Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Miss World merupakan ajang kecantikan yang dewasa ini semakin
digandrungi oleh para wanita tetapi diragukan kehalalannya dalam islam.
Wanita-wanita tersebut berlomba-lomba untuk mendapatkan gelar wanita
tercantik. Masyarakat dengan sadar namun sedikit apatis dalam menanggapi
kontes kecantikan tersebut. Memang terdapat pro-kontra di dalam ajang
kontes kecantikan ini namun dari segi islam semua yang terkandung dalam
kontes kecantikan tersebut lebih baik dijauhkan meskipun ada kebaikan-
kebaikan pula yang terkandung di dalamnya. Nilai kebaikan yang terkandung
dalam kontes kecantikan tersebut dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-
hari tanpa harus mengikuti ajang tersebut.
Baik Miss World maupun Miss World Muslimah, sama-sama
merupakan ajang yang berusaha menampilkan kecantikan dan berlenggak-
lenggok penuh gaya dan genit bahkan berbusana yang jauh dari nilai islam.
Masyarakat yang menilai pro atau setuju terhadap adanya ajang ini
beranggapan bahwa kontes kecantikan ini memiliki sisi positif untuk negara
padahal tanpa disadari larangan-larangan untuk wanita dilanggar dalam ajang
ini. Namun masyarakat menganggap hal-hal tersebut adalah biasa dan bukan
merupakan sebuah pelanggaran.
Oleh karena itu, pandangan bahwa nilai yang terkandung pada setiap
kontes kecantikan harus diluruskan agar tidak terdapat sesat pikir dalam
menanggapi kontes kecantikan ini. Kemudian sikap apatis masyarakat yang
telah menyadari bahwa perbuatan tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai
keislaman harus diubah karena kontribusi aktifnya masyarakat dalam
menyadari hal tersebut dapat berperan dalam membantu mengubah pandangan
masyarakat ke arah yang sesuai dengan nilai-nilai islam.
1
Page 2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah terselenggaranya Miss World dan Miss World
Muslimah?
2. Bagaimana kaitan kontes kecantikan dengan agama Islam, budaya, seni,
filsafat dan ilmu pengetahuan?
3. Apakah ajang kontes kecantikan sesuai dengan nilai dan norma agama
Islam?
4. Bagaimana pandangan islam terhadap seni yang terkandung dalam Ajang
Miss World Muslimah?
5. Apakah dampak positif dan negatif yang ditimbulkan dari
penyelenggaraan kontes kecantikan?
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah berdasarkan pemicu berupa artikel yang
berjudul “Miss World vs Miss World Muslimah, Mana yang Halal?”, tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui sejarah adanya Miss World dan Miss World Muslimah
2. Mengetahui kaitan kontes kecantikan dengan agama Islam, budaya, seni,
filsafat dan ilmu pengetahuan
3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari kontes kecantikan
4. Mengetahui persepsi Islam tentang adanya kontes kecantikan
1.4 Manfaat Penulisan
1. Memahami kaidah Islam yang tepat dalam berpakaian
2. Menerapkan nilai-nilai positif yang didapat dari sebuah kontes kecantikan
3. Memilah-milah mana yang baik dan buruk bagi kehidupan
4. Meminimalisasi dampak negatif yang mungkin timbul dari sebuah kontes
kecantikan
2
Page 3
1.5 Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun berdasarkan sistematika berikut :
a. Judul
b. Penulis
c. Abstrak
d. Kata kunci
e. Pendahuluan
f. Pembahasan
g. Kesimpulan dan saran
h. Daftar pustaka
3
Page 4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kontes Kecantikan
Kontes kecantikan merupakan kompetisi yang berfokus pada fisik
keindahan kontestan, meskipun kontes seperti itu sering menggabungkan
kepribadian, bakat, dan jawaban atas pertanyaan juri sebagai kriteria penilaian.
Ungkapan ini hampir selalu mengacu hanya untuk kontes untuk wanita dan anak
perempuan. Sedangkan untuk pria atau anak laki-laki sering disebut man body
contest. Pemenang kontes kecantikan disebut ratu kecantikan. Kontes kecantikan
didasarkan pada kecantikan, make up yang sesuai, gaya rambut, keindahan gaun,
model baju renang, dan wawancara pribadi. Pemenang dari kontes kecantikan
akan diberi penghargaan berupa gelar, tiara atau mahkota, ikat pinggang, obligasi
tabungan, dan hadiah uang tunai.
2.2 Sejarah Miss World dan Miss World Muslimah
Miss World adalah kontes kecantikan internasional yang diprakarsai
oleh Eric Morley pada tahun 1951 dan pertama kali diadakan di Inggris. Setelah
kematian Eric Morley pada tahun 2000, istrinya, Julia Morley, menggantikannya
sebagai ketua. Bersama rivalnya Miss Universe dan Miss Earth, kontes ini
menjadi salah satu yang dikenal oleh masyarakat umum. Pemenang menghabiskan
waktu setahun berkeliling dunia sebagai wakil dari Miss World Organization dan
berbagai acaranya.
Jika Miss World mengusung 3B (Beauty, Brain and Behaviour) maka
Miss World Muslimah adalah 3S (Shalihah, Smart and Stylish). Jika diperhatikan
dan dicermati lebih jauh, maka akan didapati banyak kesamaan dalam kedua
kontes ini selain dari Brain dengan Smart dan Beauty dengan Stylish. Pendirinya
adalah Eka Shanty. Tujuannya adalah agar yang terpilih menjadi duta
kemanusiaan.
4
Page 5
2.3 Pandangan Islam dan Budaya Tentang Kontes Kecantikan
Dari segi agama, Allah Subhanahu wa Ta’ala melarang keras perbuatan
tabarruj yakni, menampakkan kecantikan dan perhiasan ketika berada di luar
rumah bagi kaum perempuan dan menyerupakannya dengan perbuatan wanita di
jaman Jahiliyah. Allah Azza wa Jalla berfirman:
�ول�ى األ� �ة ي �ج�اهل ال ج� �ر� �ب ت ج�ن� �ر� �ب ت و�ال� �ن� ك �وت �ي ب في ن� و�ق�ر�
“Dan hendaklah kalian (wahai istri-istri Nabi) menetap di rumah-rumah kalian
dan janganlah kalian bertabarruj (sering keluar rumah dengan berhias dan
bertingkah laku) seperti (kebiasaan) wanita-wanita Jahiliyah yang dahulu” [al-
Ahzaab:33].
Dari segi budaya atau kebudayaan dapat dipahami sebagai usaha dan hasil
usaha-usaha manusia menyelesaikan kehendaknya untuk hidup dengan alam yang
ada di kelilingnya. Menurut Buya Hamka, semua manusia yang berakal-budi
adalah berbudaya, sebab budaya adalah hasil akal budi yang dipengaruhi ruang
dan waktu, serta masyarakat yang mengelilinginya. Maka bagi Islam, kebudayaan
haruslah diterangi oleh iman. “Maka adalah iman sebagai pemberi cahaya bagi
akal budi dan daya-upaya dalam hidup, hendaklah
menjadi amalnya yang saleh!”, terang Buya Hamka dan sejarah telah mencatat,
baik di dunia dan di Indonesia, cahaya Islam telah menerangi berbagai aspek
kebudayaan. Islamlah yang memberi kita budaya yang lebih beradab. Islamlah
yang memberikan pakaian keindahan yakni, memakaikan pakaian dan
menutupkan aurat bagi orang-orang yang sebelumnya telanjang.
Ketika dalam masyarakat telah dipahami bahwa kebudayaan terdiri dari
tiga hal, pengetahuan, filsafat dan seni, maka hal-hal itu perlu diterangi cahaya
Iman. Buya Hamka kembali mengingatkan, “Islam mengajarkan bahwasannya di
dalam mencari ilmu pengetahuan, atau filsafat, atau seni, satu hal perlu diingat.
Yaitu betapa nilainya bagi jiwa. ” Kemudian beliau melanjutkan, “…Disamping
mencari yang benar dan mengelakkan yang salah, atau mencari yang baik dan
menjauhi yang jahat, haruslah diperhatikan yang manfaat dan yang mudharat itu.”
5
Page 6
2.4 Pandangan Islam terhadap Seni dari Miss World Muslimah
Kata seni seringkali dirangkai dengan kata lain, umpama budaya yang
menjadi seni budaya. Pengertian seni sebenarnya rancu, karena seni yang benar
merupakan bagian dari budaya. Hingga kini belum ada lembaga yang mengkaji
sebuah kajian seni komprehensif, ataupun apresiatif, padahal seni apresiatif telah
banyak dijadikan dasar seni di masyarakat, seperti kritik seni yang mengkaji
perkembangan seni Islam dalam hubungannya dengan perkembangan masyarakat
muslim.
Berdasarkan dalil aqliyah (rasional) bahwa Al-qur’an sendiri mengandung
nilai seni yang amat tinggi. Mungkin hal ini pula yang dijadikan alasan dalam
pengadaan ajang Miss Muslimah dari tahun-tahun sebelumnya. Bukan hanya
cantik, ajang Miss Muslimah ini mengharuskan para pesertanya yang dari enam
negara, seperti Indonesia, Malaysia, Iran, Bangladesh, Nigeria serta Brunei
Darusaalaam, menjunjung tinggi 3S, yaitu Shalihah, Smart, dan Stylish, dimana
para peserta pun diwajibkan mengenakan berhijab. Dengan kata lain, para peserta
disini mempersembahkan kepada para muslimah di Indonesia dan beberapa
negara yang ikut dalam ajang ini yang telah memakai hijab di usia remaja dan
berkomitmen menjadikan Al-qur’an dan Hadist sebagai pedoman hidup utama
serta mengaplikasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan .
Dari sisi seni itulah Islam atau masyarakat Islam di Indonesia dan
beberapa masyarakat lainnya menyetujui dan mendukung terselenggaranya ajang
ini. Menurut juru bicara Miss Muslimah 2013, Muhammad Reza, bahwa ajang ini
tidak untuk mengeksplotasi kaum wanita, tetapi dimaksudkan untuk melihat
talenta serta keahlian yang ada pada kaum muslimah. Konteks seni dengan tetap
berjalur dalam pandangan islam, membuat paradigma yang meyakinkan dan
terbaik. Dengan memberlakukan atau seperti mewajibkan para pesertanya untuk
mencintai Al-qur’an, menjadikan unsur terpenting dalam pemberlakuan adanya
seni dalam ajang ini, selain tampak luar yang dinilai dengan tertutup aurat dan
berhijab.
6
Page 7
Dengan terselenggaranya acara ini juga menjadikan bukti seni yang
semakin berkembang di Indonesia dan mancanegara yang sesuai dengan jalur
Islam. Tanpa harus mengeksploitasi kebebasan muslimah dalam berbusana, ajang
ini diperuntukkan pula sebagai wadah dakwah yang baik dengan dilaksanakannya
di bereberapa negara, dan Indonesia yang telah ketigakalinya. Hingga saat ini
telah banyak seniman muslim yang meyakini pula bahwa dengan berkembangnya
Islam ini dalam bidang seni, juga sangat membantu perkembangan di bidang
teknologi dan kemajuan informasi untuk Indonesia di dunia. Dan dengan
memperkenalkan Indonesia dengan seni dalam islamnya pada dunia dengan ajang
yang lebih besar ini.
2.5 Perkembangan Hijab sebagai Identitas Islam
Di dalam Islam, tata cara berpakaian khususnya untuk wanita diatur
dengan sedemikian rupa. Wanita diwajibkan berpakaian menutupi semua auratnya
yang meliputi seluruh badan kecuali telapak tangan dan wajah. Dengan jumlah
penduduk muslim terbesar, tak heran jika pangsa pasar Indonesia sangat menarik
bagi produsen mode dari luar. Jadilah negara ini sebagai sasaran mode dari luar.
Dikenal dengan negara timur, tata cara berpakaian warga Indonesia tentu
mempunyai norma-norma tersendiri yang tidak sebebas dibandingkan negara-
negara barat. Sayang, derasnya arus budaya luar yang masuk membuat warga
Indonesia kehilangan identitas. Tapi itu dulu. Kini hijab justru menjadi tren baru.
Ya, dengan memadukan cara berpakaian yang tetap tren dan stylish, jilbab sudah
menjadi gaya berpakaian yang baru. Tak heran, jika komunitas hijabers banyak
bermunculan. Kumpulan para wanita berjilbab ini kerap melakukan pertemuan
untuk sekadar bertukar pikiran tentang fashion hijab dan tren terbaru. Hijab
bahkan menjadi komoditas bisnis terbaru.
Dengan menggunakan pendekatan yang lebih moderat, para pecinta jilbab
yang tergabung dalam komunitas hijabers tersebut sepertinya menemukan cara
dakwah atau mengajak muslimah berjilbab dengan gaya baru. Tak heran, jika
beberapa tahun ini, semakin banyak saja muslimah yang memenuhi kewajibannya
untuk menutup aurat dengan memakai jilbab. Apalagi, beberapa lembaga, institusi
7
Page 8
(kecuali polisi) atau perusahaan tertentu, tidak lagi menjadikan jilbab sebagai
penghalang untuk menapak karier.
ه )رواه ل%% ر' ف�اع �ج%%� ل� أ ه� مث%%� ر' ف�ل%%� ي%%� م�ن� د�ل� ع�ل�ى خ�مسلم(
“Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya
pahala seperti orang yang melaksanakannya” (HR. Muslim)
2.6 Syarat-syarat Berhijab yang Sesuai dengan Nilai-nilai Islam
Al Hijab berasal dari kata hajaban yang berarti menutupi. Menurut bahasa
berarti ma’nu, yaitu mencegah, misalnya mencegah diri dari penglihatan orang
lain. Dalam kitab Al Ta’rifat dijelaskan bahwa Al Hijab adalah segala sesuatu
yang terhalang dari pencarian kita. Menurut Al Zabidy dalam kitabnya Taj
al-‘Urus bahwa Al Hijab adalah segala sesuatu yang menghalangi antara kedua
belah pihak.
Berikut ini syarat-syarat berhijab yang sesuai dengan apa yang telah digariskan
oleh Al Qur’an dan Sunnah:
1. Menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan.
Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya : “Hai Nabi, Katakanlah
kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang
mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh
mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal,
karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab:59)
2. Pakaian yang dikenakan bukan dari kain yang tipis dan tembus
pandang. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda,
“Pada akhir ummatku nanti akan ada wanita-wanita yang berpakaian
tetapi telanjang. Diatas kepala mereka seperti terdapat punuk unta.
Kutuklah mereka karena sebenarnya mereka adalah kaum yang terkutuk”
(HR. Ahmad 2/223. Menurut Al-Haitsami rijal Ahmad adalah rijal shahih)
8
Page 9
3. Longgar dan tidak ketat sehingga dapat menampakkan lekuk tubuh.
4. Tidak diberi wewangian atau parfum.
“Siapapun perempuan yang memakai wewangian, lalu ia melewati kaum
laki-laki agar mereka mendapatkan baunya, maka ia adalah pezina”
(HR.An-Nasai II:38,Abu dawud II:92, At-Tirmidzi IV:17, At-Tirmidzi
menyatakan hasan shahih)
5. Tidak tasyabbuh (menyamai) pakaian orang kafir.
Tasyabbuh sudah jelas dilarang oleh Rasulullah, baik itu dilakukan oleh
muslim ataupun muslimah. Sebagai contoh, pakaian yang memamerkan
aurat.
Allah Ta’ala menyatakan:
“Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah
dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang
menentang Allah dan Rasul-Nya.” (QS. Al-Mujadilah: 22)
2.7 Keterkaitan Kontes Kecantikan dengan Islam, Budaya, Filsafat dan
IPTEK
Pakaian peserta Miss Muslimah memang tertutup dan berjilbab, berbeda
dengan Miss World yang terlalu mengumbar aurat karena mengenakan pakaian
yang sangat terbuka. Akan tetapi, dalam ajang ini para wanita bersolek dan
berlenggak-lenggok diatas panggung sehingga menarik perhatian lelaki untuk
memperhatikannya. Hal ini biasa disebut dengan tabarruj, yaitu menampakkan
perhiasan dan keindahannya kepada mata-mat orang yang bukan muhrim.
Meskipun pada ajang Miss Muslimah sudah menutup aurat, tetapi mereka masih
berlenggak-lenggok dan terkadang jilbab mereka dikalungkan atau dililitkan di
leher tidak menjulur menutupi dada maka hijab mereka belum syar’i. padahal,
dikatakan dalam Al-Qur’an Surah An-Nuur: 31 bahwa wanita hendaklah
menutupkan kain kudung ke dadanya. Ibnu Abu Najih meriwayatkan dari
Mujahid, “Janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
9
Page 10
Jahiliyah yang dahulu….” Dia (Mujahid) berkata, “Wanita dahulu berjalan-jalan
di hadapan kaum (laki-laki). Itulah tabarruj Jahiliyah.”
Ajang dalam kontes kecantikan ini bertentangan dengan budaya Islam
karena nilai-nilai yang dikembangkan tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam.
Kontes ini merupakan bentuk Westernisasi dan eksploitasi wanita karena wanita
seperti dijadikan alat promosi industri rating media, alat kosmetik dan fashion.
Pada ajang Miss Muslimah dikatakan bahwa penilaian yang dilakukan
berdasarkan kesolehan dan kecerdasannya. Padahal, dalam ajang ini hanya
disyaratkan tiga hal, yaitu mengenakan hijab dalam keseharian dan mampu
membaca ayat-ayat suci Al-Qur’an serta pandangan mereka tentang Islam dan
dunia modern. Kesolehan seseorang tidak dapat diukur hanya dengan tiga cakupan
tersebut karena masih banyak hal yang mencerminkan kesolehan, seperti
bagaimana akidah dan akhlak orang tersebut, dan sebagainya.
Pada awalnya, kontes kecantikan merupakan kontes yang diadakan di luar
negeri. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan iptek, Indonesia juga ikut
menggelar kontes ini. Kontes ini sebenarnya tidak sesuai dengan budaya
Indonesia yang mayorits penduduknya beragama Islam. Sebaiknya, sebagai umat
Islam harus berpandai-pandai dalam menerima budya luar jngan hanya sekedar
mengadopsi. Umat Islam perlu memfilter budaya-budaya luar yang diterimanya.
Islam itu universal dan fleksibel sehinngga tidak ada anjuran bagi umat Islam
tidak boleh mempelajari iptek. Sebaliknya, umat Islam perlu mempelajari iptek
dengan memfilter informasi yang diperoleh sesuai dengan syari’at Islam. Anjuran
untuk mempelajri iptek sesuai dengan Al-Qur’an Surah Yunus: 101 yang artinya.
“Katakanlah, perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah
bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang member peringtan bagi
orang-orang yang tidak beriman”.
10
Page 11
2.8 Ketidaksesuaian Antara Nilai-nilai dan Kontes Kecantikan Wanita
dengan Nilai dan Norma Agama Islam
2.8.1 Kontes Kecantikan Hasil dari Filsafat Manusia
Kontes kecantikan merupakan ajang perlombaan untuk para wanita
dalam hal kecantikan yang mereka punya. Dalam hal ini akan dibahas
kontes kecantikan yang meliputi Miss World dan Miss World Muslimah.
Ajang Miss World pertama kali diadakan sebagai perkembangan
pemikiran manusia. Pada saat itu orang berpikir bagaimana caranya untuk
mempromosikan produk baju renang yang baru dikeluarkan sehingga
mereka mengadakan festival baju bikini. Kemudian dari festival tersebut
mereka berpikir lagi bagaimana caranya mencapai cakupan promosi yang
lebih luas lagi dan terjaga kelestariannya.
Oleh karena itu, kontes Miss World menjadi kontes yang diadakan
setiap tahun. Kontes ini merancang program yang dinamakan “Beauty
with a Purpose” dengan mengutamakan tiga aspek yaitu brain, beauty dan
behaviour, sehingga banyak negara tertarik untuk bergabung hingga saat
ini.
Sedangkan awal diadakannya Miss World Muslimah yaitu karena
melihat ajang Miss World yang dilihat dapat mengekspresikan kreasi dan
mengembangkan pengetahuan, kecantikan dan kebudayaan. Muslimah
tidak mungkin untuk mengikuti ajang ekstrem seperti Miss World yang
berlenggak-lenggok memakai bikini. Namun mereka juga ingin
membuktikan bahwa muslimah juga dapat tampil stylish dengan
menonjolkan sisi spiritualisme dan ke arah yang positif dari pandangan
islam. Oleh karena itu diadakan kontes Miss World Muslimah agar para
muslimah dapat tampil memperkenalkan serta membuktikan bahwa
mereka juga mempunyai keahlian dalam berpenampilan yang modis tapi
tetap islami.
11
Page 12
2.8.2 Nilai-nilai yang terkandung dalam Kontes Kecantikan
Kontes kecantikan seperti Miss World dan Miss World Muslimah
diadakan karena adanya alasan-alasan yang mendasarinya, alasan tersebut
juga menjadi nilai yang ingin disampaikan kepada masyarakat atau juga
menjadi ciri yang menggambarkan kontes kecantikan tersebut. Kontes
kecantikan memiliki nilai-nilai sebagai berikut.
a. Memperkenalkan budaya dan pariwisata negara tuan rumah
Kontes kecantikan baik Miss World maupun Miss World Muslimah
diikuti oleh Negara-negara di dunia. Setiap tahunnya, tempat
diadakannya ajang ini berbeda-beda. Ketika misalnya Indonesia
menjadi tuan rumah, maka otomatis seluruh peserta kontes akan
diperkenalkan oleh kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga dunia
luar mengetahui adanya keragaman budaya dan ketertarikan untuk
mengunjungi tempat wisata yang sangat indah yang telah
diperkenalkan kepada para peserta.
b. Mengembangkan dan mengekspresikan seni dan kreasi peserta
Setiap menampilkan dirinya di atas catwalk, peserta kontes kecantikan
memakai pakaian atau busana dengan nilai estetika yang tinggi. Pada
Miss World Muslimah pun demikian, kerudung yang dikenakan dihias
sedemikian rupa dengan gaya hijab yang stylish dan modern.
c. Ajang pengembangan dan pemacu peningkatan wawasan (ilmu
pengetahuan)
Dalam kontes Miss World dikemukakan tiga aspek yaitu brain, beauty
dan behaviour. Jadi selain menonjolkan kecantikan mereka juga
dituntut untuk pintar dan memiliki wawasan yang luas tentang bidang
apapun. Hal ini ditujukan agar wanita-wanita yang ingin mengikuti
kontes ini terpacu memperluas keahliannya dalam ilmu pengetahuan.
Selain penilaian di atas catwalk peserta juga dinilai berdasarkan
jawaban-jawaban yang berkualitas yang diberikan oleh juri. Selain itu,
dalam Miss World Muslimah dibutuhkan kemampuan dan wawasan
12
Page 13
pemahaman Al-Quran dan islam serta pembacaan ayat suci Al-Quran
yang menjadi ukuran tingkat kesholehaan wanita.
d. Pengumpulan dana untuk amal
e. Tampil dengan menonjolkan kecantikan wanita dengan berlenggak-
lenggok di atas catwalk.
2.8.3 Nilai dan Norma Agama Islam yang Kontradiksi dengan Kontes
Kecantikan
Agama Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi
kehormatan wanita apabila wanita tersebut tunduk dan patuh terhadap
norma yang terkandung di dalamnya. Kontes kecantikan memang
memberikan kesempatan kepada wanita untuk berprestasi dan
mengembangkan serta membuktikan potensi yang ada di dalam dirinya.
Namun, norma yang terkandung dalam agama islam jelas tidak sejalan
dengan nilai yang dikandung dalam kontes kecantikan. Hal itu
dikarenakan oleh:
a. Kontes kecantikan merupakan ajang pamer aurat
Telah jelas bahwa dalam kontes kecantikan, wanita-wanita
berlomba-lomba menunjukkan kecantikannya agar memperoleh
kemenangan. Namun hal ini tidak sesuai dengan surat An-Nur ayat 31
yang berbunyi “Dan Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman
hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara
kemaluannya dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya,
kecuali yang biasa tampak darinya. Dan hendaklah mereka
menutupkan kerudung ke dadanya.” Tidak terkecuali pada Miss
World Muslimah yang sama-sama menampakkan kecantikan.
Selain itu jilbab yang dikenakan tidak sesuai dengan syariat
islam akibat dihias sedemikian dengan tatanan hijab modern dan
stylish hingga tidak menutup dada. Di dalam surat Al-Ahzab ayat 59
yang berbunyi “Hendaklah mereka mengulurkan jilbab ke seluruh
tubuh mereka”. Di dalam surat Al-A’raf ayat 26 pun dinyatakan “Hai
13
Page 14
anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian
untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan.” Karena
Allah telah menurunkan pakaian yang pantas digunakan maka wajib
bagi umat islam untuk menutup auratnya. Menutup aurat adalah wajib
sedangkan kegiatan kontes kecantikan bukanlah penyebab orang boleh
memperlihatkan auratnya.
b. Kontes kecantikan adalah ajang pamer kecantikan (tabarruj)
Dalam kontes kecantikan sudah tentu yang ditampakkan
adalah kecantikan wanita. Padahal Allah telah melarang dalam
firman-Nya surat An-Nur ayat 60 “...tidaklah dosa atas mereka
menanggalkan pakaian mereka tanpa bermaksud untuk menampakkan
perhiasannya (tabarruj)”. Allah SWT telah memberikan kecantikan
pada setiap wanita bukan untuk dipamerkan karena begitu
berharganya perhiasan itu sehingga hanya mahramnya saja yang
pantas melihat.
Dalam surat An-nur ayat 31 “Dan janganlah mereka
(perempuan) membentakkan kaki (atau mengangkatnya) agar
diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan”. Membentakkan kaki
maksudnya yaitu berlenggak-lenggok. Setiap kontes kecantikan pasti
menuntut pesertanya untuk berjalan di atas catwalk sambil
melenggak-lenggokan tubuhnya di depan penonton yang sangat
banyak. Tindakan seperti itu termasuk tabarruj yaitu wanita yang
berjalan berlenggak-lenggok penuh gaya dan genit, wanita yang
memakai wewangian, memakai pakaian dari batu permata dan
memakai kerudung tapi tidak menutupi dada atau anting-antingnya
dan kalungnya terlihat (Kitab Zaad Al Masiir).
Akibat dari perbuatan tabarruj itu seperti yang terdapat dalam
hadits “Ada dua golongan penghuni neraka yang aku tidak pernah
melihatnya sebelumnya. Wanita yang telanjang, berpakaian tipis dan
berlenggak-lenggok dan kepalanya digelungkan seperti punuk unta.
Mereka tidak akan masuk surga dan mencium baunya”.
14
Page 15
c. Pengatasnamaan Seni yang Salah
Untuk berkarya seni tidak perlu dengan menggunakan pakaian
yang menurut kebanyakan orang sebagai pakaian yang bernilai seni.
Corak dan model pakaian yang dipakai oleh wanita dalam kontes
kecantikan memungkinkan lekuk tubuh wanita dapat terlihat. Selain
itu, desainnya yang terkadang mencolok mengindikasikan wanita
tersebut berpakaian secara berlebih-lebihan. Padahal dalam firman-
Nya Allah SWT telah melarang kita untuk berlebih-lebihan dalam
segala hal. “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
berlebih-lebihan.” (Al-A’raf : 31).
Agama islam juga memperhatikan estetika dalam berpakaian
disesuaikan dengan etika dan syariat. Pakaian yang sangat berestetika
tetapi ketat atau tidak sesuai dengan etika maupun syariat, tidaklah
dianjurkan untuk digunakan. Selain itu masih banyak media yang dapat
digunakan untuk menuangkan kreativitas dalam hal seni yaitu seperti
lukisan. Sebagai warga Negara kita bisa mengembangkan budaya bangsa
dan memperkenalkan budaya dan pariwisata ke dunia luar dengan cara
yang baik. Selagi masih ada jalan yang Allah ridhai mengapa kita harus
mengambil jalan yang Allah murkai.
Kecantikan dan kecerdasan merupakan anugerah yang Allah
berikan dan bukanlah sesuatu yang mesti diumbar kepada orang-orang.
Hal itu akan dapat menyebabkan penyakit hati dimiliki oleh orang tersebut
dan orang lain. Seperti adanya sifat riya, sombong dan iri. Kontes
kecantikan semacam itu membuat wanita terklasifikasikan berdasarkan
kecantikan dan berarti tingkatan wanita yang paling rendah adalah yang
paling tidak cantik. Padahal kecantikan merupakan sesuatu yang relatif
dan tidak hanya dilihat dari fisik.
2.9 Ketidaksesuaian Budaya Islam terhadap Kontes Kecantikan
2.9.1 Pengertian Budaya Islam
Budaya Islam adalah budaya yang mutlak berasal dari ajaran Islam,
dicetuskan dan dilakukan oleh umat Islam, serta sesuatu yang dihasilkan umat
15
Page 16
Islam baik dalam bentuk konkret maupun abstrak, yang secara prinsip bersumber
pada ajaran Islam. Misalnya model baju penutup aurat, bersekolah, hidup bersih,
dan sebagainya.
2.9.2 Kontes Miss World dalam Pertimbangan Syariat Islam
Kontes kecantikan yang banyak menimbulkan pro dan kontra dari
masyarakat memang selalu menjadi perbincangan hangat dari berbagai kalangan.
Kontes ini banyak sekali yang bertentangan dan tidak sesuia dengan dengan
budaya Islam. Berikut ini ketidaksesuaian budaya Islam terhadap kontes
kecantikan.
a. Bertentangan Dengan Perintah Untuk Memelihara Pandangan (Ghadldl
al-Bashar)
Perhelatan Miss World bertentangan dengan firman Allah swt yang
mewajibkan kaum Mukmin dan Mukminat untuk memelihara
pandangannya. Allah swt berfirman:
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, “Hendaklah mereka menjaga
pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah
lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
mereka perbuat.” [QS An-Nuur (24):30]
Atas dasar itu, laki-laki dan wanita Mukmin wajib menjaga
pandangannya satu dengan yang lain. Akan tetapi ajang Miss World justru
menjadikan semua perbuatan yang dilarang oleh Islam sebagai sebuah
event yang wajib ditonton dan dipertontonkan; mulai dari pamer aurat,
menonjolkan kecantikan (tabarruj), eksploitasi seksualitas, serta perbuatan-
perbuatan haram lainnya.
b. Bertentangan Dengan Perintah Menutup Aurat
16
Page 17
Perintah menutup aurat disebutkan dalam al-Quran dan Sunnah.
Seorang Mukmin dan Mukminat wajib menutup auratnya, serta dilarang
melihat aurat orang lain, kecuali ada dalil yang mengkhususkan. Di
dalam Al-Quran, Allah swt berfirman: Kewajiban menutup aurat telah
disitir di dalam al-Quran. Allah swt berfirman:
“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu
pakaian untuk menutupi auratmu, dan pakaian indah untuk
perhiasan.”[QS Al A'raaf (7):26]
Adapun dalil-dalil sunnah yang menunjukkan kewajiban menutup aurat
bagi laki dan wanita adalah sebagai berikut;
Imam Muslim, Abu Dawud, dan Turmudziy meriwayatkan sebuah
hadits yang menuturkan, bahwasanya Rasulullah saw bersabda;
ج�ل� الر� �ظ�ر� �ن ي ال� ق�ال� �م� ل و�س� �ه �ي ع�ل �ه� الل ص�ل�ى �ه الل س�ول� ر� �ن� أ
�ف�ضي ي و�ال� �ة أ �م�ر� ال ة ع�و�ر� ل�ى إ �ة� أ �م�ر� ال و�ال� ج�ل الر� ة ع�و�ر� ل�ى إ
ل�ى إ �ة� أ �م�ر� ال �ف�ضي ت و�ال� و�احد' �و�ب' ث في ج�ل الر� ل�ى إ ج�ل� الر�
د �و�اح ال �و�ب الث في �ة أ �م�ر� ال
“Sesungguhnya, Rasulullah saw bersabda, “Janganlah seorang laki-
laki melihat aurat laki-laki lain, dan janganlah seorang wanita melihat
aurat wanita lain. Janganlah seorang laki-laki tidur dengan laki-laki
yang lain dalam satu selimut; dan janganlah seorang wanita tidur
dengan wanita lain dalam satu selimut.”[HR. Imam Muslim, Abu
Dawud, dan Turmudziy]
17
Page 18
c. Bertentangan Dengan Larangan Tabarruj (Menampakkan Kecantikan di
Depan Umum)
Larangan tabarruj ditetapkan Allah swt di dalam surat al-Nuur ayat 60.
Allah swt berfirman:
“Perempuan-perempuan tua yang telah berhenti haidl dan kehamilan
yang tidak ingin menikah lagi, tidaklah dosa atas mereka
menanggalkan pakaian mereka tanpa bermaksud menampakkan
perhiasannya (tabarruj).”[TQS Al Nuur (24):60]
Jika wanita tua dilarang untuk tabarruj, lebih-lebih lagi wanita yang
belum tua dan masih mempunyai keinginan untuk menikah.
Imam Ibnu Mandzur, dalam Lisaan al-’Arab menyatakan, “Wa al-
tabarruj : idzhaar al-mar`ah ziinatahaa wa mahaasinahaa li al-rijaal
(tabarruj adalah menampakkan perhiasan dan anggota tubuh untuk
menaruh perhiasan kepada laki-laki non mahram.”
d. Bertentangan dengan Perintah untuk Berbusana Islami Bagi Wanita,
yakni Kerudung dan Jilbab
Dalam kaitannya dengan busana dan cara berbusana, Islam telah
menetapkan busana khusus yang wajib dikenakan wanita Muslimat,
ketika keluar dari kehidupan khusus (rumah). Busana yang wajib
dikenakan seorang Muslim ketika keluar rumah adalah khimar
(kerudung) dan jilbab (pakaian luas yang dikenakan di atas pakaian
sehari-hari). Perintah menggunakan khimar dan jilbab disebut di dalam
al-Quran. Perintah menggunakan khimar disebut dalam firman Allah
swt:
18
Page 19
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya..”[QS
An-Nuur (24):31]
e. Bertentangan dengan Larangan Tasyabbuh (Meniru-niru) Dengan
Orang Kafir
Miss World, baik dari sisi asasnya, sejarah kemunculannya,
serta rangkaian kegiatannya merupakan gagasan orang-orang kafir yang
telah menjadi sebuah tradisi. Seorang Muslim dan Muslimat dilarang
tasyabbuh dengan orang kafir, dalam urusan seperti ini. Keterlibatan
serta keikutsertaan seorang Muslimat dalam ajang ini jelas-jelas
termasuk dalam aktivitas tasyabbuh dengan orang kafir. Padahal, Islam
jelas-jelas melarang tasyabbuh dengan orang kafir. Di dalam al-Quran,
Allah swt berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu katakan (kepada
Mohammad) “Raa’ina”, tetapi katakan: “Undzurna”, dan
“dengarlah”. Dan bagi orang-orang kafir siksaan yang pedih.”[TQS
Al Baqarah (2):104]
f. Miss World Membawa Nilai dan Pesan Yang Bertentangan dengan
Islam
Ajang Miss World sarat dengan ide dan nilai yang bertentangan
dengan Islam, yakni kebebasan (liberalism), feminism, industrialisasi
kecantikan, serta revolusi gaya hidup dan cara pandang terhadap
kehidupan. Persepsi-persepsi mulia yang ditanamkan dalam
masyarakat Islam, seperti ‘iffah dan memelihara kehormatan wanita,
telah diluluhlantakkan oleh “sesuatu yang dibawa oleh Miss World dan
ajang-ajang kecantikan lainnya. Melalui Miss World pula, barat
19
Page 20
berhasil mengubah cara pandang kaum Muslim, terutama Muslimah
terhadap kecantikan, wanita ideal, dan lain sebagainya.
2.10 Dampak Kontes Kecantikan pada Kehidupan Manusia
Di zaman yang telah berkembang ini, semua terasa sangat berbeda dari
zaman yang sebelumnya. Banyak erubahan yang terjadi di segal aaspek. Salah
satu dari wujud perubahan tersebut adalah adanya emansipasi wanita. Emansipasi
wanita menjadikan wanita lebih percaya diri untuk tampil dan berkarya di depan
umum. Kontes kecantikan pun dibuat sebagai salah saru ajang bagi wanita untuk
mnunjukkan kebolehan dan kemolekannya. Aspek yang dinilai paling utama
sudah tentu kecantikan dan keindahan tubuh. Sementara kecerdasan dan softskill
dianggap sebagai nilai plus dari seorang kontestan ajang pencarian ratu tercantik
ini.
Ajang kontes kecantikan ini amat populer di kalangan masyarakat.
Rasanya tak lengkap jika belum berpartisipasi melihat acara ini. Disadari atau
tidak, sebenarnya acara ini telah memengaruhi pola piker yang dimiliki
masayarkat. Sehingga prinsip yang sebelumnya dipegang oleh suatu kelompok
masayarkaat atau individu bisa saja berubah. Hal ini merupakan salah satu
dampak yang ditimbulkan oleh karena adanya sebuah kontes kecantikan.
Dampak-dampak lain yang akan muncul pada kehidupan sehari-hari ialah:
a. Mitos kecantikan yang menyesatkan
Kontes kecantikan membuat masyarakat menilai kecantikan hanya
berdasar kecantikan fisik saja. Standar penilaian dari sebuah kecantikan
bersumber pada pemenang dari kontees kecantikan yang notebene
memiliki kecantikan fisik, tetapi belum tentu kecantikan hati. Hal ini
menjadikan masyarakat yang khususnya wanita berlomba-lommba
mendapatkan kecantikan tersebut misalnya dengan operasi plastik. Padahal
telah jelas larangan yang dikemukakan Allah melalui sabda Rasulullah,
yakni : “Allah melaknat wanita-wanita yang mentato dan yang meminta
20
Page 21
untuk ditatokan, yang mencukur (menipiskan) alis dan yang meminta
dicukur, yang mengikir gigi supaya terlihat cantik dan merubah ciptaan
Allah” (HR. Muslim)
b. Merusak tatanan sosial dan rumah tangga
Demi mengikuti sebuah kontes kecantikan, seseorang rela untuk melepas
kerudung atau jilbabnya. Kejadian ini jelas telah melanggar tatanan sosial
yang telah mengakar pada suatu masyarakat. Apalagi kasus ini terjadi pada
wakil Putri Indonesia dari Nanggroe Aceh Darussalam yang terkenal
dengan budaya Islamnya.
c. Tercemar budaya barat
Kontes kecantikan modern pertama kali digelar di Amerika pada tahun
1854 yang kemudian berkembang di Inggris pada tahun 1951. Atas dasar
tersebut telah jelas bahwa kontes kecantikan merupakan budaya barat yang
sama sekali berbeda dengan budaya islam. Budaya barat lebih
mengagungkan kebebasan dan mengabaikan nilai-nilai agama. Oleh
karena itu, hal-hal seperti itu sudah sepatutnya tidak diikuti.
d. Memunculkan perilaku konsumtif
Untuk bergaya ala seorang putri kecantikan, banyak orang rela membeli
kosmetik atau hal-hal yang dipercaya dapat mempercantik diri. Selain itu,
spa atau kegiatan memanjakan diri pun merupakan salah satu perilaku
konsumtif karena tanpa hal tersebut pun tidak membawa dampak yang
serius. Perilaku konsumtif ini pun sering merujuk pada kehidupan glamour
yang tidak disukai oleh Allah seperti firmanNya yang berbunyi: “
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalahsaudara-saudara syaitan dan
syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya” (QS. Al-Isra’ : 27)
e. Penafsiran seni yang salah
Banyak asumsi-asumsi bahwa seni adalah kecantikan. Memang benar
kecantikan itu datangnya dari Allah. Tetapi sebagai umat muslim,
mahakarya sang Pencipta ini seharusnya dijaga dan tidak diumbar ke
khalayak. Asumsi bahwa seni haruslah dapat dinikmati orang banyak
21
Page 22
agaknya salah untuk kasus ini. Seni adalah keindahan, dan keindahan
tersebut hanyalah pinjaman dari Allah. Oleh karena itu, janganlah sekali-
kali memamerkannya karena suatu saat hal tersebut akan kembali
padaNya.
Ternyata begitu banyak dampak yang bisa terjadi pada kehidupan akibat
dari sebuah kontes kecantikan. Dampak yang timbul kebanyakan adalah dampak
negative yang dapat merusak moral umat khususnya umat islam. Berusaha untuk
tidak termasuk dalam golongan yang dibenci Allah adalah pagar yang dapat
melindungi iman sebagai seorang manusia. Selalu mengingat Allah adalah kunci
agar dapat terhindar dari kegiatan sia-sia yang akhirnya tidak membawa manfaat
bagi diri sendiri maupun orang lain.
22
Page 23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan berkembangnya media dan teknologi di era globalisasi ini,
baiknya kita sebagai manusia yang berakal dapat menggunakannya dalam hal
kebaikan yang sesuai syari’at islam. Dakwah sebagai sesuatu yang penting dalam
penyebaran agama islam, dapat disesuaikan dengan zamannya. Layakya zaman
kenabian, dakwah yang secara bertahap dari sembunyi-sembunyi hingga terang-
terangan, pada zaman era globalisasi ini dakwah dapat melalui media serta
teknologi yang lebih canggih lagi.
Ajang Miss Muslimah World ini merupakan bentuk perkembangan media
dakwah yang diperuntukkan agar para muslimah baik anak, remaja maupun
dewasa mulai memahami betapa wajib dan pentingnya berhijab dalam islam dan
mencintai agama islam dengan mengamalkan kewajiban seperti membaca ayat
suci Al-qur’an. Dengan tetap berpedoman pada syariat islam, pasti akan muncul
pro-kontra terhadap ajang ini, meskipun begitu pandangan dan penilaian yang
berbeda tersebut akan menjadi hal yang perlu diperbaiki dalam ajang Miss
Muslimah World ini.
3.2 Saran
Setiap yang ditampilkan dalam ajang ini tetap memiliki sisi kelebihan dan
kekurangannya, ambillah setiap kelebihan yang diterima misalnya dalam
kewajiban setiap peserta untuk mampu membaca dan memahami ayat suci Al-
qur’an, dan jadikan hal yang peru dipelajari lagi dari kekurangan dalam ajang
Miss Muslimah World ini, semisal masih kurang syar’inya hijab yang digunakan
beberapa para peserta yang masih berlebihan.
23
Page 24
DAFTAR PUSTAKA
http://www.arrahmah.com/rubrik/miss-world-budaya-buya-
hamka.html#sthash.TBC1HmmF.dpuf
Al-Faruqi, dan Ismail, P. (1999). Tauhid: Esensi dan Ekspresi Estetika Islam.
Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Hadi, P. (2013). Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni dalam Islam.
www.slideshare.net. Diakses pada tanggal 10 November 2013.
Falahudin, I. (2012). Kebudayaan Arab, Kebudayaan Islam dan Kebudayaan
Islami. http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=850.
Diakses pada tanggal 10 November 2013.
Ramadhan, S. (2012). Meluruskan kembali makna hijab. http://www.suara-
islam.com/read/index/5194/Meluruskan-Kembali-Makna-Hijab. Diakses
pada tanggal 6 November 2013.
Ramadhan, S. (2013). Kontes Miss World dalam Timbangan Syariat Islam.
Error! Hyperlink reference not valid.. Diakses pada tanggal 10
November 2013.
Wahhab, A. (1985). Azzam, Filsafat, dan Puisi Iqbal. www.bbc.co.uk. Diakses
pada tanggal 10 November 2013 pukul 13.10 WIB.
24