BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia melakukan komunikasi setiap saat dalam setiap setting kehidupan baik itu antara individu dengan individu dan individu dengan kelompok. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Manusia perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan biologis, seperti minum, makan, dan memenuhi kebutuhan psikologis, seperti kebahagiaan, sukses, rasa ingin tahu, dan lain-lain. Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antara guru dan muridnya, orang tua dengan anak, pedagang dengan pembeli, dan sebagainya. Pada dasarnya komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan saja. Komunikasi harus mengandung informasi, sikap, ide, opini atau pendapat. Komunikasi merupakan suatu proses mulai dari merancang pesan, mendengarkan pesan, menginterpretasikan pesan, memahami pesan, sampai pada penyampaian pesan kembali oleh penerima (komunikan) untuk mencapai kesepakatan atau tujuan bersama. Salah satu jenis komunikasi, yaitu komunikasi antar pribadi yang merupakan jenis
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia melakukan komunikasi setiap saat dalam setiap setting kehidupan
baik itu antara individu dengan individu dan individu dengan kelompok. Manusia
sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup.
Manusia perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan biologis, seperti minum, makan, dan memenuhi kebutuhan psikologis,
seperti kebahagiaan, sukses, rasa ingin tahu, dan lain-lain.
Komunikasi dapat terjadi pada siapa saja, baik antara guru dan muridnya,
orang tua dengan anak, pedagang dengan pembeli, dan sebagainya. Pada
dasarnya komunikasi tidak hanya berupa memberitahukan dan mendengarkan
saja. Komunikasi harus mengandung informasi, sikap, ide, opini atau pendapat.
Komunikasi merupakan suatu proses mulai dari merancang pesan, mendengarkan
pesan, menginterpretasikan pesan, memahami pesan, sampai pada penyampaian
pesan kembali oleh penerima (komunikan) untuk mencapai kesepakatan atau
tujuan bersama. Salah satu jenis komunikasi, yaitu komunikasi antar pribadi yang
merupakan jenis komunikasi yang efektif. Komunikasi antar pribadi
didefinisikan sebagai proses hubungan yang tercipta, tumbuh dan berkembang
antar individu yang satu (sebagai komunikator) dengan individu lain (sebagai
komunikan), komunikator dengan gayanya sendiri menyampaikan pesan kepada
komunikan, sedangkan komunikan dengan gayanya sendiri menerima pesan dari
komunikator.
Dalam komunikasi antar pribadi kita sebagai pelaku komunikasi harus
mengetahui dan memahami syarat, unsur-unsur, dan cara berkomunikasi yang
efektif. Selain itu juga perlu memahami fungsi komunikasi antar pribadi, hal-hal
yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi, komunikasi antar pribadi yang
efektif hingga implementasinya dalam kegiatan konseling. Semua itu akan
dibahas oleh penyusun dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi antar pribadi?
2. Apa fungsi komunikasi antar pribadi?
3. Bagaimana komunikasi antar pribadi yang efektif?
4. Bagaimana hubungan antar pribadi itu terjadi?
5. Bagaimana implementasi komunikasi antar pribadi yang efektif dalam
konseling?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum : Mahasiswa mengetahui dan memahami definisi komunikasi
antar pribadi.
Tujuan Khusus : 1. Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian komunikasi antar
pribadi
2. Mahasiswa dapat menyebutkan fungsi komunikasi antar
pribadi.
3. Mahasiswa dapat menyebutkan komunikasi antar pribadi
yang efektif.
4. Mahasiswa dapat menjelaskan hubungan antar pribadi dan
menyebutkan jenis-jenis hubungan antar pribadi
5. Mahasiswa dapat mengimplementasikan dan
mempraktekkan secara langsung komunikasi antar pribadi
dalam konseling
1.4 Manfaat
Manfaat penyusunan makalah ini bagi mahasiswa, yaitu agar mahasiswa dapat
rmengimplementasikan komunikasi antar pribadi yang efektif ke dalam proses
konseling. Sehingga proses konseling dapat berjalan efektif dan terentaskannya
masalah yang dihadapi oleh konseli.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi Antar Pribadi
Sebelum membahas mengenai definisi komunikasi antar-pribadi, kita perlu
membedakan antara komunikasi non-antarpribadi dan komunikasi antarpribadi.
Miller dan Steinberg (1975) membedakannya berdasarkan tingkatan analisis yang
digunakan untuk melakukan prediksi guna mengetahui apakah komunikasi itu bersifat
non-antarpribadi atau antarpribadi. Menurut mereka terdapat tiga tingkatan dalam
melakukan prediksi, yaitu kultural, sosiologi, dan psikologis.
a. Analisis Tingkat Kultural
Kultur merupakan keseluruhan karangka kerja komunikasi: kata- kata,
tindakan-tindakan, postur, gerak-isyarat, nada suara, ekspresi wajah, penggunaan
waktu, ruang, dan materi, dan cara ia bekerja, bermain, bercinta, dan
mempertahankan diri. Kesemuanya itu dan selebihnya merupakan sistem-sistem
komunikasi yang lengkap dengan makna-makna yang hanya dapat dibaca secara tepat
apabila seseorang akrab dengan prilaku dalam konteks sejarah, sosial, dan kultural
( Edward T. Hall, 1976 ). Terdapat dua macam-macam, yaitu homogeneous apabila
orang-orang di suatu kultur berprilaku kurang lebih sama dan menilai sesuatu juga
sama. Sedangkan yang heterogemous adanya perbedaan-perbedaandi dalam pola
prilaku dan nilai-nilai yang dianutnya. Jadi, apabila komunikator melakukan prediksi
terhadap reaksi penerima atau receiver sebagai akibat menerima pesan dengan
mengguanakan dasar kultural.
Pada analisis tingkat kultural sering terjadi kesalahan dalam menangkap
makna yang disamapikan komunikator dan komunikator sering juga menyampaikan
pesan yang kurang dimengerti oleh komunikan misalnya dalam berkomunikasi
dengan orang berbeda latar budaya dalam menggunakan kata-kata yang terkadang
memiliki makna yang berbeda. Misalnya , kata cokot bagi orang Jawa dan Sunda
berbeda maknanya bagi orang Jawa, kata tersebut memiliki arti “ mengigit” dan bagi
orang sunda berarti “ mengambil”. Men-cokot sabun bagi orang Sunda berarti
mrngambil sabun sedangkan bagi orang Jawa berarti mengigit sabun. Perbedaan
makna tersebut bisa juga berkaitan dengan stereotip sosial yang sifatnya negatif
terhadap pihak lain. Jadi, bukan hanya masalah perbedaan makana sebuah kata tetapi
bisa juga perbedaan sikap, persepsi seseorang terhadap orang lain yang berbada latar
belakang budayanya. Selain itu juga manyangkut masalah tradisi, adat istiadat,
kebiasaan, peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis yang bisa saja berbeda
dengan budaya lain.
b. Analisi Pada Tingkat Sosiologis
Apabila prediksi komunikator tentang reaksi komunikan terhadap pesan-pesan
yang ia sampaikan didasarkan kepada keanggotaan komunikan didalam kelompok
sosial tertentu, maka komunikator melakukan prediksi pada tingkat sosiologis.
Keanggotaan kelompok merupakan golongan orang-orang yang memiliki
karakteristik tertentu yang sama. Kelompok menyerupai budaya karena anggota
kelompok memperlihatkan pola perilaku dan nilai yang membedakannya dari
kelompok lain. Kelompok pada umumnya terdapat jumlah anggota yang lebih sedikit
dibandingkan dengan anggota yang ada di seluruh budaya.
c. Anlisis Pada Tingkat Psikologis
Apabila komunikator melakukan prediksi mengenai reaksi komunikan
terhadap prilaku komunikasi didasarkan pada analisis dari pengalaman-pengalaman
belajar individual yang unik maka prediksi itu didasarkan pada analisis tingkat
psikologis. Dua orang yang sering berinteraksi mencari perbedaan – perbedaan yang
relevan pada orang yang diajak komunikasi. Jadi komunikator melihat bahwa setiap
orang memiliki karakteristik yang khas yang membedakannya satu sama lainnya. satu
sama lain terutama pada data psikologis secara khusus menegaskan bahwa mereka
mengenal satu sama lain sebagai individu. Penegasan ini berarti bahwa telah
mendapatakan pengertian didalam karakteristis yang unik mengenai kepribadian satiu
sama lain.
Memahami komunikasi dan hubungan antar pribadi dari sudut padang
individu adalah menempatkan pemahaman mengenai komunikasi di dalam proses
psikologis. Setiap individu dalam tindakan komunikasi memiliki pemahaman dan
makna tersendiri terhadap hubungan dimana dia terlihat di dalamnya. Karena
pemahaman tersebut bersifat sangat pribadi dan sangat bermakna bagi individu, maka
pemahaman psikologis acapkali dianggap sebagai makna yang sesungguhnya dari
suatu hubungan antar pribadi.
Perbedaan Pokok Antar Komunikasi Non-Antarpribadi Dan Komunikasi
Antarpribadi
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dibedakan antara komunikasi antar
pribadi dan komunikasi non-antar pribadi. Apabila prediksi mengenai hasil
komunikasi terutama didasarkan pada tingkat analisis kultural dan sosiologis, maka
komunikator terlibat dalam komunikasi non-antarpribadi. Pada komunikasi non-
antarpribadi di tingkat kultural dan sosiologis, prediksi mengenai hasil – hasil
komunikasi dapat disamakan dengan apa yang dinamakan generalisasi rangsangan
(stimulus generalization) yakni individu dalam melakukan prediksi mencari
kesamaan di antara para pelaku komunikasi lainnya. Generalisasi rangsangan mirip
dengan proses abstraksi. Contohnya adalah ketika kita melakuakan sebuah observasi
terhadap sekelompok objek, misalnya mengenai jabatan seorang direktur, kita akan
membuat aspek – aspek yang memiliki kesamaan. Dengan begitu, kita akan dapat
menyimpulkan bahwa orang yang memiliki jabatan direktur adalah orang yang
memiliki ciri, seperti : selalu berdasi, rapi, berkemeja, memiliki banyak anak buah,
dan sebagainya. Namun terkadang generalisasi rangsangan ini tidak sesuai dengan
kenyataan. Terkadang saat kita bertemu dengan seseorang dengan ciri direktur,
ternyata hal tersebut jauh dari kenyataan, karena ternyata orang yang bersangkutan
hanyalah seorang sales.
Sebaliknya, pada komunikasi antarpribadi, prediksi pada tingkat psikologis
mengenai hasil komunikasi dapat disamakan dengan perbedaan rangsangan (stimulus
discrimination), yaitu seseorang dalam melakukan prediksi mencari perbedaan yang
relevan pada komunikan. Jadi komunikator melihat bahwa individu memiliki
karakteristik yang khas yang membedakannya satu sama lainnya.
.Komunikasi antar pribadi sesungguhnya baru akan tercipta kalau terdapat
kesadaran dari dua pihak untuk mengamati keadaan masing-masing pihak dan
memberikan respon atas keadaan tersebut. Sebagaimana sifat komunikasi, maka
hubungan yang terjadi ditandai dengan adanya sikap saling memperhatikan, saling
memahami, penuh pengertian, dan keakraban. Berdasarkan uraian di atas, maka
Komunikasi Antarpribadi dapat di definisikan sebagai proses hubungan yang tercipta,
tumbuh dan berkembang antar individu yang satu (sebagai komunikator) dengan
individu lain (sebagai komunikan), komunikator dengan gayanya sendiri
menyampaikan pesan kepada komunikan, sedangkan komunikan dengan gayanya
sendiri menerima pesan dari komunikator.
2.2 Fungsi Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi memiliki 2 fungsi yaitu fungsi sosial dan fungsi
pengambilan keputusan :
1. Fungsi Sosial
Untuk kebutuhan biologis dan psikologis
Sejak lahir kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup.
Kita perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain untuk memenuhi
kebutuhan biologis kita seperti dan minum, dan memenuhi kebutuhan
psikologis kita seperti sukses dan kebahagiaan. Melalui komunikasi pula kita
dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan
mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa
hormat, rasa bangga, bahkan iri hati dan kebencian. Melalui komunikasi kita
dapat mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan membandingkannya
antara perasaan satu dengan perasaan yang lain.
Mengembangkan hubungan timbal balik
Komunikasi dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi yang
arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan baik secara verbal atau
nonverbal, seseorang penerima beraksi dengan jawaban verbal atau
menggunakan kepala, kemudian orang pertama beraksi lagi setelah menerima
respons atau umpan balik dari kedua, dan begitu seterusnya. Jadi hubungan
timbal balik ini berfungsi sebagai unsur pemerkarya, pemerkuat komunikasi
antar pribadi sehingga harapan-harapan dalam proses komunikasi menjadi
sungguh-sunguh terjadi.
Untuk meningkatkan dan mempertahankan mutu diri sendiri
Komunikasi itu penting membangun konsep diri kita, aktualisasi diri,
kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan.
Pembentukan konsep diri. Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa
diri kita dan itu hanya bias kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang
lain kepada kita. Pernyataan eksistensi diri orang berkomunikasi untuk
menunjukkan dirinya eksis. Inilah yang disebut aktualisasi diri atau pernyataan
eksistensi diri. Ketika berbicara, kita sebenarnya menyatakan bahwa kita ada.
Menangani konflik
Untuk melakukan komunikasi dengan baik, sebaiknya kita mengetahui
situasi dan kondisi serta karakteristik lawan bicara. Sebagaimana yang kita
tahu, bahwa setiap manusia itu seperti sebuah radar yang melingkupi
lingkungan. Manusia bias menjadi sangat sensitive pada bahasa tubuh, ekspresi
wajah, postur, gerakan, intonasi suara yang akan membantu individu untuk
memberi penekanan pada kebenaran, ketulusan dan reliabilitas dari komunikasi
itu sendiri sehingga komunikasi itu sendiri dapat mempengaruhi pola pikir
lawan bicara kita. Dengan demikian KAP berfungsi untuk mengurangi atau
mencegah timbulnya suatu konflik didalam suatu organisasi atau kelompok
masyarakat. Dengan adanya KAP maka permasalahan kecil.
2. Fungsi pengambilan keputusan
Manusia berkomunikasi untuk membagi informasi
Dalam proses memberi atau bertukar informasi, komunikasi sangat
memiliki pengaruh yang sangat efektif digunakan karena dalam hal ini
komunikasi dapat mewakili informasi yang dikehendaki dalam pesan yang dia
sampaikan sebagai bahan perakapan pada kegiatan komunikasi.
Manusia berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain
Komunikasi yang berfungsi seperti ini mengandung muatan persuasif
dalam arti pembicara ingin pendengarnya mempercayai bahwa fakta atau
informasi yang disampaikan akurat dan layak untuk diketahui. Bahkan
komunikasi yang sifatnya menghiburpun secara tidak langsung membujuk
kalayak untuk melupakan persoalan hidup mereka.
Hal-hal yang mempengaruhi komunikasi antar pribadi :
1. Persepsi Interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau
menafsirkan informasi inderawi. Persepsi interpersonal adalah
meberikanmakna terhadap stimui inderawi yang berasal dari seseorang
(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam
persepsi interpersonal akan berpengaruh terhaddap keberhasilan komunikasi,
seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna terhadap pesan akan
mengakibatkan kegagalan komunikasi.
2. Konsep diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita.
Konsep diri yang positif, ditandai dengan 5 hal yaitu :
a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah
b. Merasa setara dengan orang lain
c. Menerima pujian tanpa rasa malu
d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan, keinginan
dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh masyarakat.
e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan aspek-
aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubah.
Konsep diri merupakan factor yang sangat menentukan dalam komunikasi
antar pribadi yaitu :
Nubuat yang dipenuhi sendiri. Karena setiaporang bertingkah laku sedapat
mungkin sesuai dengan konsep dirinya. Bila seorang mahasiswa
menganggap dirinya sebagai orng yang rajin, ia akan berusaha menghadiri
kuliah secara teratur, membuat catatan yang baik, memplajari materi kuliah
dengan sungguh-sungguh, sehingga memperoleh nilai akademis yang baik.
Membuka diri. Pengetahuan tentang diri kita akan meningkatkan
komunikasi, dan pada saat yang sama, berkomunikasi dengan orang lain
meningkatkan pengetahuan tentang diri kita. Dengan membuka diri, konsep
diri menjadi dekat dengan kenyataan. Bila konsep diri sesuai dengan
pengalaman kita, kita akan lebih terbuka untuk menerima pengalaman dan
gagasan baru.
Percaya diri. Ketakutan untuk melakukan komunikasi dikenal sebagai
communication apprehension. Orang yang aprehensif dalam komunikasi
disebabkan oleh kurangnya percaya diri. Untuk menumbuhkan percaya diri,
menumbuhkan konsep diri yang sehat menjadi perlu.
Selektifitas. Konsep diri mempengaruhi perilaku komunikasi kita karena
konsep diri mempengaruhi kepada pesan apa kita bersedia membuka diri