BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan kehidupan. Karena bila tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup akan punah. Misalkan pada suatu perkebunan terdapat populasi belalang yang terkena radiasi, sehingga belalang jantan menjadi mandul dan tidak dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina. Ketidakmampuan belalang untuk berkembang biak akan menyebabkan belalang di perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang tersebut tidak dapat menjaga kelestarian jenisnya karena tidak mampu berkembang biak. Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak tinggi dan rendah. Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak tinggi akan mudah menjaga kelestarian hidupnya. Misalnya tikus, kucing, ilalang, dan enceng gondok. Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak rendah sangat sulit menjaga kelangsungan dan kelestarian jenisnya. Misalnya gajah, hanya beranak sekali dalam dua tahun dan setiap kali beranak hanya seekor. Demikian pula badak, komodo, kancil, burung merak, jerapah, harimau, dan ikan paus biru yang hanya menghasilkan dua anak dalam waktu 10 tahun. Hewan yang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangbiakan makhluk hidup dapat dipergunakan untuk melangsungkan
kehidupan. Karena bila tanpa perkembangbiakan, maka makhluk hidup
akan punah. Misalkan pada suatu perkebunan terdapat populasi belalang
yang terkena radiasi, sehingga belalang jantan menjadi mandul dan tidak
dapat melakukan perkawinan dengan belalang betina. Ketidakmampuan
belalang untuk berkembang biak akan menyebabkan belalang di
perkebunan tersebut punah. Jadi, belalang tersebut tidak dapat menjaga
kelestarian jenisnya karena tidak mampu berkembang biak.
Makhluk hidup ada yang mempunyai daya berkembang biak tinggi dan
rendah. Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak tinggi
akan mudah menjaga kelestarian hidupnya. Misalnya tikus, kucing,
ilalang, dan enceng gondok.
Makhluk hidup yang mempunyai daya berkembang biak rendah sangat
sulit menjaga kelangsungan dan kelestarian jenisnya. Misalnya gajah,
hanya beranak sekali dalam dua tahun dan setiap kali beranak hanya
seekor. Demikian pula badak, komodo, kancil, burung merak, jerapah,
harimau, dan ikan paus biru yang hanya menghasilkan dua anak dalam
waktu 10 tahun. Hewan yang memiliki daya berkembang biak rendah
merupakan hewan-hewan yang terancam kelestariannya.
Selain hewan, tumbuhan juga dilindungi oleh negara karena kelangkaan
dan daya berkembang biaknya rendah. Misalnya tumbuhan yang
dilindungi oleh negara adalah bunga bangkai (Refflesia Arnoldi), anggrek
bulan Ambon, kemang, kepuh, kayu ulin Kalimantan, kemenyan, dan
gaharu dilindungi oleh negara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelangsungan Hidup
Kita ketahui bahwa tidak ada makhluk hidup di muka bumi ini yang
mampu bertahan hidup tanpa mengalami kematian, karena setiap
makhluk hidup memiliki waktu kehidupan atau umur yang terbatas.
Misalnya umur pohon kelapa jauh lebih lama daripada umur pohon
jagung. Bagaimanapun sempurnanya perawatan suatu tanaman, jika
tanaman tersebut telah mencapai batas usia maksimal maka akan mati.
Pada pohon pisang, setelah berbuah bisa dipastikan akan segera mati.
Namun, jika kamu amati dengan seksama, sebelum berbuah dan akhirnya
mati, pohon pisang tersebut menumbuhkan tunas baru pada bagian
bonggolnya. Tumbuhnya tunas tersebut mengakibatkan tanaman pisang
tetap terjaga kelangsungan hidupnya, meskipun induk pohon pisang telah
mati. Pertumbuhan pohon pisang silih berganti secara alamiah. Hal
tersebut tentunya juga terjadi pada makhluk hidup lain termasuk hewan
dan manusia.
Setiap makhluk hidup telah dibekali oleh Tuhan Yang Maha Kuasa
dengan kemampuan untuk mempertahankan hidupnya dan menjaga
keturunannya supaya tetap lestari. Tetapi, karena keserakahan makhluk
hidup yang lebih tinggi tingkatnya dan ketidakpedulian manusia akan
kelestarian lingkungan hidup telah merusak ekosistem yang baik. Telah
menjadi hukum alam bahwa makhluk yang lemah akan dimangsa oleh
makhluk yang lebih kuat, atau yang kita kenal dengan hukum rimba.
Setiap jenis makhluk hidup dapat lestari jenisnya sampai saat ini karena
berasal dari makhluk hidup sebelumnya yang sejenis dapat bereproduksi
dan berdaptasi dengan lingkungan. Jika makhluk yang hidup pada zaman
dulu tidak mampu bertahan dalam kelangsungan hidupnya, maka jenis
makhluk hidup itu akan punah seperti dinosaurus.
2
Kelangsungan hidup organisme dipengaruhi oleh faktor - faktor sebagai
berikut :
a. kemampuan adaptasi terhadap lingkungan,
b. seleksi alam,
c. perkembangbiakan / reproduksi
B. Adaptasi
1. Pengertian
Adaptasi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungan hidupnya. Ada beberapa cara penyesuaian
diri yang dapat dilakukan, yaitu dengan cara penyesuaian bentuk
organ tubuh, penyesuaian kerja organ tubuh, dan tingkah laku dalam
menanggapi perubahan lingkungan. Dari pengertian adaptasi
tersebut, ada tiga macam bentuk adaptasi, yaitu:
a. adaptasi fisiologi
b. adaptasi tingkah laku,
c. adaptasi morfologi.
Adaptasi terlihat dari adanya perubahan bentuk luar atau dalam
suatu makhluk hidup sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan
tempat hidupnya. Perubahan ini bersifat tetap dan khas untuk setiap
jenis sehingga bisa diwariskan kepada keturunannya.
2. Jenis-jenis Adaptasi
a. Adaptasi fisiologi / fungsi kerja organ
Adaptasi fisiologi adalah penyesuaian diri makhluk hidup melalui
fungsi kerja organ-organ tubuh supaya bisa bertahan hidup.
Adaptasi ini berlangsung di dalam tubuh sehingga sulit untuk
diamati.
Ikan air laut menghasilkan urine yang lebih pekat dibandingkan
dengan ikan sungai. Ikan air laut menghasilkan urine lebih pekat
dibandingkan dengan ikan sungai. Hal ini dikarenakan kadar
3
garam air laut lebih tinggi dari pada kadar garam air tawar.
Tingginya kadar garam menyebabkan ikan kekurangan air
sehingga ikan harus banyak minum. Akibatnya, kadar garam
dalam darahnya menjadi tinggi sehingga untuk mengurangi
kepekatan cairan dalam tubuhnya, ikan mengeluarkan urine yang
pekat.
Kekebalan serangga terhadap insektisida akan meningkat
(menjadi kebal) karena penggunaan insektisida secara
terusmenerus.
Hewan-hewan herbivor beradaptasi terhadap makanan secara
fisiologis. Sapi, kambing, kerbau, dan domba merupakan hewan
herbivor yang dapat mencerna zat makanan di dalam lambung.
Rayap dan Teredo navalis yang hidup di kayu galangan kapal
dapat mencerna kayu dengan bantuan enzim selulose.
Selain hewan, manusia dan tumbuhan dapat beradaptasi dengan
lingkungannya secara fisiologi. Tubuh manusia mampu
menambah jumlah sel darahmerah apabila berada di pegunungan
yang lebih tinggi. Hal tersebut dapat mengikat oksigen lebih
banyak untuk mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh.
Mata manusia dapat menyesuaikan dengan intensitas cahaya
yang diterimanya. Ketika di tempat gelap, maka pupil kita akan
membuka lebar. Sebaliknya di tempat yang terang, pupil kita akan
menyempit. Melebar atau menyempitnya pupil mata adalah upaya
untuk mengatur intensitas cahaya. Jumlah sel darah merah orang
yang hidup di daerah pantai lebih sedikit dibandingkan orang yang
tinggal di daerah pegunungan. Hal ini disebabkan karena tekanan
parsial oksigen di daerah pantai lebih besar dibandingkan daerah
pegunungan. Jika tekanan parsial oksigen rendah, maka
dibutuhkan lebih banyak sel darah merah untuk mengikat oksigen.
Tekanan parsial oksigen adalah perbandingan kadar oksigen di
udara dibandingkan dengan kadar gas lain di udara.
Bau yang khas pada bunga dapat mengundang datangnya
4
serangga untuk membantu penyerbukan. Bunga jenis ini
menghasilkan madu atau nectar, dan serbuk sarinya mudah
melekat. Akar dan daun pada tumbuhan tertentu dapat
menghasilkan zat kimia yang berbau khas yang dapat
menghambat tumbuhan lain di dekatnya. Contoh di atas termasuk
dalam adaptasi fisiologi.
b. Adaptasi Tingkah Laku / Behavioral
Adaptasi tingkah laku adalah penyesuaian diri terhadap
lingkungan dengan mengubah tingkah laku supaya dapat