BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangPenyakit Meniere dinamakan sesuai nama seorang
dokter Perancis, Prosper Meniere, yang pada tahun 1861 pertama kali
menerangkan mengenai trias gejala (vertigo tak tertahankan
episodik, tinitius, dan kehilangan pendengaran sensorineural
berfluktuasi) sebagai penyakit telinga dan bukan merupakan penyakit
sentral atau otak.Pada kebanyakan kasus, penyakit Meniere hanya
mempengaruhi satu telinga saja namun pada beberapa kasus dapat
terjadi pula pada kedua telinga dan dialami oleh 10% sampai 20%
dari pasien yang mengidap penyakit meniere.Penyakit Meniere secara
khas dapat terjadi mulai dari usia 20 sampai 50 tahun, baik pada
pria maupun wanita sama pengaruhnya dari penyakit ini. Namun pada
kelompok usia 40 dan 60 tahun lebih memiliki resiko yang besar
untuk terkena penyakit ini dibandingkan dengan kelompok usia yang
lainya, tetapi pada penyakit ini juga dapat menyerang berbagai
kelompok usia bahkan menyerang anak anak. The National Institute on
Deafness and Other Communication Disorders (NIDCD) memperkirakan
bahwa sekitar 615.000 orang di Amerika Serikat saat ini didiagnosis
dengan penyakit meniere dan 45.500 kasus baru didiagnosa di setiap
tahunnya.Penyakit Meniere menyebabkan rasa pusing yang hebat,
tinitus (telinga berdenging), tuli dan gangguan keseimbangan. Saat
ini tidak ada yang dapat menyebabkan penyakit meniere, akan tetapi
dengan membatasi konsumsi garam, perencanaan pola makan yang
seksama dan diuretik ringan dapat meredakan gejala Meniere.
B. Tujuan1. Tujuan UmumMenjelaskan asuhan keperawatan yang harus
diberikan kepada klien dengan sindrom Meniere.2. Tujuan Khususa.
Mahasiswa mampu memahami definisi dari sindrom Meniere.b. Mahasiswa
mampu memahami etiologi dari sindrom Meniere.c. Mahasiswa mampu
memahami Manifestasi klinis dari sindrom Meniere.d. Mahasiswa mampu
memahami penatalaksanaan dari sindrom Meniere.e. Mahasiswa mampu
memahami patofisiologi dari sindrom Meniere.f. Mahasiswa mampu
memahami asuhan keperawatan dari sindrom Meniere, meliputi:1)
Pengkajian2) Diagnosa Keperawatan3) Intervensi keperawatan4)
WOC
C. ManfaatDengan adanya makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu
memahami asuhan keperawatan pada klien dengan sindrom Meniere,
serta mampu mengimplementasikannya dalam proses keperawatan.
BAB IITINJAUAN TEORI
A. DefinisiPenyakit Meniere dinamakan sesuai nama seorang dokter
Perancis, Prosper meniere yang pada tahun 1981 pertama kali
menerangkan mengenai trias gejala (vertigo tak tertahankan
episodik, tinitus dan kehilangan pendengaran sensorineural
berfluktuasi) sebagai penyakit telinga dan bukan merupakan penyakit
sentral atau otak. (Brunner & Suddarth, 2002).Penyakit Maniere
adalah suatu kelainan labirin yang etiologinya belum diketahui dan
mempunyai trias gejala yang khas, yaitu gangguan pendengaran,
tinnitus dan serangan vertigo (Mansjoer, 2009).Penyakit Meniere
adalah gangguan kronis saluran semisirkular dan labirin telinga
dalam, tampak berhubungan dengan over produksi endolimfe di telinga
dalam (Elizabeth J Corwin, 2009).Penyakit Meniere adalah gangguan
telinga bagian dalam yang menyebabkan pusing berat (vertigo),
telinga berdenging (tinnitus), gangguan pendengaran, dan telinga
terasa penuh. Penyakit meniere biasanya hanya mempengaruhi satu
telinga.(NIDCD, 2010).Penyakit Meniere adalah penyakit kronis yang
ditandai dengan episode intermiten vertigo dengan sensorineural
terkait gangguan pendengaran, tinnitus dan sensasi tekanan
aural.(Joseph Manjaly, 2011)Penyakit meniere yang juga dikenal
sebagai hidrops endolimfatik, merupakan disfungsi labirintin yang
menyebabkan vertigo parah, kehilangan pendengaran sensorineural dan
tinitus. (William & Wilkins, 2011).Dari beberapa definisi di
atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit Meniere Disease
adalah penyakit yang juga dikenal sebagai hidrops endolympatik yang
merupakan gangguan kronis saluran semisirkular dan labirin telinga
dalam serta mempunyai trias gejala yang khas yaitu gangguan
pendengaran, telinga berdenging (tinitus) dan dapat menyebabkan
pusing berat (vertigo).B. Etiologi Penyakit ini disebabkan oleh
meningkatnya volume endolimfa pada skala media koklea atau disebut
dengan hidrops endolimfe. Peningkatan cairan tersebut (penyebab
terjadinya hidrops) diakibatkan oleh:1. Adanya gangguan kimia pada
cairan endolimfe dan gangguan klinik pada membran labirin. Pada
beberapa penelitian diketahui bahwa pasien dengan penyakit Meniere
memiliki kantung endolimfatik yang kecil dan memiliki daya absorpsi
cairan yang rendah sehingga dapat mengakibatkan peningkatan tekanan
pada telinga bagian dalam.2. Meningkatnya tekanan hidrostatik pada
ujung arteri3. Berkurangnya tekanan osmotik di dalam kapiler4.
Meningkatnya tekanan osmotik ruang ekstrakapiler5. Jalan keluar
sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan
endolimfa6. Infeksi telinga tengah7. Infeksi trakus respiratorius
bagian atas8. Trauma kepala9. Infeksi virus golongan
herpesviridae10. HerediterPenyakit Meniere bersifat idiopatik,
berikut akan dijelaskan mengenai penyebab yang dianggap dapat
mencetuskan penyakit Meniere yaitu :1. Virus Herves (HSV)Herves
virus banyak ditemukan pada pasien meniere. Terdapat laporan bahwa
12 dari 16 pasien meniere terdapat DNA virus herpes simplek pada
sakus endolimfatikusnya. 2. HerediterPada penelitian didapatkan 1
dari 3 orang pasien mempunyai orang tua yang menderita penyakit
meniere juga. Predisposisi herediter dianggap mempunyai hubungan
dengan kelainan anatomis saluran endolimfatikus atau kelainan dalam
sistem imun nya.
3. AlergiPada pasien meniere di dapatkan bahwa 30% diantaranya
mempunyai alergi terhadap makanan. Hubungan antara penyakit meniere
dengan alergi makanan adalah sakus endolimfatikus mungkin menjadi
organ target dari mediator yang dilepaskan pada saat tubuh
mengadakan reaksi terhadap makanan tertentu. Kompleks
antigenantibody mungkin mengganggu dari kemampuan filtrasi dari
sakus endolimfatikus. Ada hubungan antara alergi dan infeksi virus
yang menyebabkan hidrops dari sakus endolimfatikus.4. Trauma
KepalaJaringan parut akibat trauma pada telinga dalam dianggap
dapat mengganggu aliran hidrodinamik dari endolimfatikus. Anggapan
ini di perkuat dengan adanya pasien menieren yang mempunyai riwayat
fraktur tulang temporal.5. AutoimunYang biasanya menyebabkan gejala
meniere yang bersifat bilateral. Terdapat deposisi IgG pada kantung
eendolimfatik, peningkatan kompleks IgM, adanya komplemen C1q dan
penurunan kadar kompleks IgA pada serum.
C. Manifestasi KlinisPenyakit Meniere ditandai dengan empat
gejala yaitu kehilangan pendengaran sensorineural progresif,
fluktuatif, tinitus atau suara berdenging, perasaan adanya tekanan
atau rasa penuh dalam telinga dan vertigo tak tertahankan episodik
yang sering disertai mual dan muntah. Diagnosa meniere hanya bisa
ditegakkan bila ke empat gejala tersebut sudah muncul. Gejala
gejala penyakit meniere tersebut disebabkan oleh penumpukan cairan
di kompartemen dari telinga bagian dalam yang di sebut labirin.
Labirin sendiri berisi organ keseimbangan (kanalis
semisirkularis dan organ otolithic) serta pendengaran (koklea).
Labirin tersebut memiliki dua bagian yaitu labirin tulang dan
labirin membran. Labirin membran diisi dengan cairan yang disebut
endolymph yang berfungsi pada organ keseimbangan merangsang
reseptor sebagai tubuh bergerak, kemudian reseptor mengirimkan
sinyal ke otak mengenai posisi tubuh dan gerakan. Dalam koklea,
cairan dikompresi dalam merangsang reseptor dan getaran yang dapat
merangsang sel sel sensorik yang mengirimkan sinyal ke brain in
meniere. Penumpukan endolymph di labirin mengganggu sinyal
keseimbangan dan pendengaran normal antara telinga bagian dalam dan
otak. Kelainan ini menyebabkan vertigo dan gejala lain dari
penyakit meniere.Beberapa ahli menganggap ada dua sub penyakit
Meniere atipikal yaitu koklear dan vestibular.
NOTIPETANDA DAN GEJALA
1.Penyakit Meniere Vestibuler Vertigo hanya bersifat episodic
Penurunan respons vestibuler atau tak ada respons pada telinga yang
sakit Tak ada gejala koklear Tak ada kehilangan pendengaran
objektif Kelak dapat mengalami gejala dan tanda koklear
2.Penyakit Meniere Clasik Mengeluh vertigo Kehilangan
pendengaran sensorineural berfluktuasi. Tinnitus
3.Penyakit Meniere koklea kehilangan pendengaran berfluktuasi
tekanan atau rasa penuh aural tinnitus kehilangan pendengaran
terlihat pada hasil uji tak ada vertigo uji labirin vestibuler
normal kelak akan menderita gejala dan tanda vestibule
The American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery
juga membagi derajat kepastian diagnostik menjadi empat yaitu : 1.
Diagnosis pasti (Certain) ditandai dengan ditemukannya penyakit
definitif yang dikonfirmasi dengan histopatologis.2. Definitif
Meniere ditandai dengan dua atau lebih episode definitif vertigo
yang berlangsung minimal selama 20 menit dengan penurunan
pendengaran yang dipastikan dengan audiometri, ditambah tinitus,
rasa penuh pada telinga atau keduanya. 3. Probable Meniere ditandai
dengan terdapat satu episode definitif dari vertigo dan tanda dan
gejala lain. 4. Possible Meniere terjadi vertigo definitif tanpa
disertai penurunan pendengaran atau tuli sensori neural (fluctuatif
atau menetap) dengan disekuilibrium non definitif.
Tabel 1. Derajat Kepastian Diagnostik Penyakit Meniere
D. Faktor ResikoFaktor faktor resiko yang dapat mempengaruhi
penyakit Meniere adalah:1. Asosiasi genetik Penyakit Meniere
terlihat berjalan dalam keluarga di sekitar 10% dari kasus. Hal ini
dapat menunjukan bahwa mungkin ada hubungan genetik dengan penyakit
atau rusak gen sering diturunkan dalam keluarga.
2. Inveksi virusInveksi virus yang mengakibatkan meningitis atau
infeksi membran yang mengelilingi otak dan sumsum tulang yang juga
terhubung dalam sebab akibat penyakit Meniere.Infeksi oportunistik
lainnya yang dapat menyebabkan kondisi termasuk otoshyphilis atau
sifilis mempengaruhi telinga dan infeksi virus herpes simplek.1.
Alergi kecenderungan untuk makanan tertentu2. Ketidakseimbangan
kimia dalam cairan di dalam telinga dengan terlalu sedikit atau
terlalu banyak natrium maupun kalium.3. Cogans syndrome (kreatitis
interstisial non-syphilitic dan bilateral audiovestabular
defisit)4. Stres dan kecemasan yang dapat menyebabkan serangan akan
tetapi tidak langsung dapat menyebabkan penyakit.
E. KomplikasiPenyakit Meniere dapat menyebabkan komplikasi
yaitu:1. Tuli saraf unilateral2. Labirinitis3. Vertigo posisi
proksimal jinak (VJJP)4. Vertigo servicalSelain komplikasi yang
disebutkan di atas terdapat juga komplikasi bedah pada penderita
Meniere yaitu:1. Seperti bedah telinga lain: tuli, tinitus,
dizzines, paralise fasialis, hematoma, perdarahan, kebocoran csf ,
gangguan kecap.2. Injeksi gentamisin: tuli, otitis media, otorrhea,
perforasi MT menetap.3. Shunt sakus: komplikasi csf.4. Pemotongan
dan vestibular: komplikasi csf tertinggi, cedera nervus fasial dan
kokhlea.
F. PatofisiologisPada pemeriksaan histopatologi tulang temporal
didapatkan pelebaran dan perubahan pada morfologi pada membran
reissner. Terdapat penonjolan ke dalam skala vestibuli, terutama di
daerah apeks koklea (helikotrema). Sakulus juga mengalami pelebaran
yang dapat menekan utrikulus. Pada awalnya pelebaran skala media
dimulai dari apeks koklea, kemudian dapat meluas mengenai bagian
tengah dan basal koklea.Secara patologis, penyakit Meniere
disebabkan oleh pembengkakan pada kompartemen endolimfatik, bila
proses ini berlanjut dapat terjadi ruptur membran reissner sehingga
endolimfe bercampur dengan perilimfe. Hal ini meyebabkan gangguan
pendengaran sementara yang kembali pulih setelah membrana kembali
menutup dan cairan endolimfe dan perilimfe kembali normal. Hal ini
yang menyebabkan terjadinya ketulian yang dapat sembuh bila tidak
terjadinya serangan.Terjadinya Low tone Hearing Loss pada gejala
awal yang reversibel disebabkan oleh distorsi yang besar pada
daerah yang luas dari membrana basiler pada saat duktus koklear
membesar ke arah skala vestibuli dan skala timpani.
Pembengkakan kompartemen endolimfatikMekanisme terjadinya
serangan yang tiba-tiba dari vertigo kemungkinan disebabkan
terjadinya penonjolan-penonjolan keluar dari labirin membranasea
pada kanal ampula. Penonjolan kanal ampula secara mekanis akan
memberikan gangguan terhadap krista. Tinitus dan perasaan penuh di
dalam telinga pada saat serangan mungkin disebabkan tingginya
tekanan endolimfatikus.
Ruptur membrane reissner
Endolimfe bercampur dengan perilimfe
Gangguan pendengaran
Distorsi membrane basilerKetulian
Pembesaran skala vestibule dan skala timpani
G. PenatalaksanaanPenatalaksanaan meliputi menasehati untuk
mengubah gaya hidup dan kebiasaan atau penatalaksanaan pembedahan.
Namun penyakit Meniere bukan merupakan masalah yang membahayakan
jiwa; maka pasien dapat memilih untuk tidak melakukan tindakan
apapun sampai tahap tertentu selama pelaksanaan. Beberapa pasien
membaik bersama waktu, tak ada penyembuhan untuk penyakit Meniere,
penatalaksanaan dirancang untuk menghilangkan vertigo atau
menghentikan perkembangan atau menstabilkan penyakit.Pendekatan
penatalaksanaan meliputi rehabilitasi dan strategi diet selain
penanganan medis dan pembedahan. 1. DietBanyak pasien dapat
mengontrol gejala dengan mematuhi diet rendah garam (2000 mg/hari).
Jumlah natrium merupakan salah satu faktor yang mengatur
keseimbangan cairan dalam tubuh. Retensi natrium dan cairan dapat
memutuskan keseimbangan halus antara endolimfe dan parilimfe di
dalam telinga dalam. Garam natrium terdapat secara alamiah dalam
bahan makanan atau ditambahkan kemudian dalam waktu memasak atau
mengolah. Makanan berasal dari hewan biasanya lebih banyak
mengandung garam natrium dari pada makanan berasal dari tumbuh
tumbuhan. Garam natrium yang ditambahkan ke dalam makanan biasanya
berupa ikatan natrium chlorida atau garam dapur, mono sodium
glutamat atau vetsin, natrium bikarbonat atau soda kue, natrium
benzoat atau senyawa yang digunakan untuk mengawetkan daging
seperti cornet beef.a. Makanan yang di perbolehkan adalah:Semua
bahan makanan segar atau diolah tanpa garam natrium, yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan seperti: beras, kentang, ubi, mie tawar,
maezena, hunkwee, terigu, gula pasir. Kacang kacangan (kacang
hijau, kacang merah, kacang tanah, kacang tolo, tempe, tahu tawar,
oncom, minyak goreng, margarin tanpa garam, sayuran dan buah
buahan. Bumbu bumbu seperti bawang merah, bawang putih, jahe,
kemiri, kunyit, kencur, laos, lombok, salam, sereh, cuka.b. Makanan
yang perlu dibatasi adalah:Bahan makanan olahan dan mengandung
garam natrium seperti :Roti, biskuit, kraker, cake dan kue yang
dimasak dengan garam dapur atau soda, dendeng, abon, corned beef,
bacon, ham, ikan asin, ikan pindang, sarden, ebi, telur asin, keju,
kacang tanah, margarin, mentega, acar, asinan. Otak, ginjal paru
dan udang mengandung lebih banyak natrium.c. Kafein dan nikotin
merupakan stimulan vasoaktif, dan menghindarri kedua zat tersebut
dapat mengurangi gejala. Banyak pasien diminta menghindari alkohol
karena dapat memicu serangan. Ada kepercayaan bahwa serangan
vertigo dipicu oleh reaksi alergi terhadap ragi dalam alkohol dan
bukan karena alkoholnya sendiri.2. TerapiTindakan pengobatan untuk
vertigo terdiri atas:a. Terapi medis profilaksisTerapi medis
diarahkan untuk mengatasi proses penyakit yang mendasarinya atau
mengontrol serangan vertigo selama eksaserbasi penyakit.1)
Vasodilator, seperti asam nikotinat, papaverin hidroklorida
(pavabid), dan metantelin bromide (Banthine) tak terbukti secara
ilmiah mengurangi gejala penyakit Meniere. Vasodilator yang sering
digunakan adalah Betahistin HCL 8 mg 3 kali sehari, jika tidak
terdapat ulkus peptikum. Vasidilator digunakan akibat gangguan pada
endolimfe oleh kelainan vaskuler. Pada Betahistin meskipun dosis
obat ditingkatkan namun efek samping obat tetap ringan dan tidak
membutuhkan perubahan dalam strategi pengobatan.
2) AntikolinergikProbantin telah digunakan sebagai terapi
Meniere, karena teori bahwa hidrops endolimfatik disebabkan oleh
disfungsi susunan saraf autonom di telinga dalam.3) Penggunaan
Hormon TiroidPenggunan hormone tiroid di dasarkan atas teori bahwa
hipotiroidisme ringan adalah termasuk penyebab hidrops
endolimfatik.4) Pemberian VitaminPemberian vitamin berdasarkan atas
teori bahwa penyakit meniere akibat defisiensi vitamin. Vitamin
yang biasa diberikan adalah vitamin B kompleks, asam askorbat dan
senyawa sitrus bio-flavonoid (Lipoflavonoid).5) Program pantang
makananTerapi ini kadang digunakan pada Meniere yang bias
disebabkan akibat terjadinya suatu alergi makanan.b. Terapi
SimtomatikTerapi simtomatik ditujukan untukl menghentikan atau
mengurangi hebatnya serangan vertigo dan tanpa berdalih berusaha
mengoreksi sebab dasar penyakit Meniere.1) SedativeSedative dalam
dosis ringan seperti fenobirtal atau trankulizer seperti diazepam
(Valium) sering menolong pasien rileks dan menurunkan frekuensi
serangan vertigo dan dapat digunakan pada kasus akut untuk membantu
mengontrol vertigo namun karena sifat adiktifnya tidak digunakan
sebagai pengobatan jangka panjang.2) Antihistamine dan
antiemetikAntihistamin dan antiemetic tertentu efektif menghentikan
atau mengurangi keparahan serangan vertigo pada pasien Meniere.
Antihistamin yang sering diberikan adalah dimenhidrinat
(dramamine), siklizin (Marezine) dan antivert, yang menekan sistem
vestibular. Sedangkan antiemetic yang biasa digunakan adalah
antiemetic diferidol. Antiemetik seperti supositoria prometazin
(Phenergan) tidak hanya mengurangi mual dan muntah tapi juga
vertigo karena efek antihistaminnya.3) Depresan vestibulerDepresan
vestibuler digunakan unruk mencegah atau mengurangi keparahan
serangan vertigo dan untuk terapi pasien selama eksaserbasi
penyakit ini sampai terjadi remisi spontan.c. DiuretikaDiuretika
seperti Dyazide atau hidroklortiazid kadang dapat membantu
mengurangi gejala penyakit Meniere dengan menurunkan tekanan dalan
sistem endolimfe. Pasien harus diingatkan untuk makan-makanan yang
mengandung kalium, seperti pisang, tomat, dan jeruk ketika
menggunakan diuretik yang menyebabkan kehilangan kalium. d.
Pengobatan tekanan pulsaPengobatan tekanan pulsa, The Food and Drug
Administration (FDA) baru-baru ini menyetujui perangkat untuk
penyakit meniere yang cocok dengan telinga bagian luar dan
memberikan pulsa tekanan udara intermiten ke telinga tengah. Pulsa
tekanan udara tampaknya bertindak atas cairan endolymph untuk
mencegah pusing.3. LatihanRehabilitasi penting dilakukan, sebab
dengan melakukan latihan sistem vestibuler ini dapat sangat
membantu mengurangi gejala. Kadang-kadang gejala vertigo dapat
diatasi dengan latihan yang teratur dan baik. Orang-orang yang
karena profesinya dan menderita vertigo dapat diatasi dengan
latihan yang intensif sehingga gejala yang timbul tidak lagi
mengganggu pekerjaan sehari-hari.Ada beberapa latihan, yaitu :
Canalit Reposition Treatment (CRT) / epley manouver dan
brand-darroff exercise. Dari beberapa latihan ini kadang memerlukan
seseorang untuk membantunya tapi ada juga yang dapat dikerjakan
sendiri.Dari beberapa latihan, umumnya yang dilakukan pertama
adalah CRT jika masih terasa ada sisa baru dilakukan brand-darroff
exercis.
Gambar . Canalit Reposition Treatment (CRT) / epley manouver
4. Penatalaksanaan bedah.Meskipun kebanyakan pasien berhasil
ditangani dengan terapi konservatif, namun ada juga yang tetap
menderita serangan vertigo yang melumpuhkan. Bila serangan ini
mengganggu kualitas hidup, pasien direncanakan untuk menjalani
terapi bedah untuk perbaikan. Namun, kehilangan pendengaran,
tinitus, dan rasa penuh dalam telinga tetap berlanjut karena
penatalaksanaan bedah pada penyakit Meniere ditujukan untuk
menghilangkan serangan vertigo.Dekompresi sakus endolimfatikus atau
pintasan secara teoritis akan menyeimbangkan tekanan dalam ruangan
endolimfe. Pirau atau drain dipasang di dalam sakus endolimfatikus
melalui insisi postaurikuler. Telah dilaporkan adanya keberhasilan
sebesar 75% menghilangkan serangan vertigo (Meyerhoff & Rice,
1992). Prosedur ini disukai oleh banyak ahli otolaringologi sebagai
pendekatan bedah garis pertama terhadap vertigo pada penyakit
Meniere, karena relative sederhana dan aman dan dapat dilakukan
pada pasien rawat jalan.Obat ototoksik, seperti treptomisin atau
gentamisin, dapat diberikan kepada pasien dengan injeksi sistemik
atau infuse ke telinga tengah dan dalam. Angka keberhasilan
menghilangkan vertigo cukup tinggi, sekitar 85%, namun resiko
kehilangan pendengaran juga cukup tinggi. Prosedur perfusi telinga
dalam biasanya memerlukan rawat inap semalam di rumah sakit, dan
banyak pasien yang mengalami periode ketidakseimbangan yang
berlangsung selama beberapa minggu.Prosedur labirintektomi dengan
pendekatan transkanal dan trans-mastoid juga berhasil sekitar 85%
dalam menghilangkan vertigo, namun fungsi auditorius telinga dalam
juga hancur. Morbiditas tambahan sehubungan dikaitkan dengan
prosedur ini, dan beberapa ahli otologi merasa bahwa bila pasien
terancam risiko ini (mis, nervus, fasialis, kebocoran cairan
serebrospinal, kehilangan pendengaran total), prosedur yang
potensial lebih berhasil seperti pemotongan nervus vestibularis
(pemotongan nervus kranialis VIII) harus yang dilakukan.Pemotongan
nervus vestibularis memberikan jaminan tertinggi (sekitar 98%)
dalam menghilangkan serangan vertigo. Dapat dilakukan translabirin
(melalui mekanisme pendengaran) atau dengan cara yang dapat
mempertahankan pendengaran (suboksipital) atau fosa kranialis
medial), bergantung pada derajat hilangnya pendengaran. Kebanyakan
pasien dengan penyakit meniere yang sangat menderita akibat
serangan vertigo, biasanya sudah tidak mempunyai pendengaran sama
sekali atau sedikit sekali. Pemotongan saraf sebenarnya mencegah
otak menerima masukan dari kanalis semisirkularis. Prosedur ini
memerlukan rawat inap beberapa hari di rumah sakit.
Gambar Algoritma Tatalaksana Penyakit Meniere
Gambar Alur tatalaksana penyakit Meniere
H. Pemeriksaan DiagnostikPemeriksaan fisik biasanya normal
kecuali pada evaluasi nervus kranial ke VIII. Garpu tala (uji
Webber) akan menunjukan lateralisasi ke sisi berlawanan dengan sisi
yang mengalami kehilangan pendengaran (sisi yang terkena penyakit
meniere). Diagnosa penyakit Meniere biasanya didasarkan pada
riwayat bersama dengan hasil prosedur diagnostik
audiovestibuler.Uji laboratorium dan radiologistambahan dapat
dilakukan untuk menyingkirkan penyebab lain gejala seperti sifilis,
penyakit auto imun, stroke atau neuroma akustikus.Studi audiometrik
mengindikasikan kehilangan pendengaran sensorineural dan kehilangan
diskriminasi dan rekrutmen.Audiogram biasanya menunjukan kehilangan
pendengaran sensorineural pada telinga yang sakit. Dapat muncul
dalam bentuk pola Puncak Tombak, yang nampak seperti bukit atau
gunung, dan terlihat sebagai kehilangan pendengaran sensorineural
pada frekwensi rendah. Ketika penyakit bertambah berat, kehilangan
pendengaran menjadi lebih berat. Kadang audiogram dehidrasi
dilakukan dimana pasien diminta meminum zat penyebab dehidrasi,
seperti gliserol atau urea yang secara teoritis dapat menurunkan
jumlah hidrops endolimfe. Uji ini sangat berguna mendokumentasikan
sifat fluktuatif kehilangan pendengaran.Elektrokokleografi
menunjukan abnormalitas pada 60% pasien yang menderita penyakit
meniere. Elektronistagmogram bisa normal atau menunjukan penurunan
respons vestibuler. Namun tak ada uji diagnostik absolut untuk
penyakit meniere. Uji dehidrasi gliserol dan electrocochleography
atau Glycerol dehydration test and electrocochleography (EcoChG)
adalah tes diagnostik untuk penyakit Meniere. Kombinasi EcoChG dan
audiometri memiliki sensitivitas yang tinggi dalam diagnosis
penyakit Meniere.Setelah audiogram dasar dilakukan, pasien
diberikan 100 gram 95% gliserol dengan 100 gram air per oral,
kemudian Audiogram lain dilakukan 90 menit dan 3 jam kemudian. Tes
dianggap positif bila ada peningkatan dari 10 db atau lebih dalam
ambang nada-murni di dua atau lebih frekuensi, atau peningkatan 10%
dari speech audiometry.1. AudiologiPemeriksaan audiologi pada fase
awal dapat menunjukan tuli sensori neural nada rendah dan nada
tinggi. Seiring progesifitas penyakit 2. Glycerol dehydration test
and electrocochleography (EcoChG)Selama EcoChG, jarum elektroda
ditempatkan baik melalui promontorium membran timpani, atau pada
membran timpani, atau di liang telinga. Komponen yang diukur adalah
a) mikrofonik koklear, b) summating potential (SP), dan c)
potensial aksi (AP). Mikrofonik koklea dan summating potential
mencerminkanaktivitas bioelectrik koklea, sedangkan potensial aksi
mencerminkan aktivitas serat aferen distal dari N VIII.Rasio SP /
AP dihitung dan dilaporkan sebagai persentase. Cut-off kriteria.
Untuk rasio SP yang normal / amplitudo AP adalah 50% (0,5) untuk
jenis elektroda canal ear, 40% (0,4) untuk elektroda membran
timpani, dan 30% (0,3) untuk jenis elektroda transtympanic.
Peningkatan tingkat rasio SP / AP merupakan diagnosis penyakit
Meniere.
Gambaran hasi EcoChG pada telinga mormal (atas) dan pada hydrop
ear (bawah).11Computed tomography scan, magnetic resonance imaging,
dan sinar X meatus internal bisa diperlukan.
BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian1. Identitas KlienNama, tempat tanggal lahir, jenis
kelamin,umur, pekerjaan, nama ayah/ ibu, pekerjaan, alamat, agama,
suku bangsa, pendidikan terakhir.2. Keluhan UtamaVertigo.3. Riwayat
Penyakit SekarangTinitu:Suara meraung, seperti mesin atau bordering
dalam telinga. Biasanya tinnitus memburuk atau akan tampak tepat
sebelum timbulnya vertigo.Gangguan pendengaran: Suara-suara yang
keras mungkin menjadi tidak nyaman dan mungkin tampak menyimpang
pada telinga.4. Riwayat Penyakit dahuluTerjadi ketidak seimbangan
cairan telinga tengah yang abnormal yang di sebakan oleh
malabsorbsi dalam sakus endolinfatikus. Namun, ada bukti
menunjukkan bahwa banyak orang yang menderita penyakit Meniere
mengalami sumbatan pada duktus endolinfatikus. Apapun penyebabnya,
selalu terjadi hidrops endolinfatikus, yang merupakan pelebaran
ruang endolinfatikus. Baik peningkatan tekanan dalam sistem ataupun
ruktur membrane telinga dalam dapat terjadi dan menimbulkan gejala
Meniere.5. Riwayat KeluargaPada penelitian didapatkan 1 dari 3
orang pasien mempunyai orang tua yang menderita penyakit Meniere
juga. Predisposisi herediter dianggap mempunyai hubungan dengan
kelainan anatomis saluran endolimfatikus atau kelainan dalam sistem
imunnya.
B. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum2. Tanda-Tanda Vital Suhu,
Nadi, Tekanan,Darah, respiratory rate (RR)3. Pemeriksaan
pendengaranTes WeberUntuk membandingkan hantaran tulang antara
kedua telinga pasien.Pada pasien meniere pemeriksaan weber
mendapatkan hasil suara hanya terdengar pada telinga kiri.4.
Pemeriksaan per sistem :a. B1 : Breathing (Sistem Pernapasan)Bentuk
dadaPola nafas : normalSuara napas : normalRetraksi otot bantu
napas : tidak adaAlat bantu pernapasan : tidak adab. B2 : Blood
(Sistem Kardiovaskular)Irama jantung : regular; S1,S2tunggal.Akral
: normalTekanan darah : hipotensic. B3 : Brain (Sistem
Persyarafan)Tinitus, penurunan pendengaran, vertigod. B4 : Bladder
(Sistem Perkemihan)Normale. B5 : Bowell (Sistem Pencernaan)Asupan
nutrisi : terganggu akibat mual, muntah dan anoreksiaf. B6 : Bone
(Sistem Integumen dan Muskuloskeletal)Turgor kulit :
menurunMobilitas fisik : lemah, malaise
C. Pemeriksaan Penunjang (Pemeriksaan Diagnostik)1.
Pneumo-otoskopi untuk melihat ada tidaknya nistagmusa. Romberg
testb. Fukuda marching step testc. Dix-Hallpike test atau tes
kalori bitermal2. Audiogram3. Tes gliserinPasien diberi minum
gliserin 1,2 ml/ kg BB setelah diperiksa kalori dan audiogram.
Setelah 2 jam diperiksa kembali dan dibandingkan. Perbedaan
bermakna menunjukkan adanya hidrops endolimfatikus.4. Transtimpanic
ElektrokokleografiDapat menunjukkan abnormalitas pada 60% pasien
yang menderita penyakit Meniere.5. Politom ElektronistagmogramBisa
normal atau menunjukkan penurunan respons vestibuler.6. CT scan
atau MRI kepala7. Elektroensefalografi8. Stimulasi kalorik9.
Videonistagmography
D. TerapiTerapi kausalTerapi SimtomatikTerapi Rehabilitatif
E. Analisa dataNoNoDataEtiologiMasalah
1DS :-Klien mengatakan sering hausDO:-Penurunan
turgorkulit/lidah-Membran mukosa/kulitkering-Peningkatan denyut
nadi,penurunan tekanan darah,penurunanvolume/tekanan
nadi-Konsentrasi urinemeningkat-Temperatur tubuhMeningkatPenyakit
Meniere
Merangsang Equilibrum pada system vestibuler
Rangsangan diteruskan ke pusat vestibuler di korteks
Merangsang kemoreseptor trigerzone area dekat medulla dan pusat
muntah dimedula oblongata
Mual muntah berulang-ulang
Kehilangan cairan secara aktif
Defisit volume cairanDefisit Volume Cairan
2Data subjektif:Klien mengeluh pusingData objektif:Terlihat
ketidak seimbangan pada klien saat berjalanPenyakit Meniere
Gangguan vestibular
Hantaran impuls ke serebelar (vestibular center) terganggu
Fungsi kordinasi/ keseimbangan Serebelar
Timbul Perasaan berputar/seolah-olah benda berputar
mengitarinyaKesulitan keseimbangan tubuhResiko InjuryResiko
injury
3Data Subjektif:Klien mengeluh takut penyakitnya tidak dapat
disembuhkanKlien mengeluh tidak bisa tidurData Objektif:-Kontak
mata kurang-Penurunan TD dan denyutnadi-klien terlihat
gemetar-klien terlihat bingung-Bloking dalam pembicaraan
Penyakit Meniere
Ketidak mampuan mengatasi vertigo berulang dan menetap
Tekanan psikologis
Stressor meningkat
KecemasanCemas berhubungan dengan stressor meningkat
F. Diagnosa keperawatan1. Defisit volume cairan berhubungan
dengan kehilangan volume cairan secara aktif2. Resiko Injuri bd
kesulitan keseimbangan tubuh3. Cemas berhubungan dengan stressor
meningkat
G. Intervensi keperawatanDiagnosa Keperawatan/Masalah
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria HasilIntervensi
Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume
cairan secara aktif
DS :-Klien mengatakan sering hausDO:-Penurunan
turgorkulit/lidah-Membran mukosa/kulitkering-Peningkatan denyut
nadi,penurunan tekanan darah,penurunanvolume/tekanan
nadi-Konsentrasi urinemeningkat-Temperatur tubuhmeningkat
NOC: Fluid balance Hydration Nutritional Status : Foodand Fluid
IntakeSetelah dilakukan tindakankeperawatan selama..defisit volume
cairanteratasi dengan kriteriahasil: Mempertahankan urineoutput
sesuai denganusia dan BB, BJ urinenormal, Tekanan darah, nadi,suhu
tubuh dalam batasnormal Tidak ada tanda tandadehidrasi,
Elastisitasturgor kulit baik,membran mukosalembab, tidak ada
rasahaus yang berlebihan Orientasi terhadapwaktu dan tempat baik
Jumlah dan iramapernapasan dalambatas normal Elektrolit, Hb,
Hmtdalam batas normal pH urin dalam batasnormal Intake oral
danintravena adekuatNIC :Pertahankan catatan intake danoutput yang
akuratMonitor status hidrasi (kelembabanmembran mukosa, nadi
adekuat,tekanan darah ortostatik ), jikadiperlukanMonitor hasil lab
yang sesuaidengan retensi cairan (BUN , Hmt ,osmolalitas urin,
albumin, totalprotein)Monitor vital sign setiap 15menit
1jamKolaborasi pemberian cairan IVMonitor status nutrisiBerikan
cairan oralBerikan penggantian nasogatriksesuai output (50
100cc/jam)Dorong keluarga untuk membantupasien makanKolaborasi
dokter jika tanda cairanberlebih muncul meburukAtur kemungkinan
tranfusiPersiapan untuk tranfusiPasang kateter jika perluMonitor
intake dan urin outputsetiap 8 jam
Resiko Injuri bd kesulitan keseimbangan tubuhData
subjektif:Klien mengeluh pusing
Data objektif:Terlihat ketidak seimbangan pada klien saat
berjalan
NOC :Risk KontrolImmune statusSafety BehaviorSetelah dilakukan
tindakankeperawatan selama.Klien tidak mengalamiinjury dengan
kriterianhasil: Klien terbebas daricedera Klien mampumenjelaskan
cara/metodeuntukmencegahinjury/cedera Klien mampumenjelaskan factor
risikodari lingkungan/perilakupersonal Mampumemodifikasigaya
hidupuntukmencegah injury Menggunakan fasilitaskesehatan yang ada
Mampu mengenaliperubahan statuskesehatanNIC : Environment
Management(Manajemen lingkungan) Sediakan lingkungan yang aman
untukpasien Identifikasi kebutuhan keamanan pasien,sesuai dengan
kondisi fisik dan fungsikognitif pasien dan riwayat
penyakitterdahulu pasien Menghindarkan lingkungan yangberbahaya
(misalnya memindahkanperabotan) Memasang side rail tempat tidur
Menyediakan tempat tidur yang nyamandan bersih Menempatkan saklar
lampu ditempatyang mudah dijangkau pasien. Membatasi pengunjung
Memberikan penerangan yang cukup Menganjurkan keluarga untuk
menemanipasien. Mengontrol lingkungan dari kebisingan Memindahkan
barang-barang yang dapatmembahayakan Berikan penjelasan pada pasien
dankeluarga atau pengunjung adanyaperubahan status kesehatan
danpenyebab penyakit.
Kecemasanberhubungandengan Stressor meningkatData
Subjektif:Klien mengeluh takut penyakitnya tidak dapat
disembuhkanKlien mengeluh tidak bisa tidurData Objektif:-Kontak
mata kurang-Penurunan TD dan denyutnadi-klien terlihat
gemetar-klien terlihat bingung-Bloking dalam pembicaraan
NOC :- Kontrol kecemasan- KopingSetelah dilakukan asuhanselama
klienkecemasan teratasi dgnkriteria hasil: Klien
mampumengidentifikasi danmengungkapkan gejalacemas
Mengidentifikasi,mengungkapkan danmenunjukkan tehnikuntuk
mengontolcemas Vital sign dalam batasnormal Postur tubuh,
ekspresiwajah, bahasa tubuhdan tingkat
aktivitasmenunjukkanberkurangnyakecemasanNIC :Anxiety Reduction
(penurunankecemasan)Gunakan pendekatan yangmenenangkanNyatakan
dengan jelas harapanterhadap pelaku pasienJelaskan semua prosedur
dan apayang dirasakan selama prosedurTemani pasien untuk
memberikankeamanan dan mengurangi takutBerikan informasi faktual
mengenaidiagnosis, tindakan prognosisLibatkan keluarga
untukmendampingi klienInstruksikan pada pasien untukmenggunakan
tehnik relaksasiDengarkan dengan penuh perhatianIdentifikasi
tingkat kecemasanBantu pasien mengenal situasi yangmenimbulkan
kecemasanDorong pasien untukmengungkapkan perasaan,
ketakutan,persepsi
BAB IVPENUTUP
A. KesimpulanPenyakit Meniere dinamakan sesuai nama seorang
dokter Perancis, Prosper Meniere, yang pada tahun 1861 pertama kali
menerangkan mengenai trias gejala (vertigo tak tertahankan
episodik, tinitius, dan kehilangan pendengaran sensorineural
berfluktuasi) sebagai penyakit telinga dan bukan merupakan penyakit
sentral atau otak. Etiologi penyakit Meniere tidak diketahui, namun
terdapat berbagai teori termasuk pengaruh neurokimia dan hormonal
abnormal-abnormal pada aliran darah yang menuju ke labirin,
gangguan elektrolit dalam cairan labirin, reaksi alergi, dan
gangguan autoimun. Beberapa ahli menyalahkan gangguan mikrovaskular
di telinga dalam sehingga terjadi peningkatan di atas normal kadar
metabolit (glukosa, insulin, trigliserida, dan kolesterol) dalam
darah.Penyakit Meniere masa kini dianggap sebagai keadaan dimana
terjadi ketidakseimbangan cairan telinga tengah yang abnormal yang
disebabkan oleh malabsorbsi dalam sakus endolimfatikus. Namun, ada
bukti menunjukkan bahwa banyak orang yang menderita penyakit
Meniere mengalami sumbatan pada duktus endolimfatikus. Apapun
penyebabnya, selalu terjadi hidrops endolimfatikus, yang merupakan
pelebaran ruang endolimfatikus. Baik peningkatan tekanan dalam
sistem ataupun rupture membran telinga dalam dapat terjadi dan
menimbulkan gejala Meniere, seperti trauma, infeksi, alergi, dan
fistula perilimfe, dan otosklerosis.
B. SaranDemikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan
makalah ini dapat menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami
tentang pokok bahasan makalah ini bagi para pembacanya dan
khususnya bagi penyusun.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua.
33