Top Banner

of 29

Makalah Hujan Klimat Kuliah

Jul 21, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

MAKALAH PRESENTASI KLIMATOLOGI

OLEH : SULISTIYONO M. FARIDRENY MARIAM ELLY DARRU EKA VINNY NUROYANI YOLA DEVA M. HARISULLOH ADISTY ZAHROTUL P

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2011

DAFTAR ISI Halaman Depan Kata Pengantar. Daftar Isi BAB1: Pendahuluan 1.1 Latar Belakang.. 1.2 Tujuan. 1.3 Rumusan masalah. BAB II: Pembahasan 2.1 Pengertian Prestisipasi 2.2 Proses Terjadinya Hujan. 2.3 Siklus Hidrologi. 2.4 Macam-macam Hujan. 2.5 Dampak yang Ditimbulkan Hujan. 2.5.1 Dampak Positif 2.5.2 Dampak Negatif 2.6 Faktor yang Mempengaruhi Hujan 2.7 Hujan Asam 2.7.1 Definisi Hujan Asam 2.7.2 Macam-macam Deposisi Asam 2.7.3 Penyebab Hujan Asam 2.7.4 Dampak Hujan Asam

2.7.5 Upaya Pengendalian Deposisi Asam 2.8 Hujan Es. 2.9 Hujan Salju.. BAB III: Penutup 3.1 Kesimpulan

KATA PENGANTARDengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas RahmatNya penyusun dapat menyelesaikan makalah tentang presipitasi. Laporan ini tidak akan sempurna dengan sendirinya. Ada pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Kami sampaikan terima kasih kepada: 1. Dosen Mata kuliah klimatologi yang telah memberikan bekal materi. 2. Anggota kelompok yang ikut serta dalam penyelesaian makalah ini. Dalam penyelesaian makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam proses penyempurnaan, agar

nantinya dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat memberikan pengetahuan baru di bidang ilmu khususnya dalam bidang pertanian.

Malang, 28 November 2011

Penyusun

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Pengertian PresipitasiPrecipitation atau Presipitasi adalah peristiwa jatuhnya cairan (dapat berbentuk cair atau

beku) dari atmosphere ke permukaan bumi. Presipitasi cair dapat berupa hujan dan embun dan presipitasi beku dapat berupa salju dan hujan es. Dalam uraian selanjutnya yang dimaksud dengan presipitasi adalah hanya yang berupa hujan. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi baik menurut waktu maupun tempat, sehingga kajian tentang iklim lebih banyak diarahkan pada hujan. Hujan merupakan satu bentuk presipitasi yang berwujud cairan. Presipitasi sendiri dapat berwujud padat (misalnya salju dan hujan es) atau aerosol (seperti embun dan kabut). Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi karena sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering. Hujan jenis ini disebut sebagai virga. Hujan memainkan peranan penting dalam siklus hidrologi. Lembaban dari laut menguap, berubah menjadi awan, terkumpul menjadi awan mendung, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang semula. Awalnya air hujan berasal dari air dari bumi seperti air laut, air sungai, air danau, air waduk, air rumpon, air sawah, air comberan, air susu, air jamban, air kolam, air ludah, dan lain sebagainya. Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat hujan yang besar menjadi semakin leper, Seperti Rotihamburger, air hujan yang lebih. Air besar berbentuk payung terjun

Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil.

Jumlah curah hujan dicatat dalam inci atau milimeter (1 inci = 25,4 mm). Jumlah curah hujan 1 mm, menunjukkan tinggi air hujan yang menutupi permukaan bumi 1 mm, jika air tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer (Tjasyono, 2004). Menurut Arsyad (1989) Tinggi curah hujan diasumsikan sama disekitar tempat penakaran, luasan yang tercakup oleh sebuah penakar curah hujan tergantung pada homogenitas daerahnya maupun kondisi cuaca lainnya. apabilan curah hujan di suatu daerah 150 mm/bulan maka daerah tersebut telah memasuki musim hujan, begitupun sebaliknya bila curah hujan