan padi selain
melambangkan kemakmuran juga melambangkan tanggal terbentuknya
provinsi Nusa Tenggara Barat, yaitu 14 Agustus 1958. Hari tersebut
dengan diungkapkan secara simbolik dengan jumlah kuntum dan untaian
padi 58. Rantai terdiri dari 4 berbentuk bulat dan 5 berbentuk segi
empat, melambangkan tahun 45 (1945) sebagai tahun kemerdekaan RI.
Menjangan merupakan salah satu satwa yang banyak berada di Pulau
Sumbawa. Gunung yang berasap melukiskan kemegahan gunung Rinjani
sebagai gunung tertinggi di Lombok. Kubah melambangkan ketaatan
beragama masyarakat provinsi Nusa Tenggara Barat.Nusa Tenggara
Barat terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, memiliki luas
wilayah 20.153,15 km2. Terletak antara 115 46' - 119 5' Bujur Timur
dan 8 10' - 9 g 5' Lintang Selatan. Selong merupakan kota yang
mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu 148 m dari permukaan
laut, sementara Raba terendah dengan 13 m dari permukaan laut. Dari
tujuh gunung yang ada di Pulau Lombok, Gunung Rinjani merupakan
gunung tertinggi dengan ketinggian 3.775 m, sedangkan Gunung
Tambora merupakan gunung tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian
2.851 m.2.2. Arsitektur Tradisional NTB.
Arsitektur Tradisional NTB kita ambil contoh pada Dusun Sade.
Dusun Sade tepatnya berada di Desa Rambitan, Kecamatan Pujut,
Lombok Tengah. Sade merupakan salah satu dusun tradisional yang
masih asli. Rumah-rumah penduduk dibangun dari konstruksi bambu
dengan atap dari daun alang-alang. Penghuninya berpencaharian
sebagai petani. Jumlah mereka relatif tidak bertambah karena
keluarga yang baru menikah kalau tidak mewarisi rumah orang tuanya
akan membangun rumah di tempat lain. Disamping arsitektur rumah,
sistim sosial dan kehidupan keseharian mereka masih sangat kental
dengan tradisi masyarakat Sasak tempo dulu.Jika di daerah lain
mengenal Desa Wisata, maka di Pulau Lombok juga dapat ditemui hal
serupa yakni di Dusun Sade, Desa Rambitan, Kecamatan Pujut,
Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).Dusun Sadedapat
mewakili untuk disebut sebagai Desa Wisata di NTB ,layaknya Desa
Wisata di daerah lain. Sebab, masyarakat yang tinggal di dusun
tersebut semuanya adalah Suku Sasak. Mereka hingga kini masih
memegang teguh adat tradisi. Bahkan, rumah adat khas Sasak juga
masih terlihat berdiri kokoh dan terawat di kawasan ini.Suku Sasak
adalah penduduk asli dan mayoritas di Pulau Lombok, NTB. Konon,
kebudayaan masyarakat terekam dalam kitab Nagara Kartha Gama
karangan Empu Nala dari Majapahit. Dalam kitab itu, Suku Sasak
disebut Lomboq Mirah Sak-Sak Adhi.Sedangkan kebudayaan Suku Sasak
itu diantaranya terekam dalam rumah adat Suku Sasak.Alasannya,
rumah memiliki posisi penting dalam kehidupan manusia, tidak hanya
sebagai tempat secara individu dan keluarga secara jasmani, tetapi
juga dalam pemenuhan kebutuhan jiwa atau spiritual. Rumah adat Suku
Sasak, jika diperhatikan dibangun berdasarkan nilai estetika dan
kearifan lokal. Orang sasak mengenal beberapa jenis bangunan adat
yang menjadi tempat tinggal dan juga tempat ritual adat dan ritual
keagamaan.
Rumah adat suku Sasak terbuat dari jerami dan berdinding anyaman
bambu (bedek). Lantai dari tanah liat yang dicampur kotoran kerbau
dan abu jerami. Campuran tanah liat dan kotoran kerbau membuat
lantai tanah mengeras, sekeras semen. Cara membuat lantai seperti
itu sudah diwarisi sejak nenek moyang mereka.Bahan bangunan seperti
kayu dan bambu didapatkan dari lingkungan sekitar. Untuk menyambung
bagian-bagian kayu, mereka menggunakan paku dari bambu. Rumah suku
Sasak hanya memiliki satu pintu berukuran sempit dan rendah, tidak
memiliki jendela.Dalam masyarakat Sasak, rumah memiliki dimensi
kesakralan dan keduniawian. Rumah adat Sasak selain sebagai tempat
berlindung dan berkumpulnya anggota keluarga juga menjadi tempat
ritual sakral sebagai manifestasi keyakinan kepada Tuhan, arwah
nenek moyang, penunggu rumah dan sebagainya.Perubahan pengetahuan,
bertambahnya jumlah penghuni dan berubahnya faktor eksternal
seperti faktor keamanan, geografis dan topografis, menyebabkan
perubahan terhadap fungsi dan bentuk fisik rumah adat. Hanya,
konsep pembangunannya seperti arsitektur, tata ruang dan polanya
tetap menampilkan karakteristik tradisional.Karena itu, untuk
menjaga kelestarian rumah adat, orang tua Suku Sasak biasanya
berpesan kepada anak-anaknya jika ingin membangun rumah. Jika tetap
mau tinggal didaerah setempat, maka harus membuat rumah seperti
model dan bahan bangunan yang sudah ada. Tapi, jika ingin membangun
rumah permanen seperti di kampung-kampung lain pada umumnya, mereka
dipersilahkan keluar dari kampung tersebut. Pembangunan RumahBahan
pembuat rumah adat suku Sasak diantaranya kayu penyanggga, bambu,
bedek untuk dinding, jerami dan alang-alang untuk atap, kotoran
kerbau atau kuda sebagai bahan campuran pengeras lantai, getah
pohon kayu banten dan bajur, abu jerami sebagai bahan pengeras
lantai. Waktu pembangunan, biasanya berpedoman pada papan warige
dari primbon tapel adam dan tajul muluk. Tidak semua orang mampu
menentukan hari baik. Biasanya mereka bertanya kepada pimpinan
adat. Orang Sasak meyakini waktu yang baik memulai membangun rumah
adalah bulan ketiga dan keduabelas penanggalan Sasak yakni Rabiul
Awal dan Dzulhijjah.
Pantangan yang dihindari untuk membangun rumah adalah pada
Muharram dan Ramadhan. Menurut kepercayaan, rumah yang dibangung
pada bulan itu cenderung mengundang malapetaka, seperti penyakit,
kebakaran, sulit rezeki dan lain-lain. Orang Sasak selektif dalam
menentukan tempat pembangunan rumah. karena mereka meyakini tempat
yang tidak tepat akan berakibat kurang baik, seperti i bekas
perapian, bekas pembuangan sampah, bekas sumur, posisi tusuk sate
(susur gubug). Orang Sasak tidak akan membangun rumah berlawanan
arah dan ukurannya berbeda dengan rumah yang lebih dulu ada.
Menurut mereka, melanggar konsep tersebut merupakan perbuatan
melawan tabu (maliq lenget). Rumah adat Sasak pada atapnya
berbentuk gunungan, menukik ke bawah dengan jarak sekitar 1,5-2
meter dari permukaan tanah (pondasi). Atap dan bubungannya (bungus)
terbuat dari alang-alang, dinding dari bedek, hanya mempunyai satu
ukuran kecil dan tidak ada jendela. Ruangannya (rong) dibagi
menjadi inak bale (ruang induk) meliputi bale luar (ruang tidur)
dan bale dalam berupa tempat menyimpan harta benda, ruang ibu
melahirkan sekaligus disemayamkannya jenazah sebelum dimakamkan.
Ruangan bale dalem dilengkapi amben, dapur dan sempare (tempat
menyimpan makanan dan peralatan rumah tangga lainnya) terbuat dari
bambu ukuran 2x2 meter persegi atau empat persegi panjang.Sempare
diletakkan diatas, posisi menggantung di langit-langit atap.Ada
sesangkok (ruang tamu) dan pintu masuk dengan sistem sorong
(geser). Diantara bale luar dan bale dalem ada pintu dan tangga
(tiga anak tangga) dan lantainya berupa campuran tanah dengan
kotoran kerbau/kuda, getah dan abu jerami.Dalam membangun rumah,
orang Sasak menyesuaikan kebutuhan keluarga maupun kelompoknya.
Pembangunan tidak semata-mata untuk memenuhi kebutuhan keluarga
tapi juga kebutuhan kelompok. Bangunan rumah dalam komplek
perumahan Sasak terdiri dari berbagai macam diantaranya Bale Tani,
Bale Jajar, Barugag/Sekepat, Sekenam, Bale Bonder, Bale Beleq
Bencingah dan Bale Tajuk. Nama bangunan disesuaikan dengan fungsi
masing-masing.Bale Tani adalah bangunan rumah untuk tempat tinggal
masyarakat Sasak yang berprofesi sebagai petani. Bale Jajar
merupakan bangunan rumah tinggal orang Sasak golongan ekonomi
menengah keatas. Bentuk bale jajar hampir sama dengan bale tani,
yang membedakan adalah jumlah dalem balenya.Barugaq/sekepat
berbentuk segi empat sama sisi (bujur sangkar) tanpa dinding,
penyangganya dari kayu, bambu dan alang-alang sebagai atapnya.
Barugaq biasanya terdapat di depan samping kiri atau kanan bale
jajar atau bale tani.Barugaq berfungsi tempat menerima tamu, karena
menurut kebiasaan orang Sasak, tidak semua orang boleh masuk rumah.
Barugaq juga digunakan pemilik rumah yang memiliki gadis untuk
menerima pemuda yang datang midang (melamar/pacaran).Sedangkan
sekenam bentuknya sama dengan barugaq, hanya sekenam mempunyai
tiang sebanyak enam buah dan berada di bagian belakang rumah.
Sekenam biasanya digunakan sebagai tempat kegiatan belajar mengajar
tata krama, penanaman nilai-nilai budaya dan sebagai tempat
pertemuan internal keluarga. Bale Bonder adalah bangunan
tradisional Sasak yang umumnya dimiliki para pejabar desa,
dusun/kampung. Bale bonder biasanya dibangun di tengah pemukiman
atau di pusat pemerintahan desa/kampung. Bale bonder digunakan
sebagai tempat pesangkepan/persidangan atas, seperti tempat
penyelesaian masalah pelanggaran hukum adat dan sebagainya. Bale
Beleq adalah satu sarana penting bagi sebuah kerajaan. Bale itu
diperuntukkan sebagai tempat kegiatan besar kerajaan sehingga
sering disebut juga bencingah. Upacara kerajaan yang dilakukan di
bale beleq adalah Pelantikan pejabat kerajaan, penobatan putra
mahkota kerajaan, pengukuhan/penobatan para Kiai Penghulu (pendita)
kerajaan, tempat penyimpanan benda-benda pusaka kerajaan seperti
persenjataan dan benda pusaka lainnya seperti pustaka/dokumen
kerajaan dan sebagainya.Bale Tajuk merupakan salah satu sarana
pendukung bagi bangunan rumah tinggal yang memiliki keluarga besar.
Bale Tajuk berbentuk segilima dengan tiang berjumlah lima buah dan
biasanya berada di tengah lingkungan keluarga santana. Bale Gunung
Rate biasanya dibangun oleh masyarakat yang tinggal di lereng
pegunungan, bale balaq dibangun dengan tujuan menghindari bencana
banjir. Oleh karena itu, biasanya berbentuk rumah panggung.Selain
bangunan itu, ada bangunan pendukung yakni Sambi, Alang dan
Lumbung. Sambi, tempat menyimpan hasil pertanian. Alang sama dengan
lumbung berfungsi untuk menyimpan hasil pertanian, hanya alang
bentuknya khas, beratapkan alang-alang dengan lengkungan 3/4
lingkaran namun lonjong dan ujungnya tajam ke atas. Lumbung, tempat
untuk menyimpan berbagai kebutuhan. Lumbung tidak sama dengan sambi
dan alang sebab lumbung biasanya diletakkan di dalam rumah/kamar
atau di tempat khusus diluar bangunan rumah.Jika diperhatikan,
pembangunan rumah adat Suku Sasak mengandung nilai-nilai kearifan
lokal. Kearifan itu berkembang dan berlanjut secara turun-temurun.
Atap rumah tradisional Sasak didesain sangat rendah dengan pintu
berukuran kecil, bertujuan agar tamu yang datang harus merunduk.
Sikap merunduk merupakan sikap saling hormat menghormati dan saling
menghargai antara tamu dengan tuan rumah. Arah dan ukuran yang sama
rumah adar Suku Sasak menunjukkan bahwa masyarakat hidup harmonis.
Sedangkan undak-undakan (tangga) tingkat tiga mempunyai pesan bahwa
tingkat ketakwaan ilmu pengetahuan dan kekayaan tiap manusia tidak
akan sama. Diharapkan semua manusia menyadari kekurangan dan
kelebihan yang dimiliki, kareba semuanya merupakan rahmat Tuhan.
Jadi, rumah merupakan ekspresi pemikiran paling nyata seorang
individu atau kelompok dalam mengejwantahkan hubungan dengan sesama
manusia (komunitas atau masyarakat), alam dan dengan Tuhan
(keyakinan), seperti halnya konsep yang ada pada pembangunan rumah
adat masyarakat Sasak.
BAB IIIASPEK PEMBENTUKAN ARSITEKTUR
3.1. Sistem kepercayaan, sistem upacara dan system kekerabatan
masyarakat NTB.
Agama dan KepercayaanMayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat
beragama Islam (96%).Indonesia adalah salah satu negara kepulauan
yang memiliki banyak wilayah yang terbentang di sekitarnya. Ini
menyebabkan keanekaragaman suku, adat istiadat dan kebudayaan dari
setiap suku di setiap wilayahnya. Hal ini sungguh sangat
menakjubakan karena biarpun Indonesia memiliki banyak wilayah, yang
berbeda suku bangsanya, tetapi kita semua dapat hidup rukun satu
sama lainnya.Dalam pelaksanaan Upacara Pujawali dan Perang Topat
ini terdapat berbagai persiapan yang dilakukan, yang juga masuk
sebagian dari upacara ini secara ritual, persiapan upcara ini sudah
dimulai beberapa hari sebelumnya. Sedangkan untuk memeriahkan dan
menyemarakan upacara ini beberapa hari sebelum dan sesudahnya
diadakan berbagai macam hiburan dan kesenian untuk rakyat.Sebelum
Perang Topat dimulai Kebon Odek dikeluarkan dari Kemaliq yang
terdapat di Pura Lingsar Kecamatan Narmada yang bertujuan untuk
menjemput Pesajik (sesajen) kemudian dikelilingi sebanyak 3 kali di
Kemaliq lalu di upacarakan. Sesudah upacara Pujawali, dilakukan
acara Perang Topat.
Upacara AdatMenjelang tujuh belasan biasanya banyak acara2
agustusan digelar buat meriahkan Ulang Tahun kemerdekaan. Acara
yang paling aku tunggu2 adalah Tarung Peresean, biasanya tarung ini
pastilah helatan pemerintah karena acara ini melibatkan petarung2
dari berbagai desa. Peresean adalah pertarungan antara dua orang
yang bersenjatakan alat pemukul (sebilah tongkat) dari rotan
(penjalin) dengan tameng dari bahan kulit sapi/kerbau.Peresean juga
bagian dari upacara adat di pulau Lombok dan termasuk dalam seni
tarian suku sasak. Seni peresean ini menunjukkan keberanian dan
ketangkasan seorang petarung (pepadu), kesenian ini dilatar
belakangi oleh pelampiasan rasa emosional para raja dimasa lampau
ketika mendapat kemenangan dalam perang tanding melawan musuh-musuh
kerajaan, disamping itu para pepadu pada peresean ini mereka
menguji keberanian, ketangkasan dan ketangguhan dalam bertanding.
Yang unik dalam pertarungan ini adalah pesertanya tidak
dipersiapkan sebelumnya alias para petarung diambil dari penonton
sendiri, artinya penonton saling tantang antar penonton sendiri dan
salah satu pemain akan kalah jika kepala atau anggota badan sudah
berdarah-darah.
Sistem KekerabatanSuku sasak yang mendiami gumi Selaparang ini
menggunakan bahasa daerah Sasak. Pada umumnya bahasa daerah Sasak
tersebut dibagi dua yaitu bahasa alus dan bahasa jamaq. Bahasa alus
digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua dan dengan
golongan bangsawan sasak sedangkan bahasa jamaq digunakan dalam
pergaulan sehari hari.Sistem kekerabatan suku sasak terdiri dari :
Keluarga inti (Terdiri dari seorang ayah, seorang ibu dan seorang
anak). Keluarga luas(Keluarga ini terdiri ayah, ibu, anak, kakak,
adik, paman, bibi, menantu, mertua, kakek, nenek, sepupu) Keluarga
besar Terdiri dari : 1. Ego2. Inaq dan Amaq (Orang tua dari Ego)3.
Papuq Nina dan Papuq Mama (Orang tua inaq dan amaq atau papuq dari
ego)4. Baloq ( Orang tua dari Papuq Nina dan Papuq Mama, papuq dari
inaq dan amaq, dan merupakan Baloq dari ego )5. Tata ( Orang tua
dari Baloq, Papuq dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Baloq dari inaq
dan amaq, dan merupakan Tata dari ego )6.Toker (Orang tua dari
Tata, papuq dari Baloq, Baloq dari Papuq Nina dan Papuq Mama, Tata
dari inaq dan amaq, dan merupakan Toker dari ego )7.Goneng (Orang
tua dari Toker, papuq dari Tata, Baloq dari Baloq, Tata dari Papuq
Nina dan Papuq Mama, Toker dari inaq dan amaq, dan merupakan Goneng
dari ego )8.Kleoq (Orang tua dari Goneng, papuq dari Toker, baloq
dari Tata, tata dari Baloq, Toker dari Papuq Nina dan Papuq Mama,
Goneng dari inaq dan amaq, dan merupakan Kleoq dari ego ). Atau
keluarga besar ini disebut keluarga di luar keluarga inti.
3.2. Kosmologi dalam kebudayaan masyarakat NTB.Kosmoogi tanah
NTB tidak jelas karena sampai saat ini belum ada data-data dari
para ahli serta bukti yang dapat menunjang tentang masa pra sejarah
tanah NTB.Suku Sasak temasuk dalam ras tipe melayu yang konon telah
tinggal di Lombok(Nusa Tenggara Barat) selama 2.000 tahun yang lalu
dan diperkirakan telah menduduki daerah pesisir pantai sejak 4.000
tahun yang lalu, dengan demikian perdagangn antar pulau sudah aktif
terjadi sejak zaman tesebut dan bersamaan dengan itu saling
mempengaruhi antar budaya juga telah menyebar. LOMBOK MIRAH SASAK
ADI merupakan salah satu kutipan dari kitab Negarakertagama, sebuah
kitab yang memuat tentang kekuasaan dan pemerintahaan kerajaan
Majapahit. Kata Lombok dalam bahasa kawi berarti lurus atau jujur,
kata mirah berarti permata, kata sasak berarti kenyataan, dan kata
adi artinya yang baik atau yang utama maka arti keseluruhan yaitu
kejujuran adalah permata kenyataan yang baik atau utama. Makna
filosofi itulah mungkin yang selalu di idamkan leluhur penghuni
tanah lombok yang tercipta sebagai bentuk kearifan lokal yang harus
dijaga dan dilestariakan oleh anak cucunya.Dalam kitab kitab lama,
nama Lombok dijumpai disebut Lombok mirah dan Lombok adi beberapa
lontar Lombok juga menyebut Lombok dengan gumi selaparang atau
selapawis.Asal-usul penduduk pulau Lombok terdapat beberapa Versi
salah satunya yaitu Kata sasak secara etimilogis menurut Dr. Goris.
s. berasal dari kata sah yang berarti pergi dan shaka yang berarti
leluhur. Berarti pergi ke tanah leluhur orang sasak ( Lombok ).
Dari etimologis ini diduga leluhur orang sasak adalah orang Jawa,
terbukti pula dari tulisan sasak yang oleh penduduk Lombok disebut
Jejawan, yakni aksara Jawa yang selengkapnya diresepsi oleh
kesusastraan sasak. Etnis Sasak merupakan etnis mayoritas penghuni
pulau Lombok, suku sasak merupakan etnis utama meliputi hampir 95%
penduduk seluruhnya. Bukti lain juga menyatakan bahwa berdasarkan
prasasti tong tong yang ditemukan di Pujungan, Bali, Suku sasak
sudah menghuni pulau Lombok sejak abad IX sampai XI masehi, Kata
sasak pada prasasti tersebut mengacu pada tempat suku bangsa atau
penduduk seperti kebiasaan orang Bali sampai saat ini sering
menyebut pulau Lombok dengan gumi sasak yang berarti tanah, bumi
atau pulau tempat bermukimnya orang sasak.
3.3. Klarifikasi simbolik dalam kebudayaan NTB.Suku Sasak
dikenal sebagai etnis terbesar yang mendiami Pulau Lombok. Suku ini
adalah etnis asli yang telah mendiami Pulau Lombok selama
berabad-abad. Ada pendapat yang mengatakan bahwa masyarakat Suku
Sasak berasal dari campuran penduduk asli Lombok dengan pendatang
dari Jawa tengah yang dikenal dengan julukan Mataram. Konon, pada
masa pemerintahan Raja Rakai Pikatan, banyak pendatang dari Jawa
Tengah ke Pulau Lombok kemudian banyak juga diantaranya yang
melakukan pernikahan dengan warga setempat sehingga menjadi
masyarakat suku sasak. Akan tetapi, menurut sejarah pada abad ke-16
Pulau Lombok berada dalam kekuasaan Kerajaan Majapahit. Hal ini
terbukti dengan diutusnya Maha Patih Gajah Mada untuk datang ke
Pulau Lombok.Di akhir abad ke 16 hingga abad ke 17 awal, banyak
para pendatang dari Jawa yang masuk ke Pulau Lombok sambil
menyebarkan pengaruh Islam. Salah satunya adalah dakwah yang
dilakukan oleh Sunan Giri pada masa itu. Setelah masuknya dakwah
Islam pada masa ini, agama Suku Sasak berubah dari agama Hindu
menjadi agama Islam. Dan pada abad ke 18 Lombok diserang dan
ditaklukan oleh pasuakan gabungan kerajaan karang asem dari bali.
Akibat dari pendudukan kerajaan karangasem dari Bali yang menguasai
lombok bagian barat memunculkan kultur atau corak budaya khas Bali
di Lombok. Berdasarkan runutan sejarah tersebut Suku Sasak bisa
saja diidentifikasi merupakan akulturasi dari beberapa kebudayaan
yaitu pengaruh Islam, Hindu, Budaya Jawa dan Bali. Walaupun begitu
kebudayaan Suku Sasak memiliki corak kebudayaan asli yang mapan dan
berbeda dari budaya suku-suku lain.Nama suku sasak berasal dari
kata sak-sak (dalam bahasa sasak) yang berarti sampan. Hal ini
karena nenek moyang orang Lombok dahulu menggunakan sampan untuk
mengitari Pulau Lombok dari arah barat menuju ke arah timur atau
sekarang dikenal dengan Pelabuhan Lombok menggunakan sampan. Sumber
lain yang menyebutkan makna kata sasak dari aspek filosofisnya
adalah kitab Negara kertagama yang merupakan kitab yang memuat
catatan kekuasaan Kerajaan Majapahit yang digubah oleh Mpu
Prapanca. Dalam kitab ini disebutkan bahwa kata sasak berasal dari
tradisi lisan masyarakat setempat yaitu lombok sasak mirah adi.
Dalam tradisi lisan masyarakat setempat kata sasak berasal dari
kata sa-saq yang berarti satu atau kenyataan dan lombok berasal
dari kata lomboq (bahasa kawi) yang berarti lurus atau jujur
sedangkan mirah berarti permata dan adi artinya baik atau yang
baik. Maka lombok mirah sasak adi berarti kejujuran adalah permata
kenyataan yang baik atau utama.Masyarakat Suku Sasak merupakan
masyarakat yang masih memegang teguh tradisi dan mempertahankan
kebudayaan sampai saat ini. Kini, Suku Sasak bukan hanya sebuah
kelompok masyarakat tapi juga merupakan salah satu etnis yang
melambangkan kekayaan tradisi yang dimiliki oleh Indonesia.
BAB IVKESIMPULANBerdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa daerah Nusa Tenggara Barat memiliki beraneka
ragam kebudayaan. Mulai dari suku-suku yg mendiami daerahnya,
upacara adatnya, serta tradisi yg melekat pada masyarakatnya.Oleh
karena itu sungguh sangat disayangkan apabila para generasi penerus
bangsa tidak mengetahui tentang kebudayaan daerah ini. Semoga suku
budaya di daerah Nusa Tengggara Barat ini tidak pudar.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Nusa_Tenggara_Barat,
http://kebudayaan-ntb.blogspot.com/http://anita-assalamualaikum.blogspot.com/2013/02/makalah-nusa-tenggara-barat.html,
http://www.slideshare.net/nuaingdak/kebudayaan-nusa-tenggara-barat-dede-ahlam-tohirhttp://www.worldfriend.web.id/indonesia/provinsi-nusa-tenggara-barat,
http://himmatuzzaheera.blogspot.com/2011/08/indahnya-keragaman-masyarakat-nusa_15.html,
www.ntbprov.go.id,
http://bimakota.go.id/post/read/8/Seni-Budayahttp://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Sasak
i| MUH. ADNAN RABANI