A. SEJARAH PEMBENTUKAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Kemudian, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas. Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain. Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan sekarang berubah menjadi daratan. Teori Terbentuknya Minyak Bumi Ada dua teori utama mengenai asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain : a) Teori Anorganik (Abiogenesis) Pada tahun 1866 Barthelot mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan dengan CO 2
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. SEJARAH PEMBENTUKAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM
Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati
sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan,
kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan
karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya.
Kemudian, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa
jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas. Proses pembentukan minyak
bumi dan gas ini memakan waktu jutaan tahun. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam
batuan yang berpori seperti air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari
suatu daerah ke daerah lain.
Walupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak
bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian
lautan sekarang berubah menjadi daratan.
Teori Terbentuknya Minyak Bumi
Ada dua teori utama mengenai asal usul terjadinya minyak bumi, antara lain :
a) Teori Anorganik (Abiogenesis)
Pada tahun 1866 Barthelot mengemukakan bahwa di dalam minyak bumi terdapat
logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tinggi akan bersentuhan
dengan CO2 membentuk asitilena. Kemudian pada tahun 1877 Mandeleyev
mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada
karbida-karbida logam dalam bumi. Yang lebih ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa
ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah,
jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi.
Pernyataan tersebut berdasarkan fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam
beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain
b) Teori organik (Biogenesis)
Berdasarkan teori Biogenesis, minyak
bumi terbentuk karena adanya kebocoran
kecil yang permanen dalam siklus karbon.
Siklus karbon ini terjadi antara atmosfir
dengan permukaan bumi, yang digambarkan
dengan dua panah dengan arah yang
berlawanan, dimana karbon diangkut dalam
bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah
pertama, karbon dioksida di atmosfir berasimilasi, artinya CO2 diekstrak dari atmosfir
oleh organisme fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan
kembali ke atmosfir melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan
mikroorganisme)
Bukti-bukti yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dari zat organik yaitu :
Minyak bumi memiliki sifat dapat memutar bidang polarisasi, ini disebabkan
oleh adanya kolesterol atau zat lemak yang terdapat dalam darah, sedangkan zat
organik tidak terdapat dalam darah dan tidak dapat memutar bidang polarisasi.
Minyak bumi mengandung porfirin atau zat kompleks yang terdiri dari
hidrokarbon dengan unsur vanadium, nikel, dsb.
Susunan hidrokarbon yang terdiri dari atom C dan H sangat mirip dengan zat
organik, yang terdiri dari C, H dan O. Walaupun zat organik menggandung
oksigen dan nitrogen cukup besar.
Hidrokarbon terdapat di dalam lapisan sedimen dan merupakan bagian integral
sedimentasi.
Minyak bumi mengandung klorofil seperti tumbuhan.
B. PROSES PEMBENTUKAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM
Element Minyak Bumi dan Gas Alam
Element atau unsur minyak bumi dan gas alam dibagi menjadi 5, yaitu :
• Batuan induk (Source)
Batuan induk adalah batuan yang mempunyai banyak kandungan material organik.
Batuan ini biasanya batuan yang mempunyai sifat mampu mengawetkan kandungan
material organik seperti batu lempung atau batuan yang punya banyak kandungan
material organik seperti batu gamping.
• Batuan penyimpan (Reservoir)
Batuan penyimpanan adalah batuan yang mempunyai kemampuan menyimpan fluida
seperti batu pasir dimana minyak atau gas dapat berada di antara butiran batu pasir. Atau
bisa juga di batu gamping yang banyak rongga-rongganya.
• Batuan penutup (Seal)
Batuan penutup adalah batuan yang impermeable atau batuan yang tidak gampang
tembus karena berbutir sangat halus dimana butiran satu sama lain sangat rapat.
• Migrasi (Migration)
Migrasi adalah berpindahnya minyak atau gas bumi yang terbentuk dari batuan induk ke
batuan penyimpan hingga minyak dan gas bumi tidak dapat berpindah lagi.
• Jebakan (Trap)
Jebakan adalah bentuk dari suatu geometri yang mampu menahan minyak dan gas bumi
untuk dapat berkumpul.
Proses Pembentukan
Proses pembentukan minyak bumi dan gas alam dibagi menjadi 5 tahap, yaitu :
Pembentukan (Generation)
Tekanan dari batuan-batuan di atas batuan induk membuat temperatur dan tekanan
menjadi lebih besar dan dapat menyebabkan batuan induk berubah dari material organik
menjadi minyak atau gas bumi.
Migrasi atau perpindahan (Migration)
Senyawa hidrokarbon (minyak dan gas bumi) akan cenderung berpindah dari batuan
induk (source) ke batuan penyimpan (reservoir) karena berat jenisnya yang ringan
dibandingkan air.
Pengumpulan (Accumulation)
Sejumlah senyawa hidrokarbon yang lebih cepat berpindah dari batuan induk ke batuan
penyimpan dibandingkan waktu hilangnya jebakan akan membuat minyak dan gas bumi
terkumpul.
Penyimpanan (Preservation)
Minyak atau gas bumi tetap tersimpan di batuan penyimpan dan tidak berubah oleh
proses lainnya seperti biodegradation (berubah karena ada mikroba-mikroba yang dapat
merusak kualitas minyak).
Waktu (Timing)
Jebakan harus terbentuk sebelum atau selama minyak bumi berpindah dari batuan induk
ke batuan penyimpan.
C. KOMPOSISI PENYUSUN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM
Minyak bumi dan gas alam adalah campuran kompleks hidrokarbon dan senyawa-
senyawa organik lain. Komponen hidrokarbon adalah komponen yang paling banyak terkandung
di dalam minyaak bumi dan gas alam. Gas alam terdiri dari alkana suku rendah, yaitu metana,
etana, propana, dan butana. Selain alkana juga terdapat berbagai gas lain seperti karbondioksida
(CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), beberapa sumur gas juga mengandung helium. Sedangkan
hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama adalah alkana dan sikloalkana,
senyawa lain yang terkandung didalam minyak bumi diantaranya adalah Sulfur, Oksigen,
Nitrogen dan senyawa-senyawa yang mengandung konstituen logam terutama Nikel, Besi dan
Tembaga. Komposisi minyak bumi sangat bervariasi dari satu sumur ke sumur lainnya dan dari
daerah ke daerah lainnya.
Perbandingan unsur-unsur yang terdapat dalam minyak bumi sangat bervariasi.
Berdasarkan hasil analisa, diperoleh data sebagai berikut :
Karbon 83,0-87,0 %
Hidrogen 10,0-14,0 %
Nitrogen 0,1-2,0 %
Oksigen 0,05-1,5 %
Sulfur 0,05-6,0 %
Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:
Alkana (parafin) CnH2n+2 , alkana ini memiliki rantai lurus dan
bercabang, fraksi ini merupakan yang terbesar di dalam minyak mentah.
Sikloalkana (napten) CnH2n , Sikloalkana ada yang memiliki cincin 5 (lima)
yaitu siklopentana ataupun cincin 6 (enam) yaitu sikloheksana.
Siklopentana Sikloheksana
Aromatik CnH2n-6, Aromatik hanya terdapat dalam jumlah kecil, tetapi
sangat diperlukan dalam bensin karena :
• Memiliki harga anti knock yang tinggi
• Stabilitas penyimpanan yang baik
• Kegunaannya yang lain sebagai bahan bakar (fuels) Proporsi dari ketiga tipe
hidrokarbon sangat tergantung pada sumber dari minyak bumi.
Pada umumnya alkana merupakan hidrokarbon yang terbanyak tetapi kadang-kadang
mengandung sikloalkana sebagai komponen yang terbesar, sedangkan aromatik selalu
merupakan komponen yang paling sedikit.
Zat-
Zat Pengotor yang sering terdapat dalam minyak bumi :
» Senyawa Sulfur
Minyak mentah (Crude oil) yang massa jenisnya lebih tinggi mempunyai
kandungan Sulfur yang lebih tinggu pula. Keberadaan Sulfur dalam minyak bumi sering
banyak menimbulkan akibat, misalnya dalam gasoline dapat menyebabkan korosi, karena
terbentuknya asam yang dihasilkan dari oksida sulfur (sebagai hasil pembakaran
gasoline) dan air.
» Senyawa Oksigen
Kandungan total oksigen dalam minyak bumi adalah kurang dari 2 %. Kandungan
oksigen bisa menaik apabila itu lama berhubungan dengan udara. Oksigen dalam minyak
bumi berada dalam bentuk ikatan sebagai asam karboksilat, keton, ester, eter, anhidrida,
senyawa monosiklo dan disiklo dan phenol. Sebagai asam karboksilat berupa asam
Naphthenat (asam alisiklik) dan asam alifatik.
» Senyawa Nitrogen
Umumnya kandungan nitrogen dalam minyak bumi sangat rendah, yaitu 0,1-0,9 %.
Nitrogen mempunyai sifat racun terhadap katalis dan dapat membentuk getah pada fuel
oil. Kandungan nitrogen terbanyak terdapat pada fraksi titik didih tinggi. Nitrogen kelas
dasar yang mempunyai berat molekul yang relatif rendah dapat diekstrak dengan asam
mineral encer, sedangkan yang mempunyai berat molekul yang tinggi tidak dapat
diekstrak dengan asam mineral encer.
» Konstituen Metalik
Logam-logam seperti besi, tembaga, terutama nikel dan vanadium pada proses
catalytic cracking mempengaruhi aktifitas katalis, sebab dapat menurunkan produk
gasoline, menghasilkan banyak gas dan pembentukkan coke. Abu yang dihasilkan dari
pembakaran fuel yang mengandung natrium dan vanadium dapat bereaksi dengan
refactory furnace (bata tahan api), menyebabkan turunnya titik lebur campuran sehingga
merusakkan refractory itu.
D.EKSPLORASI MINYAK BUMI
Eksplorasi atau pencarian minyak bumi merupakan suatu kajian panjang yang
melibatkan beberapa bidang kajian kebumian dan ilmu eksak. Untuk kajian dasar, riset
dilakukan oleh para geologis, yaitu orang-orang yang menguasai ilmu kebumian. Mereka
adalah orang yang bertanggung jawab atas pencarian hidrokarbon tersebut. Perlu diketahui
bahwa minyak di dalam bumi bukan berupa wadah yang menyerupai danau, namum berada
di dalam pori-pori batuan bercampur bersama air.
\
E. PROSES PENGOLAHAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM
Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan laut. Minyak bumi diperoleh
dengan membuat sumur bor. Minyak mentah yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau
dialirkan melalui pipa ke stasiun tangki atau ke kilang minyak. Minyak mentah (crude oil)
berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan
sebagai bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu.
Minyak mentah mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 sampai 50.
Titik didih hidrokarbon meningkat seiring bertambahnya jumlah atom C yang berada di dalam
molekulnya. Oleh karena itu, pengolahan minyak bumi dilakukan melalui destilasi bertingkat,
dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih
yang mirip.
Secara umum Proses Pengolahan Minyak Bumi digambarkan sebagai berikut :
1. DESTILASI
Destilasi adalah pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik
didihnya. Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur)
sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut kemudian masuk
kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya berada pada sepertiga bagian
bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan tekanan dalam kolom maka dibantu
pemanasan dengan steam (uap air panas dan bertekanan tinggi)
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom dan
selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang titik didihnya lebih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup
gelembung. Makin ke atas, suhu yang terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah,
sehingga setiap kali komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan
komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang pada suhu kamar
berupa gas. Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan
disebut LPG (Liquified Petroleum Gas).
Fraksi minyak mentah yang tidak menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi
parafin, lilin, dan aspal. Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20. Fraksi
minyak bumi yang dihasilkan berdasarkan rentang titik didihnya antara lain sebagai berikut :
• Gas
Rentang rantai karbon : C1 sampai C5
Titik didih : 0 sampai 50°C
• Gasolin (Bensin)
Rentang rantai karbon : C6 sampai C11
Titik didih : 50 sampai 85°C
• Kerosin (Minyak Tanah)
Rentang rantai karbon : C12 sampai C20
Titik didih : 85 sampai 105°C
• Solar
Rentang rantai karbon : C21 sampai C30
Titik didih : 105 sampai 135°C
• Minyak Berat
Rentang ranai karbon : C31 sampai C40
Titik didih : 135 sampai 300°C
• Residu
Rentang rantai karbon : di atas C40
Titik didih : di atas 300°C
Fraksi-fraksi minyak bumi dari proses destilasi bertingkat belum memiliki kualitas yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perlu pengolahan lebih lanjut yang meliputi
proses cracking, reforming, polimerisasi, treating, dan blending.
2. CRACKING
Cracking adalah penguraian molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang besar
menjadi molekul-molekul senyawa hidrokarbon yang kecil. Contoh cracking ini adalah
pengolahan minyak solar atau minyak tanah menjadi bensin. Proses ini bertujuan untuk
memperbaiki kualitas dan perolehan fraksi gasolin (bensin).
Terdapat 3 cara proses cracking, yaitu :
a. Cara panas (thermal cracking), yaitu dengan penggunaan suhu tinggi dan tekanan yang rendah.
Contoh reaksi-reaksi pada proses cracking adalah sebagai berikut :
b. Cara katalis (catalytic cracking), yaitu dengan penggunaan katalis. Katalis yang
digunakan biasanya SiO2 atau Al2O3 bauksit. Reaksi dari perengkahan katalitik melalui
mekanisme perengkahan ion karbonium. Mula-mula karena katalis bersifat asam
menambahkna proton ke molekul olevin atau menarik ion hidrida dari alkana sehingga
menyebabkan terbentuknya ion karbonium :
c. Hidrocracking, merupakan kombinasi antara perengkahan dan hidrogenasi untuk
menghasilkan senyawa yang jenuh. Reaksi tersebut dilakukan pada tekanan tinggi.
Keuntungan lain dari Hidrocracking ini adalah bahwa belerang yang terkandung dalam
minyak diubah menjadi hidrogen sulfida yang kemudian dipisahkan.
3. REFORMING
Reforming adalah perubahan dari bentuk molekul bensin yang bermutu kurang
baik (rantai karbon lurus) menjadi bensin yang bermutu lebih baik (rantai karbon
bercabang). Kedua jenis bensin ini memiliki rumus molekul yang sama bentuk strukturnya yang
berbeda. Oleh karena itu, proses ini juga disebut isomerisasi. Reforming dilakukan dengan
menggunakan katalis dan pemanasan.
Reforming juga dapat merupakan pengubahan struktur molekul dari hidrokarbon parafin
menjadi senyawa aromatik dengan bilangan oktan tinggi. Pada proses ini digunakan katalis
molibdenum oksida dalam Al2O3 atau platina dalam lempung.
Contoh reaksinya :
4. ALKILASI dan POLIMERISASI
Alkilasi merupakan penambahan jumlah atom dalam molekul menjadi molekul
yang lebih panjang dan bercabang. Dalam proses ini menggunakan katalis asam kuat seperti
H2SO4, HCl, AlCl3.
Polimerisasi adalah proses penggabungan molekul-molekul kecil menjadi molekul
besar. Contoh polimerisasi yaitu penggabungan senyawa isobutena dengan senyawa isobutana
menghasilkan bensin berkualitas tinggi, yaitu isooktana.
Reaksi umumnya adalah sebagai berikut :
5. TREATING
Treating adalah pemurnian minyak bumi dengan cara menghilangkan pengotor-
pengotornya. Cara-cara proses treating adalah sebagai berikut :
Copper sweetening dan doctor treating, yaitu proses penghilangan pengotor yang dapat
menimbulkan bau yang tidak sedap.
Acid treatment, yaitu proses penghilangan lumpur dan perbaikan warna.
Dewaxing yaitu proses penghilangan wax (n parafin) dengan berat molekul tinggi dari
fraksi minyak pelumas untuk menghasillkan minyak pelumas dengan pour point yang
rendah.
Deasphalting yaitu penghilangan aspal dari fraksi yang digunakan untuk minyak pelumas
Desulfurizing (desulfurisasi), yaitu proses penghilangan unsur belerang. desulfurisasi
merupakan proses yang digunakan untuk menyingkirkan senyawa sulfur dari minyak
bumi. Ada 3 cara desulfurisasi, yaitu dengan :
1) Ekstraksi menggunakan pelarut.
2) Dekomposisi senyawa sulfur secara katalitik dengan proses hidrogenasi selektif .
3) Bio-desulfurisasi, merupakan penyingkiran sulfur secara selektif dari minyak
bumi dengan memanfaatkan metabolisme mikroorganisme,
6. BLENDING
Proses blending adalah penambahan bahan-bahan aditif kedalam fraksi minyak
bumi dalam rangka untuk meningkatkan kualitas produk tersebut. Bensin yang memiliki
berbagai persyaratan kualitas merupakan contoh hasil minyak bumi yang paling banyak
digunakan di berbagai negara dengan berbagai variasi cuaca. Untuk memenuhi kualitas bensin
yang baik, terdapat sekitar 22 bahan pencampur yang dapat ditambanhkan pada proses
pengolahannya. Diantara bahan-bahan pencampur yang terkenal adalah Tetra Ethyl Lead (TEL).
TEL berfungsi menaikkan bilangan oktan bensin. Demikian pula halnya dengan pelumas, agar
diperoleh kualitas yang baik maka pada proses pengolahan diperlukan penambahan zat aditif.
Penambahan TEL dapat meningkatkan bilangan oktan, tetapi dapat menimbulkan pencemaran
udara.
E. PRODUK PENGOLAHAN MINYAK BUMI DAN GAS ALAM
Keberadaan minyak bumi dan berbagai macam produk olahannya memiliki manfaat yang
sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari, sebagai contoh penggunaan minyak tanah, gas,
dan bensin. Tanpa ketiga produk hasil olahan minyak bumi tersebut mungkin kegiatan
pendidikan, perekonomian, pertanian, dan aspek-aspek lainnya tidak akan dapat berjalan lancar.
Di bawah ini adalah beberapa produk hasil olahan minyak bumi :
1. Elpiji (LPG)
LPG (liquified petroleum gas) adalah campuran dari berbagai unsur hidrokarbon
yang berasal dari gas alam. Dengan menambah tekanan dan menurunkan suhunya, gas
berubah menjadi cair. Komponennya didominasi propana dan butana .
Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya etana
dan pentana .
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk
cair lebih kecil dibandingkan dalam bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji
dipasarkan dalam bentuk cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk
memungkinkan terjadinya ekspansi panas (thermal expansion) dari cairan yang
dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara penuh, hanya sekitar 80-85% dari
kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila menguap dengan gas dalam keadaan cair
bervariasi tergantung komposisi, tekanan dan temperatur. Tekanan di mana elpiji
berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya.
Menurut spesifikasinya, elpiji dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran,
elpiji propana dan elpiji butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam
keputusan Direktur Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji
yang dipasarkan Pertamina adalah elpiji campuran. Sifat elpiji terutama adalah sebagai
berikut :
Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau menyengat
Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam tangki atau silinder.
Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak menempati daerah yang
rendah.
Penggunaan elpiji
Penggunaan Elpiji di Indonesia terutama adalah sebagai bahan bakar alat dapur
(terutama kompor gas). Selain sebagai bahan bakar alat dapur, Elpiji juga cukup banyak
digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor (walaupun mesin kendaraannya
harus dimodifikasi terlebih dahulu).
Bahaya elpiji
Salah satu resiko penggunaan elpiji adalah terjadinya kebocoran pada tabung atau
instalasi gas sehingga bila terkena api dapat menyebabkan kebakaran. Pada awalnya, gas
elpiji tidak berbau, tapi bila demikian akan sulit dideteksi apabila terjadi kebocoran pada
tabung gas. Menyadari itu Pertamina menambahkan gas mercaptan, yang baunya khas
dan menusuk hidung. Langkah itu sangat berguna untuk mendeteksi bila terjadi
kebocoran tabung gas.
2. Naptha atau Petroleum eter, biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
3. Gasolin (bensin), biasa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
4. Kerosin (minyak tanah), biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah
tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui
proses cracking.
Minyak tanah adalah cairan hidrokarbon yang tak berwarna dan mudah terbakar.
Minyak tanah diperoleh dengan cara destilasi fraksional dari petroleum pada 150°C and
275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15).
Pada suatu waktu minyak tanah banyak digunakan dalam lampu minyak tanah
tetapi sekarang utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur,
Jet-A, Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosin dikenal sebagai RP-1 dibakar
dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Biasanya, kerosin didestilasi langsung
dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit Merox atau,
hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya.
Kerosin dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di
mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian. Bahan bakar mesin jet
adalah kerosin yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan titik
beku.
Kegunaan lain Kerosene biasa di gunakan untuk membasmi serangga seperti
semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga sebagai campuran dalam cairan
pembasmi serangga seperti pada merk/ brand baygone.
5. Minyak solar atau minyak diesel, biasa digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin
diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan traktor. Selain itu,
minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan bensin melalui proses
cracking.
6. Minyak pelumas, biasa digunakan untuk lubrikasi mesin-mesin.
7. Residu minyak bumi yang terdiri dari :
Parafin , digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol,
industri tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
Aspal , digunakan sebagai pengeras jalan raya
F. BENSIN
Bensin merupakan bahan bakar transportasi yang masih memegang peranan penting
sampai saat ini. Bensin mengandung lebih dari 500 jenis hidrokarbon yang memiliki rantai C5-
C10. Kadarnya bervariasi tergantung komposisi minyak mentah dan kualitas yang diinginkan.
BENSIN SEBAGAI BAHAN BAKAR KENDARAAN
Karena bensin hanya terbakar dalam fase uap, maka bensin harus diuapkan dalam
karburator sebelum dibakar dalam silinder mesin kendaraan. Energi yang dihasilkan dari proses
pembakaran bensin diubah menjadi gerak melalui tahapan sebagai berikut.
» Alkana rantai lurus dalam bensin n-
heptana, n-oktana, dan n-nonana
Sangat mudah terbakar. Hal ini menyebabkan pembakaran terjadi terlalu awal
sebelum piston mencapai posisi yang tepat. Akibatnya timbul bunyi ledakan yang dikenal
sebagai ketukan (knocking). Pembakaran terlalu awal juga berarti ada sisa komponen
bensin yang belum terbakar sehingga energi yang ditransfer ke piston tidak maksimum.