LEMAK DAN DIABETES
KELOMPOK INDAH ISTIQOMA RAHAYU PUTRI101311233001FITRIA LARAS
AZADIRACHTA101311233006 NURUL LATHIFAH101311233009DENNA RAHINDA
YULIA FANNI101311233021NATHANIA HELSA F. LOSONG101311233029ANNISA
RIZKY MALICHATI101311233042AMIMA FAJRIANA101311233044BRIGITA RAINY
OKTIVA101311233054CLAUDIA NI LUH MERRY M.K101311233055SANTIK
WIJAYANTI101311233059
S1 ILMU GIZIFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA2014KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur selalu kami panjatkan kepada Pencipta
Yang Maha Esa Allah SWT. Karena hanya dengan izin dan rahmat-Nya
lah tim penulis dapat menyusun makalah dalam rangka memenuhi tugas
Dasar Ilmu Gizi yang berjudul "Lemak dan Diabetes". Dalam
penyusunan makalah ini penulis tentunya mengalami beberapa
rintangan. Sehingga membutuhkan dukungan ataupun bantuan dari pihak
lain yang bersangkutan dalam penyusunan makalah ini. Tak lupa
penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar - besarnya kepada tim
dosen pengajar Dasar Ilmu Gizi dan juga seluruh teman - teman yang
terlibat.Namun makalah ini tentunya jauh dari sempurna. Penulis
telah menyusunnya sebaik mungkin agar mudah dipahami. Jika memang
makalah ini masih terdapat kekurangan, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca. Sehingga penulis dapat memperbaikinya
mendatang. Penulis juga berharap agar makalah ini bermanfaat bagi
semua yang membacanya.
Surabaya, 24 Maret 2014
Tim Penulis
iDAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR....................................................................................................iDAFTAR
ISI..................................................................................................................iiBAB
I
PENDAHULUAN..............................................................................................1A.
Latar
Belakang....................................................................................................1B.
Rumusan
Masalah...............................................................................................1C.
Manfaat
Penulisan..............................................................................................2BAB
II TINJAUAN
PUSTAKA....................................................................................3A.
Lemak bagi
Tubuh.............................................................................................3B.
Lemak dalam
Makanan......................................................................................4C.
Sumber
Lemak...................................................................................................6D.
Metabolisme
Lemak..........................................................................................7E.
Kebutuhan Tubuh akan
Lemak.........................................................................12F.
Penyakit-Penyakit Akibat Kelebihan Lemak
(hiperlipidemia).........................13G. Pengertian Diabetes
Melitus.............................................................................14H.
Pengaruh Lemak dengan terjadinya
Diabetes...................................................14I.
Diet bagi Penderita Diabetes
Melitus................................................................15BAB
III
PENUTUP......................................................................................................20A.
Kesimpulan.......................................................................................................20B.
Saran.................................................................................................................21DAFTAR
PUSTAKA
iiBAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangSecara awam orang-orang menganggap lemak
merupakan sesuatu yang harus dihindari, terutama menurut para
wanita yang ingin selalu tampil cantik dan proporsional, karena
dapat mengakibatkan naiknya berat badan. Padahal, lemak merupakan
salah satu makronutrien yang keberadaannya dibutuhkan oleh tubuh.
Lemak menyediakan cadangan energi bagi tubuh ketika glikogen sudah
tidak dapat lagi menyediakan energi bagi tubuh.Namun konsumsi lemak
juga harus tidak boleh berlebihan, karena lemak berlebih dalam
tubuh akan tertimbun dan mengganggu fungsi kerja organ yang lain.
Penyakit Diabetes Melitus selain bermasalah dengan kadar glukosa,
juga menyebabkan kadar lemak (lipida) dalam darah menjadi tinggi
(hiperlipidemia).Sehingga dalam makalah ini kami mengajak pembaca
untuk lebih waspada dengan akibat-akibat yang akan ditimbulkan
akibat kadar lemak yang tinggi pada penderita Diabetes Melitus.
Sehingga para penderita Diabetes Melitus tidak hanya waspada dengan
kadar glukosa yang tinggi, tetapi juga kadar lemak dalam darah yang
tinggi (hiperlipidemia).B. Rumusan MasalahMakalah kami mengajak
pembaca untuk lebih memahami apa sebenarnya yang dimaksud lemak dan
diabetes melitus dengan menjabarkan fokus permasalahan sebagai
berikut:1) Apa pengertian lemak?2) Dari mana sumber lemak bisa di
dapatkan?3) Bagaimana metabolisme lemak dalam tubuh?4) Bagaimana
kebutuhan tubuh akan lemak?5) Apa saja penyakit yang disebabkan
oleh kelebihan lemak?6) Apa yang dimaksud Diabetes Melitus7)
Bagaimana diet yang baik untuk penderita Diabetes Melitus?
1C. Manfaat PenulisanSetelah membaca makalah Lemak dan Diabetes
ini diharapkan pembaca dapat memahami apa sebenarnya lemak dan
esensinya sebagai sumber energi bagi tubuh. Serta lebih waspada
lagi akan penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kelebihan
lemak, terutama penyakit Diabetes Melitus yang difokuskan pada
makalah ini. Dan juga bagaimana diet yang baik bagi penderita
Diabetes Melitus.
2BAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Lemak bagi TubuhLemak adalah
sekelompok ikatan organik yang terdiri atas unsur-unsur Carbon (C),
Hidrogen (H) dan Oksigen (O), yang mempunyai sifat dapat larut
dalam zat-zat pelarut tertentu (zat pelarut lemak), seperti
petroleum benzene, ether. Lemak yang mempunyai titik lebur tinggi
bersifat padat pada suhu kamar, sedangkan yang mempunyai titik
lebur rendah, berifat cair. Lemak yang padat pada suhu kamar
disebut lemak atau gaji, sedangkan yang cair pada suhu kamar
disebut minyak.Dalam ilmu gizi, lemak dapat diklasifikasikan
sebagai berikut:1. Lipid sederhana adalah lemak netral
(monogliserida, digliserida, trigliserida) juga ester asam lemak
dengan berbagai alkohol. Contoh: lilin dan minyak.2. Lipid majemuk
adalah ester asam lemak yang mengandung gugus lain selain alkohol
dan asam lemak yang terikat pada alkoholnya. Contoh: fosfolipid,
glikolipid, solfolipid, aminolipid dan lipoprotein.3. Derivat
lipid, contoh: alkohol, asam lemak, gliserol, steroid, lemak
aldehid dan vitamin A, D, E, K.Terdapat beberapa jenis lemak yang
memiliki peranan penting dalam metabolisme tubuh, diantaranya:a.
TriglisridaTrigliserida adalah lemak/minyak yang banyak ditemukan
di alam. Merupakan suatu ester gliserol. Trigliserida terbentuk
dari 3 asam lemak dan gliserol. Apabila terdapat datu asam lemak
dalam ikatan dengan gliserol maka dinamakan monogliserida.Lemak
disimpan di dalam tubuh dalam bentuk trigliserida. Apabila sel
membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan memecah
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak kemudian melepasnya ke
dalam pembulih darah. Oleh sel-sel yang membutuhkan
komponen-komponen tersebut kemudian dibakar dan menghasilkan
energi, karbondioksida (CO2), dan air (H2O).
3b. KolesterolKolesterol adalah jenis lemak yang paling terkenal
oleh masyarakat. Kolesterol merupakan komponen utama pada struktur
selaput sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf.
Kolesterol merupakan bahan perantara untuk pembentukan sejumlah
komponen penting seperti vitamin D (untuk membentuk &
mempertahankan tulang yang sehat), asam empedu (untuk fungsi
pencernaan).Kolesterol tubuh berasal dari hasil pembentukan di
dalam tubuh (sekitar 500 mg/hari) dan dari makanan yang dimakan.
Pembentukan kolesterol di dalam tubuh terutama terjadi di hati (50%
total sintesis) dan sisanya di usus, kulit, dan semua jaringan yang
mempunyai sel-sel berinti. Makanan yang banyak mengandung
kolesterol antara lain daging, ikan, dan produk susu.c. Lipid
PlasmaUmumnya lemak tidak larut air, sehingga tidak dapat larut
dalam plasma darah. Agar lemak dapat diangkut ke dalam peredaran
darah, maka lemak tersebut harus dibuat larut dengan cara
mengikatkannya pada protein yang larut dalam air. Ikatan antara
lemak (kolesterol, trigliserida, dan fosfolipid) dengan protein ini
disebut Lipoprotein. Lipoprotein bertugas mengangkut lemak dari
tempat pembentukannya menuju tempat penggunaannya. Beberapa jenis
lipoprotein antara lain: kilomikron, VLDL (Very Low Density
Lipoprotein), LDL (Low Density Lipoprotein), dan HDL (High Density
Lipoprotein). B. Lemak dalam MakananLemak di dalam makanan yang
memegang peranan penting ialah yang disebut lemak netral, atau
trigliserida, yang molekulnya terdiri atas satu molekul gliserol
(gliserin) dan tiga molekul asam lemak, yang diikatkan pada
gliserol tersebut dengan ikatan ester. Ketiga asam lemak tersebut
bisa sama semua, tetapi dapat juga dua sama atau ketiganya tidak
ada yang sama.
4Jaringan lemak di dalam tubuh dianggap tidak aktif, jadi tidak
ikut di dalam proses-proses metabolisme sehari-hari (rutin), tapi
merupakan simpanan atau cadangan energi yang kelebihan dan tidak
terpakai. Pada seorang penderita penyakit gemuk (obesitas),
sejumlah lemak ini merupakan beban yang harus dibawa-bawa terus
tanpa memberikan manfaat yang langsung. Lemak dapat
diklasifikasikan dengan berbagai cara:a. Menurut struktur
kimiawinya: lemak netral (trigliserida), fosfolipida, lesitin,
spingomyelin.b. Menurut sumbernya (bahan makanannya): lemak hewani
dan lemak nabati.c. Menurut konsistensinya: lemak padat (lemak atau
gaji) dan lemak cair (minyak).d. Menurut wujudnya: lemak tak
terlihat (invisible fat) dan lemak terlihat (visible fat).Dari cara
menentukan lemak total dalam analisa bahan makanan, dapat diketahui
bahwa di dalam lemak bahan makanan tercakup lemak netral dan lipoid
lainnya, seperti fosfolipida, kolesterol dan karotinoida, yang juga
larut dalam zat-zat pelarut lemak. Dalam pembicaraan Ilmu Gizi dan
Ilmu Makanan, yang dimaksud dengan lemak, biasanya lemak netral
atau trigliserida, tetapi angka-angka untuk kandungan lemak dalam
Daftar Analisa Bahan Makanan menunjukkan lemak total, tidak hanya
lemak netral saja. Lemak Jenuh terutama yang berasal dari hewan
(seperti daging dan susu), tetapi mereka juga dapat ditemukan dalam
makanan yang digoreng dan beberapa makanan yang dikemas . Lemak
jenuh tidak sehat karena mereka meningkatkan LDL (kolesterol
"buruk" ) di dalam tubuh dan meningkatkan risiko penyakit jantung.
Kebanyakan lemak jenuh yang dapat Anda lihat berbentuk padat,
seperti lemak dalam makan. Sumber-sumber lain dari lemak jenuh
meliputi: keju dan daging potong, seluruh lemak susu dan krim,
mentega, es krim, minyak sawit dan minyak kelapa. Trans fat
merupakan minyak cair yang berubah menjadi lemak padat selama
pengolahan makanan. Ada juga sejumlah kecil lemak trans yang
terjadi secara alami di beberapa produk daging dan susu, tetapi
mereka ditemukan dalam makanan olahan yang mana cenderung menjadi
yang paling berbahaya bagi kesehatan.Lemak trans menggandakan
kolesterol, dengan meningkatkan LDL (kolesterol "jahat") dan
menurunkan HDL (kolesterol "sehat").Untuk menghindari lemak trans,
lihat di label nutrisi untuk bahan seperti "partially hydrogenated"
minyak atau shortening. Selain itu, mencari lemak trans dalam
informasi gizi dalam produk, seperti dipanggang komersial kue,
kerupuk, dan kue, dan makanan yang digoreng.
5Makanan Tinggi Lemak Jenuh Sehat Gunakan Alternatif ...
Mentega, lemak babi, shortening, kelapa, minyak kelapa, minyak
sawitMargarin (mencari 0 gram lemak trans pada label), penyebaran
minyak sayur, minyak zaitun, minyak canola, minyak jagung, minyak
goreng semprot canola
Seluruh susu, susu 2%, half & half, krimSkim 1%,
half&half bebas lemak
Daging merah, daging sapi, sosis, bacon, daging organ (seperti
hati, ginjal)Daging putih ayam, kalkun, daging babi dengan lemak
dipangkas, daging sapi sirloin, ikan, produk kedelai,
kacang-kacangan / biji atau kacang
Kulit unggas, lemak daging terlihatTanpa kulit dan daging
dipangkas
Makanan yang digorengdibakar, dipanggang, dikukus, direbus
daging seperti bologna, pepperoni, salamiDaging ham, kalkun,
dada ayam atau daging sapi panggang tanpa lemak
Telur utuh atau kuning telurPengganti telur atau putih telur
Es krimYogurt beku, serbat, es krim rendah lemak
Keju, keju cottage, krim asam, krim keju, whipped creamLemak
bebas atau lemak yang dikurangi
Cokelat, kue, donat, brownies, popcorn mentegapuding dibuat
dengan 1% bebas gula atau susu skim, wafer vanili, kerupuk hewan,
popcorn rendah lemak dibuat dengan microwave
C. Sumber Lemak
6Menurut sumbernya kita membedakan lemak nabati dan lemak
hewani. Lemak nabati berasal dari bahan makanan tumbuh-tumbuhan,
sedangkan lemak hewani berasal dari binatang, termasuk ikan, telur
dan susu. Kedua jenis lemak ini berbeda dalam jenis asam lemak yang
menyusunnya. Lemak nabati mengandung lebih banyak asam lemak tak
jenuh, yang menyebabkan titik cair yang lebih rendah, dan dalam
suhu kamar bebrbentuk cair disebut minyak. Lemak hewani mengandung
terutama asam lemak jenuh, khususnya mempunyai rantai karbon
panjang, yang mengakibatkan dalam suhu kamar berbentuk padat. Lemak
berbentuk padat inilah yang biasa oleh awam disebut lemak atau
gaji. Di dalam daging, sel-sel yang mengandung lemak ada yang
menyelip tersebar di antara sel-sel otot dan ada pula yang
terkumpul membentuk jaringan lemak yang jelas terlihat. Karena itu
dibedakanlah lemak tak terlihat (invisible fat) dan lemak terlihat
(visible fat). Antara keduanya tidak terdat perbedaan susunan
kimiawi. Dalam hidangan di Indonesia terutama hidangan masyarakat
yang kurang mampu, kuantum lemak di dalam hidangan sangat rendah,
dan terutama berasala dari nabati minyak kelapa. Dekade terakhir
ini minyak kelapa sawit (red palm oil) semakin mengambil peran
sebagai minyak makan disamping minyak kelapa. Di Indonesia red palm
oil (crude palm oil = CPO) dimurnikan lagi menjadi minyak makan
(minyak goreng) yang bening, tidak berwarna merah. Minyak kacang
tanah semakin kurang dipergunakan di dalam hidangan atau mengolah
(menggoreng) makanan di Indonesia. Di negara-negara maju, banyak
minyak untuk konsumsi berasal dari biji-bijian, seperti kacang
tanah, biji jagung, biji kacang kedelai, biji kapas, dan
sebagainya. Lemak hewani terutama berasal dari timbunan cadangan
energi, pada babi dan sapi, lemak babi disebut lard.D. Metabolisme
Lemaka. Pencernaan LemakLemak di dalam bahan makanan tidak
mengalami pencernaan di dalam rongga mulut, karena tidak ada enzim
yang dapat memecahnya. Di dalam gaster ada enzim lipase, tetapi
pengaruhnya terhadap pemecahan lemak dapat diabaikan, karena rendah
sekali, pH di dalam gaster tidak cocok untuk aktivitas lipase
tersebut.Sekresi cairan empedu dari hati, tidak mengandung enzim
pemecah lemak, tapi mengandung garam-garam empedu yang
mengemulsikan lemak dan asam lemak. Garam-garam empedu tersebut
diserap kembali dalam saluran pencernaan bagian bawah. Hasil
pencernaan lemak adalah butir halus yang dapat menembus epithel
usus, masuk ke dalam sistem limfa. Lipase yang berasal dari
pankreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam bentuk
emulsi menjadi digliserida, monogliserida, gliserol dan asam lemak.
Di dalam usus halus pun terjadi pemecahan fosfolipida menjadi asam
lemak dan lisopospogliserida oleh pospolipase yang berasal dari
pankreas. Akhirnya di usus besar, sisa lemak dan kolesterol yang
terkurung dalam serat makanan dikeluarkan melalui feses.
7b. Penyerapan dan TransporAbsorpsi lipida terutama terjadi
dalam jejunum. Hasil pencernaan lipida diabsorpsi ke dalam membran
mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Perbedaan konsentrasi
diperoleh melalui: (1) Kehadiran protein yang segera mengikat asam
lemak yang memasuki sel; (2) Esterifikasi kembali asam lemak
menjadi monogliserida yaitu produk utama pencernaan yang melintasi
mukosa usus halus.Setelah masuk ke dalam mukosa usus, trigliserida,
fosfolipid ester kolesterol disintesis kembali, dibungkus dengan
sedikit protein kemudian disekresikan ke dalam kilomikron dalam
ruang ekstraseluler memasuki sistem limfa.Sebelum diabsorpsi,
kolesterol mengalami esterifikasi kembali yang dikatalis oleh
asetil KoA dan kolesterol asetil transferase. Pembentukan enzim ini
dipengaruhi oleh konsentrasi tinggi kolesterol makanan. Sebagian
besar hasil pencernaan lemak berupa monogliserida dan asam lemak
rantai panjang di dalam membran mukosa usus diubah kembali menjadi
trigliserida.Lemak dalam darah diangkut dengan dua cara, yaitu
melalui jalur eksogen dan jalur endogen.1. Jalur
EksogenTrigliserida & kolesterol yang berasal dari makanan
dalam usus dikemas dalam bentuk partikel besar lipoprotein, yang
disebut kilomikron. Kilomikron ini akan membawanya ke dalam aliran
darah. Kemudian trigliserid dalam kilomikron tadi mengalami
penguraian oleh enzim lipoprotein lipase, sehingga terbentuk asam
lemak bebas dan kilomikron remnan. Asam lemak bebas akan menembus
jaringan lemak atau sel otot untuk diubah menjadi trigliserida
kembali sebagai cadangan energi. Sedangkan kilomikron remnan akan
dimetabolisme dalam hati sehingga menghasilkan kolesterol
bebas.
8Sebagian kolesterol yang mencapai organ hati diubah menjadi
asam empedu, yang akan dikeluarkan ke dalam usus, berfungsi seperti
detergen dan membantu proses penyerapan lemak dari makanan.
Sebagian lagi dari kolesterol dikeluarkan melalui saluran empedu
tanpa dimetabolisme menjadi asam empedu kemudian organ hati akan
mendistribusikan kolesterol ke jaringan tubuh lainnya melalui jalur
endogen. Pada akhirnya, kilomikron yang tersisa (yang lemaknya
telah diambil), dibuang dari aliran darah oleh hati. Kolesterol
juga dapat diproduksi oleh hati dengan bantuan enzim yang disebut
HMG Koenzim-A Reduktase, kemudian dikirimkan ke dalam aliran
darah.2. Jalur EndogenPembentukan trigliserida dalam hati akan
meningkat apabila makanan sehari-hari mengandung karbohidrat yang
berlebihan. Hati mengubah karbohidrat menjadi asam lemak, kemudian
membentuk trigliserida, trigliserida ini dibawa melalui aliran
darah dalam bentuk Very Low Density Lipoprotein (VLDL). VLDL
kemudian akan dimetabolisme oleh enzim lipoprotein lipase menjadi
IDL (Intermediate Density Lipoprotein). Kemudian IDL melalui
serangkaian proses akan berubah menjadi LDL (Low Density
Lipoprotein) yang kaya akan kolesterol. Kira-kira dari kolesterol
total dalam plasma normal manusia mengandung partikel LDL. LDL ini
bertugas menghantarkan kolesterol ke dalam tubuh.Kolesterol yang
tidak diperlukan akan dilepaskan ke dalam darah, dimana
pertama-tama akan berikatan dengan HDL (High Density Lipoprotein).
HDL bertugas membuang kelebihan kolesterol dari dalam tubuh. Itulah
mengapa muncul istilah LDL-Kolesterol disebut lemak jahat dan
HDL-Kolesterol disebut lembak baik. Olehh karena itu, rasio
keduanya harus seimbang.Kilomikron membawa lemak dari usus (berasal
dari makanan) dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh. VLDL
membawa lemak dari hati dan mengirim trigliserid ke sel-sel tubuh.
LDL yang berasal dari pemecahan IDL (sebelumnya berbentuk VLDL)
merupakan pengirim kolesterol yang utama ke sel-sel tubuh. HDL
membawa kelebihan kolesterol dari dalam sel untuk dibuang.a.
Metabolisme gliserolGliserol dari hasil hidrolisis lipid
(trigliserida) dapat menghasilkan energi melalui jalur metabolisme
karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan
1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya
senyawa tersebut masuk ke dalam rantai respirasi membentuk
dihidroksi aseton fosfat (produk antara dalam jalur glikolisis).b.
Oksidasi asam lemak (oksidasi beta)
9Asam lemak dapat dioksidasi dalam proses oksidasi beta sehingga
diperoleh energi. Sebelumnya asam lemak harus diaktifkan menjadi
asil-KoA dengan bantuan enzim asil-KoA sintetase (tiokinase) dari
ATP.Asam lemak bebas pada umunya berupa asam-asam lemak rantai
panjang, yang dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan
senyawa kernitin. Asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan
5 tahapan proses dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan
hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya, asetil KoA masuk ke
dalam siklus asam sikrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon asam
lemak dioksidasi menjadi keton.Setelah berada di dalam mitokondria,
asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan sebagai berikut: 1.
Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini
terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 2P2.
Delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA3.
L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-ketoasil-KoA. Pada tahap
ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 3P4.
Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan
asil-KoA yang telah kehilangan 2 atom CDalam satu oksidasi beta
dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali
oksidasi beta adalah 5P, karena pada umumnya asam lemak memiliki
banyak atom C, maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi
beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil
KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2
asetil-KoA. Asetil KoA yang dihasilkan dalam oksidasi beta ini
selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.c. Asam LemakAsam lemak
alamiah selalu mengandung jumlah atom karbon genap, dengan rumus
umum CnH2nO2 dengan n=4,6,8 dan seterusnya sampai 18. Deretan
asam-asam lemak ini termasuk deretan asam lemak jenuh. Anggota
deretan ini yang mempunyai jumlah karbon terkecil (n=4) ialah asam
butirat, yang terdapat di dalam mentega susu dengan kadar 6%.
Anggota deretan asam lemak jenuh yang mempunyai jumlah karbon
terbanyak ialah asam stearat (n=18), yang merupakan asam lemak yang
terdapat dalam konsistensi padat.
10Asam lemak jenuh dengan jumlah karbon sampai 6 buah, disebut
asam lemak rantai pendek, yang mempunyai jumlah 8-12 termasuk asam
lemak rantai intermediet dan sisanya mempunyai jumlah atom karbon
lebih dari 12, disebut asam lemak rantai panjang. Makin pendek
rantai karbonnya, semakin mudah larut dalam air dan semakin sukar
larut dalam zat-zat pelarut lemak.Asam lemak tak jenuh yang
mempunyai dua atau lebih ikatan kembar (ikatan tak jenuh), disebut
Polyunsaturated Fattyacid (PUFA). Asam lemak PUFA tidak dapat
disintesa di dalam tubuh, padahal ia sangat diperlukan untuk
kesehatan. Karena itu PUFA merupakan asam-asam lemak yang esensial,
harus ada di dalam hidangan. Defisiensi PUFA memberikan
gejala-gejala kulit dalam bentuk eczema bersisik dan rambut di
daerah lesio tampak tidak normal dan mudah rontok. Pemberian salah
satu atau campuran beberapa PUFA dapat menyembuhkan gejal-gejala
tersebut.Lemak hewani pada umumnya berisi asam lemak jenuh rantai
panjang dan sangat miskin akan kadar asam PUFA. Karena itu lemak
hewani cenderung meningkatkan kadar kolestrol di dalam darah.Pada
umumnya ikan dan berbagai jenis burung termasuk ayam, dagingnya
mengandung sedikit lemak. Kelinci juga mengandung sedikit lemak
dalam dagingnya. Karena itu daging hewan-hewan teesebut baik
dipergunakan sebagai sumber protein hewani dalam hidangan rendah
lemak yang dianjurkan pada penderita penyakit-penyakit
kardiovaskular.Minyak jagung dikenal tinggi kandungannya akan PUFA,
sehingga dianjurkan untuk para penderita penyakit kardiovaskular,
termasuk tekanan darah tinggi (hipertensi). Minyak biji bunga
matahari dan minyak safflower dikenal sebagai minyak nabati yang
tertinggi kandungannya akan PUFA. d. Ekskresi Lemak diekskresikan
sebagai bahan sisa (waste product) CO2 dan H2O. Lemak di dalam
makanan tidak dicerna dan diserap seluruhnya melainkan ada sebagian
yang terbuang di dalam tinja. Kalau tinja mengandung kadar lemak
tinggi dari biasanya, disebut steatorrhea. Dalam kondisi demikian,
tinja mempunyai volume besar dan berwarna agak pucat karena garam
kalsium dari asam lemak.Absorbsi lemak mudah terganggu pada
berbagai penyakit gastrointestinal, di antaranya pada penyakit yang
disertai diarrhea, seperti sprue tropik. Juga pada penyakit yang
disertai gangguan sekresi empedu, pencernaan dan penyerapan lemak
menderita gangguan dan banyak lemak terbuang di dalam tinja.
11Ilustrasi Proses Pencernaan dan Penyerapan Lemak:
E. Kebutuhan Tubuh akan LemakKebutuhan tubuh akan lemak ditinjau
dari sudut fungsinya:a. Lemak sebagai sumber energi utama,b. Lemak
sebagai sumber PUFA, danc. Lemak sebagai pelarut vitamin-vitamin
yang larut lemak (vitamin A, D, E, K)Lemak merupakan zat gizi padat
energi, nilai kalorinya 9 Kalori setiap gram lemak. Dalam bentuk
lemak dapat disimpan energi dalam jumlah besar di dalam massa yang
kecil, dan tidak memerlukan banyak air seperti pada penimbunan
karbohidrat dan protein, sehingga mempunyai volume maupun berat
yang relatif rendah.
12Di dalam hidangan sebaiknya dari jumlah kalori total, sebesar
15-20% berasal dari lemak. Di negara-negara kaya, bagian energi
yang berasal dari lemak mencapai 30-40% dari kalori total. Jumlah
ini dianggap terlalu tinggi, karena masyarakat menunjukkan
kesehatan yang tidak optimal. Dalam hidangan rata-rata di
Indonesia, lemak hanya memberikan iuran kalori sebanyak 7-8% dari
energi total. Jumlah ini dianggap terlalu rendah. Dengan
memperhitungkan berbagai faktor, dianggap bahwa kebutuhan lemak di
dalam hidangan sebaiknya memberikan 15-20% dari kalori total. Ini
akan memenuhi kebutuhan ketiga sudut keperluan seperti yang disebut
di atas.F. Penyakit-penyakit akibat Kelebihan Lemak
(Hiperlipidemia)1. Kelebihan Lemak (Obesitas)Meskipun bukan
merupakan penyakit, tetapi dapat menyebabkan timbulnya penyakit,
seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi dan
lain-lain. Obesitas terjadi jika ada kelebihan kalori hasil
metabolisme. Pada penderita obesitas, lemak berlebihan ditimbun
pada jaringan-jaringan otot, terkadang juga dalam pankreas ataupun
hati. Penimbunan lemak yang tidak merata dapat menyebabkan semacam
tumor.Glukosa dalam darah yang berlebih dapat diubah menjadi
komponen lemak, yaitu dalam bentuk trigliserida atau disebut lemak
kolesterol. Darah yang bersifat seperti air dapat melarutkan lemak
dalam bentuk emulsi dengan bantuan lipoprotein. Bila kadar gula
glukosa darah berlebih maka pembentukan lemak kolesterol juga
berlebih, sedangkan kemampuan lipoprotein terbatas sehingga
sebagian kolesterol tidak terlarut. Selanjutnya dapat menimbulkan
endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah, sehingga rongga
pembuluh darah menyempit dan pasokan darah ke sel jaringan organ
berkurang. Pada jaringan otak berdampak memperparah stroke
hipoglikemia akibat komplikasi metabolisme protein tersebut. Bila
mengenai pembuluh darah jantung yang mengaliri dinding otot jantung
(arteria koronaria), menimbulkan gangguan penyakit jantung
koroner.2. HiperlipidemiaSuatu kondisi yang ditandai oleh
peningkatan kadar lipid/lemak darah. Hiperlipidemia terbagi
menjadi:a. Hiperlipidemia PrimerBanyak disebabkan oleh kelainan
genetik. Pada keadaan yang agak berat tampak adanya xantoma
(penumpukan lemak di bawah jaringan kulit).b. Hiperlipidemia
Sekunder
13Pada jenis ini, peningkatan kadar lipid darah disebabkan oleh
suatu penyakit tertentu, misalnya: diabetes mellitus, gangguan
tiroid, penyakit hepar dan penyakit ginjal.G. Pengertian Diabetes
MelitusDiabetes melitus (DM) merupakan kumpulan keadaan yang
disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini
terjadi karena produksi hormon insulin yang tidak memadai. Hormon
insulin dihasilkan oleh sel-sel beta (islet cells) pada bagian
endokrin pankreas dan resistensi insulin yang meningkat. Resistensi
insulin terjadi pada pintu masuk di permukaan sel tubuh yang
dinamakan reseptor insulin. Reseptor insulin memungkinkan lewatnya
gula (glukosa) yang dibawa oleh hormon insulin masuk ke dalam sel
dan gula tersebut kemudian di dalam mitokondria akan digunakan
untuk menghasilkan energi atau tenaga yang diperlukan dalam
pelaksanaan fungsi setiap sel tubuh. Tidak adanya atau tidak
memadainya produksi hormon insulin mengakibatkan Diabetes Melitus
Tipe 1, sedangkan peningkatan resistensi insulin dengan penurunan
kuantitas atau kualitas menyebabkan Diabetes Melitus Tipe 2.
Penyandang Diabetes Tipe 1 memerlukan pemberian insulin dari luar
sehingga dinamakan pula diabetes tergantung insulin (DMTI).
Diabetes Tipe 2, produksi insulin mungkin masih cukup atau hanya
berkurang sehingga bisa diatasi dngan obat-obat hipoglikemin yang
dapat mengurangi resistensi insulin atau merangsang sel-sel beta
pankreas untuk memproduksi insulin. Hormon insulin memiliki 2 macam
pekerjaan, yatu membawa gula masuk ke dalam sel lewat reseptor
insulin dan mengubah gula yang berlebih menjadi gula simpanan.H.
Pengaruh Lemak dengan terjadinya DiabetesResistensi insulin adalah
landasan pertama dalam pengembangan diabetes mellitus non
-insulin-dependent atau non-insulin-dependent diabetes mellitus
(NIDDM). Asam lemak bebas atau free fatty acid (FFA) menyebabkan
resistensi insulin pada otot dan hati, meningkatkan glukoneogenesis
hepatik dan produksi lipoprotein, serta memungkinkan kurangnya
pembersihan hati dari insulin. Efek buruk insulin pada sirkulasi
konsentrasi FFA tergantung pada fraksi yang berasal dari adiposit
visceral, yang mana memiliki respon rendah untuk efek antilipolytic
insulin. Peningkatan sekresi kortisol dan/atau testosteron
menginduksi resistensi insulin pada otot. Hal ini tampaknya juga
menjadi kasus untuk konsentrasi testosteron rendah pada pria.
14Kortisol dapat meningkatkan glukoneogenesis hati. Kortisol dan
testosteron memiliki permisif efek pada adiposa lipolisis yang
dapat memperkuat stimulasi lipolitik, FFA, kortisol, dan
testosteron sehingga memiliki efek gabungan yang kuat, yang
akhirnya meningkatkan resistensi insulin dan glukoneogenesis hati.
Semua faktor ini meningkatkan resistensi insulin aktif dalam
obesitas visceral perut, yang erat kaitannya dengan resistensi
insulin, NIDDM, dan sindrom metabolik. Penyimpangan endokrin juga
dapat memberikan alasan untuk akumulasi lemak visceral, karena
kemugkinan adanya perbedaan regional kepadatan steroid - hormon -
reseptor. Selain peningkatan aktivitas sepanjang sumbu
adrenocorticosteroid, adanya tanda-tanda peningkatan aktivitas dari
sistem saraf simpatik pusat semakin menjelaskan kondisi yang
dimaksud. Tidak dapat dipungkiri bahwa ini adalah konsekuensi
endokrin pada hipotalamus dalam reaksi mengalahkan dan bertahan.
Ada beberapa bukti yang menunjukkan peningkatan prevalensi faktor
stres psikososial yang dikaitkan dengan distribusi visceral lemak
tubuh. Oleh karena itu, hipotesis bahwa faktor-faktor tersebut
mungkin memberikan latar belakang tidak hanya untuk reaksi
pertahanan dan hipertensi prime , tetapi juga untuk reaksi
mengalahkan yang mana memberikan kontribusi untuk penyimpangan
endokrin yang mengarah ke penyimpangan metabolisme dan akumulasi
lemak visceral, yang pada gilirannya menyebabkan beberapa penyakit
salah satunya diabetes mellitus.
I. Diet Bagi Penderita Diabetes MelitusPenyakit diabetes
mellitus (DM), yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis
atau penyakit gula darah adalah golongan penyakit kronis yang
ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah akibat adanya
gangguan pada sistem metabolisme tubuh, dimana organ pankreas tidak
mampu memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh. Insulin
adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh pankreas, yang
bertanggung jawab dalam mengontrol jumlah/kadar gula dalam darah.
Insulin dibutuhkan untuk mengubah (memproses) karbohidrat, lemak,
dan protein menjadi energi yang diperlukan oleh tubuh manusia.
Hormon insulin berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
15Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit yang
prevalensinya kian meningkat. Kini, jumlah penderita diabetes di
Indonesia semakin bertambah. Tidak hanya orang tua, remaja dan
dewasa muda pun ternyata diserang penyakit gula ini. Menurut data
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2003, tercatat hampir 200
juta orang di dunia menderita diabetes dan diperkirakan pada tahun
2025 jumlah penderita mencapai 330 juta jiwa. Di Indonesia sendiri,
berdasarkan data WHO pada tahun 2003, tercatat lebih dari 13 juta
orang menderita diabetes. Dari jumlah tersebut, diperkirakan akan
meningkat menjadi lebih dari 20 juta penderita pada tahun
2030.Diabetes terdiri dari dua tipe, yaitu diabetes mellitus tipe 1
dan diabetes mellitus tipe 2. Pertama, diabetes mellitus tipe 1
adalah diabetes yang bergantung pada insulin, dimana tubuh
kekurangan hormon insulin atau dikenal dengan istilah insulin
dependent diabetes mellitus (IDDM). Hal tersebut disebabkan oleh
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans
pankreas. Diabetes tipe 1 banyak ditemukan pada balita, anak-anak,
dan remaja. Kedua, diabetes mellitus tipe 2 adalah diabetes yang
terjadi akibat hormon insulin dalam tubuh tidak dapat berfungsi
dengan semestinya, dikenal dengan istilah non-insulin dependent
diabetes mellitus (NIDDM). Hal tersebut terjadi dikarenakan
berbagai kemungkinan, seperti kecacatan dalam produksi insulin,
resistensi terhadap insulin, atau berkurangnya sensitivitas
(respons) sel dan jaringan tubuh terhadap insulin, yang ditandai
dengan meningkatnya kadar insulin di dalam darah.Adapun
gejala-gejala penderita diabetes (meskipun tidak semua dialami oleh
penderita) adalah sebagai berikut:1. Jumlah urin yang dikeluarkan
lebih banyak (polyuria)2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga
(polydipsia)3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak
(polyphagia)4. Frekuensi urin meningkat/kencing terus
(glycosuria)5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya6.
Kesemutan/mati rasa pada ujung saraf di telapak tangan dan kaki7.
Cepat lelah dan lemah setiap waktu8. Mengalami rabun penglihatan
secara tiba-tiba9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat
penyembuhannya10. Mudah terkena infeksi, terutama pada kulitDengan
demikian, apabila merasakan gejala-gejala tersebut, maka Anda harus
segera memeriksakan kondisi Anda ke dokter atau spesialisnya.
Semakin cepat Anda mendiagnosisnya, maka semakin besar peluang
untuk sembuh.Sampai saat ini, obat paten yang dapat menyembuhkan
diabetes mellitus belum ditemukan. Dengan kata lain, tidak ada obat
untuk menyembuhkan diabetes. Diabetes hanya dapat dikelola dan
dikendalikan. Pengelolaan diabetes dilakukan dengan tiga cara,
yakni obat, insulin, dan diet.
16Mengelola diabetes melalui diet berarti menerapkan pola makan
seimbang dan membatasi diet secara terkendali. Hal tersebut berlaku
bagi semua penderita diabetes, tidak memandang jenis diabetesnya.
Dalam beberapa kasus, pola diet yang baik sudah cukup untuk
mengendalikan diabetes tipe 2. Namun, jika menderita diabetes tipe
1, Anda perlu menyeimbangkan asupan makanan dan suntikan insulin
guna mencapai kadar gula darah terbaik. Semua penderita diabetes
tipe 1 harus mendapatkan suntikan insulin, tetapi hanya sebagian
kecil dari penderita diabetes tipe 2 yang memerlukannya.Pada
intinya, tidak ada diet khusus bagi penderita diabetes. Makanan
yang dimakan penderita diabetes adalah makanan yang sama dengan
yang dimakan semua orang. Pola makan yang direkomendasikan bagi
penderita diabetes berikut juga baik untuk dikonsumsi oleh semua
orang. Perbedaannya, pola makan ini jauh lebih penting bagi
penderita diabetes, yakni sebagai berikut:1. Makan secara
teraturAnda dapat menjaga kadar gula darah dibawah kontrol jika
makan secara teratur. Jika Anda membutuhkan insulin, maka ahli diet
atau dokter akan menjelaskan pentingnya menyeimbangkan makanan
dengan suntikan insulin serta menemukan cara Anda sendiri agar
menjaga asupan makanan guna memproduksi energi. Mungkin, hal ini
akan sulit awalnya. Tetapi, dengan disiplin yang baik, Anda dapat
melakukannya. Umumnya, Anda harus mengonsumsi makanan besar atau
makanan ringan setiap 3-4 jam dan mengambil obat-obatan atau
suntikan insulin guna membantu mengendalikan kadar gula. Jika
bekerja di malam hari, mungkin Anda memerlukan makanan tambahan
atau makanan ringan.2. Mengontrol berat badanBagi penderita
diabetes yang kelebihan berat badan, dianjurkan agar menurunkan
berat badan. Anda perlu mengikuti beberapa panduan sederhana
berikut guna menurunkan berat badan. Adapun aturannya adalah makan
dengan porsi lebih sedikit dari biasanya; kurangi konsumsi makanan
yang digoreng dan berlemak; kurangi makanan ringan, seperti keripik
dan biskuit, ganti dengan buah-buahan atau jus tanpa gula; serta
tingkatkan aktivitas fisik dan olah raga.3. Makan sumber
karbohidrat yang tepat
17Ketika karbohidrat dicerna didalam tubuh, maka akan
menghasilkan glukosa, yang memberikan Anda energi. Ada dua jenis
karbohidrat, yakni gula dan tepung. Sebaiknya, makanan bergula,
misalnya minuman ringan, permen, coklat, biskuit manis, dan puding
dihindari karena menyebabkan lonjakan glukosa darah secara cepat.
Anda dapt memilih makanan/minuman berpemanis buatan, seperti
sakarin atau aspartame (namun, penggunaan secara berlebihan dapat
berdampak buruk bagi kesehatan). Sedangkan, sumber karbohidrat yang
berasal dari tepung adalah nasi, roti, kentang, pasta, sereal, dan
buah. Sumber ini lebih lambat diserap oleh tubuh, namun merupakan
sumber energi yang baik. Anda dapat mengonsumsinya secara teratur
sepanjang hari. Guna mengukur seberapa cepat atau lambat sumber
karbohidrat meningkatkan glukosa darah, para ahli menggunakan
ukuran yang disebut indeks glikemik atau GI.4. Pertahankan diet
yang seimbang Melakukan diet secara seimbang memungkinkan Anda bisa
mengontrol diabetes dan memastikan efektivitas pengobatan yang
sedang Anda jalani. Sebagai panduan, diet Anda harus memenuhi
kriteria berikut, yaitu dua per lima dari piring Anda harus terdiri
dari makanan yang mengandung karbohidrat dan berserat tinggi; dua
per lima dari piring Anda harus terdiri dari sayuran atau buah;
serta satu per lima dari piring Anda harus berisi protein, misalnya
daging, ikan, telur, tempe, atau tahu. Jika Anda mengikuti diet
seimbang, maka Anda tidak perlu suplemen vitamin atau mineral.
Beberapa ahli berpendapat bahwa kekurangan beberapa unsur, misalnya
kromium dan selenium, dapat mempercepat terjadinya komplikasi
diabetes. Cara terbaik guna mengatasi diabetes adalah menciptakan
keberagaman makanan yang Anda makan. Diet yang sehat berarti
mengonsumsi makanan yang memiliki kombinasi yang tepat dan
mengganti makanan yang berbahaya dengan yang menguntungkan. Jika
Anda masih khawatir atau cemas dengan apa yang Anda makan, mintalah
nasehat dari ahli diet atau dokter.Perencanaan makan yang baik
(diet seimbang) akan mengurangi beban kerja insulin dengan
meniadakan pekerjaan insulin dalam mengubah gula menjadi glikogen
serta kegiatan sehari-hari dan olahraga akan memperbaiki resistensi
insulin. Hal ini akan mengendalikan gula darah. jika terjadi
kegagalan dalam pengendalian gula darah dapat membawa komplikasi
akut seperti koma hipoglemik dan ketoasidosisdiabetik maupun
komplikasi kronis seperti gagal ginjal, kebutaan, impotensi,
stroke, penyakit jantung koroner dll.Kadar gula darahSewaktu80 mg
%
Puasa90 mg %
Setelah makan140 mg %
18Pengaturan makanan yang tepat bagi penderita Diabetes
melitus:1. Komposisi 60 70 % karbohidrat, 25 30 % lemak dan 10 25 %
protein.2. Cukup kalori, cukup vitamin dan mineral.3. Batasi
garam.4. Hindari karbohidrat sederhana (gula, madu, sirup)Tujuan
dari pengaturan makan pada penderita Diabetes Melitus adalah:1.
Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal
dengan menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogenous
atau exogenous) dengan penurun glukosa oral dan aktivitas fisik.2.
Mencapai dan mempertahankan kadar lipid/lemak mendekati kadar
optimal.3. Mencegah komplikasi klinis dan akut.4. Meningkatkan
kualitas hidup melalui gizi yang optimal memberi cukup energi untuk
mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
19BAB IIIPENUTUP
A. KesimpulanLemak di dalam bahan makanan tidak mengalami
pencernaan di dalam rongga mulut, karena tidak ada enzim yang dapat
memecahnya. Di dalam gaster ada enzim lipase, tetapi pengaruhnya
terhadap pemecahan lemak dapat diabaikan. Di dalam usus halus pun
terjadi pemecahan fosfolipida menjadi asam lemak dan
lisopospogliserida oleh pospolipase yang berasal dari pankreas.
Akhirnya di usus besar, sisa lemak dan kolesterol yang terkurung
dalam serat makanan dikeluarkan melalui feses. Absorpsi lipida
terutama terjadi dalam jejunum. Hasil pencernaan lipida diabsorpsi
ke dalam membran mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Lemak
diekskresikan sebagai bahan sisa (waste product) CO2 dan H2O. Lemak
di dalam makanan tidak dicerna dan diserap seluruhnya melainkan ada
sebagian yang terbuang di dalam tinja.Lemak merupakan zat gizi
padat energi, nilai kalorinya 9 Kalori setiap gram lemak. Dalam
bentuk lemak dapat disimpan energi dalam jumlah besar di dalam
massa yang kecil, dan tidak memerlukan banyak air seperti pada
penimbunan karbohidrat dan protein, sehingga mempunyai volume
maupun berat yang relatif rendah. Di dalam hidangan sebaiknya dari
jumlah kalori total, sebesar 15-20% berasal dari lemak.Meskipun
bukan merupakan penyakit, obesitas dapat menyebabkan timbulnya
penyakit, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung, hipertensi
dan lain-lain. Obesitas terjadi jika ada kelebihan kalori hasil
metabolisme. Pada penderita obesitas, lemak berlebihan ditimbun
pada jaringan-jaringan otot, terkadang juga dalam pankreas ataupun
hati. Penimbunan lemak yang tidak merata dapat menyebabkan semacam
tumor.Suatu kondisi yang ditandai oleh peningkatan kadar
lipid/lemak darah disebut Hiperlipidemia. Hiperlipidemia primer
banyak disebabkan oleh kelainan genetik. Sementara hiperlipidemia
Sekunder disebabkan oleh suatu penyakit tertentu, misalnya:
diabetes mellitus, gangguan tiroid, penyakit hepar dan penyakit
ginjal.
20Diabetes melitus (DM) merupakan kumpulan keadaan yang
disebabkan oleh kegagalan pengendalian gula darah. Kegagalan ini
terjadi karena produksi hormon insulin yang tidak memadai. Asam
lemak bebas atau free fatty acid (FFA) menyebabkan resistensi
insulin pada otot dan hati, meningkatkan glukoneogenesis hepatik
dan produksi lipoprotein, serta memungkinkan kurangnya pembersihan
hati dari insulin. Efek buruk insulin pada sirkulasi konsentrasi
FFA tergantung pada fraksi yang berasal dari adiposit visceral,
yang mana memiliki respon rendah untuk efek antilipolytic
insulin.B. Saran Sampai saat ini, obat paten yang dapat
menyembuhkan diabetes mellitus belum ditemukan. Dengan kata lain,
tidak ada obat untuk menyembuhkan diabetes. Diabetes hanya dapat
dikelola dan dikendalikan. Pengelolaan diabetes dilakukan dengan
tiga cara, yakni obat, insulin, dan diet. Perencanaan makan yang
baik (diet seimbang) akan mengurangi beban kerja insulin dengan
meniadakan pekerjaan insulin dalam mengubah gula menjadi glikogen
serta kegiatan sehari-hari dan olahraga akan memperbaiki resistensi
insulin. Hal ini akan mengendalikan gula darah.Inti dari diet untuk
pada penderita Diabetes Melitus adalah makan secara teratur,
mengontrol berat badan, makan sumber karbohidrat yang tepat, dan
mempertahankan diet yang seimbang.
21DAFTAR PUSTAKA
Cakrawati, H & Mustika, NH 2012, Bahan Pangan, Gizi dan
Kesehatan. Alfabeta, Bandung.Bjorntorp, P 1991, 'Metabolic
Implication of Body Fat Distribution', Diabetes Care Journal, vol.
14 no. 12, pp. 1132-1143.Putra, SR 2013, Pengantar Ilmu Gizi dan
Diet, Penerbit D-Medika, Jogjakarta. Irianto & Pekik, D 2007.
Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. C.V Andi OFFSET,
Yogyakarta.Instalasi Gizi Perjan RS Dr. Cipto Mangunkusumo dan
Asosiasi Dietisien Indonesia. 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. PT.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.Andry, H 2006. Terapi Gizi dan Diet
Rumah Sakit. Edisi 2. EGC, Jakarta.Jauhari, A 2013. Dasar-dasar
Ilmu Gizi: Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin. Jaya Ilmu.
Yogyakarta.