Top Banner
MAKALAH KEP. JIWA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah. Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan
71

Makalah Kep

Jan 19, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Kep

MAKALAH KEP. JIWA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan

kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal.

Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta

diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan

keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan

mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat

diperbaharui jika keadaan klien klien berubah.

Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan

diri sendiri secara terapeutik. Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri

sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri,

lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk

perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat

mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk mengatasinya.

Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan

masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah.

1.2  Tujuan

Supaya kita sebagai tenaga kesehatan memahami mengenai masalah kesehatan jiwa dan

bagaimana cara kita sebagai tenaga kesehatan memberikan asuhan keperawatan kesehatan jiwa

dalam menanggulangi masalah kesehatan jiwa itu sendiri.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1            Dedinisi Kesehatan dan Keperawan Jiwa

Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,

dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri

sendiri dan orang lain.

1)      WHO

Page 2: Makalah Kep

Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung

berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat

positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan

kedewasaan kepribadian yg bersangkutan.

2)      UU Kesehatan Jiwa No.13 Tahun 1966

Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari

seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain. Keperawatan jiwa adalah pelayanan

keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia

sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh

gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa

( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan

proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah

kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).

3)      American Nurse Association

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan

ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam

meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental

masyarakat dimana klien berada (

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan

mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.

4)      Yohada

Kes. Jiwa adalah keadaan yg dinamis yg mengandung pengertian positif, yg dapat dilihat

dari adanya kenormalan tingkalaku, keutuhan kepribadian, pengenalan yg benar dari realitas dan

bukan hanya merupakan nkeadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa.

2.2            Prinsip Keperawatan Jiwa

1)      Manusia

Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi

dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama

dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk

tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan

untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai

Page 3: Makalah Kep

kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam

pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku tersebut meliputi

persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.

2)      Lingkungan

Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan

lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan,

manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan

interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.

3)      Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu

segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh

kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.

4)      Keperawatan

Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan

diri sendiri secara terapeutik.

2.3            Ciri-ciri Sehat Jiwa

1)      Bersikap positif terhadap diri sendiri

2)      Mampu tumbuh, kembang dan aktualisasi diri

3)      Mampu mengatasi stress dan masalah pada dirinya

4)      Bertanggung jawab atas keputusan dan tindakan yang di ambil

5)      Persepsi realistic

6)      Menghargai perasaan dan sikap orang lain

7)      Menyusuaikan diri dengan lingkungan

2.4            Konsep Dasar Kesehatan dan keperawatan Jiwa

Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,

dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri

sendiri dan orang lain.

Kesehatan jiwa meliputi :

1)      Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri

2)      Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain

3)      Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.

Page 4: Makalah Kep

2.5            Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

Kapan seseorangg dikatakan mengalamai gangguan jiwa Normal dan Abnormal. Gejala

gangguan jiwa merupakan interaksi dari berbagai penyebab sebagai proses penyesuaian terhadap

stressor. Gejala gangguan jiwa dpt berupa gangguan pada :

1)      Kesadaran

2)      Ingatan

3)      Orientasi

4)      Efek dan emosi

5)      Psikomotor

6)      Intelegensi

7)      Kepribadian

8)      Penampilan

9)      Proses pikir, persepsi

10)  Pola hidup

2.6            Penyebab Terjadinya Gangguan Jiwa

Walaupun gejala utama terdapat pada unsur kejiwaan tapi penyebab utamanya mugkin di

badan (Somatogenik), di lingkungan sosial (Sosiogenik) atau psike (Psikogenik) Penyebabnya

tidak tunggal tapi beberapa penyebab yg terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi.

Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan pada otak

tapi tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stress diduga sebagai pencetus dari

gangguan jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya mental illness pd diri

seseorang. Reaksi tiap orang terhadap stress berbeda-beda.

Beberapa kemungkinan penyebab gangguan jiwa :

1)      Somatogenik

a)      Neuroanatomi

b)      Neurofiologi

c)      Neurokimia

d)     Tingkat perkembangan organik

e)      Faktor pre and perinatal

f)       Excessive secretion of the neurotransmitter nor epineprine

2)      Faktor Psikologik

Page 5: Makalah Kep

a)      Interaksi ibu dan anak

b)      Peranan ayah

c)      Persaingan antar saudara kandung

d)     Hubungan dalam keluarga, pekerjaan dan masyarakat

e)      Kehilangan

f)       Kosep diri

g)      Pola adaptasi

h)      Tingkat perkembangan emosi

3)      Faktor Sosial Budaya

a)      Kestabilan keluarga

b)      Pola asuh anak

c)      Tingak ekonomi

d)     Perumahan

e)      Pengaruh rasial dan keagamaan, nilai-nilai

2.7            Fungsi Perawat Kesehatan Jiwa dalam Upaya Penanganan Masalah Kesehatan  Jiwa

Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan

asuhan keperawatan secara tiak langsung. Fungsi ini dapat dicapai dengan aktifitas perawat

kesehatan jiwa yaitu :

1)      Memberikan lingkungan terapeutik yaitu lingkungan yang ditata sedemikian rupa sehingga

dapat memberikan perasaan aman, nyaman baik fisik, mental dan social sehingga dapat

membentu penyembuhan pasien.

2)      Bekerja untuk mengatasi masalah klien “here and now” yaitu dalam membantu mengatasi segera

dan tiak itunda sehingga tidak terjai penumpukan masalah.

3)      Sebagai model peran yaitu paerawat dalam memberikan bantuan kepada pasien menggunakan

dir sendiri sebagai alat melalui contoh perilaku yang ditampilkan oleh perawat.

4)      Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien merupakan hal yang penting. dalam hal

ini perawat perlu memasukkan pengkajian biologis secara menyeluruh dalam mengevaluasi

pasien kelainan jiwa untuk meneteksi adanya penyakit fisik sedini mungkin sehingga dapat

diatasi dengan cara yang tepat.

5)      Member pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien, keluarga dan komunitas yang

mencakup pendidikan kesehatan jiwa, gangguan jiwa, cirri-ciri sehat jiwa, penyebab gangguan

Page 6: Makalah Kep

jiwa, cirri-ciri gangguan jiwa, fungsi dan ugas keluarga, dan upaya perawatan pasien gangguan

jiwa.

6)      Sebagai perantara social yaitu perawat dapat menjadi perantara dari pihak pasien, keluarga dan

masyarakat alam memfasilitasi pemecahan masalah pasien.

7)      Kolaborasi dengan tim lain. Perawat dalam membantu pasien mengadakan kolaborasi dengan

petugas lain yaitu dokter jiwa, perawat kesehatan masyarakat (perawat komunitas), pekerja

social, psikolog, dan lain-lain.

8)      Memimpin dan membantu tenaga perawatan dalam pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan

jiwa didasarkan pada management keperawatan kesehatan jiwa. Sebagai pemimpin diharapkan

dapat mengelola asuhan keperawatan jiwa an membantu perawat yang menjadi bawahannya.

9)      Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dengan kesehatan mental. Hal ini penting

untuk diketahui perawat bahwa sumber-sumber di masyarakat perlu iidentifikasi untuk

digunakan sebagai factor penukung dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa yang ada di

masyarakat. 

2.8            Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa

1)      Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi keperawatan jiwa :

yang kompeten).

2)      Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien).

3)      Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa).

4)      Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam keperawatan

jiwa).

5)      Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan

jiwa).

6)      Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis dalam

keperawatan jiwa).

7)      Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya dalam

keperawatan jiwa).

8)      Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan dalam

keperawatan jiwa).

9)      Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika dalam

keperawatan jiwa).

Page 7: Makalah Kep

10)  Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses keperawatan :

dengan standar- standar perawatan).

11)  Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards (aktualisasi

peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar professional).

2.9            Hak-hak Pasien Jiwa

1)      Hak untuk dihormati sebagai manusia

2)      Hak memperoleh privacy

3)      Hak untuk mempunyai kesempatan yg sama dan warga negara lainnya dlm pelayanan kesehatan

pendapatan, pendidikan pekerjaan perumahan, transportasi dan hokum

4)      Hak untuk mendapatkan informasi, pendidikan dan training ttg G.jiwa, pengobatan perawatan

dan pelayanan yg tersedia

5)      Hak untuk bekerja atau berinteraksi dgn tenaga kesehatan, khususnya dlm pengambilan

keputusan sehubungan dgn tretment, perawatan dan rehabilitasi

6)      Hak untuk complain

7)      Hak untuk mendapatkan advocacy

8)      Hak untuk menghubungi teman dan saudara

9)      Hak mendapatkan pelayanan yg mempertimbangkan budaya, agama dan jenis kelamin

10)  Hak untuk hidup, bekerja dan berpartisipasi dlm masyarakat tanpa diskriminasi

2.10            Pelayanan Keperawatan Komprehensif

1)      Pencegahan Primer

Target pelayanannya yaitu anggota masayarakat yang belum mengalami gangguan sesuai

dengan kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut.

Aktivitas

a)      Program pendidikan kesehatan, program sosialisasi, manajmen stres dan persiapan menjadi

orang tua.

b)      Program dukungan sosial

c)      Program pencegahan penggunaan obat.

2)      Pencegahan Sekunder

Target pelayanannya yaitu anggota masyarakat yang beresiko atau memperlihatkan

tanda-tanda masalah psikososial atau gangguan jiwa.

Aktivitas

Page 8: Makalah Kep

a)      Menentukan kasus sedini mungkin

b)      Melakukan skrining dan langkah-langkah lanjut

c)      Follow up

3)      Pencegahan Tersier

Target pelayanannya yaitu masayarakat yang sudah mengalami gangguan jiwa pada tahap

pemulihan.

Aktivias

a)      Program dukungan sosial dan menggerakkan sumber-sumber di masyarakat

b)      Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri

c)      Program pencegahan stigma.

2.11            Konseptual Model Keperawatan Kesehatan Jiwa

Model View of behavioral deviation

Therapeutic process

Roles of a patient & therapist

Psychoanalytical(freud, Erickson)

Ego tidak mampu mengontrol ansietas, konflik tidak selesai

Asosiasi bebas & analisa mimpiTransferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu

Klien: mengungkapkan semua pikiran & mimpiTerapist : menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien

Interpersonal(Sullivan, peplau)

Ansietas timbul & dialami secara interpersonal, basic fear is fear of rejection

Build feeling securityTrusting relationship & interpersonal satisfaction

Patient: share anxietiesTherapist : use empathy & relationship

Social(caplan,szasz)

Social & environmental factors create stress, which cause anxiety

Environment manipulation & social support

Pasien: menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat

Page 9: Makalah Kep

&symptom Terapist: menggali system social klien

Existensial(Ellis, Rogers)

Individu gagal menemukan dan menerima diri sendiri

Experience in relationship, conducted in groupEncouraged to accept self & control behavior

Klien: berperan serta dalam pengalaman yang berarti untuk mempelajari diriTerapist: memperluas kesadaran diri klien

Supportive Therapy(Wermon,Rockland)

Faktor biopsikososial & respon maladaptive saat ini

Menguatkan respon koping adaptif

Klien: terlibat dalam identifikasi copingTerapist: hubungan yang hangta dan empatik

Medical(Meyer,Kreaplin)

Combination from physiological, genetic, environmental & social

Pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik & teknik interpersonal

Klien: menjalani prosedur diagnostic & terapi jangka panjangTerapist : Therapy, Repport effects,Diagnose illness, Therapeutic Approach

Berdasarkan konseptual model keperawatan diatas, maka dapat dikelompokkan ke dalam 6

model yaitu:

1)      Psycoanalytical (Freud, Erickson)

Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi pada seseorang apabila

ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting). Ketidakmampuan

seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma,

Page 10: Makalah Kep

agama(super ego/das uber ich), akan mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of

Behavioral).

Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik intrapsikis

terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa oral dimana anak tidak

mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya stimulus untuk belajar berkata- kata,

dilarang dengan kekerasan untuk memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan

sebagainya. Hal ini akan menyebabkan traumatic yang membekas pada masa dewasa.

Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa

mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya klien dibuat dalam keadaan

ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya pengalaman alam bawah sadarnya digali

dengamn pertanyaan-pertanyaan untuk menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal

dengan metode hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.

Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya,

sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.

Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian mengenai

keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu misalnya

( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi, diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh

dengan kekerasan, diperkosa pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi

terapeutik setelah terjalin trust (saling percaya).

2)      Interpersonal ( Sullivan, peplau)

Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya ancaman.

Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas timbul dan alami seseorang

akibat adanya konflik saat berhubungan dengan orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini

perasaan takut seseorang didasari adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang

sekitarnya.

Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya membangun

rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal Satisfaction (menjalin hubungan

yang saling percaya) dan membina kepuasan dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien

merasa berharga dan dihormati.

Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan sharing

mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan oleh klien saat berhubungan

Page 11: Makalah Kep

dengan orang lain), therapist use empathy and relationship ( perawat berupaya bersikap empati

dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal

yang mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.

3)      Social ( Caplan, Szasz)

Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau penyimpangan

perilaku apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan yang akan memicu munculnya

stress pada seseorang ( social and environmental factors create stress, which cause anxiety and

symptom).

Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah environment

manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan dan adanya dukungan

sosial)

Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus

menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat melibatkan teman

sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan therapist berupaya : menggali system sosial

klien seperti suasana dirumah, di kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.

4)      Existensial ( Ellis, Rogers)

Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi bila

individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak memiliki kebanggan

akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami gangguan dalam Bodi-image-nya

Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar berpengalaman

bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain yang dianggap sukses atau dapat

dianggap sebagai panutan(experience in relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara

introspeksi (self assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in

group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau feedback

tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and control behavior).

Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam

memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan mendapatkan feed back

dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas

kesadaran diri klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.

5)      Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)

Page 12: Makalah Kep

Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan respo

maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering sakit maag, migraine,

batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak keluhan seperti : mudah cemas, kurang

percaya diri, perasaan bersalah, ragu-ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti :

susah bergaul, menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan,

dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan jiwa. Fenomena

tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi pada masalah-masalah yang muncul

saat ini dan tidak ada kaitannya dengan masa lalu.

Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif, individu diupayakan

mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang

dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya.

Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang dimiliki

dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat dan empatik

dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang adaptif.

6)      Medica ( Meyer, Kraeplin)

Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang kompleks

meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga focus penatalaksanaannya

harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi somatic, farmakologik dan teknik

interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan

prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi,

laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis pendekatan terapi

yang digunakan.

2.12            Peran Perawat Kesehatan Jiwa

1)      Pengkajian yg mempertimbangkan budaya

2)      Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan

3)      Berperan serta dlm pengelolaan kasus

4)      Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit mental -

penyuluhan dan konseling

5)      Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien,

keluarga staf dan pembuat kebijakan

6)      Memberikan pedoman pelayanan kesehatan.

Page 13: Makalah Kep

BAB III

PENUTUP

3.1            Kesimpulan

Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup,

dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri

sendiri dan orang lain.

Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan pada otak

tapi tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stress diduga sebagai pencetus dari

gangguan jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari berkembangnya mental illness pd diri

seseorang.

Prinsip Keperawatan Jiwa

1)      Manusia

2)      Lingkungan

3)      Kesehatan

4)      Keperawatan

Kesehatan jiwa meliputi :

1)      Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri

2)      Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain

3)      Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.

Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara langsung dan

asuhan keperawatan secara tiak langsung. Fungsi ini dapat icapai dengan aktifitas perawat

kesehatan jiwa yang membantu upaya penanggulangan maslah kesehatan jiwa.

3.2            Saran

Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya dalam penanganan

masalah kesehatan jiwa dengan memahami masalah kesehatan jiwa yang ada serta upaya

penanganannya dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta:

EGC.

Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC.

Page 14: Makalah Kep

Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama. 

1.1 PENGERTIAN

Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain. : Kesehatan jiwa meliputi · Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri · Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain · Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.

Beberapa pengertian manusia:

Individu yang holistik: terdiri dari jasmani dan ‘rohani’. Terdiri dari komponen jasmani, akal, jiwa dan qalbu (ruh) Struktur jiwa manusia terdiri dari id (insting-prinsip kepuasan), ego

(kesadaran realitas-prinsip realitas), super ego/ moralitas-prinsip moralitas (Teori Freud)

________________________________________________________________

1.2 KRITERIA SEHAT MENTAL MENURUT YAHODA

Tumbuh, berkembang dan aktualisasi Integrasi : Masa lalu dan sekarang Otonomi dalam pengambilan kupusan Persepsi sesuai kenyataan Menguasai lingkungan : mampu beradaptasi

___________________________________________________________

1.3 RENTANG SEHAT JIWA

Page 15: Makalah Kep

1. Dinamis bukan titik statis

2. Rentang dimulai dari sehat optimal – mati

3. Ada tahap-tahap

4. Adanya variasi tiap individu

5. Menggambarkan kemampuan adaptasi

6. Berfungsi secara efektif : sehat

_____________________________________________________

1.4 PENGERTIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

a. Menurut American Nurses Associations (ANA)

Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu

tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik dalam

meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan mental klien dan kesehatan mental

masyarakat dimana klien berada (American Nurses Associations).

b. Menurut WHO Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yg adalah perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg bersangkutan.

c. Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966 Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain.

Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psiko-sosial yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial, dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa ( komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan jiwa ) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan, mencegah, mempertahankan dan

Page 16: Makalah Kep

memulihkan masalah kesehatan jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas ).

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat berfungsi utuh sebagai manusia.

Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan.

Manusia

Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak, berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan. Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting. Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri. Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubah dan keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan. Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku tersebut meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.

Lingkungan

Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dari dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok, komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi. Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan perubahan diri individu.

Kesehatan

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu, setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama melalui perawatan yang adekuat.

Keperawatan

Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik.

Metodologi dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat

Page 17: Makalah Kep

untuk mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Pemberian asuhan keperawatan merupakan proses terapeutik yang melibatkan hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal ( Carpenito, 1989 dikutip oleh Keliat,1991).

Perawat memerlukan metode ilmiah dalam melakukan proses terapeutik tersebut, yaitu proses keperawatan. Penggunaan proses keperawatan membantu perawat dalam melakukan praktik keperawatan, menyelesaikan masalah keperawatan klien, atau memenuhi kebutuhan klien secara ilmiah, logis, sistematis, dan terorganisasi. Pada dasarnya, proses keperawatan merupakan salah satu teknik penyelesaian masalah (Problem solving). Proses keperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan masalah klien sehingga mutu pelayanan keperawatan menjadi optimal. Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien. Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika keadaan klien klien berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien. Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.

Manfaat Proses Keperawatan Bagi Perawat.

a. Peningkatan otonomi, percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.

b. Tersedia pola pikir/ kerja yang logis, ilmiah, sistematis, dan terorganisasi.

c. Pendokumentasian dalam proses keperawatan memperlihatkan bahwa perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat.

d. Peningkatan kepuasan kerja.

e. Sarana/wahana desimasi IPTEK keperawatan.

Page 18: Makalah Kep

f. Pengembangan karier, melalui pola pikir penelitian.

Bagi Klien

a. Asuhan yang diterima bermutu dan dipertanggungjawabkan secara ilmiah. b. Partisipasi meningkat dalam menuju perawatan mandiri (independen care). c. Terhindar dari malpraktik.

Keperawatan Jiwa merupakan suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Praktik keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu-ilmu psikososial, biofisik, teori-teori kepribadian dan perilaku manusia untuk menurunkan suatu kerangka kerja teoritik yang menjadi landasan praktik keperawatan. Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang memfasilitasi secara optimal dan selaras dengan orang lain, sehingga tercapai kemampuan menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan, keharmonisan fungsi jiwa, yaitu sanggup menghadapi problem yang biasa terjadi dan merasa bahagia. Sehat secara utuh mencakup aspek fisik, mental, sosial, dan pribadi yang dapat dijelaskan sebagi berikut.Kesehatan fisik, yaitu proses fungsi fisik dan fungsi fisiologis, kepadanan, dan efisiensinya. Indikator sehat fisik yang paling minimal adalah tidak ada disfungsi, dengan indikator lain (mis. tekanan darah, kadar kolesterol, denyut nadi dan jantung, dan kadar karbon monoksida) biasa digunakan untuk menilai berbagai derajat kesehatan.Kesehatan mental/psikologis/jiwa, yaitu secara primer tentang perasaan sejahtera secara subjektif, suatu penilaian diri tentang perasaan seseorang, mencakup area seperti konsep diri tentang kemampuan seseorang, kebugaran dan energi, perasaan sejahtera, dan kemampuan pengendalian diri internal, indikator mengenai keadaan sehat mental/psikologis/jiwa yang minimal adalah tidak merasa tertekan/ depresi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kesehatan jiwa adalah bagian integral dari kesehatan dan merupakan kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, dan sosial individu secara optimal, dan selaras dengan perkembangan dengan orang lain.

Kesehatan sosial, yaitu aktivitas sosial seseorang. Kemampuan seseorang untuk menyelesaikan tugas, berperan, dan belajar berbagai keterampilan untuk berfungsi secara adaptif di dalam masyarakat. Indikator mengenai status sehat sosial yang minimal adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas dan keterampilan dasar yang sesuai dengan peran seseorang. Kesehatan pribadi adalah suatu keadaan yang melampaui berfungsinya secara

Page 19: Makalah Kep

efektif dan adekuat dari ketiga aspek tersebut di atas, menekankan pada kemungkinan kemampuan, sumber daya, bakat dan talenta internal seseorang, yang mungkin tidak dapat/ akan ditampilkan dalam suasana kehidupan sehari-hari yang biasa. Menurut pedoman asuhan keperawatan jiwa rumah sakit umum atau pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) sehat pribadi berarti bahwa di dalam diri seseorang terdapat potensi dan kemampuan untuk memenuhi dan menyelesaikan dimensi lain dari dirinya, hal yang tidak bersifat instrumental, dan yang memungkinkan perkembangan optimal seseorang. Indikator minimal dari kesehatan pribadi adalah ada minat yang nyata terhadap aktivitas dan pengalaman yang memungkinkan seseorang untuk menembus keadaan “status quo”. Psikiatri dan kesehatan jiwa Indonesia menggunakan pendekatan elektik-holistik yang melihat manusia dan perilakunya baik dalam keadaan sehat maupun sakit, sebagai kesatuan yang utuh dari unsur-unsur organo-biologis (bio-sistem), psiko edukatif/ psikodinamik (psiko-sistem), dan sosio-kultural (sosio-sistem). Pendekatan ini berarti bahwa kita harus dapat melihat kondisi manusia dan perilakunya, baik dalam kondisi sehat maupun sakit, secara terinci “detail” dalam ketiga aspek tersebut di atas (ekletik), tetapi menyadari bahwa ketiga aspek tersebut saling berkaitan dan merupakan satu kesatuan yang utuh sebagai satu sistem (holistik).

Jadi jelas dengan pendekatan ini kita memperhatikan faktor psikologis dan sosial atau psikososial di samping faktor biologis di dalam melaksanakan upaya kesehatan.

Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan yang unik karena masalah kesehaan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung, saperti pada masalah kesehatan fisik yang memperlihatkan bermacam gejala dan disebabkan berbagai hal. Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul gejala yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi. Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan masalah sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Klien mungkin menghindar atau menolak berperan serta dan perawat mungkin cenderung membiarkan, khususnya terhadap klien yang tidak menimbulkan keributan dan tidak membahayakan.

Hal itu harus dihindari karena :

Belajar menyelesaikan masalah akan lebih efektif jika klien ikut berperan serta.

Page 20: Makalah Kep

Dengan menyertakan klien maka pemulihan kemampuan klien dalam mengendalikan kehidupannya lebih mungkin tercapai.

Dengan berperan serta maka klien belajar bertanggung jawab terhadap pelakunya.

Peran dan Fungsi Perawat Jiwa Defenisi dan Uraian Keperawatan Jiwa

Keperawatan jiwa adalah proses interpersonal yang berupaya meningkatkan dan mempertahankan perilaku pasien yang berperan pada fungsi yang terintegrasi. Sistem pasien atau klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok, organisasi atau komunitas. ANA mendefiniskan keperawatan kesehatan jiwa sebagai Suatu bidang spesialisasi praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan pengunaan diri yang bermanfaat sebagai kiatnya. Praktik kontemporer keperawatan jiwa terjadi dalam konteks sosial dan lingkungan. Peran keperawatan jiwa profesional berkembang secara kompleks dari elemen historis aslinya. Peran tersebut kini mencakup dimensi kompetensi klinis, advokasi pasien-keluarga, tanggung jawab fiskal, kolaborasi antardisiplin, akuntabilitas sosial, dan parameter legal-etik. Center for Mental Health Services secara resmi mengakui keperawatan kesehatan jiwa sebagai salah satu dari lima inti disiplin kesehatan jiwa. Perawat jiwa menggunakan pengetahuan dari ilmu psikososial, biofisik,, teori kepribadian, dan perilaku manusia untuk mendapatkan suatu kerangka berpikir teoritis yang mendasari praktik keperawatan.

Berikut ini adalah dua tingkat praktik keperawatan klinis kesehatan jiwa yang telah diidentifikasi. 1. Psychiatric-mental health registered nurse (RN) adalah perawat terdaftar berlisensi yang menunjukkan keterampilan klinis dalam keperawatan kesehatan jiwa melebihi keterampilan perawat baru di lapangan. Sertifikasi adalah proses formal untuk mengakui bidang keahlian klinis perawat.

2. Advanced practice registered nurse ini psychiatric-mental health (APRN-PMH) adalah perawat terdaftar berlisensi yang minimal berpendidikan tingkat master, memiliki pengetahuan mendalam tentang teori keperawatan jiwa, membimbing praktik klinis, dan memiliki kompetensi keterampilan keperawatan jiwa lanjutan. Perawat kesehatan jiwa pada praktik lanjutan dipersiapkan untuk memiliki gelar master dan doktor dalam bidang keperawatan atau bidang lain yang berhubungan.

3. Rentang Asuhan Tatanan Tradisional Untuk perawat jiwa meliputi fasilitas psikiatri, pusat kesehatan jiwa masyarakat, unit psikitari di rumah sakit umum, fasilitas residential, dan praktik pribadi. Namun,

Page 21: Makalah Kep

dengan adanya reformasi perawatan kesehatan, timbul suatu tatanan alternatif sepanjang rentang asuhan bagi perawat jiwa.

Banyak rumah sakit secara spesifik berubah bentuk menjadi sistem klinis terintegrasi yang memberikan asuhan rawat inap, hospitalisasi parsial atau terapi harian, perawatan residetial, perawatan di rumah, dan asuhan rawat jalan. Tatanan terapi di komunitas saat ini berkembang menjadi foster care atau group home, hospice, lembaga kesehatan rumah, asosiasi perawat kunjungan, unit kedaruratan, shelter, nursing home, klinik perawatan utama, sekolah, penjara, industri, fasilitas managed care, dan organisasi pemeliharaan kesehatan.

Tiga domain praktik keperawatan jiwa kontemporer meliputi : (1) Aktivitas asuhan langsung (2) Aktivitas komunikasi (3) Aktivitas penatalaksanaan

Fungsi penyuluhan, koordinasi, delegasi, dan kolaborasi pada peran perawat ditunjukkan dalam domain praktik yang tumpang tindih ini.Berbagai aktivitas perawat jiwa dalam tiap-tiap domain dijelaskan lebih lanjut. Aktivitas tersebut tetap mencerminkan sifat dan lingkup terbaru dari asuhan yang kompeten oleh perawat jiwa walaupun tidak semua perawat berperan serta pada semua aktivitas.

Selain itu, perawat jiwa mampu melakukan hal-hal berikut ini:

1. Membuat pengkajian kesehatan biopsikososial yang peka terhadap budaya.2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan untuk pasien dan keluarga yang

mengalami masalah kesehatan kompleks dan kondisi yang dapat menimbulkan sakit.3. Berperan serta dalam aktivitas manajemen kasus, seperti mengorganisasi, mengakses,

menegosiasi, mengordinasi, dan mengintegrasikan pelayanan perbaikan bagi individu dan keluarga.

4. Memberikan pedoman perawatan kesehatan kepada individu, keluarga,dan kelompok untuk menggunakan sumber kesehatan jiwa yang tersedia di komunitas termasuk pemberian perawatan, lembaga,teknologi,dan sistem sosial yang paling tepat.

5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan jiwa serta mengatasi pengaruh gangguan jiwa melalui penyuluhan dan konseling.

6. Memberikan asuhan kepada pasien penyakit fisik yang mengalami masalah psiokologis dan pasien gangguan jiwa yang mengalami masalah fisik.

7. Mengelola dan mengordinasi sistem asuhan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga,staf, dan pembuat kebijakan.

____________________________________________________________________________

1. 5 PRINSIP-PRINSIP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Page 22: Makalah Kep

Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran dan fungsi keperawatan jiwa : yang kompeten).

Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien). Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model keperawatan jiwa). Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan adaptasi dalam keperawatan

jiwa). Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan

jiwa). Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan psikologis dalam

keperawatan jiwa). Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan sosial budaya dalam

keperawatan jiwa). Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan lingkungan dalam

keperawatan jiwa). Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan legal etika dalam

keperawatan jiwa). Implementing the nursing process : standards of care (penatalaksanaan proses keperawatan :

dengan standar- standar perawatan). Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional Performance Standards (aktualisasi peran

keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar professional).

__________________________________________________________________________________

1.6 PERKEMBANGAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Menangani klien yang memiliki masalah sikap, perasaan dan konflik

Pencegahan primer

Penanganan multidisiplin

Page 23: Makalah Kep

Spesialisasi keperawatan jiwa

DULU :

Pasien Gangguan Jiwa dianggap sampah, memalukan dipasung

SEKARANG :

- Meningkatkan Iptek

- Pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa meningkat

- Perlu pemahaman tentang human right

- Penting meningkatkan mutu pelayanan dan perlindungan konsumen.

______________________________________________________________________

1.7 KONSEPTUAL MODEL KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Tabel 1

Page 24: Makalah Kep

Model View

of

beha

vioral

devia

tion

Thera

peutic

proces

s

Role

s of a

patie

nt &

thera

pist

Psychoanaly

tical

(freud,

Erickson)

Ego tidak

mampu

mengo

ntrol

ansietas

,

konflik

tidak

selesai

Asosiasi

bebas &

analisa

mimpi

Transferen

untuk

memper

baiki

traumat

ic masa

lalu

Klien:

meng

ungka

pkan

semua

pikira

n &

mimpi

Terapist

:

mengi

nterpr

etasi

pikira

n dan

mimpi

pasien

Interpersona

l

(Sullivan,

peplau)

Ansietas

timbul

&

dialami

secara

interper

sonal,

basic

fear is

fear of

rejectio

Build

feeling

security

Trusting

relation

ship &

interper

sonal

satisfact

ion

Patient:

share

anxiet

ies

Therapis

t : use

empat

hy &

relatio

nship

Page 25: Makalah Kep

n

Social

(caplan,sz

asz)

Social &

environ

mental

factors

create

stress,

which

cause

anxiety

&symp

tom

Environme

nt

manipul

ation &

social

support

Pasien:

meny

ampai

kan

masal

ah

meng

gunak

an

sumbe

r yang

ada di

masya

rakat

Terapist:

meng

gali

syste

m

social

klien

Existensial

(Ellis,

Rogers)

Individu

gagal

menem

ukan

dan

meneri

ma diri

sendiri

Experience

in

relation

ship,

conduct

ed in

group

Encourage

d to

accept

self &

control

behavio

r

Klien:

berper

an

serta

dalam

penga

laman

yang

berarti

untuk

memp

elajari

diri

Terapist:

memp

Page 26: Makalah Kep

erluas

kesad

aran

diri

klien

Supportive

Therapy

(Wermon,

Rockland)

Faktor

biopsi

kososi

al &

respon

malada

ptive

saat ini

Menguatka

n

respon

koping

adaptif

Klien:

terlib

at

dala

m

identi

fikasi

copin

g

Terapist:

hubu

ngan

yang

hangt

a dan

empa

tik

Medical

(Meyer,Kr

eaplin)

Combinat

ion

from

physio

logical

,

genetic

,

enviro

nment

al &

social

Pemeriksaa

n

diagnos

tic,

terapi

somatic

,

farmak

ologik

&

teknik

interper

sonal

Klien:

menj

alani

prose

dur

diagn

ostic

&

terapi

jangk

a

panja

ng

Terapist

Page 27: Makalah Kep

:

Thera

py,

Repp

ort

effect

s,Dia

gnose

illnes

s,

Thera

peuti

c

Appr

oach

Berdasarkan konseptual model keperawatan diatas, maka dapat dikelompokkan ke

dalam 6 model yaitu:

1. Psycoanalytical (Freud, Erickson)

Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapt terjadi pada seseorang apabila

ego(akal) tidak berfungsi dalam mengontrol id (kehendak nafsu atau insting).

Ketidakmampuan seseorang dalam menggunakan akalnya (ego) untuk

mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama(super ego/das uber ich), akan

mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation of Behavioral).

Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik

intrapsikis terutama pada masa anak-anak. Misalnya ketidakpuasan pada masa

oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak adanya

stimulus untuk belajar berkata- kata, dilarang dengan kekerasan untuk

memasukkan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya. Hal ini akan

menyebabkan traumatic yang membekas pada masa dewasa.

Page 28: Makalah Kep

Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas

dan analisa mimpi, transferen untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Misalnya

klien dibuat dalam keadaan ngantuk yang sangat. Dalam keadaan tidak berdaya

pengalaman alam bawah sadarnya digali dengamn pertanyaan-pertanyaan

untuk menggali traumatic masa lalu. Hal ini lebih dikenal dengan metode

hypnotic yang memerlukan keahlian dan latihan yang khusus.

Dengan cara demikian, klien akan mengungkapkan semua pikiran dan

mimpinya, sedangkan therapist berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan

mimpi pasien.

Peran perawat adalah berupaya melakukan assessment atau pengkajian

mengenai keadaan-keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna

pada masa lalu misalnya ( pernah disiksa orang tua, pernah disodomi,

diperlakukan secar kasar, diterlantarkan, diasuh dengan kekerasan, diperkosa

pada masa anak), dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik

setelah terjalin trust (saling percaya).

2. Interpersonal ( Sullivan, peplau)

Menurut konsep model ini, kelainan jiwa seseorang bias muncul akibat adanya

ancaman. Ancaman tersebut menimbulkan kecemasan (Anxiety). Ansietas

timbul dan alami seseorang akibat adanya konflik saat berhubungan dengan

orang lain (interpersonal). Menurut konsep ini perasaan takut seseorang didasari

adnya ketakutan ditolak atau tidak diterima oleh orang sekitarnya.

Proses terapi menurut konsep ini adalh Build Feeling Security (berupaya

membangun rasa aman pada klien), Trusting Relationship and interpersonal

Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya) dan membina kepuasan

dalam bergaul dengan orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.

Peran perawat dalam terapi adalah share anxieties (berupaya melakukan

sharing mengenai apa-apa yang dirasakan klien, apa yang biasa dicemaskan

Page 29: Makalah Kep

oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use empathy and

relationship ( perawat berupaya bersikap empati dan turut merasakan apa-apa

yang dirasakan oleh klien). Perawat memberiakan respon verbal yang

mendorong rasa aman klien dalam berhubungan dengan orang lain.

3. Social ( Caplan, Szasz)

Menurut konsep ini seseorang akan mengalami gangguan jiwa atau

penyimpangan perilaku apabila banyaknya factor social dan factor lingkungan

yang akan memicu munculnya stress pada seseorang ( social and environmental

factors create stress, which cause anxiety and symptom).

Prinsip proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah

environment manipulation and social support ( pentingnya modifikasi lingkungan

dan adanya dukungan sosial)

Peran perawat dalam memberikan terapi menurut model ini adalah pasien harus

menyampaikan masalah menggunakan sumber yang ada di masyarakat

melibatkan teman sejawat, atasan, keluarga atau suami-istri. Sedangkan

therapist berupaya : menggali system sosial klien seperti suasana dirumah, di

kantor, di sekolah, di masyarakat atau tempat kerja.

4. Existensial ( Ellis, Rogers)

Menurut teori model ekistensial gangguan perilaku atau gangguan jiwa terjadi

bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya. Individu tidak

memiliki kebanggan akan dirinya. Membenci diri sendiri dan mengalami

gangguan dalam Bodi-image-nya

Prinsip dalam proses terapinya adalah : mengupayakan individu agar

berpengalaman bergaul dengan orang lain, memahami riwayat hidup orang lain

yang dianggap sukses atau dapat dianggap sebagai panutan(experience in

Page 30: Makalah Kep

relationship), memperluas kesadaran diri dengan cara introspeksi (self

assessment), bergaul dengan kelompok sosial dan kemanusiaan (conducted in

group), mendorong untuk menerima jatidirinya sendiri dan menerima kritik atau

feedback tentang perilakunya dari orang lain (encouraged to accept self and

control behavior).

Prinsip keperawatannya adalah : klien dianjurkan untuk berperan serta dalam

memperoleh pengalaman yang berarti untuk memperlajari dirinya dan

mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi aktivitas

kelompok. Terapist berupaya untuk memperluas kesadaran diri klien melalui

feed back, kritik, saran atau reward & punishment.

5. Supportive Therapy ( Wermon, Rockland)

Penyebab gangguan jiwa dalam konsep ini adalah: factor biopsikososial dan

respo maladaptive saat ini. Aspek biologisnya menjadi masalah seperti: sering

sakit maag, migraine, batuk-batuk. Aspek psikologisnya mengalami banyak

keluhan seperti : mudah cemas, kurang percaya diri, perasaan bersalah, ragu-

ragu, pemarah. Aspek sosialnya memiliki masalah seperti : susah bergaul,

menarik diri,tidak disukai, bermusuhan, tidak mampu mendapatkan pekerjaan,

dan sebagainya. Semua hal tersebut terakumulasi menjadi penyebab gangguan

jiwa. Fenomena tersebut muncul akibat ketidakmamupan dalam beradaptasi

pada masalah-masalah yang muncul saat ini dan tidak ada kaitannya dengan

masa lalu.

Prinsip proses terapinya adalah menguatkan respon copinh adaptif, individu

diupayakan mengenal telebih dahulu kekuatan-kekuatan apa yang ada pada

dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternative pemecahan masalahnya.

Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping yang

dimiliki dan yang biasa digunakan klien. Terapist berupaya menjalin hubungan

yang hangat dan empatik dengan klien untuk menyiapkan coping klien yang

adaptif.

Page 31: Makalah Kep

6. Medica ( Meyer, Kraeplin)

Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifactor yang

kompleks meliputi: aspek fisik, genetic, lingkungan dan factor sosial. Sehingga

focus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostic, terapi

somatic, farmakologik dan teknik interpersonal. Perawat berperan dalam

berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostic dan

terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan

mengenai dampak terapi, menentukan diagnose, dan menentukan jenis

pendekatan terapi yang digunakan.

_________________________________________________________________

1.8 PERAN PERAWAT KESEHATAN JIWA

Pengkajian yg mempertimbangkan budaya

Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan

Berperan serta dlm pengelolaan kasus Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental,

mengatasi pengaruh penyakit mental - penyuluhan dan konseling

Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan

Memberikan pedoman pelayana kesehatan

___________________________________________

1.9 ASUHAN YANG KOMPETEN BAGI PERAWAT JIWA ( COMPETENT OF CARING )

Page 32: Makalah Kep

Pengkajian biopsikososial yang peka terhadap budaya. Merancang dan implementasi rencana tindakan untuk klien dan keluarga. Peran serta dalam pengelolaan kasus: mengorganisasikan, mengkaji, negosiasi, koordinasi

pelayanan bagi individu dan keluarga. Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga, kelompok, untuk menggunakan

sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental, termasuk pelayanan terkait, teknologi dan sistem sosial yang paling tepat.

Meningkatkan dan memelihara kesehatanmental serta mengatasi pengaruh penyakit mental melalui penyuluhan dan konseling.

Memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan penyakit jiwa dengan masalah fisik.

Mengelola dan mengkoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan klien, keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.

Daftar Pustaka Keliat, Budi Anna;Panjaitan;Helena. 2005. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Ed.2. Jakarta: EGC. Stuart, Gail W.2007.Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC. Suliswati, 2005. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC Yosep,Iyus.2007. Keperawatan Jiwa. Jakarta: PT. Refika Aditama.

KEPERAWATAN JIWA

Konsep Dasar Keperawatan Jiwa

1.      Sejarah Keperawatan Jiwa

Zaman dahulu ada suatu keyakinan bahwa setiap penyakit menunjukkan ketidak senangan

dewa dan merupakan hukuman atas  dosa dan perbuatan yang salah. Penderita gangguan jiwa

dipandang baik atau jahat sesuai dengan perilakunya. Individu yang baik disembah dan dipuja,

sedangkan individu yang jahat diasingkan, dihukum dan kadang kala dibakar ditiang

pembakaran.

Page 33: Makalah Kep

Setelah itu Aristoteles(382-322 SM) mencoba menghubungkan gangguan jiwa dengan

gangguan fisik dan mengembangkan teorinya bahwa emosi dikendalikan oleh jumlah darah,air ,

empedu kuning dan hitam dalam tubuh. Keempat zat tersebut berhubungan dengan emosi

gembira,tenang,marah dan sedih. Ketidakseimbangan cairan tersebut diyakini dapat

menyebabkan gangguan jiwa sehingga terapi dinyatakan sebagai rumah sakit untuk penderita

gangguan jiwa,yang merupakan rumah sakit pertama jenis ini. Pada tahun 1775 pengunjung di

institusi tersebut dibebankan biaya untuk dapat melihat dan mengejek penghuninya, yang

dipandang sebagai hewan ,mahklik yang lebih rendah dari manusia (Mc.Millan,1997). Selama

periode yang sama dikoloni-koloni amerika serikat ,periode berikunya penderita gangguan jiwa

dianggap jahat atau kerasukan setan dan dihukum. Tindakan memfitnah dilakukan dan individu

yang bersalah dibakar ditiang pembakaran.

Periode pencerahan dan pendirian istitusi jiwa

Pada tahun 1970-an , periode pencerahan mulai memperhatikan gangguan jiwa . pendirian

asil (rumah sakit jiwa) dilakukan oleh Philippe Pinel di Prancis dan Wiliem Tukes di Inggris.

Konsep asil sebagai tempat perlindungan yang aman atau tempat yang memberiakan

perlindungan dibuat oleh dua pria ini di institusi tempat individu dicambuk, dipukul dan

dibiarkan lapar hanya karena mereka mengalami gangguan jiwa (Gollaher,1995). Gerakan ini

mulai melakukan terapi moral pada penderita jiwa. Di Amerika Serikat Dorothea Dix (1802-

1887) mulai melakukan gerakan reformasi terpi gangguan jiwa setelah berkunjung ke institusi

Tukes di Inggris. Ia membantu dalam membuka 32 rumah sakit pemerintah yang menawarkan

asil kepada para penderita. Dix yakin bahwa masyarakat memiliki kewajiban terhadap gangguan

jiwa dan memberikan pemukiman yang layak , makanan bergizi dan pakaian yang nyaman.

Page 34: Makalah Kep

Sigmund Freud dan terapi gangguan jiwa

Periode studi dan terapi ilmiah gangguan jiwa dimulai oleh Sigmund Freud (1856-1939) bersama

yang lain seperti Emil Kraepelin (1856-1939), study psikiatri diagnosis dan terapi gangguan jiwa

dimulai dengan sungguh-sungguh. Kraepelin mulai mengklasifikasikan gangguan jiwa sesuai

dengan gejala dan Bleuler menggunakan istilah “skizofrenia”. Freud menantang masyrakat

manusia untuk memandang manusia secara obyektif dan mempelajari fikiran , gangguan fikiran

dan terapi seperti yang tidak pernah dilakukan sebelumnya. Banyak ahli teori mengikuti apa

yang dilakukan Freud.

Gangguan jiwa pada abad ke 21

Departement of Health and Human Services (1999), memperkirakan 51 juta penduduka Amerika

dapat didiagnosis mengalami gangguan jiwa. Dari jumlah tersebut 6,5 jutamengalami disability

akibat gangguan jiwa yang berat dan 4 juta jiwa diantaranya adalah anak-anak dan remaja. Pada

tahun 1993, Access to Community Care and Efective Services and Support (ACCESS) dibentuk

dan didanai oleh pemerintah federal untuk mulaimmemenuhi kebutuhan penderita gangguan jiwa

yang juga tunawisma , baik secara purnamaupun paruh waktu. Tujuan ACCESS ialah

meningkatkan akses ke pelayanan komprehensif melalui rangkaian perawatan , mengurangi

duplikasi dan biaya pelayanan dan meningkatkan efisiensi pelayanan (Radolph et al,1997).

Program seperti ini memberi pelayana kepada individu yang tidak akan mendapatkan pelayanan

jika keadaan yang terjadi sebaliknya.

Falsafah keperawatan jiwa

Page 35: Makalah Kep

     Individu memiliki harkat dan martabat sehingga masing-masing individu perlu dihargai.

Tujuan individu meliputi tumbuh,sehat,otonomi dan aktualisasi diri. Masing-masing individu

tersebut berpotensi untuk berubah, karena kita tahu bahwa manusia adalah mahkluk holistik yang

mempunyai kebutuhan dasar yang sama. Semua individu perilakunya bermakna, perilaku

individu tersebut meliputi : persepsi,pikiran,perasaan dan tindakan.

2.      Pengertian keperawatan jiwa

Keperawatan jiwa merupakan proses interpersonal yang berupaya untuk meningkatkan dan

mempertahankan fungsi yang terintegrasi. Keperawatan jiwa merupakan bidang spesialisasi

praktik keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan penggunaan

diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya (ANA).

Menurut Dorothy , Cecilia : keperawatan kesehatan jiwa merupakan “proses dimana perawat

membantu individu atau kelompok dalam mengembangkan konsep diri yang positif ,

meningkatkan pola hubungan antar pribadi yang lebih harmonis serta agar lebih berproduktif di

masyarakat.”

Menurut Stuart Sundeen : keperawatan mental adalah “ proses interpersonal dalam

meningkatkan dan mempertahankan perilaku yang berpengaruh pada fungsi integrasi. Pasien

tersebut bisa individu, keluarga,kelompok,organisasi atu masyarakat. Tiga area praktik

keperawatan mental yaitu perawatan langsung , komunikasi , management.”

    Menurut WHO, kesehatan jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak terjadi ganguan jiwa,

melainkan mengandung berbagai karakteristik yang bersifat positif yang menggambarkan

Page 36: Makalah Kep

keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang

bersangkutan. Menurut UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1996, kesehatan jiwa merupakan

kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional secara optimal dari

seseorang dan perkembangan ini selaras dengan orang lain. Sedangkan menurut Yahoda,

kesehatan jiwa adalah keadaan yg dinamis yang mengandung pengertian positif, yang dapat

dilihat dari adanya kenormalan tingkah laku, keutuhan kepribadian, pengenalan yang benar dari

realitas dan bukan hanya merupakan keadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan

kelainan jiwa.

3.      Model-model Praktek Keperawatan Jiwa

A.    Model Psikoanalisa

1.      Konsep

Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa

penyimpangan perilaku pada usia dewasa berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap

fase perkembangan mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala yang nampak

merupakan simbul dari konflik.

2.      Proses terapi

a.       Memakan waktu yang lama

b.      Menggunakan tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi” menginterpretasikan perilaku,

mengguakan transferens untuk memperbaiki masa lalu ,mengidentifikasi area masalah.

3.      Peran pasien dan terapis

a.       Pasien : mengungkapkan semua pikiran dan mimpi

Page 37: Makalah Kep

b.      Terapis : mengupayakan perkembangan transferens menginterpretasikan pikiran dan mimpi

pasien dalam kaitannya dengan konflik.

B.     Model Interpersonal

1.      Konsep

Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai tambahan Peplau mengembangkan

teori interpersonal keperawatan. Teori ini menyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan

interpersonal.

Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai dengan apa yang ada pada dirinya ,

maksudnya kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar

hubungan antar manusia yang mencakup proses intrepersonal perawat klien dan masalh

kecemasan yang terjadi akibat sakit.

Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :

a.      Orientasi

Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi proses pengumpulan data

b.      Identivikasi

Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan askep

c.       Eksplorasi

Perawat memberi gambaran kondisi klien

d.      Resolusi

Perawat memandirikan klien

2.      Proses terapi

Page 38: Makalah Kep

a.       Mengeksplorasi proses perkembangan

b.      mengoreksi pengalaman interpersonal

c.       reduksi 

d.      mengembangkan hubungan saling percaya

3.      peran pasien dengan terapis

a.       pasien : menceritakan ansietas dan perasaan

b.      terapis : menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan menggunakan empati dan

menggunakan hubungan sebagai suatu pengalaman interpersonal korektif.

C.    Model Social

1.      Konsep

Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa . teori ini mengemukakan

pandangan sosial terhadap perilaku bahwa faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang

menyebabkan ansietas yang menimbulkan gejala perilaku menyimpang.

2.      Proses terapi

a.       Pencegahan primer

b.      Manipulasi lingkungan

c.       Intervensi krisis

3.      Peran pasien dan terapis

a.       Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama dengan terapis untuk

menyelesaikan masalahnya

Page 39: Makalah Kep

b.      Terapis :

1.      Menggali sistem sosial pasien

2.      Membantu pasien menggali sumber yang tersedia

3.      Menciptakan sumber baru

D.    Model Eksistensi

1.      Konsep

Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika individu putus hubungan

dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan diri dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan

pada diri individu. Individu merasa putus asa ,sedih,sepi,kurang kesadaran diri yang mnecegah

partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang lain. Klien sudah kehilangan/tidak

mungkin menemukan nilai-nilai yang memberi arti pada eksistensinya.

2.       Proses terapi

a.       Rational emotive therapy

Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawabtrehadap perilakunya. Klien didorong menerima

dirinya sebagai mana adanya bukan karena apa yang dilakukan.

b.      Terapi logo

Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan , karena tanpa arti berarti

eksis. Tujuannya agara induvidu sadar akan tanggung jawabnya.

Page 40: Makalah Kep

c.       Terapi realitas

Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk mencapainya. Klien

didasarkan akan alternatif yang tersedia

3.      Peran pasien perawat

a.       Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan serta dalam suatu pengalaman

berarti untuk mempelajari tentang dirinya yang sebenarnya

b.      Terapis :

1.      Membantu pasien untuk mengenali diri

2.      Mengklarifikasi realita dari suatu situasi

3.      Mengenali pasien tentangperasaan tulus

4.      Memperluas kesadaran diri pasien

E.     Model Komunikasi

1.      Konsep

Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila pesan tidak dikomunikasikan

dengan jelas. Bahasa dapat digunakan merusak makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin

tidak selaras.

Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi , orientasi , kerja , terminasi.

2.      Proses terapi

a.       Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah

Page 41: Makalah Kep

b.      Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif

c.       Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif

d.      Melakukan analisa proses interaksi

3.      Peran pasien terapis

a.       Pasien : memperhatikan pola komunikasi , bermain peran,bekerja untuk mengklarifikasi

komunikasinya sendiri , memvalidasi peran dari oarang lain.

b.      Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan mengajarklan prinsip

komunikasi yang baik.

F.     Model Perilaku

1.      Konsep

Dikembanhkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini menyakini bahwa perubahan

perilaku akan merubah koognitif dan avektif.

2.      Proses terapi

a.       Desenlisasi / pengalihan

b.      Teknik relaksasi

c.       Asertif training

d.      Reforcemen/memberikan penghargaan

e.       Self regulation/mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,self observasi , self evaluasi ,

self reforcemen.

3.      Peran pasien dan terapis

a.       Pasien :

1.      Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah

Page 42: Makalah Kep

2.      Penggalakan latihan

b.      Terapis :

1.      Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku

2.      Membantu mengembangkan hirarki perilaku

3.      Menguatkan perilaku yang diinginkan

G.    Model Medikal

1.      Konsep

Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP. Dicurigai bahwa depresi dan

skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls neural serta gangguan sinap yaitu masalh biokimia .

faktor sosial dan lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus.

2.      Proses terapi

a.       Pengobatan : jangka panjang , jangka pendek

b.      Terapi suportif

c.       Insight oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor

3.      Peran pasien dan terapis

a.       Pasien : pasien mempraktekkan regimen terapi dan melaporkan efek terapi

b.      Terapis :

1.      Mengguanakan kombinasi terapi somatik dan interpersonal

2.      Menegakkan diagnosa penyakit PPDGJ

3.      Menentukan pendekatan terapeutis

Inti Model Medikal

Page 43: Makalah Kep

Medikal

Penyebab

 

Penyakit

Masalah kesehatan

Pengobatan

H.    Model Keperawatan

1.      Konsep

Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada respon individu terhadap masalah

kesehatan yang actual dan potensial denagan model pendekatan berdasarkan teori sistem , teori

perkembangan , teori interaksi , pendekatan holistik dan teori keperawatan. Fokus pada :

a.       Rentang sehat sakit

b.      Teori dasar keperawatan

c.       Tindakan keperawatan

d.      Hasil tindakan

2.      Proses terapi

a.       Proses keperawatan

b.      Terapi keperawatan : terapi modalitas

Page 44: Makalah Kep

3.      Peran pasien dan terapis

a.       Pasien : mengemukakan masalah

b.      Terapis : memfasilitasi dan membantu menyelesaikan

Inti Model Medikal 1

KEPERAWATAN

 

VULNERBILITI

(individu yang mudah mengalami gangguan)

RESIKO

 

RESPON MANUSIA

ASKEP

Page 45: Makalah Kep

KEPATUHAN MINUM OBAT (COMPLIANCE)

KEPATUHAN MINUM OBAT(COMPLIANCE)

DEFINISI KEPATUHANPerilaku pasien yang mentaati semua nasihat dan petunjuk yang dianjurkan oleh kalangan tenaga medis, seperti dokter dan apoteker. Segala sesuatu yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan pengobatan, salah satunya adalah kepatuhan minum obat. Hal ini merupakan syarat utama tercapainya keberhasilan pengobatan yang dilakukan.

DEFINISI CORCONDANCEAdalah suatu proses pengobatan, dimana pasien dan tenaga kesehatan menjadi mitra bersama dalam mencapai solusi terbaik untuk setiap masalah kesehatan yang dihadapi pasien. Pasien dan tenaga kesehatan membuat kesepakatan bersama tentang pengobatan dan perawatan masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien.

CARA MENINGKATKAN KEPATUHAN1.Memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan.2.Mengingatkan pasien untuk melakukan segala sesuatu yang harus dilakukan demi keberhasilan pengobatan melalui telepon atau alat komunikasi lain.3.Menunjukan kepada pasien kemasan obat yang sebenarnya atau dengan cara menunjukan obat aslinya.4.Memberikan keyakinan kepada pasien akan efektivitas obat dalam penyembuhan.5.Memberikan informasi resiko ketidakpatuhan.6.Memberikan layanan kefarmasian dengan observasi langsung, mengunjungi rumah pasien dan memberikan konsultasi kesehatan

Page 46: Makalah Kep

7.Menggunakan alat bantu kepatuhan seperti multikompartemen atau sejenisnya.8.Adanya dukungan dari pihak keluarga teman dan orang – orang disekitarnya untuk selalu mengingatkan pasien, agar teratur minum obat demi keberhasilan pengobatan.9.Apabila obat yang digunakan hanya dikonsumsi sehari satu kali, kemudian pemberian obat yang digunakan lebih dari satu kali dalam sehari mengakibatkan pasien sering lupa, akibatnya menyebabkan tidak teratur minum obat.

JENIS – JENIS KETIDAKPATUHAN (NON COMPLIANCE)Ketidakpatuhan yang disengaja( intentional non compliance )Ketidakpatuhan yang tidak disengaja(unintentional non compliance )

Ketidakpatuhan yang disengaja ( intentional non compliance )1.Keterbatasan biaya pengobatan2.Sikap apatis pasien3.Ketidakpercayaan pasien akan efektivitas obat

Ketidakpatuhan yang tidak disengaja (unintentional non compliance )1.Pasien lupa minum obat2.Ketidaktahuan akan petunjuk pengobatan3.Kesalahan dalam hal pembacaan etiket

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETIDAKPATUHAN PASIEN ( NON COMPLIANCE )Lima faktor yang perlu diperhatikan untuk menghindari ketidakpatuhan pasien adalah ;1.Penyakit pasien2.Individu pasien3.Sikap dokter4.Obat yang diberikan5.Lingkungan pengobatan

AKIBAT NON COMPLIANCEA.Bertambah parahnya penyakit atau penyakit cepat kambuh lagiB.Terjadi toksisitasC.Keracunan

PERAN APOTEKER DALAM KASUS NON COPLIANCEApoteker sebagai drug informerSumpah apoteker “ kesehatan pasien senantiasa akan saya utamakan “

CARA MENGETAHUI NON COMPLIANCE1.Melihat hasil terapi secara berkala2.Memonitor pasien kembali datang untuk membeli obat pada periode selanjutnya setelah obat itu habis3.Melihat jumlah sisa obat

Page 47: Makalah Kep

4.Langsung bertanya kepada pasien mengenai kepatuhannya terhadap pengobatan.

MENGUKUR TINGKAT KEPATUHAN1.Metoda pengukuran langsung ( pengukuran konsentrasi obat atau metabolitnya dalam darah atau urin )2.Metoda pengukuran tidak langsung meliputi wawancara dengan pasien, penilaian hasil pemeriksaan klinis.

KONSEP KEPATUHAN

A. PengertianKepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran klinis dari dokter yang mengobatinya (Kaplan dkk, 1997). Menurut Sacket dalam Niven (2000) kepatuhan adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional kesehatan.

B. Variabel Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan Beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut Suddart dan Brunner (2002) adalah: 1. Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio ekonomi dan pendidikan.2. Variabel penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya gejala akibat terapi.3. Variabel program terapeutik seperti kompleksitas program dan efek samping yang tidak menyenangkan.4. Variabel psikososial seperti intelegensia, sikap terhadap tenaga kesehatan, penerimaan, atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan agama atau budaya dan biaya financial dan lainnya yang termasuk dalam mengikuti regimen hal tersebut diatas juga ditemukan oleh Bart Smet dalam psikologi kesehatan.

C. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi KetidakpatuhanFaktor – faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi empat bagian menurut Niven (2002) antara lain :1. Pemahaman tentang intruksi Tak seorang pun dapat mematuhi intruksi jika ia salah paham tentang intruksi yang diberikan

Page 48: Makalah Kep

kepadanya.2. Kualitas InteraksiKualitas interaksi antara profesional kesehatan dan pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan.3. Isolasi sosial dan keluargaKeluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga dapat menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.4. Keyakinan, sikap dan kepribadianBecker et al (1979) dalam Niven (2002) telah membuat suatu usulan bahwa model keyakinan kesehatan berguna untuk memperkirakan adanya ketidakpatuhan.

D. Strategi Untuk Meningkatkan KepatuhanMenurut Smet (1994) berbagai strategi telah dicoba untuk meningkatkan kepatuhan adalah :1) Dukungan profesional kesehatanDukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untuk meningkatkan kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal dukungan tersebut adalah dengan adanya teknik komunikasi. Komunikasi memegang peranan penting karena komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan baik Dokter/ perawat dapat menanamkan ketaatan bagi pasien.

2) Dukungan sosialDukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para profesional kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga pasien untuk menunjang peningkatan kesehatan pasien maka ketidakpatuhan dapat dikurangi.

3) Perilaku sehatModifikasi perilaku sehat sangat diperlukan. Untuk pasien dengan hipertensi diantaranya adalah tentang bagaimana cara untuk menghindari dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah menderita hipertensi. Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara teratur atau minum obat anti hipertensi sangat perlu bagi pasien hipertensi.

4) Pemberian informasiPemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya.

Page 49: Makalah Kep

Materi

Terapi Bermain

I.       Pengertian

  Kepatuhan adalah, Sejauh mana perilaku pasien dengan ketentuan yang diberikan oleh

professional kesehatan.

  Obat adalah, yang berasal dari tumbuhan, hewan, mineral, maupun zat kimia yang dapat

digunakan untuk mrngurangi rasa sakit dan menyembuhkan pasien.

II.    Macam-macam obat psikofarmka

1.   Anti PsikotikJenis-jenis:

a.       Golongan Potensi RendahCholrpromazineThioridazineLevopromazine

b.      Golongan Potensi TinggiFlufenazineTrifluoperazinePerphenazineHaloperidol

c.       Golongan AtipikalRisperidol

Page 50: Makalah Kep

ClozapineOlanzapine

2.    Anti DepresiJenis-jenis:

a.       Bersifat sedatifAmitriptilinImipramin

b.      Bersifat Atifasi / Non SedatifMeclobemideSertraline

3.    Anti AnsietasJenis-jenis:

a.       Golongan BenzodiazepinDiazepamLorazepamBromazepamClobazamAlprazolam

b. Golongan Non Benzodiazepine Buspirone

4.    Anti Mania a.       Lithium carbonate b.      Carbamazepinec.       Clonazepamd.      Asam valproat5.    Anti Insomnia

a.       Khasiat PanjangDiazepam

b.      Khasiat MenengahEstazolamNitrazepam

c.       Khasiat PendekTriazolamLorazepam

6.    Anti Konvulsia.       Phenobarbitalb.      Difenylhydantoinc.       Carbamazepined.      Diazepame.       Clonazepam7.    Anti Hiperaktivitas

a.       Methylphenidateb.      Imipraminec.       Carbamazepine8.    Anti Parkinsonisme

a.       Trihexyphenidil

Page 51: Makalah Kep

b.      Diphenhydraminec.       Sulfas Atropind.      DiazepamIII. Tujuan minum obata.       Mencegah penyakit

b.      Menyembuhkan penyakit

c.       Memulihkan (rehabilitasi) kesehatan

d.      Mengubha fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu

e.       Peningkatan kesehatan

Mengurangi rasa sakit

IV. Dampak jika tidak minum obat

a.       Timbulnya penyaki baru

b.      Penyakit semakin parah

c.       Susah sembuh

d.      Akan terjadi kekambuhan penyakit

e.       Lebih lama tinggal dirumah sakit

V.    Manfaat minum obat

a.       Biar cepat sembuh

b.      Biar cepat pulang

c.       Kembali ke keluarga dan masyarakat

Page 52: Makalah Kep