MAKALAHFLOTASI DAN CONTOH APLIKASINYAKATA PENGANTARPuji dan
syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segalanikmat-Nya,sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
Pemisahan Kimia yang berjudul Flotasi dengan lancar tanpa adanya
kendala yang berarti. Penulis menyadari bahwa lancarnya makalah
pemisahan kimia dan penulisan laporan tak lepas dari dukungan
berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima
kasihsebesar-besarnyakepada :1.Nor Basid selaku dosen pengampu mata
kuliah Pemisahan Kimia2.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan
satu persatu yang telah banyak membantu.Penulis menyadari bahwa
makalah ini mungkin masih jauh dari sempurna serta masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan. Semoga makalah biokimia pangan ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.Penulis
BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangFlotation (flotasi) berasal
dari kata float yang berarti mengapung atau mengambang. Flotasi
dapat diartikan sebagai suatu pemisahan suatu zat dari zat lainnya
pada suatu cairan / larutan berdasarkan perbedaan sifat permukaan
dari zat yang akan dipisahkan, dimana zat yang bersifat hidrofilik
tetap berada fasa air sedangkan zat yang bersifat hidrofobik akan
terikat pada gelembung udara dan akan terbawa ke permukaan larutan
dan membentuk buih yang kemudian dapat dipisahkan dari cairan
tersebut. Secara umum flotation melibatkan 3 fase yaitu cair
(sebagai media), padat (partikel yang terkandung dalam cairan) dan
gas (gelembung udara).Flotasi adalah proses konsentrasi mineral
berharga berdasarkan perbedaan tegangan permukaan dari mineral
didalam air (aqua) dengan cara mengapungkan mineral ke permukaan.
Mekanisme flotasi didasarkan pada adanya pertikel mineral yang
dibasahi (hidropilik) dengan partikel mineral yang tidak dibasahi
(hidropobik). Partikel partikel yang basah tidak mengapung dan
cenderung tetap berada dalam fasa air. Di lain pihak partikel
perikel hidrofobik (tidak dibasahi) menempel pada gelembung , naik
ke permukaan, membentuk buih yang membentuk partikel dan
dipisahkan.Metode ini biasanya digunakan di beberapa industri
pertambangan dengan menggunakan reagen utama Xanthate sebagai
Collector (misalnya : potassium amyl zanthate), pine oil sebagai
frother dan campuran bahan kimia organik lainnya sebagai pH
modifiers. Reagen yang digunakan untuk pengapungan pada umumnya
tidak beracun, yang berarti bahwa biaya pembuangan
limbah/tailingmenjadi rendah.Oleh karena itu untuk mengetahui
metode ini secara lebi detail, di dalam makalah ini akan dibahas
mengenai metode flotasi dan contoh aplikasinya.
1.2Rumusan Masalah1.2.1Apa yang dimaksud dengan flotasi
?1.2.2Bagaimana prinsip kerja flotasi ?1.2.3Faktor faktor apa
sajakah yang mempengaruhi flotasi ?1.2.4Apa saja syarat syarat
menggunakan metode flotasi ?1.2.5Bagaimana langkah kerja dari
metode flotasi ?1.2.6Bagaimana contoh aplikasi dari metode flotasi
?1.2.7Apa saja keunggulan dari metode flotasi ?1.3Tujuan
Penulisan1.3.1Mengetahui apa yang dimaksud dengan
flotasi;1.3.2Mengetahui prinsip kerja flotasi;1.3.3Mengetahui
faktor faktor yang mempengaruhi flotasi;1.3.4Mengetahui syarat
syarat menggunakan metode flotasi;1.3.5Mengetahi langkah kerja dari
metode flotasi;1.3.6Mengetahui contoh aplikasi dari metode
flotasi;1.3.7Mengetahui keunggulan dari metode flotasi.1.4Manfaat
Penulisan1.4.1Mengetahui dan mempelajari apa yang dimaksud dengan
flotasi;1.4.2Memahami prinsip kerja flotasi;1.4.3Mengetahui faktor
faktor yang mempengaruhi flotasi;1.4.4Mengetahui syarat syarat
menggunakan metode flotasi;1.4.5Mengetahui dan mempelajari langkah
kerja dari metode flotasi;1.4.6Mempelajari dan memahami contoh
aplikasi dari metode flotasi;1.4.7Mengetahui keunggulan dari metode
flotasi.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian FlotasiFlotasi adalah suatu
proses dimana padatan, cairan atau zat terlarut dibawa ke permukaan
larutan dengan penggunaan gelembung udara (Haraide, 1975). Zat yang
diflotasi menempel pada permukaan gelembung udara sehingga
terangkat ke permukaan larutan yang untuk selanjutnya dapat
dipisahkan dari larutan.Untuk dapat diflotasi maka suatu zat harus
bersifat hidrofob sehingga dapat menempel pada gelembung udara. Zat
yang tidak bersifat diflotasi yaitu hidrofil dapat diubah menjadi
hidrofob dengan penambahan suatu senyawa yang disebut dengan
kolektor berupa suatu surfaktan sehingga zat itu dapat pula di
flotasi.Flotasi adalah suatu proses pegolahan air yang dipakai
untuk pemisahan partikel solid dan cairan dari fase cairan. Proses
pemisahan dapat terjadi karena adanyagelembung-gelembunghalus yang
terdapat pada fase cairan yang naik ke permukaan air akan
mengangkutpartikel-partikelyang ada pada fase cairan tersebut
(Rich, 1961).Ada 3 macam tipe flotasi yang biasa dipakai pada
proses pengolahan air (Metcalf and Eddy, 1985) yaitu flotasi udara
terdispersi (dispersed air flotation), flotasi vakum (vacuum
flotation) dan flotasi udara terlarut (dissolved air flotation).
Pada sistem flotasi udara terlarut, secara teoritis (Zabel and
Melbourne, 1980 ; dan Janssens and Schers) udara yang dihasilkan
kompresor dilarutkan kedalam air pada tangki tekan, dan dilanjutkan
dengan pelepasan udara yang telah ditekan pada level
atmosfer.2.2Jenis-jenisflotasiAdapunjenis-jenisdari flotasi ada 3
antara lain:a.Aerasi pada tekanan atmosfer (air flotation)Udara
akan masuk kedalam fluida dengan menggunakan mekanisme
rotor-disperser. Rotor yang terendam dalam fluida akan mendorong
udara menuju bukandispersersehingga udara bercampur dengan air
sehingga partikel yang mengapung dapat disisihkan. Sistem ini
memiliki keuntungan antara lain tidak memerlukan area yang luas dan
lebih efektif dalam menyisihkan partikel minyak.b.Dissolved Air
Flotation (DAF)Melakukan pengapungan dengan melarutkan udara ke
dalam fluida dengan tekanan yang tinggi kemudian dilepaskan dalam
tekanan atmosfer.c.Vacum FlotationLimbah cair diaerasi hingga jenuh
sehingga akan terbentuk gelembung udara yang akan lolos ke atmosfer
dengan mengangkatpartikel-partikelke atas.2.3Prinsip
FlotasiPenempelan partikel (mineral) pada gelembung udaraGelembung
mineral harus stabilAda sifat Float dan sinkBeberapa jenis partikel
yang tercampur dapat dipisahkan salah satu jenisnya dari
campurannya atau bila memungkinkan dan dapat terpisah keseluruhan
jenis sehingga dapat terkonsentrasi daritiap-tiapjenis. Pemisahan
daripartikel-partikeldalam flotasi ini ditunjukkan oleh penentuan
kontak antara tiga fasa yaitu fasa partikel padat yang akan
diapungkan, larutan aqua electrolit, dan gas (biasanya dipakai
udara) hampir semua zat anorganik dapat dibasahi oleh fasa akua.
Oleh karena itu, langkah pertama dalam flotasi adalah mengggantikan
sebagian dari antar fasapadat-cairmenjadi antara
fasapadat-gas.Sebagian hasilnya didapat bahwa permukaan partikel
akan menjadi hidrofobik.2.4Faktor-faktoryang Mempengaruhi
FlotasiFaktor faktor yang mempengaruhi flotasi adalah: 1. Ukuran
partikelUkuran partikel yang besar membuat partikel tersebut
cenderung untuk mengendap, sehingga susah untuk terflotasi.2. pH
larutanPartikel cenderung mudah mengendap pada pH yang tinggi,
sehingga dia lebih susah terflotasi.3. SurfaktanFungsi surfaktan
adalah kolektor yang merupakan reagen yang memiliki gugus polar dan
gugus nonpolar sekaligus. Kolektor akan mengubah sifat partkel
hidrofil menjadi hidrofob.4. Bahan Kima lainnya misalnya
koagulanPenambahan koagulan dapat mengakibatkan ukuran partikel
menjadi lebih kecil.5. Laju UdaraLaju udara berfungsi sebagai
pengikat partikel yang memiliki sifat permukaan hidrofobik, persen
padatan. Untuk flotasi pada partikel kasar, dapat dilakukan dengan
persen padatan yang besar demikian juga sebaliknya. Besar laju
pengumpanan, berpengaruh terhadap kapasitas dan waktu
tinggal.6.Ukuran Gelembung Udara7.Ketebalan Lapisan
Buih8.Penambahan Reagen KimiaDengan adanya perbedaan sifat
permukaan hidrofobik dan hidrofilik perlu adanya suatu reagen kimi
untuk mengubah permukaan mineral. Reagen kimia yang digunakan pada
proses flotasi terdiri dari:a. KolektorSuatu bahan kimia organik
yang gunanya untuk mengubah sifat permukaan mineral yang tadinya
hidrofil menjadi hidrofob. Hal ini,
mineral yang diinginkan adalah mineral yang hidrofil contohnya
sabun, solar.b. ModifierBahan kimia anorganik yang fungsinya
mempeng aruhi kerja kolektor.
2.5Macam-MacamSe l FlotasiSel flotasi berfungsi untuk menerima
pulp dan dilakukan proses flotasi. Jenis sel mendasarkan atas
pemasukan udara, adalah:1. Agitation CellAlat ini jarang digunakan,
sebab adanya perkembang an dengan diketemukannya sub aeration cell.
Udara masuk ke dalam cell flotasi karena putaran pengaduk.2. Sub
Aeration CellUdara masuk akibat hisapan putaran pengaduk. Alat ini
paling praktis sehingga banyak dig unakan.3. Pneumatic CellAlat ini
jarang sekali yang menggunakan, udara langsung di hembuskan ke
dalam cell.4. Vacum and Pressure CellUdara masuk karena tangki
dibuat vakum oleh pompa penghisap dan udaradimasukkan oleh pompa
injeksi.5. Cascade CellUdara masuk karena jatuhnya mineral.Gambar
1. Sel Flotasi2.6Syarat-SyaratFlotasiSyarat-syaratdari flotasi
adalah sebagai berikut:1.Mempunyai penerima pulp dan pengeluaran
konsentrat.2.Dapat menghasilkan atau ada aliran udara yang dapat
dimasukkan kedalam sistem tersebut.3.Feed harus dalam bentuk
pulp.2.7Mekanisme Flotasi Secara Fisika dan Kimia1.Secara
fisikaPengambilanbahan-bahanyang tersuspensi berukuran besar dan
bahan yang mudah mengendap atau bahan yang dapat terapung terlebih
dahulu disingkirkan atau dibuang. Cara yang paling efisien untuk
menyisihkan bahan yang tersuspensi berukuran besar dengan cara
pengendapan. Sedangkan bahan yang tersuspensi dapat mengendap dapat
dipisahkan dengan cara pengendapan.2. Secara KimiaPemisahan
menggunakan cara kimia biasanya menghilangkanpartikel-partikelyang
sulit untuk diendapkan atau tidak mudah mengendap. Sehingga dengan
adanya penambahan bahan kimia tertentu yang diperlukan maka
partikel yang tidak mudah diendapkan menjadi mudah diendapan.
Sebagai contoh penyisihkanbahan-bahanorganik beracun seperti fenol
dan sianida pada konsentrasi yang rendah dapat dilakukan dengan
mengoksidasikannya dengan klor (Cl2), kalsium permanganate, dan
lain- lain.2.8Langkah-langkahFlotasiAdapun langkah- langkah dalam
flotasi adalah sebagai berikut. 1. Liberasi, analisis
pendahuluanAgar mineral dapat terliberasi, maka perlu dilakukan
crushing atau grinding yangditeruskan dengan pengayakan atau
classifiying. Ini dimaksudkan agar ukuran butir mineral dapat
seragam, sehingga prosesakan lebih sukses atau berhasil. Analisis
pendahuluan dilakukan dengan menggunakan mikroskop, sehingga dapat
dilihat derajat liberasinya dan kadar dari mineral tersebut.
Diupayakan dalam tahap ini juga, dilakukan deslimming, sebab slime
akan mengganggu proses flotasi.2. ConditioningAdalah membuat suatu
pulp agar nantinya pulp tersebut dapat langsung dilakuakn flotasi.
Preparasi ini sebaiknya disesuaikan dengan liberasi dalam proses
basah maka conditioning tidak mudah juga harus dilakukan pada
proses basah. Pada pengkondisian, reagen yang diberikan adalah
modifier, colector dan Frother.3. Proses FlotasiProses ini ditandai
dengan masuknya gelembung udara kedalam pulp. Gelembung uadara
diinjeksikan kedalam tangki untuk mengapungkan padatan sehingga
mudah disisihkan. Dengan adanya gaya dorong dari gelembung
tersebut, padatan yang berat jenisnya lebih tinggi dari air akan
terdorong ke permukaan. Demikia pula halnya pada padatan yang berat
jenisnya lebih rendah daripada air. Hal ini merupakan keunggulan
dari teknik flotasi dibanding pengendapan karena dengan flotasi
partikel yang ringan dapat disisihkan dalam waktu yang
bersamaan.2.9 Teori PersamaanFlotasi pada proses dasar permukaan
kimia dimana banyak terjadi peristiwa secara bersamaan antar
permukaan antara padatan, cairan, dan udara. Variabel yang
diketahui sebagai parameter adalahcontact angel, . Saat = 0, cairan
menyebar di atas padatan, kontak antara media air dengan udara
seperti pada padatan yang disebut sebagai hidrofilik dan basahan
oleh air. Gelembung udara tidak dapat terikat pada padatan
hidrofilik di air. Sebaliknya, padatan hidrofobik tidak basah oleh
air, gelembung udara dapat berikatan pada air dan nialai contact
angel lebih dari 0, > 0.
Konsep contact angel dengan pengikatan gelembung pada medium
cair, terikat pada padatan hidrofobik. P adalah kontak 3 fase,
dimana vectorlgmelewati p dan membentuk tang pada permukaan kurva
pada gelembung udara. Tiga gaya tegangan antar permukaan saat
kesetimbangan, sesuai dengan persamaan Youngs. Dimana menunjukkan
tegangan antar muka antara solid-
gas,solid-liquiddanliquid-gas.sg-sl=lg.cos
............................(1)
(Othmer, 1998)
2.10 Aplikasi FlotasiAplikasi Baru Untuk Flotasi dari Bijih
Tembaga TeroksidasiRecep Ziyadanogullari, Firat AydinDicle
University, Faculty of Science and Art, Chemistry
Department,21280,Diyarbakr-TURKEY1. PendahuluanBanyak peneliti
telah mencoba untuk menemukan tembaga dan kobalt secara
hidrometallurgi dari bijih saat ini yaitu Ergani TembagaMiningCo.
Namun, telah dilaporkan bahwa metode ini tidak ekonomis, dan
efisien.Selain uji secara hidrometalurgi, studi flotasi dari bijih
tembaga yang teroksidasi telah dilakukan banyak peneliti dengan
menggunakan berbagai kondisi flotasi.Bijih tembaga teroksidasi
dapat ditemukan di berbagai tempat di dunia. Pembentukan jenis
bijih ini terjadi di lokasi yang sama seperti bijihtembaga lainnya.
Dalam studi lain,sulphidisingflotasi oksida bijih tembaga kobalt,
menggunakan natrium hidrosulphida sebagai agensulphidising,hal ini
telah dipraktekkan di Kongo. Dengan natrium hidrosulfida, hampir
77% tembaga dan 75% kobalt itu ditemukan dengan rasio konsentrasi
3.0. menggunakan 1/1 kombinasi dari NaHS dan (NH4)2S, sekitar 80%
dari tembaga dan kobalt telah ditemukan dengan rasio konsentrasi
3.5.Dalam penelitian ini, kami berusaha flotasi bijih tembaga
teroksidasi. Ketika ini berhasil, kita menggunakan proses
sulfurisasi yang telah dikembangkan dalam studi kami sebelumnya.
Sebagai hasil dari proses ini permukaan baru terbentuk pada
partikel tembaga teroksidasi dan flotasi.Seperti halnya pada
penelitian sebelumnya, hasil ini tidak dapat diperoleh dengan
flotasi langsung dari bijih teroksidasi asli. Namun, dalam
penelitian ini, kami memperoleh hasil fotasi dari sampel yang
diperoleh dari proses sulfurisasi.2. MaterialDalam penelitian ini,
bijih tembaga teroksidasi digunakan pasokan dari Ergani
TembagaMiningCo, Turki. Ergani yang berasal dari Turki Tenggara
adalah tembaga terkemuka dan area produksi bijih pirit.Analisis
menunjukkan bahwa bijih diperoleh dari daerah Ergani mengandung
2.03% tembaga, 0.15% kobalt, dan 3.73% belerang. Pirit, Kalkopirit,
dan bijih tembaga teroksidasi adalah mineral bijih utama. Selain
itu, karbonat, kalsit, dan mineral tanah liat sebagaigangue,dan
beberapa mineral langka penting lainnya yang ditemukan di badan
bijih.K-AmilXantat dan Dowfroth 250 digunakan dalam flotasi yang
diambil dari Ergani TembagaMiningCo di Turki.Dalam penelitian kami,
96% (b/v) H2SO4, 37% (b/v) HCl, 65% (b/v) HNO3, dan KClO3dibeli
dari Merck.Percobaan dilakukan di laboratorium yang dilengkapi
dengan fasilitas untuk melaksanakan operasi hidrometalurgi seperti
pencucianautoklaf. Komposisi dari semua pelarut dan sampel
ditentukan dengan menggunakan Unicam 929 Model AAS. Sulfur
diidentifikasi dengan metode gravimetri.Denver Mark Apparatus
Flotasi, heraus Model Furnace dan Nel 890 Model pH meter digunakan
untuk flotasi,roastingdan menentukan pH sampelmasing-masing.3.
MetodeSebagian besar sampel dibagi menjadi 100 gram fraksi,
tanah-100mesh dan dikeringkan pada suhu 110oC. Sampel ini digunakan
dalam analisis kimia dan studi flotasi. H2S diproduksi dengan
penambahan H2SO4ke dalam FeS yang diperoleh dari pirit. Proses
sulfurisasi dilakukan dalam autoklaf dari volume internal 1.3
Liter, dengan 60 menit waktu residensi. Perbedaan rasio campuran
gas H2S + H2O juga diuji.4.Hasil dan Pembahasan4.1Flotasi Bijih
Tembaga Teroksidasi :Penelitian ini dilakukan di bawah kondisi yang
ditunjukkan pada Tabel 1. Waktu flotasi adalah 3 menit. Pada uji
pertama dengan menjalankan sampel bijih, ditentukan konsentrasi
(tembaga dan kobalt) yang diperoleh dari penelitian ini adalah 5.07
g sementaratailingsebesar 92.53 g. Dalam sampel, mengandung 14.90%
tembaga dan 4.40% kobalt yang dilaporkan pada fase terkonsentrasi.
Pada uji kedua, bijih tembaga teroksidasi adalah sulfurisasi
pertama pada 110oC dengan menggunakan berbagai rasio H2S + H2O.
Setelah sampel sulfurisasi, sampel diflotasi dibawah kondisi yang
dinyatakan diatas.Tabel 1. Kondisi FlotasiDimensi
Partikel-100mesh
Rasio Solid/Liquid100 g/L
Collector0.2 gZ5(KAX) 3 menit campuran
Frother0.5 mL Dowfroth 250 (1%) 2 menit campuran
pH5.42
Kecepatan campuran900 periode/menit
Waktu flotasi3 menit
4.2 Sampel Flotasi dengan Sulfurisasi Bijih Tembaga
TeroksidasiUntuk proses sulfurisasi, dua sampel dipreparasi dalam
dua medium autoklaf yang berbeda : sampel A mengandung 24.50 g H2S
+ 160.00 g H2O untuk 1 kg bijih tembaga, dan sampel B mengandung
24.50 g H2S + 160.00 gH2O untuk 1 kg bijih. Sampel ini diflotasi
dibawah kondisi yang sama dijelaskan sebelumnya.Hasil pada Tabel 2
dan 3 menunjukkan bahwa efisiensi flotasi bervariasi tergantung
pada medium pH dan sulfurisasi dari bijih tembaga
teroksidasi.Karena efisiensi flotasi lebih meningkat pada sampel B,
uji flotasi pada sampel B dilakukan dengan menambahkan aktivator
(CuSO4). Hal ini ternyata tidak hanya mengakibatkan pada perbedaan
efisiensi flotasi. Oleh karena itu, proses sulfurisasi
diaplikasikan untuk sampel 1 kg bijih tembaga teroksidasi lainnya
menggunakan medium yang mengandung 30.63 g H2S + 200.00 g H2O
(sampel C). Flotasi ini dilakukan dibawah kondisi yang sama. Nilai
sulfur dari flotasi sampel C ditunjukkan pada Tabel 4 dan Gambar 1
yang mengindikasikan bahwa efisiensi flotasi Cu, Co, dan S adalah
100% pada nilai pH 8.7 dan 8.8. namun, efisiensi flotasi pada pH
8.7 lebih baik dibandingkan pH 8.8 karena persen nilai yang tinggi
dari unsur ini terjadi pada tahap konsentrat. Oleh karena itu,
flotasi pada pH 8.7 lebih sesuai. Percobaan ini dilakukan
pengulangan 3 kali pada pH 8.7 dan hasil yang sama ditemukan.Tabel
2. Hasil dari Flotasi Sampel A**
Tabel 3. Hasil dari Flotasi Sampel B**Tabel 4. Hasil dari
Flotasi Sampel C**Ket : ** :rata-ratayang dihitung untuk data yang
diperoleh dari 3 percobaan flotasi.Sampel asli (bijih tembaga
teroksidasi) juga diflotasi pada pH 8.7, yang ditentukan sebagai
kondisi optimum (semua parameter lain tetap konstan). Flotasi dari
sampel 100.00 g menghasilkan 13.51 g untuk terkonsentrasi,
sementara 85.50 g tetap sebagaitailing.Fase terkonsentrat adalah
20.33% tembaga dan 16.77% kobalt, pengayaan tidak dicapai.
Gambar 1. Perubahan dalam Efisiensi Flotasi Menurut pH dalam
Foltasi Sampel C.Pada langkah berikutnya, prosedur flotasi
dilakukan untuk menguji efek densitas pulp. Penelitian dilakukan
pada pH 8.7 (parameter lainnya konstan) dan memflotasi 150 g, 200
g, dan 300 g sampel dari sampel C. Hasil eksperimen diberikan pada
Tabel 5.Tabel 5. Hasil Flotasi dari Sampel C**
Seperti yang terlihat pada tabel 5, hasil flotasi dari sampel
hingga 300 g/L densitas pulp cukup baik. Kemudian, partikel
kasar,1-2cm dibandingkan dengan 150um, dari bijih tembaga
teroksidasi yang menjadi subjek untuk proses sulfurisasi. Kemudian,
hasil sampel sulfur yaitu tanah lebih mudah untuk dihaluskan. Dalam
serangkaian uji, 1 kg bijih tembaga teroksidasi adalah subjek untuk
proses sulfurisasi dalam medium yang mengandung 30.62 g H2S +
200.00 g H2O (S1), 30.46 g H2S + 225.00 g H2O (S2) dan 38.29 g H2S
+ 250.00 g H2O (S3), masing- masing campuran. Sampel mengandung
tanah-100mesh, dan kemudian diflotasi yang menunjukkan pada pH 8.7
dibawah kondisi yang sama seperti uji flotasi sebelumnya. Hasil
diberikan pada Tabel 6.
Tabel 6. Hasil flotasi Bijih Sulfur tanpa Tanah**Seperti yang
terlihat pada Tabel 6, untuk sulfurisasi bijih kasar, dibutuhkan
H2S yang berlebih daripada yang dibutuhkan untuk partikel yang
lebih halus. Jadi, sulfurisasi 1 kg bijih, medium mengandung 38.30
g H2S + 250.00 g H2O yang digunakan. Menggunakan bijih sulfur lebih
mudah dibandingkan sengan bijih asli. Selain itu, efisiensi flotasi
cukup tinggi.5. Ukuran PartikelKetika sampel sulfur dianalisis
dengan menggunakan proses flotasi, hasil yang ditemukan yaitu
sebagai berikut.+120 mesh = 25.91%+200 mesh = 38.82%
+140 mesh = 32.51%-200mesh = 4.80%
Penelitian flotasi dilakukan menggunakan ukuran partikel
distribusi.6.KesimpulanTemuan penelitian ini adalah sebagai
berikut.1.Pengayaan tidak dapat dicapai dengan flotasi bijih
asli.2.Penemuan metode hidrometalurgi tidak ekonomis untuk tembaga
dan kobalt.3.Untuk pengayaan dengan flotasi, dipahami bahwa
permukaan baru diperlukan.4.Ditentukan bahwa efisiensi meningkat
dengan flotasi sampel diperoleh dari sulfurisasi bijih tembaga
teroksidasi, berukuran sampai-100mesh, dengan sesuai jumlah H2S.
Misalnya untuk sulfurisasi 1 kg bijih disaring, harus digunakan
38.30 g H2S + 250.00 g H2O.5.Ketika flotasi tembaga, kobalt, dan
sulfur dilakukan pada pH 8.7, efisiensi maksimum diperoleh (sekitar
100% untuk 3 elemen).6.Peningkatan efisiensi dalam flotasi sampel
sulfur tidak hanya terbatas pada bijih tembaga teroksidasi, flotasi
bijih tembaga yang berbeda juga telah dicapai dengan efisiensi
tinggi. Jumlah H2S digunakan sesuai dengan komposisi bijih tembaga
ditentukan secara eksperimental.7.Kita tidak perlu menggunakan
flotasi selektif mengikuti flotasi kolektif karena kita
mengembangkan metode ekonomis yang baru untuk menemukan tembaga dan
kobalt dari fase konsentrat setelah menggunakan flotasi
kolektif.8.Beberapa perubahan terjadi dalam komposisi bijih selama
proses sulfurisasi, termasuk degradasi dalam strukturspinal,
reduksiion-ionpada beberapahigh state, dan perbedaan struktur
kristal. Akibatnya, senyawa sulfida yang terbentuk, dan derajat
kebebasan meningkat setelah treatment. Senyawa sulfida yang
terbentuk dengan cara ini akan lebih mudah menyerapcollectordan
melampirkan busa lebih mudah, sehingga akan mengapung. Oleh karena
itu, proses sulfurisasi diaplikasikan sebelum
flotasi.2.11Keunggulan dan Kekurangan dari FlotasiKeunggulan dari
proses pengapungan (flotasi) adalah pada umumnya cukup efektif pada
bijih dengan ukuran yang cukup kasar (28 mesh) yang berarti bahwa
biaya penggilingan bijih dapat diminimalkan. Froth flotation sering
digunakan mengkonsentrasi emasbersama-samadengan logam lain seperti
tembaga, timah dan seng. Partikel emas dari batuan okosida biasanya
tidak merespon dengan baik namun efektif terutama bila dikaitkan
dengan emas sulfida seperti pyrite, metode flotasi mampu memecahkan
bijih yang tidak dapat diolah dengan menggunakan metode pengolahan
mineral konvensional.Kekurangan dari metode flotasi ini
adalahtingginya biaya investasi infrastruktur, biaya produksi juga
lebih tinggi. Perkiraan bahwa hukum segregasi investasi dalam
infrastruktur adalah sekitar dua kali pabrik flotasi dari kapasitas
yang sama, biaya produksi akan menjadi 2 sampai 3 kali lebih
tinggi. Segregasi dalam pengobatan bijih tembaga oksida tahan api,
tembaga kelas dalam bijihharus lebih besar dari 2% untuk
mendapatkan hasil yang lebih baik ekonomi. Metode pemisahan
digunakan untuk menyelesaikan hanya mereka yang sebaliknya tidak
dapat memproses bijih. Oleh karena itu, sebelum menggunakan metode
ini untuk menangani pengolahan bijih untuk sebuah studi
komprehensif, jika metode pengobatan lain, tidak disukai hukum
segregasi.
BAB IIIPENUTUP3.1 KesimpulanFlotasi adalah suatu proses dimana
padatan, cairan atau zat terlarut dibawa ke permukaan larutan
dengan penggunaan gelembung udara.Jenis-jenisflotasi yaitu Aerasi
pada tekanan atmosfer (air flotation), Dissolved Air Flotation
(DAF), dan Vacum Flotation. Prinsip flotasi yaitu Penempelan
partikel (mineral) pada gelembung udara, gelembung mineral harus
stabil, ada sifat Float dan sink. Faktor faktor yang mempengaruhi
flotasi adalah Ukuran partikel, pH larutan, surfaktan, bahan kimia
lainnya misalnya koagulan, laju udara, ukuran gelembung udara,
ketebalan lapisan buih, serta penambahan reagen
kimia.Macam-macamsel flotasi yaitu agitation cell, sub aeration
cell, pneumatic cell, vacum and pressure cell, cascade cell.
Mekanisme flotasi didasarkan pada adanya pertikel mineral yang
dibasahi (hidropilik) dengan partikel mineral yang tidak dibasahi
(hidropobik). Partikel partikel yang basah tidak mengapung dan
cenderung tetap berada dalam fasa air. Di lain pihak partikel
perikel hidropobik (tidak dibasahi) menempel pada gelembung , naik
ke permukaan, membentuk buih yang membentuk partikel dan
dipisahkan. Aplikasi flotasi yaitu aplikasi baru untuk flotasi dari
Bijih Tembaga Teroksidasi. Keunggulan metode flotasi mampu
memecahkan bijih yang tidak dapat diolah dengan menggunakan metode
pengolahan mineral konvensional. Kekurangan dari metode flotasi ini
adalahtingginya biaya investasi infrastruktur, biaya produksi juga
lebih tinggi.3.2 SaranSebaiknya pembaca mencari sumber referensi
yang lain untuk memperluas khazanah berpikir pembaca mengenai
metode flotasi dan contoh aplikasinya.DAFTAR PUSTAKAAris Mukimin,
2006, Pengolahan Limbah Industri Berbasis Logam dengan Teknologi
Elektrokoagulasi Flotasi, Program Magister Ilmu Lingkungan,
Universitas Diponegoro SemarangMetcalf dan Eddy, 1991, Wastewater
Engineering: Treatment, Disposal and Reuse, McGrawHill, New
YorkOthmer, Kirk, 1998,Consise Encyclopedia of Chemical Technology,
John Wiley and Sons, Inc., New York.Rich, Linvil G. 1961. Unit
Operations of Sanitary Engineering. New York, USA: John Wiley &
Sons Inc.Ziyadanogullari, Recep and Firat Aydin, 2005,A New
Application For Flotation Of Oxidized Copper Ore, Dicle University,
Faculty of Science and Art, Chemistry Department, Turkey, Vol. 4,
No. 2, pp67-73,2005.