BAB IPENDAHULUAN
A. PEMILIHAN BAHAN AKTIFParacetamol (Asetaminofen) merupakan
metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama. Efek
antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Paracetamol
mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0% ,
dihitung terhadap zat anhidrat. Parasetamol (asetaminofen)
merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara kerja menghambat
sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP).
Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam
bentuk sediaan tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun
kombinasi dengan obat lain dalam sediaan obat flu, melalui resep
dokter atau yang dijual bebas (Lusiana Darsono 2002). Parasetamol
adalah para aminofenol yang merupakan metabolit fenasetin dan telah
digunakan sejak tahun 1893 (Wilmana, 1995). Parasetamol
(asetaminofen) mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tidak
mempunyai daya kerja anti radang dan tidak menyebabkan iritasi
serta peradangan lambung (Sartono,1993). Parasetamol bekerja pada
tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada tempat inflamasi
terdapat leukosit yang melepaskan peroksid sehingga efek anti
inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna untuk nyeri ringan
sampai sedang, seperti nyeri kepala, mialgia, nyeri paska
melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011). Parasetamol, mempunyai
daya kerja analgetik dan antipiretik sama dengan asetosal, meskipun
secara kimia tidak berkaitan. Parasetamol tidak mempunyai daya
kerja antiradang seperti Asetosal dan tidak menimbulkan iritasi dan
pendarahan lambung. Parasetamol sebagai obat antipiretika, dapat
digunakan baik Asetosal, Salsilamid maupun Parasetamol diantara
ketiga obat tersebut, Parasetamol mempunyai efek samping yang
paling ringan dan aman untuk anak-anak. Anak-anak di bawah umur dua
tahun sebaiknya menggunakan Parasetamol, kecuali ada pertimbangan
khusus lainnya dari dokter. Penelitian pada anak-anak dapat
diketahui bahawa kombinasi Asetosal dengan Parasetamol bekerja
lebih efektif terhadap demam daripada jika diberikan
sendiri-sendiri. (Sartono 1996).Karakteristik Bahan Obat
(Martindale Ed.36)Nama Bahan Obat: ParacetamolSinonim :
N-Acetyl-p-aminofenol, AcetaminophenStruktur Kimia: Efek
Terapeutik: Analgesik, antipiretikFarmakodinamikEfek analgesik
paracetamol dan fenisetin serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya
menurunkan suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasar
efek sentral seperti salisilat.Efek anti inflamasi sangat lemah,
oleh karena itu paracetamol dan fenisetin tidak digunakan sebagai
anti rematik. Paracetamol merupakan penghambat biosentasis PG yang
lemah. Efek iritasi erosi dan pendarahan lambung tidak terlihat
pada kedua ini, demikian juga gangguan pernafasan dan keseimbangan
asam basa (Ganiswara, 1995).
FarmakokinetikParacetamol diabsorpsi cepat dan sempurna melalui
saluran cerna. Konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam
waktu jam dan masa paruh plasma antara 1-3 jam. Obat ini
dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati. Sebagian asetaminofen (80%)
dikonjugasi dengan asam glukuronat dan sebagian kecil lainnya
dengan asam sulfat. Obat ini juga dapat mengalami hidroksilasi.
Obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil sebagai
Paracetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi
(Ganiswara, 1995).Efek SampingEfek samping dari Paracetamol adalah
jarang dan biasanya ringan, meskipun reaksi hematologis termasuk
trombositopenia, leucopenia, pansitopenia, neutropenia, dan
agranulositosis telah dilaporkan. Kulit ruam dan reaksi
hipersensitivitas lainnya terjadi sesekali. Hipotensi telah
dilaporkan jarang dengan penggunaan parenteral. Overdosis dengan
parasetamol dapat menyebabkan kerusakan hati yang parah dan
kadang-kadang nekrosis tubular ginjal akut (Martindale Ed.
36).Organoleptis Warna : PutihBau : Tidak berbauRasa: Sedikit
pahitKarakteristik Fisika Kimiaa. KelarutanParacetamol 1 bagian
larut dalam 70 bagian air, 20 bagian air mendidih, dalam 7 sampai
10 bagian etanol (95%), dalam 13 bagian aseton, 40 bagian gliserol,
dan dalam 9 bagian propilen glikol, larut dalam alkali hidroksida
membentuk larutan jenuh dalam air dengan pH 5,1 sampai 6,5 (FI III,
1979). Larut dalam air mendidih dan dalam Natrium Hidroksida 1N,
mudah larut dalam etanol (FI IV hal 649)b. MikroskopisBentuk
kristal yakni hablur atau serbuk hablur (FI III, 1979).c. Titik
LeburAntara 168 - 172 (FI IV hal 649).d. HigroskopisitasParacetamol
menyerap kelembapan dengan jumlah yang tidak signifikan pada suhu
25 pada kelembapan relative sampai 90% (Pharmaceutical Grade). pKa
= 9,5 pada suhu 25 (Codex).e. StabilitasParacetamol sangat stabil
dalam aquadest. Waktu paruhnya yang didapar pada pH 6 diperkirakan
21,8 tahun, degradasi dikatalis oleh asam dan basa dan waktu
paruhnya 0,73 tahun. Pada pH 2 dan 2,28 tahun pada pH 9. Hasil
degradasinya adalah p-aminofenol dan asam asetat (Martindale Ed.
36).B. BAHAN AKTIF TERPILIH Paracetamol, karena : a. Karena bahan
aktif Paracetamol memiliki sedikit efek samping dibandingkan
analgetik lainnya. b. Paracetamol merupakan zaat analgesik yang
paling aman (OOP, 298).C. BENTUK SEDIAAN TERPILIH Sirup, karena :
a. Absorbsi lebih cepat.b. Mudah penggunaanya untuk bayi, anak-anak
dan orang yang sulit menelan.c. Merupakan campuran homogen (satu
fase).d. Dapat menutupi rasa dan bau tidak enak dari bahan aktif.
e. Rasanya manis.
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
A. PERSYARATAN MUTU SEDIAAN1. Aman a. Sediaan aman dipakai dan
tidak memberikan efek samping yang merugikan, serta tidak toksis.b.
Sediaan mengandung bahan aktif tidak kurang dari 95,0% dan tidak
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. Catatan :
hal ini tergantung dari bentuk sediaan berbeda dengan kandungan
bahan aktif yang sama dapat memiliki persyaratan yang berbeda (FI
III hal 38).2. Efektif a. Pemakaian sediaan dengan dosis yang benar
akan memberikan efek terapetik optimal dengan efek samping
seminimal mungkin.3. AkseptabelSediaan hendaknya mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut :a. Penampilan yang baik dan benar.b.
Organoleptis yang dapat diterima oleh konsumen.c. Mudah dipakai
(instan).4. Stabilitas Kimia (FI III hal 38)Setiap zat adiktif
dalam sediaan tetap menunjukkan sifat kimia seperti semula dan
kadarnya sesuai dengan yang tertera pada etiket. Kadar bahan aktif
95% - 105% dari jumlah yang tertera pada etiket.5. Stabilitas
FisikaSediaan mempertahankan sifat fisika seperti keadaan awal
termasuk penampilan kesesuaian keseragaman, disolusi dan kemampuan
untuk disuspensikan.a. Organoleptis : tetap sama seperti semula.b.
Homogenitas: tetap sama seperti semula.c. Mudah dituang: tetap sama
seperti semula.d. Densitas sediaan > densitas air.e. Viskositas
sediaan < viskositas gliserin p.a.f. Sifat aliran : mudah
mengalir (FI III hal 38).6. Stabilitas Mikrobiologia. .Sediaan
tidak ditumbuhi oleh mikroba, sesuai dengan persyaratan yang
ditentukan untuk sediaan non steril.b. Sediaan yang mengandung zat
anti mikroba harus tetap efektif dalam batas yang ditentukan.c.
Sediaan harus bebas mikroba (Salmonella Sp, Eschrichia colli,
Pseudomonas Sp, Clostridium Sp, Candida albican).7. Stabilitas
FarmakologiEfek farmakologi tidak berubah.8. Stabilitas
ToksikologiTidak boleh terjadi peningkatan toksisitas.
B. PERHITUNGAN DOSISa. Dosis literature (Martindale, hal 110) :3
bulan 1 tahun (60 120 mg)1 tahun 5 tahun (120 250 mg); 6 tahun 12
tahun (250 500 mg).b. Dosis literatur menurut (Farmakologi dan
Terapi Ed. 5 hal 239) : < 1 tahun : 60 mg/kali (max 6 kali
sehari)1 6 tahun : 60 120 mg/kali (max 1,2 g/hari) 6 12 tahun : 150
300 mg/kali (max 4 g per hari)Konsumen yang dituju: 1 10 tahun
keatasAnak anak pada rentang 1 10 tahun keatas lebih mudah untuk
meminum obat dalam bentuk cairan/larutan daripada bentuk
tablet.Dosis yang dipilih adalah 120 mg/5 ml karena lebih efisien
dalam pembuatan sediaan dan pemakaiannya bisa untuk semua
konsumen.UMURBB/KgDOSIS 1xPAKAI (......X 120mg)
18,1972
29,61.152
311,41.368
413,01.560
514,01.680
615,81.896
718,92.268
820,92.508
922,02.640
1023,92.868
1126,93.228
1229,03.480
1333,03.960
1440,04.800
1542,35.076
UMURBOBOT BADAN (Kg)DOSIS BAYI ANAK TERHADAP DOSIS
DEWASADOSIS
12 bulan9,9825%125 mg
3 tahun14,9733%165 mg
7 tahun22,6850%250 mg
10 tahun29,9460%300 mg
12 tahun35,5275%375 mg
14 tahun45,3680%400 mg
16 tahun54,4390%450 mg
C. PERTIMBANGAN KEMASANDosis Pemakaian (Aturan Pakai)a. Dosis
maksimum untuk anak anak = 1,2 g/hari.b. Sendok takar (5ml)
mengandung 120 mg1 3 tahun = 1 sendok takar (5ml) pemakaian sekali
Pemakaian sehari = 4 x 5 ml = 20 ml4 7 tahun = 1 sendok takar (7,5
ml) pemakaian sekali Pemakaian sehari = 4 x 7,5 ml = 30 ml8 10
tahun = 2 sendok takar (10 ml) pemakaian sekali Pemakaian sehari =
4 x 10 ml = 40 ml10 tahun keatas = 2,5 sendok takar (12,5 ml)
c. Umur1 3 tahun = 125 mg 165 mg = 145 mg/120 mg= 1 sendok takar
(5 ml)4 7 tahun = 165 mg 250 mg = 207 mg/120 mg= 1,5 sendok takar8
10 tahun = 250 mg 300 mg = 275 mg/120 mg= 2 sendok takar10 tahun
keatas = 300 mg= 300 mg/120 mg = 2,5 sendok takar
D. SPESIFIKASI SEDIAAN YANG DIINGINKAN Bentuk sediaan:
SirupKadar bahan aktif: 2,4%Dosis: 120 mg per 5 mlpH sediaan:
6,0Wadah penyimpanan: Botol berwarna coklatWarna: Ungu jernih Bau:
Bau anggur Rasa: Rasa anggurKestabilan: Stabil, konsisten dalam
bentuk sirup pada umumnyaHomogenitas: HomogenVolume: 60 ml
E. RANCANGAN FORMULASENYAWA AKTIFEFEK / KHASIATEFEK SAMPING
Paracetamol (Asetaminofen)AnalgesikAntipiretikGangguan
PencernaanHipersensitivitasKelainan DarahHepatoksisitasMual,
Muntah, Anorexia
KARAKTERISTIK FISIKA KIMIAKET. KHUSUS
1. Karakteristik FisikaKelarutan dalam air :Larut dalam air
mendidih dan dalam NaOH 1 N dan mudah larut dalam etanola. Bentuk :
Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa seperti pahit.b. Tahan
pemanasanc. Mudah terbasahid. TL : 168 - 172e. BJ : 1,21 1,23 g/2.
Karakteristik Kimiaa. Stabil pada pH 3,8 6,1b. pKa 9,5c. Tidak
mudah teroksidasiDigunakan untuk peroral
F. PEMILIHAN BAHAN TAMBAHANNOBAHAN
TAMBAHANFUNGSIKADARKARAKTERISTIKALASAN
1.SukrosaPemanis/corigen saporis67% (HPE Ed. 6 hal 703) dipakai
30% (FI)Kristal tidak berwarna, massa hablur atau balok, atau
seperti serbuk hablur, tidak berbau dan rasanya manis. Densitas 1,6
g/. pKa 12,62. Titik lebur 160 - 168. Kelarutan dengan kloroform
praktis tidak larut, dengan etanol 1:400 dengan propan-2-ol 1:400,
dengan air 1:0,5 dan 1:0,2 pada 100(HPE Ed. 6, hal 703).Mudah larut
dalam air, mudah didapat. Sukrosa memiliki rasa manis sehingga
mampu menutupi rasa pahit dari sediaan.
2.Propilen glikolPelarut10 25% (HPE Ed. 6 hal 592)Cairan jernih,
tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, agak manis, berasa
agak tajam seperti gliserin. Densitas 1,038 gram/cm3 pada 200C,
titik lebur -590C. Dapat dicampur dengan aseton, kloroform, etanol
95%, gliserin dan air pada 1:6 bagian eter, tidak larut dengan
minyak mineral jernih atau berbagai minyak tapi dapat melarutkan
minyak essensial(HPE Ed. 6 hal. 592)Kelarutan parasetamol dalam air
agak sulit, sehingga dilarutkan dalam propilen glikol.
3.Sorbitol 70%Anticaplocking15-30% (HPE Ed. 6 hal. 679)Hablur
tidak berwarna, sedikit atau hampir tidak berwarna, serbuk
higroskopis. Kelarutan dengan kloroform praktis tidak larut, dengan
etanol 95% 1:25 ; dengan etanol 82% 1:8,3 ;dengan etanol 62% 1:2,1
; dengan etanol 41% 1:1,4 ; dengan etanol 20% 1:1 ; dengan etanol
11% 1:1,14 ; dengan eter praktis tidak larut ; dengan methanol
sedikit larut ; dengan air 1:0,5 (HPE Ed. 6 hal. 679)Untuk mencegah
terbentuknya kristal-kristal gula pada sediaan yang disebabkan
karena jumlah gula yang banyak.
4.Na. PhospatPendapar0,002-0,5% (HPE Ed. 6 hal. 659)Na. Phospat
monobasic berbentuk kristal tidak berbau, tidak berwarna atau
putih, agak delikuense, untuk yang berbentuk hidrat, sedangkan yang
anhidrous berbentuk serbuk hablur putih/granul. pH 4,1-4,5 untuk 5%
b/v pada 250C. Kelarutan: laryt dalam 1:1 air, agak sedikit larut
dalam etanol 95% (HPE Ed. 6 hal. 659)Untuk menstabilkan sediaan
sehingga sesuai dalam pengaplikasiannya atau pemakaiannya.
5.Na. BenzoatPengawet0,002-0,5% (HPE Ed. 6 hal. 549)Sodium
benzoate berbentu kristal hablur berwarna putih, serbuknya agak
higroskopi, tidak berbau atau dengan bau benzoin, rasanya tidak
manis, kelarutan 1:75 etanol 95% 1:50 etanol 90%, 1:1,8 dalam air,
1:1,4 pada 1000C. pH 8. Densitas 1,494-1,527 gram/cm3 (HPE Ed. 6
hal. 549)Berupa garam(Na. Benzoat) sehingga mudah larut dalam air,
memiliki kemampuan sebagai bekteriostatik dan antifungi.
6.Grape essencePerasa-Larutan berwarna ungu dan berbau
anggur.Untuk memberikan baud an rasa buah-buahan yang disukai
anak.
7.AquadestPelarut-Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa (FI III hal. 96)
G. FORMULASI SEDIAANPemilihan Bahan TambahanNONAMA
BAHANKEGUNAANRENTANG PEMAKAIAN% YANG DIPILIH
1.SukrosaPemanis67%30%
2.Sorbitol 70%Anti Caplocking15 30%15%
3.Natrium BenzoatPengawet0,02 0,5%0,2%
4.Propilen GlikolPelarut10 25%20%
5.Natrium PhospatPendapar-0,3%
6.Grape essencePerasa-0,2%
7.Aquadest Pelarut Ad 100%34,2%
NONAMA BAHAN1 SENDOK KECIL (5ml)1 BOTOL (60ml)3 BOTOL
(3X60ml)
1.Paracetamol 0,120,12 x 12 = 1,441,44 x 3 = 4,32
2.Sukrosa1,51,5 x 12 = 1818 x 3 = 54
3.Sorbitol 70%0,750,75 x 12 = 99 x 3 = 27
4.Na.Benzoat0,010,01 x 12 = 0,120,12 x 3 = 0,36
5.Propilen Glikol11 x 12 = 1212 x 3 = 36
6.Natrium Phospat0,0150,015 x 12 = 0,180,18 x 3 = 0,54
7.Grape essence0,010,01 x 12 = 0,120,12 x 3 = 0,36
8.Aquadest 1,711,71 x 12 = 20,5220,52 x 3 = 61,56
H. RANCANGAN CARA PEMBUATAN1. Menimbang paracetamol dan bahan
tambahan.2. Menara botol yang akan digunakan.3. Sukrosa sebanyak 54
gram, dimasukkan ke dalam mortir, digerus ad halus.4. Dilarutkan
kedalam air sebanyak 27 ml, masukkan beaker glass.5. Ditambahkan
sorbitol 70% sebanyak 27 ml, diaduk ad homogen, sisihkan.6.
Melarutkan Na. Benzoat sebanyak 0,36 gram, dalam aquades 0,975
ml.7. Melarutkan paracetamol sebanyak 4,32 gram, dalam propilen
glikol 36 ml.8. Mencampurkan larutan paracetamol dan larutan
nipagin dalam beaker glass.9. Mencampurkan syrup simplex dengan
larutan paracetamol dalam beaker glass, aduk ad homogen.10.
Ditambahkan larutan dapar Natrium Phospat sebanyak 0,54 gram,
diaduk ad homogen.11. Menambahkan grape essence sebanyak 0,36
ml.12. Memasukkan semua campuran kedalam botol, ditambahkan aquades
ad 60 ml.13. Beri label dan masukkan ke dalam kemasan.
BAB IIIEVALUASI DAN HASIL SEDIAANA. ORGANOLEPTISMencakup : a.
Konsistensi sediaanb. Bau sediaanc. Warna sediaanAlat : secara
visual dengan panca inderaCara kerja : a. Menggunakan
subjek/responden (dengan kriteria tertentu).b. Menetapkan kriteria
pengujian.c. Menghitung presentasi kriteria.d. Mengambil
keputusan.Hasil : NoKriteriaHasil
1Konsistensi Tidak terlalu kental
2Warna Sediaan Manis
3Bentuk SediaanUnggu
4Rasa SediaanAnggur
B. PENENTUAN PH SEDIAANAlat : pH universalCara kerja : a.
Menimbang 5 g sediaan (5 ml).b. Mengambil Ph universal.c. Ph
universal dimasukkan dalam sediaan, di tunggu sebentar. d. Ukur pH
sediaan.Hasil : ReplikasipH Hasil
Replikasi 17
Kesimpulan:Dari percobaan diatas didapat pH syrup adalah 7.
Sediaan terlalu basa untuk bahan aktif paracetamol rentang yang
sesuai kurang lebih 6.C. VISKOSITASAlat : ViskometerCara kerja : a.
Masukkan alat uji dalam wadah viscometer. b. Pasang alat pemutar
viscometer.c. Letakkan wadah viscometer di tengah alat.d. Usahakan
alat pemutar mengembang di dalam wadah viscometer sehingga bagian
bawah alat tidak menyentuh permukaan wadah dan bagian atas alat
sudah terendam seluruhnya.e. Tekan tombol on kemudian membaca skala
yang ditunjuk.Hasil : Sediaan memiliki viskositas sebesar 1,5
MPasD. BERAT JENISAlat : PiknometerCara kerja: 1. Piknometer
dibersihkan dengan dibilas aquadest ,keringkan kemudiaan
dikalibrasi dengan menetapkan bobot piknometer setelah menunjukan
bobot alir baru dididihkan pada suhu 700C2. Piknometer kosong
ditimbang pada timbangan analitik 3. Kemudiaan piknometer diisi
dengan air terisi jenuh dan ditimbang beserta isinya 4. Membuang
air dari dalam piknometer, Kemudiaan isi piknometer sediaanProsedur
: Bersihkan piknometer, bilas dengan aquadest, keringkan kemudian
isi piknometer dengan larutan sirup dan timbang Timbang (p)Cairan
dalam (P) sediaan ( Farmakope Indonesia edisi IV, 1030)
Hasil :Bobot piknometer kosong: 19,48 gBobot piknometer +
aquadest: 44,69 gBobot piknometer + sediaan : 48,82 g
Bobot piknometer + aquadest: 44,69 gBobot piknometer kosong:
19,48 g _Bobot aquadest: 25,21 g
Bobot piknometer + sediaan: 48,82 gBobot piknometer kosong:
19,48 g _Bobot sediaan: 29,34 g
Volume piknometer: : : 25,21 ml
Bobot jenis zat: :: 1,163 g/mlKesimpulan :Jadi, bobot jenis
sediaan (sirup) yang didapat sebesar 1,163 g/ml.
BAB IVPEMBAHASANParasetamol (Acetaminophen) merupakan obat
analgesik non narkotik dengan cara kerja menghambat sintesis
prostaglandin terutama di sistem syaraf pusat (SSP). Parasetamol
merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik, efek ini
ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Parasetamol (asetaminofen)
mempunyai daya kerja analgetik, antipiretik, tetapi tidak mempunyai
daya kerja anti radang (anti inflamasi) dan tidak menyebabkan
iritasi serta peradangan lambung (Sartono,1993). Parasetamol
bekerja pada tempat yang tidak terdapat peroksid sedangkan pada
tempat inflamasi terdapat leukosit yang melepaskan peroksid
sehingga efek anti inflamasinya tidak bermakna. Parasetamol berguna
untuk nyeri ringan sampai sedang, seperti nyeri kepala, mialgia,
nyeri paska melahirkan dan keadaan lain (Katzung, 2011).
Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar
serum puncak dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2
jam. Metabolisme di hati, sekitar 3 % diekskresi dalam bentuk tidak
berubah melalui urin dan 80-90 % dikonjugasi dengan asam glukoronik
atau asam sulfurik kemudian diekskresi melalui urin dalam satu hari
pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N-asetil benzokuinon yang
sangat reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya.Sediaan
terpilih dari praktikum ini adalah sediaan sirup. Sirup adalah
sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali
dinyatakan lain, kadar sakarosa, C12H22O11, tidak kurang dari 64,0%
dan tidak lebih dari 66,0% (Farmakope ed. III). Sirup adalah
sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan
pengganti gula dengan atau tanpa penambahan bahan pewangi dan zat
obat (Ansel,1989).Parasetamol memiliki bentuk serbuk hablur
berwarna putih, tidak berbau dan rasanya sedikit pahit. Parasetamol
larut dalam air 1:70, dalam Etanol (95%)P 1:7, dalam Aseton P 1:13,
dalam Gliserol P 1:40 dan dalam Propilen Glikol P 1:9. Parasetamol
akan dibuat dalam sediaan larutan (sirup) sehingga bentuk serbuk
harus dihaluskan terlebih dahulu agar mudah dalam proses
pelarutannya dan untuk memperkecil ukuran partikel sebuk
Parasetamol. Parasetamol dilarutkan dalam Propilen Glikol dan tidak
dilarutkan dalam Etanol meskipun memiliki kelarutan yang relatif
lebih besar, karena sediaan yang akan dibuat adalah sirup bukan
eliksir. Sediaan sirup pada umumnya berasa manis. Sediaan sirup
parasetamol dibuat dengan bahan tambahan antara lain bahan pemanis,
bahan pengawet, bahan perasa dan pembau. Bahan pemanis yang
ditambahkan kedalam sediaan sirup adalah Sukrosa untuk menutupi
rasa pahit yang di miliki Parasetamol, bahan pengawet perlu
ditambahkan karena sediaan sirup komponen terbesarnya adalah cairan
(air) dan air merupakan tempat tumbuh mikroba yang baik, sehingga
perlu ditambahkan bahan pengawet, supaya kandungan bahan aktif
tetap memiliki aktivitas selama masa penyimpanan sampai pada saat
digunakan oleh pasien. Bahan pengawet yang digunakan adalah Natrium
Benzoat dengan pemakaian 0,2%. Bahan perasa dan pembau yang
digunakan adalah Essence anggur, karena biasanya rasa buah-buahan
lebih disukai oleh anak-anak dan target yang dituju sebagai
konsumen adalah pasien anak-anak. Sediaan sirup Parasetamol juga
ditambahkan Sorbitol 70% sebagai anticaplocking, karena mengandung
bahan tambahan gula dalam jumlah yang besar untuk mencegah
terbentuknya kristal-kristal gula yang terdapat dalam sediaan.
Bahan pendapar yang ditambahkan pada sediaan sirup adalah Natrium
Fosfat dengan pemakaian 0,2%, pendapar ini digunakan untuk
menstabilkan larutan agar tidak terlalu asam ataupun
basa.Spesifikasi sediaan sirup yang diharapkan dari formulasi
diatas adalah sediaan sirup yang memiliki bentuk cair, berwarna
ungu jernih, bau dan rasa seperti anggur, stabil konsisten dalam
bentuk sirup pada umumnya (tidak memiliki endapan), dan homogen,
dan pH sediaan . Hasil uji organoleptis yang dilakukan didapatkan
hasil warna sediaan ungu, bau sediaan seperti anggur dan rasa
sediaan manis. Hasil uji penentuan pH, didapatkan pH sediaan
sebesar 7 yang bersifat netral, hal ini tidak sesuai dengan
spesifikasi pH sediaan yang diinginkan, namun menurut jurnal acuan
pH sediaan yang didapat hampir sama yaitu 7,01-7,02, akan tetapi
bahan pendapar yang digunakan berbeda yaitu Sodium Asetat dan
Sodium Sitrat (Maheshwari, R. K. and Rajagopalan, R., 2012). Hasil
pengujian viskositas didapatkan hasil viskositas sediaan sebesar
1,5 MPas, pengujiaan ini dilakukan pada suhu kamar dan tepat
setelah sediaan jadi, sedangkan hasil pengujian berat jenis
(densitas) sediaan dengan menggunakan alat piknometer didapatkan
hasil sebesar 1,163g/ml.
BAB VKESIMPULAN
Sediaan sirup dengan bahan aktif Parasetamol dengan bahan
pemanis Sukrosa, bahan anticaplocking Sorbitol 70, pengawet Natrium
Benzoat, pelarut Propilen Glikol dan Aquadest, pendapar Natrium
Fosfat, dan perasa essence grape yang dibuat sudah baik karena
telah memenuhi uji organoleptis, uji Ph, viskositas dan berat jenis
yang memenuhi syarat.
20