MAKALAH MATA KULIAH AZAS-AZAS MANAJEMEN “ PENERAPAN PROSES POAC DALAM PELAKSANAAN SERAH TERIMA JABATAN HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL PERIODE 2014 ” OLEH : AUDI MUHAMMAD ( 14010413140089 ) AMRINA ROSYADA ( 14010413130094 ) ADDIEN MIRZA PRATAMA (14010413140066 ) KADEK NARAISWARI ANGGUN SAPUTRI ( 14010413140078 ) TRI PUJI ASTUTIK ( 1401041110067 ) WAKHID APRIZAL MA’RUF ( 14010413140064 )
26
Embed
MAKALAH MATA KULIAH AZAS-AZAS MANAJEMEN " PENERAPAN PROSES POAC DALAM PELAKSANAAN SERAH TERIMA JABATAN HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL PERIODE 2014 " OLEH
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH MATA KULIAH AZAS-AZAS MANAJEMEN
“ PENERAPAN PROSES POAC DALAM PELAKSANAAN SERAH
TERIMA JABATAN HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN
INTERNASIONAL PERIODE 2014 ”
OLEH :
AUDI MUHAMMAD
( 14010413140089 )
AMRINA ROSYADA
( 14010413130094 )
ADDIEN MIRZA PRATAMA
(14010413140066 )
KADEK NARAISWARI ANGGUN SAPUTRI
( 14010413140078 )
TRI PUJI ASTUTIK
( 1401041110067 )
WAKHID APRIZAL MA’RUF
( 14010413140064 )
20
PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014
PENDAHULUAN
Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional adalah organisasi
di program studi Hubungan Internasional yang menjadi wadah
dari kreativitas dan aspirasi Mahasiswa program studi Hubungan
Internsional, dimana diharapkan anggotanya menjadi mahasiswa
yang kreatif, berpotensi,aktif, dan dipersiapkan sebagai kader
perubahan yang mampu membawa nama program studi ke kancah
Internasional.
Sebagai perwujudan dari salah satu program kerja Himpunan
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Diponegoro yaitu
melaksanakan Serah Terima Jabatan. Pada dasarnya pelaksanaan
Serah Terima Jabatan Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional
Universitas Diponegoro diarahkan untuk penyegaran organisasi
dalam rangka pembinaan personil untuk mengembangkan
kepemimpinan dengan berbagai improvisasi dan inovasi serta
daya kreativitas serta memberi kesempatan kepada generasi
penerus untuk belajar menjadi pemimpin yang proaktif dan
sinergi sehingga dapat menghasilkan organisasi yang sehat
serta dinamis sesuai dengan tujuan dan sasaran Himpunan
Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Diponegoro.
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
A. DASAR PELAKSANAAN
1. Tri Dharma Perguruan Tinggi
2. Program Kerja Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional
Universitas Diponegoro periode 2013.
3. Program Kerja Atase Muda Himpunan Mahasiswa Hubungan
Internasional Universitas Diponegoro periode 2013.
4. Rapat Koordinasi Panitia.
B. NAMA KEGIATAN
“SERAH TERIMA JABATAN PENGURUS
HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL 2013”
C. TUJUAN KEGIATAN
Adapun tujuan kegiatan acara ini sebagai berikut:
1. Membubarkan secara resmi kepengurusan HMHI 2013 dan
menggantikannya dengan kepengurusan yang baru HMHI 2014
2. Mempererat hubungan kekeluargaan dan hubungan kerja antar
pengurus HMHI
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
3. Membangun kerjasama dalam berkoordinasi sesama pengurus
HMHI
4. Memberikan pengetahuan dasar dan aspek-aspek tentang
kepengurusan HMHI secara umum maupun khusus
5. Menumbuhkan rasa kecintaan terhadap Jurusan Hubungan
Internasional
6. Menciptakan loyalitas, integritas, dan dedikasi yang tinggi
terhadap jurusan Hubungan Internasional.
D. SASARAN KEGIATAN
Semua Pengurus Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional
Angkatan 2011, 2012, dan 2013 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Diponegoro.
E. BENTUK KEGIATAN
1.Evaluasi Kegiatan HMHI periode 2012-2013
2.Penyerahan jabatan dari Badan Pengurus Harian ( BPH )
2012-2013 ke
2013-2014
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
3.Team Building dalam bentuk kegiatan luar ruangan
F. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Tanggal: Sabtu dan Minggu, 11-12 Januari 2014
Tempat : Wisma Langen Werdhasih - Ungaran
PEMBAHASAN
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
Perencanaan merupakan bagian penting dalam sebuah
manajemen organisasi. Perencanaan adalah landasan yang menjadi
acuan pelaksanaan kegiatan organisasi. Perencanaan dilakukan
untuk merumuskan apa sesungguhnya yang ingin dicapai oleh
organisasi dan bagaimana cara meraihnya.1
“Planning is a process that involves defining the
organization’s goals, establishing an overall strategy for
achieving those goals, and developing a comprehensive set of
plans to intergrate and coordinate organizational work.”
(Robbins, Coulter, 2002)
Setelah itu, yang terpenting dari manajemen ini adalah
melibatkan proses manajemen strategis. Proses ini terdiri dari
6 langkah dalam proses manajemen strategis yang mencakup
perencanaan, implementasi, dan evaluasi strategis. Keenam
langkah tersebut adalah pengenalan misi organisasi, analisis
eksternal, analisis internal ( keduanya disebut SWOT ),
pengformulasian strategi, penerapan strategi, dan evaluasi
hasil. Bagaimana mereka dirincikan akan dibahas dalam
paragraf-paragraf selanjutnya.
Proses pertama adalah pengenalan misi organisasi. Setiap
organisasi membutuhkan semacam pernyataan mengenai maksud
organisasi. Pernyataan ini terutama menyangkut alasan adanya
organisasi itu. Pendefinisian misi organisasi membuat
identifikasi lingkup produk atau jasa dapat dilakukan secara
cermat. Penting pula bagi para manajer untuk mengidentifikasi
1 Ma’ruf, Wakhid Aprizal. 2014. Review Perencanaan untuk memenuhi tugas matakuliah Azas Manajemen, SemarangPENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
sasaran terkini yang ada dan strategi yang akan digunakan pada
saat itu.
Alasan terbentuknya organisasi menjadi penting mengingat
itulah rasionalisasi dari tujuan-tujuan yang akan diwujudkan.
Keterwujudan dari impian suatu organisasi bukanlah sebuah
cinta yang tak butuh alasan. Hal ini dikarenakan tujuan suatu
organisasi haruslah logis dan rasional, berangkat dari latar
belakang. Misalkan, Palang Merah Indonesia mengadakan acara
donor darah. Tentu saja, adanya acara tersebut berangkat dari
kenyataan bahwa cadangan darah suatu kota semakin lama semakin
berkurang.
Selanjutnya, identifikasi lingkup produk dan jasa secara
cermat dilakukan untuk menentukan sasaran. Hal ini secara
ekonomi berhubungan dengan pertanyaan “ Untuk siapa produk itu
dibuat? “ (for whom?). Penting untuk melakukan identifikasi,
demi tepatnya sasaran suatu produk dan jasa. Suatu organisasi
tentu saja tidak ingin hasil kerjanya terbuang sia-sia.
Setelah proses pertama selesai, barulah menuju proses yang
kedua.
Proses kedua, yang sebenarnya terdiri dari 2 proses,
adalah analisis SWOT. Analisis ini terdiri dari dua langkah,
yaitu internal dan eksternal. Disebut SWOT karena analisis
internal menilai Strength dan Weakness sedangkan eksternal
menilai Opportunity dan Threat.
Analisis eksternal ada karena pengaruh dari luar perlu
dianalisis. Misalkan bagaimana para kompetitor mengembangkan
produknya masing-masing atau peraturan perundang-undangan yangPENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
berlaku yang mempengaruhi kegiatan organisasi maupun kondisi
alam sekitar perusahaan atau sasaran produk. Selain itu perlu
juga memperhatikan perkembangan dinamika politik dan ekonomi
negara karena berpengaruh terhadap kebijakan yang akan berlaku
atapun daya beli masyarakat.
Sedangkan analisis internal dapat memberikan penilaian
yang jelas tentang sumber daya organisasi. Analisis ini
menilai kekuatan dan kelemahan yang ditimbulkan dari sumber
daya. Potensi yang akan timbul dari sumber daya yang ada perlu
diantisipasi. Potensi baik dari sumber daya perlu
dimaksimalkan agar organisasi dapat berjalan dengan baik.
Misalkan, karyawan yang bekerja dengan baik, alat-alat
berteknologi tinggi, maupun lingkungan kerja yang kondusif.
Sementara itu, potensi buruk yang mengancam, perlu diakali
agar tidak membahayakan kinerja perusahaan. Kelebihan jumlah
karyawan, pajak yang tinggi, buruknya birokrasi, maupun
bencana alam merupakan .
Kedua analisis ini digabungkan menjadi analisis SWOT yang
menilai kekuatan dan kelemahan organisasi, serta pengaruh dari
luar yang mampu menjadi peluang maupun ancaman. Kekuatan
internal organisasi kemudian dipadukan dengan peluang dari
luar untuk menciptakan kinerja yang maksimal. Sementara itu,
kelemahan internal dan ancaman eksternal perlu diantisipasi
demi terhindarnya bahaya yang potensial.
Proses ketiga, atau sebenarnya adalah langkah keempat,
adalah perumusan strategi. Setelah analisis SWOT selesai,
manajer perlu membuat dan mengevaluasi alternatif dan memilih
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
strategi yang menekankan pada kekuatan organisasi. Strategi
ini dibuat secara cermat untuk memaksimalkan potensi dan
meminimalkan bahaya internal yang telah dianalisis pada
langkah sebelumnya. Untuk memaksimalkan potensi, hal yang
dapat dilakukan misalnya insentif pada karyawan berkinerja
baik, perawatan berkala terhadap alat-alat perusahaan, dan
adanya penyegaran terhadap organisasi. Namun, proses
pengurangan potensi buruk, terutama terhadap manusia, perlu
dilakukan secara cermat, hati-hati, dan tuntas agar tidak
menjadi bom waktu yang mengancam. Contohnya boikot buruh
maupun terjadinya pelanggaran hukum perdata akibat
dilakukannya Pemutusan Hubungan Kerja.
Sebaliknya, menggunakan peluang pada lingkungan dan
memperbaiki kelemahan organisasi serta penahan terhadap
ancaman juga harus dilakukan. Misalkan diketahui bahwa
pemerintah setempat memberi insentif bagi organisasi yang
berperan dalam masalah lingkungan, tentu perlu dipertimbangkan
untuk menjadi organisasi yang mampu bertindak lebih terhadap
kualitas lingkungan. Sementara itu, ada ancaman berupa
lingkungan yang tidak aman. Tentu perlu diantisipasi dengan
pemasangan kamera pengawas maupun penambahan tenaga keamanan.
Semuanya, mulai dari alinea sebelumnya, perlu dipadukan secara
kompak agar organisasi mampu bertahan dengan baik di tengah
lingkungan yang cepat berubah.
Sementara itu, proses keempat dan kelima adalah
implementasi dan evaluasi strategi. Implementasi strategi
berkaitan dengan kenyataan bahwa strategi yang telah
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
dirumuskan menjadi baik jika implementasinya baik. Sebuah
perusahaan tidak akan berhasil jika strategi yang dirumuskan
tidak dapat diimplementasikan dengan semestinya.
Perencanaan menjadi penting sebab selain memperjelas
tujuan yang akan diraih, dengan melakukan perencanaan maka
semua bagian yang ada dalam organisasi akan bekerja ke arah
satu tujuan yang sama. Hal ini tentu saja membuat pekerjaan
menjadi lebih efektif dan efisien. Perencanaan yang baik
adalah perencanaan yang realistis serta bisa diimplementasikan
secara nyata. Menurut George R. Terry, perencanaan harus dapat
menjawab pertanyaan what, why, where, when, who, dan how (5W+1H).
Lalu bagaimana bila sebuah organisasi tidak melakukan
perencanaan sebelum melaksanakan kegiatan? Tentu dapat
dipastikan pelaksanaan akan berjalan tidak terarah, koordinasi
antar bagian organisasi yang tidak lancar, timbulnya berbagai
dampak yang belum tentu dapat diatasi dengan baik, serta
tujuan organisasi akan lebih sulit untuk dicapai.
Acara Sertijab ini telah direncanakan kira-kira 2 bulan
sebelum acara. Waktu itu, semua atase muda dikumpulkan dan
diberi pengarahan bahwa akan ada acara Sertijab sebagai
penutupan masa magang Atase Muda HMHI. Hal yang pertama kali
dirumuskan dalam perencanaan adalah persiapan acara Sertijab
itu sendiri. Semuanya berkaitan dengan what,when,why,who,where,
and how-nya Sebagai why, pelaksanaan Sertijab disesuaikan dengan
tujuan acara, yang sudah dituliskan di pendahuluan sebelumnya.
What berarti membahas apa yang akan dilaksanakan. Dalam
melaksanakan tujuan yang ada, panitia merumuskan 3 acara.PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
Ketiga acara itu adalah evaluasi kegiatan, penyerahterimaan
jabatan, dan team building. Meski relatif sama seperti tahun-
tahun sebelumnya, akan dilakukan beberapa perbaikan teknis
maupun nonteknis untuk mengatasi kekurangan yang muncul di
tahun sebelumnya.
Where, adalah usaha panitia mencari tempat yang paling
representatif untuk dilaksanakan sertijab ini. Dibutuhkan
sebuah tempat yang mampu menyediakan akomodasi untuk
penginapan dan meeting plus outbound dengan harga yang
terjangkau. Dalam pencarian tersebut, banyak rekomendasi
tempat. Mulai dari Bandungan hingga Banaran. Akhirnya, panitia
menemukan satu tempat yang sesuai, yaitu Wisma Langen
Wredhasih. Terletak di kecamatan Ungaran Barat, lokasinya
hanya 15 menit dari kawasan Tembalang, namun suasananya sejuk
dan tenang karena posisinya di perbukitan yang berjarak
sekitar 2 km dari jalan raya Semarang-Bawen. Lebih dari itu,
Wisma Langen juga memiliki ruang pertemuan ber-AC yang mampu
menampung 80 orang, cukup untuk menampung peserta dan panitia
lapangan. Kamar yang disediakan Wisma Langen pun cukup layak
dan mampu menampung semua. Usut punya usut, tanpa
sepengetahuan panitia, lokasi sertijab tahun lalu pun ternyata
mengambil tempat di Wisma Langen Werdhasih.
When, tidak terlalu sulit mencari tanggal yang tepat. 11-
12 Januari 2013 menjadi pilihan. Selain tanggal tersebut
tergolong weekend dimana Sabtu-Minggu merupakan hari libur bagi
mahasiswa UNDIP, tanggal tersebut juga berada setelah
pelaksanaan UAS sehingga tidak menganggu jadwal belajar.
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
Who, sertijab sendiri tidak mensyaratkan setiap anggota
untuk menghadirinya. Namun, diwajibkan bagi setiap departemen
di HMHI untuk memilki perwakilan di acara tersebut, terutama
kepala departemen. Hal ini membuat panitia memutuskan bahwa
kuota peserta ( termasuk panitia ) menjadi 40-50 orang.
Untuk how, detil acara diperhatikan lebih oleh panitia
untuk mengatasi kekurangan-kekurangan yang muncul pada tahun
sebelumnya. Misalkan kesepakatan untuk menggunakan penyejuk
udara ketika rapat hingga pelaksanaan team building yang
direncanakan lebih atraktif. Selain itu, rundown acara juga
akan dibagikan ke peserta ketika sebelum acara. Hal ini
dilakukan agar peserta mampu mengikuti acara dengan baik.
Langkah selanjutnya tentu saja adalah Organizing.
Pengorganisasian (organizing) adalah suatu proses pembuatan
struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi,
sumberdaya-sumberdaya yang dimilikinya dan lingkungan yang
melingkupinya. Dua aspek utama proses penyusunan struktur
organisai adalah departementalisasi dan pembagian kerja.
Dimana deparmentalisasi adalah pengelompokkan kegiatan kerja
suatu organisasi agar saling berkesinambungan dan dikerjakan
bersama. Ini dibuktikan dengan adanya struktur pasti dari
sebuah organisasi atau bagan organisasi. Pembagian kerja
adalah pemerincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam
organisasi bertanggung jawab untuk melaksanakan sekumpulan
kegiatan.
Visi misi sebuah organisasi tidak akan terwujud tanpa
adanya struktur formal yang jelas dan pas, begitu pun dengan
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
pembuatan sebuah acara tidak akan berjalan lancer atau sesuai
keinginan ketika tidak ada struktur panitia kegiatan yang
jelas atau formal. Tidak kalah dari berbagai unsur manajemen
yang lain, unsur organizing juga sangat penting dan menunjang
dalam sebuah manajemen organisasi atau sebuah acara.2
Implementasi dari kegiatan Serah Terima Jabatan
(Sertijab) HMHI periode 2012/2013. Susunan panitia dari
kegiatan ini terdiri dari:
1. Ketua Pelaksana
Tugas ketua pelaksana dalam struktur dan dalam kegiatan
tersebut adalah menyusun tim pelaksana kegiatan, kemudian
merembukkan konsep kegiatan dan mengawasi proses dan jalannya
kegiatan tersebut.
2. Sekretaris Pelaksana
Tugas sekretaris pelaksana dalam struktur dan dalam
kegiatan tersebut adalah membantu ketua pelaksana dalam
menyusun baik proposal maupun surat keluar dan masuk yang
nantinya akan memengaruhi kelancaran kegiatan sertijab,
membantu divisi-divisi dalam urusan surat menyurat yang
dibutuhkan.
3. Bendahara Pelaksana
Tugas bendahara pelaksana dalam struktur dan dalam
kegiatan tersebut adalah memegang kendali atas keuangan yang
dibutuhkan untuk kegiatan tersebut.
2 Hani, T. Handoko. 2009. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA ANGGOTA IKAPI No. 008PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
4. Sie Acara
Tugas sie acara dalam struktur dan dalam kegiatan
tersebut adalah menyusun dan mengkoordinasikan kegiatan baik
secara konsep bersama ketua maupun pelaksanaannya.
5. Sie Perlengkapan
Tugas sie perlengkapan dalam struktur dan dalam kegiatan
tersebut adalah melengkapi seluruh perlengkapan yang
dibutuhkan selama kegiatan berlangsung.
6. Sie Dokumentasi
Tugas sie dokumentasi dalam struktur dan dalam kegiatan
tersebut adalah merekam dan mendokumentasikan seluruh bagian
dalam kegiatan berlangsung.
7. Sie Publikasi dan Dekorasi
Tugas sie publikasi dan dekorasi dalam struktur dan dalam
kegiatan tersebut adalah membantu menyebarkan berita kepada
kakak angkatan dan bem/senat mengenai adanya kegiatan tersebut
dan membatu sie perlengkapan dalam mendesain tempat-tempat
yang digunakan dalam kegiatan tersebut.
8. Sie Hubungan Masyarakat
Tugas sie hubungan masyarakat dalam struktur dan dalam
kegiatan tersebut adalah membantu sekretaris dalam penyebaran
surat-surat izin kepada pihak kampus.
9. Sie Dana UsahaPENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
Tugas sie dana usaha dalam struktur dan dalam kegiatan
tersebut adalah mengumpulkan dana yang kemudian diserahkan
kepada bendahara untuk membantu kelancaran kegiatan tersebut.
10. Sie Konsumsi
Tugas sie konsumsi dalam struktur dan dalam kegiatan
tersebut adalah mengalokasikan dana yang didapat dari
bendahara untuk membantu menyediakan kebutuhan logistik bagi
seluruh peserta dan panitia kegiatan tersebut.
Didalam sebuah struktur organisasi maupun kegiatan
menggunakan pendekatan dalam pengelompokkan organisasi atau
kegiatan-kegiatan. Melihat struktur kegiatan Sertijab HMHI
periode 2012/2013 ini menggunakan pendekatan
departementalisasi fungsional dimana terjadi pembagian
struktur organisasi dan individu yang terkait didalamnya
melaksanakan kegiatan dalam menurut keahlian dan
pengelompokkan yang dibentuk secara bersama. Pendekatan
fungional ini menjaga struktur organisasi tetap berjalan
sesuai dengan kapabilitasnya masing-masing sehingga ini
mengindikasikan terjadinya kerjasama yang baik dalam
kelancaran kegiatan tersebut. Kalaupun ada salah satu sub
kegiatan yang tidak terlaksana dengan baik, itu bisa dinilai
menjadi kesalahan dari segi teknis saja.
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
Selanjutnya, secara teoritis, pelaksanaan ( Actuating )
dalam suatu organisasi dapat dituangkan dalam beberapa hal,
seperti Motivasi , seorang pemimpin harus bisa memotivasi
bawahannya karena tidak jarang dalam suatu organisasi timbul
rasa bosan dan lelah terhadap pekerjaan. Dalam hal inilah,
peran seorang pemimpin dalam memotivasi berupa semangat,
dukungan, dan dorongan diperlukan. Motivasi merupakan kegiatan
yang mengakibatkan, menyalurkan, dan memelihara perilaku
manusia. Melalui motivasi yang disampaikan oleh seorang
pemimpin inilah, para anggotanya akan merasa bahwa atasannya
memberikan perhatian yang sebenarnya mereka butuhkan untuk
senantiasa bersemangat dalam menjalankan dan menyelasaikan
tugas guna mencapai tujuan yang diinginkan organisasi
tersebut.
Kemudian komunikasi, organisasi yang terdiri dari
individu-individu yang memiliki bermacam-macam karakter tidak
jarang menimbulkan suatu miscommunication yang mengakibatkan
terjadi suatu perbedaan pemahaman antara individu yang satu
dengan yang lain. Disinilah peran seorang pemimpin dibutuhkan
dalam memberikan komunikasi yang efektif kepada para manajer
sehingga mereka dapat memiliki dasar perencanaan yang kemudian
dapat disampaikan kepada para anggota dengan jelas mengenai
penugasan jabatan atau jobdesk masing-masing.
Ketiga ialah kepemimpinan, tidak dapat dipungkiri gaya
kepemimpinan seorang pemimpin dapat berpengaruh pada proses
kerja dan pencapaian yang berhasil diraih oleh para
anggotanya. Kepemimpinan merupakan kemampuan seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan danPENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
sasaran. Gaya kepemimpinan ddapat dibagi menjadi dua, yaitu :
orientasi pada tugas dan otokratik. Masing-masing gaya
kepemimpinan memiliki kelebihan dan kelemahannya. Sehingga
gaya kepemimpinan yang ideal disesuaikan dengan kondisi dan
situasi yang dihadapi oleh organisasi.
Terakhir adalah perubahan dan pengembangan organisasi.
Seiring dengan berjalannya proses suatu organisasi dalam
mencapai tujuan yang diinginkan, perubahan-perubahan akibat
penyesuaian zaman dalam organiasi sering kali terjadi,
sehingga seorang pemimpin maupun manajer harus mampu
mengantisipasi perubahan tersebut. Seorang pemimpin harus
sigap dalam mengelola perubahan yang muncul agar perubahan
tersebut tidak menggoyahkan eksistensi dan tujuan organisasi.
Pengelolaan perubahan secara efektif diperlukan untuk
kelangsungan hidup organisasi dan tantangan pengembangan.
Namun, jangan dilupakan juga Manajemen Konflik. Konflik
dalam organisasi timbul biasanya dikarenakan adanya masalah-
masalah terkait dengan :
a. Komunikasi yang disebabkan oleh salah persepsi, bahasa
yang sulit dimengerti, informasi yang tidak lengkap, serta
gaya manajer yang tidak konsisten.
b. Struktur organisasi yang disebabkan oleh pertarungan
kekuasaan antardepartemen dengan kepentingan dan sistem
penilaian yang bertentangan, persaingan dalam memperebutkan
sumber daya yang terbats, dan rasa ketergantungan antardivisi
yang berlebihan.
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
c.Pribadi yang disebabkan oleh ketidakcocokan nilai
maupun sikap dan perbedaan pendapat maupun persepsi antar
karyawan.
Upaya mengatasi konflik yang terjadi dalam organisasi
dapat ditempuh dengan jalan konsensus, konfrontasi, maupun
mediasi. Konflik-konflik tersebut harus segera diatasi agar
tidak menghambat upaya pencapaian tujuan organisasi dengan
cara stimulasi konflik, pengurangan konflik, dan peneyelesaian
konflik.
Di dalam pelaksanaan acara Serah Terima Jabatan Himpunan
Mahasiswa Hubungan Internasional yang dilaksanakan pada
beberapa bulan lalu, peran seorang penggerak atau leader sangat
dibutuhkan. Actuating lebih menekankan pada hubungan langsung
antara pemimpin atau ketua dengan orang-orang atau panitia
yang ada di dalam acara ini. Pada acara tersebut, ketua
panitia menggunakan cara directing atau commanding, dimana dengan
memberi saran, bimbingan, perintah-perintah atau instruksi
kepada bawahan atau seksi-seksi yang ada di dalamnya agar
dapat melaksanakan tugas masing-masing, sehingga tugas dapat
dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya. Ketua panitia atau ketua
pelaksana juga melakukan suatu komunikasi dengan seksi-seksi
terkait agar dapat mengerti struktur dan fungsi kepanitiaan
dari acara+ tersebut.
Sebenarnya, Actuating merupakan fungsi yang paling
fundamental dalam melaksanakan acara Serah Terima Jabatan
Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional yang dilaksanakan
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
pada beberapa bulan lalu. Mengapa demikian? Karena merupakan
suatu upaya dari berbagai jenis tindakan tersebut, agar semua
anggota panitia atau seksi-seksi mulai dari tingkat teratas
sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran atau tujuan sesuai
rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan
benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan (planning)
dan pengorganisasian (organizing) bersifat vital atau krusial,
tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan
sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang
diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu maka
diperlukan tindakan penggerakan (actuating) atau usaha untuk
menimbulkan action. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam
penggerakan (actuating) dalam acara ini adalah bahwa seseorang
bawahan atau panitia akan termotivasi untuk mengerjakan
sesuatu jika merasa yakin akan mampu mengerjakan, lalu yakin
bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain
yang lebih penting atau mendesak, sehingga tugas tersebut
merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan, serta
meningkatkan keharmonisan hubungan antar teman dalam
organisasi atau acara tersebut.
Controlling atau pengendalian dalam proses manajemen
merupakan proses manajemen yang keempat yang bisa
didefinisikan sebagai proses penentuan apa yang ingin dicapai
(tujuan), apa yang akan dilakukan yaitu pelaksanaan, dan
menilai pelaksanaan serta mengambil tindakan jika ada yang
perlu dibenahi sehingga tujuanpun tercapai.
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
Seperti yang telah diketahui jika atase muda HMHI Undip
merealisasilan salah satu program kerjanya yaitu serah terima
jabatan dari HMHI 2013 kepada HMHI 2014. Dalam kegiatan
tersebut bisa dianalisis proses controllingnya sebagai
berikut.
1. Menggunakan cara pengendalian secara langsung dan tidak
langsung.
Dimana pada kegiatan sertijab yang berlangsung pada 11-12
Januari 2014 tersebut, dilakukan dua cara pengenalian
sekaligus, yaitu :
a. Pengendalian secara langsung.
Ketua pelaksana yaitu Addien Mirza langsung
mengawasi kegiatan yang berjalan dengan memberikan
arahan kepada panitia lainnya.
b. Pengendalian secara tidaak langsung.
Pengendalian dan pengawasan dilakukan oleh masing-
masing ketua sie kegiatan sertijab, dan kemudian
dilaporkan kepada ketua pelaksana, selanjutnya ketua
pelaksana memberikan arahan terhadap apa yang
seharusnya dilakukan.
2. Melakukan preventive control dan repressive control
a. Preventive control : dilakukan sebelum kegiatan
dilaksanakan.
Pada kegiatan sertijab tersebut, sebelum
pelaksanaannya dilakukan beberapa kali technical
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
meeting (TM) panitia pelaksana. Dalam TM tersebut,
ketua pelaksana menjelaskan kembali mengenai kegiatan
yang akan dilaksanakan dan tugas masing-masing panitia.
Setiap sie juga mendeskripsikan kembali detil yang akan
dilakukan oleh anggotanya. Dari fungsi kontrol ini
ditemukan beberapa permasalahan :
• Kesulitan utama sertijab terjadi pada proses
perbedaan pendapat antara bawahan dengan atasan
• Minimnya dana yang dimiliki sebagai langkah
awal dalam melaksanakan langkah awal dalam melaksanakan
berbagai macam kegiatan yang tertuang
• perbedaan visi dan misi angkatan lama dengan
yang baru, sehingga dapat mempengaruhi kebijakan -
kebijakan setiap pemimpin
• Beberapa panitia ada yang tidak ada yang
efektif dan efisien, menjalankan tugasmya
• Dalam menjalankan acara sertijab, tidak sesuai
dengan waktu yang sudah ditentukan
• Sulitnnya melibatkan pengurus HMHI dari tingkat
atas dalam setiap rapat
b. Repressive control : dilakukan setelah muncul
kesalahan (biasanya dilakukan saat pelaksanaan dan
setelah kegiatan berakhir berupa evaluasi) dengan
tujuan agar kesalahan tersebut tidak terulang kembali.
Dalam kegiatan sertijab beberapa kali muncul masalah
yang kemudian dengan cepat ketua panitia berunding
dengan masing-masing ketua sie dalam pemecahan
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
masalahnya. Dan kemudian memberikan arahan untuk acara-
acara selanjutnya yang belum terlaksana.
c. Menganalisa hambatan yang terjadi sebelum hingga
berakhirnya kegiatan sertijab.
Hambatan yang muncul pada kegiatan tersebut ada
beberapa, yaitu :
1. Acara berlangsung tidak terlalu sesuai dengan jadwal
yang telah dibuat, yang mana kebanyakan acaranya
mundur dari waktu yang ditentukan.
2. Beberapa panitia tidak bekerja secara efektif dan
efisien, jadi pada satu seksi ada yang terlalu
banyak pesonilnya dan ada yang kekurangan. Hal
tersebut menyebabkan ada yang hanya duduk santai dan
ada yang terus-menerus bekerja.
3. Panitia memiliki pengalaman yang minim, karena
panitia adalah dari atase muda HMHI yang notabene
belum memiliki pengalaman dalam menangani suatu
kegiatan dibandingkan fungsionaris HMHI.
4. Terjadi miskomunikasi dengan peserta kegiatan,
berupa :
- Peserta tidak mengetahui lokasi kegiatan
dilangsungkan.
- Ketidaktahuan peserta tentang urgensi acara
sertijab, sehingga beberapa peserta yang
sebenarnya memiliki posisi penting justru tidak
hadir dalam acara tersebut.
5. Sempat terjadi kekurangan dana ( defisit ).
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
d. Melakukan pengendalian sesuai porsi.
1. Personal control : mengawasi atau mengendalikan
panitia apakah sudah sesuai dengan arahan.
2. Time control : yaitu pengendalian waktu.
Seperti yang telah diketahuai beberapa hambatan
membuat acara berlangsung mundur dari jadwal yang
ditentukan, sehingga dilakukan time control untuk
menjaga berlangsungnya semua acara dalam kegiatan
tersebut.
3. Financial control : pengendalian keuangan yang
mana seperti diketahui ada seksi yang kekurangan
dana. Untuk menutupi kekurangan tersebut, maka seksi
yang kelebihan dana menyerahkannya kepada bendahara
untuk diolah sehingga dapat menutupi kekurangan
tersebut. Dalam bagian ini, sempat panitia mengalami
defisit karena ada peserta yang membatalkan diri,
akhirnya setelah efisiensi di beberapa bagian,
misalkan pengurangan coffee break, defisit tersebut
bisa diatasi. Bahkan keuangan panitia pada akhirnya
surplus.
Monitoring merupakan kegiatan untuk mengetahui apakah
sebuah kegiatan yang dibuat berjalan baik sebagaimana mestinya
dengan yang direncanakan, adakah hambatan yang terjadi, dan
bagaimana mengatasi hambatan yang terjadi tersebut. Sehingga
monitoring merupakan kegiatan dalam pengumpulan data pada saat
kegiatan berlangsung. Monitoring juga sering disebut dengan
pemantauan kegiatan.
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
Pada kegiatan sertijab HMHI tersebut, proses monitoring
juga dilakukan. Proses ini dilakukan dengan cara :
a. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan terhadap jalannya kegiatan,
sehingga segera terdeteksi jika ada sesuatu yang salah yang
melenceng dari rencana semula. Dilakukan untuk menemukan
hambatan-hambatan pada kegiatan sertijab. Pengamatan ini
dilakukan oleh masing-masing ketua seksi (sie) yang dipimpin
langsung oleh ketua kegiatan. Sehingga jika ketua seksi
menemukan kejanggalan akan segera memberitahukannya kepada
ketua panitia, sehingga dicarikan solusi terbaik bersama.
b. Wawancara
Wawancara disini, maksudnya ketua panitia mengadakan tanya
jawab pada masing-masing penanggungjawab setiap kegiatan dan
ketua seksi, agar dapat mengetahui hambatan yang terjadi.
c. Diskusi
Panitia kegiatan berdiskusi untuk menyelesaikan masalah dan
hambatan yang terjadi, sehingga tujuan kegiatan dapat tercapai
Kemudian proses selanjutnya adalah evaluasi. Evaluasi
adalah suatu proses yang teratur dan sistematis dalam
membandingkan hasil yang dicapai dengan tolak ukur atau
kriteria yang telah ditetapkan kemudian dibuat suatu
kesimpulan dan penyusunan saran pada setiap tahap dari
pelaksanaan program (Azwar, 1996). Sejatinya evaluasi bisa
dilakukan sebelum kegiatan, pada saat kegiatan dan setelah
kegiatan. Namun, pada kegiatan setijab evaluasi akan
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
dilaksanakan setelah kegiatan selesai dilangsungkan, mengingat
sudah ada proses contolling dan monitoring.
Pada kegiatan sertijab, panitia akan melakukan evaluasi
kegiatan dalam bentuk evaluasi dampak program. Yaitu dengan
menilai seluruh keefektifan program-program yang dilaksanakan
dalam kegiatan sertijab HMHI dalam mencapai tujuan. Kegiatan
evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui apakah tujuan telah
dicapai dan memberi saran untuk kegiatan-kegiatan berikutnya
yang serupa. Prosesnya adalah :
a. Ketua panitia mengumpulkan seluruh panitia setelah
kegiatan selesai.
b. Ketua panitia memimpin jalannya evaluasi.
c. Kemudian evaluasi seluruh kegiatan berdasarkan data
yang diperoleh dari monitoring.
d. Masing-masing ketua seksi dan penanggungjawab
kegiatan melaporkan hasil pengamatan keseluruhan.
e. Ketua panitia melakukan evaluasi berdasarkan data
yang telah disampaikan.
f. Kemudian panitia memberikan saran dan masukan untuk
kegiatan serupa yang mungkin akan dilakukan untuk tahun-
tahun berikutnya.
PENERAPAN POAC DALAM SERTIJAB HMHI AZAS-AZAS MANAJEMEN
20
Daftar Pustaka
Hani, T. Handoko. 2009. Manajemen Edisi 2. Yogyakarta: BPFE-
YOGYAKARTA ANGGOTA IKAPI No. 008
Ma’ruf, Wakhid Aprizal. 2014. Review Perencanaan untuk memenuhi
tugas mata kuliah Azas Manajemen Program Studi Hubungan