untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah KewarganegaraanPERAN
MAHASISWA DALAM MEMPERTAHANKAN NKRI
OlehNadia Puspita Dewi (1310312057)Mawaddatul Husna
(1310311055)Aisy Hibatullah (1310311149)Maghfirah Rahima
(1310312007)Crisdina Suseno (1310312115)
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS2013/2014KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini yang penulis yang berjudul Peran
Mahasiswa dalam Mempertahankan NKRI dengan baik dan lancar.
Selanjutnya, tak lupa pula penulis ucapkan shalawat dan salam
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah mengantar umat manusia dari
zaman yang gelap gulita ke zaman yang terang benderang
ini.Seterusnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen
kewarganegaraan, Bapak Mardenis yang telah memberikan petunjuk
serta ilmunya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Penulis juga sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk makalah ini demi membangun ketepatan isi dari
makalah yang penulis buat. Akhir kata, penulis ucapkan terima
kasih.
Padang, 9 Mei 2014
Penulis
Daftar IsiKata Pengantar 1Daftar Isi 2Bab I : Pendahuluan 3A.
Latar Belakang 3B. Rumusan Permasalahan 3C. Tujuan Penulisan 4Bab
II : Pembahasan 5A. Pengertian Mahasiswa 5B. Peran Mahasiswa di
Masa Penjajahan 6C. Peran Mahasiswa di Masa Orde Lama 6D. Peran
Mahasiswa di Masa Orde Baru 7a. Gerakan Mahasiswa Tahun 1970-an 7b.
Gerakan Mahasiswa Tahun 1980-an 7c. Gerakan Mahasiswa Tahun 1990-an
7d. Gerakan Mahasiswa Tahun 1998 8E. Peran Mahasiswa di Zaman
Reformasi 10a. Ancaman yang Dihadapi Mahasiswa pada Era Reformasi
10b. Peran Mahasiswa di Zaman Reformasi 11i. Peran Mahasiswa dalam
Penegakan Hukum 11ii. Peran Mahasiswa dalam Hal Peningkatan Budaya
Bangsa dan Negara 12c. Sumbangan-Sumbangan Mahasiswa Bagi Bangsa
dan Negara14d. Fungsi Mahasiswa dalam Era Reformasi 17Bab III :
Penutup 19A. Kesimpulan 19B. Saran 19Daftar Pustaka 20
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGPemuda Indonesia merupakan generasi penerus
bangsa Indonesia. Setiap pemuda Indonesia yang saat ini masih
berstatus sebagai pelajar, mahasiswa, ataupun yang sudah
menyelesaikan pendidikannnya adalah aktor penting yang sangat
diandalkan untuk mewujudkan cita-cita pencerahan kehidupan bangsa
kita di masa depan. The founding leaders Indonesia telah meletakkan
dasar-dasar dan tujuan kebangsaan sebagaimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945.Kita mendirikan negara Republik Indonesia untuk
maksud melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai
cita-cita tersebut, bangsa kita telah pula bersepakat membangun
kemerdekaan kebangsaan dalam susunan organisasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai Negara Hukum yang bersifat demokratis
(democratische rechtsstaat) dan sebagai Negara Demokrasi
konstitutional (constitutional democracy) berdasarkan
Pancasila.
B. RUMUSAN MASALAHDalam makalah ini, penulis telah mendapatkan
beberapa rumusan masalah yang menjadi permasalahan untuk judul
makalah yang telah penulis angkat, yaitu :1) Bagaimana peran
mahasiswa dalam mempertahankan Indonesia pada masa penjajahan, orde
lama, dan orde baru?2) Apa saja peranan dan fungsi mahasiswa dalam
era reformasi?3) Apa saja ancaman-ancaman yang dihadapi mahasiswa
sebagai generasi penerus Indonesia di masa reformasi? 4) Apa saja
hal-hal yang harus dimiliki oleh mahasiswa dalam mempertahankan
Indonesia di masa reformasi?
C. TUJUAN PENULISANMakalah ini ditulis dengan tujuan penulisan
sebagai berikut. 1) Mengetahui perngertian hubungan mahasiswa
dengan negara dan hal yang menjadikan mahasiswa aktor penting dalam
memperkuat posisi bangsa dan negara.2) Mengetahui seberapa besar
gerakan mahasiswa yang telah dilakukan dari masa penjajahan hingga
zaman orde baru.3) Mengetahui ancaman-ancaman yang akan dihadapi
mahasiswa dalam mempertahankan negara di era reformasi.4)
Mengetahui peran dan fungsi mahasiswa dalam mempertahankan
negara.5) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mendukung
peningkatan fungsi mahasiswa dalam mempertahankan negara
Indonesia.
BAB IIPEMBAHASAN
A. PENGERTIAN MAHASISWADefinisi mahasiswa diambil dari suku kata
pembentuknya. Maha dan Siswa, atau pelajar yang paling tinggi
levelnya. Definisi mahasiswa dalam peraturan pemerintah RI No. 30
Tahun 1990 adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di
perguruan tinggi tertentu. Selanjutnya menurut Sarwono (1978)
mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi terdaftar untuk
mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan batas usia sekitar
18-30 tahun. Sedangkan pengertian Mahasiswa menurut Knopfemacher
(dalam Suwono, 1978) adalah merupakan insane-insan calon sarjana
yang dalam keterlibatannyadengan perguruan tinggi (yang makin
menyatu dengan masyarakat), dididik dan di harapkan menjadi
calon-clon intelektual.Sebagai seorang pelajar tertinggi, tentu
mahasiswa sudah terpelajar, sebab mereka tinggal menyempurnakan
pembelajarannya hingga menjadi manusia terpelajar yang paripurna.
Mahasiswa banyak diharapkan oleh berbagai kalangan dan harapan ini
pun dibagi pula berdasarkan pada stratanya, yaitu untuk strata S1,
seorang mahasiswa diharapkan mampu memahami suatu konsep, dapat
memetakan permasalahan dan memilih solusi terbaik untuk
permasalahan tersebut sesuai pemahaman mendalam konsep yang telah
dipelajari. Untuk strata S2, mahasiswa diharapkan mampu merumuskan
sesuatu yang berguna atau bernilai lebih untuk bidangnya. Sedangkan
S3 diharapkan mampu menyumbang ilmu baru bagi bidangnya.Dari semua
strata ada hal yang harus terus secara konsisten diperlihatkan oleh
mahasiswa, yaitu dalam menghadapi permasalahan, seorang mahasiswa
harus melakukan analisa terhadap masalah itu, mencari bahan
pendukung untuk lebih memahami permasalahan tersebut, lalu
memunculkan alternatif solusi dan memilih satu solusi dengan
pertimbangan yang matang, dan pada akhirnya harus mampu
mempresentasikan solusi yang dipilih ke orang lain untuk
mempertanggung jawabkan pemilihan solusi tersebut.
B. PERAN MAHASISWA DI MASA PENJAJAHANTinta emas sejarah
mencatat, pada 20 Mei 1908 di tengah gencarnya penyiksaan terhadap
kaum pribumi oleh penjajah, pemuda justru melakukan konsolidasi
nasional di berbagai tempat. Hasilnya cukup memuaskan. Organisasi
pemuda Boedi Oetomo lahir dan menjadi embrio perlawanan terhadap
mereka yang berambut pirang.Munculnya organisasi pemuda yang
dipelopori oleh sekelompok kaum terdidik di bawah pimpinan Dr.
Soetomo ini menjadi pemicu awal kesatuan bangsa di Tanah Air
setelah terpecah belah dalam permainan politik adu domba yang
dijalankan Belanda selama 350 tahun lamanya. Seiring perjalanannya,
pemuda dengan mesin politik organisasi berhasil menyatukan api-api
kecil menjadi kekuatan superpower yakni nasionalisme.Hasilnya,
revolusi pemuda 28 Oktober 1928 pecah. Momentum ini sekaligus
menjadi penanda berakhirnya kekuatan jong-jong: seperti Jong
Celebes, Jong Java, Jong Sumatera melebur dalam ikrar suci
Perkoempoelan Indonesia Muda.Dari situ, kesadaran bersama tumbuh
dalam sanubari masyarakat saat itu. Puncaknya, konsolidasi nasional
mencapai titik kulminasi dengan ditandai penculikan Soekarno-Hatta
ke Rengasdengklok yang kemudian dipaksa oleh pemuda agar segera
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.
C. PERAN MAHASISWA DI MASA ORDE LAMA
Mahasiswa di zaman orde baru pada tahun 1960-an dikenal dengan
istilah angkatan 66. Gerakan ini awal kebangkitan gerakan mahasiswa
secara nasional dimana sebelumnya gerakan-gerakan mahasiswa masih
bersifat kedaerahan. Tokoh-tokoh mahasiswa saat itu adalah mereka
yang sekarang berada pada lingkar kekuasaan atau pernah pada
lingkar kekuasaan di antaranya Akbar Tanjung yang pernah menjabat
sebagai ketua DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) tahun periode 1999-2004
dan Cosmas Batubara. Angkatan 66 mengangkat isu Komunis sebagai
bahaya laten Negara. Gerakan ini berhasil membangun kepercayaan
masyarakat untuk mendukung mahasiswa menentang Komunis yang
ditukangi oleh PKI (Partai Komunis Indonesia). Eksekutif pun
beralih dan berpihak kepada rakyat, yaitu dengan dikeluarkannya
SUPERSEMAR (surat perintah sebelas maret) dari Presiden Sukarno
kepada penerima mandat Suharto. Peralihan ini menandai berakhirnya
ORLA (orde lama) dan berpindah kepada ORBA (orde baru). Angkatan 66
pun mendapat hadiah yaitu dengan banyaknya aktivis 66 yang duduk
dalam kabibet pemerintahan ORBA.
D. PERAN MAHASISWA DI MASA ORDE BARUPeran mahasiswa di Indonesia
pada masa menjabatnya Presiden Soeharto atau yang lebih dikenal
dengan masa orde baru ini menimbulkan beberapa gerakan mahasiswa
yang akhirnya akan mengguncangkan rezim Soeharto dalam memerintah
Indonesia selama kurang lebih 32 tahun.
a. Gerakan Mahasiswa Tahun 1972Gerakan ini dikenal dengan
terjadinya peristiwa MALARI (Malapetaka Lima Belas Januari). Tahun
angkatan gerakan ini menolak produk Jepang dan sinisme terhadap
warga keturunan. Dan Jakarta masih menjadi barometer pergerakan
mahasiswa nasional, tokoh mahasiswa yang mencuat pada gerakan
mahasiswa ini seperti Hariman Siregar, sedangkan mahasiswa yang
gugur dari peristiwa ini adalah Arif Rahman Hakim.
b. Gerakan Mahasiswa Tahun 1980-an.Gerakan pada era ini tidak
popular, karena lebih terfokus pada perguruan tinggi besar saja.
Puncaknya tahun 1985 ketika Mendagri (Menteri Dalam Negeri) Saat
itu Rudini berkunjung ke ITB. Kedatangan Mendagri disambut dengan
Demo Mahasiswa dan terjadi peristiwa pelemparan terhadap Mendagri.
Buntutnya Pelaku pelemparan yaitu Jumhur Hidayat terkena sanksi DO
(Droup Out) oleh pihak ITB (pada pemilu 2004 beliau menjabat
sebagai Sekjen Partai Serikat Indonesia / PSI).
c. Gerakan Mahasiswa Tahun 1990-anIsu yang diangkat pada Gerakan
era ini sudah mengkerucut, yaitu penolakan diberlakukannya terhadap
NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus / Badan Kordinasi Kampus)
yang membekukan Dewan Mahasiswa (DEMA/DM) dan Badan Eksekutif
Mahasiswa (BEM).Pemberlakuan NKK/BKK mengubah format organisasi
kemahsiswaan dengan melarang Mahasiswa terjun ke dalam politik
praktis, yaitu dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0457/0/1990 tentang Pola Pembinaan dan Pengembangan Kemahasiswaan
di Perguruan Tinggi, dimana Organisasi Kemahasiswaan pada tingkat
Perguruan Tinggi bernama SMPT (senat mahasiswa perguruan
tinggi).Organisasi kemahasiswaan seperti ini menjadikan aktivis
mahasiswa dalam posisi mandul, karena pihak rektorat yang notabane
perpanjangan pemerintah (penguasa) lebih leluasa dan dilegalkan
untuk mencekal aktivis mahasiswa yang berbuat over, bahkan tidak
segan-segan untuk men-DO-kan. Mahasiswa hanya dituntut kuliah dan
kuliah saja.Di kampus intel-intel berkeliaran, pergerakan mahasiswa
dimata-matai. Maka tidak heran jika misalnya hari ini menyusun
strategi demo, besoknya aparat sudah siap siaga karena banyak intel
berkedok mahasiswa.Pemerintah Orde Baru pun menggaungkan opini
adanya pergerakan sekelompok orang yang berkeliaran di masyarakat
dan mahasiswa dengan sebutan OTB (organisasi tanpa bentuk).
Masyarakat pun termakan dengan opini ini karena OTB ini identik
dengan gerakan komunis.Sikap kritis mahasiswa terhadap pemerintah
tidak berhenti pada diberlakukannya NKK/BKK, jalur perjuangan lain
ditempuh oleh para aktivis mahasiswa dengan memakai kendaraan lain
untuk menghindari sikap refresif Pemerintah, yaitu dengan
meleburkan diri dan aktif di Organisasi kemahasiswaan ekstra kampus
seperti PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GMNI (Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia), PMKRI (Pergerakan Mahasiswa Katholik
Republik Indoenesia) atau yang lebih dikenal dengan kelompok
Cipayung.
d. Gerakan Mahasiswa Tahun 1998Gerakan mahasiswa era sembilan
puluhan mencuat dengan tumbangnya Orde Baru dengan ditandai
lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan, tepatnya pada tanggal
12 mei 1998.Gerakan mahasiswa tahun sembilan puluhan mencapai
klimaksnya pada tahun 1998, diawali dengan terjadi krisis moneter
di pertengahan tahun 1997. Harga-harga kebutuhan melambung tinggi,
daya beli masyarakat pun berkurang. Mahasiswa pun mulai gerah
dengan penguasa ORBA, tuntutan mundurnya Soeharto menjadi agenda
nasional gerakan mahasiswa. Ibarat gayung bersambut, gerakan
mahasiswa dengan agenda reformasinya mendapat simpati dan dukungan
yang luar biasa dari rakyat. Mahasiswa menjadi tumpuan rakyat dalam
mengubah kondisi yang ada, kondisi dimana rakyat sudah bosan dengan
pemerintahan yang terlalu lama 32 tahun. Politisi diluar kekuasaan
pun menjadi tumpul karena terlalu kuatnya lingkar kekuasaan, dan
dikenal dengan sebutan jalur ABG (ABRI, Birokrat, dan
Golkar).Demonstrasi bertambah gencar dilaksanakan oleh para
mahasiswa, terutama setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga
BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Agenda reformasi
yang menjadi tuntutan para mahasiswa mencakup beberapa tuntutan,
seperti:a) Adili Soeharto dan kroni-kroninya.b) Laksanakan
amandemen UUD 1945.c) Penghapusan Dwi Fungsi ABRI yakni pertama
menjaga keamanan dan ketertiban negara dan kedua memegang kekuasaan
dan mengatur negara pertama menjaga keamanan dan ketertiban negara
dan kedua memegang kekuasaan dan mengatur negara.d) Pelaksanaan
otonomi daerah yang seluas-luasnya.e) Tegakkan supremasi hukum.f)
Ciptakan pemerintahan yang bersih dari KKN.
Simbol Rumah Rakyat yaitu Gedung DPR/MPR menjadi tujuan utama
mahasiswa dari berbagai kota di Indonesia. Seluruh komponen
mahasiswa dengan berbagai atribut almamater dan kelompok semuanya
tumpah ruah di Gedung Dewan ini, tercatat FKSMJ (Forum Komunikasi
Senat Mahasiswa Jakarta), FORBES (Forum Bersama), KAMMI (Kesatuan
Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) dan FORKOT (Forum Kota). Gerakan
Mahasiswa Indonesia 1998 juga memulai babak baru dalam kehidupan
bangsa Indonesia, yaitu era Reformasi. Dan akhirnya pada tanggal 21
Mei 1998 tepatnya Pukul 9.00 WIB, Soeharto mengumumkan pengunduran
dirinya sebagai presiden Republik Indonesia. Soeharto kemudian
mengucapkan terima kasih dan mohon maaf kepada seluruh rakyat dan
meninggalkan halaman Istana Merdeka didampingi ajudannya, Kolonel
(Kav) Issantoso dan Kolonel (Pol) Sutanto (kemudian menjadi Kepala
Polri). Dari banyaknya pergerakan yang telah dilakukan oleh
mahasiswa maka dapat dikatakan bahwa gerakan mahasiswa merupakan
gerakan terencana yang disesuaikan dengan kebutuhan zaman yang
semakin dinamis demi ketahanan nasional. Selain itu, dapat
dikatakan pula bahwa mahasiswa beserta seluruh komponen bangsa
memiliki peran strategis sebagai ujung tombak untuk menciptakan
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang melindungi segenap
bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia (menumbuhkan rasa aman),
memajukan kesejahteraan umum (peran sosial) dan mencerdaskan
kehidupan bangsa (peran intelektual) seperti yang telah tercantum
secara eksplisit dalam Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia 1945.
E. PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA DALAM ERA REFORMASIa. Ancaman yang
Dihadapi Mahasiswa pada Era ReformasiDalam UUD bahwa setiap warga
negara mempunyai hak dan kewajiban untuk melindungi NKRI. Tetapi,
untuk kelas mahasiswa, bukan lalu menjadi seorang tentara untuk
melindungi negara ini. Tidak dapat disangkal, bahwa ketahanan
militer akan semakin baik seiring dengan semakin canggih-nya sistem
dan persenjataannya. Disinilah peran mahasiswa dibutuhkan, terutama
mahasiswa teknik. Seorang ahli teknik yang handal dalam
pengembangan dan perawatan sistem pertahanan negara akan sangat
dibutuhkan demi ketahanan militer yang baik. Dengan didasarkan pada
moral yang baik dan tujuan yang benar-benar untuk melindungi NKRI,
maka ketahanan militer yang kuat akan terecapai, sehingga Indonesia
dapat terbebas dari ancaman dan gangguan dari pihak-pihak yang
inign mengganggu ketentraman Republik Indonesia.Mahasiswa dituntut
untuk selalu siaga dan terus mengembangkan diri guna menjawab
tantangan bangsa dan era globalisasi, demi terciptanya kehidupan
yang lebih baik untuk Indonesia di masa yang akan datang. Ketahanan
nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri
atas ketangguhan serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk ancaman,
tantangan, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun
luar, secara langsung maupun yang tidak langsung yang mengancam dan
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan
nasional:a) Ancaman di dalam negeri, misalnya pemeberontakan dan
subversi yang berasal atau terbentuk dari masyarakat Indonesia.b)
Ancaman dari luar negeri, seperti infiltrasi, subversi dan
intervensi dari kekuatan kolonialisme dan imperialisme serta invasi
dari darat, udara dan laut oleh musuh dari luar negeri.
Indonesia sebagai negara demokrasi masih dianggap gagal karena
terlaluprosedural dan pengaruh uang masih sangat kuat di dalam
kultur politik, sehinggaberpolitik dianggap sebagai tempat untuk
mencari uang. Bila memperhatikan apa yang terjadi di kampus-kampus
di negeri ini, citra dan cita-cita mereka juga relatif berbeda
sesuai dengan landasan pemikiran yang mendasarinya. Melihat
perkembangan saat ini adalah banyak dari mereka (mahasiswa) yang
cuekterhadap kondisi kehidupan masyarakat, banyak dianatara mereka
yang tidak peduli denganpenderitaan dan kesengsaraan masyarakat.
Mereka hanya peduli dengan kepentingannya masing-masing.Kondisi
seperti diatas hanya akan melahirkan sistem individualis yang
semakin tajam. Setiap manusia termasuk mahasiswa- lalu berpikir
pintas untukmenyelamatkan diri, dan akhirnya tidak peduli dengan
keadaan lingkungan. Standar perbuatan mereka adalah manfaat. Bagi
mereka, yang penting bermanfaat bagi dirinya dan tidak merugikan
orang lain. Bagi mereka pacaran tidak menjadi masalah, asal tidak
hamil dan tidak menimbulkan masalah. Kelompok ini memangbenar-benar
ingin menikmati dan hidup tenteram dalam kondisi sekarang. Mereka
tidak peduli kenikmatan hidupnya itu diraih di atas penderitaan
orang lain.
b. Peran Mahasiswa dalam Era Reformasii. Peranan Mahasiswa Dalam
Penegakan HukumPeranan mahasiswa dalam penegakan hukum dapat
dilakukan di dalam kampus dan di lingkungan masyarakat. Di dalam
lingkungan kampus, Mahasiswa dapat melakukan, seperti jujur dalam
setiap proses perkuliahan, melakukan kajian kritis terhadap setiap
laporan pertanggungjawaban kegiatan, kontrol terhadap pelaksanaan
proyek kegiatan kampus, dan lain sebagainya. Sejak Indonesia
mengandalkan peranan hukum dalam menunjang pembangunan, maka kaitan
antara hukum dan politik juga menjadi relevan. Dalam GBHN terbaru
bahkan kedudukan pembangunan hukum telah dinaikkan dari subsektor
menjadi sector yang dengan demikian menjadi berdiri sendiri.
Mengaitkan secara otomatis antara hukum dan pembangunan berarti
meningkatkan pula intensitas pertukaran antara hukum dan politik.
Posisi hukum sebagai sarana untuk melakukan rekayasa sosial menjadi
makin besar. Dalam keadaan demikian, maka hubungan ketegangan
antara kemandirian asas, doktrin, dan institusi hukum berhadapan
dengan politik menjadi lebih intensif.Hukum dan rekayasa sosial
sebenarnya merupakan Politik Sosial yakni hal yang harus dirubah
oleh Mahasiswa. Bagi Bangsa dan Negara Indonesia, keadaan yang
ingin dicapai dalam kehidupan bersama sebagai suatu masyarakat,
Bangsa, dan Negara ini tertuang di dalam alinea keempat pembukaan
UUD 1945; yaitu suatu keadaan terlindunginya segenap Bangsa dan
seluruh tumpah darah Indonesia, keadaan termajukannya kesejahteraan
umum, keadaan tercedaskannya kehidupan Bangsa, serta terwujudnya
perdamaian abadi. Singkatnya adalah keadaan terwujudnya keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Politik dan hukum harus
bekerja sama dan saling menguatkan. Hukum tanpa kekuasaan
angan-angan, kekuasaan tanpa hukum kelaliman.Sedangkan mengenai
hubungan antara hukum dan politik dapat dilihat dari 3 asumsi di
bawah ini : Hukum determinasi atas politik, hukum sebagai das
sollen. Politik determinasi atas hukum, hukum sebagai das sein.
Politik dan hukum dalam hubungan seimbang.
ii. Peranan Mahasiswa dalam Hal Peningkatan Budaya Bangsa dan
Negara.
Kebudayaan, aspirasi, cita-cita, dan nilai-nilai tetap merupakan
variable bebas yang turut menentukan penampilan akhir dari hukum.
Itu berarti hukum itu tidak berdiri sendiri, dan tidak sepenuhnya
absolut. Dalam hal ini harus dipahami sungguh-sungguh bahwa budaya
itu adalah perilaku substantif dan ia muncul dalam sekalian sektor
kehidupan, termasuk kehidupan mahasiswa.Hukum dan kebudayaan itu
sama-sama melakukan kontrol terhadap mahasiswa dalam kehidupan
bermasyarakat kendatipun kekuatannya berbeda. Hukum modern itu
memiliki kualitas yang kuat untuk disebut sebagai teknologi dan
mesin, sementara kebudayaan adalah jauh lebih lanjut karena ia
bekerja dengan persuasi atau melalui sosialisasi. Oleh karena itu,
mahasiswa harus bisa memahami kalau terjadi benturan antara
keduanya, maka budayalah yang akan banyak mengalami kekalahan. Tapi
itu tidak berarti bahwa dalam jangka panjang kebudayaan sebagai
perilaku substantif tidak akan melakukan pembalasan.Dalam kerangka
pemahaman yang demikian itu dapatlah kita mengatakan bahwa
undang-undang itu bukan hanya barisan pasal-pasal, melainkan
mempunyai spirit atau semangat juga. Namun dimensi semangat
tersebut hampir selalu terbenam dalam setiap diskusi dan debat
mengenai hukum langsung oleh Mahasiswa.Mahasiswa memiliki kedudukan
dan peranan penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal
ini didasari oleh asumsi bahwa Mahasiswa merupakan anak bangsa yang
menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak
menjadi pemimpin-pemimpin bangsa, pada mereka harus bersemayam
suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara bangsa
Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural
Mahasiswa antara lain dapat dilakukan dengan pengoptimalan peran
mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Optimalisasi peran
Mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan
melalui dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur
Intrakurikuler dilakukan dengan menjadikan seni dan budaya daerah
sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler
dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan Mahasiswa (UKM)
kesenian dan keikutsertaan Mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni
dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak untuk
pelestarian seni dan budaya daerah.
c. Sumbangan-Sumbangan Mahasiswa Bagi Bangsa dan NegaraHal-hal
yang menjadikan Mahasiswa partisipan Aktif untuk Bangsa dan Negara
antara lain:i. Pemberantasan KorupsiUntuk memerangi korupsi
bukanlah hal yang mudah seperti yang hanya kita lihat di televisi
dengan gampangnya satu per satu pejabat yang korupsi tertangkap.
Dari pengalaman negara-negara lain yang dinilai sukses memerangi
korupsi, segenap elemen bangsa dan masyarakat harus dilibatkan
dalam upaya memerangi korupsi melalui cara-cara yang simultan. Tapi
ada pihak-pihak dari mahasiswa yang turut campur tangan untuk
mengembalikan kesejahteraan seluruh warga Negara. Aktivis mahasiswa
hampir diseluruh pelosok negeri memaksa Alm. Soeharto untuk mundur
dari kursi kepresidenan. Disini sudah jelas bahwa mahasiswa
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam hal menyeimbangkan
kestabilan negara. Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat yang
merupakan faktor pendorong dan pemberi semangat sekaligus
memberikan contoh dalam menerapkan perilaku terpuji. Untuk dapat
berperan secara optimal dalam pemberantasan korupsi adalah
pembenahan diri dan kampusnya. Dengan kata lain, Mahasiswa harus
mendemonstrasikan bahwa diri dan kampusnya harus bersih dan jauh
dari perbuatan korupsi.Sebagai pengontrol sosial, Mahasiswa dapat
melakukan peran preventif terhadap korupsi dengan membantu
masyarakat dalam mewujudkan ketentuan dan peraturan yang adil dan
berpihak pada rakyat banyak, sekaligus mengkritisi peraturan yang
tidak adil dan tidak berpihak pada masyarakat. Kontrol terhadap
kebijakan pemerintah tersebut perlu dilakukan karena banyak sekali
peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang hanya berpihak pada
golongan tertentu saja dan tidak, kontrol tersebut bisa berupa
tekanan berupa demonstrasi ataupun dialog dengan pemerintah maupun
pihak legislatif. Mahasiswa juga dapat berperan edukatif dengan
memberikan bimbingan dan penyuluhan kepada masyarakat baik pada
saat melakukan kuliah kerja lapangan atau kesempatan yang lain
mengenai masalah korupsi dan mendorong masyarakat berani melaporkan
adanya korupsi yang ditemuinya pada pihak yang berwenang.
ii. Pengembangan dan Pelestarian BudayaPemerintah berkewajiban
untuk mendorong peran serta lembaga kebudayaan melalui pemberian
ruang ekspresi yang cukup dalam bentuk penyediaan gedung-gedung
kesenian yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh para seniman
untuk berekspresi. Memang, pemerintah telah menyediakan ruang
ekspresi itu, namun sering kali para seniman tidak mampu menjangkau
sewa gedung yang mahal menurut ukuran seniman (tradisi). Penyediaan
fasilitas gratis bagi seniman yang akan menyelenggarakan pergelaran
merupakan kebijakan yang ditunggu-tunggu oleh kalangan seniman
tradisi. Selain itu, pemerintah juga perlu memberikan insentif
kepada mahasiswa yang memiliki komitmen, konsisten, dan secara
kontinyu melakukan kegiatan-kegiatan pelestarian seni dan budaya
daerah.Jumlah Mahasiswa yang berminat terhadap seni daerah sangat
terbatas. Mahasiswa lebih tertarik untuk mengikuti kegiatan minat
dan bakat yang lain daripada mengikuti kegiatan yang berkaitan
dengan seni tradisi. Mahasiswa lebih memilih bidang seni nontradisi
atau bidang penalaran. Di perguruan tinggi nonkesenian, perhatian
terhadap bidang seni tradisi relatif rendah. Keterbatasan dana
menjadi kendala berikutnya yang akan muncul apabila akan
melestarikan seni dan budaya daerah. Optimalisasi peran Mahasiswa
dalam pelestarian seni dan budaya daerah memerlukan adanya kegiatan
pelatihan. Kegiatan pelatihan seni yang berujung pada pergelaran
membutuhkan dana yang tidak sedikit. Perguruan Tinggi nonseni
sering kali tidak memiliki dana yang cukup atau bahkan tidak
mengalokasikan dana untuk kegiatan-kegiatan tersebut. Keterbatasan
dan ketiadaan dana untuk kegiatan pelatihan dan pergelaran seni
daerah di perguruan tinggi merupakan cermin kurangnya perhatian
atau mungkin tidak adanya perhatian perguruan tinggi dalam
pelestarian seni dan budaya daerah.
iii. Perubahan Sistem Pemerintahan yang diprakarsai
MahasiswaDalam Sejarah Orde Baru lahir sebagai sumbangan protes
Mahasiswa pada tahun 1966 namun berakhir tumbang oleh Mahasiswa
pada tahun 1998. Kekuatan gerakan Mahasiswa Soeharto sebagai
presiden yang fobiyah terhadap gerakan (aksi) Mahasiswa. Ketakutan
soeharto menghadapi gerakan Mahasiswa ketika gerakan memprotes
pembangunan Taman Mini Indonesia Indah, sehingga Soeharto
memerintahkan kepada Pangkopkamtib jenderal Soemitro untuk
mengambil langkah keras untuk menghentikan gerakan deminstrasi
Mahasiswa. Namun Istri soeharto tidak tinggal diam melihat suaminya
yang dirundung demonstrasi sehingga Ibu Tien Soeharto sebagai
penggagas proyek TMII mengadakan pertemuan dengan beberapa
pengusaha, pemuda, dan Mahasiswa di gedung Kartika Chandra, dijalan
Gatot Subroto. Mahasiswa yang hadir pada pertemuan tersebut yaitu
Surdjadi dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Akbar
Tanjung dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Ibu Tien yang
memanfaatkan pertemuan tersebut dan mengeluarkan statemen bahwa
pembangunan Taman Miniature Indonesia adalah tidak ada yang
ditutup-tutupi.Gerakan protes Mahasiswa tahun 1977-1978 bisa
disebut sebagai gerakan protes Mahasiswa Indonesia yang paling
lengkap mengkritik atas berbagai penyimpangan selama pemerintahan
Orde Baru. Gerakan Mahasiswa yang dipelopori oleh organisasi intra
kampus yang illegal, Dewan Mahasiswa yang mampu merumuskan berbagai
penyimpangan pemerintahan Orde Baru dengan sistematis dan
lengkap.Kelemahan gerakan Mahasiswa : kekuasaan begitu lama dapat
menyingkirkan kekuatan anak muda (lebih 20 tahun) antara periode
1977-1978 kepride tumbangnya Soeharto. Hal ini dapat terjadi karna
kelemahan kelemahan yang ada dalam garakan Mahasiswa itu sendiri.
Gerakan 1970-an suatu periode dimana Mahasiswa begitu dekat dengan
mitos gerakan moral sehingga tidak lagi memikirkan imbas politik
dari tekanan yang mereka lakukan. Hal ini mengidentikasikan pola
garakan moral kepada kecedrungan garakan politik disinilah aparat
keamanan lihai memanfaatkan internal Mahasiswa.Sumbangan gerakan
Mahasiswa 1977-1978 itu perlunya lembaga legislative yang kuat
untuk mengontrok eksekutif ; pemisahan ketua MPR dan DPR karena
keduanya lembaga yang berbeda (MPR lembaga tertinggi Negara
sedangkan DPR lembaga tinggi setara dengan presiden) perlu
pelaksanaan pemiliham umum yang benar-benar mencerminkan asas
langsung, umum, bebas dan rahasia Sumbangan pemikiran Mahasiswa
masih sangat relevan dengan kondisi reformasi saat ini.d. Fungsi
Mahasiswa dalam Era ReformasiPemikiran kritis, demokratis, dan
konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa.
Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat
realita sosial yang terjadi di masyarakat. Sikap idealisme
mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada
penguasa, dengan cara mereka sendiri.Dalam hal ini, secara umum
mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu :1) Sebagai
penyampai kebenaran (agent of social control)2) Sebagai agen
perubahan (agent of change)3) Sebagai generasi penerus masa depan
(iron stock).Mahasiswa dituntut untuk berperan lebih, tidak hanya
bertanggung jawab sebagai kaum akademis, tetapi diluar itu wajib
memikirkan dan mengembang tujuan bangsa. Dalam hal ini keterpaduan
nilai-nilai moralitas dan intelektualitas sangat diperlukan demi
berjalannya peran mahasiswa dalam dunia kampusnya untuk dapat
menciptakan sebuah kondisi kehidupan kampus yang harmonis serta
juga kehidupan diluar kampus.Peran dan fungsi mahasiswa dapat
ditunjukkan :1) Secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda
yang diperjuangkan.2) Semangat mengawal dan mengawasi jalannya
reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa.3)
Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen
pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi
terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan.
Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan
sosial dan solidaritas kerakyatan. Menurut Arbi Sanit ada empat
faktor pendorong bagi peningkatan peranan mahasiswa dalam kehidupan
politik :1) Sebagai kelompok masyarakat yang memperoleh pendidikan
terbaik, mahasiswa mempunyai horison yang luas diantara
masyarakat.2) Sebagai kelompok masyarakat yang paling lama
menduduki bangku sekolah, sampai di universitas mahasiswa telah
mengalami proses sosialisasi politik yang terpanjang diantara
angkatan muda.3) Kehidupan kampus membentuk gaya hidup yang unik di
kalangan mahasiswa. Di Universitas, mahasiswa yang berasal dari
berbagai daerah, suku, bahasa dan agama terjalin dalam kegiatan
kampus sehari-hari.4) Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki
lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan
prestise dalam masyarakat dengan sendirinya merupakan elit di dalam
kalangan angkatan muda.
Untuk itu, dalam rangka meningkatkan peran dan fungsi mahasiswa
dalam mempertahankan Negara Indonesia, mahasiswa haruslah memiliki
kemampuan-kemampuan sebagai berikut.1) Soft skill (Kemampuan
Kepribadian).Soft Skill atau kemampuan kepribadian adalah salah
satu faktor untuk sukses pada pendidikan yang ditempuh dan juga
penentu untuk masa depan seseorang dalam menjalani hidupnya. Karena
soft skill hampir 80 % menentukan keberhasilan seseorang. Kemampuan
soft skill yang perlu dimiliki seorang mahasiswaa. Manajemen
waktub. Kepemimpinan (leadership)c. Tingkat kepercayaan yang tinggi
(self confidence)d. Selera humor yang tinggi (sense of humor)e.
Memiliki keyakinan dalam agama (spiritual capital)
2) Hard Skill (Kemampuan Intelektual)Kemampuan intelektual hanya
mendukung 20 % dari pencapaian prestasi dan keberhasilan seseorang
Jika kemampuan soft skill ini kita punyai, maka kita akan menjadi
orang yang baik di masa depan, sebab saat ini yang terjadi banyak
orang yang penting tapi sedikit yang baik
BAB IIIPENUTUPA. KESIMPULAN1) Pergerakan mahasiswa telah
dilakukan dari zaman penjajahan hingga zaman reformasi, saat ini.
Pergerakan mahasiswa yang telah dilakukan tersebut memberikan
perubahan yang besar bagi bangsa dan negara ini.2) Peran mahasiswa
di zaman reformasi meliputi penegakan hukum dan peningkatan budaya,
bangsa, dan negara.3) Pemuda/Mahasiswa memiliki potensi yang besar
dalam menyelesaikan persoalan bangsa, terutama persoalan yang
menyangkut ketahanan nasional, meski tidak dimungkiri bahwa
persoalan dalam diri pemuda juga banyak.4) Mahasiswa memiliki
fungsi dalam mempertahankan negara, yaitu agent of social control,
agent of change, dan iron stock.5) Untuk meningkatkan kesadaran
mahasiswa dalam perannya untuk mempertahankan negaranya, mahasiswa
haruslah memiliki soft skill dan hard skill yang dapat menunjang
peran mahasiswa dalam mempertahankan negara.
B. SARANSebagai aktor yang akan mempertahankan negara Indonesia,
mahasiswa hendaklah meningkatkan kemampuannya untuk menunjang
perannya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Diskusi Mahasiswa Jawa Tengah, Peranan Mahasiswa Dalam
Pemberantasan Korupsi Di Jawa Tengah, 12 September 2006 di
Auditorium Imam Bardjo UNDIPErlangga Masdiana dkk, Peran Generasi
Muda Dalam Ketahanan Nasional, Kementerian negara Pemuda dan
olahraga, April
2008http://blog.theosambuaga.com/2007/09/28/meneguhkan-ulang-komitmen-kebangsaan-pemuda-demi-keutuhan-indonesia-dalam-percaturan-global-yang-berubah-cepat/http://fatian-suejiarto.blogspot.com/2012/03/peran-dan-partisipasi-mahasiswa-dalam.htmlhttp://hansseba.blogspot.com/2011/09/peranan-mahasiswa-mempertahankan-negara.htmlhttp://muhamadsudrajat.blogspot.com/2010_05_01_archive.htmlhttp://rachmadrevanz.com/pentingnya-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-indonesia.htmlhttp://rachmadrevanz.com/sikap-dan-perilaku-menjaga-kesatuan-negara-ri.htmlhttp://sttmultimedia.multiply.com/journal/item/30/Peranan_Warga_Dalam_Mempertahankan_NKRIKartodirdjo,
Sartono. 1994a. Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Kartodirdjo, Sartono.
1994b. Pembangunan Bangsa tentang Nasionalisme, Kesadaran dan
Kebudayaan Nasional. Yogyakarta: Aditya Media.
0
1