BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tiap hari kita menghirup udara dan memegang berbagai benda. Oleh karena itu, bagaimanapun juga kita akan selalu berinteraksi dengan bakteri. Seperti diketahui, begitu ada kesempatan maka bakteri akan menyelinap masuk ke dalam darah, kemudian berkembang biak dan mengeluarkan toksin (racun) yang dapat merusak kualitas darah. Kalau memang demikian, apakah itu berarti bahwa setiap hari ada kemungkinan bagi individu untuk menderita suatu penyakit, karena aktivitas keseharian yang dilakukan individu? Jangan cemas dulu. Ternyata, kenyataan tidak menunjukkan hal demikian. Bagaimanapun juga hanya sedikit sekali orang yang dalam setahun sakit secara terus-menerus. Mengapa bisa demikian? Karena dalam darah manusia terdapat suatu pasukan tempur yang berjumlah sangat besar yang tak henti-hentinya 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tiap hari kita menghirup udara dan memegang berbagai benda. Oleh karena
itu, bagaimanapun juga kita akan selalu berinteraksi dengan bakteri. Seperti
diketahui, begitu ada kesempatan maka bakteri akan menyelinap masuk ke dalam
darah, kemudian berkembang biak dan mengeluarkan toksin (racun) yang dapat
merusak kualitas darah. Kalau memang demikian, apakah itu berarti bahwa setiap
hari ada kemungkinan bagi individu untuk menderita suatu penyakit, karena
aktivitas keseharian yang dilakukan individu?
Jangan cemas dulu. Ternyata, kenyataan tidak menunjukkan hal demikian.
Bagaimanapun juga hanya sedikit sekali orang yang dalam setahun sakit secara
terus-menerus. Mengapa bisa demikian? Karena dalam darah manusia terdapat
suatu pasukan tempur yang berjumlah sangat besar yang tak henti-hentinya
bertempur dan memberantas bakteri.Pasukan tempur itu tidak lain adalah sel darah
putih yang juga dikenal dengan sebutan leukosit.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu :
1. Apakah sebenarnya sel darah putih (leukosit) itu ?
2. Apa saja jenis-jenis dari sel darah putih (leukosit) itu sendiri ?
3. Apa saja karakteristik dari sel darah putih(leukosit) itu ?
1
4. Bagaimana cara menghitung jumlah sel dan jenis-jenis sel darah putih
(leukosit) ?
5. Kelainan-kelainan apa saja yang terjadi pada sel darah putih (leukosit) ?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian tentang sel darah putih (leukosit).
b. Untuk mendeskripsikan jenis-jenis sel darah putih (leukosit).
c. Untuk mengetahui karakteristik sel darah putih (leukosit).
d. Untuk mengetahui cara menghitung jumlah sel dan jenis-jenis sel darah
putih (leukosit).
e. Untuk mengetahui kelainan yang mungkin terjadi pada sel darah putih
(leukosit)
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu :
a. Kita dapat mengetahui apa sebenarnya sel darah putih (leukosit)
b. Kita dapat mengetahui apa saja jenis-jenis sel darah putih (leukosit)
c. Kita dapat mengetahui karakteristik sel darah putih (leukosit)
d. Kita dapat mengetahui bagaiman cara menghitung jumlah sel dan jenis-
jenis sel darah putih (leukosit)
e. Serta kita dapat pula mengetahui kelainan apa saja yang mungkin terjadi
pada sel darah putih (leukosit).
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Leukosit
Sel darah putih, leukosit (white blood cell, WBC, leukocyte) adalah sel yang
membentuk komponen darah. Sel darah putih ini berfungsi untuk membantu
tubuh melawan berbagai penyakit infeksi sebagai bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Sel darah putih tidak berwarna, memiliki inti, dapat bergerak secara
amuboid, dan dapat menembus dinding kapiler / diapedesis. Dalam keadaan
normalnya terkandung 4x109 hingga 11x109 sel darah putih di dalam seliter darah
manusia dewasa yang sehat - sekitar 4000-11000 sel per tetes. Dalam kasus
leukemia, jumlahnya dapat meningkat hingga 50000 sel per tetes.
Di dalam tubuh, leukosit tidak berasosiasi secara ketat dengan organ atau
jaringan tertentu, mereka bekerja secara independen seperti organisme sel tunggal.
Leukosit mampu bergerak secara bebas dan berinteraksi dan menangkap serpihan
seluler, partikel asing, atau mikroorganisme penyusup. Selain itu, leukosit tidak
bisa membelah diri atau bereproduksi dengan cara mereka sendiri, melainkan
mereka adalah produk dari sel punca hematopoietic pluripotent yang ada pada
sumsum tulang. Leukosit mempunyai bentuk yang berbeda dengan eritrosit.
Bentuknya bervairasi dan mempunyai inti sel bula atau pun cekung. Gerakannya
seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler.
Beberapa leukosit secara aktif melakukan fagositosis, mencerna bakteri dan
sisa bahan mati. Semua leukosit bergerak secara amuboid, beberapa jenis melebihi
3
yang lain. Sebagian besar leukosit memiliki kemampuan berpindah melalui pori
kecil diantara sel-sel yang membentuk dinding kapiler. Gerakan ini disebut
diapedes, berawal ketika suatu bagian sel mengalir dalam bentuk tonjolan serupa
lengan yang kemudian melalui sebuah pori kecil. Sisa sitoplasma mengalir secara
perlahan melalui pori kecil tadi ke sisi lain dinding kapiler. Dengan cara ini,
seluruh sel bergerak melalui pori dari satu sisi ke sisi lain dinding kapiler.
Leukosit diangkut ke tempat infeksi oleh suatu proses yang disebut
kemotaksis. Berbagai zat yang dilepaskan oleh mikroorganisme yang menyerang
atau oleh sel jaringan yang terbunuh, mengangkut leukosit ke arah sumber agen
kemotaksis. Difusi zat-zat membentuk gradient konsentrasi, yang diikuti leukosit.
Kemotaksis dapat mempunyai pengaruh positif atau negatif. Bila jaringan tubuh
terluka atau terinfeksi, peradangan atau respon peradangan merupakan pertahanan
tubuh. Kunci respon peradangan adalah pelepasan berbagai zat kimia dari jaringan
tubuh yang satu ke jaringan tubuh yang lain disebut histamin.
Histamin menyebabkan pembuluh darah di daerah yang terluka melebar,
dengan demikian aliran darah di tempat itu bertambah. Akibat aliran darah
meningkat, jaringan menjadi lebih merah dan lebih panas. Sebagai akibat cairan
jaringan bertambah, jaringan menjadi bengkak, suatu keadaan yang disebut
edema. Cairan jaringan yang penuh dengan protein dan plasma, mulai
menggumpal dan mencegah aliran normal cairan jaringan. Sebagai hasilnya,
sebaran bakteri atau racunnya diperlambat dan ditahan pada daerah yang luka.
Cepatnya respon peradangan sebanding dengan meluasnya kerusakan
jaringan. Karena itu, infeksi stafilokokus yang menghasilkan kerusakan besar
4
jaringan, biasanya ditahan oleh respon peradangan dengan cepat. Infeksi
streptokokus yang kurang merusak, mendatangkan respon peradangan sangat
lamban. Sebagai akibat, penghalangan mungkin kurang berhasil, dan infeksi
bakteri dapat berlanjut menyebar ke seluruh tubuh. Dengan pengrusakan jaringan
dan pelepasan substansi kimia, daya tarik leukosit ke tempat luka bertambah.
Dengan proses diapedesis neutrofil bergerak dari kapiler, dan dengan proses
kemotaksis neutrofil diangkut ke tempat luka.Karena leukosit memakan bakteri,
maka akan terjadi pembentukan nanah pada tubuh yang luka. Sebenarnya nanah
terdiri dari bakteri mati dan hidup, leukosit, buangan sel, dan cairan tubuh. Bila
leukosit merusak bakteri invader (karakteristik bakteri) dengan baik, luka yang
terinfeksi akan kembali normal,dan proses fagositosis berlangsung dengan baik.
Apabila proses fagositosis tidak berlansung dengan baik maka nanah pada luka
akan bertambah, dan infeksi akan menyebar ke seluruh tubuh.
2.2 Jenis-jenis Leukosit
Tabel Jenis-Jenis Sel Darah Putih
Tipe Gambar Diagram%dalam tubuh manusia
Keterangan
Neutrofil 65% Neutrofil berhubungan dengan pertahanan tubuh terhadap infeksi bakteri serta proses peradangan kecil lainnya, serta biasanya juga yang memberikan tanggapan pertama terhadap infeksi bakteri; aktivitas dan matinya neutrofil dalam jumlah yang banyak
5
menyebabkan adanya nanah.
Eosinofil 4%
Eosinofil terutama berhubungan dengan infeksi parasit, dengan demikian meningkatnya eosinofil menandakan banyaknya parasit.
Basofil <1%
Basofil terutama bertanggung jawab untuk memberi reaksi alergi dan antigen dengan jalan mengeluarkan histamin kimia yang menyebabkan peradangan.
Limfosit 25% Limfosit lebih umum dalam sistem limfa. Darah mempunyai tiga jenis limfosit:
Sel B: Sel B membuat antibodi yang mengikat patogen lalu menghancurkannya. (Sel B tidak hanya membuat antibodi yang dapat mengikat patogen, tapi setelah adanya serangan, beberapa sel B akan mempertahankan kemampuannya dalam menghasilkan antibodi sebagai layanan sistem 'memori'.)
Sel T: CD4+ (pembantu) Sel T mengkoordinir tanggapan ketahanan (yang bertahan dalam infeksi HIV) sarta penting untuk menahan bakteri intraseluler. CD8+ (sitotoksik) dapat membunuh sel yang terinfeksi virus.
Sel natural killer: Sel pembunuh alami (natural killer, NK) dapat membunuh sel tubuh yang tidak menunjukkan sinyal bahwa dia tidak boleh dibunuh
6
karena telah terinfeksi virus atau telah menjadi kanker.
Monosit 6%
Monosit membagi fungsi "pembersih vakum" (fagositosis) dari neutrofil, tetapi lebih jauh dia hidup dengan tugas tambahan: memberikan potongan patogen kepada sel T sehingga patogen tersebut dapat dihafal dan dibunuh, atau dapat membuat tanggapan antibodi untuk menjaga.
Makrofag (lihat di atas)
Monosit dikenal juga sebagai makrofag setelah dia meninggalkan aliran darah serta masuk ke dalam jaringan.
1. Neutrofil.
Neutrofil berkembang dalam sum-sum tulang dikeluarkan dalam sirkulasi,
sel-se ini merupakan 60 -70 % dari leukosit yang beredar. Garis tengah sekitar 12
um, satu inti dan 2-5 lobus. Sitoplasma yang banyak diisi oleh granula-granula
spesifik (0;3-0,8um) mendekati batas resolusi optik, berwarna salmon pink oleh
campuran jenis romanovky. Granul pada neutrofil ada dua :
Azurofilik yang mengandung enzym lisozom dan peroksidase.