TUJUAN : 1.Mempelajari pembuatan larutan buffer dan fungsinya 2.Mempelajari pengaruh penambahan asam dan basa pada aquadest DASAR TEORI : Larutan buffer asam jika ditambahkan asam akan menggeser kesetimbangan ke kiri dan jika ditambahkan basa, maka ion OH - dari b asa itu akan bereaksi d engan ion H + membentuk air. Larutan buffer basa jika ditambahkan asam, maka kesetimbangan bergeser ke kiri, sehingga konsentrasi ion OH - dapat dipertahankan. Dan jika ditambah basa, maka kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga konsentrasi ion OH - dapat dipertahankan (Keenan,1984). Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam lemah dan basa lemah dan garamnya, kedua komponen itu harus ada. Larutan ini mampu melawan perubahan pH ketika terjadi penambahan sedikit asam atau sedikit basa . Kapasitas buffer adalah jumlah asam atau basa yang dapat ditambahkan ke buffer sehingga relatif tetap. Kapasitas buffer bergantung pada jumlah asam garam atau basa garam didalamnya. Kapasitas buffer, yaitu keefektifan larutan buffer, bergantung pada jumlah asam dan basa konjugat yang menyusun buffertersebut. Semakin besar jumlahnya, semakin besar kapasitas buffernya. ( Chang,2005). Pengertian asam basa menurut bronsted-lowry asam : zat yang dapat memberikan proton hydrogen yang bermuatan positif, basa : zat yang dapat menerima proton. Menurut Arhenius asam : zat yang dapat mengionkan H + dalam air, basa : zat yang dapat mengionkan OH - dalam air. Menurut Lewis asam : zat yang dapat menerima sepasang elektron, basa : zat yang dapat memberikan sepasang electron (Keenan,1984). Prinsip hukum le chatelier yaitu “ Bila suatu sistem yang berada dalam kesetimbangan dinamik dipengaruhi oleh sesuatu dari luar, sehingga kesetimbangan terganggu, maka sistem akan memberikan reaksi perubahan pada arah yang akan mengurangi pengaruh gangguan dan bila mungkin akan mengembalikan sistem kembali ke keadaan setimbang tersebut “. Larutan penyangga yang bersifat asam Campuran asam etanoat dan natrium etanoat sebagai contoh yang khas. Asam etanoat adalah asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri: Penambahan natrium etanoat pada kondisi ini menambah kelebihan ion etanoat dalam jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan selanjutnya bergeser ke arah kiri. Karena itu larutan akan mengandung sesuatu hal yang penting : Banyak asam etanoat yang tidak terionisasi; Banyak ion etanoat dari natrium etanoat: Cukup ion hidrogen untuk membuat larutan menjadi bersifat asam. ( Clark,2002 ). 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
1. Mempelajari pembuatan larutan buffer dan fungsinya
2. Mempelajari pengaruh penambahan asam dan basa pada aquadest
DASAR TEORI :
Larutan buffer asam jika ditambahkan asam akan menggeser kesetimbangan ke kiri
dan jika ditambahkan basa, maka ion OH - dari basa itu akan bereaksi dengan ion H+
membentuk air. Larutan buffer basa jika ditambahkan asam, maka kesetimbangan bergeser ke
kiri, sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan. Dan jika ditambah basa, maka
kesetimbangan bergeser ke kiri sehingga konsentrasi ion OH- dapat dipertahankan
(Keenan,1984).
Larutan buffer adalah larutan yang terdiri dari asam lemah dan basa lemah dan
garamnya, kedua komponen itu harus ada. Larutan ini mampu melawan perubahan pH ketika
terjadi penambahan sedikit asam atau sedikit basa . Kapasitas buffer adalah jumlah asam atau basa yang dapat ditambahkan ke buffer sehingga relatif tetap. Kapasitas buffer bergantung
pada jumlah asam garam atau basa garam didalamnya. Kapasitas buffer, yaitu keefektifan
larutan buffer, bergantung pada jumlah asam dan basa konjugat yang menyusun buffer
tersebut. Semakin besar jumlahnya, semakin besar kapasitas buffernya. ( Chang,2005).
Pengertian asam basa menurut bronsted-lowry asam : zat yang dapat memberikan
proton hydrogen yang bermuatan positif, basa : zat yang dapat menerima proton. Menurut
Arhenius asam : zat yang dapat mengionkan H+ dalam air, basa : zat yang dapat mengionkan
OH- dalam air. Menurut Lewis asam : zat yang dapat menerima sepasang elektron, basa : zat
yang dapat memberikan sepasang electron (Keenan,1984).Prinsip hukum le chatelier yaitu “ Bila suatu sistem yang berada dalam kesetimbangan
dinamik dipengaruhi oleh sesuatu dari luar, sehingga kesetimbangan terganggu, maka sistem
akan memberikan reaksi perubahan pada arah yang akan mengurangi pengaruh gangguan dan
bila mungkin akan mengembalikan sistem kembali ke keadaan setimbang tersebut “.
Larutan penyangga yang bersifat asam
Campuran asam etanoat dan natrium etanoat sebagai contoh yang khas. Asam etanoat adalah
asam lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri:
Penambahan natrium etanoat pada kondisi ini menambah kelebihan ion etanoat dalam jumlah
yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, ujung posisi kesetimbangan selanjutnya
bergeser ke arah kiri. Karena itu larutan akan mengandung sesuatu hal yang penting :
Banyak asam etanoat yang tidak terionisasi;
Banyak ion etanoat dari natrium etanoat:
Cukup ion hidrogen untuk membuat larutan menjadi bersifat asam. ( Clark,2002 ).
Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat asam
Larutan penyangga harus menghilangkan sebagian besar ion hidrogen yang baru sebaliknya
pH akan turun dengan mencolok sekali. Ion hidrogen bergabung dengan ion etanoat untuk
menghasilkan asam etanoat. Meskipun reaksi berlangsung reversibel, karena asam etanoat
adalah asam lemah, sebagaian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan melalui cara ini.
Karena sebagian besar ion hidrogen yang baru dihilangkan, pH tidak akan berubah terlalu
banyak – tetapi karena kesetimbangan ikut terlibat, pH akan sedikit menurun. ( Clark, 2002 ).
Penambahan basa pada larutan penyangga yang bersi fat asam
Larutan basa mengandung ion hidroksida dan larutan penyangga menghilangkan ion
hidroksida tersebut.Kali ini situasinya sedikit lebih rumit karena terdapat dua proses yang
dapat menghilangkan ion hidroksida.
Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan asam etanoat
Sebagian besar zat yang bersifat asam yang mana ion hidroksida bertumbukan dengan
molekul asam etanoat. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion etanoat dan air.
Karena sebagian besar ion hidroksida dihilangkan, pH tidak berubah terlalu besar.
Penghilangan ion hidroksida melalui reaksi dengan ion hidrogen
Harus diingat bahwa beberapa ion hidrogen yang ada berasal dari ionisasi asam aetanoat.
Ion hidroksida dapat bergabung dengannya untuk membentuk air. Selama hal itu terjadi,ujung kesetimbangan menggantikannya. Hal ini tetap terjadi sampai sebagian besar ion
Sekali lagi, karena anda memiliki kesetimbangan yang terlibat, tidak semua ion hidroksida
dihilangkan – karena terlalu banyak. Air yang terbentuk terionisasi kembali menjadi tingat
yang sangat kecil untuk memberikan beberapa ion hidrogen dan ion hidroksida.
( Clark, 2002 ).
Larutan penyangga yang bersifat basa
Campuran larutan amonia dan amonium klorida digunakan sebagai contoh yang khas.
Amonia adalah basa lemah, dan posisi kesetimbangan akan bergerak ke arah kiri:
Penambahan amonium klorida pada kondisi ini menambahkan kelebihan ion amonium dalam
jumlah yang banyak. Berdasarkan Prinsip Le Chatelier, hal itu akan menyebabkan ujung posisi kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.
Karena itu larutan akan mengandung beberapa hal yang penting:
Banyak amonia yang tidak terionisasi;
Banyak ion amonia dari amonium klorida;
Cukup ion hidrogen untuk menghasilkan larutan yang bersifat basa. ( Clark, 2002 ).
Penambahan asam pada larutan penyangga yang bersifat basa
Terdapat dua proses yang dapat menghilangkan ion hidrogen yang anda tambahkan.
Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan amonia
Sebagian besar zat dasar yang mana ion hidrogen bertumbukan dengannya adalah molekul
amonia. Keduanya akan bereaksi untuk membentuk ion amonium.
Sebagian besar, tetapi tidak seluruhnya, ion hidrogen akan dihilangkan. Ion amonium bersifatasam yang sedikit lemah, dan karena itu ion hidrohen akan dilepaskan kembali.
Penghilangan ion hidrogen melalui reaksi dengan ion hidroksida
Harus diingat bahwa beberepa ion hidroksida yang ada berasal dari reaksi antara amonia dan
air.
Ion hidrogen dapat bergabung dengan ion hidroksida tersebut untuk menghasilkan air. Selama
Tujuan pratikum kali ini adalah mengetahui bagaimana kerja larutan buffer dalam
penambahan sedikit asam, dan sedikit basa . Pada percobaan pertama yang dilakukan adalah
mencampurkan 10 ml larutan 0,2 M CH3OOH dengan 10 ml larutan 0,2M CH3COONa,
didapatkan pH 5 yang merupakan buffer asam sesuai dengan perhitungan teoritis yaitu :
(H+) = ka.
= 10-5 .
= 10-5
pH = 5
Keterangan :
ka = ketetapan asam
na : mol asam
ng : mol garam
kita perlu memberikan indikator tujuannya agar terlihat jelas perubahan warna suatu asam
atau basa dalam satu larutan. Penggunaan indikator timol biru yaitu pemakaian indikator
asam. Karena pada larutan tersebut merupakan buffer asam, sehingga penggunaan indikator
timol biru cocok karena mempunyai rentang pH 1,2-2,8 perubahan warnanya adalah dari
merah sampai kuning dan 8-9,6 yaitu biru sampai ungu. Setelah melalui perhitungan teoritis
maka kita perlu melihat dalam sisi percobaan dengan pH universal dan indikator timol biru.
Tujuan penggunaan 2 indikator ini adalah supaya kita dapat memperkirakan kualitatif pH satu
larutan berada di rentang tertentu. Didapatkan pH melalui indikator universal adalah 5, dan
penggunaan indikator TB didapatkan warna kuning sehingga dapat diperkirakan pH > 2,8.
Larutan buffer adalah larutan yang dengan penambahan sedikit asam atau basa dan
pengenceran yang lebih kecil dari 10 kali tidak memberikan perubahan pH yang berarti atau
dikatakan pH relatif tetap. Pencampuran antara CH3COOH dengan CH3COONa pada
percobaan pertama diberi 1 tetes HCL 0,1M dan diberi indikator TB didapatkan warna kuning
artinya rentang pH larutan percobaan kedua > 2,8. Kemudian percobaan kedua digunakan pH
universal didapatkan pH 4. Hasil dari percobaan kedua ditambahkan lagi 9 tetes HCL 0,1M
ternyata didapatkan melalui pH universal, larutan tersebut pH nya adalah 3, dan warna dari
indikator TB adalah kuning yang artinya rentang pH larutan tersebut > 2,8. Pada percobaan ke
4 diambil sampel awal pada percobaan pertama dan ditambahkan satu tetes NaOH 0,1 M dan
diukur dengan pH universal didapatkan pH nya 4 dan digunakan indikator TB didapatkan
warna kuning yang menunjukkan rentang pH > 2,8. Dan pada percobaan selanjutnya hasil percobaan ke 4 ditambahkan lagi NaOH 0,1M sebanyak 9 tetes sehingga didapatkan pH 5
melalui pH indikator dan digunakan indikator TB didapatkan warna kuning yaitu rentang pH
> 2,8.
Ada 2 prinsip yang dapat menjelaskan bagaimana prinsip buffer asam ini dapat
mempertahankan pH nya, Jika diberi sedikit asam, buffer asam ini dapat mempertahankan pH
nya seperti mekanisme reaksi berikut ini
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+ (aq) ( penambahan sedikit asam ( H+ ) )
Akan menyebabkan H+ yang diberikan bereaksi dengan ion asetat membentuk asam asetat
H+ + CH3COO- CH3COOH
Oleh sebab itu penambahan sedikit H+ tidak akan mempengaruhi secara signifikan pH suatu
larutan di karenakan ion H+ ( asam ) dapat dikurangi dengan bereaksi dengan ion asetat
menjadi asam asetat. Sehingga dengan demikian penambahan sedikit asam akan menurunkan
pH tetapi tidak signifikan sehingga biasanya dianggap bahwa pH nya tetap. Selain itu juga
menurut prinsip Le Chatelier, penambahan sedikit asam menyebabkan produk bertambah
sehingga pergeseran kimia akan bergeser ke sebelah kiri sehingga antara reaktan dan produk
seimbang.
CH3COOH(aq) + OH- (aq) CH3COO-(aq) + H2O(l) ( penambahan sedikit asam (OH-) )
Penambahan sedikit basa (OH-) tidak akan mempengaruhi secara signifikan pH suatu larutan
di karenakan OH- akan bereaksi dengan CH3COOH membentuk ion asetat dan H2O, sehingga
perubahan pH tidak akan berubah secara signifikan. Berdasarkan prinsip Le Chatlier
penambahan sedikit basa menyebabkan ion hidroksida bereaksi dengan H+ membentuk H2O, berarti produk berkurang ( H+ berkurang ) dan kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+ (aq) OH-
Pada percobaan selanjutnya adalah untuk mengetahui pengaruh asam dan basa pada
aquadest. Diukur pH dengan pH universal didapatkan pH nya 4 dan diberi indikator TB dan
didapatkan warna kuning berarti trayek aquadest > 2,8. Pada percobaan kedua ditambahkan 1
tetes HCL pada hasil percobaan pertama. Didapatkan melalui pH universal, pHnya adalah 4
dan diberi indikator TB didapatkan warna kuning yang artinya rentang pH nya > 2,8. Setelahitu ditambahkan lagi 9 tetes HCL ke dalam hasil larutan ke dua dan didapatkan pH universal
pH nya adalah 3 dan diberi indikator TB warna yang didapatkan merah muda. Dan pada
percobaan ke 4 dimana aquadest yang diambil pada percobaan pertama dan diberi NaOH 0,1
M , digunakan pH universal 4 dan digunakan indikator TB dan didapatkan warna kuning jadi
rentang pHnya adalah >2,8. Dan percobaan ke 5 dimana hasil dari percobaan ke 4
ditambahkan 9 tetes NaOH 0,1 M dan didapatkan melalui pH universal 9 dan warna dari
pemberian TB adalah biru yang artinya rentang pH < 8 bersifat basa. Pada aquadest tidak
mempunyai sifat buffer yang dapat mempertahankan pH nya dari penambahan sedikit asam
Kegunaan larutan buffer dalam kehidupan di dunia farmasi adalah salah satu
contohnya untuk menentukan pelepasan obatnya yang dikehendaki lepas di mana, jika obat di
kehendaki untuk bekerja di usus 12 jari, maka obat tersebut harus tetap stabil dan tidak di
pengaruhi oleh pH asam lambung sehingga obat tersebut bisa lepas sesuai dengan yang
dikehendaki. Contoh lain adalah dalam tubuh yaitu pada cairan tubuh. Cairan tubuh ini bisa
dalam cairan intrasel maupun cairan ekstrasel. Dimana sistem penyangga utama dalam cairan
intraselnya yang dapat bereaksi dengan suatu asam dan basa. Adapun sistem penyangga
tersebut, dapat menjaga pH darah yang hampir konstan yaitu sekitar 7,4.
KESIMPULAN :
- Buffer asam dibuat dengan mencampurkan CH3COOH dengan CH3COONa
- Fungsi buffer dapat diaplikasikan pada bidang farmasi seperti penyaluran obat ke usus
12 jari harus melalui lambung terlebih dahulu. Dengan adanya larutan buffer, obatdapat mempertahankan pH dari asam lambung sehingga obat dapat dilepaskan dalam
usus 12 jari.
- Pada pemberian asam dan basa pada aquadest, aquadest yang diberi asam pH nya akan
menjadi asam, sedangkan jika aquadest yang diberi basa, pH nya akan menjadi basa.
DAFTAR PUSTAKA ;
- Chang, 2003, Kimia Dasar , Erlangga, Jakarta, PP. 132.
- Clark , 2002 ,Larutan Buffer , Chem-is-try.org, 31 Oktober 2011.
- Keenan, 1984, Kimia untuk Universitas , Erlangga, Jakarta, PP. 408.
- Oxtoby, 2001, Prinsip-Prinsip Kimia Modern , Erlangga , Jakarta, PP. 314.