BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia adalah proliferasi ganas sel induk hemopoetik dalam
sumsum tulang. Leukemia biasanya terjadi pada leukosit. Leukosit
yang mengalami keganasan akan memperbanyak diri secara tidak
terkendali, sehingga terbentuk sel yang tidak normal dan tidak
berfungsi. Leukosit ganas akan mendesak pertumbuhan leukosit
normal, juga eritrosit dan trombosit. Leukosit ganas ini beredar
secara sistemik kemudian dapat disertai infiltrasi ke organ lain.
Sel leukemia juga tumbuh pada jaringan hemopoetik primitif
(ekstrameduler), sehingga menimbulkan pembesaran lien, hepar, dan
kelenjar limfe.Penyebab leukemia belum diketahui secara pasti.
Menurut para peneliti, leukemia lebih banyak menyerang pria
dibanding wanita dan orang kulit putih lebih banyak menderita
leukemia dibanding orang kulit hitam. Pada leukemia, karena sistem
pertahanan tubuh yang diserang (leukosit) sehingga penderita akan
mudah terkena infeksi. Oleh karena itu, peran perawat sangat
dibutuhkan dalam menangani kasus ini.Dalam makalah ini, penulis
juga akan membahas kasus pada Ny. S yang menderita leukemia.
Diharapkan kasus ini, dapat menjadi pembelajaran bagi pembaca agar
lebih memahami penyakit leukemia itu sendiri.B. Rumusan Masalah
Berdasarakan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
makalah ini yaitu:
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi dari darah itu?2. Apakah
penyakit leukemia itu?
3. Bagaimana etiologi dan manifestasi klisnis dari penyakit
tersebut?
4. Bagaimana tinjauan teoritis asuhan keperawatan penyakit
leukemia?
5. Bagaimana pengkajian Gordon dan pemeriksaan fisik pada kasus
Ny. S?
6. Diagnosa apa saja yang ditegakkan dari kasus Ny. S
tersebut?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka makalah ini bertujuan
untuk:
1. Memenuhi tugas keperawatan dewasa II tentang penyakit pada
sistem hematologi.2. Mengetahui anatomi dan fisiologi organ.3.
Mengetahui definisi penyakit leukemia.4. Mengetahui etiologi dan
manifestasi klisnis dari penyakit.5. Mengetahui tinjauan teoritis
asuhan keperawatan penyakit leukemia6. Mengetahui pengkajian Gordon
dan pemeriksaan fisik pada kasus Ny. S7. Mengetahui diagnosa
yangditegakkan dari kasus Ny. S.BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Anatomi
Fisiologi Organ
Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam
pembuluh darah yang warnanya merah. Pada tubuh yang sehat atau
orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/13 dari berat
badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada
tiap organ-organ tidak sama tergantung pada umur, pekerjaan,
keadaan jatung atau pembuluh darah.
Fungsi darah terdiri atas:
1) Sebagai alat pengangkut
2)Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan bibit penyakit dan
racun yang akanmembunuh tubuh dengan perantaraan leukosit, anti
bodi / zat-zat anti racun
3)Menyebarkan panas ke seluruh tubuh
Bagian-bagian darah:1. Air:91%2. Protein:8% (albumin, globulin,
protombin dan fibrinogen)3. Mineral :0,9% (Natrium Klorida, Natrium
Bikarbonat, Garam, Posphatt, Magnesium dan Asam Amino)
Darah terdiri dari 2 bagian yaitu:
1) Sel darah ada 3 macam yaitu:a. Eritrosit (sel darah merah)b.
Leukosit (sel darah putih)c. Trombosit (sel pembeku darah)2) Plasma
darah1) Sel Daraha. Eritrosit
Ialah bentuknya seperti cakram / bikonkaf dan tidak mempunyai
inti. Ukurannya kira-kira 7,7 unit (0,007 mm) diameter tidak dapat
bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dalam 1 mm3 (4 - 4
juta).Warnanya kuning kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandug
suatu zat yang disebut hemoglobin. Warna ini akan bertambah merah
jika di dalamnya banyak mengandung O2.
Fungsinya mengikat O2 dari paru-paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh dan mengikat CO2 dari jaringan tubuh dikeluarkan
melalui paru-paru.Jumlah eritrosit normal pada orang dewasa
kira-kira 11,5 15 gram dalam 100 cc darah. Normal Hb wanita 11,5
mg% dan Hb laki-laki 13,0%. Di dalam tubuh banyaknya sel darah
merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam
sel darah merah.Apabila keduanya berkurang maka keadaan ini disebut
anemia, yang biasanya hal ini disebabkan oleh karena pendarahan
yang hebat, hama-hama penyakit yang menghanyutkan eritrosit dan
tempat pembuatan eritrosit sendiri terganggu.
b. Leukosit
Ialah keadaan bentuk dan sifat-sifat leukosit berlainan dengan
eritrosit dan apabila kita periksa dan kita lihat bahwa di bawah
mikroskop maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan
dapat bergerak dengan perantaraan kaki palsu (pseudopodia),
mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga ia dapat dibedakan
menurut inti selnya. Warnanya bening (tidak berwarna), banyaknya
dalam 1 mm3 kira-kira 6.000 sampai 9.000Fungsinya: Sebagai serdadu
tubuh yaitu, membunuh dan memakan bibit penyakit / bakteri yang
masuk ke dalam tubuh jaringan RES (System Retikulo Endotel), tempat
pembiakannya di dalam limpa dan kelenjar limfe. Sebagai pengangkut
yaitu, mengangkut / membawa zat lemak dari dinding usus melalui
limpa uterus ke pembuluh darah.Hal ini disebabkan sel leukosit yang
biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, sekarang beredar di dalam
darah untuk mempertahankan tubuh terhadap serangan bibit penyakit
tersebut. Jika jumlah leukosit dalam darah melebihi 10.000/mm3
disebut leukotosis dan kurang 5.000 / mm3 leukopenia.
Macam-macam leukosit meliputi:1. Agranulosit
Sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang
terdiri dari:a. LimfositMacam leukosit yang dihasilkan dari
jaringan RES dan kelenjar limfe, bentuknya ada yang besar dan ada
yang kecil, di dalam sitoplasmanya tidak terdapat granula dan
intinya besar, banyaknya 20 25% dan fungsinya membunuh dan memakan
bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.b. MonositTerbanyak
dibuat di sum-sum tulang merah, besarnya lebih besar dari limfosit,
fungsinya sebagai fagosit dan banyaknya 38%.Di bawah mikroskop
terlihat bahwa protoplasmanya lebar, warnanya biru sedikit abu-abu,
mempunyai bintik-bintik sedikit kemerah-merahan.Inti selnya bulat
dan panjang warnanya lembayung muda.
2. Granulosit
Disebut juga leukosit granular terdiri dari:a) Neutrofil atau
pulmor nuclear leukosit, mempunyai inti sel yang berangkai
kadang-kadang seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak
bintik-bintik halus / granula, banyaknya 60 70%b) Eosinofil, ukuran
dan bentuknya hampir sama dengan netrofil tetapi granula dalam
sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 2 4%c) Basofil, sel
inti kecil dan pada eosinifil tetapi mempunyai inti yang bentuknya
teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula besar.
Banyaknya %. Dibuat di sum-sum merah, fungsinya tidak diketahuic.
Trombosit ialah merupakan benda-benda kecil yang mati yang bentuk
dan ukurannya bermacam-macam, ada yang bulat, ada yang lonjong,
warnanya putih, banyaknya normal pada orang dewasa 200.000 300.000
mm3.Fungsinya memegang peranan penting di dalam pembekuan darah.
Jika banyaknya kurang dari normal, maka kalau ada luka darah tidak
lekas membeku sehingga timbul pendarahan yang terus-menerus.
Trombosit lebih dari 300.000 disebut trombositosis. Trombosit yang
kurang dari 200.000 disebut trombositopenia.Terjadinya pembekuan
darah di dalam plasma darah terdapat suatu zat yang turut membantu
terjadinya peristiwa pembekuan darah yaitu Ca2+ dan fibrinogen
mulai bekerja apabila tubuh medapat luka.Hemoglobin ialah protein
yang kaya akan zat besi. Jumlah hemoglobin dalam darah normal ialah
kira-kira 15 gram setiap ml darah, dan ini jumlahnya biasa disebut
100 persen.
2) Plasma darah ialah bagian darah yang encer tanpa sel-sel
darah, warnanya bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dari plasma
darah terdiri dari air, disamping itu terdapat pula zat-zat lain
yang terlarut di dalamnya.Zat-zat yang terdapat dalam plasma
darah:1. Fibrinogen yang berguna dalam peristiwa pembekuan darah.2.
Garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium dan lain-lain)
yang berguna dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotil3.
Protein darah (albumin, globulin) meninggalkan viskositosis darah
dan juga menimbukan tekanan osmotic untuk memelihara keseimbangan
cairan dalam tubuh4. Zat makanan (asam amino, glukosa, mineral dan
vitamin)5. Hormon yaitu suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar
tubuh6. Anti bodi / anti toksin
(Drs. Syaifuddin, B. Ac, 1992: 70)
B. Landasan Teoritis Penyakit1. Definisi
Setelah dilakukan perawatan, klien diharapkan mampu:
Leukemia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah
putih dalam sumsum tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal
(Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 ).
Leukemia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah
berupa proliferas ipatologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh
adanya kegagalan sumsum tulang dalam membentuk sel darah normal dan
adanya infiltrasi kejaringan tubuh yang lain. (AriefMansjoer, dkk,
2002 : 495).
Berdasarkan defenisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa
leukemia adalah suatu penyakit keganasan /penyakit kanker yang
menyerang sel darah putih yang terdapat di sumsum tulang sehingga
sirkulasi produksi sel darah putih berlebihan atau tidak terkontrol
sehingga mengganggu sel-sel normal lainnya.
KlasifikasiLeukemia:
a. Leukemia Mioloblastik
1) Leukemia Mieloblastik Akut (LMA)Angka kejadian 80% leukemia
akut pada orang dewasa. Permulaannya mendadak atau progresif dalam
masa 1 6 bulan, jika tidak diobati, kematian kira-kira 3-6 bulan.
Insiden pada pria dan wanita 3 : 2.
2) Leukemia Mieloblastik Kronik (LMK)
Paling sering terjadi pada usia pertengahan (orang dewasa) umur
20-60 tahun puncak kejadian pada umur 40 tahun, dapat juga terjadi
pada anak-anak. (Sylvia, 1995). Leukemia mieloblastik dimulai
dengan produksi sel mielogenosa muda yang bersifat kanker disumsum
tulang dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sel darah
putih diproduksi diberbagai organ ekstramedular terutama di nodus
limfe, limpa dan hati.b. Leukemia Limfoblastik
1) Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker darah yang paling sering menyerang anak-anak
berumur dibawah umur 15 tahun, dengan puncak insidens atnara umur 3
4 tahun, insiden pada pria dan wanita ( 5 : 4.
2) Leukemia Limfoblastik Kronik (LLK)
Merupakan suatu gangguan limfoproliferatif yang ditemukan pada
kelompok umur tua (( 60 tahun), pada pria dan wanita angka kejadian
2:1.Leukemia limfogenosa disebabkan oleh produksi sel limfoid yang
bersifat kanker, biasanya dimulai dalam nodus limfe atau jaringan
limfogenosa yang lain dan selanjutnya menyebar ke area tubuh
lainnya.2. EtiologiPenyebab yang pastibelumdiketahui,
akantetapiterdapat faktor predisposisi yang menyebabkan terjadinya
leukemia, yaitu
a. Faktorgenetik : virus
tertentumenyebabkanterjadinyaperubahanstruktur gen (Tcell Leukemia
Lhymphoma Virus/ HLTV).b. Tingkat radiasi yang tinggiOrang orang
yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena leukemia
dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi
tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang
terjadi di Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi
sumber dari paparan radiasi tinggi.c. Obat-obatimunosupresif,
obat-obatkardiogenikseperti diethylstilbestrol.d. Orang orang yang
bekerja dengan bahan bahan kimia tertentuTerpapar oleh benzene
dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapat menyebabkan
leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri kimia.
Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang
terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena
leukemia.e. Faktorherediter, misalnyapadakembarmonozigot.f.
KemoterapiPasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker
kadang kadang berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang
dikenal sebagai agen alkilating dihubungkan dengan berkembangnya
leukemia akhir akhir ini.g. Down Syndrome dan beberapa penyakit
genetik lainnyaBeberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang
abnormal mungkin meningkatkan resiko leukemia. h. Myelodysplastic
syndromeOrang orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko
terhadap berkembangnya leukemia myeloid akut.i. Fanconi
AnemiaMenyebabkan akut myeloid leukemia3. Manifestasi klinik /
Tanda dan Gejala
a. Gejala yang khas adalah pucat, panas dan perdarahan
(perdarahan dan anemia adalah manifestasi utama).1)
LimfadenopatidanhepatosplenomegaliHal ini disebabkan karena
ekstramedular juga terlibat (sel kanker menyebar ke seluruh
sehingga limfe, hati dan limpa menaikkan produksi sel darah
putih).
b. Gejala yang tidak khas ialah sakit sendi atau sakit tulang
yang dapat disalah tafsirkan sebagai penyakit reumatik.
c. Gangguanpada system syarafpusat
Dapat terjadi sakit kepala, muntah, kejang dan gangguan
penglihatan.
d. Gejala lain
Leukemia pada alat tubuh seperti Lesi purpura pada kulit, efusi
pleura, kejang pada leukemia serebral.
Pardarahan pada leukemia dapat berupa ekimosis, petekie,
perdarahan gastrointestinal.
Manifestasi klinis yang dapat dilihat atau dilaporkan klien atau
keluarga secara langsung :
Pilek tidak sembuh-sembuh
Pucat, lesu, mudah terstimulasi
Demam, anorexia
Berat badan menurun
Ptechie, memar tanpa sebab
Nyeri pada tulang/persediaan
Nyeri abdomenSedangkan manifestasi klinis menurut klasifikasinya
:
1. Leukemia Mieloblastik Akut
Rasa lemah
Pucat
Nafsu makan hilang
Anemia
Ptekie
Perdarahan
Nyeri tulang
Infeksi
Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar
mediatinum
Kadang kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan
M5
Sakit kepala
2. Leukemia Mieloblastik Kronik
Rasa lelah
Penurunan berat badan
Rasa penuh di perut
Kadang kadang rasa sakit di perut
Mudah mengalami perdarahan
Diaforesis meningkat
3. Leukemia Limfositik Akut
Rasa lelah
Panas tanpa infeksi
Purpura
Nyeri tulang dan sendi
Anemia
Macam macam infeksi
Penurunan berat badan
Ada massa abnormal
Muntah
Gangguan penglihatan
Nyeri kepala
4. Leukemia Limfositik Kronik Mudah terserang infeksi
Anemia
Lemah
Pegal pegal
Trombositopenia
Respons antibodi tertekan
Sintesis immonuglobin tidak cukup4. Pemeriksaan Penunjang dan
Diagnostik1) Pemeriksaan laboratorium
1) Darahtepi
Gejala yang terlihat berdasarkan kelainan sumsum tulang yaitu
berupa pansitopenia, limfositosis yang dapat menyebabkan gambaran
darah tepi monoton dan terdapatnya sel blast.Terdapatnya leukosit
yang imatur.
2) Kimia darah
Kolesterol mungkin rendah, asam urat dapat meningkat,
hipogamaglobinemia.
3) Sumsumtulang
Hanya terdiri dari sel limfopoetik patologis sedangkan sistem
lain terdesak (aplasia sekunder).
Aspirasi sumsum tulang (BMP) = hiperseluler terutama banyak
terdapat sel muda.
2) Pemeriksaan lain :
1) Biobsilimpa
Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal
dari jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES,
granulosit, pulp cell.
2) Lumbal punksi; yaitu untuk mengetahui apakah SSP
terinfiltrasi yang dapat dilihat dari peningkatan jumlah sel
patologis dan protein (CSS). Kelainan ini dapat terjadi setiap saat
pada perjalanan penyakit baik dalam keadaan remis atau pada keadaan
kambuh.
3) Sitogenik
Pemeriksaan pada kromosom baik jumlah maupun morfologisnya.
5. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatana. Penatalaksanaan
Medik
i. Transfusidarah Biasanya diberikan jika kadar Hb < 6 gr%.
Pada trombositopenia yang berat dan perdarahan masif, dapat
diberikan transfusi trombosit, jika ada tanda DIC dapat diberi
heparin.ii. Kortikosteroid
(Prednison, kortison) deksametason dsb. Setelah dicapai remisi
dons dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
iii. Sitostatika
Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi bersama-sama
dengan prednison.
Efek ; alopesia, stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder
(kandidiasit)
Jika kadar leukosit < 2000/m3 pemberian harus hati-hati.iv.
ImunoterapiMerupakan cara pengobatan yang baru, imunoterapi
diberikan jika telah tercapai remisi dan jumlah sel leukemia cukup
rendah (105-106).b. Pelaksanaan Kemoterapi
Terdapat 3 fase pelaksanaan kemoterapi :
1) Faseinduksi
Dimulai 4-6 mg setelah Dx ditegakkan. Pada fase ini diberikan
:Kortikosteroid (Prednison), vincristin, dan L-asparaginase.
Fase ini dinyatakan berhasil jika tanda-tanda penyakit berkurang
atau tidak ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5% dalam sumsum
tulang.2) Fase profilaksis sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan therapy methotrexate, cytrabine dan
hydrocortison melalui intratekal untuk mencegah invasi sel leukemia
ke otak.
Therapy radiasi kranial dilakukan hanya pada pasien leukemia
yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
3) Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan untuk
mempertahankan remisi dan mengurangi jumlah sel-sel leukemia yang
beredar dalam tubuh.
Secara berkala dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai
respon sumsum tulang terhadap pengobatan. Jika terjadi supresi
sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan untuk sementara atau
posisi obat dikurangi.6. Komplikasi
a. Sepsis
b. Perdarahan
c. Regimen terapi, termasuk transpalntasi sumsum tulang,
dihubungkan dengan depresi sumsum tulang temporer dan peningkatan
risiko perkembangan infeksi berat yang dapat menyebabkan
kematian.
d. Bahkan pada terapi dan remisi yang berhasil, sel leukemik
tetap ada, meninggalkan gejala sisa penyakit. Implikasi untuk
prognosis dan pengobatan masih belum jelas.
e. Iron Deficiency anemia (IDA)
f. Kematian
7. WOC
(terlampir)C. Landasan Teoritis Asuhan Keperawatan :1.
Pengkajiana. Anamnesa 1. Identitas klienNama, umur, jenis kelamin,
alamat, agama, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no RM, diagnosa
medis, dan penanggung jawab.
2. Keluhan Utama atau Alasan KunjunganPasien leukemia biasanya
mengeluhkan lemah, sakit kepala dan nyeri pada tulang.3 Riwayat
kesehatan
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Biasanya pasien masuk rumah sakit untuk persiapan kemoterapi
atau muncul gejala-gejala seperti perdarahan, hepatomegali.b.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pengobatan kanker sebelumnya. Jika pasien pernah mengalami
kemoterapi sebelumnya akibat kanker yang diderita kemungkinan akan
memicu terjadinya leukemia akibat rusaknya sel-sel darah putih.
c. Riwayat Penyakit KeluargaAdanya anggota keluarga yang
mengalami penyakit leukemia, adanya gangguan hematologis.
B. Pengkajian Kesehatan Menurut Fungsional Gordon
1. Pola Persepsi dan Penanganan KesehatanPada umumnya klien yang
mengidap penyakit leukimia dikarenakan faktor genetik.Pada umumnya
klien datang ke rumah sakit dengan keluhan demam, pucat, lesu,
anorexia, nyeri pada tulang dan persendian, nyeri abdomen,
hepatomegali, dan splenomegali.
2. Nutrisi dan MetabolikPada umunya klien mengalami penurunan
nafsu makan, sering muntahsehingga berat badan menurun dan terdapat
bintik-bintik merah pada kulit klien.3. Eliminasi Pada umunya klien
mengalami diare dan penurunan haluaran urine, kadang adanya darah
pada urine akibat perdarahan. Jika ada perdarahan di lambung maka
fesesnya berwarna hitam.4. Aktifitas dan Latihan Pada umunya
aktifitas klien terganggu karena klien dengan penyakit leukimia
pada umumnya sering merasa cepat lelah dan klien tampak pucatserta
mengalami nyeri pada persendian dan nyeri abdomen. Nyeri tulang
akibat penumpukan sel di sumsum tulang, yang menyebabkan
peningkatan tekanan dan kematian sel. Tidak seperti nyeri yang
semakin meningkat, nyeri tulang berhubungan dengan leukemia
biasanya bersifat progresif.5. Tidur dan IstirahatPada umunya klien
mengalami sulit tidur karena nyeri yang dirasakan, Klien gelisah
dan tidur klien kurang nyenyak karena merasa sesak napas.6.
Kognitif PersepsiPada umunya klien mengalami masalah pada
penglihatan dan sering mengalami nyeri.7. Persepsi diri Konsep diri
Pada umumnya klien dengan penyakit leukimia merasa tidak berdaya
terhadap dirinya, sering merasa cemas, dan sering merasa takut.8.
Peran HubunganPada umunya peran dan hubungan klien dengan keluarga
tidak terganggu, klien umumnya pendiam dan malas berkomunikasi
dengan orang disekitarnya karena perasaan takut dan cemas dengan
penyakit yang dideritanya.
9. Seksualitas dan ReproduksiPada umumnya terganggu.10. Koping
Toleransi stres Pada umunya klien tidak bisa berkonsentrasi dalam
melakukan aktifitas. Klien merasa cemas dan takut dengan penyakit
yang dideritanya
11. Keyakinan NilaiPada umunya klien dan keluarga klien
menyerahkan semuanya kepada Tuhan untuk kesembuhannya.Terkadang
pasien merasa Tuhan tidak adil dengannya akibat penyakit yang
diderita (hubungan spiritualnya kurang baik).
C. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum : Takikardia, bradipneu, suhu kadang meningkat,
demam, menggigil
b. Kepala dan Rambut : Biasanya kulit kepala terkelupas dan
merah, rambut banyak yang rontok akibat kemoterapi
c. Leher : Biasanya adanya pembesaran pada kelenjar limfe
d. Mata : Biasanya konjungtiva pucat biasanya pada leukemia
dengan tanda dan gejala anemia, perdarahan retina, gangguan
penglihatan
e. Hidung : Biasanya ada epitaksis
f. Mulut dan tenggorokan : Biasanya sering sariawan, mukosa
bibir kering/pucat, ada perdarahan pada gusi
g. Thoraks : Biasanya pasien menderita CLL, ditemukan efusi
pleura, suara nafas ronkhi, frekuensi napas meningkat, dispneu
h. Abdomen : Biasanya ada hepatomegali, pembesaran kelenjar
limpa, nyeri ulu hati jika ada perdarahan
i. Ekstremitas : Biasanya ada nyeri pada tulang dan sendi
j. Integumen : Biasanya akral dingin, pucat, ada petekie,
ekimosis, purpura, hematoma
k. Neurologi : Biasanya pasien pusing, sakit kepala, gelisah,
kesadaran turun
l. Anus : ada perdarahan
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan darah lengkap : (Hemoglobin < 10 gr/100 ml),
retikulosit rendah, trombosit sangat rendah ( 10 g/100 ml)
Trombosit dalam batas normal (>50.000/ml) Kaji keadaan kulit
(membrane mukosa) Pantau TD dan Nadi
Hindari tindakan yang dapat membuat cedera
jaringan/perdarahan
Anjurkan klien untuk diet makanan halus
Awasi pemeriksaan Lab, misal trombosit, HB/HT
Berikan SDM, trombosit
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan sel leukosit yang
abnormalSetelah dilakukan asuhan keperawatan 2 x 24 jam, kondisi
klien baik dan resiko infeksi berkurang atau tidak terjadi
infeksiKriteria Hasil :
Suhu dalam batas normal (360 - 370 C)
Leukosit dalam batas normal
Pasien dapat mengetahui tindakan yang dapat mencegah atau
menurunkan resiko infeksi Kaji adanya nyeri tekan pada area eritema
Observasi suhu tubuh
Berikan mandi kompres
Berikan periode istirahat tanpa gangguan
Berikan makanan tinggi protein dan cairan
Awasi pemeriksaan LAB : DL terutama SDP, kultur gram /
sensitifitas
Berikan obat sesuai indikasi. Ex : antibiotic
Kaji ulang foto thoraks
Kelelahan/kelemahan umum berhubungan dengan anemiaSetelah
dilakukan tindakan keperawatan 2 x 24 jam, kondisi klien membaik
(kelemahan/kelelahan berkurang)
Kriteria Hasil :
Keadaan umum membaik, mampu beraktivitas Kaji tingkat kelemahan
Klien
Berikan lingkungan tenang dan periode istirahat tanpa
gangguan
Jadwalkan makan sekitar kemoterapi
Kolaborasikan dengan tim medis mengenai pengobatan antiemetic
dan penambah darah
BAB IIIAsuhan Keperawatan pada Ny. S dengan LeukemiaKasus
Ny. S datang ke Rumah Sakit M. Djamil pada tanggal 11 Januari
2013 dengan keluhan sesak napas, badan lemas, sejak 4 hari yang
lalu. Klien pingsan setelah beberapa saat sampai ke tempat klien
bekerja dan dibawa ke rumah sakit RSUD Payakumbuh, setelah
dilakukan pemerisaan laboraturium didapatkan Hb klien 8 gr/dl,
trombosit 11.000/mm3 , leukosit 8000/mm3 , sehingga mendapatkan
transfuse darah 2 kholf dan trombosit 3 kholf. Namun hasil labnya
tidak menunjukkan perubahan yang membaik, setelah 3 hari dirawat
klien dirujuk ke RSUP M. Djamil untuk dilakukan pemeriksaan Lumbal
pungsi dan rawatan lebih lanjut.
A. Pengkajian Kesehatan
1. Identitas Diri Klien
Nama
: Ny. S
Umur
: 35 Tahun
Jenis kelamin: Perempuan
Alamat
: Jln. R.A Kartini No. 20 A Payakumbuh Utara
Agama
: Islam
Suku
: Minang
Status
: Sudah menikah
Pendidikan: SMK
Pekerjaan: Penjahit
Tgl MRS: 11 Januari 2013
No. RM: 33.34.13
2. Anamnesa
1. Keluhan utama
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan sesak nafas dan
badan lemas.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Sudah 1 bulan pasien merasa mudah lelah dan badan lemas, serta
nyeri di persendian. Ketika datang ke rumah sakit (11 Januari 2013)
pasien mengeluh lemas dan juga sesak nafas. Sebelum dibawa ke rumah
sakit pasien sempat pingsan di tempat kerjanya dan dirawat di RSUD
Payakumbuh selama 3 hari.b. Riwayat kesehatan dahulu
Pasien tidak pernah mengalami penyakit ini sebelumnya, tetapi
cuma sesak nafas dan demam biasa.
c. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit ini
sebelumnya.
3. Pola Fungsional Gordon
1. Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Pasien pernah ke puskesmas karena demam biasa serta nyeri di
sendi. Tetapi pasien menganggap itu hanya akibat kelelahan dalam
bekerja. Akan tetapi setelah disertai sesak nafas dan badan lemas
sehingga pasien sempat pingsan di tempat kerja, pasien merasa perlu
dilakukan pengobatan pada dirinya.
2. Nutrisi Metabolik
Pasien makan 2-3 kali dalam sehari. Selama sakit, nafsu makan
pasien menurun. Makanan yang disediakan tidak dihabiskan, tetapi
cuma setengahnya.3. Eliminasi
BAB sehari 3x sehari, frekuensi dan warna normal, serta BAK juga
normal.
4. Aktivitas Latihan
Aktivitas klien sebelumnya lancar.Namun beberapa hari sebelum ke
rumah sakit, pasien sering merasa lemas dan juga lelah.Dan setelah
di rawat, pasien dibantu untuk beraktivitas.
5. Istirahat dan Tidur
Selama sakit, tidur pasien kurang nyenyak karena nyeri pada
sendi dan juga sesak nafas yang dideritanya.
6. Kognitif Persepsi
Pasien tidak mengalami gangguan pendengaran dan
penglihatan.Tetapi sering mengalami nyeri.
7. Persepsi Konsep Diri
Pasien merasa tidak berdaya terhadap dirinya, sering merasa
cemas, dan sering merasa takut.8. Peran Hubungan
Pasien tinggal bersama suami, dan seorang anaknya.Pasien
sehari-hari bekerja sebagai tukang jahit di sebuah toko
jahit.Karena sakit, pasien terpaksa meninggalkan pekerjaanya.
9. Seksual Reproduksi
Pasien juga mengalami gangguan pada pola seksual reproduksi
akibat penyakitnya.
10. Koping Toleransi Stress
Pada umunya pasien tidak bisa berkonsentrasi.Pasien merasa cemas
dan takut dengan penyakit yang dideritanya.11. Nilai
Kepercayaan
Pasien dan keluarganya menyerahkan semuanya kepada Tuhan untuk
kesembuhan pasien.Terkadang pasien merasa Tuhan tidak adil
dengannya akibat penyakit yang diderita (hubungan spiritualnya
kurang baik).
4. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum :
1. Keadaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Composmentis GCS 4-5-6
3. Tanda tanda vital
Tekanan darah
: 100/60 mmHg
Nadi
: 100 x/menit
Temperatur
: 38,5C
Frekuensi pernapasan : 30 x/menit
4. Gizi : baikBB: 58 kg, TB: 156
5. Kelenjar limfe : Tidak ada pembesaran limfe colli, aksila,
dan Inguinal
6. Otot : Tidak terdapat atrofi otot
7. Tulang : Tidak ada deformitasb. Pemeriksaan Khusus
1. Kepala
Bentuk : lonjong, simetris.
Rambut : hitam, lurus, pendek, tidak mudah dicabut.
Mata
- Konjungtiva :anemis- Sklera : tidak ikterik- Palpebra :
terdapat edema baik kanan maupun kiri
- Refleks pupil : normal, pupil isokor 3 mm/3 mm, terdapat
refleks cahaya kanan maupun kiri.
Telinga : tidak didapatkan sekret dan perdarahan.
Hidung : tidak terdapat sekret, perdarahan, maupun napas cuping
hidung.
Mulut : tidak terdapat sianosis maupun halitosis, mukosa mulut
tidakpucat, namun terdapat pembengkakan gusi.
2. Leher
Inspeksi: tidak tampak pembesaran kelenjar getah bening (KGB)
leher.
Palpasi : tidak teraba pembesaran KGB leher.
3. Dada
Jantung
Inspeksi: Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi: Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas kanan : redup pada ICS IV PSL D
Batas kiri : redup pada ICS V MCL S
Auskultasi : S1S2 tunggal
Paru
Inspeksi: Simetris, Tidak terdapat retraksi, Tidak terdapat
ketinggalan gerak
Palpasi: Fremitus raba
Auskultasi: Suara dasar Rhonki(-), Wheezing(-)
4. Abdomen
Inspeksi : cembung
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : hepar/ lien/ ren tidak teraba
Perkusi : timpani
5. Anogenital : Anus (+)
6. Extremitas :
Atas: Akral Hangat : positifOedem : negatif
Bawah: Akral Hangat : positif
Oedem : negatif
d. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap:
Hb = 8 gr/dL
Trombosit = 11.000 /mm3 Leukosit = 8.000 /mm32. Foto dada dan
biopsy nodus limfe
3. Penilaian PCV (Packed Cell Volume) : adalah pemeriksaan
hematokrit untuk melihat presentase sel-sel darah dalam darah
seluruhnya.
B. Analisa Data Senjang
Pada pengkajian di dalam teoritis keperawatan terdapat
kesenjangan antara teoritis dengan kasus. Di dalam pengkajian
teoritis pola eliminasi terjadi diare, feses hitam sedangkan pada
kasus tidak ada ditemukan. Pada pengkajian teoritis terdapat nyeri
abdomen, nyeri tulang sendi sedangkan pada kasus tidak ada
ditemukan. Dalam melakukan tahap pengkajian penulis tidak menemukan
kesulitan karena data yang tersedia lengkap dan orang tua pasien
dapat diajak kerja sama.
C. Perumusan Diagnosa, Perumusan Kriteria Hasil, Perumusan
Intervensi Keperawatan sesuai Kasus
NANDANOCNIC
1. Potensial Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem
pertahanan tubuh
Do:
- klien tampak lemah
- klien tampak pucat
- Trombosit = 11.000/mm
- Leukosit = 8.000/mm
Ds:-Status infeksi
Indikator:
Ruam
Nyeri
DemamProteksi infeksiIntervensi yang dilakukan: Kaji kenaikan
suhu tubuh, penampilan ruam, menggigil, takikardi, penampilan
bercak putih pada mulut
Amati terhadap kemerahan, pembengkakkan, panas atau nyeri pada
mata, telinga, tenggorok, kulit, sendi, abdomen, rektal, dan area
perineal
Kaji terhadap batuk dan perubahan karakter dan warna sputum
Berikan oral hygiene yang sering
Kenakan sarung tangan steril untuk mulai melakukan infus
Berikan perawatan tempat tusukan IV setiap hari, amati terhadap
tanda infeksi
Pastikan eliminasi normal: hindari penggunaan thermometer
rektal, enema, dan trauma rektal, hindari tampon vagina
Hindari kateterisasi kecuali bila memang diperlukan. Lakukan
asepsis yang cermat jika diperlukan kateterisasi.
2. Nyeri yang berhubungan dengan efek fisiologis dari
leukemia
Do:
- klien meringis dan tampak gelisah
- klien tampak tidak tidur nyenyak akibat nyeri yang
dirasakannya.
Ds:
- klien mengeluh nyeri di bagian persendian dan abdomen
- klien mengeluh tidak bisa tidur nyenyak akibat nyeri yang
dirasakannya
Kontrol nyeriIndikator:
Menilai faktor penyebab
Penggunaan mengurangi nyeri dengan non analgesic
Penggunaan analgesic yang tepat
Gunakan tanda tanda vital memantau perawatan
Laporkan tanda / gejala nyeri pada tenaga kesehatan
professional
Menilai gejala dari nyeri
Gunakan catatan nyeri
Laporkan bila nyeri terkontrol
Tingkat Kenyamanan
Indikator:
Melaporkan Perkembangan Fisik
Melaporkan perkembangan kepuasan
Melaporkan perkembangan psikologi
Mengekspresikan perasaan dengan lingkungan fisik sekitar
Mengekspresikan perasaan dengan hubungan social
Mengekspresikan perasaan secara spiritual
Melaporkan kepuasan dengan tingkatan mandiri
Menekspresikan kepuasan dengan Kontrol nyeriManajemen Nyeri
Intervensi yang dilakukan:
Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas dan
penyebab.
Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk pasien
yang tidak bisa mengkomunikasikannya secara efektif
Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic
Gunakan komunikasi yang terapeutik agar pasien dapat menyatakan
pengalamannya terhadap nyeri serta dukungan dalam merespon
nyeri
Pertimbangkan pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Tentukan dampak nyeri terhadap kehidupan sehari-hari (tidur,
nafsu makan, aktivitas, kesadaran, mood, hubungan sosial,
performance kerja dan melakukan tanggung jawab sehari-hari)
Evaluasi pengalaman pasien atau keluarga terhadap nyeri kronik
atau yang mengakibatkan cacat
Evaluasi bersama pasien dan tenaga kesehatan lainnya dalam
menilai efektifitas pengontrolan nyeri yang pernah dilakukan
Bantu pasien dan keluarga mencari dan menyediakan dukungan.
Pemberian analgesic
Intervensi yang dilakukan:
Menentukan lokasi , karakteristik, mutu, dan intensitas nyeri
sebelum mengobati pasien
Periksa order/pesanan medis untuk obat, dosis, dan frekuensi
yang ditentukan analgesik
Cek riwayat alergi obat
Mengevaluasi kemampuan pasien dalam pemilihan obat penghilang
sakit, rute, dan dosis, serta melibatkan pasien dalam pemilihan
tersebut
Tentukan jenis analgesik yang digunakan (narkotik, non narkotik
atau NSAID) berdasarkan tipe dan tingkat nyeri.
Tentukan analgesik yang cocok, rute pemberian dan dosis
optimal.
Utamakan pemberian secara IV dibanding IM sebagai lokasi
penyuntikan, jika mungkin
Hindari pemberian narkotik dan obat terlarang lainnya, menurut
agen protokol
Monitor TTV sebelum dan sesudah pemberian obat narkotik dengan
dosis pertama atau jika ada catatan luar biasa.
Memberikan perawatan yang dibutuhkan dan aktifitas lain yang
memberikan efek relaksasi sebagai respon dari analgesi
Pemberian Obat penenang
Intervensi yang dilakukan:
Kaji riwayat kesehatan pasien dan riwayat pemakaian obat
penenang
Tanyakan kepada pasien atau keluarga tentang pengalaman
pemberian obat penenang sebelumnya
Melihat kemungkinan alergi obat
Meninjau apakahpasien telah mentaati pembatasan berkenaan dg
aturan makan, seperti yang ditentukan
Meninjau ulang tentang contraindikasi pemberian obat
penenang
Beritahu keluarga dan/atau pasien tentang efek pemberian obat
penenang
Mengevaluasi tingkatan kesadaran pasien dan refleks normal
sebelum pemberian obat penenang
Memperoleh TTV dalam batas normal
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat
anemia
Do :
-Klien terlihat lemah
-klien hanya terlihat berbaring ditempat tidur
-Hb = 8 gram/dl
-Trombosit = 11.000/mm
-Leukosit = 8.000/mm
-TD = 100/60 mmHg
-Nadi = 100 x/menit
Ds :
-Klien mengatakan badannya lemah
-Klien mengatakan dia pingsan sebelum masuk RS.
-Klien mengatakan aktivitasnya selalu dibantu oleh keluarga.
Klien diharapkan mampu:
1. Memanajemen aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat
energy yang dimiliki oleh klien.
2. Berjalan tanpa menggunakan alat bantu.
3. Memanajemen pola tidurnya.
Tindakan yang dilakukan:
1. Manajemen aktivitas sehari-hari sesuai dengan tingkat energi
yang dimiliki oleh klien :
kaji status fisiologis klien terhadap tingkat stamina sesuai
dengan konteks umur dan perkembangan.
jelaskan kepada klien mengenai penyebab-penyebab letih.
Lakukan intervensi berupa pemberian obat untuk meningkatkan
stamina.
Ajarkan klien tentang teknik-teknik untuk memanagemen tingkat
kelelahan.
2. jaga pola makannya sesuai dengan pola makan normal:
ajarkan kepada klien mengenai kolaborasi makanan yang dimakan
sesuai dengan nutrisi yang dibutuhkan.
Mengajarkan kepada klien konsumsi-konsumsi makanan yang harus
dijaga.
Memberikan informasi kepada klien mengenai kebutuhan-kebutuhan
nutrisi.
3. Memanajemen pola tidur:
Mengajarkan klien mengenai pola aktifitas sebelum tidur.
Memonitor pola tidur klien dan gejala-gejala yang menyimpang
dari pola tidur klien.
Mengajarkan kepada klien bagaimana mengingkatkan rasa
nyaman.
4. Mengatur pola makan yang teratur:
Mengajarkan klien mengenai konsep nutrisi yang baik untuk
kesehatan.
Memonitor intake makanan dan nutrisi klien.
Memberikan latihan-latihan yang rutin dan teratur untuk
menghindari gangguan pola makan.
Membantu klien untuk mengembangkan konsep dirinya dengan berat
badan yang sehat.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan
Do :
KLien terlihat sesak nafas
RR :30 x/menit
Ds:
Klien mengatakan susah ber
nafas Status Respirasi:
Ventilasi
Klien diharapkan mampu menormalkan:
- Jumlah pernapasan
- Ritme pernapasan
- kedalaman inspirasi
- Retraksi dada
Sesak nafas saat beristirahat
-OrtopneaManajemen Ventilasi Mekanik : Non Invasif
Intervensi-intervensi yang dilakukan :
Memonitor kondisi-kondisi klien yang mengindikasikan bantuan
ventilasi non invasif.
Memposisikan klien dalam posisi semi-fowler.
Memonitor pengaturan-pengaturan ventilator (suhu dan
kelembaban).
Memonitor gejala-gejala yang meningkatkan status pernafasan.
Memonitor keefektifan ventilasi pada status fisiologis dan
psikologis klien.
Mengajarkan teknik-teknik relaksasi.
Terapi Relaksasi :
Intervensi-intervensi yang dilakukan :
Memberikan gambaran kepada klien mengenai keuntungan-keuntungan,
batas-batas, dan jenis-jenis relaksasi.
Menetukan intervensi yang sesuai untuk relaksasi klien.
Menciptakan kenyamanan pada klien.
Mengajarkan klien teknik-teknik relaksasi.
Mengevaluasi dan mendokumentasikan respon klien terhadap teknik
relaksasi.
Terapi Aktivitas
Intervensi-intervensi yang dilakukan :
Memonitor program aktivitas klien.
Membantu klien untuk melalukan aktivitas yang biasanya ia
lakukan.
Menjadwalkan klien untuk latihan-latihan fisik secara rutin.
Membantu klien dengan aktivitas-aktivitas fisik.
Memonitor respon fisik, sosial, dan spiritual dari klien
terhadap aktivitasnya.
Membantu klien untuk memonitor kemajuan dari pencapaian
tujuan.
Pengajaran : Penentuan Aktivitas dan Latihan
Intervensi yang dilakukan:
Mengajarkan klien tentang:
a. Tujuan dan kegunaan aktivitas dan latihan.
b. Bagaimana cara melakukan suatu aktivitas.
c. Bagaimana cara memonitor toleransi aktivitas.
d. Bagaimana menjaga latihan.
Memberikan informasi kepada klien bagaiamana teknik-teknik untuk
menyimpan energi.
Memberikan informasi-informasi seputar kesehatan fisik
klien.
BAB IV
PENUTUPA. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil kelompok dalam merencanakan
tindakan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan leukemia adalah :
Pada tahap pengkajian ditemukannya data subjektif, klien lemas,
lemah sedangkan pada data objektif ditemukan klien pucat, bibir
pucat, conjungtiva pucat, tubuh pasien tampak kurus. Diagnosa
keperawatan penulis temukan tiga diagnosa keperawatan yang terdiri
dari dua masalah yang aktual sedangkan satu masalah resiko tinggi
yang akan terjadi. Dalam tahap pelaksanaan dilakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan rencana yang sudah dirumuskan.
B. Saran
Setelah mempelajari dan mengamati kasus pada Ny. S, maka penulis
menyarankan diharapkan kepada perawat supaya dapat bekerja dan
melakukan segala tindakan keperawatan yang baik dan benar terutama
dalam merawat pasien leukemia, perawat dituntut keterampilannya
dalam melakukan proses perawatan dan pegobatan, dianjurkan kepada
pasien agar tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat,
diharapkan kepada keluarga supaya ada kerja sama yang baik dalam
melaksanakan perawatan leukemia, setiap pasien yang mengalami
penyakit leukemia.
1