Makalah Pendidikan Kewarganegaraan
Geostrategi Indonesia
Disusun Oleh: 1. Cut Renia A 2. Brilliantin Primasari 3.
Muhammad Junaedi 4. Dedek Putri L 5. Audrey Maximillian H. 6.
Adinda Septhiariyan 7. Indah Safarina 8. Nadhila Vidiani NIM.
081116008 NIM. 081116019 NIM. 081116025 NIM. 081116033 NIM.
081116043 NIM. 081116056 NIM. 081116058 NIM. 081116061
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya
2011-2012
Kata PengantarPuji syukur kehadirat Allah swt yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga kami dapat
menyelesaikan pengerjaan makalah mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan tentang Geostrategi Indonesia ini. Shalawat dan
salam kepada Baginda Muhammad SAW semoga selalu tercurahkan kepada
beliau sang ilmuwan nan agamis. Pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Qudsi selaku dosen pengajar
mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang telah membimbing
diskusi selama ini. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam
penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca. Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat kepada kami dan pembaca untuk
kabahagiaan dunia dan akhirat. Dan segala kekurangan adalah
sejatinya milik kami dan segala kelebihan semata kami kembalikan
kepada-Nya. Amin
Surabaya, 30 April 2012
Penyusun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai satu
doktrin nasional yaitu wawasan nusantara. Wawasan nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan bentuk
geografinya berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam
pelaksanannya, wawasan nusantara mengutamakan kesatuan wilayah dan
menghargai kebhinekaan untuk mencapai tujuan nasional. Karena
Indonesia terdiri atas ratusan suku bangsa yang masing-masing
memiliki adat istiadat, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda
beda, sehingga tata kehidupan nasional yang berhubungan dengan
interaksi antar golongan mengandung potensi konflik yang besar.
Selain itu wawasan nusantara mempunyai beberapa fungsi antara lain
sebagai konsepsi ketahanan nasional, yaitu wawasan nusantara
dijadikan konsep dalam pembangunan nasional, pertahanan keamanan,
dan kewilayahan, sebagai wawasan pembangunan yang mempunyai cakupan
kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial dan ekonomi,
kesatuan sosial dan politik, kesatuan pertahanan dan keamanan,
sebagai wawasan pertahanan dan keamanan negara yang merupakan
pandangan geopolitik Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia
sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh wilayah dan segenap
kekuatan negara dan sebagai wawasan kewilayahan, sehingga berfungsi
dalam pembatasan negara, agar tidak terjadi sengketa dengan negara
di sekitarnya. Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai
geopolitik untuk kepentingan militer atau perang. Di Indonesia
geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui
proses pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi
doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan Nasional. Mengingat
geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana membuat
strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik,
lebih aman, dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya
dengan yang digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan
sebagainya. Dilihat dari letak Indonesia yang berada diantara dua
benua dan dua samudera, indonesia mempunyai letak yang strategis,
dimana hal tersebut menjadikan indonesia daerah penting bagi negara
sekitarnya. Indonesia tentu patut mewaspadai perkembangan yang
terjadi terutama di kawasan Asia Pasifik. Sebab konsekuensi letak
geografis Indonesia di persilangan jalur lalu lintas internasional,
maka setiap pergolakan berapapun kadar intensitas pasti berpengaruh
terhadap Indonesia. Apalagi jalur suplai kebutuhan dasar terutama
minyak
beberapa negara melewati perairan Indonesia. Keberadaan
Indonesia dipersilangan jalur pelayaran strategis, memang selain
membawa keberuntungan juga mengandung ancaman. Sebab pasti dilirik
banyak negara. Bahkan beberapa negara memperhatikan dengan cermat
setiap perkembangan yang terjadi di Indonesia. Australia misalnya,
sangat kuatir bila Indonesia mengembangkan kekuatan angkatan laut,
yang pada gilirannya dapat memperketat pengendalian efektif semua
jalur pelayaran di perairan nusantara. Penetapan sepihak selat
Sunda dan selat Lombok sebagai perairan internasional oleh
Indonesia secara bersama-sama ditolak oleh Amerika Serikat,
Australia, Canada, Jerman, Jepang, Inggris dan Selandia Baru. Tentu
apabila dua selat ini menjadi perairan teritorial Indonesia, maka
semua negara yang melintas di wilayah perairan ini harus tunduk
kepada hukum nasional Indonesia, tanpa mengabaikan kepentingan
internasional. Kondisi ini menyebabkan indonesia rentan terhadap
pengaruh dari luar. Apalagi dalam era globalisasi sekarang ini,
kebebasan dalam perdagangan dan sebagainya mempunyai pengaruh yang
sangat besar pada kestabilan Negara Indonesia. Untuk itu dibutuhkan
adanya strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara
Indonesia untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana
dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Aspek-aspek yang
dilihat pada geostrategi Indonesia adalah aspek idiologi dan
konstitusi, aspek kewaspadaan, aspek sosial budaya dan agama, aspek
politik dan pemdagri (termasuk pemerintahan daerah), dan aspek
perekonomian.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep Geostrategi Indonesia ?
2. Apa fungsi dan tujuan Geostrategi Indonesia? 3. Apa saja
komponen strategi Asta Gatra? 4. Bagaimana hubungan Geopolitik
dengan Geostrategi ?
1.3 Tujuan Penulisan makalah ini bertujuan untuk : 1.
Menjelaskan konsep Geostrategi Indonesia 2. Mengetahui fungsi dan
tujuan Geostrategi Indonesia 3. Mengetahui komponen-komponen Asta
Gatra 4. Mengetahui hubungan Geopolitik dengan Geostrategi
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Geostrategi dan Ketahanan Nasional
2.1.1 Geostrategi Definisi Strategi merupakan keseluruhan
operasi intelektual dan fisik yang diniscayakan untuk menanggapi,
menyiapkan, dan mengendalikan setiap kegiatan kolektif di
tengah-tengah konflik. Mengingat konflik yang diperkirakan terjadi
itu melibatkan aneka macam kekuatan, strategi cepat terkait dengan
politik, yang secara esensial berurusan berurusan dengan kekuatan
dalam kiatnya menjalankan pemerintahan masyarakat manusia,
merespons aspirasi fundamental dari suatu kolektivitas, yaitu
keamanan dan kemakmuran. Berhubung konflik yang diperkirakan
terjadi di muka bumi, lantas menjadi geostrategi, yaitu strategi
yang dijalankan sesuai dengan kenampakan muka bumi atau geografi.
Geostrategi adalah suatu strategi dalam memanfaatkan kondisi
lingkungan di dalam upaya mewujudkan cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional. Dan geostrategi Indonesia adalah merupakan
strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara Indonesia
untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana-sarana dalam
mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi memberi
arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan untuk
mewujudkan masa depan yang lebih baik, aman, dan sejahtera. Oleh
karena itu, geostrategi Indonesia bukan merupakan geopolitik untuk
kepentingan politik dan perang, melainkan untuk kepentingan
kesejahteraan dan keamanaan.
Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia Konsep geostrategi
Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 10
Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang
dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita
ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember
1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan
kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa Nation and
character and building yang merupakan wujud tidak langsung dari
geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa bangsa. Konsep
geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan
untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk
ekspansi terhadap negara
lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi
metode, atau cara untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional
yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan
Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan
yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan
geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan
Ketahanan Nasional Republik Indonesia. Berikut beberapa tahapan
geostrategi Indonesia dari awal pembentukan hingga sekarang : 1.
Pada awalnya, geostrategi Indonesia digagas oleh Sekolah Staf dan
Komando Angkatan Darat (SESKOAD) Bandung tahun 1962. Konsep
geostrategi Indonesia yang terumus adalah pentingnya pengkajian
terhadap perkembangan lingkungan strategi di kawasan Indonesia yang
ditandai dengan meluasnya pengaruh komunis. Geostrategi Indonesia
pada saat itu dimaknai sebagai strategi untuk mengembangkan dan
membangun kemampuan territorial dan kemampuan gerilya untuk
menghadapi ancaman komunis di Indonesia. 2. Pada tahun 1965-an
Lembaga Ketahanan Nasional mengembangkan konsep geostrategi
Indonesia yang lebih maju dengan rumusan sebagai berikut : bahwa
geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep strategi untuk
mengembangkan keuletan dan daya tahan, juga pengembangan kekuatan
nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan baik bersifat internal maupun eksternal.
Gagasan ini agak lebih progresif tapi tetap terlihat sebagai konsep
geostrategi Indonesia awal dalam membangun kemampuan nasional
sebagai faktor kekuatan pengangguh bahaya. [1] 3. Sejak tahun 1972
Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang
geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstitusi
Indonesia. Pada era itu konsepsi geostrategi Indonesia dibatasi
sebagai metode untuk mengembangkan potensi ketahanan nasional dalam
menciptakan kesejahteraan menjaga indentitas kelangsungan serta
integritas nasional. 4. Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi
Indonesia ditegaskan dalam bentuk rumusan ketahanan nasional
sebagai kondisi metode dan doktrin dalam pembangunan nasional.
Konsep Geostrategi 1. Suatu strategi/cara atau pendekatan dalam
memanfaatkan kondisi geografi Negara dalam menentukan kebijakan,
tujuan, sarana untuk mencapai tujnas (pemanfaatan kondisi
lingkungan dalam mewujudkan tujuan politik). 2. Geostrategi
Indonesia diartikan pula sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan dan UUD
1945. 3. Ini diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan
integrasi bangsa dalam masyarakst majemuk dan heterogen berdasarkan
Pembukaan dan UUD 1945. 4. 5. 6. Geostrategi Indonesia dirumuskan
dalam wujud Ketahanan Nasional. Geostrategi Indonesia tiada lain
adalah ketahanan nasional. Ketahanan Nasional merupakan kondisi
dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam
menghadapi dan mengatasi segala AGHT baik yang datang dari luar
maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta
perjuangan mengejar tujuan nasional. 7. Tannas diperlukan bukan
hanya konsepsi politik saja melainkan sebagai kebutuhan dalam
menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintah, seperti Law and
order, Welfare and prosperity, Defence and security, Juridical
justice and social justice, freedom of the people. 8. Menggunakan
kerangka pikir Pancasila yang komprehensif-integral, dalam IPTEK
dikenal dengan pemikiran kesisteman. Sedangkan sub sistemnya berupa
aspek kekuatan alamiah dan aspek kekuatan sosial. 9. Dalam
pengaturan dan penyelenggaraan negara (kehidupan nasional) masalah
keamanan dan kesejahteraan ibarat sebagai sebuah koin. Satu sisi
merupakan gambaran kesejahteraan, sisi yang lain adalah gambaran
keamanan. 10. Ketahanan Nasional merupakan integrasi dari ketahanan
masing-masing aspek kehidupan sosial. 11. Ketahanan Nasional
Sebagai Geostrategi Indonesia Ketahanan Nasional merupakan kondisi
dinamis yang harus diwujudkan oleh suatu negara dan harus dibina
secara dini, terus-menerus, dan sinergis dengan aspek-aspek
kehidupan bangsa yang lain. Tentu saja ketahanan Negara tidak
semata-mata tugas Negara sebagai institusi apalagi pemerintah.
2.1.2 Ketahanan Nasional Definisi Ketahanan nasional adalah
kondisi dinamika, yaitu suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mampu mengembangkan ketahanan, kekuatan nasional
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, hambatan dan
ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Juga secara
langsung ataupun tidak langsung yang dapat membahayakan integritas,
identitas serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam
perjuangan mencapai cita-cita/tujuan nasionalnya bangsa Indonesia
tidak terhindar dari berbagai ancaman-ancaman yang kadang-kadang
membahayakan
keselamatannya. Cara agar dapat menghadapi ancaman-ancaman
tersebut, bangsa Indonesia harus memiliki kemampuan, keuletan, dan
daya tahan yang dinamakan ketahanan nasional. Kondisi atau situasi
dan juga bisa dikatakan sikon bangsa kita ini selalu berubah-ubah
tidak statik. Ancaman yang dihadapi juga tidak sama, baik jenisnya
maupun besarnya. Karena itu ketahanan nasional harus selalu dibina
dan ditingkatkan, sesuai dengan kondisi serta ancaman yang akan
dihadapi. Dan inilah yang disebut dengan sifat dinamika pada
ketahanan nasional. Kata ketahanan nasional telah sering kita
dengar disurat kabar atau sumber-sumber lainnya. Mungkin juga kita
sudah memperoleh gambarannya. Untuk mengetahui ketahanan nasional,
sebelumnya kita sudah tau arti dari wawasan nusantara. Ketahanan
nasional merupakan kondisi dinamik yang dimiliki suatu bangsa, yang
didalamnya terkandung keuletan dan ketangguhan yang mampu
mengembangkan kekuatan nasional. Kekuatan ini diperlukan untuk
mengatasi segala macam ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan
yang langsung atau tidak langsung akan membahayakan kesatuan,
keberadaan, serta kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bisa jadi
ancaman-ancaman tersebut dari dalam ataupun dari luar.
Hakikat Ketahanan Nasional Hakikat ketahanan nasional adalah
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup dan
tujuan negara. Hakekat Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah
Pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara
seimbang, serasi dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan
nasional. Model Alfred Thayer Mahan menjelaskan tentang konsepsi
dasar ketahanan nasional sebagai kekuatan nasional suatu bangsa,
yang dapat di
penuhi apabila bangsa tersebut telah memenuhi unsur-unsur
sebagai berikut: letak geografi, bentuk atau wujud bumi, luas
wilayah, jumlah penduduk, watak nasional atau bangsa, sifat
pemerintahan. Ketahanan nasional ini, tergantung pada kemampuan
bangsa dan seluruh warga negara dalam membina aspek alamiah serta
aspek sosial sebagai landasan penyelenggaraan kehidupan nasional di
segala bidang. Pada hakikatnya Ketahanan Nasional adalah kemampuan
dan ketangguhan suatu bangsa untuk dapat dapat menjamin
kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan negara. Ketahanan
nasional ini bergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh warga
dalam membina aspek alamiah serta aspek sosial sebagai landasan
penyelenggaraan kehidupan nasional di segala bidang. Ketahanan
Nasional mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat
dalam wilayah nasional, baik fisik maupun sosial, serta memiliki
hubungan erat antar gatra di dalamnya secara komprehensif integral.
Kelemahan salah satu bidang akan mengakibatkan kelemahan bidang
yang lain, yang dapat memengaruhi kondisi kesuluruhan.
Perkembangan Ketahanan Nasional Dewasa ini istilah ketahanan
nasional sudah dikenal diseluruh Indonesia. Dapat dikatakan bahwa
istilah itu telah menjadi milik nasianal. Ketahanan Nasional baru
dikenal sejak permulaan tahun 60 an. Pada saat itu istilah itu
belum diberi devenisi tertentu. Disamping itu belum pula disusun
konsepsi yang lengkap menyeluruh tentang ketahanan nasional.
Istilah ketahanan nasional pada waktu itu dipakai dalam rangka
pembahasan masalah pembinaan ter itorial atau masalah pertahanan
keamanan pada umumnya. Walaupun banyak instansi maupun perorangan
pada waktu itu menggunakan istilah ketahanan nasional, namun
lembaga yang secara serius dan terus-menerus mempelajari dan
membahas masalah ketahanan nasional adalah lembaga pertahanan
nasional atau lemhanas. Sejak Lemhanas didirikan pada tahun 1965,
maka masalah ketahanan nasional selalu memperoleh perhatian yang
besar. Sejak mulai dengan membahas masalah ketahanan nasional
sampai sekarang, telah dihasilkan tiga konsepsi.Pengertian atau
devenisi pertama Lemhanas, yang disebut dalam konsep 1968 adalah
sebagai berikut : Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan
kita dalam menghadapi segala kekuatan baik yang datang dari luar
maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
kelangsungan hidup Negara dan bangsa Indonesia.
Pengertian kedua dari Lemhanas yang disebut dalam ketahanan
nasional konsepsi tahun 1969 merupakan penyempurnaan dari konspsi
pertama yaitu : Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan
suatu bangsa yang mengandung kemampuan untuk memperkembangkan
kekuatan nasional dalam menghadapi segala ancaman baik yang datang
dari luar maupun yang datang dari dalam yang langsung maupun tidak
langsung membahayakan kelangsungan hidup Negara Indonesia.
BAB III PEMBAHASAN . 3.1 Konsepsi Dasar Ketahanan Nasional
Konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi dan selaras dalam
seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu
berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara. Dengan kata
lain, konsepsi Ketahanan Nasional Indonesia merupakan pedoman
(sarana) untuk meningkatkan (metode) keuletan dan ketangguhan
bangsa yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,
dengan pendekatan kesejahteraan dan keamanan. Kesejahteraan dapat
digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam
menumbuhkembangkan nilai-nilai nasionalnya, demi sebesar-besar
kemakmuran yang adil dan merata, rohaniah dan jasmaniah. Sementara
itu, keamanan adalah kemampuan bangsa dan negara untuk melindungi
nilai-nilai nasionalnya terhadap ancaman dari luar maupun dari
dalam. Hakikat Ketahanan Nasional Indonesia adalah keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan mengambangkan kekuatan
nasional untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
dalam mencapai tujuan nasional. Hakikat konsepsi Ketahanan Nasional
Indonesia adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan secara seimbang , serasi dan selaras dalam aspek hidup dan
kehidupan nasional.
1) Model Astagatra Model ini merupakan perangkat hubungan
bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas
bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat
dicapai dengan menggunakan kemampuannnya. Model yang dikembangkan
oleh Lemhanas ini minyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan
nasional yaitu: a) Aspek Trigatra Kehidupan Alamiah:
(1) Gatra letak dan kedudukan geografi; (2) Gatra keadaan dan
kekayaan alam; serta (3) Gatra keadaan dan kemapuan penduduk. b)
Aspek Pancagatra Kehidupan Sosial:
(1) Gatra Ideologi, (2) Gatra Politik, (3) Gatra Ekonomi,
(4) Gatra Sosial Budaya, dan (5) Gatra Pertahanan Keamanan.
2)
Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra
yang cukup banyak. Bila model Lemhanas berevolusi dan observasi
empiris perjalananperjuangan bangsa, maka model ini diturunkan
secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan
pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan
negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan
untuk mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai
konsekuensinya, maka terdapat advokasi untuk memperoleh power
position sehingga muncul strategi ke arah balanced power.
3)
Model Alfred Thayer Mahan
Kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa
tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut : Letak geografi
Bentuk atau wujud bumi Luas wilayah Jumlah penduduk Watak nasional
atau bangsa Sifat pemerintahan
4) Model Cline Cline melihat suatu negara dan luar sebagaimana
dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antarnegara pada
hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu negara terhadap
negara lainnnya, termasuk di dalamnya persepsi atau sistem
penangkalan dan negara lainnya. Menrut Cline suatu negara akan
muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi
besar atau negara secara fisik yang wilayahnya besar dan memiliki
sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa
suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat
memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu dengan
wilayah yang besar, tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan
menjadi negara besar walaupun berteknologi maju.
Kethananan Negara dalam Strategi Astagatra Komponen strategi
Astagatra merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan
manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan
memanfaatkan dan menggunakan secara memadai segala komponen
strategi tersebut, dapat dicapai peningkatan dan pengembangan
kemampuan nasional. 1) Trigatra
Komponen strategi trigatra ialah gatra geografi, sumber kekayaan
alam dan penduduk. Trigatra merupakan kelompok gatra yang tangible
atau bersifat kehidupan alamiah. 2) Pancagatra
Komponen strategi pancagatra adalah gatra ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pancagatra
merupakan kelompok gatra intangible atau bersifat kehidupan
sosial.
Hubungan Komponen Strategi Antargatra Hubungan komponen strategi
antargatra dalam trigatra dan pancagatra. Serta antargatra itu
sendiri terdapat hubungan timbal balik yang erat dan lazim disebut
hubungan (korelasi) dan ketergantungan (interpendency). Oleh karena
itu, hubungan komponen strategi dalam trigatra dan pancagatra
tersusun secara utuh menyeluruh (komprehensif integral) di dalam
komponen strategi astagatra. Geostrategi/Ketahanan Nasional
diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas pokok pemerintahan,
seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya kesejahteraan
dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan,
terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya
kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri. Kesejahteraan
dapat digambarkan sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan
mengembangkan nilai-nilai nasionalnya demi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat secara adil dan merata. Sedangkan keamanan adalah
kemampuan bangsa untuk melindungi nilainilai nasionalnya terhadap
ancaman dari luar negeri. Dalam rangka menjamin eksistensi bangsa
dan negara di masa kini dan di masa yang akan datang, bangsa
indonesia harus tetap memiliki keuletan dan ketangguhan yang perlu
dibina secara konsisten dan berkelanjutan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional sehingga berhasil mengatasi setiap
bentuk tantangan ancaman hambatan dan gangguan dari manapun
datangnya.
Dengan demikian, kondisi Kehidupan Nasional merupakan
pencerminan Ketahanan Nasional, yaitu kondisi yang harus dimiliki
dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dalam wadah NKRI.
3.2 Fungsi Geostrategi/Ketahanan Nasional Geostrategi/Ketahanan
Nasional Indonesia mempunyai fungsi sebagai Daya tangkal Dalam
kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan,geostrategi ditujukan
untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan
negara Indonesia dalam aspek: a) Ketahanan pada aspek ideologi
yaitu ketahanan nasional dalam rangka menjamin kelangsungan
kehidupan ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia. b)
Ketahanan pada aspek politik yaitu dengan mengadakan proses
perubahan atau modernisasi,penegakan hukum, dan menegakkan disiplin
nasional. c) Ketahanan pada aspek ekonomi yaitu ketahanan nasional
dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara
individu maupun kelompok. d) Ketahanan pada aspek sosial budaya
yaitu ketahanan nasional dalam rangka menjamin kelangsungan
kehidupan sosial budaya bangsa dan Republik Indonesia. e) Ketahanan
pada aspek pertahanan keamanan yaitu ketahanan nasional dalam upaya
melindungi kepentingan bangsa dan negara demi tetap terwujudnya
kondisi kelangsungan hidup bangsa. Ketahanan Nasional sebagai
pengarah berfungsi menyatukan pola pikir, pola tindak, dan cara
kerja intersektor, antarsektor, dan multidisipliner. Cara kerja ini
selanjutnya diterjemahkan dalam RJP(rencana jangka panjang).
3.3 Sifat Geostrategi/Ketahanan Nasional Untuk mewujudkan
ketahanan nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan
menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan terhadap sistem
kehidupan nasional. Sebagai konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan
kehidupan berbangsa dan bernegara, metode pendekatan dan pengkajian
ketahanan nasional terdiri atas pendekatan keamanan dan pendekatan
kesejahteraan. Sifat-sifat ketahanan nasional adalah sebagai
berikut : 1) manunggal; 2) mawas ke dalam; 3) kewibawaan; 4)
berubah menurut waktu;
5) tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan; 6)
percaya pada diri sendiri; serta 7) tidak bergantung pada pihak
lain.
Mandiri adalah percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri
bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian. Kemandirian
merupakan prasyarat menjalin kerjasama yang saling menguntungkan
Dinamis adalah berubah tergantung pada situasi dan kondisi bangsa
dan negara serta kondisi lingkungan strategis. Wibawa adalah
pembinaan ketahanan nasional yang berhasil akan meningkatkan
kemampuan bangsa dan menjadi faktor yang diperhatikan pihak lain.
Konsultasi dan Kerjasama yaitu sikap konsultatif dan kerjasama
serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral dan
kepribadian bangsa.
3.4 Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional terhadap Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara 3.4.1 Pengaruh Aspek Ideologi Pengertian
ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan
gagasangagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan,
kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematismyang
menyangkut bidang politik, bidang Sosial, bidang Kebudayaan, bidang
Keagamaan (Soemargono : 8). Dalam panggung politik dunia terdapat
berbagai macam ideologi namun yang sangat besar peranannya, yaitu
ideologi Liberalisme, Komunisme serta ideologi Keagamaan. Dalam
masalah inilah bangsa Indonesia menghadapi berbagai benturan
kepentingan ideologis yang saling tarik menarik sehingga agar
bangsa Indonesia memiliki visi yang jelas bagi masa depan bangsa
maka harus membangun ketahanan ideologi yang berbasis pada falsafah
bangsa sendiri yaitu ideologi pancasila yang bersifat demokratis,
nasionalistis, religiusitas, humanistis dan berkeadilan social.
Ideologi pancasila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu
kesepakatan filosofis dan kesepakatan politis dari segenap elemen
bangsa Indonesia dalam mendirikan negara. Dapat juga diistilahkan
bahwa Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kontrak sosial
seluruh elemen bangsa Indonesia dalam mendirikan negara. Tujuan
pokok dirumuskannya pancasila adalah sebagai filsafat negara,
sehingga konsekuensinya seluruh aspek dalam penyelengaraan negara
berasaskan sistem nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Berbeda dengan ideologi-ideologi lainnya, Pancasila pada
hakikatnya merupakan suatu ideologi yang bersifat komprehensif,
artinya ideologi pancasila bukan untuk dasar perjuangan kelas
tertentu, golongan tertentu, atau kelompok primordial tertentu.
Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu ideologi bagi seluruh
lapisan, golongan, kelompok dan seluruh elemen bangsa dalam
mewujudkan cita-cita bersama dalam suatu kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dalam kehidupan kemasyarakatan dan negara ideologi
Pancasila tidak mengenal dikotomi masyarakat dan negara. Negara
adalah merupakan masyarakat hukum yang merupakan suatu kesatuan
organis sehingga setiap anggota , bagian, lapisan, kelompok, maupun
golongan yang ada yang membentuk negara, satu dengan lainnya saling
berhubungan erat dan merupakan suatu kesatuan hidup. Eksistensi
setiap nsur hanya berarti dalam hubungannya dengan keseluruhan.
Setiap bagian dalam harus diakui, dijamin, dihargai dan dihormati.
Paham ini beranggapan bahwa setiap unsur merasa berkewajiban akan
terciptanya kebahagiaan bersama. Hal inilah yang dilukiskan dalam
suatu seloka Bhienneka Tunggal Ika. Ketahanan Nasional Bidang
Ideologi Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang memiliki
tingkat keanekaragaman yang tinggi. Sebagaimana diketahui bersama
bahwa bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa,
yang dengan sendirinya memiliki beraneka ragam budaya masingmasing.
Selain itu bangsa Indonesia juga tersusun atas golongan, agama dan
adapt istiadat yang beraneka ragam. Pancasila sebagai suatu
ideologi bangsa dan negara Indonesia, kecuali sebagai prinsip
persatuan dan kesatuan bangsa, juga berfungsi mengarahkan
perjuangan bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya sehingga
peranannya sangat penting bagi kehidupan bernegara. Oleh karena itu
membina ideologi dalam kehidupan negara, pada hakikatnya merupakan
suatu upaya untuk meningkatkan ketahanan nasional. Strategi
Pembinaan Ketahanan Ideologi Dalam proses kehidupan berbangsa dan
bernegara upaya untuk meningkatkan ketahanan nasional bidang
ideology dipengaruhi oleh system nilai, artinya kemanfaatan
ideology sangat bergantung kepada serangkaian nilai yang terkandung
didalamnya yang dapat memenuhi dan menjamin segala aspirasi dalam
kehidupan masyarakat baik secara pribadi, makhluk social, maupun
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Agar terwujudnya suatu
ketahanan nasional bidang ideology secara strategis harus
diwujudkan baik secara kenegaraan maupun secara kewarganegaraan.
Artinya suatu idelogi harus terealisasikan baik dalam kehidupan
perseorangan dalam berbangsa dan bernegara, maupun dalam kehidupan
kenegaraan secara formal. Oleh karena itu dalam pelaksanaan
ideology dibedakan atas dua macam aktualisasi yaitu :
Pertama : Aktualisasi secara objektif, yaitu pelaksanaan
ideology dalam bidang kenegaraan. Hal ini terwujud dalam suatu
undang-undang dasar Negara serta peraturan perundangundangan
lainnya serta dalam segala aspek penyelenggaraan Negara lainnya.
Kedua : Aktualisasi secara Subjektif, yaitu aktualisasi ideology
Negara dalam kehidupan para warga Negara serta kehidupan
kewarganegaraan secara perseorangan. Secara rinci dalam rangka
strategi pembinaan ideologi adalah sebagai berikut: a) Secara
prinsip aktualisasi secara kongkrit ideologi negara harus
diwujudkan b) Aktualisasi fungsi ideologi sebagai perekat pemersatu
bangsa harus senantiasa ditanamkan kepada semua warga negara c)
Dalam reformasi dewasa ini aktualisasi ideologi bangsa dan negara
harus dikembangkan ke arah keterbukaan dan kedinamisan ideologi,
yang senantiasa mampu mengantisipasi perkembangan zaman, iptek,
peradaban, serta dinamika aspirasi masyarakat untuk mencapai
cita-cita reformasi. d) Senantiasa menanamkan dan memantapkan
persatuan dan kesatuan bangsa yang bersumber pada asas ideologi e)
Kalangan elit negara baik eksekutif, legislatif maupun yudikatif
harus mencurahkan kepada cita-cita untuk memperbaiki nasib bangsa.
f) Mengembangkan dan menanamkan kesadaran bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara pada generasi penerus bangsa dengan cara menanamkan
nilai-nilai ideologi. g) Menumbuhkan sikap positif terhadap warga
negara untuk memiliki kesadaran bermasyarakat berbangsa dan
bernegara.
3.4.2 Pengaruh Aspek Politik Pengertian Sejalan dengan
pengertian ketahanan nasional secara umum, maka pengertian
ketahanan nasional bidang politik adalah kondisi dinamis suatu
bangsa, yang berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan mengembangkan potensi nasional menjadi kekuatan nasional,
sehingga dapat menangkal dan mengatasi segala kesulitan dan ganguan
yang dihadapi oleh negara baik yang berasal dari dalam negeri
ataupun luar negeri. Politik Dalam Negeri Politik dalam negeri
adalah kehidupan kenegaraan berdasarkan pancasila dan UUD 1945 yang
mampu menyerap aspirasi dan dapat mendorong partisipasi masyarakat
dalam suatu sistem. Unsur-unsurnya terdiri atas struktur politik,
proses politik, budaya politik, komunikasi politik, dan partisipasi
politik. 1) Struktur politik merupakan wadah penyaluran kepentingan
masyarakat dan sekaligus pengkaderan pimpinan nasional.
2) Struktur politik merupakan suatu rangkaian pengambilan
keputusan tentang berbagai kepentingan politik maupun kepentingan
umum yang bersifat nasional dan penentuan dalam pemilihan yang
puncaknya terselenggara melalui pemilu. 3) Budaya politik merupakan
suatu hubungan timbal balik dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang dilaksanakan secara sadar dan rasional
melalui pendidikan politik maupun kegiatan politik yang sesuai
dengan disiplin nasional. 4) Komunikasi politik merupakan suatu
hubungan timbal balik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dimana rakyat merupakan sumber aspirasi dan sumber
pimpinan nasional. Ketahanan pada Aspek Politik Dalam Negeri 1)
Ketahanan pemerintahan yang berdasarkan hukum, tidak berdasarkan
kekuasaan yang bersifat absolut, di mana kedaulatan berada ditangan
rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh
rakyat. 2) Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan
pendapat. Namun perbedaan tersebut tidak menyangkut nilai dasar,
sehingga tidak menjurus pada konflik fisik. Disamping itu,
timbulnya diagram-diagram mayoritas dan tirani minoritas harus
dicegah. 3) Kepimimpinan nasional mampu mengakomodasi aspirasi yang
hidup dalam masyarakat dan tetap berada pada ruang lingkup dasar
filsafat pancasila, UUD 1945 dan wawasan nusantara. 4) Terjalin
komunikasi politik timbal balik antara pemerintah dan masyarakat,
dan antar kelompok/golongan dalam masyarakat dalam rangka mencapai
tujuan nasional dan kepentingan nasional (Lemhanas, SUSCADOSWAR)
Politik Luar Negeri Politik luar negeri adalah salah satu sarana
pencapaian kepentingan nasional dalam kepentingan antar bangsa.
Politik luar negeri Indonesia yang berlandaskan pada Pembukaan UUD
1945, yaitu melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial, serta anti
penjajahan bangsa satu terhadap bangsa lainnya karena tidak sesuai
dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan. Berdasarkan ketentuan
tersebut diatas maka rincian politik luar negeri Indonesia sebagai
berikut : 1) Sebagai bagian integral dari strategi nasional.
Politik luar negeri merupakan proyeksi kepentingan nasional dalam
kehidupan antar bangsa.Hal tersebut dijiwai oleh filsafat negara
Pancasila sebagai tuntutan moral dan etika, politik luar negeri
Indonesia ditujukan kepada kepentingan nasional, terutama
pembangunan nasional. Dengan demikian, politik luar negeri
merupakan bagian integral dari strategi nasional dan secara
keseluruhan merupakan salah satu sarana pencapaian nasional.
2) Garis politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif.
Bebas artinya bahwa negara Indonesia tidak memihak pada
kekuatan-kekuatan yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa.
Aktif berarti peran Indonesia dalam percaturan dunia internasional.
Ketahanan pada Aspek Politik Luar Negeri 1) Hubungan luar negeri
ditujukan untuk meningkatkan kerjasama internasional di berbagai
bidang atas dasar saling menguntungkan, meningkatkan citra positif
Indonesia di luar negeri, dan memantapkan persatuan serta kesatuan
NKRI. 2) Politik luar negeri dikembangkan menurut prioritas dalam
rangka, meningkatkan persahabatan dan kerjasama antar negara serta
antara negara berkembang dengan negara maju sesuai dengan kemampuan
demi kepentingan nasional. 3) Citra positif Indonesia terus
ditingkatkan dan diperluas antara lain melalui promosi, peningkatan
diplomasi, lobi internasional, pertukaran pemuda, pelajar, dan
mahasiswa serta kegiatan olahraga. 4) Perkembangan,perubahan dan
gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan seksama agar dampak
negatif yang mungkin mempengaruhi stabilitas nasional dan
menghambat kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional
dapat diperkirakan secara dini. 5) Langkah bersama negara
berkembang dengan industri maju untuk memperkecil ketimpangan dan
mengurangi ketidakadilan perlu ditinggkatkan melalui perjanjian
perdagangan internasional serta kerjasama lembaga-lembaga keuangan
internasional. 6) Perjuangan mewujudkan suatu tatanan kehidupan
dunia baru dan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian
abadi, dan keadilan sosial melalui penggalangan, pemupukan
solidaritas, kesamaan sikap, serta kerjasama internasional dalam
berbagai forum internasional dan global. 7) Peningkatan kualitas
sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan pembenahan sistem
pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan calon diplomat secara
menyeluruh agar mereka dapat menjawab tantangan tugas yang mereka
hadapi. Selain itu, aspek-aspek lembagaan dan sarana penunjang
lainnya perlu ditingkatkan. 8) Perjuangan bangsa Indonesia yang
menyangkut kepentingan nasional, seperti melindungi kepentingan
Indonesia dari kegiatan diplomasi negatif negara lain dan
melindungi hak-hak warga negara Republik Indonesia di luar negeri
perlu ditingkatkan (Lemhanas RI, SUSCADOSWAR 2000) 3.4.3 Pengaruh
Aspek Pertahanan dan Keamanan Filosofi Pertahanan dan Keamanan
Bangsa dan negara Indonesia dalam memenuhi tujuannya bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara pertahanan dan keamanan adalah suatu
kebutuhan yang mutlak harus diwujudkan. Pertahanan dan keamanan
merupakan upaya preventif untuk menjaga dan
mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia dari
berbagai rongrongan, tekanan, maupun gangguan baik yang datang dari
dalam maupun dari luar negara Republik Indonesia. Menurut deklarasi
Bangsa Indonesia yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945, bahwa
negara berkewajiban melindungi segenap banga dan seluruh tumpah
darah negara Indonesia. Pertahanan mengandung makna suatu kemampuan
bangsa untuk membina dan menggunakan kekuatan nasional guna
menghadapi ataupun menangkal rongrongan, gangguan, ancaman maupun
tekanan dari luar. Adapun keamanan mengandung arti kemampuan bangsa
untuk membina dan menggunakan kekuatan nasional untuk menghadapi
serta menangkal ancaman, gangguan, dan tantangan yang datang dari
dalam negeri. Pertahanan dan keamanan Indonesia adalah kesemestaan
daya upaya seluruh rakyat Indonesia dalam mempertahankan dan
mengamankan negara Indonesia dalam mempertahankan dan mengamankan
negara demi kelangsungan hidup bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dilaksanakan denagn menyusun, mengerahkan, dan
menggerakkan seluruh potensi nasional secara terintegrasi dan
terkoordinasi. Penyelenggaraan pertahanan dan keamanan secara
nasional merupakan salah satu fungsi utama pemerintahan dan Negara
Republik Indonesia dengan TNI dan Polri sebagai intinya. Tujuannya
adalah untuk menciptakan keamanan bangsa dan negara dalam rangka
mewujudkan Ketahanan Naional Indonesia. Wujud ketahanan,
pertahanan, dan keamanan tercermin dalam kondisi daya tangkal
bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat.
Kondisi ini mengandung kemampuan bangsa dalam memelihara stabilitas
pertahanan dan keamanan negara, mengamankan pembangunan dan
hasil-hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara
dan menangkal segala bentuk ancaman. Sejalan dengan pengertian
ketahanan nasional, ketahanan pertahanan dan keamanan pada
hakikatnya adalah suatu keuletan dan ketangguhan bangsa dalam
mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela negara. Hal ini merupakan
perjuangan rakyat semesta, di mana seluruh potensi dan kekuatan
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer dan kepolisian
disusun dan dikerahkan secara terpimpin, terintegrasi dan
terkoordinasi untuk menjamin penyelenggaraan sistem keamanan
nasional, dan dan menjamin kesinambungan pembangunan nasional serta
kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia, yang secara
konstitusional berdasarkan UUD 1945 dan dasar falsafah Pancasila.
Hal itu didasari oleh prinsip-prinsip nilai yang merupakan dasar
keyakinan dan kebenaran bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Prinsip-prinsip tersebut yakni : 1. Pandangan bangsa
Indonesia tentang perang dan damai. 2. Penyelenggaraan Pertahanan
dan Keamanan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dilandasi oleh
landasan ideal nilai-nilai Pancasila, landasan konstitusional UUD
1945, dan landasan visional Wawasan Nusantara. Bangasa Indonesia
berhak dan wajib mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara,
keutuhan bangsa dan wilayah, terpeliharanya keamanan nasional dan
tercapainya tujuan nasional.
3. Pertahanan dan Keamanan Negara merupakan suatu upaya nasional
terpadu. Hal ini melibatkan segenap potensi dan kekutan nasional.
4. Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia
diselenggarakan denagn Siskamnas (Sishankamrata). Hal ini bersifat
total, kerakyatandan kewilayahan. 5. Segenap kekutan dan kemampuan
pertahanan dan keamanan rakyat semesta diorganisasikan dalam suatu
wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan
kepolisian Republik Indonesia (Polri). Postur Kekuatan Pertahanan
dan Keamanan Postur kekuatan Hankam mencakup struktur kekuatan,
tingkat kemampuan, dan gelar kekuatan. Terdapat empat pendekatan
yang digunakan untuk membangun postur kekuatan Hankam, yaitu : 1.
Pendekatan ancaman 2. Misi 3. Kewilayahan 4. Politik Dalam konteks
ini perlu ada pembagian tugas dan fungsi yang jelas antara masalah
pertahanan dan keamanan. Pertahanan difokuskan untuk menghadapi
ancaman dari luar negeri dan menjadi tanggung jawab TNI. Keamanan
difokuskan untuk menghadapi ancaman dan gangguan dari dalam negeri
dan hal ini menjadi tanggung jawab POLRI. TNI dilibatkan untuk ikut
menangani masalah keaman apabila diminta atau POLRI sudah tidak
mampu lagi karena eskalasi ancaman yang meningkat ke keadaan
darurat. Pembangunan Kekuatan Hankam Konsepsi Hankam perlu mengacu
pada konsep Wawasan Nusantara di mana Hankam mengarah pada upaya
pertahanan seluruh wilayah kedaulatan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, yang meliputi wilayah laut, udara, dan darat termasuk
pulau-pulau besar dan kecil. Di samping itu kekuatan Hankam perlu
mengantisispasi prediksi anacaman dari luar sejalan dengan pesatnta
perkembangan iptek militer, yang telah menghasilkan daya gempur
yang tinggi dan jarak jangkauan jauh. Rumusan ini akan mempengaruhi
kebijaksanaan dan strategi pembangunan kekuatan Hankam. Kekeliruan
dalam merumuskan hakikat ancaman akan mengakibatkan postur kekuatan
Hankam menjadi kurang efektif dalam menghadapi berbagi gejolak
dalam negeri, bahkan tidak mampu untuk melakukan perang secara
konvensional. Perumusan hakikat ancaman juga perlu mempertimbangkan
konstelasi geografi Indonesia dan kemajuan iptek. Kedaulatan NKRI
yang dua pertiga wilayahnya yang terdiri atas laut menempatkan laut
dan udara di atasnya sebagai mandala perang yang pertama kali akan
terancam karena keduanya merupakan initial point, untuk memasuki
kedaulatan RI di darat. Ancaman dari luar
senantiasa akan menggunakan media laut dan udara di atasnya
karena Indonesia merupakan negara kepulauan. Dengan demikian
pembangunan postur kekuatan Hankam masa depan perlu diarahkan ke
pembangunan kekutan secara proporsional dan seimabng antara
unsur-unsur utama kekuatan pertahanan, yaitu TNI AD, TNI AL dan TNI
AU serta unsur utama keamanan, yaitu POLRI. Pesatnya kemajuan iptek
membawa implikasi meningkatnya kemampuan tempur, termasuk daya
hancur dan jarak jangkau. Dengan demikian ancaman masa depan yang
perlu diwaspadai adalah serangan langsung lewat udara dal laut leh
kekuatan asing yang memiliki kepentingan terhadapa Indonesia
(Lemhanas, 2000). Gejolak dalam Negeri Di dalam era globalisasi
sekarang ini dan di masa yang akan datang, tidak tertutup
kemungkinan campur tangan asing dengan alasan mengakkan nilai-niali
HAM, demokrasi, penegakan hukum, dan lingkungan hidup di balik
kepentingan nasional mereka. Situasi seperti ini kemungkinan besar
dapat terjadi apabila unsusr-unsur utama kekuatan Hankam dan
komponen bangsa yang lain tidak mampu mengatasi permasalahan dalam
negeri. Untuk itu anacaman yang paling realsistik adalah adanya
link-up anatara kekuatan dalam negeri dan kekuatan luar negeri.
Mewujudkan Postur Kekuatan Hankam Perwujudan postur kekuatan hankam
yang memiliki daya bendung dan daya tangkal tinggi dalam menghadapi
kemungkinan ancaman dari luar membutuhkan anggaran yang sangat
besar. Dengan mengacu pada negara-negara lain yang membangun
kekuatan hankam melalui pendekatan misi, yaitu hanya untuk
melindungi diri sendiri dan tidak untuk kepentingan invasi
barangkali konsep standing armed forces secara proporsional dan
seimbang perlu dikembangkan. Pengembangan konsep dengan susunan
kekutan Hankam ini meliputi : 1. Perlawanan bersenjata yang terdiri
atas bala nyata yang merupakan kekutan TNI yang selalu siap dan
yang dibina sebagai kekuatan cadangan serta bala potensial, yaitu
Polri dan Ratih yang funsinya sebagai Wanra. 2. Perlawanan yang
tidak bersenjata terdiri dari Ratih yang berfungsi sebagai Tibum,
Linra, Kamra dan Linmas. 3. Komponen pendukung perlawanan
bersenjata dan tidak bersenjata sesuai bidang profesi masing-masing
dengan pemanfaatan semua sumber daya nasional, sarana, dan
prasarana serta perlindungan masyarakat terhadap bencana perang dan
bencana lainnya (Lemhanas, 2000). Ketahanan pada Aspek Pertahanan
dan Keamanan 1. Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan
kesiapsiagaan serta upaya bela negara, yang berisi ketangguhan,
kemampuan dan kekuatan melalui penyelenggaraan Siskamnas
(Siskamrata) untuk menjamin kesinambungan Pembangunan Nasional
dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik Indonesia yang
berdasarkan filsafat Pancasila dan landasan Konstitusional UUD
1945. 2. Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi labih cinta
kemerdekaan dan kedaulatan. Pertahanan dan keamanan harus
diselenggarakan dengan mmengandalkan kekuatan dan kemampuan
sendiri. 3. Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan dimanfaatkan untuk menjamin kedamaian dan stabilitas
keamanan demi kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan
hudup bangsa dan negara. 4. Potensi Nasional dan hasil-hasil
pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi dari segala ancaman
dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat Indonesia.
5. Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan
dan kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin dihasilkan
oleh industri dalam negeri. Pengadaan dari luar negeri dilakukan
karena industri dalam negeri masih terbatas kemampuannya. Karena
itu, industri dalam negeri harus ditingkatkan kemampuannya. 6.
Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan harus diselenggarakan oleh manusia-manusia yang berbudi
luhur, arif, bijaksana, menghormati Hak Asasi Manusia, dan
mnghayati makna dan hakikat perang dan damai. Kelangsungan hidup
dan perkembnagan hidup bangsa Indonesia memerlukan dukungan
manusia-manusia yang bermutu tinggi, tanggap, tangguh, bertanggung
jawab, rela berjuang, dan berkorban demi kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan golongan dan pribadi. 7. Sebagai Tentara
rakyat, tentara pejuang dan tentara nasioanl, TNI berpedoman pada
Sapta Marga ynag merupakan penjabaran dari asas kerohanian negara
Pancasila. Dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan
kecil, profesional, efektif, efisien dan modern bersama segenap
kekuatan perlawanan bersenjata dalam wadah Siskamnas
(Sishankamrata) yang strateginya adalah penangkalan. Sebagai
kekutan inti Kamtibmas, Polri berpedoman kepada Tri Brta dan Catur
Prasetya dan dikembangkan sebagia kekuatan yang mampu melaksanakan
penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan penciptaan ketertiban
masyarakat. 8. Kesadaran dan Ketaatan masyarakat kepada hukum perlu
terus menerus ditingkatkan. Dengan demikian Ketahanan Pertahanan
dan Keamanan yang diinginkan adalah kondisi daya tangkal bangsa
dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan mengandung
kemampuan memelihara stabilitas Pertahanan dan Keamanan Negara yang
dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk
ancaman (Lemhanas, 2000).
Keberhasilan Ketahanan Nasioanal Indonesia. Kondisi nasional
merupakan suatu pencerminan Ketahanan Nasional yang mencakup aspek
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
Kondisi ini harus ada dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dalam wadah NKRI yang berlandaskan ideal
Pancasila dan Konstitusional UUD 1945, dan landasan visional
wawasan nusantara. Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional
setiap warga negara Indonesia perlu : 1. Memiliki semangat
perjuangan dan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang
disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi segala tantangan,
ancaman, gangguan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari
dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelngsungan hidup
Bangsa dan Negara serta pencapaian tujuan nasional. 2. Sadar dan
peduli akan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideologi,
olitik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan sehingga
setiap warga negara Indonesia dapat mengeliminir pengaruh
tersebut.Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat
perjuangan bangsa, sadar serta peduli pada pengaruh yang timbul
serta dapat mengeliminir pengaruh tersebut, Ketahanan Nasional
Indonesia akan berhasil. Perwujudan Ketahanan Nasional memerlukan
satu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan yang disebut Politik
dan Strategi nasional (Poltranas) (Lemhanas, 2000) Demikianlah
letak pentingnya pengaruh aspek Pertahanan dan Keamanan Nasional
dalam mewujudkan cita-cita nasional, terutama ke arah terwujudnya
masyarakat yang berkeadilan dan berkemakmuran. Hal ini menjadi
sangat penting sekali terutama pada kondisi bangsa Indonesia sedang
melakukan reformasi di berbagai bidang dan kondisi bangsa yang
sedang mengalami krisis multidimensional dewasa ini. Hakikat tujuan
reformasi pada akhirnya adalah perbaikan nasib bangsa agar menjadi
lebih sejahtera, makmur, tenteram, aman dan damai. Hal yang
demikian ini dapat tercapai manakala pertahanan dan keamanan dapat
terwujud dengan proporsional dan memadai. 3.4.4 Pengaruh Aspek
Ekonomi Pengertian Perekonomian Bidang ekonomi merupakan suatu
bidang kegiatan manusia dalam rangka mencukupi kebutuhannya di
samping alat pemuas kebutuhan yang terbatas. Hal tersebut dalam
ilmu ekonomi menyangkut berbagai bidang antara lain permintaan,
penawaran, produksi, distribusi barang dan jasa. Bidang ekonomi
tidak bisa dilepaskan dengan faktor-faktor lainnya yang saling
berkaitan. Perekonomian selain berkaitan dengan wilayah geografi
suatu negara, juga sumber kekayaan alam, sumber daya manusia,
cita-cita masyarakat yang lazimnya ideologi, akumulasi kekuatan,
kekuasaan, serta kebijaksanaan yang akan diterapkan dalam
kegiatan
produksi dan distribusi, nilai sosial budaya, serta pertahanan
dan keamanan yang memberikan jaminan lancarnya roda kegiatan
ekonomi suatu bangsa. Prises tersebut akan mempunyai dampak positif
dalam arti meningkatkan kesejahteraan suatu bangsa manakala
kegiatan ekonomi itu terselenggara dalam posisi keseimbangan antara
permintaan dan penawaran, distribusi barang dan jasa (Parmono,
1995). Perekonomian Indonesia Bangsa Indonesia telah memiliki
sistem perekonomian sendiri yang oleh para para pendiri negara
telah dicanangkan, yaitu yang menekankan asas kebersamaan dan
kekeluargaan, dalam arti penekanan pada aspek kemakmuran bersama
disamping kemakmuran individu dan kelompok. Sistem ini secara
konstisional telah dijamin dalam pasal 33 UUD 1945, yang
menyebutkan bahwa sistem perekonomian Indonesia disusun sebagai
usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Cabang-cabang produksi
yang penting bagi negara. Bumi dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya
untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Secara makro sistem
perekonomian Indonesia dapat disebut sistem perekonomian
kerakyatan. Sistem ini menekankan bahwa suatu usaha bersama berarti
bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan yang sama
menjalankan roda perekonomian dengan tujuan untuk mensejahterakan
bangsa. Dalam pengertian ini individupun memiliki kesempatan untuk
melakukan usaha, namun juga pemerintahan negara sebagai lembaga
hidup bersama juga ikut serta dalam kegiatan perekonomian demi
kesejahteraan rakyat secara bersama. Maka perekonomian tidak hanya
dijalankan oleh pemerintah berupa kegiatan badan-badan usaha milik
negara, namun juga masyarakat dapat turut serat dalam kegiatan
perekonomian dalam bentuk usaha-usaha swasta dalam berbagai bidang.
Ketahanan pada Aspek Ekonomi Ketahanan ekonomi adalah merupakan
suatu kondisi dinamis kehidupan perekonomian bangsa yang berisi
keuletan dan ketangguhan, kekuatan nasional menghadapi serta
mengatasi segala tantangan dan dinamika perekonomian baik yang
datang dari dalam maupun tidak langsung menjamin kelangsungan dan
peningkatan perekonomian bangsa dan negara republik Indonesia yang
telah diatur berdasarkan UUD 1945. Wujud ketahanan ekonomi
tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian bangsa yang mampu
memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis, menciptakan
kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saing tinggi, dan
mewujudkan kemakmuran rakyat yang secara adil dan merata.
Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan
pembinaan berbagai hal, yaitu antara lain : 1) Sistem ekonomi
Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata diseluruh wilayah negara
Indonesia, melalui ekonomi kerakyatan serta menjamin kesinambungan
pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara yang
berdasarkan UUD 1945.
2) Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan dari : a. Sistem free
fight liberalisme yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi yang
bermodal tinggi dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi
kerakyatan. b. Sistem etatisme, dalam artian negara beserta
aparatur ekonomi negara bersifat dominan. c. Pemusatan kekuatan
ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang merugikan
masyarakat. 3) Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan
saling menguntungkan dalam keselarasan antara sektor pertanian dan
perindustrian jasa. 4) Pembangunan ekonomi, yang merupakan usaha
bersama atas dasar kekeluargaan di bawah pengawasan anggota
masyarakat, memotivasi dan mendorong peran masyarakat secara aktif.
5) pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasilnya senantiasa
dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian
pembangunan wilayah dan sektor. 6) Kemampuan bersaing harus
ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk mempertahankan serta
meningkatkan eksistensi dan kemandirian perekonomian nasional
(Lemhanas, 2000). 3.4.5 Pengaruh Aspek Sosial Budaya Pengertian
Sosial Budaya Istilah sosial budaya menunjukkan kepeda dua segi
utama kehidupan bersama manusia, yaitu segi kemasyarakatan atau
sosial dan segi kebudayaan atau budaya. Pada hakekatnya sosial
adalah pergaulan hidup manusia dalam bermasyarakat, yang memiliki
nilai-nilai kebersamaan, senasib sepenanggungan, dan solidaritas
sebagai alat pemersatu. Bangsa Indonesia adalah masyarakat Negara
Indonesia dengan satu nasib sepenanggungan, serta memiliki
cita-cita bersama dalam kesatuan wilayah Indonesia. Budaya pada
hakekatnya adalah sistem nilai sebagai hasil cipta, rasa, dan karsa
manusia. Masyarakat budaya akan membentuk pola budaya, serta focus
budaya. Bahwa budaya Indonesia pada hakekatnya adalah satu, sedang
corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa
yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa
seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa.
Menurut Koentjaraningrat produk kebudayaan dibedakan atas tiga
macam, yaitu : 1) Sistem nilai, gagasan-gagasan atau sistem
pemikiran yang bersifat abstrak yang hanya mampu difahami,
dimengerti, dan dipikirkan.
2) Benda-benda budaya, yaitu suatu karya kebudayaan manusia yang
berupa bendabenda, baik berupa prasasti, candi, lembaran sejarah,
pusaka, rumah, kerajinan, benda seni, dan lain sebagainya. 3) Suatu
sistem interaksi antar manusia dalam kehidupan bersama atau sering
diistilahkandengan kehidupan sosial. Manusia berinteraksi antara
satu dengan lainnya untuk memenuhi kebutuhannya, ekspresi,
kerjasama atau untuk memenuhi hasrat emosi dan lain sebagainya.Yang
terakhir ini diistilahkan dengan sistem sosial (Koentjaraningrat,
1987). Melalui budayanya itulah manusia berkarya, sehingga manusia
mnjadi makhluk yang berbudaya, terhormat, dan beradab. Melalui
kebudayaan kehidupan manusia menjadi serasi, selaras serta
mempunyai dinamika yang normative menuju taraf kehidupan yang lebih
tinggi. Kondisi Budaya di Indonesia Bangsa Indonesia terdiri atas
berbagai suku bangsa dan sub-etnis, yang masingmasing memiliki
kebudayaannya sendiri. Karena suku-suku bangsa tersebut mendiami
daerah-daerah tertentu, kebudayaan tertentu kemudian sering disebut
dengan kebudayaan daerah. Dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan
daerah sebagai suatu sistem nilai yang menuntun sikap, perilaku dan
gaya hidup merupakan identitas dan menjadi kebanggaan dari suku
bangsa yang bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan daerah terdapat
nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi budaya asing, yang
sering disebut local genius. Local genius inilah pangkal segala
kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya
asing. Dalam kehidupan bernegara saat ini, dapat dikatakan bahwa
kebudayaan daerah merupakan kerangka dari kehidupan sosial budaya
bangsa Indonesia. Dengan demikian kehidupan sosial budaya bangsa
tidak akan terlepas dari perkembangan sosial budaya daerah.
Kebudayaan Nasional Kebudayaan Nasional adalah merupakan hasil
interaksi kebudayaan-kebudayaan suku bangsa yang masing-masing
memiliki kebudayaan daerah, yang kemudian diterima sebagai nilai
bersama dan sebagai suatu identitas bersama sebagai satu bangsa
yaitu bangsa Indonesia. Kebudayaan nasional juga merupakan suatu
hasil interaksi dari nilai-nilai kebudayaan yang telah ada dengan
kebudayaan asing yang dating dari luar Indonesia, yang kemudian
juga diterima sebagai nilai bersama bangsa Indonesia. Interaksi
budaya tersebut berjalan secara alamiah dan wajar, tanpa adanya
unsure pemaksaan dan dominasi budaya satu daerah tertentu terhadap
budaya daerah lainnya. Dengan demikian kebudayaan nasional
berkembang dan tumbuh sejalan dengan perkembangan budaya daerah
yang ada di Indonesia. Menurut Koentjaraningrat, Kebudayaan
Nasional berfungsi sebagai pemberi identitas kebudayaab bersama
sebagai suatu bangsa. Jadi seluruh gagasan kolektif seluruh bangsa
Indonesia yang Bhinneka yang beraneka warna itulah merupakan
kebudayaan nasional dalam fungsinya untuk saling berkomunikasi dan
untuk memperkuat solidaritas. Oleh karena itu berdasarkan fungsinya
kebudayaan nasional adalah :
1) Suatu sistem gagasan dan perlambang yang memberi identitas
kepada warga Negara Indonesia. 2) Suatu system gagasan dan
perlambang yang dapat dipakai oleh semua warga Negara Indonesia
yang bhinneka itu, untuk saling berkomunikasi dan dengan demikian
untuk dapat memperkuat solidaritas. Berdasarkan proses interaksi
budaya tersebut maka kebudayaan nasional Indonesia memiliki
ciri-ciri sebagai berikut : (1) Bersifat religius (2) Bersifat
kekeluargaan (3) Bersifat serba selaras (4) Bersifat kerakyatan
Bagi bangsa dan Negara Indonesia secara formal yuridis runusan
kebudayaan nasional Indonesia sebagaimana tercantum dalam
penjelasan UUD 1945 pasal 32 yang berbunyi : Kebudayaan bangsa
ialah kebudayaan yang tinbul sebagai buah usaha budi daya rakyat
Indonesia seluruhnya. Jadi kebudayaan nasional Indonesia dalam
pengertian ini merupakan suatu totalitas dari seluruh akar-akar
budaya daerah. Integrasi Nasional Komunikasi dan interaksi
suku-suku bangsa yang mendiami wilayah nusantara Indonesia pada
tahun 1928 telah menghasilkan aspirasi bersama untuk hidup bersama
sebagai satu bangsa di satu tanah air. Aspirasi itu terwujud secara
sah diakui oleh bangsa-bangsa lain di dunia melalui Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa
keanekaragaman budaya justru merupakan hikmah bagi bangsa Indonesia
dan di masa lalu telah mampu memunculkan faktor-faktor perekat
persatuan atau merupakan suatu integrasi bangsa. Untuk selanjutnya
di masa depan, upaya untuk melestarikan keberadaan faktor perekat
persatuan bangsa tersebut yaitu keinginan dan semangat untuk hidup
dan meraih cita-cita bersama, akan merupakan tugas seluruh warga
bangsa terutama generasi penerus bangsa. Kebudayaan dan Alam
Lingkungan Perkembangan kebudayaan dalam suatu wilayah daerah
tertentu senantiasa sangat ditentukan oleh alam lingkungan di mana
kebudayaan tersebut tumbuh dan berkembang. Hal itu telah
berlangsung sejak bertahun-tahun lamanya, namun belum pernah
dipikirkan bahwa interaksi manusia dalam mengembangkan kebudayaan
senantiasa tidak bisa dilepaskan dengan struktur alam lingkungan di
mana mereka hidup. Lazimnya kebudayaan lama meninggalkan
nilai-nilai kebudayaan yang meletakkan manusia di bawah kekuasaan
alam lingkungannya.
Akibatnya bangsa Indonesia dikuasai oleh mitos, legenda bahkan
takhayul sehingga bangsa Indonesia ketinggalan dalam mengembangan
Iptek. Sebenarnya telah banyak kebudayaan lama yang memiliki konsep
untuk senantiasa membuat keselarasan antara manusia dengan alam
lingkungannya, misalnya pada budaya Jawa yang terungkap dalam
kalimat memayu hayuning bawono, yang artinya membuat alam
lingkungan sejahtera. Oleh karena itu bangsa Indonesia melalui
budaya daerah masing-masing harus mengembangkan sistem budaya yang
meletakkan manusia sebagai bagian dari alam, sehingga harus membuat
keselarasan, keserasian antara kebudayaan manusia dengan alam
lingkungannya. Struktur Sosial di Indonesia Pengertian sosial pada
hakikatnya merupakan interaksi dalam pergaulan hidup manusia dalam
bermasyarakat. Dalam proses ini terkandung di dalamnya nilai-nilai
kebersamaan, solidaritas, kesamaan nasib sebagai unsure pemersatu
kelompok. Untuk menjamin keberadaan dan keberlangsungan hidup
masyarakat, terdapat empat unsure penting, yaitu : (1) Struktur
sosial artinya fungsi utama dari hidup berkelompok dimaksudkan agar
mudah dalam menjalankan tugas dan memenuhi kebutuhan hidup, seperti
sandang, pangan, papan, keamanan dan sejenisnya. (2) Pengawasan
sosial, yaitu merupakan suatu sistem dan prosedur yang mengatur
kegiatan dan tindakan anggota masyarakat, dalam berinteraksi satu
dengan lainnya, agar tidak terjadi konflik. Di samping pengawasan
sosial dalam masalah pemenuhan kebutuhan hidup (ekonomi), juga
pengawasan dalam hal penggunaan pengetahuan, peralatan, tingkah
laku, agama/kepercayaan, moral, hukum, serta interaksi dengan
kelompok luar. (3) Media sosial, yaitu di dalam suatu masyarakat
diperlukan hubungan/relasi. Untuk itu masyarakat memerlukan
landasan material untuk melakukan kegiatan dengan menggunakan alat
transportasi, serta landasan spiritual untuk mengadakan komunikasi
dengan menggunakan bahasa dan isyarat. Transformasi dan informasi,
merupakan mekanisme yang memungkinkan komunikasi dan relasi
berlangsung lancer. (4) Standar sosial, yaitu di dalam realita
kehidupan masyarakat, standar sosial baik tertulis maupun tidak
tertulis, betapapun sederhana selalu ada. Hal itu diperlukan
sebagai ukuran untuk menentukan apakah suatu tindakan itu baik atau
buruk, benar atau salah, hina atau mulia dan lainnya. Ketahanan
pada Aspek Sosial Budaya Ketahanan nasional bidang sosial budaya
adalah suatu kondisi dinamis sosial budaya suatu bangsa, yang
berisi keuletan, ketangguhan, dari kemampuan suatu bangsa untuk
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan, permasalahan, gangguan, ancaman serta hambatan
baik dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak
langsung dapat membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya
bangsa dan Negara Republik Indonesia. Ketahanan pada aspek sosial
budaya
merupakan salah satu pilar yang penting untuk menyangga
kelangsungan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia. Hal itu
dipertegas secara yuridis dalam UUD 1945 pasal 32. Wujud ketahanan
bidang sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial budaya
bangsa, yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial
budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air,
berkualitas, maju, dan sejahtera dalam kehidupan yang serba
selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi budaya
asing yang tidak sesuai dengan kebudayaan nasional. Esensi
pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan sosial budaya bangsa
Indonesia dengan demikian adalah pengembangan kondisi sosial budaya
di mana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan
segenap potensi manusiawinya berdasarkan pandangan hidup, filsafat
hidup dan dasar nilai yang telah ada dan dimilikinya sejak zaman
dahulu kala, yang tertuang dalam filsafat Negara Pancasila.
Nilainilai yang terkandung dalam Pancasila merupakan suatu asas
kerohanian yang merupakan pedoman sikap bagi setiap tingkah laku
setiap bangsa dan kehidupan kenegaraan Indonesia dan sekaligus akan
merupakan sumber semangat, motivasi serta jiwa bagi akselerasi
dalam setiap praktek kenegaraan, kemasyarakatan dan kebangsaan.
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan 1. Geostrategi adalah suatu strategi dalam
memanfaatkan kondisi lingkungan di dalam upaya mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi Indonesia merupakan
strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografis negara Indonesia
untuk menentukan kebijakan, tujuan, dan sarana sarana dalam
mencapai tujuanNegara dan konstitusi sangat erat hubungannya.
Negara adalah alat untuk mencapai tujuan masyarakat sedangkan
konstitusi adalah dasar-dasar dalam menjalankan Negara tersebut. 2.
Geostrategi/Ketahanan Nasional Indonesia mempunyai fungsi sebagai
Daya tangkal Dalam kedudukannya sebagai konsepsi
penangkalan,geostrategi ditujukan untuk menangkal segala bentuk
ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan terhadap identitas,
integritas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia.
3. Trigatra, Komponen strategi trigatra ialah gatra geografi,
sumber kekayaan alam dan penduduk. Trigatra merupakan kelompok
gatra yang tangible atau bersifat kehidupan alamiah. Pancagatra,
Komponen strategi pancagatra adalah gatra ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Pancagatra
merupakan kelompok gatra intangible atau bersifat kehidupan sosial.
4.
AFTAR PUSTAKA
Bedjo dan Zainul Akhyar. 2009. Pendidikan Kewarganegaraan. FKIP
UNLAM: Lab PKn
Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2006. Pndidikan Kewarganegaraan untuk
Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Paradigma.