Berikut ini adalah case VIII, yang kami dapat : HALAMAN 1 : “OUTBOUND” Jaka, 18 tahun, mahasiswa baru FK UPN “veteran” jakarta. Sebagaimana layaknya mahasiswa baru di upn diwajibkan untuk mengikuti kegiatan outbound yang diselenggarakan untuk memupuk jiwa persaudaraan dan kepemimpinan. Kegiatan outbound di bumi perkemahan cibubur. Semua peserta diwajibkan hadir pukul 06.00 untuk mengikuti briiefing terlebih dahulu, dilanjutkan dengan berolahraga. Setelah berolahraga semua peserta diminta untuk mengikuti kegiatan baris berbaris. Pada baris berbaris jaka mengeluarkan banyak keringat, mukanya tampak merah dan nafasnya mulai terengah-engah serta merasa sangat haus karena matahari bersinar dengan triknya. Setelah menyelesaikan semua kegiatan baris berbaris jaka beriistirahat dan meminum segelas air putih. Jaka merasa lebih segar dan nafasnyapun mulai teratur. HALAMAN 2: “OUTBOUND” Setelah istiraha, acara dilanjutkan dengan kegiatan menyusuri sungai, baju jaka basah kuyub. Setengah jam perjalanan jaka merasa kedinginan, pucat dan mulai menggigil serta merasa lapar. Setibanya di base camp jaka berganti pakian dan menyantap makan siang yang setelah disediakan. Jaka merasa lebih segar. Sebagai mahasiswa kedokteran, ia berpikir proses apa yang terjadi pada dirinya selama mengikuti outbound. Beberapa hari kemudian pada acara FBS didiskusikan bahwa yubuh yang terdiri atas berbagai system organ saling bekerjasama untuk 1
62
Embed
Makalah Homeostasis Tutorial a2. Tingkat Satu. 2012
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Berikut ini adalah case VIII, yang kami dapat :
HALAMAN 1 : “OUTBOUND”
Jaka, 18 tahun, mahasiswa baru FK UPN “veteran” jakarta. Sebagaimana layaknya mahasiswa
baru di upn diwajibkan untuk mengikuti kegiatan outbound yang diselenggarakan untuk memupuk
jiwa persaudaraan dan kepemimpinan. Kegiatan outbound di bumi perkemahan cibubur. Semua
peserta diwajibkan hadir pukul 06.00 untuk mengikuti briiefing terlebih dahulu, dilanjutkan dengan
berolahraga. Setelah berolahraga semua peserta diminta untuk mengikuti kegiatan baris berbaris.
Pada baris berbaris jaka mengeluarkan banyak keringat, mukanya tampak merah dan
nafasnya mulai terengah-engah serta merasa sangat haus karena matahari bersinar dengan
triknya. Setelah menyelesaikan semua kegiatan baris berbaris jaka beriistirahat dan meminum
segelas air putih. Jaka merasa lebih segar dan nafasnyapun mulai teratur.
HALAMAN 2: “OUTBOUND”
Setelah istiraha, acara dilanjutkan dengan kegiatan menyusuri sungai, baju jaka basah kuyub.
Setengah jam perjalanan jaka merasa kedinginan, pucat dan mulai menggigil serta merasa lapar.
Setibanya di base camp jaka berganti pakian dan menyantap makan siang yang setelah disediakan.
Jaka merasa lebih segar. Sebagai mahasiswa kedokteran, ia berpikir proses apa yang terjadi pada
dirinya selama mengikuti outbound.
Beberapa hari kemudian pada acara FBS didiskusikan bahwa yubuh yang terdiri atas berbagai
system organ saling bekerjasama untuk menjaga lingkungan internal tubuh agar tetap stabil
(homeostasis). Homeostasis tersebut terutama diatur oleh system saraf dan system endokrin
melalui mekanisme upan balik.
Dari case 1 dan 2, kami mendapatkan terminologi sebagai berikut :
1. Homeostasis: kecendrungan untuk tetap dalam keadaan tubuh organisme normal.2. S.Organ: organum3. S. Saraf: suatu struktur mirip tali yang terdiri dari sekumpulan serat saraf yang
menghantarkan impuls dari satu bagian sistem saraf pusat kebeberapa daerah tubuh lainnya.
1
4. Sistem Endokrin: menyekresi secara internal dipakai untuk organ dan struktur yang mengeluarkan zat yang dihasilkannya kedalam darah atau cairan limfe dan untuk zat yang mempunyai efek spesifik terhadap organ lain.
5. Mekanisme Feed Back: Pengembalian sebagian keluaran suatu sistem menjadi masukkan sehingga memberikan pengendalian dalam proses tersebut.
6. Hipotalamus:7. Nutrien: makanan atau zat lain sumber energi8. Hormon: zat kimia yang dihasilkan didalam tubuh leh organ .9. SNA:10. Insulin: hormon protein yang disekresikan oleh sel beta.11. Leptin: suatu adipositokon dengan 167 asam amino yang merupakan bagia lekuk
feed back yang menyediakan informasi ke otak mengeneai keadaan penyimpanan nutrisi.
12. Glokosa: suatu aldeheksosa.13. Lipid: zat-zat yang temasuk kedalam salah satu kelompok heterogen lemak dan zat
mirip lemak yang bersifat tidak larut dalam air dan larut dalam larutan nonpolar.14. LNA:15. VMA: vanillymendelic acid16. ARC: struktur atau jalur proyeksi yang mempunyai bentuk melengkung .17. ME: methly.
Dari case 1 dan 2, kami menemukan problem sebagai berikut :
1. Mengapa jaka mengeluarkan keringat?
2. Mengapa nafasnya terengah-engah?
3. Mengapa jaka merasa haus?
4. Mengapa setelah jaka beristirahat dan minum ia merasa lebih segar dan nafasnya
teratur?
5. Mengapa baju jaka yang basah kuyup menyebabkan jaka mengigil kedinginan pucat
dan lapar?
6. Mengapa setelah ia berganti pakaian dan makan siang ia merasa lebih segar?
Dari Problem, kami melakukan hipotesis sebagai berikut :
1. Kegiatan yang berlebihan menyebabkan keluarnya keringat, nafas terengah.
2. Istirahat dan makan dapat memulihkan kondisi tubuh.
2
Mekanisme
JAKA
(18 tahun)
Mengikuti outbound
Sarapan
Baris – berbaris
Mengeluarkan banyak keringat Nafas terengah – engah
Merasa haus Muka merah
Minum air putih
Menyelusuri sungai
Baju basah kuyub
Kedinginan Pucat Lapar
Ganti pakaian dan makan siang
HOMEOSTASIS
3
I DON’T KNOW (IDK) & LEARNING ISSUES (LI)
4
5
BAB I
HOMEOSTASIS
1.1 Definisi Homeostasis
Pemeliharaan aneka kondisi yang konstan di lingkungan dalam
Pemeliharaan lingkungan internal yang relative stabil
Kecendrungan stabilitas pada keadaan fisiologi organism normal
Kondisi fisiologi tubuh yang berada dalam keadaan stabil
1.2 Fungsi Homeostasis
Memungkinkan enzim-enzim menjalankan fungsinya dengan optimum
Memungkinkan kadar metabolism diatur secara efisien pada saat tertentu
Memungkinkan organism beradaptasi pada lingkungan luar yang mempunyai
jumlah dan habitat yang lebih luas
Menyediakan keadaan dalam (lingkungan dinamis dalam badan organisme) yang
stabil supaya sel-sel dapat menjalankan hidup dengan efisien.
1.3 Faktor Yang Mempengaruhi Homeostasis
1. Konsentrasi molekul zat-zat gizi
Sel-sel membutuhkan pasokan molekul nutrient yang tetap untuk digunakan sebagai bahan
bakar metabolic untuk menghasilkan energy
2. Konsentrasi O2 dan CO2
Sel membutuhkan O2 untuk melakukan reaksi-reaksi kimia yang menarik sebanyak
mungkin energy dari molekul nutrient untuk digunakan sel
3. Konsentrasi zat-zat sisa
Berbagai reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang berefek. Toksik bagi sel
apabila dibiarkan tertimbun dalam jumlah tertentu.
6
4. PH
Perubahan kesamaan lingkungan mempengaruhi perubahan mekanisme pembentukan
sinyal listrik di sel saraf dan perubahan aktivitas enzim di semua sel.
5. Konsentrasi air,garam-garam dan elektrolit-elektrolit lain
Karena konsentrasi relative garam dan air didalam CES mempengaruhi banyak sedikitnya
air yang masuk dan keluar sel, konsentrasi keduanya diatur secara ketat untuk
mempertahankan volume sel yang sesuai. Sel-sel tidak dapat berfungsi secara normal
apabila mereka bengkak atau memicut.
6. Suhu
Sel-sel tubuh berfungsi secara optimal dalam rentang suhu yang sempit. Sel-sel akan
mengalami perlambatan aktivitas yang hebat apabila suhunya terlalu dingin, yang lebih
buruk, protein-protein structural dan enzimatiknya akan terganggu apabila suhunya terlalu
panas.
7. Volume dan tekanan
Komponen sirkulasi pada lingkungan internal,yaitu plasma, harus dipertahankan pada
tekanan darah dan volume yang adekuat agar oenghubung vital antara sel dan lingkungan
eksteranl ini dapat disistribusi ke seluruh tubuh.
1.4 Prinsip Dasar Homeostasis
Manusia dapat hidup dilingkungan hidup dilingkungan yang berubah-ubah karena
mempunyai kemampuan untuk mempertahankan keadaan lingkungan di dalamnya. Hal ini
terjadi untuk menjamin kelangsungan hidup sel-sel tubuh.
7
8
mempertahankan
membentuk
Penting untuk kehidupan selSE
LSEL
HOMEOSTASISHOMEOSTASISSISTEM TUBUHSISTEM TUBUH
BAB II
SISTEM YANG MENGATUR
2.1 Feed Back Positif
Umpan balik positif atau Feed Back positif, ialah keadaan dimana Pada umpan balik positif
meningkatkan atau memperkuat perubahan sehingga variable terkontrol terus bergerak
searah perubahan awal.
Contoh umpan balik positif :
1. Pada saat terjadi kontraksi saat persalinan, hormon oksitosin dilepaskan kedalam tu-
buh yang merangsang kontraksi lebih lanjut yang meyebabkan kontraksi meningkat.
2. Pada proses pembekuan darah trombosit diaktifkan yang menyebabkan pembekuan
darah dapat terjadi lebih cepat.
3. Pada proses menyusui lebih banyak susu diproduksi melalui peningkatan sekresi
prolaktin.
4. Estrogen yang berfungsi selama fase folikuler dari menstruasi juga merupakan con-
toh dari umpan balik positif.
5. Generasi sinyal saraf adalah contoh lain, di mana membran dari serat saraf menyeb-
abkan kebocoran sedikit ion natrium melalui saluran natrium, sehingga perubahan
dalam potensial membrane menyebabkan saluran membukan lebih. Jadi hasil sedikit
kebocoran awal dalam ledakan kebocoran natrium menciptakan saraf potensial aksi.
6. Kontrol lonjakan LH pada saat okulasi
7. Pada saat orgasme seksual.
9
2.2 Feed Back Negatif
Umpan balik negative atau feed back negative adalah perubahan suatu factor yang di
control secara homeostasis dan memicu respon yang berupaya untuk memulihkan factor
tersebut ke normal dengan menggerakkan factor kearah berlawanan dari perubahan
awalnya.
Contoh umpan balik negatif :
1. Hipofisis memerintahkan ACTH untuk meningkatkan kortisol pada adrenalin yang
berfungsi dalam metabolism glukosa, lipid dan protein kemudian setelah produksi
kortisol mencukupi adrenal akan memerintahkan hipopisis untuk menghentikan
produksi ACTH.
2. Pada penderita diabetes mellitus terjadi peningkatan kadar gula dalam darah karena
kurangnya hormone insulin sehingga pada saat kita mengkonsumsi gula yang kita
ketahui sifat gula membawa air hal ini menyebabkan pada saat penyaringan di
glomerulus sebagian gula yang lolos dari penyaringan akan keluar bersama urine
dan terjadi peningkatan urine (poliuri) karena banyaknya air yang keluar dari tubuh
lewat urine maka tubuh akan mengalami dehidrasi akibatnya penderita akan merasa
kehausan.
3. Pada penderita Diabetes Mealitus karena kurangnya insulin maka terdapat banyak
gula diluar sel akibatnya sel akan memakan gula yang ada pada otot untuk
mendapat energi, akibatnya penderita merasa kelelahan dan mudah kelaparan.
4. Mekanisme penginderaan (reseptor) mengenali perubahan keadaan diluar batas-
batas tertentu. Pusat control atau integrator (sering terdapat diotak) menilai peru-
bahan tersebut dan mengaktifkan mekanisme kedua(efektor) untuk memperbaiki
keadaan. Keadaan tersebut senantiasa dipantau oleh reseptor dan dievaluasi oleh
pusat kontrol. Ketika pusat kontrol menentukan bahwa keadaan telah kembali nor-
mal, tindakan perbaikan tidak dilanjutkan lagi.
10
BAB III
SISTEM ORGAN YANG TERLIBAT
3.1 Sistem Endokrin
Sistem kontrol utama kedua setelah saraf. Secara umum kelenjar-kelenjar penghasil
hormon pada sistem endokrin mengatur aktifitas yang lebih mementingkan daya tahan dari
pada kecepatan. Sistem ini terutama penting untuk mengontrol konsensentrasi zat-zat gizi
dan degan menyesuaikan fungsi ginjal, mengontrol volume serta komposisi elektrolit
lingkungan internal. Kontribusi spesifik : 1. ADH: mempertahankan tekanan osmotik sel
dengan mengendalikan ekstensi air oleh ginjal dan mengatur volume darah. 2. Epinefrin:
peran langsung untuk mengeluarkan tekana darah dan peran tidak langsung menyediakan
sumber energi tambahan, kerja sistem endokrin yaitu kontrol aktivitas yang memerlukan
durasi (lambat), tidak secara struktural berhubungan dengan sel target.
3.2 Sistem Saraf
Salah satu pengatur kontrol utama tubuh. Secara umum, sistem ini mengotrol dan
mengkoordinasikan aktivitas tubuh yang memerlukan respon cepat. Sistem ini sangat
penting, utama untuk mendeteksi dan mencetuskan reaksi terhadap berbagai perubahan di
lingkungan internal selain itu sistem ini bertanggung jawab atas fungsi lain yang lebih
tinggi yang tidak seluruhnya ditunjukan untuk mempertahankan homeostasis, misalnya
keadaan, ingatan. Komponen: otak, korda spinalis, saraf porifer, organ indera khusus.
3.3 Sistem Sirkulasi
Sistem transportasi yang membawa berbagai zat misalnya zat gizi, O2, CO2, zat-zat
sisa, elektrolit dan hormon dari 1 bagian tubuh kebagian lainnya. Komponen: jantung,
pembuluh darah, dan darah.
11
3.4 Sistem Pencernaan
Menguraikan makanan menjadi molekul-molekul kecil zat gizi yang dapat diserap
kedalam plasma untuk didistribusikan ke seluruh sel. Sistem ini juga memindahkan air dan
elektrolit dari lingkungan eksternal dari lingkungan internal sistem ini mengeluaran sisa-
sisa makanan yang tidak dicerna kelingkungan eksternal melalui tinja. Komponen: mulut,
faring, esofagus, lambung, usus halus, usus besar, pankreas hati, kantung empedu.
3.5 Sistem Respirasi
Mengambil O2 dan mengeluarkan CO2 kelingkungan eksternal. Dengan
menyesuaikan kecepatan pengeluaran CO2 pembentuk asam, sistem respirasi juga penting
untuk mempertahankan PH lingkungan internal yang sesuai . komponen: hidung, faring,
laring, trakea, bronkus, paru.
3.6 Sistem Rangka
System yang member penunjang dan proteksi bagi jaringan lunak dan organ-organ.
System ini juga berfungsi sebagai tempat penyimpanan kalsium (Ca2+), suatu elektrolit
yang konsentrasinya dalam plasma harus dipertahankan dalam rentang yang sangat sempit.
Bersama dengan system otot, system skeletal juga memungkinkan timbulnya gerakan tubuh
dan bagian-bagiannya. Komponen organ yang terkait ialah tulang rawan, tulang rangka dan
sendi. System skeletal memungkinkan tubuh berinbteraksi dengan lingkungan luar.
3.7 Sistem Otot
Menggerakan tulang-tulang yang melekat kepadanya. Dari sudut pandang homeostasis
semata-mata system ini memungkinkan individu mendekati makanan dan menjauhi bahaya.
Selain itu, panas yang dihasilakn oleh kontraksi otot penting untuk mengatur suhu. Karenan
berada dibawah control kesadaran, individu juga mampu menggunakan otot rangka untuk
melakukan bermacam gerakan sesuai dengan keinginan. Komponen yang terkait adalah
otot-otot rangka.
12
3.8 Sistem Integumen
System yang berfungsi sebagai sawar protektif bagian luar yang mencegah cairan
internal keluar dari tubuh dan mikroorganisme asing masuk ke dalam tubuh. System ini
juga mengatur jumlah panas yang dikeluarkan dari permukaan tubuh ke lingkungan
eksternal dapat disesuaikan dengan mengatur produksi keringat dan mengatur aliran darah
hangat ke kulit. Komponen yang terkait adalah kulit, rambut dan kuku.
3.9 Sistem Imun
System yang berfungsi untuk mempan ertahankan tubuh dari serangan benda asing
dan sel-sel tubuh yang telah menjadi kanker. System ini juga mempermudah jalan untuk
perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cedera. Komponen yang terkait adalah sel