Page 1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur
kehadirat Allah swt yang maha pengasih lagi maha
penyayang yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kita sehingga kita bias menyelesaikan makalah
ini tentang “MEMAHAMI HAKIKAT MANUSIA, NILAI-NILAI
KEBUDAYAAN DAN KEMANUSIAAN”.
Makalah ini merupakan salah satu tugas yang
diberikan kepada kami dalam rangka pengembangan ilmu
social budaya dasar yang berkaitan dengan Hakikat
Manusia, Nilai-Nilai Kebudayaan Dan Kemanusiaan. Selain
itu tujuan lain dari pembuatan makalah ini juga untuk
menambah wawasan tentang esensi dari kehidupan secara
meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami
sajikan dapat menjadi kontribusi positif bagi
pengambang wawasan penulis.
Akhirnya kami menyadari pembuatan makalah ini jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar
penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
Semoga laporan ini memberi banyak manfaat bagi pihak
apapun.
Amin
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.i
Page 2
Malang, 14 September
2013
Penulis
ii
Page 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................i
DAFTAR ISI................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................1
A.Latar Belakang.....................................1
B.Rumusan Masalah....................................3
C.Tujuan Pembahasan..................................4
D.Manfaat Pembahasan.................................4
BAB II ISI
A. Hakikat Cinta dan Implementasinya dalam
kehidupan............................................5
B. Hakikat keindahan dan hakikat manusia sebagai
mahluk estesis serta implementasinya dalam
kehidupan ...........................................9
C. Hakikat dan hikmah dari kegelisahan dan
penderitaan .........................................14
D. Hakikat keadilan dan implementasinya dalam
kehidupan ...........................................20
E. Konsep Amanah,Tanggung jawab dan
Implementasinya dalam kehidupan......................24
iii
Page 4
F. Pandangan hidup, harapan dan implementasinya
dalam kehidupan sehari-hari..........................27
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan.........................................29
B.Saran..............................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................30
iv
Page 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hidup dan kehidupan adalah sebuah realita. Manusia,
bersama mahluk dan alam sekitar, bersama-sama
menghadapi kehidupan secara rill,nyata. Ini adalah
kebenaran yang aksiomatis,universal, dan mutlak adanya.
Maka pada dasarnya ini adalah masalah yang esensial dan
krusial yang dihadapi manusia, dan karenanya pencarian
manusia akan hakikat hidupnya tidak kunjung usai. Akan
tetapi tidak setiap orang kemudian bisa memahami
sepenuhnya arti hidup dan kehidupan, apakah ia
sesungguhnya, bagaimana harus menjalaninya dan apakah
tujuan akhirnya.
Manusia adalah mahluk yang diciptakan, karena jelas
ia tak menciptakan sendiri. Ia juga tidak mewujud
secara alami, karena alam juga tidak tercipta secara
alami,ia tidak menciptakan dirinya sendiri. Disini
konsep penciptaan adalah sebuah keniscayaan. Konsep
penciptaan ini meniscayakan adanya sang pencipta, yang
Mahatahu, yang Mahaberkehendak, dan Mahakuasa. Karena
dialah yang sejatinya memiliki jawaban-jawaban dari
berbagai pertanyaan esensial manusia. Maka, dia yang
menciptakan, tentu berhak mengatur, menentukan jalan
1
Page 6
hidup dan arah kehidupan ciptaan-Nya: untuk apa, harus
bagaimana, dan harus kemana.
Tetapi perlu diketahui bahwa Allah tidak akan
mengubah nasib seseorang kecuali mereka mau mengubahnya
sendiri dengan berusaha dan berdoa. Semua hal ini telahtercantum di dalam kitab suci Al- Qur’an pada surah Ar Ra’ad
ayat 11 yang berbunyi :
سهم ف ن� أ� أ ب�� روا م� ي� غ ى ن�� �ت وم ح� �ق أ ن�� ر م� ي� غ ا ن�� ل ن& اهلل ا) مر اهلل ن& ا� ه م� ون� ظ. ف ح ه ي�� لف ن& خ� م� ه و دن�� ب�� ن& ي9 ن& ب�� ات� م� ب� �ف ع ه م� لال ن& و ه م� ن& دون� هم م� أ ل� م� ه و د ل ر ا م ل وءا ف� وم س� �ق ن�� اد اهلل ر ا ا� د ا) و
Arttinya: Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum
kecuali kaum itu sendiri yang akan merubahnya dengan
apa apa yang pada diri mereka.
Telah cukup jelas terungkap di dalam kitab suci
tersebut bahwasanya kita sebagai manusia wajib berusaha
untuk mengubah nasib kita dengan kemampuan dan potensi
kita sendiri. Maka dari itu kita harus dekat dengan
sang Illahi. Tetapi bukan hanya hubungan kita dengan
sang pencipta saja, melainkan juga dengan alam dan
isinya. Tanpa terkecuali dengan sesama manusia. Ini
harus dilakukan agar terciptanya suasana hidup yang
damai,tentram dan nyaman. Kadangkala manusia lupa akan
pentingnya rasa kemanusiaan antar sesama manusia.
Banyak contoh konkrit yang terjadi di belahan bumi ini
terutama Indonesia. Yaitu masih banyaknya kericuhan,
2
Page 7
pertingkaian, pembunuhan, penganiaan,dsb. Itu terjadi
karena merosotnya dan telah terjadinya degradasi nilai
kemanusiaan.
Hal ini juga tidak lepas dengan peran manusia dalam
melestarikan nilai-nilai kebudayaan. Nilai-nilai
kebudayaan mempunyai kolerasi yang erat dengan nilai-
nilai kemanusiaan. Nilai-nilai kebudayaan contohnya
ide-ide atau gagasan manusia yang menghasilkan
keindahan, norma-norma yang berlaku di masyarakat agar
terciptanya keadilan,dsb. Nilai-nilai kemanusiaan
contohnya adalah rasa cinta terhadap mahluk hidup yang
lain agar terciptanya suasana yang tentram dan nyaman,
rasa tanggung jawab dan amanah atas segala
kewajibannya.
Dengan nilai-nilai kebudayaan tersebut itu
menandakan atau menampakkan adanya kepribadian. Karena
kebudayaan merupakan kekayaan yang sangat
bernilai,selain sebagai cirri khas suatu daerah,
melainkan juga sebagai lambang kepribadian suatu daerah
atau bnagsa. Maka dari itu menjaga,melestarikan,dan
memelihara merupakan kewajiban dari setiap individu.
Dengan melihat kejadian yang telah terjadi, banyak
masyarakat kita masih mengadopsi nilai nilai kebudayaan
yang tidak seharusnya dipakai. Contohnya mengadopsi
nilai-nilai kebudayaan asing yang tidak layak ditiru
seperti pesta minuman keras, narkoba,pergaulan
3
Page 8
bebas,dll. Disebabkan kita masih belum tau esensi dari
nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan yang harus kita
lestarikan.
Dengan nilai-nilai kemanusiaan juga, kita sebagai
manusia akan terarah dalam melakukan perbuatan di
tengah kehidupan masyarakat. Oleh karena itu dua aspek
kehidupan ini perlu kita junjung tinggi dan kita
integrasikan dalam tujuan yang sama yaitu menciptakan
kehidupan yang kita inginkan. Dengan selalu
melestarikan nilai-nilai kebudayaan dan kemanusiaan itu
akan membawa kita dalam pencpaian hidup yang sempurna.
Berbagai hal penyimpangan yang terjadi itu semua
secara umum disebabkan karena tidak adanya proposal
hidup mulai dini. Dan pada akhirnya jalan hidupnya
tidak diatur dengan baik. Dua aspek kehidupan tersebut
pun sering menjadi sebuah sorotan akibat tidak
dicanangkannya sebuah proposal hidup. Maka dari itu
sebagai manusia yang berguna,kita harus telah
mencanangkan sebuah proposal hidup semenjak dini, agar
kita tau apa tujuan hidup di dunia ini. Pandangan hidup
dan harapan itu penting untuk memotivasi kita agar
melakukan sesuatu yang bermanfaat dan melakukan hal-hal
positif yang menjadi sarana untuk mencapai sebuah
harapan.
Oleh karena itu dalam pembuatan makalah ini, kami
sangat berharap agar manusia pada umumnya dan mahasiswa4
Page 9
pada khususnya bisa menginterpretasi nilai-nilai
kebudayaan dan kemanusiaan yang sangat berpengaruh
dalam menunjang segala aspek kehidupan dan tentunya
kita dapat mengetahui arah tujuan kita sebagai manusia
dalam mengarungi lika-liku kehidupan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat manusia dan cinta
serta implementasinya dalam kehidupan?
2. Apa yang dimaksud dengan hakikat keindahan dan
implementasinya dalam kehidupan?
3. Apa yang dimaksud dengan kegelisahan dan
penderitaan?
4. Apa hikmah yang terpendam dibalik sebuah
kegelisahan dan penderitaan?
5. Apa yang dimaksud dengan hakikat keadilan dan
implementasinya dalam kehidupan?
6. Bagaimana konsep amanah dan tanggung jawab serta
implementasinya dalam kehidupan?
7. Apa yang dimaksud dengan pandangan hidup dan
harapan serta implementasinya dalam kehidupan
sehari-hari?
C. TUJUAN PEMBAHASAN
5
Page 10
1. Agar kita mengetahui hakikat manusia sesungguhnya
dan mengetahui apa-apa saja yang harus
dipersiapkan mulai dini
2. Agar kita mengetahui hikmah dibalik hal-hal yang
kadangkala kita anggap sebuah kegagalan, namun
realitanya terpendam nilai-nilai positif yang
harus kita ketahui. Contohnya sebuah penderitaan
dan kegelisahan
3. Agar kita mengetahui pentingnya nilai-nilai
kebudayaan serta kemanusiaan dan implementasinya
dengan mengambil sebagian nilai-nilai yang
berperan penting dalam kehidupan, contohnya
keadilan, amanah, keindahan, dan tanggung jawab.
D. MANFAAT PEMBAHASAN
1. Manfaat bagi diri sendiri: agar bisa memahami
bagaimana menjadi manusia yang sesungguhnya.
2. Manfaat untuk kelompok : agar kita bisa
menciptakan kehidupan yang tentram,nyaman,dan
damai.
6
Page 11
BAB II
ISI
A. Hakikat Cinta serta Implementasinya dalam Kehidupan
Hakikat adalah kebenaran atau sesuatu yang sebenar-
benarnya atu asal segala sesuatu. Dapat juga dikatakan
bahwa hakikat adalah inti dari segala sesuatu yang akan
menjadi jiwa sesuatu. Dikalangan tasauf orang yang
mencari diri manusia yang sebenarnya karena itu muncul
kata-kata diri mencari sebenar-benar diri. Sama dengan
pengertian itu mencari roh, jasad, hati, nyawa, dan
rahasia.
Dalam tujuan hidup manusia, pastinya manusia
semuanya menginginkan kehidupan yang damai,tentram dan
nyaman.Untuk mendaptkan kehidupan yang damai dan
tentram dan bahagia. Manusia harus lebih kenal dan juga
cinta kepada sang pencipta yaitu Allah SWT. Cinta itu
dapat kita aplikasikan dalam bentuk yang bermacam-
macam.
Cinta merupakan hal yang mendasar dalam hidup ini,
terkadang cinta membawa bahagia bagi manusia dan dapat
pula berubah menjadi prahara. Cinta adalah instumen
untuk mencapai suatu tujuan, pada dasarnya cinta adalah
netral, tetapi terpulang siapakah yang mengemudi cinta
itu sendiri, jika nafsyu sahwat yang mendominasi maka
wajarlah cinta itu akan berakhir dengan kebinasaan.
7
Page 12
Tetapi ketika cinta yang bertaburan dengan bunga iman
kepada Allah maka cinta adalah pengikat antara manusia
dengan tuhannya, sehingga akan menjadikan dia ikhlas
beribadah.
Dalam penjelasan secara etimologi, yaitu dalam
bahasa yunani kuno, yang membedakan antara tiga atau
lebih konsep: eros, philia, dan agape. Cinta adalah
perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam.
Secara terminology penggunaan istilah cinta dalam
masyarakat Indonesia dan Malaysia lebih dipengaruhi
perkattan love dalam bahasa inggris. Love digunakan
dalam semua amalan dan arti untuk eros, philia, agape,
dan storage. Namun demikian perkataan yang lebih sesuai
masih ditemui dalam bahasa serantau dan dijelaskan
sebagai berikut:
Cinta yang lebih cendrung kepada romantis, asmara,
dan hawa nafsu,eros
Saying yang lebih cendrung kepada teman-teman dan
keluarga,philia.
Kasih yang lebih cenderung kepada keluarga dan
Tuhan, agape
Semangat nusa yang lebih cenderung kepada
patriotisme, nasionalisme dan narsisme, storge
Para pakar-pakar psikologi mendefinisikan cinta
dengan berbagai macam bentuk dan pengertian. Yaitu:
8
Page 13
1. Abraham Maslow
Dalam teori Hierarki Maslow, cinta merupakan
kebutuhan pada manusia. Dalam teori ini cinta
berarti kasih sayang dan rasa terikat ( to
belong). Rasa saling menyayangi dan terikat satu
sama lain, antara individu satu dengan individu
lainnya. Maslow mengatakan bahwa kita semua
membutuhkan rasa diingini dan diterima oleh orang
lain. Ada yang memusakan kebutuhan ini melalui
berteman, berkeluarga, atau berorganisasi. Tanpa
ikatan ini,kita akan kesepian.( sobur,2003:277)
2. Carl Rogers
Cinta yaitu keadaan dimengerti secara mendalam dan
diterima dengan sepenuh hati. .( sobur,2003:277)
3. Erich Fromm
Dalam bukunya The Art of loving, Erich Fromm (1983)
menyatakan bahwa cinta sebagai alat untuk
mengatasi keterpisahan manusia,sebagai pemenuhan
kerinduan akan kesatuan.tetapi di atas kebutuhan
eksistensi dan menyeluruh itu, timbul suatu
kebutuhan biologis, yang lebih spesifik yaitu
keinginan untuk menyatu antara kutub-kutub jantan
dan betina. Ide pengutupan ini diungkapkan dengan
adanya mitos bahwa pada mulanya laki-laki dan
wanita adalah satu, kemudian mereka dipisahkan
menjadi setengah setengah dan sejak itu sampai
seterusnya, setiap laki-laki terus mencari belahan
9
Page 14
wanita yang hilang dari dirinya untuk bersatu
kembali dengannya.(sobur,2003:419)
Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk
mewujudkan cinta kasih, yaitu:
Perasaan
Pengenalan
Tanggung Jawab
Perhatian
Saling menghormati
Erich Fromm dalam buku larisnya (the art of
loving) menyatakan bahwa ke empat gejala: Care,
Responsibility, Respect, Knowledge (CRRK), muncul semua
secara seimbang dalam pribadi yang mencintai. Omong
kosong jika seseorang mengatakan mencintai anak tetapi
tak pernah mengasuh dan tak ada tanggungjawab pada si
anak. Sementara tanggungjawab dan pengasuhan tanpa rasa
hormat sesungguhnya & tanpa rasa ingin mengenal lebih
dalam akan menjerumuskan para orang tua, guru,
rohaniwan dll pada sikap otoriter.
4. Lie Pok Liem (dalam Sobur,1998)
Cinta kasih adalah ibarat fundamental pendidikan
secara keseluruhan. Tanpa curahan kasih saying,
pendidikan yang ideal tidak munkin bisa
dijalankan. Pendidikan tanpa cinta akan terasa
kering dan bahkan tidak menarik.
5. Erich H. Ericson
10
Page 15
Dalam Fase perkembangan Erikson, cinta adalah
kesetian yang masak sebagai dampak dari perbedaan
dasar antara pria dan wanita. Cinta disamping
bermuatan intimasi juga membutuhkan sedikit
isolasi karena masing-masing parnert tetap boleh
memiliki identitas yang terpisah.
( Alwisol,2009:101)
Jadi sebagai mahluk yang diciptakan Allah sebagi
mahluk yang sempurna, sewajarnya kita harus bersaksi
dan meletakkan dasar cinta kita kepada sang illahi
yaitu allah swt. Kita sadar bahwa kita tidak akan
mengetahui tentang bagaimana wujud tuhan,dimana tuhan
dan pertnyaan lainnya yang tidak bisa ketahui. Tetapi
kita harus menyadari bahwa tuhan akan selalu ada dan
semua apa yang kita lakukan akan ada balasannya nanti
di dunia yang kekal. Dengan selalu cinta dan dekat
kepada Allah, maka kita akan mendapatkan kehidupan yang
bahagia dan tentram. Cinta kita kepada allah bisa di
aplikasikan dalam bentuk taqwa.
Taqwa adalah menjalankan segala sesuatu yang
diperintahkan dan menjauhi larangan-Nya. Karena ketika
kita istiqomah menjalankan konsep taqwa, maka apa yang
kita inginkan akan tercapai. Akhirnya kita bisa
menyimpulkan bahwa kita harus menjaga hubungan baik
dengan tuhan kita.
Ketika allah menciptakan manusia melalui perantara
seorang ibu, dan kita dibesarkan sampai sekarang
11
Page 16
melalui didikan orang tua, maka sepatutnya kita
berterimakasih kepada orang tua kita atas segala kasih
sayangnya. Kita sebagai seorang anak yang beradab, kita
wajib memberikan kasih sayang kita kepada orang tua
kita. Kasih sayang itu kita terapkan dengan selalu
patuh terhadap perintahnya. Bukan hanya orang tua yang
harus kita cintai, tetapi juga keluarga-keluarga kita.
Ada sebuah persepsi yang menyatakan bahwa konsep
orang tua ini dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Orang tua jasad dan rohani,
Artinya orang tua yang melahirkan kita dan
mendidik kita sejak kita kecil
2. Orang tua rohani
Artinya orang tua yang mendidik, memberikan
pengarahan dan sebuah pelajaran berharga terutama
dalam mengenal nilai-nilai kehidupan. Contohnya
seorang guru.
Cinta yang selanjutnya adalah sebuah cinta kepada
sahabat,teman,dsb. Tetapi perlu diketahui bahwa cinta
kepada mereka tidak boleh melebihi cinta kita kepada
snag pencipta dan orang tua kita. Banyak kasus yang
terjadi cinta seseorang kepada lawan jenis sampai
mengorbankan agama dan boleh jadi sampai menelantarkan
orang tua.
Hal- hal seperti itu harus kita hindari, karena
akan berdampak negatif bagi kita. Kehidupan kita akan
dipenuhi dengan kegelisahan,keretakan hubungan harmonis
12
Page 17
antara manusia dengan tuhan dan manusia sebagai seorang
anak dengan manusia yang lainnya sebagai orang tua.
Mulai saat ini, kita harus bisa berpikir dan juga
tidak terlalu berlebih-lebihan dalam mencintai lawan
jenis agar tidak terjadi seusatu yang belum saatnya
dilakukan. Contohnya hubungan seks bebas,zina,dsb.
Kecuali hubungan itu telah terikat dengan yang namanya
pernikahan. Pernikahan sebuah wadah untuk menciptakan
sebuah keturunan yang mana keturunan itu akan mampu
melanjutkan hal-hal positif yang telah dilakukan
sebelumnya.
B. Hakikat Keindahan dan Hakikat Manusia sebagai Mahluk
Estesis serta Implementasinya dalam Kehidupan
Manusia adalah mahluk yang paling sempurna yang
diciptakan allah swt. Kesempuranaan manusia itu
merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka
sebagi khalifah di muka bumi ini. Al-quran menerangkan
bahwa manusia berasal dari tanah. Membecirakan manusia
itu tergantung dengan metodologi yang digunakan dan
terhadap filosofi yang didasari. Para penagnut teori
paham psikoanalisis menyebutkan bahwa manusia sebagai
homo volens (mahluk berkeinginan). Menurut ini, manusia
adalah mahluk yang memiliki perilaku interaksi antara
komponen biologis,psikologis dan social. Didalam
manusia terdapat undur animal, rasional dan moral. Para
13
Page 18
penganut teori behaviorisme menyebut manusia sebagai
mahluk mehanibcus(manusia mesin). Behavior lahir
sebagai reaksi dari intropeksionisme (aliran yang
menganalisa jiwa manusia berdasarkan laporan subjektif
dan psikoanalisis(aliran yang berbicara tentang alam
bawah sadar yang tidak tampak).
Behavior yang menganalisis perilaku yang Nampak
saja. Menurut aliran ini, segala tingkah laku manusia
lahir sebagai proses pembelajran terhadap
lingkungannya, tidak disebabkan aspek. Para penagnut
teori kognitif menyebut manuisia sebagai homo sapiens
(manusia berpikir). Dalam pandangan ini manusia tidak
lagi dipandang sebagai mahluk yang selalu bereaksi
pasif terhadap lingkungannya, melainkan sebagai mahluk
yang selalu berpikir.teori kognitif mengecam pendapat
yang cendrung menganggap pikiran itu tidak nyata karena
tampak tidak mempengaruhi peristiwa. Padahal berpikir,
memutuskan, memahami, dan sebagainya adalah fakta
kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa
kata yang berbeda dengan makna manusia, akan tetapi
memilki substansi yang berbeda yaitu kata basyar, insan
dan al-nas. Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37
kali salah satunya al-kahfi : innama anaa basyarun
mitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia
seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada
14
Page 19
sifat-sifat biologis, seperti asalnya dari tanah liat,
atau lempung kering (al-hijr : 33 ; al-ruum : 20),
manusia makan dan minum (al-mu’minuum : 33). Kata insan
disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya
(al-alaq : 5), yaitu allamal insaana maa lam ya’ (dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya).
Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat psikologis
atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir,
diberi ilmu, dfan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan
adalah makhluk yang menjadi (becoming) dan terus
bergerak maju ke arah kesempurnaan. Kata al-nas disebut
sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad
dlarabna linnaasi fii haadzal quraani min kulli matsal
(sesungguhnya telah kami buatkan bagi manusia dalam al-
quran ini setiap macam perumpamaan). Konsep al-nas
menunjuk pada semua manusia sebagai makhluk social atau
secara kolektif.
Dengan demikian Al-Quran memandang manusia sebagai
makhluk biologis, psikologis, dan social. Manusia
sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk social yang
tidak biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau
makhluk lain. Sebenarnya maniusia itu terdiri dari 3
unsur yaitu :
1. Jasmani, Terdiri dari air, kapur, angin, api dan
tanah.
2. Ruh, Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya
untuk menghidupkan jasmani saja.
15
Page 20
3. Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan).
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu
kelengkapan yang diberikan pada saat dilahirkan ke
dunia. Potensi yang dimiliki manusia dapat di
kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan
potensi rohania.
Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya
menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial dan
sekaligus makhluk ekonomi. Manusia adalah makhluk
social untuk menyempurnakan jiwa manusia demi kebaikan
hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa
ada orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa
mencapai kepuasan dan memenuhi segala kepuasannya bila
hidup berkumpul bersama manusia.
Asal Mula Manusia dapat kita ketahui dari dua teori
beasr yaitu “ Teori Evolusi Darwin dan Nabi Adam a.s ”.
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang
terpikir pertama kali dipikiran adalah teori evolusi
Charles Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin
dijelaskan bahwa manusia pertama adalah kera, sedangkan
dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur’an, dijelaskan
bahwa manusia pertama adalah Nabi adam a.s. Namun,
hingga saat ini para ilmuwan masih terus mencari bukti
untuk memastikan asal mula manusia.
Berbicara manusia dan agama dalam agama islam
adalah membicarakan sesuatu yang sangat klasik namun
senantiasa actual. Berbicara kedua hal tersebut sama16
Page 21
saja berbicara tentang diri sendiri dan keyakinan asasi
kita sebagai mahluk tuhan. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia, manusia diartikan sebagai mahluk yang
berakal budi. Dalam hal ini manusia adalah mahluk tuhan
yang diberi potensi akal dan budi, nalar dan moral
untuk dapat mengusai mahluk lainnya demi kemakmuran dan
kemaslahatannya. Dalam bahasa arab, kata “manusia”
sepadan dengan kata nash, basyar, insan, mar’u, ins dan
lain lain. Meskipun bersinonim, namun kata-kata
tersebut memiliki perbedaan dalam makna spesifiknya.
Kata nas misalnya lebih merujuk kepada manusia sebagai
mahluk social. Sedangkan kata basyar lebih merujuk
kepada manusia sebagai mahluk ekonomi.
Manusia sebagai mahluk estesis artinya adalah
manusia yang indah atau sempurna. Keindahan berasal
dari kata indah yaitu sesuatu yang enak dipandang dan
elok. Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan
terhadap suatu objek. Indah dalam bahasa yunani disebut
aesthesis, diserap kedalam bahasa Indonesia disebut
estetis, artinya sifat indah, yaitu nilai kualitas dari
suatu objek. Sedangkan keindahan sendiri akan mempunyai
makna yang abstrak jika tidak dihubungkan dengan suatu
objek atau bentuk.
Keindahan disini ada kaitan dan hubungannya dengan
estesis dan kebudayaan. Estetis adalah rasa yang
terdapat dalam diri manusia sebagai unsur budaya,
17
Page 22
sedangkan kebudayaan adalah pantulan dari estetis dalam
diri manusia, baik yang berupa sikap dan perilaku
maupun yang berupa karya cipta. Apabila dalam diri
manusia sudah terbiasa berkembang rasa keindahan,
setiap wujud penampilannya selalu menyenangkan,
menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak
membosankan orang lain. Dalam kebudayaan terdapat
keindahan yang senantiasa dipelihara kelestarian dan
kelangsungannya, misalnya kehalusan tutur bahasa
kerapian cara berpakaian, dan kemegahan prasasti-
prasasti peninggalan nenk moyang dan lain sebagainya.
Maka manusia harus benar-benar menjaga kelestarian
keindahan, karena keindahan menentukan kelestarian dan
kelangsungan suatu kebudayaan.
Ada hal- hal yang sangat berperan penting dalam
menciptakan suatu keindahan dalam kehidupan ini, yaitu:
1. Kontempelasi dan Ekstasi, Kontemplasi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang
indah, dalam konteksnya dengan keindahan
kontemplasi merupakan perenungan, pemikiran dan
penatapan tentang sesuatu yang indah dan ini cara
mengisi waktu yang menyenangkan. Dan ekstasi
adalah kegembiraan luar biasa mengenai sesuatu,
dalam konteksnya dengan keindahan ekstasi adalah
perasaan gembira dan senang melihat atau mengalami
sesuatu yang indah.
18
Page 23
Apabila kedua dasar tersebut dihubungkan dengan
objek luar diri manusia, akan terjadi penilaian
bahwa sesuatu itu indah. Apabila dihubungkan
dengan kreativitas, kontemplasi merupakan faktor
pendorong untuk menciptakan sesuatu yang indah,
sedangkan ekstasi merupakan faktor pendorong untuk
merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
2. Keserasian dan kehalusan, Dalam keindahan
tercermin unsur keserasian dan kehalusan.
Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang
dapat dinikmati orang lain karena indah. Sedangkan
kehalusan adalah kemampuan menciptakan sikap,
perilaku, perbuatan, tutur kata, ataupun cara
berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian,
dan menggembirakan akan orang lain. Dari kedua
faktor tersebut, maka akan timbullah keindahan
yang dimaksud.
3. Kreativitas dan daya cipta, Keindahan adalah
bagian dari kehidupan manusia yang bersifat
kodrati, karenanya manusia selalu berusaha untuk
menciptakan keindahan. Untuk memnuhi keindahan
tersebut maka manusia berkreasi dan berkreativitas
untuk menciptakan dan menghasilkan karya cipta.
Karya cipta didasari dan dipengaruhi dari
pengalaman ataupun kenyataan yang telah
direnungkan, ditimbang, dinilai, sehingga
19
Page 24
menghasilkan suatu karya yang indah, yang bisa
dinikmati oleh orang lain.
4. Khayalan, George Steiner pernah sekali menyatakan
bahwa fantasi kita adalah benteng terakhir profesi
kita, sekalipun tak bisa dielakkan bahwa kemampuan
setiap orang untuk berfantasi itu terbatas serta
terbentuk (terpengaruhi) pula oleh kebudayaannya,
namun dalam berfantasi relatif seseorang lebih
bebas. Dunia khayal adalah dunia kedua kita, ia
pun nyata atau signifikan baik secara personal
maupun secara sosial. Sigmund Freud mencoba
menjelaskan perlunya khayalan ini sebagai
pengganti dari hal-hal yang tidak tercapai dalam
kehidupan sehari-hari.
Menurut Bertrand Russel, khayalan sebagai dunia
tersendiri. Memiliki hukum-hukum tersendiri yang
disebut sebagai hukum-hukum mental. Khayalan
menjadi sumber kreativitas anak-anak dilatih untuk
berkhayal, sebab kemampuan berkhayal ini
diperlukan untuk mengerjakan pekerjaan mereka
nanti. Baik sebagai dokter, maupun sebagai supir.
Martin Scenerer mengembangkan “ilmu jiwa
pengenalan” ia berpendapat bahwa aktivitas
kejiwaan manusia itu sungguh-sungguh tergantung
pada persepsi yang dimaksud persepsi di sini
adalah pemberian arti dari sensasi-sensasi20
Page 25
(kelompok rangsangan), persepsi yang salah akan
menimbulkan pengertian yang salah. Ada pula
kesalahan persepsi yang lain, yaitu yang biasa
kita sebut sebagai halusinasi, yakni suatu
aktivitas khayalan yang disebabkan oleh suatu
rangsangan namun sama sekali tidk membentuk
pengertian yang persis dari rangsangan tersebut.
Misalnya pada waktu melihat pakaian bergerak
dimalam hari dan kita pikir itu setan dan sering
kali ini membawa menuju kepada pengertian yang
keliru tentang khayalan seolah-olah khayalan
merupakan kekeliruan tanggapan.
C. Hakikat dan Himah dari Kegelisahan dan Penderitaan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti
tidak tenteram hatinya, selalu merasa kwatir tidak
tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan
merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak
tentram hati maupun perbuatannya, merasa kwatir, tidak
tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam
kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari
gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam
situai tertentu. Kegelisahan merupakan salah satu
21
Page 26
ekspresi kecemasan. Karena itu dalam pengertian sehari-
hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekwatiran
ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan
berkaitan juga dengan masalah frustasi, yang secara
definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami
frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai.
Takut atau gelisah menurut istilah biasanya disebut
ansietas. Ansietas merupakan suatu jenis neurosis yang
tanda utamanya adalah rasa cemas atau takut berkebihan,
sering sekali datangnya secara tiba- tiba, timbul
sebagai akibat dari adanya konflik internal atau
konflik dari dalam hati, misalnya perasaan tentang
kehilangan seseorang atau sesuatu yang dicintainya.
Takut atau gelisah dalam bahasa arab sering disebut
khauf yang artinya keadaan jiwa disaat manusia
terancam. Faktor terjadinya kegeliahan dan kecemasan
antara lain:
1. Ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi
kenyataan hidup
2. Munculnya rasa takut tidak mampu menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya.
3. Situasi budaya kita yang belum mapan betul
4. Adanya dorongan kegelisahan dari dalam dirinya
sendiri.
22
Page 27
5. Adanya perasaan takut kehilangan hak ataupun nama
baiknya.
6. Karena sedang menunggu sesuatu
7. Faktor dari luar yang terjadi karena lingkungan
dimana ia tinggal dan masyarakat sekitarnya.
Manusia selama ini seringkali tenggelam dalam
kegelisahan. Berbagai penyebab kegelisahan telah
menyita waktu dan perhatian manusia, dan sayangnya
banyak yang tidak menyadari betapa mengganggunya
kegelisahan itu. Kegelisahan yang timbul dalam diri
kita sebenarnya dibuat oleh kita sendiri, kita ciptakan
mereka di dalam pikiran kita melalui ketidakmampuan
ataupun kegagalan untuk mengerti bahaya perasaan
keakuan dan melalui khayalan yang melambung serta
kesalahan dalam menilai setiap kejadian atau benda.
Hanya jika kita dapat melihat suatu kejadian atau benda
dengan apa adanya, bahwa tidak ada sesuatu apa pun yang
kekal di dunia ini dan bahwa keakuan kita sendiri
merupakan khayalan liar yang membawa kekacauan dalam
pikiran yang tidak terlatih.
Kegelisahan adalah suatu rasa tidak tenteram, tidak
tenang, tidak sabar, rasa khawatir/cemas pada manusia.
Kegelisahan merupakan gejala universal yang ada pada
manusia manapun. Namun kegelisahan hanya dapat
diketahui dari gejala tingakah laku atau gerak – gerik
23
Page 28
seseorang dalam situasi tertentu. Jadi, kegelisahan
merupakan sesuatu yang unik sebagai manifestasi dari
perasaan tidak tenteram, khawatir, ataupun cemas.
Kegelisahan itu terjadi juga karena adanya
keterbatasan manusia untuk dapat mengetahui hal-hal
yang akan datang atau yang belum terjadi. Hal ini
terjadi misalnya karena adanya suatu harapan, atau
adanya ancaman. Manusia gelisah karena takut terhadap
dosa-dosa dan pelanggaran (yang telah dilakukan), takut
terhadap hasil kerja (tidak memenuhi kepuasan
spiritual), takut akan kehilangan milik (harta dan
jabatan), atau takut menghadapi keadaan masa depan
(yang tidak disukai). Sedangkan sumber kegelisahan
berasal dari dalam diri manusia (internal) misalnya
rasa lapar, haus, rasa sepi, dan dari luar diri manusia
(eksternal) misalnya kegelisahan karena diancam
seseorang.
Kegelisahan menunjuk pada seseuatu negatif, tetapi
di sisi lain tetap mempunyai harapan. Sehingga antara
kegelisahan dan harapan seolah-olah merupakan saudara
kembar. Muncul ketenangan apabila ada keseimbangan
antara kegelisahan dan harapan. Untuk keluar dari
kegelisahan, manusia harus mengetahui alasan dasar atau
sebab dari kegelisahannya. Bila ia menyelidiki masalah
tersebut, akan jelas bahwa pada saat ia mulai
membangkitkan kekotoran dalam batin atau pikiran, ia
24
Page 29
pasti menjadi gelisah. Pikiran yang tidak murni dan
kotor tidak dapat hadir bersamaan dengan kedamaian dan
keharmonisan. Pergaulan bebas di kampus dapat
menyebabkan kegelisahan diri yang bisa teramat dalam.
Rasa penyesalan atas apa yang telah dilakukan dan takut
tidak akan dihargai oleh orang lain lagi akibat
pergaulan bebas membuat kegelisahan diri. Oleh karena
itu, sebelum terjadi penyesalan dan kegelisahan,
sebaiknya sebagai mahasiswa yang tujuan utamanya
adalah menuntut ilmu, sebaiknya kita tidak usah
mengikuti pegaulan bebas yang tidak tau arahnya kemana.
Menurut Sigmun Freud, ada 3 macam kegelisahan :
1. Kegelisahan objektif.
Kegelisahan ini identik dengan kenyataan. Ciri-
ciri utamanya adalah ia bersumber dari luar diri
manusia. Hal ini muncul dari antisipasi seseorang
berdasarkan pada pengalaman perasaanya. Artinya,
kegelisahan ini muncul setelah adanya pemicu atau
sebab dari luar kemudian direspon oleh orang-orang
banyak, karena ia bersifat objektif. Respon yang
diberikan oleh orang-orang banyak itu seragam
karena mereka telah pernah mengalaminya dan
merasakan akibat dari sumber itu secara luas.
Contohnya : Kegelisahan masyarakat setelah ada
pengumuman kenaikan BBM.
2. Kegelisahan neurotik.
25
Page 30
Seperti namanya, kegelisahan ini berhubungan
dengan sistem syaraf kita. Syaraf-syaraf kita
bekerja secara alami ketika tubuh merasa terancam
atau mengetahui akan ada suatu hal berbahaya yang
akan terjadi. Tubuh tidak diperintahkan untuk
melakukannya. Singkatnya kegelisahan ini
ditimbulkan oleh suatu pengamatan tentang bahaya
naluriah. Contohnya: Kegelisahan para peserta
Idonesian Idol ketika akan mengetahui siapa yang
harus pulang pada malam mereka tampil dan
kegelisahan murid-murid sekolah ketika menunggu
hasil ujian akhir.
3. Kegelisahan moral.
Kegelisahan ini mucul dari dalam diri sendiri.
Sebagian besar karena rasa bersalah atau malu
dalam ego yang ditimbulkan oleh suatu pengamatan
bahaya dari hati nurani. Hal ini timbul karena
pada dasarnya setiap manusia mempunyai hari nurani
dan sadar atau tidak mereka tahu mana hal yang
benar dan mana yang salah. Walaupun mereka
melakukan kejahatan, setiap orang pastilah tahu
hal yang dilakukannya itu adalah salah. Keadaan
mungkin yang memaksa mereka melakukannya. Jadi,
mereka tetap mempunyai rasa bersalah dan mengalami
kegelisahan moral itu. Contohnya: Setelah
terungkap permasalahan korupsi di tubuh KPU,
banyak pihak yang terkait merasa gelisah.26
Page 31
Bukan merupakan sebuah kepastian bahwa akar
penyebab kegelisahan selalu bermula dari faktor
keluarga atau metode pendidikan yang diterapkan oleh
kedua orang tua. Bahkan, terkadang ia muncul dari diri
penderita sendiri dan itu merupakan faktor sangat
dominan dan berpengaruh dalam semua aspek keberadaan
manusia sampai akhir hayatnya.
1. Dari Dalam, Mungkin, kita bisa menyebutkan
beberapa hal berikut ini yang berhubungan dengan
pembahasan tersebut:
a. Cinta Diri, Kecintaan seseorang terhadap
dirinya merupakan hal yang wajar, namun
sebagian orang telah berlebihan dalam
mempertahankan cinta tersebut, sehingga
terbebani dengan berbagai macam penderitaan dan
rasa sakit. Dalam pembahasan ini, yang dimaksud
cinta diri adalah kecintaan melampaui batas,
perhatian berlebihan terhadap diri sendiri, dan
sangat sensitif terhadap segala hal yang
berkaitan dengan itu, sehingga ia tidak
mendapati musibah yang lebih parah dari
penyakit tersebut. Ya perhatian yang berlebihan
terhadap diri akan menyebabkan munculnya
keinginan buruk dalam diri seseorang, seperti
ingin meraih kecintaan dari semua manusia,
mengharapkan kehadiran mereka dengan patuh dan
27
Page 32
mau melaksanakan perintahnya secara keseluruhan
demi memperoleh kerelaannya.
b. Lalai dalam mengingat Allah, Dalam beberapa
hadits dan riwayat Shahih disebutkan bahwa was-
was dalam keadaan tertentu akan muncul sebagai
akibat kelalaian seseorang dalam mengingat
Allah, berpaling dari (mencari) hikmah-Nya, dan
mengentengkan perintah dan larangan-Nya.
Terkadang was-was juga akan muncul dari setan
yang telah mengguncangkan jiwanya. Ya, orang
yang hatinya bersih dan yakin kepada Allah
tidak akan terkena penyakit ini, kecuali bila
menderita cacat atau penyakit tertentu. Dari
sudut pandang agama, mengingat Allah ibarat
benteng kuat dan baju besi yang melindungi
manusia dari berbagai macam bahaya, seperti
penyakit kejiwaan. Sebagaimana, kita juga dapat
menjadikannya sebagai pijakan dalam proses
pengobatannya. Beberapa riwayat menyebutkan
bahwa was-was bisa muncul sebagai akibat
perbuatan haram dan mungkar, sebaliknya mencari
perlindungan Allah dapat mencegah seseorang
dari dampak negatifnya.
c. Gejolak Hati, Terkadang was-was muncul dalam
keadaan tertentu lantaran kegalauan hati yang
sangat keras akan hal-hal yang spele dan remeh.
Ketika ia tidak mendapatkan sesuatu yang dapat28
Page 33
menyibukkan dirinya, ia akan memikirkan problem
dan khayalan sia-sia, sehingga sering kali hal
itu menyeretnya kedalam kubangan was-was.
Karena itu, ketika seorang anak kecil megotori
badannya, maka ia akan segera melawan guncangan
jiwa lantaran takut akan hukuman ibunya dengan
cara mencuci kotoran tersebut berulang kali.
Dan, pengulangan itu memberikan kemungkinan
bagi muncul dan tertanamnya pemikiran yang
bersifat was-was tersebut. Sebagian orang
berkeyakinan bahwa pemikiran yang disertai
perasaan was-was sebenarnya merupakan sejenis
kegelisahan yang timbul dari penyakit kejiwaan
yang dapat disembuhkan dengan mudah.
d. Rasa takut dan malu, Mungkin, sifat malu
merupakan salah satu diantara faktor penyebab
was-was, sebab seorang pemalu adalah orang yang
takut berdiam diri dan inilah yang mengharuskan
kita membahas tentang sebab-sebabnya pada anak-
anak. Karena itu, mereka yang pada masa
kecilnya telah mendapatkan pelecehan dan
perlakuan keras, pada masa dewasanya tidak akan
mampu menghadapi problem yang sangat besar dan
menyelesaikannya secara benar. Ini menunjukkan
bahwa seorang pemalu akan berusaha dengan
berbagai macam cara untuk melaksanakan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya agar tidak29
Page 34
menjadi bahan penilaian dan cemoohan orang
lain. Inilah yang mendorongnya melakukan
pekerjaan secara berulang agar dapat
menyelesaikannya sebaik mungkin, yang pada
akhirnya menjerumuskannya kedalam was-was.
e. Tidak merasa aman, Dalam keadaan tertentu,
perasaan tidak aman merupakan faktor penyebab
terjadinya was-was. Dengan kata lain, sebagian
orang akan menderita was-was lantaran dirinya
merasakan tidak adanya keamanan. Terkadang,
perasaan semacam ini merupakan akibat dari
lemahnya kepribadian dan tidak adanya kemampuan
dalam mengendalikan diri. Tidak diragukan lagi
bahwa benturan kejiwaan yang datang secara
tiba-tiba pada diri seseorang akan mendorong
munculnya perasaan tidak aman dalam diri , yang
kemudian akan menyebabkan tertimpa was-was.
Sebagaimana, tekanan jiwa akan menghilangkan
perasaan aman dalam pikiran seseorang. Ini juga
merupakan penyebab lemahnya kepribadian dan
menjadikannya sebagai sasaran empuk bagi
penyakit was-was.
f. Jiwa yang lemah, Kelemahan jiwa dalam diri
seseorang dapat mencapai suatu taraf dimana ia
sendiri kehilangan kekuatan untuk
mengendalikannya, sehingga kita mendapatinya
dengan terpaksa menyerah dihadapan kejadian-30
Page 35
kejadian yang dialaminya. Ketika ia menampakkan
keinginan agar seluruh pekerjaannya sebanding
dengan orang yang lebih utama darinya, maka
perasaan ini akan berubah kedalam bentuk
perasaan lemah.
2. Kemasyarakatan, Terkadang, dalam beberapa keadaan,
was-was diakibatkan oleh faktor sosial dimana kita
dapat melihat sebagian gejalanya ketika seseorang
melakukan suatu perbuatan yang sama dengan orang
lain dan selalu mengikutinya. Namun kasus ini
berbeda dengan dimana anak-anak mewarisinya dari
ayah atau ibunya. Dengan kata lain, mengikuti
perilaku orang lain dan taklid terhadap kelakuan
mereka yang salah serta berteman dengan segala
penderita penyakit tersebut akan menyebabkan
terjadinya kontradiksi yang dibencinya dan
membantu proses transfer penyakit tersebut dari
satu orang kepada orang lain.
Ada beberapa cara dalam mengatasi kegelisahan
yaitu:
Dengan memerlukan sedikit pemikiran yaitu, pertama
kita menanyakan pada diri kita sendiri
(instropeksi),akibat yang paling buruk yang
bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang
akan terjadi,mengapa hal itu terjadi,apa
penyebabnya dan sebagainya.
31
Page 36
Kita bersedia menerima sesuatu yang terjadi pada
diri kita dengan rasa tabah dan senang hati
niscaya kecemasan tersebut akan sirna dari jiwa
kita. Bersamaan berjalannya waktu kita dapat
mencoba untuk memperkecil dan mengurangi
keburukan-keburukan akibat timbulnya kecemasan
tersebut dalam jiwa kita.
Berdoa kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh
sabar,tabah,senang dan ikhlas sehingga Ia mau
mengabulkan permohonan kita dari perasaan
kecemasan ini,sebab Tuhan adalah yang paling Maha
Pemurah,Maha Pengampun,Maha Pengasih dan Maha
Penyayang bagi umatnya yang mau berdoa dan memohon
kepadaNya.
D. Hakikat Keadilan dan Implementasinya dalam Kehidupan
Keadilan adalah memberikan perlakuan yang
seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak
pada keharmonisan antara menuntut hak dan menjalankan
kewajiban. Socrates mengatakan bahwa keadilan tercapai
apabila pemerintah mempraktekkan ketentuan hukum atau
melaksanakan tugasnya dan rakyat merasakannya.
Plato menilai tercapainya keadilan apabila setiap
orang menjalankan pekerjaan menurut sifat dasar yang
dianggap cocok bagi orang tersebut, sedangkan tindakan
manusia dipandang layak apabila pihak yang sama
mendapatkan bagian sama (Aristoteles) Hak merupakan32
Page 37
wewenang untuk memiliki, meninggalkan, atau menuntut
sesuatu. Materi hak menyangkut individu, namun hak
bukan milik perseorangan. Hak seseorang terkait dengan
hak orang lain.
Disamping hak, seorang individu juga memiliki
berbagai kewajiban, yakni kewajiban terhadap Allah,
masyarakat dan diri sendiri. Kewajiban terhadap Allah
diwujudkan dalam bentuk memuja dan mengabdi, kewajiban
terhadap masyarakat dengan menolong orang lain,
sedangkan kewajiban terhadap diri sendiri diwujudkan
dengan melakukan perbuatan yang baik. Ada berbagai
macam bentuk keadilan, diantaranya adalah keadilan
moral, keadilan distributif, keadilan komutatif dan
keadilan sosial. Penjelasannya sebagai berikut :
1. Keadilan moral terwujud bila setiap orang
melakukan fungsi menurut kemampuannya. Keadilan
tercipta apabila seorang tentara menjalankan
fungsinya sebagai petugas pertahanan, bukan
sebagai pebisnis.
2. Keadilan distributif terlaksana apabila hal-hal
sama diperlakukan secara sama. Keadilan
distributif dapat digambarkanketika memberikan
hadiah kepada karyawan. Karyawan yang bekerja 10
tahun akan diberikan hadiah sebesar Rp 4.000.000,-
sedangkan bagi yang bekerja 5 tahun hanya sebesar
Rp 2.000.000,-
33
Page 38
3. Keadilan komutatif merupakan keadilan yang
bertujuan memelihara ketertiban atau
kesejahteraan. Seorang pekerja yang bekerja giat
dan berprestasi sudah sepantasnya diberi
penghargaan, sebaliknya pekerja yang banyak
melakukan pelanggaran diberikan hukuman yang
setimpal.
4. Keadilan sosial tercipta apabila setiap orang
mendapat perlakuan yang adil di bidang hukum,
politik, ekonomi dan budaya serta kemakmuran dapat
dinikmati secara merata.
Setiap manusia berhak diperlakukan adil dan berlaku
adil dengan menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
Orang yang menuntut hak, tapi lupa kewajiban,
tindakannya pasti akan mengarah pada pemerasan,
sebaliknya orang yang menjalankan kewajiban, tetapi
lupa menuntut hak akan mudah diperbudak oleh orang
lain.
Keadilan merupakan budaya bangsa Indonesia. Sejak
dahulu, manusia meminta keadilan kepada Allah dengan
cara berdoa. Pada jaman kerajaan jawa tempo dulu ada
budaya “pepe” yang dilakukan oleh rakyat yang meminta
keadilan. Keadilan diekspresikan dengan berbagai cara,
misalnya membuat pepatah yang menunjukan adanya
tuntutan terhadap perlakuan adil, misalnya pepatah
34
Page 39
“Raja adil raja disembah, raja lalim raja disanggah”
Ada yang membuat karya seni yang menyuarakan keadilan,
seperti seni musik, prosa dan puisi. Ada yang pula yang
menuntut keadilan dengan cara berpuasa sampai mati atau
sampai tuntutan keadilannya terpenuhi, menjahit mulut,
membakar diri dan sebagainya.
Adapun bentuk implementasi keadilan dalam kehidupan
sehari- hari sesuai dengan jiwa pancasila adalah
sebagai berikut:
1. mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang
mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan. Butir ini menghendaki agar
setiap warga negara nerbuat baik satu sama lain.
Perbuatan luhur dalam pengertian seperti apa yang
diperintahkan Tuhan dan menjauhi yang dilarang.
Perbuatan baik dan luhur tersebut dilaksanakan
pada setiap manusia dengan cara saling membantu,
bergotong-royong, dan merasa setiap manusia adalah
bagian dari keluarga yangdekat yang layak dibantu,
sehingga kehidupan setiap manusia layak dan
terhormat.
2. Bersikap adil, Butir ini menghendaki dalam
melaksanakan kegiatan antarmanusia untuk tidak
saling pilih kasih, dan pengertian adil juga
sesuai dengan kebutuhan manusia untuk hidup layak,
35
Page 40
dan tidak diskriminatif terhadap sesama manusia
yang akan ditolong.
3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
Butir ini menghendaki bawa manusia Indonesia
jangan hanya mendahulukan hak-haknya seperti hak
hidup bebas, berserikat, perlakuan yang sama,
kepemilikan, dan lain-lain, tetapi menjaga
kewajiban secara seimbang. Kewajiban yang harus
dilakukan adalah berhubungan yang baik dengan
sesama manusia, membantu sesama manusia, membela
yanng teraniaya, membarikan nasehat yang benar dan
menghormati kebebasan beragama.
4. Menghormati hak-hak orang lain, Bahwa setiap
manusia untuk menghormati hak orang dan memberikan
peluang orang lain dalam mencapai hak, dan tidak
berusaha menghalang-halangi hak orang lain.
Perbuatan seperti mencuri arta orang lain,
menyiksa, merusak tempat peribadatan agama lain,
adalah contoh-contoh tidak menghormati hak orang
lain.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
Mengembangkan sikap dan budaya bangsa yang saling
tolong-menolong seperti gotong-royong, dan
menjauhkan diri dari sikap egois dan
individualistis.
36
Page 41
6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain,
Butir ini menghendaki, manusia Indonesia bukanlah
homo hominilupus (manusia yang memakan manusia
yang lain). Manusia Indonesia tidak boleh memeras
orang lain demi kepentingan sendiri. Contoh
perbuatanya seperti melakukan perampokan,
memberikan bunga terlalu tinggi lepada peminjam
terutama pada kalangan orang kecil dan miskin.
7. Tidak bersikap boros, Menghendaki manusia
Indonesia untuk tidak memakai atau mengeluarkan
uang, barang, dan sumber daya secara berlebihan.
8. Tidak bergaya hidup mewah, Butir ini menghendaki
agar untuk tidak bergaya hidup mewah, tetapi
secukupnya sesuai dengan kebutuhan manusia itu
sendiri. Ukuran mewah memang relatif, namun dapat
disejajarkan dengan tingkat pemenuhan kehidupan
dan keadilan pada setiap strata kebutuhan manusia.
9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan
kepentingan umum
Butur ini menghendaki warga masyarakat Indonesia
untuk menjaga kepentingan umum dan prasarana umum,
sehingga sarana tersebut dapat berguna bagi
masyarakat luas.
10. Suka bekerja keras untuk berusaha semaksimal
mungkin dan tidak hanya pasrah pada takdir.
37
Page 42
Sebagai manusia yang bertaqwa kepada Tuhan,
diwaibkan berusaha dan diiringi dengan doa.
11. Menghargai karya orang lain agar warga negara
dapat menghargai karya orang lain sebagai bagian
dari penghargaan atas hak cipta. Proses penciptaan
suatu karya membutuhkan suatu usaha yang keras dan
tekun, oleh sebab itu dihargai.
E. Konsep Amanah, Tanggung Jawab dan Implementasinya
dalam Kehidupan
Sebagian besar masyarakat kita masih beranggapan
bahwa amanah atau kepercayaan dalam bentuk jabatan
dipandang sebagai anugerah. Konsekuensinya adalah kerap
kali ketika memperoleh jabatan, banyak orang yang
melaksanakan upacara syukuran. Bahkan dalam tingkat
tertentu, acara tersebut dilakukan secara berlebihan
(mubazir). Tidak ada maksud untuk menyatakan syukuran
itu salah. Hanya saja fenomena itu dapat dijadikan
bukti bahwa amanah sering diidentikkan dengan anugerah.
Sampai di sini menjadi menarik jika dianalisis dari
sudut semantik. Sebagaimana yang akan dijelaskan nanti
salah satu makna amanah adalah pembebabanan yang
meniscayakan tanggungjawab. Jika penerimaan amanah
disikapi dengan syukuran sama artinya ketika
mendapatkan pembebanan yang umumnya berat manusia malah
38
Page 43
bersyukur. Bagi sebagian orang amanah memang nikmat
(anugerah).
Melalui jabatan yang diembannya ia akan memperoleh
banyak manfa’at dan fasilitas. Bukankah wajar jika ia
menggelar acara syukuran? bukankah biaya yang
dikeluarkan akan kembali secara berlipat? Dari hal itu,
penulis ingin mengajak kita untuk melihat hakikat makna
amanah di dalam Al-Quran.
Amânah berasal dari kata a-mu-na – ya‘munu –
amn[an] wa amânat[an] yang artinya jujur atau dapat
dipercaya. Kata kerja ini berakar dari huruf hamzah,
mim dan nun yang makna pokoknya adalah aman, tenteram
dan hilangnya rasa takut. Secara bahasa, amânah
(amanah) dapat diartikan sesuatu yang dipercayakan atau
kepercayaan. Amanah juga berarti titipan (al-wadî‘ah).
Amanah adalah lawan dari khianat. Amanah terjadi di
atas ketaatan, ibadah, al-wadî’ah (titipan), dan ats-
tsiqah (kepercayaan).
Al-Ishfani memaknai amanah dengan ketentraman jiwa
(tu’ maninatun al-nafs). Faridh wajdi menterjemahkan
amanah dengan sukun al-qalb (ketentraman hati). Lawan
dari kata amanah adalah khianat. Dari akar kata ini
juga terbentuk kata iman dan amin. Orang yang beriman
dipastikan akan memperoleh rasa aman dan tenteram.
Karena ia akan merasa mendapatkan penjagaan dari Allah
Swt. Sebaliknya orang yang diselimuti dengan berbagai
39
Page 44
macam kegelisahan dan ketakutan, dipastikan sedang
mengalami krisis iman.
Menunaikan amanah itu wajib hukumnya sebagaiman
yang tercantum pada kitab suci Al-Qur’an surah An-Nisa’
ayat 58:
ن& ا) م اهلل مرك� أ� ن& ب�� وا ا� د ؤ� � ت� �أت أب� م� ى الا� ل ا ا) له ه� ا ا� د ا) م و �مت ك ي9ن& خ� اس ب�� ن& ال�ب موا ا� ك ح �دل ي� ع أل� ن& ب�� ا) ا اهلل م ع م ن� ك عظ. ه ن�9 ن��
ن& ا) ان& اهلل عا ك� مي� را س� ي� ص ب��“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat.”
Adapun implementasi amanah dan tanggung jawab dalam
kehidupan sehari-hari adalah sebagai berikut :
1. Amanah dalam arti tanggungjawab personal manusia
kepada Alloh Alasan penolakan alam (bumi, langit
dan sebagainya) terhadap amanah (QS. Al-Ahzab: 72)
adalah karena mereka tidak memiliki potensi
kebebasan seperti manusia. Padahal untuk
menjalankan amanah diperlukan kebebasan yang
diiringi dengan tanggung jawab. Oleh sebab itu,
apapun yang dilakukan bumi, langit, gunung
terhadap manusia, walaupun sampai menimbulkan
40
Page 45
korban jiwa dan harta benda, tetap saja "benda-
benda alam" itu tidak dapat diminta
pertanggungjawabannya oleh Allah. Berbeda dengan
manusia. Apapun yang dilakukannya tetap dituntut
pertanggungjawaban. Manusia adalah khalifah fi al-
ardh, oleh karena itu manusia memiliki beban
(tugas) untuk memakmurkan bumi (wasta’marakum
alardh). Sebuah tugas yang maha berat, karena
menuntut kesungguhan dan keseriusan kita dalam
menjalankannya.
Bahkan tugas ini jauh lebih berat dari
melaksanakan ibadah. Secara sederhana dapat
dikatakan sebagai seorang muslim, hidup tidak
sekedar menjalankan ibadah mahdzoh saja, lalu kita
merasa nyaman. Hidup sesungguhnya adalah sebuah
perjuangan untuk menegakkan kebaikan. Jadi
perbedaan manusia dari makhluk lain adalah karena
manusia telah diberi potensi kebebasan dan akal,
sehingga dengan potensi itu manusia mampu mengenal
Rabbnya sendiri, mampu menemukan petunjuk sendiri,
beramal sendiri, dan mencapai Rabbnya sendiri.
Semua yang dilakukan manusia adalah pilihannya
sendiri, dengan mempergunakan semua potensi dalam
dirinya, sehingga manusia akan memikul akibat dari
pilihannya itu, dan balasan untuknya sesuai dengan
amalnya.
41
Page 46
2. Amanah dalam arti tanggung jawab sosial manusia
kepada sesama
Dalam pandangan Islam setiap orang adalah
pemimpin, baik itu pemimpin bagi dirinya sendiri,
keluarga, masyarakat maupun yang lainnya. Sebab,
manusia adalah makhluk sosial dan mempunyai
tanggung jawab sosial pula. Tentu saja semua itu
akan dimintai pertanggungjawaban. Fenomena yang
terjadi saat ini adalah seringkali amanah
dijadikan sebuah komoditi untuk meraih kekuasaan
atau materi (dunia). Sehingga saat ini banyak
sekali orang yang meminta amanah kepemimpinan dan
jabatan, padahal belum tentu orang tersebut
mempunyai kapabilitas untuk menjalankan amanah
itu.
ada beberapa alasan mengapa seseorang harus menjaga
amanah di antaranya adalah karena amanah adalah sesuatu
yang sebenarnya sudah melekat dalam fithrah manusia.
Dengan demikian sebenarnya sifat amanah adalah sifat
yang sudah melekat dalam diri manusia sejak manusia
dilahirkan. Hal tersebut sebagaimana dalam al-Qur’an
surat al-A’raf ayat 172.
F. Pandangan Hidup,Harapan dan Implementasinya Dalam
Kehidupan Sehari-Hari
42
Page 47
Harapan berasal dari kata harap yang berarti
keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan
berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Harapan
merupakan bentuk dasar dari kepercayaan akan suatu yang
diinginkan untuk didapatkan atau suatu kejadian yang
akan berbuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada
hakikatnya kebutuhan hidup dan kepercayaan merupakan
dasar dari sebuah harpan, baik kepercayaan pada diri
sendiri maupun pada Tuhan YME.
Setiap manusia pasti mempunyai harapan.
Harapan tersebut tergantung pada pengalaman,
pengetahuan, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-
masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan
tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayan Agar harapan
terwujud, perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Harapan
menyangkut dengan masa depan.
Menurut kodaratnya, manusia adalah makhluk sosial.
Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu
pergaulan hidupnya. Tidak ada manusia yang luput dari
pergaulan hidupnya. Terdapat dua hal yang mendorong
manusia bergaul dengan manusia lain yaitu dorongan
kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
1. Dorongan kodrat, Kodrat adalah sifat, keadaan,
atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam
diri manusia sejak manusia itu diciptakan Tuhan.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai
43
Page 48
keinginan atau harapan, misalnya menangis,
tertawa, dan sebagainya. Dalam diri manusia
masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat
pembawaan dan kemampuan untuk bergaul dan hidup
bersama manusia yang lain.
2. Dorongan kebutuhan hidup, Kebutuhan hidup pada
garis besarnya dibedakan menjadi kebutuhan jasmani
dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmaniah,
misalnya : makan dan minum. Kebutuhan rohani
misalnya ketenangan. Untuk memenuhi kebutuhan itu
manusia bekerja sama dengan manusia yang lain.
Dengan adanya dorongan kodrat dan
dorongan kebutuhan hidup maka manusia mempunyai
harapan. Pada hakikatnya harapan adalah
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dapat kita menyimpulkan bahwa kita harus memendam
rasa percaya diri dan optimisme yang tinggi bahwasnya
segala sesuatu akan berhasil ketika ada suatu usaha dan
tawakkal kepada allah agar segalanya berjalan sesuai
dengan apa yang kita inginkan.
44
Page 49
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia sebagai mahluk sempurna yang diciptakan
Allah swt, yaitu diberi sebuah akal untuk selalu
berpikir dalam melakukan sesuatu dan memilah mana yang
menurutnya baik dan mana yang menurutnya buruk. Mulai
sejak kecil, harapan dan cita-cita harus tertanam di
setiap benak jiwa manusia agar mempunyai tujuan hidup.
Di dalam proses menuju kesuksesan hidup, manusia
dituntut untuk mengetahui dan mengamalkan nilai-nilai
kebudayaan yang ada. Karena banyak nila-nilai budaya
yang sangat berpengaruh penting dalam kemashlahatan
kita semua.
Oleh karena itu, pengamalan nilai-nilai budaya
tidak bisa di remehkan lagi manfaat dan tujuannya.
Sebagai suatu jembatan manusia menuju hidup yang
tentram,damai dan sejahtera.
B. Saran
Dengan adanya nilai-nilai kebudayaan, maka
diharapkan manusia dapat mengamalkan hal-hal yang
terkandung di dalamnya. Agar terciptanya kehidupan yang
tentram dan damai.
45
Page 50
Daftar Pustaka
http://pritowindiarto.blogspot.com/2009/12/makalah-
hakikat-manusia-dan.html
Murthada Muthahhari, Perspektif Al-Qur’an Tentang
Manusia dan Agama, Bandung : Mizan, 1990
Mawardi, Nur Hidayati. Ilmu alamiah Dasar, Ilmu Sosial
Dasar,Ilmu Budaya Dasar.Bandung : Pustaka Setia. 2007
http://luk.staff.ugm.ac.id/kmi/islam/Bucaille/Manusia/
Manusia2.html
http://www.unjabisnis.com/2010/11/hakekat-dan-teori-
tentang-manusia.html
http://feycomunity.blogspot.com/2009/05/makalah-
manusia-dan-tanggung-jawab.html
http://gerryghost.wordpress.com/2011/05/24/manusia-dan-
harapan
46