KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha
Esa, karena atas berkat dan limpahan rahmat-NYa lah maka saya dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
Magma dan Batuan Beku, dan semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari tentang pengertian
dari magma dan batuan beku serta asal mula terbentuknya dan genesa
awalnya.
Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan
memohon permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan
ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau menyinggung perasaan
pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa
terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga
dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
DAFTAR ISIKata Pengantar..1Daftar Isi..2BAB I
PENDAHULUAN....3BAB II PEMBAHASAN.4II.1. MAGMA........4II.2 BATUAN
BEKU..11BAB III KESIMPULAN..21BAB IV PENUTUP...22DAFTAR
PUSTAKA....23
BAB IPENDAHULUANA.Latar BelakangPemahaman tentang magma dan
batuan beku merupakan hal yang paling mutlak yang harus kita pahami
sebelum mempelajari materi pembalajaran yang akan lebih luas dan
terperinci, karena dari itu seoarang geologist harus bisa
mengklarifikasi genesa dan asal muasal adanya magma dan kaitannya
dengan batuan beku.B.TujuanTujuan untuk mempelajari tentang magma
dan batuan beku ialah agar bisa mengetahui pembentukan batuan beku
yang sangat erat kaitannya dengan magma. C.Manfaat1. mengetahui
kaitannya magma dan batuan beku2. mengetahui pengertian magma dan
batuan beku3. mengetahui genesa magma dan batuan beku
D.MetodeMetode yang digunakan dalam makalah ini yaitu dengan
menggunakan media internet yaitu hasil informasi dari blogger yang
mencakup tentang magma dan batuan beku.
BAB IIPEMBAHASAN
II.1. MAGMA
II.1.1. Pengertian Magma
Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam
Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur
yang mengapung didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud
gas. Lelehan tersebut diperkirakan terbentuk pada kedalaman
berkisar sekitar 200 kilometer dibawah permukaan Bumi, terdiri
terutama dari unsur-unsur yang kemudian membentuk mineral-mineral
silikat.Magma yang mempunyai berat-jenis lebih ringan dari batuan
sekelilingnya, akan berusaha untuk naik melalui rekahan-rekahan
yang ada dalam litosfir hingga akhirnya mampu mencapai permukaan
Bumi. Apabila magma keluar, melalui kegiatan gunung-berapi dan
mengalir diatas permukaan Bumi, ia akan dinamakan lava.Magma ketika
dalam perjalanannya naik menuju ke permukaan, dapat juga mulai
kehilangan mobilitasnya ketika masih berada didalam litosfir dan
membentuk dapur-dapur magma sebelum mencapai permukaan. Dalam
keadaan seperti itu, magma akan membeku ditempat, dimana ion-ion
didalamnya akan mulai kehilangan gerak bebasnya kemudian menyusun
diri, menghablur dan membentuk batuan beku. Namun dalam proses
pembekuan tersebut, tidak seluruh bagian dari lelehan itu akan
menghablur pada saat yang sama. Ada beberapa jenis mineral yang
terbentuk lebih awal pada suhu yang tinggi dibanding dengan
lainnya.Dalam gambar berikut diperlihatkan urutan penghabluran
(pembentukan mineral) dalam proses pendinginan dan penghabluran
lelehan silikat. Mineral-mineral yang mempunyai berat-jenis tinggi
karena kandungan Fe dan Mg seperti olivine, piroksen, akan
menghablur paling awal dalam keadaan suhu tinggi, dan kemudian
disusul oleh amphibole dan biotite. Disebelah kanannya kelompok
mineral felspar, akan diawali dengan jenis felspar calcium
(Ca-Felspar) dan diikuti oleh felspar kalium (K-Felspar). Akibatnya
pada suatu keadaan tertentu, kita akan mendapatkan suatu bentuk
dimana hublur-hablur padat dikelilingi oleh lelehan.Bentuk-bentuk
dan ukuran dari hablur yang terjadi, sangat ditentukan oleh derajat
kecepatan dari pendinginan magma. Pada proses pendinginan yang
lambat, hablur yang terbentuk akan mempunyai bentuk yang sempurna
dengan ukuran yang besar-besar. Sebaliknya, apabila pendinginan itu
berlangsung cepat, maka ion-ion didalamnya akan dengan segera
menyusun diri dan membentuk hablur-hablur yang berukuran
kecil-kecil, kadang berukuran mikroskopis. Bentuk pola susunan
hablur-hablur mineral yang nampak pada batuan beku tersebut
dinamakan tekstur batuan.Disamping derajat kecepatan pendinginan,
susunan mineralogi dari magma serta kadar gas yang dikandungnya,
juga turut menentukan dalam proses penghablurannya. Mengingat magma
dalam aspek-aspek tersebut diatas sangat berbeda, maka batuan beku
yang terbentuk juga sangat beragam dalam susunan mineralogi dan
kenampakan fisiknya. Meskipun demikian, batuan beku tetap dapat
dikelompokan berdasarkan cara-cara pembentukan seta susunan
mineraloginya.
II.1.2. PROSES PEMBENTUKAN MAGMAMagma dalam kerak Bumi dapat
terbentuk sebagai akibat dari perbenturan antara 2 (dua) lempeng
litosfir, dimana salah satu dari lempeng yang berinteraksi itu
menunjam dan menyusup kedalam astenosfir. Sebagai akibat dari
gesekan yang berlangsung antara kedua lempeng litosfir tersebut,
maka akan terjadi peningkatan suhu dan tekanan, ditambah dengan
penambahan air berasal dari sedimen-sedimen samudra akan disusul
oleh proses peleburan sebagian dari litosfir.Sumber magma yang
terjadi sebagai akibat dari peleburan tersebut akan menghasilkan
magma yang bersusunan asam (kandungan unsur SiO2 lebih besar dari
55%). Magma yang bersusunan basa, adalah magma yang terjadi dan
bersumber dari astenosfir. Magma seperti itu didapat di
daerah-daerah yang mengalami gejala regangan yang dilanjutkan
dengan pemisahan litosfir.Berdasakan sifat kimiawinya, batuan beku
dapat dikelompokan menjadi 4 (empat) kelompok, yaitu:(1) Kelompok
batuan beku ultrabasa/ultramafic(2) Kelompok batuan beku basa(3)
Kelompok batuan beku intermediate(4) Kelompok batuan beku asam.
Dengan demikian maka magma asal yang membentuk batuan batuan
tersebut diatas dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu magma basa,
magma intermediate, dan magma asam. Yang menjadi persoalan dari
magma adalah :1) Apakah benar bahwa magma terdiri dari 3 jenis
(magma basa, intermediate, asam) ?2) Apakah mungkin magma itu hanya
ada satu jenis saja dan kalau mungkin bagaimana menjelaskan cara
terbentuknya batuan-batuan yang komposisinya bersifat ultrabasa,
basa, intermediate dan asam?
Berdasarkan pengelompokan batuan beku, maka pertanyaan pertama
dapat dibenarkan dan masuk akal apabila magma terdiri dari 3 jenis,
sedangkan pertanyaan kedua, apakah benar bahwa magma hanya ada satu
jenis saja dan bagaimana caranya sehingga dapat membentuk batuan
yang bersifat ultrabasa, basa, intermediate, dan asam?. Untuk
menjawab pertanyaan ini, ada 2 cara untuk menjelaskan bagaimana
batuan yang bersifat basa, intermediate, dan asam itu dapat
terbentuk dari satu jenis magma saja? Jawabannya adalah melalui
proses Diferensiasi Magma dan proses Asimilasi Magma.Diferensiasi
Magma adalah proses penurunan temperatur magma yang terjadi secara
perlahan yang diikuti dengan terbentuknya mineral-mineral seperti
yang ditunjukkan dalam deret reaksi Bowen. Pada penurunan
temperatur magma maka mineral yang pertama kali yang akan terbentuk
adalah mineral Olivine, kemudian dilanjutkan dengan Pyroxene,
Hornblende, Biotite (Deret tidak kontinu). Pada deret yang kontinu,
pembentukan mineral dimulai dengan terbentuknya mineral
Ca-Plagioclase dan diakhiri dengan pembentukan Na-Plagioclase. Pada
penurunan temperatur selanjutnya akan terbentuk mineral
K-Feldspar(Orthoclase), kemudian dilanjutkan oleh Muscovite dan
diakhiri dengan terbentuknya mineral Kuarsa (Quartz). Proses
pembentukan mineral akibat proses diferensiasi magma dikenal juga
sebagai Mineral Pembentuk Batuan (Rock Forming
Minerals).Pembentukan batuan yang berkomposisi ultrabasa, basa,
intermediate, dan asam dapat terjadi melalui proses diferensiasi
magma. Pada tahap awal penurunan temperatur magma, maka
mineral-mineral yang akan terbentuk untuk pertama kalinya adalah
Olivine, Pyroxene dan Ca-plagioklas dan sebagaimana diketahui bahwa
mineral-mineral tersebut adalah merupakan mineral penyusun batuan
ultra basa. Dengan terbentuknya mineral-mineral Olivine, pyroxene,
dan Ca-Plagioklas maka konsentrasi larutan magma akan semakin
bersifat basa hingga intermediate dan pada kondisi ini akan
terbentuk mineral mineral Amphibol, Biotite dan Plagioklas yang
intermediate (Labradorite Andesine) yang merupakan mineral
pembentuk batuan Gabro (basa) dan Diorite (intermediate). Dengan
terbentuknya mineral-mineral tersebut diatas, maka sekarang
konsentrasi magma menjadi semakin bersifat asam. Pada kondisi ini
mulai terbentuk mineral-mineral K-Feldspar (Orthoclase),
Na-Plagioklas (Albit), Muscovite, dan Kuarsa yang merupakan
mineral-mineral penyusun batuan Granite dan Granodiorite (Proses
diferensiasi magma ini dikenal dengan seri reaksi Bowen).
Asimilasi Magma adalah proses meleburnya batuan samping
(migling) akibat naiknya magma ke arah permukaan dan proses ini
dapat menyebabkan magma yang tadinya bersifat basa berubah menjadi
asam karena komposisi batuan sampingnya lebih bersifat asam.
Apabila magma asalnya bersifat asam sedangkan batuan sampingnya
bersifat basa, maka batuan yang terbentuk umumnya dicirikan oleh
adanya Xenolite (Xenolite adalah fragment batuan yang bersifat basa
yang terdapat dalam batuan asam). Pembentukan batuan yang
berkomposisi ultrabasa, basa, intermediate, dan asam dapat juga
terjadi apabila magma asal (magma basa) mengalami asimilasi dengan
batuan sampingnya.Sebagai contoh suatu magma basa yang menerobos
batuan samping yang berkomposisi asam maka akan terjadi asimilasi
magma, dimana batuan samping akan melebur dengan larutan magma dan
hal ini akan membuat konsentrasi magma menjadi bersifat
intermediate hingga asam. Dengan demikian maka batuan-batuan yang
berkomposisi mineral intermediate maupun asam dapat terbentuk dari
magma basa yang mengalami asimilasi dengan batuan sampingnya.
Klasifikasi batuan beku dapat dilakukan berdasarkan kandungan
mineralnya, kejadian / genesanya (plutonik, hypabisal, dan
volkanik), komposisi kimia batuannya, dan indek warna batuannya.
Untuk berbagai keperluan klasifikasi, biasanya kandungan mineral
dipakai untuk mengklasifikasi batuan dan merupakan cara yang paling
mudah dalam menjelaskan batuan beku. Evolusi magma dibagi menjadi
menjadi tiga, yaitu :1. Hibridasi, yaitu pembentukan magma baru
karena percampuran dua magma yang berbeda jenis.2. Sintesis, yaitu
pembentukan magma baru karena proses asimilasi dengan batuan
samping.3. Anateksis, yaitu proses pembentukan magma dari peleburan
batuan pada kedalaman yang sangat besar.
II.1.3. SIFAT SIFAT MAGMA Sifat sifat magma dibagi menjadi dua,
Pertama sifat-sifat fisik magma dan sifat-sifat kimia magma.
Sifat-sifat fisik magma meliputi viskositas, berat jenis dan suhu
magma, sedangkan sifat-sifat kimia magma meliputi senyawa-senyawa
volatile, senyawa non volatile serta unsur lain yang disebut unsur
jejak.
II.1.4. KLASIFIKASI MAGMA1. Magma basa merupakan magma yang
mengandung 50% SiO2, bersuhu tinggi antara 9000 12000 C dan
viskositasnya rendah, mengalir.
2. Magma intermediet merupakan magma yang memiliki komposisi
SiO2 antara 50 hingga 60% (berada di antara magma basa dan
asam).
3. Magma asam merupakan magma yang memiliki komposisi SiO2
antara 60 hingga 70%, bersuhu di bawah 8000 C dan viskositasnya
tinggi sehingga mobilitasnya redah. II.1.5. JENIS JENIS MAGMA1.
MAGMA BASALTISMagma basaltis merupakan magma yang terbentuk oleh
lelehan atau peleburan parsial (partial melting) selubung yang
mendesak ke atas sepanjang pusat pemekaran, di mana lempeng-lempeng
bergerak saling menjauh. Oleh sebab itu jenis magma ini mendominasi
kerak samudra.
2. MAGMA GRANITISMagma granitis merupakan magma yang terjadi di
daerah penunjaman akibat lelehan parsial dari kerak samudra dan
kerak benua bagian bawah di bagian lebih dalam dari dasar jalur
pegunungan aktif (pada daerah-daerah tumbukan lempeng dan di mana
suhu dan tekanan sangat tinggi). Oleh sebab itu magma granitis
mendominasi kerak benua.
II.2 BATUAN BEKUII.2.1 PENGERTIAN MAGMA
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan
daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi,
berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak
bumi, bersuhu tinggi (900 1300 C) serta mempunyai kekentalan
tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan
bumi.Sedangkan menurut Graha (1987) adalah batuan yang terjadi dari
pembekuan larutan silika cair dan pijar, yang kita kenal dengan
magma.Batuan beku meliputi sekitar 95 % bagian teratas kerak bumi
(15km) tetapi jumlahnya yang besar tersebut sering tidak tampak
karena tertutupi lapisan yang relatif tipis dari batuan sedimen dan
metamorf. Batuan beku merupakan hasil kristalisasi magma, cairan
silika yang mengkristal atau membeku di dalam dan di permukaan
bumi. Temperatur yang tinggi dari magma (900C 1000C) memberikan
suatu perkiraan bahwa magma berasal dari bagian yang dalam dari
bumi. Semua material gunung berapi yang dikeluarkan ke permukaan
bumi akan mendingin dengan cepat, sedang proses pembantukan batuan
beku yang terjadi di bawah permukaan bumi berlangsung lama. Dalam
suatu magma yang mengandung unsur O, Si, Mg, dan Fe maka mineral
dengan titik beku tertinggi Mg-olivin (forsterite), akan
mengkristal pertama kemudian diikutioleh Fe-olivin (fayelite). Pada
magma yang kaya akan komponen plagioklas, maka anortit akan
megkristal dahulu kemudian didikuti yang lainnnya sampai albit.
Kristalisasi semacam ini terjadi akibat reaksi menerus yang terjadi
pada kesetimbangan antara cairan dan endapan kristal sebagai fungsi
turunan temperatur (Subroto, 1984).
II.2.2. Letak Pembekuan1. Batuan beku dalam adalah batuan beku
yang terbentuk di dalam bumi; sering disebut batuan beku intrusi.2.
Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan
bumi; sering disebut batuan beku ekstrusi.3. Batuan beku hipabisal
adalah batuan beku intrusi dekat permukaan, sering disebut batuan
beku gang atau batuan beku korok, atau sub volcanic intrusion.
II.2.3. Warna Batuan BekuWarna segar batuan beku bervariasi dari
hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh
komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi
percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang
maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu
berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna
mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan
beku tertentu yang banyak mengandung mineral berwarna merah daging
maka warnanya menjadi putih-merah daging.
II.2.4. Tekstur Batuan BekuTekstur pada batuan beku umumnya
ditentukan oleh tiga hal utama, yaitu kritalinitas dan
Granularitas.1. KristalinitasKristalinitas merupakan derajat
kristalisasi dari suatu batuan beku pada waktu terbentuknya batuan
tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk menunjukkan
berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk
kristal, selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan
magma. Apabila magma dalam pembekuannya berlangsung lambat maka
kristalnya kasar. Sedangkan jika pembekuannya berlangsung cepat
maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika pendinginannya
berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.
Dalam pembentukannnya dikenal tiga kelas derajat kristalisasi,
yaitu:Holokristalin, Holokristalin adalah batuan beku dimana
semuanya tersusun oleh kristal. Tekstur holokristalin adalah
karakteristik batuan plutonik, yaitu mikrokristalin yang telah
membeku di dekat permukaan.Hipokristalin, Hipokristalin adalah
apabila sebagian batuan terdiri dari massa gelas dan sebagian lagi
terdiri dari massa kristal.Holohialin, Holohialin adalah batuan
beku yang semuanya tersusun dari massa gelas. Tekstur holohialin
banyak terbentuk sebagai lava (obsidian), dike dan sill, atau
sebagai fasies yang lebih kecil dari tubuh batuan.2.
GranularitasGranularitas dapat diartikan sebagai besar butir
(ukuran) pada batuan beku. Pada umumnya dikenal dua kelompok
tekstur ukuran butir, yaitua. Fanerik atau fanerokristalin, Besar
kristal-kristal dari golongan ini dapat dibedakan satu sama lain
secara megaskopis dengan mata telanjang. Kristal-kristal jenis
fanerik ini dapat dibedakan menjadi:Halus (fine), apabila ukuran
diameter butir kurang dari 1 mm.Sedang (medium), apabila ukuran
diameter butir antara 1 5 mm.Kasar (coarse), apabila ukuran
diameter butir antara 5 30 mm.Sangat kasar (very coarse), apabila
ukuran diameter butir lebih dari 30 mm.b. Afanitik, Besar
kristal-kristal dari golongan ini tidak bisa dibedakan dengan mata
telanjang sehingga diperlukan bantuan mikroskop. Batuan dengan
tekstur afanitik dapat tersusun oleh kristal, gelas atau keduanya.
Dalam analisis mikroskopis dibedakan menjadi tiga yaitu
:Mikrokristalin, Jika mineral-mineral pada batuan beku bisa diamati
dengan bantuan mikroskop dengan ukuran butiran sekitar 0,1 0,01
mm.Kriptokristalin, jika mineral-mineral dalam batuan beku terlalu
kecil untuk diamati meskipun dengan bantuan mikroskop. Ukuran
butiran berkisar antara 0,01 0,002 mm.
Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di
lapangan saja, misalnya:Pillow lava atau lava bantal, yaitu
struktur paling khas dari batuan vulkanik bawah laut, membentuk
struktur seperti banta Joint struktur (columnarjoint), merupakan
struktur yang ditandai adanya kekar-kekar yang tersusun secara
teratur tegak lurus arah aliran. Sedangkan struktur yang dapat
dilihat pada contoh-contoh batuan (hand speciment sample),
yaitu:Masif, yaitu jika tidak menunjukkan adanya sifat aliran,
jejak gas (tidak menunjukkan adanya lubang-lubang) dan tidak
menunjukkan adanya fragmen lain yang tertanam dalam tubuh batuan
beku.Vesikuler, yaitu struktur yang berlubang-lubang yang
disebabkan oleh keluarnya gas pada waktu pembekuan magma.
Lubang-lubang tersebut menunjukkan arah yang teratur.Skoria, yaitu
struktur yang sama dengan struktur vesikuler tetapi
lubang-lubangnya besar dan menunjukkan arah yang tidak
teratur.Amigdaloidal, yaitu struktur dimana lubang-lubang gas telah
terisi oleh mineral-mineral sekunder, biasanya mineral silikat atau
karbonat.Xenolitis, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya
fragmen/pecahan batuan lain yang masuk dalam batuan yang
mengintrusi.II.2.5. STRUKTUR BATUAN BEKU1. Masif atau pejal,
umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku luar yang
cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.2.
Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang
berbeda pada saat pembekuan.3. Vesikuler, yaitu struktur lubang
bekas keluarnya gas pada saat pendinginan. Struktur ini sangat khas
terbentuk pada batuan beku luar. Namun pada batuan beku intrusi
dekat permukaan struktur vesikuler ini kadang-kadang juga dijumpai.
Bentuk lubang sangat beragam, ada yang berupa lingkaran atau
membulat, elip, dan meruncing atau menyudut, demikian pula ukuran
lubang tersebut. Vesikuler berbentuk melingkar umumnya terjadi pada
batuan beku luar yang berasal dari lava relatif encer dan tidak
mengalir cepat. Vesikuler bentuk elip menunjukkan lava encer dan
mengalir. Sumbu terpanjang elip sejajar arah sumber dan aliran.
Vesikuler meruncing umumnya terdapat pada lava yang kental.4.
Struktur skoria (scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler
berbentuk membulat atau elip, rapat sekali sehingga berbentuk
seperti rumah lebah.5. Struktur batuapung (pumiceous structure)
adalah struktur vesikuler dimana di dalam lubang terdapat
serat-serat kaca.6. Struktur amigdaloid (amygdaloidal structure)
adalah struktur vesikuler yang telah terisi oleh mineral-mineral
asing atau sekunder.7. Struktur aliran (flow structure), adalah
struktur dimana kristal berbentuk prismatik panjang memperlihatkan
penjajaran dan aliran.
Struktur batuan beku tersebut di atas dapat diamati dari contoh
setangan (hand specimen) di laboratorium. Sedangkan struktur batuan
beku dalam lingkup lebih besar, yang dapat menunjukkan hubungan
dengan batuan di sekitarnya, seperti dike (retas), sill, volcanic
neck, kubah lava, aliran lava dan lain-lain hanya dapat diamati di
lapangan.
II.2.6. KOMPOSISI MINERAL BATUAN BEKUBerdasarkan jumlah
kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan beku terdapat
mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral
tambahan (accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary
minerals).1. Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk
langsung dari pembekuan magma, dalam jumlah melimpah sehingga
kehadirannya sangat menentukan nama batuan beku.2. Accessory
minerals , adalah mineral yang juga terbentuk pada saat pembekuan
magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya tidak
mempengaruhi penamaan batuan. Mineral ini misalnya kromit,
magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon. Mineral esensiil dan mineral
tambahan di dalam batuan beku tersebut sering disebut sebagai
mineral primer, karena terbentuk langsung sebagai hasil pembekuan
daripada magma.3. Secondary minerals adalah mineral ubahan dari
mineral primer sebagai akibat pelapukan, reaksi hidrotermal, atau
hasil metamorfisme. Dengan demikian mineral sekunder ini tidak ada
hubungannya dengan pembekuan magma. Mieral sekunder akan
dipertimbangkan mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang akan
diuraikan pada acara analisis batuan ubahan. Contoh mineral
sekunder adalah kalsit, klorit, pirit, limonit dan mineral
lempung.4. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak
membentuk kristal atau amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan
magma yang sangat cepat dan hanya terjadi pada batuan beku luar
atau batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca gunungapi
(volcanic glass).5. Mineral felsik adalah adalah mineral primer
atau mineral utama pembentuk batuan beku, berwarna cerah atau
terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca, K, dan Na. Mineral felsik
dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid (foid) dan kuarsa.
Di dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak muncul
dan sebaliknya. Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali
felspar dan plagioklas.6. Mineral mafik adalah mineral primer
berwarna gelap, tersusun oleh unsur-unsur Mg dan Fe. Mineral mafik
terdiri dari olivin, piroksen, amfibol (umumnya jenis hornblende),
biotit dan muskovit.
II.2.7. JENIS BATUAN BEKUSemua batuan beku terbentuk dari
pendinginan dan pemadatan magma, terdapat 2 jenis batuan beku yaitu
:1. Batuan beku luar, batuan beku yang terbentuk oleh pemadatan
lava dan tepra diatas permukaan bumi.2. Batuan beku dalam, batuan
beku yang terbentuk oleh pemadatan magma didalam kerak bumi.Batuan
beku luar cenderung mempunyai butiran-butiran yang kasar karena
pembekuan magma di dalam kerak bumi mendingin secara lambat dan
mempunyai waktu yang cukup lama untuk membentuk butiran-butiran
mineral batuan yang besar. Batuan dengan butiran kasar disebut
paneritik yaitu butiran mineral-mineral dapat dilihat dengan mata
telanjang. Secara praktis yaitu butiran mineralnya mempunyai ukuran
yang lebih besar dari 2 mm. Batuan beku yang berbutir halus disebut
aphanites yaitu butiran mineralnya lebih kecil dari 2 mm, sedangkan
batuan beku yang mempunyai butiran campuran yaitu antara yang kasar
dengan yang halus disebut propirik, dan batuan beku yang mineralnya
sebagian besar atau semuannya seperti gelas disebut obsidian.
obsidian
Macam-macam batuan beku dalam :1. Granit dan Granodiorit
2. Diorit
Macam-macam batuan beku luar :1. Rhyolit dan Dacit
2. Andesit
BAB IIIKESIMPULAN
Magma adalah suatu lelehan silikat bersuhu tinggi berada didalam
Litosfir, yang terdiri dari ion-ion yang bergerak bebas, hablur
yang mengapung didalamnya, serta mengandung sejumlah bahan berwujud
gas. Sedangkan batuan beku merupakan hasil pembekuan dari magma
yang keluar dari permukaan bumi, dimana saat proses pembekuannya
ada yang sangat cepat dan sangat lambat, biasanya batuan beku yang
lambat dalam pembekuannya akan memperlihatkan mineral mineral yang
sangat besar (fenerik) dan tampak walau pun dengan mata telanjang,
sebaliknya dengan batuan beku yang proses pembekuannya sangat cepat
mineral mineralnya akan terlihat sangat kecil (afanitik) dan harus
di lihat dengan lup. Proses pembekuan magma bisa di luar permukaan
bumi dan juga bisa di luar permukaan bumi, begitu juga dengan jenis
batuan beku yang terbentuk di dalam bumi di sebut intrusi dan
diluar permukaan bumi di sebut ekstrusif. Proses terbentuk dan
membekunya magma tentu saja tidak akan lepas oleh adanya batuan
beku, karena terbentuknya batuan beku merupakan hasil dari magma
itu sendiri. .
BAB IV PENUTUPDemikianlah makalah yang dapat saya buat,semoga
bisa menjadi berguna bagi para pembaca terutama mengenai magma yang
berkaitan dengan batuan beku. Saya mohon maaf apabila ada kesalahan
atau kekurangan dalam penulisan makalah ini dan saya mengharapan
kritik dan sarannya yang bersifat membangun. Atas perhatiannya kami
ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/05/magma.htmltanggal 5
Maret 2014http://emsidik.blogspot.com/2013/06/magma.htmltanggal 5
Maret
2014http://ptbudie.wordpress.com/2012/03/29/batuan-beku-dan-klasifikasi-berdasarkan-genesanya/tanggal
5 Maret 2014
2