BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas kepenulisan tak bisa dilepaskan dari rangkaian aktivitas pembelajaran. Bagi para penuntut ilmu, menulis adalah salah satu cara mengakselerasi peningkatan pemahaman karena menulis berarti menuangkan kembali semua ilmu dan pengetahuan tentang suatu tema yang pernah ditampung dalam pikiran. Ada sebuah analogi antara menuntut dan menulis dengan sistem pencernaan. Saat menerima ilmu pengetahuan, otak menerima input ‘makanan’. Ilmu dan pengetahuan yang merupakan ‘makanan’ tersebut akan diolah dan dicerna oleh ‘alat pencernaan’, yaitu di dalam otak manusia. Dari hasil proses ‘pencernaan’ akan diperoleh kesimpulan baru, wawasan baru, atau sistematika pengetahuan baru yang kemudian disimpan rapi dalam memori. Pengetahuan dan ilmu tersebut disimpan dalam ingatan dan siap di -recall jika sewaktu-waktu diperlukan. Namun, jangan sampai pengetahuan yang tersimpan dalam memori ini dibiarkan begitu saja tanpa sering digunakan. Jika demikian, suatu saat memori tersebut akan mengalami degradasi sehingga data-data pengetahuan yang dimiliki akan lenyap sedikit demi sedikit. Menulis merupakan salah satu cara untuk memperkuat penyimpanan di memori ingatan. Dengan menulis, simpanan pengetahuan itu dikeluarkan lagi dan dirangkai atau 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Aktivitas kepenulisan tak bisa dilepaskan dari rangkaian aktivitas pembelajaran.
Bagi para penuntut ilmu, menulis adalah salah satu cara mengakselerasi peningkatan
pemahaman karena menulis berarti menuangkan kembali semua ilmu dan pengetahuan
tentang suatu tema yang pernah ditampung dalam pikiran.
Ada sebuah analogi antara menuntut dan menulis dengan sistem pencernaan. Saat
menerima ilmu pengetahuan, otak menerima input ‘makanan’. Ilmu dan pengetahuan yang
merupakan ‘makanan’ tersebut akan diolah dan dicerna oleh ‘alat pencernaan’, yaitu di
dalam otak manusia. Dari hasil proses ‘pencernaan’ akan diperoleh kesimpulan baru,
wawasan baru, atau sistematika pengetahuan baru yang kemudian disimpan rapi dalam
memori. Pengetahuan dan ilmu tersebut disimpan dalam ingatan dan siap di-recall jika
sewaktu-waktu diperlukan. Namun, jangan sampai pengetahuan yang tersimpan dalam
memori ini dibiarkan begitu saja tanpa sering digunakan. Jika demikian, suatu saat memori
tersebut akan mengalami degradasi sehingga data-data pengetahuan yang dimiliki akan
lenyap sedikit demi sedikit. Menulis merupakan salah satu cara untuk memperkuat
penyimpanan di memori ingatan. Dengan menulis, simpanan pengetahuan itu dikeluarkan
lagi dan dirangkai atau dikombinasikan menghasilkan pemahaman baru yang lebih
mendalam.
Bagaimana dengan kalangan akademisi yang kesehariannya berkecimpung dengan
ilmu pengetahuan melalui kegiatan-kegiatan akademik dan ilmiah mereka? Semestinya itu
semua disempurnakan dengan produk-produk tulisan sebagai output dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan sehingga dapat melipatgandakan manfaat ilmu yang diperoleh. Dalam hal
ini, tulisan ilmiahlah salah satu produknya.
Penulisan karya ilmiah memerlukan persyaratan formal dan materiil. Persyaratan
formal menyangkut kebiasaan yang harus diikut dalam penulisan, sedangkan persyaratan
materiil menyangkut isi tulisan. Sebuah tulisan akan mudah dipahami dan menarik apabila
isi dan cara penulisannya memenuhi persyaratan. Dalam makalah ini, akan dibahas dasar-
1
dasar teori penulisan karya ilmiah sebagai output ilmu pengetahuan yang seharusnya
dipahami oleh tiap-tiap mahasiswa ‘kalangan akademis’.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini antara lain :
a. Apakah karya tulis ilmiah itu?
b. Apa saja jenis-jenis karya ilmiah serta prinsip-prinsip karya ilmiah tersebut?
c. Bagaimana sistematika struktur karya ilmiah?
d. Bagaimana langkah-langkah penulisan karya ilmiah?
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
a. Mengetahui apa itu karya tulis ilmiah.
b. Mengetahui jenis-jenis karya ilmiah.
c. Memahami sistematika struktur karya ilmiah.
d. Memahami langkah-langkah penulisan karya ilmiah.
Manfaat penulisan makalah ini antara lain :
a. Memberikan pemahaman mengenai karya ilmiah.
b. Dapat dijadikan referensi pembelajaran mata kuliah Bahasa Indonesia, khususnya
materi “Menulis Karya Ilmiah”
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Karya Ilmiah
Menurut Brotowijoyo dalam Arifin (1985:8) karangan ilmiah adalah karangan ilmu
pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis berdasarkan metodologi penulisan yang baik
dan benar. Sementara menurut UM dalam Lindawati (2009:34) “Karya Ilmiah adalah karya
tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui dalam bidang pengetahuan, teknologi, atau seni
yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah, dan telah mengikuti pedoman
atau konvensi ilmiah yang telah disepakati atau ditetapkan”.
Karya ilmiah (scientific paper) juga merupakan laporan tertulis yang memaparkan
hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan
memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat
keilmuan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian atau
pengkajian selanjutnya. Dengan demikian, karya ilmiah merupakan tulisan yang sangat
perlu dengan beberapa alasan mendasar, antara lain :
Aktualisasi diri dalam proses pembelajaran
Aktivitas belajar bukan hanya terpaku dengan mengumpulkan ilmu pengetahuan dan
wawasan semata. Namun, hal yang penting dalam pembelajaran adalah praktek dan
implementasi ilmu yang telah diperoleh agar mampu menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang muncul. Untuk
itu, dibutuhkanlah pengamatan dan analisis agar semua pertanyaan atau
permasalahan yang timbul dapat diselesaikan. Dari proses pembelajaran akan
dilahirkan banyak ide, solusi, serta alternatif penyelesaian terhadap berbagai
persoalan yang ada. Dalam hal ini, menulis karya ilmiah merupakan sarana untuk
melatih diri dalam mengungkapkan pikiran-pikiran secara tertib, sistematis dan
dapat dipertanggung jawabkan.
3
Publikasi hasil penelitian / kegiatan ilmiah
Hasil penelitian yang dipublikasikan akan dapat menjadi referensi bagi kalangan
akademisi atau ilmuwan lain dalam pengembangan ilmu pengetahuan yang terus-
menerus. Dengan demikian, penulisan karya tulis ilmiah dapat memberikan
sumbangan pada perkembangan ilmu pengetahuan.
Pendidikan masyarakat
Ilmu yang senantiasa berkembang dengan temuan-temuan baru akan menjadi sia-sia
jika tidak tersebar luas, hanya menjadi milik kalangan ilmuwan secara eksklusif.
Padahal tujuan pengembangan ilmu pengetahuan adalah digunakan untuk
kesejahteraan umat manusia. Oleh karena itu, hasil-hasil kegiatan akademis dan
keilmuan hendaknya disampaikan kepada seluruh lapisan masyarakat sehingga
seiring berjalannya waktu masyarakat bisa mengikuti perkembangan ilmu dan dapat
menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan.
Sebagai suatu tulisan yang sistematis, karya ilmiah memiliki beberapa karakteristik, yaitu:
a. Mengacu kepada teori
Artinya karya ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir /
kerangka pemikiran / acuan dalam pembahasan masalah. Fungsi teori antara lain:
Tolak ukur pembahasan dan penjawaban persoalan
Dijadikan data sekunder / data penunjang ( data utama ; fakta )
Digunakan untuk menjelaskan, mengekspos dan mendeskripsikan suatu gejala
Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis.
b. Berdasarkan fakta
Artinya setiap informasi dalam kerangka ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya dan
konkret.
c. Logis
Artinya setiap keterangan dalam kerangka ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki
dan diusut alasan-alasannya, rasional dan dapat diterima akal.
d. Objektif
4
Artinya dalam kerangka ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah
subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh
kepentingan baik pribadi maupun golongan.
e. Sistematis
Baik penulisan / penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan
secara rutin, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku,
terurut, dan tertib.
f. Sahih / Valid
Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut
aturan ilmiah yang berlaku.
g. Jelas
Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya,
gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan
keraguan-raguan dalam benak pembaca.
h. Seksama
Baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara
cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun
kecilnya.
i. Tuntas
Pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya
karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas.
j. Bahasanya Baku
Bahasa dalam kerangka ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yamg
dijadikan tolak ukur / standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa.
2.2. Prinsip-prinsip Karya Ilmiah
5
Untuk dapat membedakan apakah suatu karya tulis tergolong ilmiah atau nonilmiah,
terdapat prinsip-prinsip dalam sebuah karya ilmiah. Prinsip-prinsip karya ilmiah tersebuat,
yaitu :
1. Objektivitas
Pada prinsip yang pertama ini, penulis diharuskan untuk tidak mengemukakan
pendapatnya. Penulis harus bersikap jujur, terbuka, dan mengesampingkan
perasaannya. Segala sesuatu yang ditulisakan penulis harus apa adanya.
2. Empiris
Prinsip yang kedua, segala sesuatu yang dikemukakan penulis harus berdasarkan
fakta.
3. Rasional
Pada prinsip yang ketiga, penulis membahas sesuatu harus berdasarkan rasio atau
dapat diterima akal sehat, baik proses maupun cara penulisannya.
4. Deduktif dan Induktif
Pada prinsip yang terakhir, membahas mengenail penyimpulan penemuan. Dalam
penelitian digunakan hipotesis (sesuatu yang dianggap benar untuk mengutarakan
pendapat, tetapi kebenarannya belum bisa dibuktikan) untuk menuntun penelitian
dalam mengumpulkan data (deduktif). Setelah data terkumpul, peneliti mempelajari
datanya satu per satu, peneliti mengemukakan penemuannya melalui pendekatan
induktif (Hardjodipuro, 1982).
2.3. Jenis-Jenis Karya Ilmiah Ditinjau dari Bentuknya
Pada dasarnya karya ilmiah merupakan bentuk dokumentasi dan publikasi dari hasil-
hasil pemikiran dan penelitian. Bila ditinjau dari segi bentuknya karya ilmiah terdiri dari
beberapa jenis, antara lain :
Artikel
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Heri Jauhari (2001:66),
“Artikel adalah karya tulis lengkap, misalnya laporan berita atau esai di majalah,
surat kabar, dan sebagainya”. Artikel merupakan salah satu karya tulis ilmiah yang
paling sederhana dengan bahasan yang aktual dan umumnya kontroversial. Dari
pemilihan judul, sistematika penulisan sampai isi, sebuah artikel lebih sederhana dari
karya tulis ilmiah lainnya. Begitupun pemilihan kata dan ragam bahasa yang
6
digunakan lebih santai. Walaupun demikian, dalam artikel tetap diperlukan
penyelesaian yang memadai serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Seperti halnya karya ilmiah lainnya, artikel terdiri atas pendahuluan, isi, dan
penutup. Sistematika ketiga untur ini tidak diatur secara baku seperti pada makalah,
laporan, skripsi, tesis, dan disertasi. Sistematika penulisan artikel tidak ditandai
dengan bagian-bagian atau bab, hanya ditandai dengan peralihan paragraf.
Makalah
Makalah merupakan karya ilmiah yang pendek dibandingkan dengan karya
ilmiah lainnya (laporan, skripsi, tesis, dan laporan penelitian). Biasanya, makalah
dibuat karena tugas, permintaan, dan keinginan sendiri untuk kemudian dibacakan di
muka aumum atau dimuat pada suatu media cetak. Makalah hampir sama dengan
artikel. Hal yang membedakan terletak pada masalah yang diangkat, tidak harus
aktual dan kontroversial, serta sistematika yang lebih baku.
Laporan
Laporan adalah karya tulis ilmiah yang memaparkan data hasil temuan di
lapangan atau instansi perusahaan. Jenis karya ilmiah ini merupakan karya ilmiah
untuk jenjang diploma III (DIII).
Proposal Penelitian
Secara umum, proposal penelitian tidak jauh berbeda dengan penulisan
laporan, kecuali pada bab hasil dan penutup. Untuk proposal, bab hasil diganti
dengan bab rencana kerja yang berisi jadwal dan komponen pembiayaan; bab
penutup diisi dengan janji-janji keuntungan yang bakal diperoleh apabila penelitian
tersebut dilaksanakan. Selain itu, pada proposal belum ada halaman abstract atau
intisari.
Skripsi
Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis
berdasarkan pendapat orang lain (karya ilmiah S I). Karya ilmiah ini ditulis untuk
meraih gelar sarjana langsung (observasi lapangan) skripsi tidak langsung (studi
kepustakaan).
Penulisan skripsi berbeda dengan penulisan laporan. Jika laporan tidak
mengemukakan penafsiran, maka skripsi bertolak dari keinginan untuk
mengemukakan penafsiran dan analisa kenyataan-kenyataan. Skripsi tidak
membiarkan kenyataan-kenyataan itu sebagaimana adanya. la bergerak lebih jauh.
7
Dengan demikian maka skripsi harus mengemukakan kenyataan-kenyataan itu
dengan dasar logika. Artinya ia harus memandangnya dari konstruksi sebab-akibat.
Tidak sekedar mengetahui kenyataan tetapi memahami kenyataan tersebut dalam
hubungan sebab-akibat. Agar supaya penafsiran dan analisa dalam skripsi itu tepat,
diperlukan laporan tentang peristiwa dan kenyataan yang sah yang tidak mungkin
diragukan lagi. Tetapi skripsi tidak memuaskan diri dengan kenyataan dan peristiwa
belaka, bagaimanapun sahnya kenyataan dan peristiwa itu.
Sebuah skripsi, sama seperti sebuah tesis, harus dapat mengemukakan
persoalan. Tetapi berbeda dengan sebuah tesis, sebuah skripsi tidak bermaksud untuk
memecahkan persoalan yang dikemukakannya. Pemecahan masalah itu tidak
diperlukan di dalam skripsi, karena skripsi tidak akan sampai. kepada perumusan
kesimpulan atau tesis. Cukuplah jika ia dapat mengemukakan kenyataan peristiwa
yang diolah dari laporan yang sah dengan sistimatis dan dengan maksud untuk
mengemukakan masalah-masalah yang akan dianalisa dengan dasar-dasar logika.
Mengemukakan dan mengidentifikasi suatu masalah bukanlah sesuatu pekerjaan
yang mudah. Kesalahan dalam merumuskan masalah, berarti turunnya nilai skripsi,
dan tentu saja nilai ànalisa skripsi itu. Untuk mengemukakan kenyataan peristiwa,
masalah-masalah, dan analisa diperlukan suatu sistimatika formil dan disiplin
teoritis. Nilai masalah dan nilai analisa sebuah skripsi sama pentingnya dengan nilai
masalah dan nilai analisa dalam tesis.
Tesis
Tesis adalah karya tulis ilmiah yang mengungkapkan pengetahuan baru
dengan melakukan pengujian terhadap suatu hipotesis. Tesis ini sifatnya lebih
mendalam dari skripsi (karya ilmiah S II). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih
gelar magister.
Tesis berbeda dengan skripsi dalam suatu hal yang amat penting. Jika skripsi
tidak ditujukan untuk memecahkan masalah, inaka tesis justru bermaksud untuk
memecahkan masalah itu. Perbedaan ini amat fundamentil. Akan tetapi
persamaannya akan tampak dalam beberapa hal seperti berikut ini: (1) Baik skripsi
maupun tesis berdasarkan laporan kenyataan peristiwa yang sah dan sistimatis, (2)
Baik skripsi maupun tesis mengemukakan masalah yang harus benar dan memenuhi
syarat-syarat untuk suatu masalah, (3) Baik skripsi maupun tesis terikat kepada
sistimatika formil, (4) Baik skripsi maupun tesis harus tunduk kepada hukum-hukum
8
dan azas-azas logika ilmiah, (5) Baik skripsi maupun tesis harus berdasarkan dan
melalui metodologi yang benar.
Kelima persamaan, dan juga karakteristik, dari skripsi memperlihatkan bahwa
dalam hal-hal itu nilai skripsi tidak kalah dalamnya dengan tesis. Akan tetapi di
samping persamaan yang telah dikemukakan di atas, antara tesis dan skripsi terdapat
perbedaan-perbedaan. Perbedaan-perbedaan yang terpenting antara tesis dan skripsi:
(1) Tesis bermaksud dan didorong oleh tujuan untuk memecahkan persoalan yang
dikemukakannya, sedangkan skripsi tidak berdasarkan tujuan untuk memecahkan
masalah itu; (2) Analisa yang terdapat di dalam karangan tesis bertujuan untuk
mengambil kesimpulan dalam bentuk dalil, generalisasi, hukum, atau tesis,
sedangkan skripsi tidak bermaksud untuk menyusun dalil, generalisasi, hukum, atau
tesis; (3) Tinjauan atau wawasan tesis adalah lebih luas dari pada skripsi.
Materi tesis diisi dengan dasar-dasar teoritis yang erat hubungannya (langsung
dan sebagai pendukung) térhadap judul tesis. Selanjutnya hal itu dapat dielaborasi
dengan laporan riset dan analisa terhadap tujuan yang diselidiki dalam hubungannya
dengan hipotesa yang sejalan dengan proses pembuktian. Data yang dapat
dikumpulkan, dianalisa dan diinterpretasi. Dalam hal ini’ tesis berbeda dengan
laporan. Lain dari itu tesis harus memiliki masalah yang jelas yang akan
ditangani’penulis karangan tesis itu. Masalah harus dicari, diidentifikasi dan
dirumuskan dengan tepat. Karena tesis itu mengemukakan masalah, maka tesis
tersebut harus memiliki peralatan yang cocok untuk menunjang pemecahan masalah
itu.
Dalam menghadapi masalah yang telah dirumuskan, karangan tesis mesti dapat
menganalisanya dengan peralatan logika. Tesis dikemukakan dengan suatu metode
dan sistimatika tertentu. Karena nilai tesis itu terletak dalam perumusah kesimpulan,
maka kesimpulan yang diperolehnya harus didasarkan kepada pembuktian-
pembuktian yang tidak mungkin dibantah kebenaran-nya. Untuk mencapai
kesimpulan ini dapat dimulai dengan metode induktif, yaitu dengan melalui
penuturan deskriptif dan analisa. Atau dapat pula ‘dengan metode deduktif, yaitu
dimulai dengan dalil-dalil yang umum atau generalisasi substantif.
Hakekat tesis itu berdasaikan arti tesis yang sebenamya. Seperti kita ketahui,
istilah tesis dapat diartikan ke dalam dua pengertian: (1) Tesis didefinisikan sebagai
9
sebuah hipotesa, sebagai ketetapan atau pemyataan yang dikembangkan dan
dipertahankan, jika mungkin, oleh argumentasi. Dari pandangan ini, sebuah tesis
adalah percobaan pemecahan untuk masalah; dan (2) Sebuah tesis didefinisikan
sebagai karangan formil yang fungsinya adalah untuk menyampaikan suatu argumen
logis yang mendukung suatu pandangan spesifik, terutama, suatu pemecahan untuk
suatu masalah. Seperti hipotesa yang dikemukakannya, argumentasi yang
disampaikan itu haruslah hasil pemikiran dan berdasarkan penyelidikan penulis
sendiri.
Disertasi
Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan teori atau dalil baru
yang dapat dibuktikan berdasarkan fakta secara empiris dan objektif (karya ilmiah S
III). Karya ilmiah ini ditulis untuk meraih gelar doktor. Fungsi disertasi adalah untuk
menyelenggarakan suatu diskusi yang sistimatis tentang suatu subyek atau pokok
karangan. Ruang lingkupnya lebih luas dari pada tesis, dan gaya formilnya tidak
begitu kaku. Maksud sebuah disertasi adalah untuk mengemukakan suatu kritik,
penjelasan, atau penjernihan. Yaitu untuk mengemukakan suata pandangan yang
merupakan dalil. Membuat disertasi adalah untuk memperbincangkan, atau
membantah, dengan cara ilmu pengetahuan. Bertentangan dengan logika numgenai
alasan atau penalaran ilmiah formil di dalam tesis, penulis disertasi menangani
pokok atau subyek karangan kuranglebih bersifat didaktis. Ini jangan diartikan
bahwa disertasi itu tidak berdasarkan penalaran atau logika ilmiah.
Tesis dan disertasi yang baik menunjukkan hasil dari penyelidikan intelektuil.
Dasar-dasar keduanya akan berdiri kukuh jika studi, pemikiran, penyelidikan,
renungan dan pengertian-tulah menghasilkan hipotesa atau pemikiran yang dapat
diselidiki. Seandainya penyelidik melengkapkan dirinya dengan jaminan tentang
kebenaran untuk penjernihan dan pemecahan penyelidikan, maka tesis dan disertasi
dapat disusun.
Suatu tesis ditulis untuk mengukuhkan kebenaran suatu pemecahan terhadap
masalah, dengan argumentasi yang formil dan logis dalam pembuktian. Esensi
sebuah tesis adalah analisa konseptuil atau empiris, deduksi dan kesimpulan. Sebuah
disertasi sedikit banyak adalàh karangan formil dalam analisa, interpretasi, penilaian,
dan penjelasan pokok, subyek, atau ilmu pengetahuan atau pendapat. la dapat
10
bermaksud untuk menjernihkan ilmu pengetahuan atau menentukan pendapat.
Sebuah disertasi dapat berbentuk kritik, nórmatif, dugaan, atau bahkan spekulatif.
Membuat sebuah disertasi berarti menghubungkan suatu proses tentang argumentasi
dari premise kepada kesimpulan.
Penulis disertasi dapat menggunakan premise yang diambil dari pemikiran
logis yang tidak memiliki dasar empiris.16 Di dalam kata pengantar buku
disertasi, Risk, Uncertainty and Profit, tulisan Frank H. Knight, yang mendapat
hadiah disertasi doktoral, terdapat ucapan: “Adalah, sedikit yang secara fundamentil
baru di dalam buku ini. la menggambarkan suatu percobaan untuk menyata-kan
prinsip-prinsip esensiil dari doktrin ekonomi konvensionil lebih tepat, dan untuk
menunjukkan implikasi-implikasinya-lebih jelas, dari pada yang telah dikerjakan
sebelumnya. Yaitu obyeknya adalah penjernihan, bukan pembehtukan kembali; ia
adalah suatu studi dalam “teori murni”. Àdalah tidak tepat jika di dalam tesis,
penulis yang bersangkutan, mengadakan spekulasi bahwa dalam suatu saat per-
ekonomian liberalistis akan mendekati perekonomian sosialistis dan sebaliknya
perekonomian sosialistis akan mendekati perekonomian liberalistis. Tetapi sebuah
disertasi dapat mendiskusikan suatu spekulasi tentang pertanyaan apakah
perekonomian liberalistis dan perekonomian sosialistis akan saling mendekat. Dalam
diskusi itu ia dapat mengemukakan argumentasi yang timbul dari segala bukti yang
ada dalam segala aspek. Ia dapat sampai kepada kesimpulan yang definitif melalui
proses penalaran dan logika yang datang dari premise Perbedaan antara tesis dan
disertasi bukan terletak pada jenis karangan tetapi pada tingkat yang perlu dicapai.
Perbedaan itu akan tampak pula dalam hasil yang dicapãi oleh tesis dan skripsi,
seperti halnya hasil yang perlu dicapai oleh laporan dan skripsi. Laporan, skripsi,
tesis dan disertasi mempunyai karakteristik yang berbeda karena yang kemudian
adalah lebih jauh dan yang sebelumnya.
2.4. Jenis-jenis Karya Ilmiah Ditinjau dari Pembacanya
Ditinjau dari sasarannya atau pembacanya, karya ilmiah dapat dibedakan atas
a) karya ilmiah biasa dan b) karya ilmiah populer. Karya ilmiah biasa adalah karya
ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat tertentu/ professional, sedangkan karya
ilmiah yang ditujukan kepada masyarakat umum disebut kaya ilmiah popular (Amir,
2007:41).
11
a) Membaca Tulisan Ilmiah
Dalam membaca tulisan ilmiah, pembaca perlu memahami unsure – unsure
kebahasaan yang membangun tulisan itu, yaitu huruf, kata, kalimat dan paragraph.
Kesatuan beberapa huruf membentuk kata, kesatuan beberapa kata membentuk
kalimat dan kesatuan beberapa kalimat membentuk paragraph, dan kesatuan
beberapa paragraph membentuk wacana (dalam hal ini disebut tulisan).
Karena suatu tulisan dibangun dari beberapa paragraph, pembaca perlu
memiliki pengetahuan tentang paragraph. Pada bagian terdahulu telah diuraikan
tentang organisasi gagasan dalam paragraph dan antar paragraph. Maksud utama
membaca paragraph sebuah tulisan adalah untuk mengetahui gagasan/ide pokoknya.
Dengan demikian, pembaca dapat mengikuti alur berpikir penulis. Cara menentukan
ide pokok dapat dilihat dari kata (yang ada pada kalimat utama) yang diulangi
kembali diganti dengan kata ganti persona atau kata yang sama arti diikuti kata ganti
penunjuk pada kalimat – kalimat penjelas.
b) Karya ilmiah populer
Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian terdahulu, tulisan ilmiah yang
ditujukan kepada masyarakat umum disebut tulisan ilmiah popular (Amir, 2007:41).
Melengkapi pendapat Amir, Soeseno (1993: 1) mengemukakan bahwa tulisan ilmiah
popular adalah tulisan ilmiah yang disajikan dengan penuturan yang mudah
dimengerti.
Istilah popular digunakan untuk menyatakan sesuatu yang akrab dan
menyenangkan bagi populous (rakyat/masyarakat) atau disukai oleh orang
kebanyakan karena menarik dan mudah dipahami. Oleh karena itu, dalam
penuturannya, tulisan ilmiah popular harus lebih sederhana daripada tulisan ilmiah
biasa.
Tulisan ilmiah popular dapat dibedakan atas tiga jenis. Pertama, tulisan ilmiah
popular deskriptif yang membeberkan suatu pengetahuan sebagai kumpulan fakta
begitu saja dengan tujuan meningkatkan pengetahuan untuk pembaca. Tulisan ilmiah
popular seperti ini biasanya membeberkan fakta apa adanya, atau penemuan
mutakhir di bidang ilmu tertentu, tanpa banyak mempersoalkan bagaimana jalannya
proses penemuan atau hakikat hal yang dibeberkan itu.
Jenis kedua, tulisan ilmiah popular bentuk deskriptif yang diserati tentang
jalannya proses pembentukan,riwayat pembentukan, penjelasan mangapa dan
12
bagaimana sesuatu bisa terjadi . Jenis ketiga, tulisan ilmiah popular deskriptif yang
disertai proses terjadinya sesuatu, alasan maengapa bias terjadi, ditambah dengan
msalah yang muncul dan pemecahan masalah itu.
Untuk dapat memahami jenis tulisan ilmiah popular dalam kegiatan membaca,
perlu dipahami hal-hal yang terkait dengan pemahaman gagasan/ide pokok dalam
paragraph sebagaimana tulisan ilmiah.
Ciri-ciri Tulisan Ilmiah Populer dan Murni
Pada umumnya, tulisan ilmiah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu tulisan
ilmiah populer dan tulisan ilmiah murni.
Ciri-ciri dan karakteristik tulisan ilmiah populer, antara lain:
Adanya pesan yang dipergunakan untuk menarik perhatian pembaca, yang
dapat juga dikatakan bersifat persuasif. Hal ini disebabkan karena pada
umumnya pembaca yang ditargetkan ialah umum atau bukan spesialis di
bidang ahli mengenai topik bahasan yang ditulis.
Isi tulisan diusahakan untuk memikat pembaca agar yang bersangkutan tetap
terus membaca tulisan tersebut sampai selesai.
Penulis melakukan kontekstualisasi data hasil riset ke dalam tulisan tersebut
sehingga data dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca umum.
Bahasa yang dipergunakan bersifat umum dan tidak menggunakan
terminologi khusus yang hanya dipahami oleh ilmuwan atau kelompok
tertentu.
Biasanya struktur kalimat yang dipergunakan ialah kalimat aktif.
Gaya penulisan tidak baku.
Umumnya, informasi dipaparkan dalam bentuk narasi.
Uraian dipaparkan ke dalam bentuk umum yang dapat menarik, balk aspek
intelektual pembaca maupun menyentuh emosi pembaca yang bersangkutan.
Secara implisit, kadang mengandung pesan tertentu berupa keinginan penulis
agar pembaca melakukan tindakan tertentu.
Ciri-ciri tulisan ilmiah murni, antara lain:
Penulis berusaha memaparkan data apa adanya secara objektif.