BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek yang diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, anak secara fisik maupun psikososial. Namun sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama. (Nursalam, 2005 : 31-32) Aspek tumbuh kembang pada masa anak merupakan suatu hal yang sangat penting, yang sering diabaikan oleh tenaga kesehatan khususnya di lapangan. Biasanya penanganan lebih banyak 1
29
Embed
Makalah IDEntifikasi Kesehatan Pada Balita DAN REMAJA
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek yang
diperhatikan secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek
yang menjelaskan mengenai proses pembentukan seseorang, anak secara fisik
maupun psikososial. Namun sebagian orang tua belum memahami hal ini,
terutama orang tua yang mempunyai tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang
relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak tidak sakit, berarti anak
tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai pemahaman bahwa
pertumbuhan dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama. (Nursalam,
2005 : 31-32) Aspek tumbuh kembang pada masa anak merupakan suatu hal yang
sangat penting, yang sering diabaikan oleh tenaga kesehatan khususnya di
lapangan. Biasanya penanganan lebih banyak difokuskan pada mengatasi
penyakitnya, sementara tumbuh kembangnya diabakan. Sering terjadi setelah anak
sembuh dari sakitnya, justru timbul masalah berkaitan dengan tumbuh
kembangnya, misalnya anak mengalami kemunduran dalam kemampuan
otonominya. (Nursalam, 2005 : 45 )
Angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Karenanya, hal itu
menjadi kegiatan prioritas Departemen Kesehatan pada periode 2005-2009.
Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003, Angka Kematian
1
Bayi (AKB) tercatat 35 per 1.000 kelahiran hidup. Depkes menargetkan pada
tahun 2009 AKB menjadi 26 per 1.000 kelahiran hidup. Gizi kurang Pada tahun
yang sama prevalensi gizi kurang pada anak balita akan diturunkan dari 25,8
persen menjadi 20 persen dan umur harapan hidup dinaikkan dari 66,2 tahun
menjadi 70,6 tahun. (Depkes, 2007)
2
BAB II
ISI
A. Pengertian.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah
atau ukuran\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran
dan berat seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004). Tumbuh adalah
proses bertambahnya ukuran/ dimensi akibat penambahan jumlah atau ukuran
sel dan jaringan interseluler (Mansjoer, 2000 : 580). Pertumbuhan adalah
suatu peningkatan ukuran fisik keseluruhan atau sebagian yang dapat diukur,
dimana grafik pertumbuhan meliputi tinggi, berat badan dan diameter pada
lipatan kulit (Suriadi, 2001 : 1). Pertumbuhan adalah bertambah besar dalam
aspek fisis akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler
(Hassan, 2007 : 387).
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan
yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang
paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan pembelajaran
( Supartini, Yupi: 2004).Perkembangan adalah pertambahan kemampuan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih :
1998).Pengertian dari kembang (berkembang) adalah proses pematangan/
maturasi fungsi organ tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental
intelegensi serta perilaku anak (Mansjoer, 2000 : 580). Perkembangan adalah
3
suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan kapasitas untuk berfungsi
(Suriadi, 2001 : 1). Perkembangan adalah digunakan untuk menunjukkan
bertambahnya ketrampilan dan fungsi yang kompleks dalam pengaturan
neuromuskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan
berbentuk pula kepribadiannya (Hassan, 2007 : 387
B. Tahapan Tumbuh Kembang
Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan berlangsung
sampai dewasa.
1. Tahap prenatal
Masa embrio : mulai konsepsi – 8 minggu
Masa tengah fetus : 9 minggu – 24 minggu
Masa fetus lanjut : 24 minggu – lahir
2. Tahap postnatal
Masa neonatal : lahir – 1 bulan
Masa bayi awal : 1 bulan – 1 tahun
Masa bayi lanjut : 1 tahun – 2 tahun
3. Masa anak 2-12 tahun :
Masa prasekolah : 2 – 6 tahun
Masa sekolah : 6 – 12 tahun
4. Masa remaja (adolesen) : 10-18 tahun
Pra pubertas : wanita 10-12 tahun,laki-laki 10-14 tahun
Pubertas : wanita 12-14 tahun,laki-laki 14-15 tahun
Post pubertas :wanita 14-18 tahun,laki-laki 16-20 tahun
4
C. Ciri-Ciri Tumbuh-Kembang
Menurut Nursalam (2005 : 32-33) menjelaskan bahwa pada umumnya
pertumbuhan mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:
a. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa.
Sebagaimana pada usia 2 tahun besar kepala hampir seperempat dari
panjang badan keseluruhan, kemudian secara berangsur-angsur
proporsinya berkurang.
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan
lepasnya gigi susu dan timbulnya gigi permanen, hilangnya reflex primitif
pada masa bayi, timbulnya tanda seks sekunder, dan perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditanda dengan adanya masa-
masa tertentu yaitu masa pranatal, bayi dan adolesensi, dimana terjadi
pertumbuhan cepat. Dan masa prasekolah dan masa sekolah dimana
pertumbuhan berlangsung lambat.
D. Pola Perkembangan
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan
pada anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah Terdiri dari dua prinsip yaitu
cephalocaudal dan proximal distal (Wong, 1995)
Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai dari kepala yang ditandai dengan perubahan ukuran kepala
yang lebih besar, kemudian berkembang kemampuan untuk
5
menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan
dilanjutkan ke bagian ekstremitas bawah lengan ,tangan dan kaki
Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang
dimulai dengan menggerakkan anggota gerak yang paling dekat
dengan pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu dahulu baru
kemudian jari-jari.
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan
menggerakkan daerah yang lebih umum (sederhana) dahulu baru
kemudian daerah yang lebih kompleks. Misalnya melambaikan tangan
kemudian memainkan jari.
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan. Pola ini
mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat
digunakan untuk mendeteksi dini perkembangan selanjutnya. Pada masa
ini dibagi menjadi lima tahap yaitu :
Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan
jaringan tubuh
Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar
rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang
mempengaruhinya dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dan
menghindari dari hal yang mengancam dirinya
Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap,
minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan
6
Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan
pada tanda-tanda pubertas
E. Teori Tumbuh-Kembang Menurut Pakar Keperawatan
1. Teori Tumbuh Kembang Sidmund Freud
Sidmund Freud terkenal sebagai pengganti teori alam bawah sadar dan
pakar psikoanalisis. Tapi kita sering lupa bahwa Freud lah yang
menekankan pentingnya arti perkembangan psikososial pada anak. Freud
menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita dewasa
ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami
perkembangan psikososialnya. Dasar psikaonalisis yang dilakukannya
adalah untuk menelusuri akar gangguan jiwa yang dialami penderita jauh
kemasa anak, bahkan kemasa bayi. Freud membagi perkembangan
menjadi 5 tahap, yang secara berurut dapat dilalui oleh setiap individu
dalam perkembangan menuju kedewasaan.
Fase Oral
Disebut fase oral karena dalam fase ini anak mendapat kenikmatan dan
kepuasan berbagai pengalaman sekitar mulutnya. Fase oral mencakup
tahun pertama kehidupan ketika anak sangat tergantung dan tidak
berdaya. Ia perlu dilindungi agar mendapat rasa aman. Dasar
perkembangan mental sangat tergangtung dari hubungan ibu – anak
pada fase ini. Bila terdapat gangguan atau hambatan dalam hal ini
maka akan terjadi fiksasi oral, artinya pengalaman buruk, tentang
7
masalah makan dan menyapih akan menyebabkan anak terfiksasi pada
fase ini, sehingga perilakunya diperoleh pada fase oral.
Pada fase pertama belum terselesaikan dengan baik maka persoalan ini
akan terbawa ke fase kedua. Ketidak siapan ini meskipun belum
berhasil dituupi biasanya kelak akan muncul kembali berupa berbagai
gangguan tingkah laku.
Fase Anal
Fase kedua ini berlangsung pada umur 1-3 tahun. Pada fase ini anak
menunjukkan sifat ke-AKU-annya. Sikapnya sangat narsistik dan
egoistic. Ia pun mulai belajar kenal tubuhnya sendiri dan mendapatkan
kepuasan dari pengalaman. Suatu tugas penting dalam yang lain dalam
fase ini adalah perkembangan pembicaraan dan bahasa. Anak mula-
mula hanya mengeluarkan bahasa suara yang tidak ada artinya, hanya
untuk merasakan kenikmatan dari sekitar bibir dan mulutnya. Pada
fase ini hubungan interpersonal anak masih sangat terbatas. Ia melihat
benda-benda hanya untuk kebutuhan dan kesenangan dirinya. Pada
umur ini seorang anak masi bermain sendiri, ia belum bias berbagi atau
main bersama dengan anak lain. Sifatnya sangat egosentrik dan
sadistik.
Fase Falik
Fase falik antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase oediopal
antara 3-6 tahun dan fase laten antara 6-12 tahun. Fase oediopal
denagn pengenalan akan bagian tubuhnya umur 3 tahun. Disini anak
mulai belajar menyesuaiakan diri dengan hukum masyarakat. Perasaan
8
seksual yang negative ini kemudia menyebabkania menjauhi orang tua
dengan jenisn kelamin yang sama. Disinilah proses identifikasi
seksual. Anak pada fase praoediopal biasanya senang bermain denagn
anak yang jenis kelaminnya berbeda, sedangkan anak pasca oediopal
lebih suka berkelompok dengan anak sejenis.
Fase Laten
Resolusi konflik oediopal ini menandai permulaan fase laten yang
terentang 7-12 tahun, untuk kemudian anak masuk ke permulaan masa
pubertas. Periode ini merupakan integrasi, yang bercirikan anak harus
berhadapan dengan berbagai tuntutan dan hubungan denagn dunia
dewasa. Anak belajar untuk menerapkan dan mengintegrasikan
pengalaman baru ini. Dalam fase berikutnya berbagai tekanan sosial
akan dirasakan lebih berat oleh karena terbaur dengan keadaan transisi
yang sedang dialami si anak.
Fase Genital
Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase terakhir
dalam perkembangannya. Dalam fase ini si anak menghadapi
persoalan yang kompleks. Kesulitan sering timbul pada fase ini
disebabkan karena si anak belum dapat menyelesaikan fase
sebelumnya dengan tuntas.
2. Teori tumbuh Kembang Erik Erikson
Erikson melihat anak sebagai makhluk psisososial penuh energy. Ia
mengungkapakan bahwa perkembangan emosional berjalan sejajar dengan
9
pertumbuhan fisis, dan ada interaksi antara perkembangan fisis dan
psikologis. Ia melihat adanya suatu keteraturan yang sama antara
perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisis. Erikson membagi
perkembangan manusi dari awal hingga akhir hayatnya menjadi 8
fase dengan brbagai tugas yang harus diselesaikan pada setiap fase. Lima
fase pertama adalah saat anak tumbuh dan berkembang.
Masa Bayi
Kepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dalam masa ini terjadi
interaksi sosial yang erat antara ibu dan anak yang menimbulkan rasa
aman dalam diri si anak. Dari rasa aman tumbuh rasa kepercayaan
dasar terhadap dunia luar.
Masa Balita
Kemandirian vs ragu dan malu. Masa balita dari Erikson ini kira-kira
sejajar dengan fase anal. Pada masa ini anak sedang belajar untuk
menegakkan kemandiriannya namun ia belum dapat berfikir, oleh
karena itu masih perlu mebdapat bimbingan yang tegas. Psikopatologi
yang banyak ditemukan sebagai akibat kekurangan fase ini adalah sifat
obsesif-kompulsif dan yang lebih berat lagi adalah sifat atau keadaan
paranoid.
Masa Bermain
Inisiatif vs bersalah. Masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun. Anak
pada umur ini sangat aktif dan banyak bergerak. Ai mulai belajar
mengembangkan kemampuannya untuk bermasyarakat. Inisiatifnya
10
mulai berkembang pula dan bersama temannya mulai belajar
merencanakan suatu permainan dan melakukannya dengan gembira.
Masa Sekolah
Berkarya vs rasa rendah diri. Masa usia 6-12 tahun adalah masa anak
mulai memasuki sekolah yang lebih formal. Ia sekarang berusaha
merebut perhatian dan penghargaan atas karyanya. Ia belajar untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan padanya, rasa tanggung jawab
mulai timbul, dan ia mulai senang untuk belajar bersama.
Masa Remaja
Identitas diri vs kebingungan akan peran diri. Pada sekitar umur 13
tahun masa kanak-kanak berakhir dan masa remaja dimulai.
Pertumbuhan fisis menjadi sangat pesat dan mencapai taraf dewasa.
Peran orang tua sebagai figure identifikasi lain. Nilai-nilai dianutnya
mulai diaragukan lagi satu per satu.
3. Teori Tumbuh Kembang Menurut Piaget
Piaget adalah pakar terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif.
Seperti juga Freud, Piaget melihat bahwa perkembangan itu mulai dari
suatu orientasi yang egosentrik, kemudian makin meluas dan akhirnya
memasuki dunia sosial. Piaget membagi perkembangan menjadi empat
fase:
Fase Sensori-motor (0-2 tahun)
Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan sangat
terpusat pada diri sendiri. Oleh karena itu kebutuhan pada fase ini
11
bersifat fisik, fungsi ini menyebabkan si anak cepat menguasainya dan
dibekali dengan keterampilan tersebut melangkah ke fase berikutnya.
Fase Pra-operasional (2-7 tahun)
Fase ini dibagi menjadi dua, yaitu fase para konseptual dan fase
intuitif. Fase pra konseptual (2-4 tahun). Disini anak mulai
mengembangkan kemampuan bahasa yang memungkinkan untuk
berkomunikasi dan bermasyarakat dengan dunia kecilnya. Fase intuitif
(4-7 tahun) anak makin mampu bermasyarakat namun ia belum dapat
berfikir secara timbal balik. Ia banyak memperhatikan dan meniru
perilaku orang dewasa.
Fase Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Pengalaman dan kemampuan yang diperoleh pada fase sebelumnya
menjadi mantap. Ia mulai belajar untuk menyesuaikan diri dengan
teman-temannyadan belajar menerima pendapat yang berbeda dari
pendapatnya sendiri.
Fase Operasional Formal (11-16 tahun)
Pada fase akhir ini kemampuan berfikir anak akan mencapai taraf
kemampuan berfikir orang dewasa. Tercapainya kemampuan ini
memungkinkan remaja untuk masuk ke dalam dunia pendidikan yang
lebih kompleks, yaitu dunia pendidikan tinggi.
Dari tiga teori berkembang tersebut diatas, yaitu teori Freud, Erikson, dan
Piaget, maka kita dapat melihat bagaimana para pakar tersebut
12
mempelajari perkembangan anak dari sudut yang berbeda namun
semuanya sepeandapat bahwa:
1. Perkembanagn suatu proses yang diatur dan berurutan, yang dimulai
dari beberapa hal sederhana, dan terus berkembang menjadi semakin
kompleks.
2. Timbulnya gangguan jiwa disebabkan oleh adanya kegagalan disalah
satu fase untuk menyelesaikan suatu tugas perkembangan tertentu.
3. Adanya kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dari pihak anak
sendiri.
F. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu
dengan yang lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh
interaksi banyak faktor. Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
1. Genetika
Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Keluarga, Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau
perawakan pendek
Umur, Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang
mengalami pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
Jenis kelamin, Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu
dibandingkan laki-laki.
Kelainan kromosom
13
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
2. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur
empat bulan. Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang
berpengaruh terutama adalah hormon pertumbuhan somatotropin yang
dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu kelenjar tiroid juga
menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta
maturasi tulang, gigi, dan otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu
pranatal, kelahiran, dan pascanatal.
4. Faktor prenatal
Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama
selama trimester akhir kehamilan
Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat
menyebabkan kelainan conginetal, misalnya club foot
Toksin, zat kimia, radiasi
Kelainan endokrin
Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
Kelainan imunologi
14
G. SKRINING DAN PENGAWASAN TUMBUH KEMBANG
Pengawasan tumbuh kembang anak dilakukan secara kontinue dengan
pencatatan yang baik dimulai sejak dalam kandungan (Ante Natal Care) secara
teratur dan pengawasan terutama anak balita.
Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan
Kartu Menuju Sehat (KMS).
Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver
Development Screening Test).
Sedangkan tahap-tahap penilaian perkembangan anak yaitu :
Anamnesis
Skrining gangguan perkembangan anak
Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
Evaluasi bicara dan bahasa anak
Pemeriksaan fisik
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus
menerus. Dengan memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat
mengetahuinya secara dini kelainan pada anak kita sehingga langkah-langkah
antisipatif lebih cepat kita ambil. Anak yang cedas adalah harapan setiap
orang tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat.
Berikut 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui
a. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan
indikator seluruh perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat
menyebabkan gangguan berbicara dan berbahasa bahkan gangguan ini
dapat menetap.
b. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang
tidak progresif, yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada
susunan saraf pusat yang sedang tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
c. Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat
dikenal dari fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang
menjadi akibat adanya jumlah kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor
seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia yang berat, masalah biologis
atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan
motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
16
d. Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan
gizi, kelainan kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
e. Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada
anak yang gejalanya muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif
berarti meliputi seluruh aspek perkembangan sehingga gangguan tersebut
sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak secara mendalam.
Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang
interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
f. Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh
intelegensia yang rendah ( IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan
individu untuk belajar dan beradaptasi terhadap tuntutan masyarakat atas
kemampuan yang dianggap normal.
g. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH).
Merupakan gangguan dimana anak mengalami kesulitan untuk
memusatkan perhatian yang seringkali disertai dengan hiperaktivitas.
17
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, dkk. 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed.3, Media Aesculapius,
Jakarta.
Nursalam dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi & Anak (Untuk Perawat
&Bidan). Jakarta: Salemba Medika
Suriadi, Yuliani. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV Sagung Seto;2001
Supartini, Yupi. 2007. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta:
EGC.
Wong and Whaley. ( 1995 ). Clinical Manual of Pediatric Nursing. Philadelphia
18
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah
mendukung dan memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini terutama
kepada teman–teman sejawat yang telah berpartisipasi dalam membuat makalah
ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan karena faktor keterbatasan pengetahuan penyusunan
maka kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat bermanfaat. Akhir kata
melalui kesempatan ini kami penyusun makalah mengucapkan terima kasih.