BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Tujuan dari pendidikan itu sendiri ialah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Sudarman (2005:68) menjelaskan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas di arahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Tujuan dari pendidikan itu sendiri ialah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sudarman (2005:68) menjelaskan bahwa salah satu masalah yang
dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan
kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas di arahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang
diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya,
ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar teoretis tetapi mereka miskin
aplikasi. Pendidikan di sekolah terlalu menjejali otak anak dengan berbagai bahan
ajar yang harus dihafal. Pendidikan tidak di arahkan untuk mengembangkan dan
membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan kata lain, proses
pendidikan kita tidak diarahkan membentuk manusia cerdas, memiliki
kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk
manusia kreatif dan inovatif.
1
Maka dalam mewujudkan tujuan pendidikan diatas diperlukan beberapa
hal yang harus dilakukan diantaranya yaitu strategi pembelajaran dalam mendidik
peserta didik. Strategi pembelajaran itu sendiri sangatlah banyak, namun yang
akan kami bahas dalam makalah ini ialah strategi pembelajaran inkuiri pada
pelajaran biologi.
Strategi pembelajaran inkuiri ini merupakan strategi pembelajaran yang
yang menekankan pada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak
diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing untuk siswa.
Strategi pembelajaran ini berangkat dari asumsi bahwa manusia lahir ke
dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya.
Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia
sejak lahir kedunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal
segala sesuatu yang bisa diindra.
Demikian sedikit penggambaran strategi pembelajaran tersebut.
Diharapkan pembelajaran yang terjadi dapat lebih bermakna dan memberi kesan
yang kuat kepada siswa sehingga dapat meningkatkan motivasi dalam
pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana pengertian strategi pembelajaran inkuiri?
b. Bagaimana ciri-ciri dan prinsip-prinsip strategi pembelajaran inkuiri?
c. Apa saja langkah-langkah strategi pembelajaran inkuiri?
d. Sebutkan kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran biologi?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui pengertian strategi pembelajaran inkuiri
2
b. Memahami ciri-ciri dan prinsip-prinsip strategi pembelajaran inkuiri
c. Menjelaskan langkah-langkah strategi pembelajaran biologi
d. Menyebutkan kelebihan dan kekurangan strategi pembelajaran biologi
3
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Model inkuiri didefinisikan oleh Piaget (Sund dan Trowbridge, 1973)
sebagai: Pembelajaran yang mempersiapkan situasi bagi anak untuk
melakukan eksperimen sendiri; dalam arti luas ingin melihat apa yang terjadi,
ingin melakukan sesuatu, ingin menggunakan simbul-simbul dan mencari
jawaban atas pertanyaan sendiri, menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan dengan
yang ditemukan orang lain.
Hamalik (2001:63) mengemukakan bahwa pembelajaran berdasarkan
inkuiri (inkuiri based teaching) adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa
di mana kelompok-kelompok siswa dibawa ke dalam suatu persoalan atau
mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan
struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
Strategi pembelajaran Inkuiri menekankan kepada proses mencari dan
menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung. Peran siswa
dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran,
sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk
belajar. Strategi pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk
mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya
jawab antara guru dan siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan
strategi heuristic, yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein yang
berarti saya menemukan.
4
Kuslan Stone (Dahar,1991) mendefinisikan model inkuiri sebagai
pengajaran di mana guru dan anak mempelajari peristiwa-peristiwa dan gejala-
gejala ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmuwan.
Wilson (Trowbridge, 1990) menyatakan bahwa model inkuiri adalah
sebuah model proses pengajaran yang berdasarkan atas teori belajar dan
perilaku. Inkuiri merupakan suatu cara mengajar murid-murid bagaimana
belajar dengan menggunakan keterampilan, proses, sikap, dan pengetahuan
berpikir rasional (Bruce & Bruce, 1992). Senada dengan pendapat Bruce &
Bruce , Cleaf (1991) menyatakan bahwa inkuiri adalah salah satu strategi yang
digunakan dalam kelas yang berorientasi proses. Inkuiri merupakan sebuah
strategi pengajaran yang berpusat pada siswa, yang mendorong siswa untuk
menyelidiki masalah dan menemukan informasi. Proses tersebut sama dengan
prosedur yang digunakan oleh ilmuwan sosial yang menyelidiki masalah-
masalah dan menemukan informasi.
Sementara itu, Trowbridge (1990) menjelaskan model inkuiri sebagai
proses mendefinisikan dan menyelidiki masalah-masalah, merumuskan
hipotesis, merancang eksperimen, menemukan data, dan menggambarkan
kesimpulan masalah-masalah tersebut. Lebih lanjut, Trowbridge mengatakan
bahwa esensi dari pengajaran inkuiri adalah menata lingkungan/suasana belajar
yang berfokus pada siswa dengan memberikan bimbingan secukupnya dalam
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmiah.
Senada dengan pendapat Trowbridge, Amien (1987) dan Roestiyah
(1998) mengatakan bahwa inkuiri adalah suatu perluasan proses discovery
yang digunakan dalam cara yang lebih dewasa. Sebagai tambahan pada proses
discovery, inkuiri mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya,
misalnya merumuskan masalah, merancang eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan,
menumbuhkan sikap objektif, jujur, rasa ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
5
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa inkuiri
merupakan suatu proses yang ditempuh siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Jadi, dalam model inkuiri ini
siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk memecahkan suatu
permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian, siswa akan terbiasa
bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet, objektif/jujur,
kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
2.2 Ciri-ciri
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa
dipahami, diantaranya:
1) Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan. Artinya strategi inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya
berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara
verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi
pelajaran itu sendiri.
2) Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan
demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru bukan sebagai
sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab
antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan
teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri.
3) Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental.
6
Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri siswa tak
hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya
menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir
secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan
berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada siswa (student centered approach). Dikatakan demikian,
sebab dalam strategi ini siswa memegang peran yang sangat dominan dalam
proses pembelajaran.
2.3 Prinsip-prinsip
Dalam pelaksanaanya, strategi pembelajaran inkuiri harus berpegang
pada prinsip-prinsip yang telah ditentukan sehingga pembelajaran akan
berjalan lancar dan sesuai tujuan. Adapun prinsip Penggunaan Strategi
Pembelajaran Inkuiri:
a) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan ber-
pikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini selain berorientasi ke-
pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
b) Prinsip Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik inter-aksi
antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara
siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti
menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.
c) Prinsip Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah
guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan siswa untuk menjawab setiap
pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses
7
berpikir.Karena itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah
inkuiri sangat diperlukan.
d) Prinsip Belajar untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah
proses berpikir (learning how to think), yakni proses mengembangkan po-
tensi seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan peng-
gunaan otak secara maksimal.
e) Prinsip Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenar-
annya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan
kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukannya.
2.4 Langkah-langkah
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka
langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan
model inkuiri adalah:
a. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar
siswa siap melaksanakan proses pembelajaran. Guru merangsang dan
Mengajak siswa untuk berpikir memecahkan masalah. Langkah orientasi
merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan startegi ini sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya
dalam memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemampuan itu tak mungkin proses
pembelajaran akan berjalan dengan lancar.
b. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
8
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebabkan
masalah itu tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari
jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting
dalam strategi inkuiri, oleh sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh
pengalaman yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental
melalui proses berpikir.
c. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang perkiraan, tetapi harus
memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga hipotesis yang
dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir logis itu
sendiri akan sangatdipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki
serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasanakan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional
dan logis.
d. Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk
menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi pembelajaran in-kuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting da-lam
pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya me-
merlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Karena itu,
tu-gas dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-
perta-nyaan yang dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi
yang dibutuhkan. Sering terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala
siswa tidak apresiatif terhadap pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu
biasanya ditunjukkan oleh gejala-gejala ketidak gairahan dalam belajar.
Manakala guru menemukan gejala-gejala semacam ini, maka guru
hendaknya secara terus-menerus memberikan dorongan kepada siswa
9
untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata
kepada seluruh siswa sehingga mereka terangsang untuk berpikir.
e. Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pe-
ngumpulan data. Dalam menguji hipotesis yang terpenting adalah mencar
itingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan. Di samping itu, menguji
hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya
kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi,
akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggung jawabkan.
f. Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan gongnya dalam proses pembelajaran. Sering terjadi, karena
banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang
dirumuskan tidak fokus pada masalah yang hendak dipecahkan. Karena
itu, untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu
menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.
2.5 Keunggulan dan kelemahan
Strategi Pembelajaran Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan, di
antaranya:
1. Strategi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
2. Strategi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
10
3. Strategi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
4. Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai
kelemahan, di antaranya:
1. Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
4. Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
2.6 Implementasi Inkuiri dalam Pembelajaran Biologi
Sekolah sebagai suatu institusi atau lembaga pendidikan seharusnya
mampu berperan dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas melalui
proses edukasi ( proses pendidikan yang menekankan pada kegiatan mendidik dan
mengajar ), proses sosialisasi ( proses bermasyarakat khususnya bagi anak didik ),
proses transformasi ( proses perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik ). Dari
keseluruhan proses pendidikan di sekolah, hal yang terpokok adalah kegiatan
pembelajaran. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas
diperlukan pendidikan yang berkualitas pula. Agar dapat terwujud pendidikan
yang berkualitas haruslah dimulai dengan proses pembelajaran yang berkualitas.
11
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses belajar siswa. Belajar
merupakan hal yang kompleks, dimana kompleksitas belajar dapat dipandang dari
2 subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Siswa sebagai pembelajar yang
mengalami proses belajar sedangkan guru adalah subyek pembelajar siswa. Proses
pembelajaran selalu melibatkan interaksi antara guru dengan siswa yang disebut
interaksi edukatif. Proses interaksi edukatif menyebabkan guru dengan sadar
mengarahkan tingkah laku, sikap dan perubahan anak didik menjadi lebih baik,
dewasa, dan bersusila.
Kondisi proses pembelajaran yang efektif atau berkualitas dapat tercipta
bila siswa terlibat secara aktif, siswa memiliki motivasi belajar tinggi, siswa
mempunyai minat dan perhatian dalam belajar, guru memperhatikan perbedaan
individual siswa (prinsip individualitas), peragaan dalam pengajaran. Dalam
proses pembelajaran yang efektif atau berkualitas siswa mempunyai hak dan
kebebasan untuk bersuara, berpendapat dan berargumen di dalam kelas yang
berkaitan dengan materi pelajaran di kelas. Saat berlangsungnya proses
pembelajaran sebenarnya yang efektif bukanlah gurunya saja, yang mana seakan-
akan siswa hanya dianggap sebagai suatu benda yang pasif, yang hanya
mendengarkan dan mematuhi apa yang disampaikan oleh guru, tetapi seharusnya
dalam proses pembelajaran, guru dapat menciptakan kondisi yang dapat
memunculkan motivasi dan minat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran,
sehingga antara siswa dan guru sama-sama aktif, dalam transfer ilmu pengetahuan
baik dari guru ke siswa atau sebaliknya dari siswa ke guru dan dapat juga transfer
ilmu antar siswa satu ke siswa yang lainnya.
Sebagian besar guru-guru menggunakan metode pengajaran ceramah,
tanya jawab, atau pemberian tugas dalam proses pembelajaran. Walaupun metode
tersebut masih relevan dengan perkembangan pendidikan sekarang ini, tetapi
kurang mampu mendorong siswa berperan secara aktif. Oleh karena itu, maka
perlu adanya perbaikan dalam proses pembelajaran khususnya proses
pembelajaran Biologi. Perbaikan tersebut dalam hal penggunaan metode
12
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan peserta didik, dan dapat membuat
siswa berperan aktif serta kreatif. Agar tercipta proses pembelajaran yang lebih
baik dibutuhkan seorang guru yang profesional. Guru yang profesional adalah
memiliki sekumpulan bidang ilmu sebagai landasan dari sejumlah tehnik dan
prosedur yang unik. Sebagai contoh seorang guru harus mempelajari psikologi,
metode pembelajaran, dan lain-lain (Sardiman, 2000:132). Salah satu ciri dari
seorang guru yang profesional dalam meningkatkan pendidikan di sekolah, maka
seorang guru harus memahami dan mampu menggunakan bermacam-macam
metode pembelajaran.
Penggunaan bermacam-macam metode pembelajaran, dapat meningkatkan
kualitas berpikir para siswa (Sardiman, 2000 : 133). Metode pembelajaran yang
mampu menggiatkan siswa untuk berpikir secara aktif dan kreatif di dalam proses
pembelajaran adalah metode pembelajaran inkuiri. Metode pembelajaran inkuiri
tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi yang
ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan keterampilan. Di
dalam metode pembelajaran inkuiri ini, siswa dihadapkan pada sebuah masalah
yang tidak sengaja dibuat oleh guru atau hasil “rekayasa”, sehingga siswa harus
mengerahkan seluruh pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-
temuan di dalam masalah itu melalui proses penelitian (Gulo, 2002:84).
Dalam perkembangannya, metode pembelajaran inkuiri mendapat
dukungan dari para ahli, di antaranya; Suchman (1966) dalam jurnal “Lembaran
Ilmu Pendidikan (Tim Dosen, 2000 : 129), dari Illinois Amerika Serikat dalam
bukunya “Developing Inquiry” menegaskan bahwa metode pembelajaran inkuiri
dapat diterapkan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, lalu metode
pembelajaran ini dikembangkan oleh Jones (1979), dalam bukunya “Strategies for
Teaching” yang menerapkan metode pembelajaran inkuiri ini dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial; dan digunakan dalam proses pembelajaran,
baik dalam mata pelajaran science maupun dalam mata pelajaran ilmu
pengetahuan sosial, dan mata pelajaran yang lain.
13
Hasil pengamatan langsung yang dilakukan oleh Soewarso (Tim Dosen,
2000:128) di Weber Elementary School atau Sekolah Dasar, Lowa Amerika
Serikat pada bulan Juli 1997 dalam jurnal “Lembaran Ilmu Pendidikan”,
menyatakan bahwa metode pembelajaran inkuiri ini sekarang sedang populer di
gunakan di Amerika Serikat dan Inggris, yang ternyata metode pembelajaran ini
mampu membangkitkan siswa untuk berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran, berpikir secara kreatif, dan mampu memecahkan masalah yang
diberikan oleh gurunya (Tim Dosen, 2000:128). Dengan metode pembelajaran
inkuiri akan melatih siswa berani mengemukakan pendapat dan menemukan
sendiri pengetahuannya yang berguna untuk memecahkan masalah yang
dihadapinya. Penggunaan metode pembelajaran inkuiri secara efisien dan efektif
akan mengurangi monopoli guru dalam penguasaan jalannya proses pembelajaran,
dan kebosanan siswa dalam menerima pelajaran akan berkurang (Soewarso,
2000 : 127).
Metode pembelajaran inkuiri di samping mengantarkan siswa pada tujuan
instruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberi tujuan iringan (nutrunant
effect) sebagai berikut: (1) Memperoleh keterampilan untuk memproses secara
ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data,
mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta
mengambil kesimpulan). (2) Lebih berkembangnya daya kreativitas anak. (3)
Belajar secara mandiri. (4) Lebih memahami hal-hal yang mendua. (5) Perolehan
sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentatif (Gulo,
2002:101).
Metode pembelajaran inkuiri di samping mengantarkan siswa pada tujuan
instruksional tingkat tinggi, tetapi dapat juga memberikan tujuan iringan yang
menitik beratkan pada perkembangan kepribadian dan intelegensi siswa.
14
2.7 Peranan Metode Pembelajaran Inkuiri
Di dalam perkembangannya, ternyata metode pembelajaran inkuiri
mempunyai peranan yang penting terhadap pendidikan di sekolah. Pelaksanaan
penggunaan metode pembelajaran inkuiri mempunyai peranan penting baik bagi
guru maupun para siswa. Peranannya antara lain sebagai berikut: (1) Menekankan
kepada proses perolehan informasi oleh siswa. (2) Membuat konsep diri siswa
bertambah dengan penemuan-penemuan yang diperolehnya. (3) Memiliki
kemampuan untuk memperbaiki dan memperluas penguasaan keterampilan dalam
proses memperoleh kognitif para siswa. (4) Penemuan-penemuan yang diperoleh
siswa dapat menjadi kepemilikannya dan sangat sulit melupakannya. (5) Tidak
menjadikannya guru sebagai satu-satunya sumber belajar, karena siswa belajar
dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar (Sumantri, 1999:166).
Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang berinkuiri, peranan guru
sangat diperlukan. Peranan guru tersebut antara lain, sebagai motivator, fasilitator,
penanya, administrasi, pengarah, manajer, dan rewarder. Peranan-peranan
tersebut diharapkan dimiliki oleh setiap guru supaya metode pembelajaran inkuiri
dalam proses pembelajaran di sekolah dapat tercipta. Supaya guru dapat
melakukan peranannya secara efektif maka pengenalan kemampuan siswa sangat
diperlukan, terutama cara berpikirnya, cara mereka menanggapi, dan sebagainya.
Guru dalam mengembangkan sikap inkuiri mempunyai peranan sebagai konselor,
konsultan, dan teman yang kritis. Peranan ini sangat sulit dan sensitif, karena
esensi inkuiri adalah aktivitas siswa.
2.8 Proses Pembelajaran Biologi dengan Metode Pengajaran Inkuiri
Proses disini dimaksudkan sebagai kegiatan inti dari pelaksanaan proses
pembelajaran, yakni bagaimana tujuan-tujuan belajar direalisasikan melalui
modul. Beberapa trend pendekatan dalam proses pembelajaran Biologi telah
banyak diterapkan, seperti CBSA, keterampilan proses, konstruktivis dan STS
(science Technology and Society). Berbagai pendekatan tersebut juga telah
15
dijabarkan dalam model pembelajaran yang penerapannya diharapkan mampu
mengaktifkan siswa, sehingga proses belajar siswa dapat berjalan secara optimal.
Keempat pilar pendidikan, yaitu: learning to do; learning to know;
learning to be; learning to live together (paradigma pendidikan), dapat dijabarkan
dalam proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan bagi
siswa di sekolah sehingga akan terwujud proses pembelajaran yang lebih
meaningful. Salah satu alternatif model proses pembelajaran yang banyak
dikembangkan saat ini adalah proses pembelajaran dengan prinsip “siswa
berusaha menemukan sendiri”. Proses pembelajaran seperti ini menyiratkan suatu
kondisi proses pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa ini menuntut guru
untuk dapat menciptakan suasana belajar bagi siswanya. Peran guru tidak hanya
memberikan informasi berupa penegasan-penegasan konsep Biologi, namun lebih
dari itu, guru harus bersedia meluangkan waktu untuk mempersiapkan proses
pembelajaran dengan cermat serta pada saat kegiatan belajar berlangsung guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas yang
dirancang untuk mencapai kompetensi tersebut.
1. Tahap pertama, sering disebut dengan kegiatan awal pembelajaran,
yaitu memberikan motivasi kepada siswa dengan cara menggali
pengetahuan awal siswa tentang topik yang sedang dibahas. Secara
konkrit, cara ini dapat berupa demontrasi yang dilakukan guru atau dengan
melibatkan siswa untuk menunjukkan fenomena alam.
2. Tahap kedua, sering disebut dengan kegiatan inti pembelajaran, yaitu
siswa diberi kesempatan untuk melakukan eksplorasi sederhana.
Eksplorasi dalam proses pembelajaran Biologi pada jenjang SMP lebih
diartikan sebagai kegiatan yang memberi peluang kepada siswa untuk
mengembangkan kemampuan mengamati, menyelediki fenomena (sesuai
rancangan guru), menyusun laporan pengamatan, serta
16
mengkomunikasikan hasil pengamatannya dalam rangka menjawab
pertanyaan yang muncul pada tahap pertama, sebagai konsep yang siswa
temukan.
3. Tahap ketiga, masih dalam kegiatan inti pembelajaran, yaitu penegasan
konsep yang dilakukan oleh guru. Penegasan atau penguatan guru
memegang peranan penting untuk meyakinkan siswa terhadap hasil
pengamatannya.
4. Tahap keempat, sering disebut dengan penutup proses pembelajaran,
yaitu pengembangan. Pengembangan dapat berupa aplikasi konsep yang
dikaitkan dengan alternatif pemecahan masalah kehidupan sehari-hari,
evaluasi sebagai balikan atau dapat juga pemberian tugas.
Skema pembelajaran bukanlah satu-satunya skema yang baik untuk
pembelajaran Biologi. Namun, konsep-konsep tertentu akan lebih
meaningful bagi siswa jika disajikan dengan menerapkan skema tersebut.
Selanjutnya, penerapan skema pembelajaran Biologi di atas membawa
implikasi bahwa:
1. Guru Biologi harus memiliki komitmen tinggi untuk selalu berusaha
menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa mempelajari sesuatu;
2. Guru Biologi selalu berupaya meningkatkan kreativitasnya dalam
memanfaatkan berbagai sumber belajar bagi siswanya;
3. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) lebih difungsikan sebagai
forum berbagi ide dan pengalaman (Saptono, 2002:4).
Dalam proses pembelajaran berbasis KBK, keberhasilan proses
pembelajaran dapat dilihat apabila terjadi perubahan perilaku yang positif pada
diri siswa seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) (Mulyasa,
2002:102). Untuk mencapai keberhasilan tersebut, dalam proses pembelajaran
berbasis KBK diperlukan suatu metode pembelajaran yang dapat menunjang
keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Metode pembelajaran banyak sekali,
namun demikian tidak semua metode pembelajaran dapat menunjang keberhasilan
suatu proses pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk
17
menunjang keberhasilan proses pembelajaran adalah metode inkuiri, karena
metode pembelajaran inkuiri merupakan salah satu metode pembelajaran yang
dapat digunakan dalam proses pembelajaran KBK, dan metode pembelajaran
inkuiri pun tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh
potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan pengembangan
keterampilan.
Pada hakikatnya, metode pembelajaran inkuiri ini merupakan suatu proses.
Proses ini bermula dari merumuskan masalah, mengembangkan hipotesis,
mengumpulkan bukti, menguji hipotesis, dan menarik kesimpulan sementara,
menguji kesimpulan sementara supaya sampai pada kesimpulan yang pada taraf
tertentu diyakini oleh siswa yang bersangkutan. Dalam mata pelajaran Biologi
dengan topik “Tumbuhan Berbiji (Spermatophyta)”, ini mempunyai standar
kompetensi, yaitu:
1. Mengenali perkembangan dan hakikat sains serta melakukan kerja ilmiah
dalam bidang ilmiah
2. Mengaplikasikan konsep keanekaragaman makhluk hidup berdasarkan
ciri-ciri kehidupan.
Untuk memperoleh kejelasan tentang materi di atas, berikut adalah bagan
proses pembelajaran Biologi dengan metode pembelajaran inkuiri berbasis KBK
yang penulis angkat dalam penulisan skripsi ini sebagai alternatif lain dalam
pelaksanaan proses pembelajaran Biologi selain metode-metode pembelajaran
yang telah ada. Dengan dilaksanakannya metode pembelajaran inkuiri dalam
proses pembelajaran Biologi ini, penulis berharap siswa dapat berperan secara
aktif dan kreatif di dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran Biologi.
Proses Pembelajaran Biologi dengan Metode Inkuiri Berbasis KBK Tahap
Kegiatan Materi Kegiatan
Tahap kegiatan Materi Kegiatan
Pendahuluan Tumbuhan berbiji Artikulasi masalah
18
Merumuskan masalah 1.Tumbuhan berkeping
dua (monokotil)
2.Tumbuhan berkeping
satu (dikotil).
Merumuskan Masalah:
Tumbuhan berkeping
dua (monokotil)
Merumusakan
Masalah: Tumbuhan
berkeping satu (dikotil)
Perumusan hipotesis 1. Hipotesis (1)
Tumbuhan berkeping
dua (monokotil)
2. Hipotesis (2)
Tumbuhan berkeping
satu (monokotil)
Menguji Hipotesis (1)
Menguji Hipotesis (2)
Menarik
Kesimpulan
Sementara
1.Tumbuhan berkeping
dua (monokotil)
2.Tumbuhan berkeping
satu (dikotil)
Menarik Kesimpulan
(1)
Menarik Kesimpulan
(2)
Penarikan
Kesimpulan
1. Kesimpulan (1)
Tumbuhan berkeping
dua (monokotil)
2. Kesimpulan (2)
Tumbuhan berkeping
satu (dikotil)
Membuat Generalisasi
Dalam proses pembelajaran diberikan suatu pengalaman belajar yaitu
melakukan penyelidikan atau penelitian terhadap tumbuhan berkeping dua
(dikotil) dan mengkomunikasikan hasil penyelidikan atau penelitian tersebut.
Dengan kegiatan melakukan penelitian ada tiga komponen yang harus dimiliki
peserta didik yaitu komponen kognitif, psikomotor (proses), dan afektif.
Komponen kognitif yang harus dikuasai setelah melalui proses
pembelajaran dengan metode inkuiri meliputi: 1) dapat menjelaskan pengertian
19
tumbuhan berkeping dua (dikotil). 2) dapat menyebutkan ciri-ciri tumbuhan
berkeping dua (dikotil), dan 3) dapat mengelompokkan tumbuhan berkeping dua
(dikotil).
Komponen psikomotor atau proses yang harus dijalankan peserta didik
yaitu: 1) membawa bahan yang dibutuhkan (contoh tumbuhan berkeping dua), 2)
melakukan penyelidikan pada tumbuhan berkeping dua (dikotil), dan 3) mencatat
hasil penyelidikan.
Komponen afektif yang harus dimiliki antara lain: 1) peserta didik dapat
bekerjasama melakukan penyelidikan dalam kelompok, dan 2) peserta didik dapat
mengkomunikasikan hasil penyelidikannya dengan baik.
Dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan metode inkuiri ini
lebih mengedepankan keaktifan peserta didik dan guru tidak menjadi satu-satunya
sumber belajar, namun ruang kelas, bahan praktikum, proses praktikum, hasil
praktikum dan buku penunjang menjadi sumber dalam proses belajar.
Pada kegiatan pendahuluan guru memberikan stimulus dengan
memberikan pertanyaan yang menarik dan mengandung masalah untuk
dipecahkan oleh peserta didik . Dalam tahap ini Guru berperan sebagai fasilitator,
motivator, penanya sedangkan peserta didik mulai bekerja sesuai dengan perintah
Guru. Pada tahap selanjutnya peserta didik mulai merumuskan masalah yang
sudah diberikan oleh Guru. Setelah peserta didik selesai merumuskan masalah,
dilanjutkan dengan kegiatan merumuskan hipotesis. Selesai dengan kegiatan
merumuskan hipotesis, kemudian peserta didik menarik kesimpulan sementara.
Setelah peserta didik melewati lima tahap dalam proses pembelajaran di atas,
dilanjutkan dengan membuat laporan baik secara individu maupun kelompok
untuk diadakan evaluasi hasil yang telah dicapai bersama dengan guru.
20
Dalam pembelajaran dengan metode inkuiri, guru menerapkan proses
diskusi. Dalam pembelajaran ini peserta didik lebih aktif mengamati, meneliti,
menduga dan mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengamatannya.
Lingkungan sebagai tempat pengamatan merupakan media yang dapat membantu
daya abstraksi peserta didik. Materi yang relatif abstrak dikonkritkan dengan
bantuan proses pengamatan langsung di lingkungan belajar. Proses pengamatan
tersebut juga menumbuhkan minat dan motivasi siswa, karena pembelajaran
bervariasi dan tidak bersifat monoton, yang akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan definisi-definisi para pakar pendidikan, dapat
disimpulkan bahwa inkuiri merupakan suatu proses yang ditempuh siswa
untuk memecahkan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan
eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, dan menarik kesimpulan.
Jadi, dalam model inkuiri ini siswa terlibat secara mental maupun fisik untuk
memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru. Dengan demikian,
siswa akan terbiasa bersikap seperti para ilmuwan sains, yaitu teliti, tekun/ulet,
objektif/jujur, kreatif, dan menghormati pendapat orang lain.
Strategi pembelajaran inkuiri memiliki beberapa ciri-ciri yang bisa
dipahami, diantaranya:
Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan.
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan
jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan
dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief)..
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental.
Adapun prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri:
1) Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
2) Prinsip Interaksi
3) Prinsip Bertanya
4) Prinsip Belajar untuk Berpikir
5) Prinsip Keterbukaan
22
Sesuai dengan pokok bahasan yang telah diuraikan di atas, maka
langkah-langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan menggunakan
model inkuiri adalah:
Orientasi
Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki.
Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang
sedang dikaji.
Mengumpulkan Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Menguji Hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data.
Merumuskan Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan gongnya dalam proses pembelajaran.
Keunggulan Strategi Pembelajaran Inkuiri, di antaranya:
Startegi ini merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada
pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang,
sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
Startegi ini dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar mereka.
Startegi ini merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
23
Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani
kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya,
siswa yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar.
Di samping memiliki keunggulan, strategi ini juga mempunyai
kelemahan, di antaranya:
Jika strategi ini digunakan sebagai strategi pembelajaran, maka akan sulit
mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.Strategi ini sulit dalam
merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dengan kebiasaan siswa
dalam belajar.
Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu
yang panjang sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu
yang telah ditentukan.
Selama kriteria keberhasiJan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
3.2 Saran
1. Sebaiknya dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri ini, pengajar
memperhatikan waktu yang dibutuhkan oleh siswa dalam menguasa
idasar–dasar ilmiah dari materi yang dipelajari. Hal ini dilakukan dengan
memadukan model pembelajaran ini dengan model pembelajaran
koperatif.
2. Pengaja rmembuat suasana kondusif yang memungkinkan siswa bias
nyaman untuk berfikir dan menemukan inspirasi dalam mempelajari suatu
materi.
3. Pengajar dalam menyampaikan suatu masalah dimulai dengan menyajikan
permasalahan yang ringan untuk kemudian ditambah porsinya seiring
dengan perkembangan prestasi yang ditunjukkan oleh peserta didik.
24
4. Bagi guru agar dapat menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran.
Biologi dan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Dalam
penggunaan metode tersebut dapat memanfaatkan lingkungan,
laboratorium maupun penugasan di lingkungan tempat tinggal peserta