KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur atas limpah rahmat
Tuhan yang maha Esa, penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Motor Induksi Tiga Fasa dengan tujuan mengetahui dan
memahami sistem kerja pada Motor Induksi Tiga Fasa tersebut.Makalah
ini hanya memuat hal-hal pokok berkaitan dengan Motor Induksi Tiga
Fasa tersebut. Baik dari pengertian, konstruksi, sistem kerja dan
keuntungan dari motor ini. Makalah ini bersumber dari buku
referensi dan referensi dari internet yang berhubungan dengan Motor
Induksi Tiga Fasa tersebut..Penulis menyadari dalam makalah ini
masih banyak kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun, penulis
berharap makalah ini mudah-mudahan bisa berguna bagi kita semua,
dan mejadi amal soleh bagi kita semua. atas perhatianya penulis
ucapkan terima kasih.Bandung, April 2014Penulis, Adi Septiawan
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR iDAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 11.1
Latar belakang ................................11.2 Rumusan Masalah
...............................................21.3 Tujuan...21.4
Manfaat..3BAB II PEMBAHASAN ...42.1 Kajian Teoritis42.2 Pengenalan
Motor Induksi Tiga
Fasa......................................................42.3
Konstruksi Motor Induksi Tiga Fasa
...................................................... 82.4 Prinsip
Kerja Motor Induksi Tiga Fasa
.................................................. 152.5 Keuntungan
Dan Kerugian Motor Tiga Fasa
......................................... 182.6 Perawatan
.........................................192.7 Aplikasi Motor
Induksi Tiga Fasa
...........................................................20BAB
III
PENUTUP..........................................................
253.1 Kesimpulan ................................................
133.2 Saran ...................................... 13DAFTAR PUSTAKA
.......................................................... 14 BAB
IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang Motor induksi merupakan motor listrik
arus bolak balik (AC) yang paling luas digunakan. Penamaannya
berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi
medan magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan
diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang
terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran
rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan
oleh arus stator. Motor induksi ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
motor induksi satu fasa, dan motor induksi tiga fasa. Motor induksi
sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di
industri maupun di rumah tangga. Hal ini disebabkan karena motor
induksi memiliki berbagai keunggulan dibanding dengan motor listrik
yang lain, yaitu diantaranya karena harganya yang relatif murah,
konstruksinya yang sederhana dan kuat serta karakteristik kerja
yang baik. Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor yang
paling banyak digunakan pada perindustrian, motor inilah yang akan
digunakan untuk memutar beban yang ada diperindustrian. motor
induksi tiga fasa keluaran besarannya berupa torsi untuk
menggerakkan beban. Jika torsi beban yang dipikul motor induksi
tiga fasa lebih besar, maka motor induksi tiga fasa tidak akan
berputar. Dan jika torsi beban yang dipikul motor induksi tiga fasa
terlalu kecil, maka ini dianggap suatu hal yang berlebihan. Motor
induksi tiga fasa yang mempunyai efisiensi tinggi biasanya memiliki
tahanan rotor yang kecil. Akibatnya motor ini akan menghasilkan
torsi awal yang kecil dan menarik arus awal yang besar. Namun
terkadang batangan yang rusak pada cangkang rotor dapat menyebabkan
belitan motor yang tidak seimbang, yang memberikan pengaruh
terhadap torsi dan putarannya. Oleh karena itu semua kita perlu
mengetahui dan mempelajari konsep serta melakukan analisa hal-hal
yang berkaitan dengan motor induksi tiga phasa ini.1.2Rumusan
masalah1. Apa yang dimaksud dengan motor induksi tiga phasa?2.
Bagaimana konstruksi dari motor induksi tiga phasa?3. Bagaimana
prinsip kerja dari motor induksi tiga phasa?4. Apa keuntungan dan
kerugian dari motor induksi tiga fasa ini?5. Bagaimana cara
perawatan motor induksi tiga fasa ?6. Apa contoh aplikasi dari
motor tiga fasa ini?1.3TujuanAdapun tujuan penulisan makalah ini
adalah :1. Memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknik Listrik dan
Elektronika yang diampu oleh Dr. H. Inu Hardi Kusumah, S.T, M.Pd2.
Memberikan pengetahuan tentang motor induksi tiga fasa kepada
pembaca3. Memberikan pengetahuan mengenai komponen-komponen utama
pada motor induksi tiga fasa4. Memberikan pengetahuan mengenai
prinsip kerja dari motor induksi tiga fasa ini.5. Agar dapat
mengetahui keuntungan dan kerugian dari motor listrik tiga fasa
ini.6. Memberikan pengetahuan mengenai perawatan motor induksi tiga
phasa ini.7. Mengetahui contoh-contoh aplikasi dari motor tiga
phasa.
1.4Manfaat Makalah ini disusun dengan harapan memberikan
kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara
teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan konsep tentang
motor listrik induksi tiga phasa . Secara praktis makalah ini
diharapkan bermanfaat bagi:1. Penulis, sebagai wahana penambah
pengetahuan dan konsep keilmuan khusunya tentang konsep motor
listrik tiga phasa.2. Pembaca, sebagai media informasi tentang
konsep Motor listrik tiga fasa.
BAB IIPEMBAHASAN2.1 Kajian TeoritisMotor induksi didefinisikan
sebagai motor yang bekerja berdasarkan induksi medan magnet stator
ke rotornya. Arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber
tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat
adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar
(rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator. (Gede,
2013). Menurut sudjoto (1984.107), motor induksi sering disebut
motor tidak serempak. Disebut demikian karena jumlah putaran rotor
tidak sama dengan putaran medan magnit stator.Menurut Robert
Rosenberg (1985. 91) mengemukakan bahwa motor berfasa banyak adalah
motor arus bolak-balik (AC) yang direncanakan baik untuk tiga fasa
maupun yang lainnya.Jadi pengertian motor induksi tiga fasa adalah
suatu mesin listrik yang merubah energi listrik menjadi energi
gerak dengan menggunakan gandengan medan listrik dan mempunyai slip
antara medan stator dan medan rotor yang dioperasikan pada sistem
tenaga tiga fasa.2.2 Pengenalan Motor Induksi/ asinkron Tiga
FasaMotor induksi adalah suatu mesin listrik yang merubah energi
listrik menjadi energi gerak dengan menggunakan gandengan medan
listrik dan mempunyai slip antara medan stator dan medan rotor.
Motor induksi 3-fasa dioperasikan pada sistem tenaga 3-fasa dan
banyak digunakan di dalam berbagai bidang industri dengan kapasitas
yang besar. Bentuk gambaran motor induksi 3 fasa diperlihatkan
padagambar 2.1, dan contoh penerapan motor induksi ini di industri
diperlihatkan pada gambar 2.2. a) bentuk fisik b) motor induksi
dilihat ke dalamGambar 2.1 Motor induksi 3-fasa
Gambar 2.2 Penerapan motor induksi di dunia industriData-data
motor induksi mengenai daya, tegangan dan data lain yang
berhubungan dengan kerja motor induksi dibuatkan pada plat nama
(name plate) motor induksi. Contoh data yang ditampilkan pada plat
nama motor induksi ini diperlihatkan pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Contoh data yang ada di plat nama motor induksi
Motor induksi 3 fasa memiliki keunggulan diantaranya handal,
tidak ada kontak antara stator dan rotor kecuali bearing, tenaga
yang besar, daya listrik rendah dan hampir tidak ada perawatan.
Akan tetapi motor induksi 3 fasa memiliki kelemahan pada
pengontrolan kecepatan. Kecepatan putar motor induksi bergantung
pada frekuensi input, sedangkan sumber listrik memiliki frekuensi
konstan. Untuk mengubah frekuensi input lebih sulit daripada
mengatur tegangan input. Dengan ditemukannya teknologi inverter
maka hal tersebut menjadi lebih mudah dan mungkin dilakukan.Dalam
beberapa tahun yang lalu F. Blaschke telah mempublikasikan mengenai
field oriented control (FOC) untuk motor induksi. Teori ini telah
lengkap dikembangkan dan banyak digunakan dalam proses industri.
Kemudian teknik baru telah dikembangkan yaitu teknik kontrol torsi
dari motor induksi oleh I. Takahashi yang dikenal dengan Direct
Torque Control (DTC). Dengan DTC dimungkinkan mengontrol torsi
dengan performi yang baik tanpa menggunakan tranduser mekanik pada
poros motor, sehingga DTC dapat dikatakan sebagai teknik kontrol
type sensorless . Dengan menggunakan sensor putaran rotor motor
akan mengakibatkan stabilitas yang rendah dan ada noise, sehingga
dalam pengemudian motor induksi dengan pemakaian khusus menggunakan
sensor mekanik akan menyulitkan.Untuk mengontrol kecepatan motor
induksi 3 fasa menggunakan metode Direct Torque Control memiliki
beberapa kelebihan diantaranya adalah : 1. Tidak membutuhkan
transformasi koordinat. 2. Tidak membutuhkan pembangkit pulsa PWM.
3. Tidak membutuhkan regulator arus. 4. Kurang bergantung pada
parameter mesin. Metode Direct Torque Control merupakan tipe
kontrol close loop. Kontrol close loop umum digunakan di dalam
pengaturan kecepatan motor induksi karena memberikan respon
kecepatan yang lebih baik dari pada open loop. Kontrol close loop
disebut juga kontrol umpan balik yang menjadikan output sebagai
perbandingan dengan input (referensi) untuk memperoleh suatu error.
Didalam suatu sistem yang handal, adanya error merupakan suatu
kerugian. Oleh karena itu, digunakan control PI yang diharapkan
dapat menekan error sampai nilai minimal. Namun hal ini membutuhkan
perhitungan matematik yang rumit dan komplek dalam menentukan Kp
dan Ki yang sesuai, agar diperoleh kinerja motor yang bagus.a.
Direct Torque Control (DTC)Direct Torque Control (DTC) adalah
kontrol berdasarkan fluks stator dalam kerangka seferensi stator
menggunakan kontrol langsung dari switching inverter. Ide dasar
dari DTC adalah perubahan torsi sebanding dengan slip antara fluk
stator dan fluk rotor pada kondisi fluk bocor stator tetap. Hal ini
banyak dikenali untuk pengaturan torsi dan fluk cepat dan robust.
Pada motor induksi dengan rotor sangkar untuk waktu tetap rotor
menjadi sangat besar, fluk bocor rotor berubah perlahan dibanding
dengan perubahan fluk bocor stator. Oleh karena itu, pada keadaan
perubahan yang cepat fluk rotor cenderung tidak berubah. Perubahan
cepat dari torsi elektromagnetik dapat dihasilkan dari putaran fluk
stator, sebagai arah torsi. Dengan kata lain fluk stator dapat
seketika mempercepat atau memperlambat dengan menggunakan vektor
tegangan stator yang sesuai. Torsi dan fluk kontrol bersama-sama
dan decouple dicapai dengan pengaturan langsung dari tegangan
stator, dari error respon torsi dan fluk. DTC biasanya digunakan
sesuai vektor tegangan dalam hal ini untuk memelihara torsi dan
fluk stator dengan dua daerah histerisis, yang menghasilkan
perilaku bang bang dan variasi prosedur frekuensi pensaklaran dan
ripple fluk, torsi dan arus yang penting.b. Kontrol PIKontrol PI
merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan pada
kontrol loop tertutup. Selain itu sistem ini mudah digabungkan
dengan metoda pengaturan yang lain seperti Fuzzy dan Robust,
Sehingga akan menjadi suatu sistem pengatur yang semakin baik.
Kontrol PI terdiri dari 2 jenis cara pengaturan yang saling
dikombinasikan, yaitu Kontrol P (Proportional) dan Kontrol I
(Integral). Masing-masing memiliki parameter tertentu yang harus
diset untuk dapat beroperasi dengan baik, yang disebut sebagai
konstanta. Setiap jenis, memiliki kelebihan dan kekurangan
masing-masing. 2.3 Konstruksi Motor Induksi Tiga FasaSebagaimana
mesin pada umumnya menunjukkan bahwa motor induksi juga memiliki
konstruksi yang sama baik motor DC maupun AC. Konstruksi dimaksud
terdiri dari 2 bagian utama yaitu stator dan rotor. Secara lengkap
dan detail dari kedua konstruksi dapat dilihat pada gambar 1
berikut :
Gambar 2. 4. Kostruksi utama Stator dan RotorA. StatorStator
pada motor induksi adalah sama dengan yang dimiliki oleh motor
sinkron dan generator sinkron. Konstruksi stator terbuat dari
laminasi-laminasi dari bahan besi silikon dengan ketebalan (4 s/d
5) mm dengan dibuat alur sebagai tempat meletakan belitan/kumparan,
secara detail ditunjukan pada gambar 2 berikut.
Gambar 2. 5. Konstruksi stator dengan alur-alurnyaDalam
alur-alur stator diletakkan belitan stator yang posisinya saling
berbeda satu dengan lainnya, sesuai dengan fase derajat listrik
yaitu 120 antar fase (motor 3 fase). Jumlah gulungan pada stator
dibuat sesuai dengan jumlah kutub dan jumlah putaran yang
diinginkan atau ditentukan. Khusus untuk Stator pada motor-motor
listrik dengan ukuran kecil dibentuk dalam potongan utuh. Sedangkan
untuk motor-motor dengan ukuran besar adalah tersusun dari sejumlah
besar segmen-segmen laminasi.B. RotorIni adalah bagian yang
berputar dari motor. Seperti dengan stator atas, rotor terdiri dari
satu set laminasi baja beralur ditekan bersama dalam bentuk jalur
magnetik silinder dan sirkuit listrik. Rangkaian listrik dari rotor
dapat berupa : Menurut jenis rotor pada motor induksi dibagi
menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:a) Rotor Sangkar Tupai (Squirrel Cage
Rotor)Rotor yang terdiri dari sejumlah lilitan yang berbentuk
Batang tembaga yang dihubungkan singkat pada setiap ujungnya
kemudian disatukan (di cor) menjadi satu kesatuan sebagaimana
gambar 2.6.
Gambar 2.6. Rotor sangkar TupaiJenis rotor sangkar tupai, yang
terdiri dari satu set tembaga atau potongan aluminium yang dipasang
ke dalam slot, yang terhubung ke sebuah akhir-cincin pada setiap
akhir rotor. Konstruksi gulungan rotor ini menyerupai 'kandang
tupai'. Potongan aluminium rotor biasanya dicor mati ke dalam slot
rotor, yang membuat konstruksinya sangat kasar. Meskipun potongan
rotor aluminium berada dalam kontak langsung dengan laminasi baja,
hampir semua arus rotor melalui jeruji aluminium dan tidak di
laminasi.Sejumlah motor induksi yang beredar dipasaran maupun yang
banyak digunakan sekitar 90% adalah motor induksi dengan Rotor
Sangkar. Alasan umum yang diperoleh adalah karena konstruksi yang
sederhana dan juga lebih murah harganya. Konstruksi rotor
sebagaimana gambar 2.7. berikut ini, menunjukkan konstruksi
batang-batang konduktor dari bahan tembaga atau alumunium yang
dihubungkan singkat.
Gambar 2.7. Konstruksi dan bagian dari rotor sangkarSejumlah
batang-batang konduktor tersebut dimasukkan ke dalam
laminasi-laminasi yang terbuat dari bahan besi silikon serta
menjadi satu dengan poros rotor. Sebagaimana konstruksi tersebut di
atas terutama batang-batang konduktor yang terhubung singkat, maka
tidak dimungkinkan untuk menambah Tahanan Luar (yang dipasang
secara seri) dengan rotor guna keperluan Pengasutan. Selain itu
pula posisi dari batang-batang konduktor/tembaga posisinya dibuat
tidak paralel (tidak segaris) dengan poros rotor. Posisi batang
konduktor agak dimiringkan sebagaimana terlihat pada gambar 4 di
atas. Alasan diletakan posisi miring dari konduktor terhadap poros
adalah : Memperhalus suara pada saat motor berputar (memperkecil
dengungan magnetis/suara bising) Menghilangkan kecenderungan Lock
atau mengunci yang disebabkan karena interaksi langsung antara
medan magnit stator dan rotor.Pada motor-motor dengan kapasitas
kecil, batang-batang konduktor di cor menjadi satu bagian dengan
alumunium alloy. Selain itu pula contoh lainnya adalah ada juga
yang rotornya hanya berupa besi masip tanpa satupun konduktor.
Jenis seperti ini biasanya disebut sebagai Motor Arus Eddy.b) Rotor
Belitan (Wound Rotor)Rotor yang terbuat dari laminasi-laminasi besi
dengan alur-alur sebagai tempat meletakkan belitan (kumparan)
dengan ujung-ujung belitan yang juga terhubung singkat seperti
gambar 2.8.
Gambar 2.8. Rotor belitanMotor dengan jenis rotor belitan
biasanya diperlukan pada saat pengasutan atau pengaturan kecepatan
dimana dikehendaki torsi asut yang tinggi
Gambar 2.9. Jenis rotor sangkar dan belitan pada motor induksi 3
fasa
Belitan-belitan yang terpasang pada rotor telah diisolasi
sebagaimana belitan yang terdapat pada stator. Belitan yang ada
pada rotor diletakkan juga pada alur-alur rotor dan pada setiap
ujungnya dihubungkan secara langsung pada cincin (slipring) yang
posisinya dibagian depan dari rotor serta menjadi satu dengan poros
(gambar 2.6.). Belitan rotor ini di desain sama dengan kutub yang
dimiliki belitan statornya dan selalu dalam bentuk belitan 3 fasa
sekalipun statornya hanya 2 fasa. Pengaturan
belitan/gulungan/kumparan dilakukan untuk masing-masing fasa adalah
sama. Sedangkan pada ujung-ujung dari masing kumparan/fasa yang
keluar dihubungkan ke 3 buah cincin (slipring) berdasarkan jumlah
fasenya. Konstruksi slip ring terhubung secara langsung dengan
masing-masing sikat. Dengan demikian, maka pada jenis ini dapat
dihubungkan secara langsung ke Tahanan luar guna keperluan
pengasutan. Pada gambar 2.10 dan 2.11 di bawah ini menunjukkan
detail dari konstruksi motor induksi dengan rotor sangkar dan rotor
belitan termasuk bagian-bagiannya
Gambar 2.10. Konstruksi detail motor induksi dengan rotor
sangkar
Gambar 2.11. Konstruksi detail motor induksi dengan rotor
belitan
C. Parts lainnya Bagian lain, yang dibutuhkan untuk melengkapi
motor induksi adalah: Dua flensa di ujung untuk mendukung dua
bantalan, satu di drive-end (DE) dan yang lainnya di non drive-end
(NDE) Dua bantalan untuk mendukung berputarnya poros, pada DE dan
NDE Poros baja untuk transmisi torsi ke beban Kipas pendingin yang
terletak di NDE untuk memberi pendinginan yang kuat untuk stator
dan rotor Kotak terminal di atas atau kedua sisi untuk menerima
sambungan listrik eksternal.
Gambar 2.12. Komponen lainnya pada motor induksi2.4Prinsip Kerja
Motor Induksi Tiga FasaNugraha (2011) mengemukakan bahwa motor
induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan
stator kepada kumparan rotornya. Garis-garis gaya fluks yang
diinduksikan dari kumparan stator akan memotong kumparan rotornya
sehingga timbul emf (ggl) atau tegangan induksi dan karena
penghantar (kumparan) rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka
akan mengalir arus pada kumparan rotor.Penghantar (kumparan) rotor
yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang berasal
dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya
Lorentz yang menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor
sesuai dengan arah pergerakan medan induksi stator. Pada rangka
stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot-slotnya
yang dililitkan pada sejumlah kutub tertentu. Jumlah kutub ini
menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang terjadi yang
diinduksikan ke rotornya. Makin besar jumlah kutub akan
mengakibatkan makin kecilnya kecepatan putar medan stator dan
sebaliknya. Kecepatan berputarnya medan putar ini disebut kecepatan
sinkron.Menurut Azhary (2011) jika dijelaskan secara sistematis
maka prinsip kerja motor induksi itu sebagai berikut:a) Pada
keadaan beban nol ketiga phasa stator yang dihubungkan dengan
sumber tegangan tiga phasa yang setimbang menghasilkan arus pada
tiap belitan phasa.b) Arus pada tiap fasa menghasilkan fluks
bolak-balik yang berubah-ubah.c) Amplitudo fluksi yang dihasilkan
berubah secara sinusoidal dan arahnya tegak lurus terhadap belitan
phasa.d) Akibat fluks yang berputar timbul ggl pada stator motor
yang besarnya adalah e1 = -N d / dt ( Volt ) atau 4,44FN1 (Volt
).e) Penjumlahan ketiga fluks bolak-balik tersebut disebut medan
putar yang berputar dengan kecepatan sinkron ns, besarnya nilai ns
ditentukan oleh jumlah kutub p dan frekuensi stator f yang
dirumuskan dengan Ns = 120 F / P ( rpm ).f) Fluksi yang berputar
tersebut akan memotong batang konduktor pada rotor. Akibatnya pada
kumparan rotor timbul tegangan induksi (ggl) sebesar E2 yang
besarnya 4,44FN2 ( Volt )dimana : E2 = Tegangan induksi pada rotor
saat rotor dalam keadaan diam (Volt) N2 = Jumlah lilitan kumparan
rotor m = Fluksi maksimum(Wb)g) Karena kumparan rotor merupakan
rangkaian tertutup, maka ggl tersebut akan menghasilkan arus I2.h)
Adanya arus I2 di dalam medan magnet akan menimbulkan gaya F pada
rotor.i) Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya F cukup besar
untuk memikul kopel beban, rotor akan berputar searah medan putar
stator.j) Perputaran rotor akan semakin meningkat hingga mendekati
kecepatan sinkron. Perbedaan kecepatan medan stator (ns) dan
kecepatan rotor (nr) disebut slip (s) dan dinyatakan dengan S = Ns
- Nr / Nsk) Pada saat rotor dalam keadaan berputar, besarnya
tegangan yang terinduksi pada kumparan rotor akan bervariasi
tergantung besarnya slip. Tegangan induksi ini dinyatakan dengan
E2s yang besarnya E2s = 4,44FN2 m ( Volt )Dimana:E2s = tegangan
induksi pada rotor dalam keadaan berputar (Volt) f2 = s.f =
frekuensi rotor (frekuensi tegangan induksi pada rotor dalam
keadaan berputar)l) Bila ns = nr, tegangan tidak akan terinduksi
dan arus tidak akan mengalir pada kumparan rotor, karenanya tidak
dihasilkan kopel. Kopel ditimbulkan jika nr < ns.
Rangkaian Ekivalen Motor Induksi
Gambar 12. Analogi dan rangkaian ekivalen motor induksiDari
analogi diatas, pengoperasian motor induksi pasti menghasilkan
power loss. Power loss tersebut dapat berasal dari daya mekanik
motor, rugi-rugi tembaga rotor, dan rugi-rugi tembaga stator.
(Gede, 2013).2.5 Keuntungan dan kerugian motor induksi 3 fasa :a.
Keuntungan penggunaan motor induksi tiga phasa Konstruksi sangat
kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi. Effesiensi relatif
tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan
kecil. Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir
tidak diperlukan. b. Kerugian penggunaan motor induksi 3 fasa
Kecepatan tidak mudah dikontrol Power faktor rendah pada beban
ringan Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal
2.6 PerawatanHampir semua inti motor dibuat dari baja silikon
atau baja gulung dingin yang dihilangkan karbonnya, sifat-sifat
listriknya tidak berubah dengan usia. Walau begitu, perawatan yang
buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur motor dan
operasi yang tidak handal. Sebagai contoh, pelumasan yang tidak
benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan pada motor dan
penggerak transmisi peralatan. Kehilangan resistansi pada motor,
yang meningkat dengan kenaikan suhu. Kondisi ambien dapat juga
memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja motor. Sebagai contoh,
suhu ekstrim, kadar debu yang tinggi, atmosfir yang korosif, dan
kelembaban dapat merusak sifat-sifat bahan isolasi; tekanan mekanis
karena siklus pembebanan dapat mengakibatkan kesalahan
penggabungan. Perawatan yang tepat diperlukan untuk menjaga kinerja
motor. Sebuah daftar periksa praktek perawatan yang baik akan
meliputi sebagai berikut.1. Pemeriksaan motor secara teratur untuk
pemakaian bearings dan rumahnya (untuk mengurangi kehilangan karena
gesekan) dan untuk kotoran/debu pada saluran ventilasi motor (untuk
menjamin pendinginan motor)2. Pemeriksaan kondisi beban untuk
meyakinkan bahwa motor tidak kelebihan atau kekurangan beban.
Perubahan pada beban motor dari pengujian terakhir mengindikasikan
suatu perubahan pada beban yang digerakkan, penyebabnya yang harus
diketahui.3. Pemberian pelumas secara teratur. Fihak pembuat
biasanya memberi rekomendasi untuk cara dan waktu pelumasan motor.
Pelumasan yang tidak cukup dapat menimbulkan masalah, seperti yang
telah diterangkan diatas. Pelumasan yang berlebihan dapat juga
menimbulkan masalah, misalnya 90 minyak atau gemuk yang berlebihan
dari bearing motor dapat masuk ke motor dan menjenuhkan bahan
isolasi motor, menyebabkan kegagalan dini atau mengakibatkan resiko
kebakaran.4. Pemeriksaan secara berkala untuk sambungan motor yang
benar dan peralatan yang digerakkan. Sambungan yang tidak benar
dapat mengakibatkan sumbu as dan bearings lebih cepat aus,
mengakibatkan kerusakan terhadap motor dan peralatan yang
digerakkan.5. Dipastikan bahwa kawat pemasok dan ukuran kotak
terminal dan pemasangannya benar. Sambungan-sambungan pada motor
dan starter harus diperiksa untuk meyakinkan kebersihan dan
kekencangnya.6. Penyediaan ventilasi yang cukup dan menjaga agar
saluran pendingin motor bersih untuk membantu penghilangan panas
untuk mengurangi kehilangan yang berlebihan. Umur isolasi pada
motor akan lebih lama: untuk setiap kenaikan suhu operasi motor
10oC diatas suhu puncak yang direkomendasikan, waktu pegulungan
ulang akan lebih cepat, diperkirakan separuhnya.2.7 Aplikasi Motor
Induksi Pada Elevator atau LiftSalah satu jenis pesawat pengangkat
yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang dari suatu
tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi ataupun sebaliknya.
Adapun jenis mesin lift dibagi menjadi dua yaitu mesin lift
penumpang dan lift barang. Gerak kerja dari mesin lift ini adalah
dengan cara menaik turunkansangkar pada sebuah lorong lift dimana
gerakannya berasal dari putaran motor listrik. Konstuksi umum mesin
lift/elevator berupa sebuah sangkar yang dinaik turunkan oleh mesin
pengangkat, dimana yang akan direncanakan disini adalah dua sangkar
tanpa penyeimbang(Counter Weight) yang mana apabila salah satu
sangkar naik maka sangkar yang satu lagi harus turun begitu pula
untuk sebaliknya. Sangkar tersebut dijalankan pada rel-rel dengan
menggunakan alat penuntun sangkar yang terpasang tetap, hal ini
dimaksudkan agar lift tersebut tidak bergoyang pada saat
berjalan.
Gambar 2.13. Bagian- bagian elevator
1
1. Control System 2. Geared Machine 3. Primary Velocity
Tranducer 4. Governor 5. Hoisting Ropes 6. Roller Guide/ Guide Shoe
7. SecondaryPossition Tranducer 8. Door Operator9. Entrance
Protection System 10. Load Weighing Tranducers 11. Car Safety
Device 12. Traveling Cable 13. Elevator Rail14. Counterweight15.
Compesation Ropes 16. Governor Tension Sheave 17. Counterweight
Buffer18. Car Buffer
Bagian-bagian diatas belum termasuk system control pada
rangkaian elecktro penggatur arus listrik pada elevator.
Bagian-bagian rangkaian elektro pengatur arus listriknya adalah :1.
Motor Penggerak
Gambar 2.14. Motor penggerak
Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik tiga fasa yang
putarannya diteruskan dengan transmisi roda gigi. Motor penggerak
ini dilengkapi dengan rem magnet (magnetic brake) yang berfungsi
menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang
dituju, pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC
(Programable Logic Control) . Motor penggerak dalam menarik dan
menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar
pada puli mesin ( sheave ).2. Pulley Sistem pulley dalam konstruksi
mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan majemuk.
3. Tali Baja Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari
putaran puli ke gerakan naik turun sangkar pertama dan sangkar
kedua. Jumlah dan diameter tali baja ditentukan dari besarnya beban
yang akan diangkat.
4. Sangkar / KeretaSangkar adalah suatu tempat yang digunakan
untuk mengangkut penumpang maupun barang. sangkar elevator
beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua
sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding
guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki rail. Selain pemandu
rail ( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer
rubber ) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator
berhenti maupun mulai start, selain itu pula terdapat pendeteksi
beban ( switch overload ) yang terdapat dibawah kereta elevator.
Pada pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray
) dan sensor sentuh (safety shoe) yang terpasang pada pintu kereta
dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu
elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol
pemesanan lantai ( floor button ) yang akan dituju oleh pengguna
elevator. Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang digerakkan
oleh motor stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang
asalnya dari sensor kedekatan ( proximity ) yang berfungsi
menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan
level atau rata maka motor stepper akan membuka pintu secara
otomatis.
5. Bobot Penyeimbang (Counter Weight) Penyeimbang (Counter
Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari berat sangkar sehingga
mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada umumnya berat
penyeimbang sama dengan berat maksimum sangkar ditambah 40% - 50%
.6. Rem Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup.
Yang paling umum adalah rem lift terdiri dari perakitan kompresi
pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah solenoida .
Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk
mencengkeram drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan
pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk menahan
rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat
dilakukan secara langsung di salah satu lengan operasi atau melalui
sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah sama. Saat
diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros drum
rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.7. Governor
Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja
pengaman. Tali pengaman ini meneruskan gerakan dari kereta ke
governer dan memutar roda governor. Apabila kecepatan kereta
melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja
dengan cara sebagai berikut : a. Memutus jalur kontrol melalui
saklar pembatas kecepatan. b. Menjepit tali governor dan membuat
rem pengaman bekerja
BAB IIIPENUTUP
3.1 KesimpulanMotor induksi tiga fasa merupakan motor yg paling
banyak di gunakan dalam bidang industri, karena memiliki keunggulan
yaitu: efisiensi tinggi, memiliki tahanan rotor yang kecil,
sehingga tidak ada kontak antara rotor dan stator kecuali bearing,
tenaga yang besar, daya listrik yang rendah dan perawatan yang
minim.selain itu kontruksinya sangat sederhana sehingga tidak
terlalu sulit dalam perbaikannya apabila terjadi kerusakan pada
motor sehingga tidak menggangu jalannya produksi pada industri.
Tetapi motor ini akan menghasilkan torsi awal yang kecil dan
menarik arus awal yang besar.3.2 Saran
1. Penulis mengharapkan pembaca untuk bisa membuat sebuah
penelitian tentang motor induksi tiga fasa.2. Walaupun perawatan
motor induksi tiga fasa ini minim, diharapkan pembaca tidak
menyepelehkan masalah perawatan tersebut.3. Diharapkan bagi pembaca
dapat menemukan solusi untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan
pada motor induksi tiga fasa ini.
DAFTAR PUSTAKA
Kusumah, Inu.H. ( 2008 ). Diktat ( Bahan Ajar ) Teknik Listrik
dan Elektronika.Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.PUSAT
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ismail Muchsin, ST,
MThttps://www.google image motor tiga
phasahttps://www.academia.edu/8900519/MAKALAH_MESIN_INDUKSI_3-PHASAhttps://www.digilib.unimus.ac.id/download.php?id=3841