Top Banner
TUGAS MATA KULIAH IMUNOLOGI “IMUNOPROFILAKSI” Dosen : Dra. Refdanita, M.Si, Apt DISUSUN OLEH : Ichsan Perdana. A (10330045) PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
35

Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

Jan 01, 2016

Download

Documents

anon_618215415
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

TUGAS MATA KULIAH IMUNOLOGI

“IMUNOPROFILAKSI”

Dosen : Dra. Refdanita, M.Si, Apt

DISUSUN OLEH :

Ichsan Perdana. A (10330045)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2013

Page 2: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang. Maha Esa atas berkat, rahmat,

dan ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Imunologi yang

membahas tentang “Imunoprofilaksi”.

Terima kasih kami ucapkan kepada :

1. Ibu Dra. Refdanita, M.Si, Apt Selaku dosen Imunologi ISTN

2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil.

3. Teman – teman yang memberikan masukkan dan saran kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna

serta masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dinantikan guna

penyempurnaaan makalah ini dimasa mendatang.

Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan

kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami. Semoga

makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kami maupun

pembaca. Semoga Tuhan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua.

Jakarta, Oktober 2013

Penyusun

Page 3: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah......................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan........................................................................... 1

D. Manfaat Penulisan......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh........................................... 3

B. Fungsi System imun...................................................................... 3

C. Komponen System Imun............................................................... 4

D. Jenis-jenis system kekebalan tubuh.............................................. 5

E. Mekanisme Sistem Imun............................................................... 12

BAB III PEMBAHASAN

Page 4: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

A. Pengertian Imunofilaksi................................................................ 15

B. Fungsi Imunoprofilaksis................................................................ 15

C. Tindakan Imunoprofilaksi............................................................. 15

D. Jenis-jenis Imunisasi..................................................................... 15

E. Jenis-jenis vaksin........................................................................... 17

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan.................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... iii

Page 5: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem kekebalan (bahasa Inggris: immune system) adalah sistem pertahanan manusia

sebagai perlindungan terhadap infeksi dari makromolekul asing atau serangan organisme,

termasuk virus, bakteri, protozoa dan parasit.

Setiap orang memiliki sistem kekebalan tubuh yang kurang lebih sama yang didapatnya sejak

berada di kandungan. Sistem kekebalan atau imunitas berfungsi melindungi kuman dan bakteri

yang berasal dari luar tubuh. Kuman dan bakteri yang menyebabkan penyakit pada tubuh

biasanya berupa protein yang berbeda dengan protein yang berada di tubuh kita (antigen).

Antigen yang berbeda dengan tubuh kita akan dihancurkan oleh sistem pertahanan tubuh

(antibodi).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan system kekebalan tubuh?

2. Bagaimanakah fungsi sistem imun ?

3. Apa saja komponen sistem imun ?

4. Apa saja macam-macam jenis kekebalan tubuh ?

5. Bagaimana mekanisme sistem imun bekerja ?

6. Apakah yang dimaksud dengan Imunofilaksis ?

7. Bagaimana Fungsi dan tindakan dari Imunoprofilaksis ?

8. Apa saja jenis-jenis imunisasi dan vaksin ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan dari makalah ini sebagai berikut :

Page 6: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

1. Mengetahui pengertian tentang sistem kekebalan tubuh.

2. Mengetahui fungsi, komponen serta jenis kekebalan tubuh.

3. Mengetahui mekanisme sistem imun.

4. Mengetahui pengertian tentang Imunoprofilaksis ?

5. Mengetahui tentang Fungsi dan tindakan dari Imunoprofilaksis ?

6. Mengetahui jenis-jenis imunisasi dan vaksin ?

D. Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipakai yaitu menggunakan metode literature dari internet sebagai

sumber makalah.

Page 7: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang

melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh

patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang

luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta

menghancurkan zat zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan

jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.

B. Fungsi Sistem Imun

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:

Penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh.

Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh

yang telah tua.

Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi atau ganas, serta

menghancurkannya. Sasaran utama : bakteri patogen & virus.

Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag & sel mast)

Sel –sel efektor pada sistem imun :

Leukosit terdiri dari :

1. Neutrofil

Sel fagositik yang dapat memakan dan menghancurkan bahan bahan yang tidak perlu.

2. Eosinofil

Page 8: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

Mengeluarkan zat zat kimiawi yang menghancurkan cacing parasit dan berperan dalam

manifestasi alergi.

3. Limfosit

a. Limfosit B

Berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan antibodi yang secara tidak langsung

menyebabkan destruksi zat asing.

b. Limfosit T

Berperan dalam imunitas selular dengan destruksi langsung melalui cara nonfagosit

4. Monosit

Berubah menjadi makrofag

Sistem imun menyediakan kekebalan terhadap suatu penyakit yang disebut imunitas. Respon

imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon terhadap masuknya patogen

atau antigen tertentu ke dalam tubuh.

C. Komponen Sistem Imun

Komponen utama dalam sistem imun adalah sel darah putih. Sistem kekebalan tubuh

berkaitan dengan sel darah putih atau leukosit. Berdasarkan adanya bintik-bintik atau granular,

Leukosit terbagi atas :

a. Granular, memiliki bintik-bintik. Leukosit granular yaitu Basofil, Acidofil/Eosinofil dan

Neutrofil.

b. Agranular, tidak memiliki bintik-bintik. Leukosit Agranular yaitu Monosit dan Limfosit.

Selain itu, ada juga sel bernama Macrophage (makrofag), yang biasanya berasal dari

monosit. Makrofag bersifat fagositosis, menghancurkan sel lain dengan cara memakannya.

Kemudian, pada semua limfosit dewasa, permukaannya tertempel reseptor antigen yang hanya

dapat mengenali satu antigen. Ada juga Sel Pemuncul Antigen (Antigen Presenting Cells). Saat

antigen memasuki memasuki sel tubuh, molekul tertentu mengikatkan diri pada antigen dan

memunculkannya di hadapan limfosit. Molekul ini dibuat oleh gen yang disebut Major

Page 9: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

Histocompability Complex (MHC) dan dikenal sebagai molekul MHC. MHC 1 menghadirkan

antigen di hadapan Limfosit T pembunuh dan MHC II menghadirkan antigen ke hadapan

Limfosit T Pembantu.

Limfosit berperan utama dalam respon imun diperantarai sel. Limfosit terbagi atas 2 jenis

yaitu Limfosit B dan Limfosit T.

Berikut adalah perbedaan antara Limfosit T dan Limfosit B.

Limfosit B Limfosit T

Dibuat di sumsum tulang yaitu sel batang yang

sifatnya pluripotensi (pluripotent stem cells) dan

dimatangkan di sumsum tulang (Bone Marrow)

Dibuat di sumsum tulang dari sel batang yang

pluripotensi (pluripotent stem cells) dan

dimatangkan di Timus

Berperan dalam imunitas humoral Berperan dalam imunitas selular

Menyerang antigen yang ada di cairan antar sel Menyerang antigen yang berada di dalam sel

Terdapat 3 jenis sel Limfosit B yaitu :

· Limfosit B plasma, memproduksi antibodi

· Limfosit B pembelah, menghasilkan Limfosit B

dalam jumlah banyak dan cepat

· Limfosit B memori, menyimpan mengingat antigen

yang pernah masuk ke dalam tubuh.

Terdapat 3 jenis Limfosit T yaitu:

· Limfosit T pempantu (Helper T cells), berfungsi

mengantur sistem imun dan mengontrol

kualitas sistem imun

· Limfosit T pembunuh (Killer T cells) atau

Limfosit T Sitotoksik, menyerang sel tubuh

yang terinfeksi oleh patogen

· Limfosit T surpressor (Surpressor T cells),

berfungsi menurunkan dan menghentikan

respon imun jika infeksi berhasil diatasi.

D. Jenis-Jenis Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh terbagi 2, yaitu :

Page 10: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

1. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya

Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya terbagi 2, yakni:

Kekebalan Nonspesifik (Kekebalan tubuh bawaan atau Kekebalan tubuh alami)

Kekebalan tubuh spesifik.

Ciri-cirinya :

Sistem ini tidak selektif, artinya semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan

diserang dan dihancurkan tanpa seleksi.

Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya.

Eksposur menyebabkan respon maksimal segara Sistem ini memiliki komponen-

komponen yang mampu menagkal benda masuk ke dalam tubuh, yakni :

a. Rintangan Mekanis

Rintangan mekanis merupakan sistem pertahanan tubuh yang pertama dan umumnya terletak di

bagian permukaan tubuh.

Terdiri atas :

Kulit

Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda asing kecuali jika kulit

dalam keadaan terluka. Asam lemak dan keringat yang dihailkan oleh kelenjar di kulit juga akan

mencegah benda asing masuk ke dalam tubuh.

Selaput Lendir

Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang saluran pernapasan dan saluran

pencernaan.Pada saluran pernapaan,Selaput lendir berfungi dalam menangkap bakteri atau benda

asing yang masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan.

Contoh : Selaput Lender pada hidung. Selaput lender pada saluran pencernaan berfungsi sebagai

rintangan yang melindungi sel diluar system pencernaan.

Page 11: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

b. Rambut-rambut halus: Sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan.

Contoh : Di hidung, rambut-rambut halus berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk melalui

hidung.

c. Hasil Sekresi

Berperan untuk membunuh benda asing dengan menggunakan zat kimia dan enzim.

Bakteri yang terdapat di permukaan tubuh (bakteri nonpatogen)

Berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen yang akan masuk ke dalam tubuh.

Sel Darah Putih

Merupakan system pertahanan tubuh kedua. Apabila benda asing berhasil melewati system

pertahanan pertama dan masuk ke dalam tubuh,maka sel darah putih akan mencegah benda asing

masuk lebih jauh lagi ke dalam tubuh. Sel darah putih akan menghancurkan setiap benda asing

yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis.

Mekanisme fagositosis:

1. Mikroba menempel ke fagosit.

2. Fagosit membentuk pseudopodium yang menelan mikroba

3. Vesikula fagositik bersatu sengan lisosom

4. Mikroba dibunuh oleh enzim dalam fagolisosom

5. Sisa-sisa mikroba dikeluarkan lewat eksotisosis

d. Sel Natural Killer

Merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh

yang terinfeksi virus sebelum diaktifkanya system kekebalan adaptif. Sel ini membunuh dengan

cara menyerang membrane sel target dan melepaskan senyawa kimia preforin.

Page 12: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

e. Protein Komplemen

Merupakan protein darah yang berfungsi membantu system pertahanan sel darah putih.

Protein komplemen membantu system kekebalan tubuh dengan cara:

Menghasilkan opsonin ,kemotoksin, dan kinin.

Opsonin untuk mempermudah terjadinya fagositosis. Kemotoksin berfungsi sebagai penarik sel

darah putih menuju ke infeksi , sedangkan kinin untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh

darah.

Berperan dalam proses penghancuran membrane sel

Mikroorganisme yang menyerang tubuh.

Menstimulasi sel darah putih agar menjadi lebih aktif.

f. Interferon

Sel yang berperan dalam mensekresikan sekumpulan protein saat tubuh kita terserang virus.

Interferon akan bertindak sebagai antivirus dan bereaksi dengan sel yang belum terinfeksi oleh

virus. Interferon juga dapat merangsang limfosit untuk mengahncurkan dan membunuh sel-sel

yang terinfeksi virus.

g. Kekebalan tubuh spesifik ( kekebalan adaptif atau Kekebalan tubuh buatan )

Kekebalan tubuh spesifik adalah system kekebalan yang diaktifkan oleh kekebalan tubuh

nonspesifik dan merupakan system pertahanan tubuh yang ketiga.

Ciri-cirinya :

1. Bersifat selektif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

2. Sistem reaksi ini tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing

3. Memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi sebelumnya

4. Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibody)

Page 13: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

5. Perlambatan waktu antara eksposur dan respon maksimal

Komponen yang terlibat dalam kekebalan tubuh spesifik adalah:

1. Antigen

Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya

antibodi. Antigen memiliki struktur tiga dimensi dengan dua atau lebih determinant site.

Determinant site merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan

pada antibodi. Antigen dapat berupa protein, sel bakteri atau zat kimia yang dikeluarkan

mikroorganisme.

Jenis-Jenis Antigen:

a. Heteroantigen: Antigen yang berasal dari spesies lain.

b. Isoantigen: Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya berbeda.

c. Autoantigen: Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri.

d. Hapten: Merupakan suatu determinant site yang lepas dari struktur antigen. Hapten hanya

dapat berikatan dengan antibody apabila disuntikkan ke dalam tubuh.

2. Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)

Merupakan zat kimia (protein plasma) yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi

dihasilkan oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen,dengan cepat sel

akan bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan

menghasilkan antibodi dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B juga

menghasilkan sel memori B, dengan struktur yang sama dengan sel limfosit B dan dapat hidup

lebih lama daripada sel plasma.

3. Antibodi Poliklonal

Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-

sel limfosit dan umum.

4. Antibodi monoclonal

Page 14: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui fusi sel. Merupakan hasil pengklonan satu

sel hibridoma. Berfungsi untuk mendiagnois penyakit kanker dan hepatisis. Antibodi memiliki

struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan tersebut dinamakan antigen

dinding site, yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi

lima kelas yakni: IGg, IgA, IgM, IgD, IgE.

Jenis-jenis antibodi:

Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A,IgA) adalah antibodi yang memainkan peran

penting dalam imunitasmukosis (en:mucosal immune). IgA banyak ditemukan pada bagian

sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretory I gA) dalam

perlindungan permukaan organ tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan

virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen

mukusmemungkinkan pengikatan mikroba.

Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D,IgD) adalah sebuah monomer dengan fragmen

yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan pada permukaan pencerap sel bersama dengan

IgM atau sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam

mengendalikan produksi auto antibodi sel B. Rasio serum IgD hanya sekitar 0,2%.

Antibodi E (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E,IgE ) adalah jenis antibodi yang

hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang besar pada alergi terutamapada

hipersensitivitas tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistemkekebalan yang merespon cacing parasit

(helminth) seperti Schistosomamansoni ,Trichinell aspir alis, dan Fasciolahepatica,serta terhadap

parasit protozoa tertentu seperti Plasmodium falciparum, dan artropoda.

Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G,IgG) adalah antibodi monomeris yang terbentuk

dari dua rantai berat dan rantai ringan, yang saling mengikat dengan ikatan disulfida,dan

mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan

terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada

manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe.

Page 15: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M,IgM, macroglobulin) adalah antibodi dasar

yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibody dengan ukuran

paling besar, berbentuk pentameris 10 areaepitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh

terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en: primary mmuneresponse) pada rentang waktu

paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit-B

dan reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa

janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara fitogenetik(en: phylogenetic ).

Fragmen konstan IgM adalah bagian yang menggerakkan lintasan komplemen klasik.

Antibodi dapat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara mengikatkan

antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin dirusak. Proses ini

dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan

antigen untuk dimakan oleh makrofag. Antobodi mengikatkan diri pada antigen sehingga

permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi.

Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi menetralkannya atau

menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses penghancutan oleh mekanisme opsonosasi,

aglutinasi,presipitasi atau fiksasi komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan presipitasi

meningkatkan proses fagositosis dari komplek antigen-antibodi sementara fiksasi komplemen

memicu proses lisis dati protein komplemen pada bakteri atau virus.

2. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya.

Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi 2, yaitu :

a. Imunitas humoral

Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut

antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda

asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali

benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang

akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut.

Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau

berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.

Page 16: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

b. Imunitas selular

Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang

tersimpan dalam limfa dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme

ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus)

sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.

T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal:

a. fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi.

b. lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan dapat di dilekati

oleh antibodi.

E. Mekanisme Sistem Imun

a. Mekanisme Pertahanan Non Spesifik

Dilihat dari caranya diperoleh, mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga respons

imun alamiah. Yang merupakan mekanisme pertahanan non spesifik tubuh kita adalah kulit

dengan kelenjarnya, lapisan mukosa dengan enzimnya, serta kelenjar lain dengan enzimnya

seperti kelenjar air mata. Demikian pula sel fagosit (sel makrofag, monosit, polimorfonuklear)

dan komplemen merupakan komponen mekanisme pertahanan non spesifik.

Permukaan tubuh, mukosa dan kulit

Permukaan tubuh merupakan pertahanan pertama terhadap penetrasi mikroorganisme.

Bila penetrasi mikroorganisme terjadi juga, maka mikroorganisme yang masuk akan berjumpa

dengan pelbagai elemen lain dari sistem imunitas alamiah.

Kelenjar dengan enzim dan silia yang ada pada mukosa dan kulit

Produk kelenjar menghambat penetrasi mikroorganisme, demikian pula silia pada

mukosa. Enzim seperti lisozim dapat pula merusak dinding sel mikroorganisme.

Komplemen dan makrofag

Jalur alternatif komplemen dapat diaktivasi oleh berbagai macam bakteri secara langsung

sehingga eliminasi terjadi melalui proses lisis atau fagositosis oleh makrofag atau leukosit yang

Page 17: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

distimulasi oleh opsonin dan zat kemotaktik, karena sel-sel ini mempunyai reseptor untuk

komponen komplemen (C3b) dan reseptor kemotaktik. Zat kemotaktik akan memanggil sel

monosit dan polimorfonuklear ke tempat mikroorganisme dan memfagositnya.

Protein fase akut

Protein fase akut adalah protein plasma yang dibentuk tubuh akibat adanya kerusakan jaringan.

Hati merupakan tempat utama sintesis protein fase akut. C-reactive protein (CRP) merupakan

salah satu protein fase akut. Dinamakan CRP oleh karena pertama kali protein khas ini dikenal

karena sifatnya yang dapat mengikat protein C dari pneumokok. Interaksi CRP ini juga akan

mengaktivasi komplemen jalur alternatif yang akan melisis antigen.

Sel ‘natural killer’ (NK) dan interferon

Sel NK adalah sel limfosit yang dapat membunuh sel yang dihuni virus atau sel tumor.

Interferon adalah zat yang diproduksi oleh sel leukosit dan sel yang terinfeksi virus, yang bersifat

dapat menghambat replikasi virus di dalam sel dan meningkatkan aktivasi sel NK.

b. Mekanisme Pertahanan Spesifik

Bila pertahanan non spesifik belum dapat mengatasi invasi mikroorganisme maka

imunitas spesifik akan terangsang. Mekanisme pertahanan spesifik adalah mekanisme pertahanan

yang diperankan oleh sel limfosit, dengan atau tanpa bantuan komponen sistem imun lainnya

seperti sel makrofag dan komplemen. Dilihat dari caranya diperoleh maka mekanisme

pertahanan spesifik disebut juga respons imun didapat.

Imunitas spesifik hanya ditujukan terhadap antigen tertentu yaitu antigen yang

merupakan ligannya. Di samping itu, respons imun spesifik juga menimbulkan memori

imunologis yang akan cepat bereaksi bila host terpajan lagi dengan antigen yang sama di

kemudian hari. Pada imunitas didapat, akan terbentuk antibodi dan limfosit efektor yang spesifik

terhadap antigen yang merangsangnya, sehingga terjadi eliminasi antigen. Sel yang berperan

dalam imunitas didapat ini adalah sel yang mempresentasikan antigen (APC = antigen

presenting cell = makrofag) sel limfosit T dan sel limfosit B. Sel limfosit T dan limfosit B

masing-masing berperan pada imunitas selular dan imunitas humoral. Sel limfosit T akan

meregulasi respons imun dan melisis sel target yang dihuni antigen. Sel limfosit B akan

berdiferensiasi menjadi sel plasma dan memproduksi antibodi yang akan menetralkan atau

Page 18: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

meningkatkan fagositosis antigen dan lisis antigen oleh komplemen, serta meningkatkan

sitotoksisitas sel yang mengandung antigen yang dinamakan proses antibody dependent cell

mediated cytotoxicy (ADCC). Limfosit berperan utama dalam respon imun diperantarai sel.

Limfosit terbagi atas 2 jenis yaitu Limfosit B dan Limfosit T.

Page 19: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Imunofilaksis

Imunofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik. Selain itu

juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun dengan tindakan mendapatkan

kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi mikroorganisme yang patogen serta menimbulkan

efek positif untuk pertahanan tubuh dan efek negatif menimbulkan reaksi hipersensivitas.

Imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis. Imunisasi

merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri seseorang dengan pemberian

vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat aktif maupun inaktif yang berasal dari

mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan.

B. Fungsi Imunoprofilaksis

1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit, kekebalan terhadap penyakit

dapat dipacu dengan pemberian imunostimulan termasuk vaksinasi dan vitamin.

2. Mengurangi penularan suatu penyakit.

C. Tindakan Imunoprofilaksis

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu :

1. Tindakan mendapatkan kekebalan

2. Resistensi relatif hospes terhadap reinfeksi mikro-organisme tertentu

3. Mencegah penyakit infeksi dengan mikro-organisme patogen

4. Efek (+) : pertahanan tubuh

5. Efek (-) : reaksi hipersensitivitas.

D. Jenis – Jenis Imunisasi

Pada dasarnya, ada 2 jenis imunisasi, yaitu:

Imunisasi aktif adalah pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius pada

seorang individu untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang

akan mencegah infeksi. Antibodi dapat timbul secara alami, tetapi paling sering

Page 20: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

sengaja diberikan. Antibodi dapat memberi perlindungan seumur hidup atau

perlindungan untuk sementara waktu. Beberapa vaksin perlu diulangi pemberiannya

pada interval tertentu.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi aktif, yaitu:

-  Perlu ada paparan (exposure) antigen

-  Dapat alami (infeksi) atau buatan (vaksin)

-  Perlu waktu untuk pembentukan

- Terbentuk kekebalan untuk jangka waktu yang lama terhadap infeksi mendatang.

Imunisasi pasif adalah adalah pemindahan antibodi yang telah dibentuk yang

dihasilkan oleh host lain. Antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja

diberikan.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi pasif, yaitu:

- Tak perlu ada paparan (exposure) antigen

- Kekebalan humoral (antibodi)

- Dapat bersifat alami, terdiri dari: maternal mel. Plasenta dan kolostrum.

- Dapat bersifat perolehan/buatan, terdiri dari antiserum dan imunoglobulin.

Page 21: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

E. Jenis – Jenis Vaksin

Beberapa jenis vaksin dibedakan berdasarkan proses produksinya, antara lain:

a.  Vaksin hidup (Live Attenuated Vaccine)

Vaksin terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik namun tidak

patogenik. Contohnya adalah virus polio oral. Oleh karena vaksin diberikan sesuai infeksi

alamiah (oral), virus dalam vaksin akan hidup dan berkembang biak di epitel saluran

cerna, sehingga akan memberikan kekebalan lokal. Sekresi IgA lokal yang ditingkatkan

akan mencegah virus liar yang masuk ke dalam sel tubuh.

b. Vaksin mati (Killed vaccine/ Inactivated vaccine)

Vaksin mati tidak jelas patogenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh. Oleh karena

itu, diperlukan pemberian beberapa kali.

c. Rekombinan

Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang patogen.

Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi

sel penerima vaksin.

d. Toksoid

Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Pemanasan dan penambahan

formalin biasanya digunakandalam proses pembuatannya. Hasil pembuatan bahan

toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid dan merangsang

terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteriil toksoid efektif selama satu tahun.

Page 22: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

Bahan ajuvan digunakan untuk merperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan 

imunogenesitasnya.

e. Vaksin Plasma DNA (Plasmid DNA Vaccines)

Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandun kode antigen yang

patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada

binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang

respon humoral dan seluar yang cukup kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia

saat ini sedang dilakukan.

Page 23: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi Sistem imun

Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanisme pada organisme yang

melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh

patogen serta sel tumor.

Fungsi Sistem Imun

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai:

1. Penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh.

2. Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh

yang telah tua.

3. Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi atau ganas, serta

menghancurkannya

Sel –sel efektor pada sistem imun : Leukosit ttd :

1.Neutrofil

2.Eosinofil

3. Limfosit

a.Limfosit B

b.Limfosit T

4. Monosit

Komponen Sistem Imun

Komponen utama dalam sistem imun adalah sel darah putih.

Page 24: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

1. Granular, memiliki bintik-bintik. Leukosit granular yaitu Basofil, Acidofil/Eosinofil

dan Neutrofil.

2. Agranular, tidak memiliki bintik-bintik. Leukosit Agranular yaitu Monosit dan

Limfosit.

Jenis-Jenis Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh terbagi 2, yaitu :

1. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya

Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya terbagi 2, yakni:

1. Kekebalan Nonspesifik (Kekebalan tubuh bawaan atau Kekebalan tubuh alami)

2. Kekebalan tubuh Spesifik

1. Antigen

2. Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)

3. Antibodi Poliklonal

4. Antibodi monoclonal

Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan

tersebut dinamakan antigen dinding site, yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibody

dapat dikelompokkan menjadi lima kelas yakni: IGg, IgA, IgM, IgD, IgE.

2. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya.

Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi 2, yaitu :

1. Imunitas humoral

2. Imunitas selular

Dari hasil pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Imunoprofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik.

Page 25: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

2. Fungsi imunoprofilaksis yaitu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit dan

mengurangi penularan penyakit.

3. Jenis-jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi pasif.

4. Jenis – jenis vaksin yaitu vaksin hidup, vaksin mati, rekombinan, toksoid, dan vaksin

plasma DNA.

Page 26: Makalah Imunologi-Ichsan Perdana a. (10330045)

DAFTAR PUSTAKA

1. Rahardjo,P.,Adi, (Tahun tidak tercantumkan), Imunoprofilaksis dan Imunoterapi, Universitas

Airlangga, Fakultas Kedokteran Hewan Bagian Mikrobiologi Veteriner, Laboratorium

Virologi dan Imunologi.

2. Oen L.H. Majalah Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: PT.Kalbe Farma. 1990. h.58.

3. Bellanti, J.A. Penggunaan Vaksin. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.1993. p. 553-

560.

4. Bratawidjaja, Karnen Garna. Imunologi Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. 2009. p. 68.

5. M.William Schwartz. Pediatri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1996. p.56.