MAKALAH PELAJARAN IPA GEMPA BUMI Salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran IPA Disusun oleh : Kelas XI TSM I YAYASAN PUSAT PENDIDIKAN LUHUR SMK AL JILANI BABAKAN TAHUN 2015
MAKALAH PELAJARAN IPA
GEMPA BUMI
Salah satu bencana yang sering terjadi di Indonesia
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran IPA
Disusun oleh :
Kelas XI TSM I
YAYASAN PUSAT PENDIDIKAN LUHUR
SMK AL JILANI BABAKAN
TAHUN 2015
GEMPA BUMI
A. Pengertian
Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat
pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai
dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi
energi penyebab terjadinya gempabumi dihasilkan dari
pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan
dipancarkan kesegala arah berupa gelombang gempabumi
sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan
bumi.
B. Karakteristik
Adapun karakteristik gempa bumi adalah sebagai berikut:
Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat
Lokasi kejadian tertentu
Akibatnya dapat menimbulkan bencana
Berpotensi terulang lagi
Belum dapat diprediksi
Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat
dikurangi
C. Tipe Gempa Bumi
Tipe-tipe gempa bumi dapat digolongkan menjadi:
1. Gempa bumi vulkanik (Gunung Api). Gempa bumi ini terjadi
akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi
maka akan menyebabkan timbulnya ledakan yang juga
akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi
tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
2. Gempa bumi tektonik. Gempa bumi ini disebabkan oleh
adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai
kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau
bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian bumi. Gempa bumi
tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi
karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti
layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-
tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate
(lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari
beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan
kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti
salju. Lapisan tersebut begerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
D. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya gempa bumi,
yaitu:
1. Proses tektonik akibat pergerakan kulit/lempeng bumi
2. Aktivitas sesar di permukaan bumi
3. Pergerakan geomorfologi secara lokal, contohnya terjadi
runtuhan tanah
4. Aktivitas gunung api
5. Ledakan Nuklir
Mekanisme perusakan terjadi karena energi getaran gempa
dirambatkan ke seluruh bagian bumi. Di permukaan bumi,
getaran tersebut dapat menyebabkan kerusakan dan
runtuhnya bangunan sehingga dapat menimbulkan korban
jiwa. Getaran gempa juga dapat memicu terjadinya tanah
longsor, runtuhan batuan, dan kerusakan tanah lainnya yang
merusak permukiman penduduk. Gempa bumi juga
menyebabkan bencana ikutan berupa kebakaran, kecelakaan
industri dan transportasi serta banjir akibat runtuhnya
bendungan maupun tanggul penahan lainnya.
E. Terjadinya Gempa Bumi
Menurut teori lempeng tektonik, permukaan bumi terpecah
menjadi beberapa lempeng tektonik besar. Lempeng tektonik
adalah segmen keras kerak bumi yang mengapung diatas
astenosfer yang cair dan panas. Oleh karena itu, maka
lempeng tektonik ini bebas untuk bergerak dan saling
berinteraksi satu sama lain. Daerah perbatasan lempeng-
lempeng tektonik, merupakan tempat-tempat yang memiliki
kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan gempa bumi,
gunung berapi dan pembentukan dataran tinggi. Teori
lempeng tektonik merupakan kombinasi dari teori sebelumnya
yaitu: Teori Pergerakan Benua (Continental Drift) dan
Pemekaran Dasar Samudra (Sea Floor Spreading).
Lapisan paling atas bumi, yaitu
litosfir, merupakan batuan yang
relatif dingin dan bagian paling
atas berada pada kondisi padat
dan kaku. Di bawah lapisan ini
terdapat batuan yang jauh lebih
panas yang disebut mantel.
Lapisan ini sedemikian panasnya sehingga senantiasa dalam
keadaan tidak kaku, sehingga dapat bergerak sesuai dengan
proses pendistribusian panas yang kita kenal sebagai aliran
konveksi. Lempeng tektonik yang merupakan bagian dari
litosfir padat dan terapung di atas mantel ikut bergerak satu
sama lainnya. Ada tiga kemungkinan pergerakan satu lempeng
tektonik relatif terhadap lempeng lainnya, yaitu apabila kedua
lempeng saling menjauhi (spreading), saling
mendekati(collision) dan saling geser (transform).
Jika dua lempeng bertemu
pada suatu sesar, keduanya
dapat bergerak saling
menjauhi, saling mendekati
atau saling bergeser.
Umumnya, gerakan ini berlangsung lambat dan tidak dapat
dirasakan oleh manusia namun terukur sebesar 0-15cm
pertahun. Kadang-kadang, gerakan lempeng ini macet dan
saling mengunci, sehingga terjadi pengumpulan energi yang
berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada
lempeng tektonik tersebut tidak lagi kuat menahan gerakan
tersebut sehingga terjadi pelepasan mendadak yang kita kenal
sebagai gempa bumi.
F. Jalur Gempa Bumi Dunia
Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui
oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu: Lempeng
Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.
Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan
menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara lempeng
Pasifik bergerak relatip ke arah barat. Jalur pertemuan
lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi
besar dengan kedalaman dangkal maka akan berpotensi
menimbulkan tsunami sehingga Indonesia juga rawan tsunami.
Belajar dari pengalaman kejadian gempabumi dan tsunami di
Aceh, Pangandaran dan daerah lainnya yang telah
mengakibatkan korban ratusan ribu jiwa serta kerugian harta
benda yang tidak sedikit, maka sangat diperlukan upaya-
upaya mitigasi baik ditingkat pemerintah maupun masyarakat
untuk mengurangi resiko akibat bencana gempabumi dan
tsunami. Mengingat terdapat selang waktu antara terjadinya
gempabumi dengan tsunami maka selang waktu tersebut
dapat digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada
masyarakat sebagai salah satu upaya mitigasi bencana
tsunami dengan membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami
Indonesia (Indonesia Tsunami Early Warning System/ Ina-
TEWS).
G. Sejarah Besar Gempa Bumi Dunia
30 September 2009, Gempa bumi Sumatera Barat
merupakan gempa tektonik yang berasal dari pergeseran
patahan Semangko, gempa ini berkekuatan 7,9 Skala
Richter(BMG Amerika) mengguncang Padang-Pariaman,
Indonesia. Menyebabkan sedikitnya 1.100 orang tewas dan
ribuan terperangkap dalam reruntuhan bangunan.
2 September 2009, Gempa Tektonik 7,3 Skala Richter
mengguncang Tasikmalaya, Indonesia. Gempa ini terasa
hingga Jakarta dan Bali, berpotensi tsunami. Korban jiwa
masih belum diketahui jumlah pastinya karena terjadi
Tanah longsor sehingga pengevakuasian warga terhambat.
12 September 2007 - Gempa Bengkulu dengan kekuatan
gempa 7,9 Skala Richter
9 Agustus 2007 - Gempa bumi 7,5 Skala Richter
6 Maret 2007 - Gempa bumi tektonik mengguncang provinsi
Sumatera Barat, Indonesia. Laporan terakhir menyatakan
79 orang tewas [3].
27 Mei 2006 - Gempa bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa
Tengah pada 27 Mei 2006 kurang lebih pukul 05.55 WIB
selama 57 detik. Gempa bumi tersebut berkekuatan 5,9
pada skala Richter. United States Geological Survey
melaporkan 6,2 pada skala Richter; lebih dari 6.000 orang
tewas, dan lebih dari 300.000 keluarga kehilangan tempat
tinggal.
8 Oktober 2005 - Gempa bumi besar berkekuatan 7,6 skala
Richter di Asia Selatan, berpusat di Kashmir, Pakistan; lebih
dari 1.500 orang tewas.
26 Desember 2004 - Gempa bumi dahsyat berkekuatan 9,0
skala Richter mengguncang Aceh dan Sumatera Utara
sekaligus menimbulkan gelombang tsunami di samudera
Hindia. Bencana alam ini telah merenggut lebih dari
220.000 jiwa.
26 Desember 2003 - Gempa bumi kuat di Bam, barat daya
Iran berukuran 6.5 pada skala Richter dan menyebabkan
lebih dari 41.000 orang tewas.
21 Mei 2002 - Di utara Afganistan, berukuran 5,8 pada skala
Richter dan menyebabkan lebih dari 1.000 orang tewas.
26 Januari 2001 - India, berukuran 7,9 pada skala Richter
dan menewaskan 2.500 ada juga yang mengatakan jumlah
korban mencapai 13.000 orang.
21 September 1999 - Taiwan, berukuran 7,6 pada skala
Richter, menyebabkan 2.400 korban tewas.
17 Agustus 1999 - barat Turki, berukuran 7,4 pada skala
Richter dan merenggut 17.000 nyawa.
25 Januari 1999 - Barat Colombia, pada magnitudo 6 dan
merenggut 1.171 nyawa.
30 Mei 1998 - Di utara Afganistan dan Tajikistan dengan
ukuran 6,9 pada skala Richter menyebabkan sekitar 5.000
orang tewas.
17 Januari 1995 - Di Kobe, Jepang dengan ukuran 7,2 skala
Richter dan merenggut 6.000 nyawa.
30 September 1993 - Di Latur, India dengan ukuran 6,0
pada skala Richter dan menewaskan 1.000 orang.
12 Desember 1992 - Di Flores, Indonesia berukuran 7,9
pada skala richter dan menewaskan 2.500 orang.
21 Juni 1990 - Di barat laut Iran, berukuran 7,3 pada skala
Richter, merengut 50.000 nyawa.
7 Desember 1988 - Barat laut Armenia, berukuran 6,9 pada
skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
19 September 1985 - Di Mexico Tengah dan berukuran 8,1
pada Skala Richter, meragut lebih dari 9.500 nyawa.
16 September 1978 - Di timur laut Iran, berukuran 7,7 pada
skala Richter dan menyebabkan 25.000 kematian.
4 Maret 1977 - Vrancea, timur Rumania, dengan besar 7,4
SR, menelan sekitar 1.570 korban jiwa, diantaranya seorang
aktor Rumania Toma Caragiu, juga menghancurkan
sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares (Bucureşti).
28 Juli 1976 - Tangshan, Cina, berukuran 7,8 pada skala
Richter dan menyebabkan 240.000 orang terbunuh.
4 Februari 1976 - Di Guatemala, berukuran 7,5 pada skala
Richter dan menyebabkan 22.778 terbunuh.
29 Februari 1960 - Di barat daya pesisir pantai Atlantik di
Maghribi pada ukuran 5,7 skala Richter, menyebabkan kira-
kira 12.000 kematian dan memusnahkan seluruh kota
Agadir.
26 Desember 1939 - Wilayah Erzincan, Turki pada ukuran
7,9, dan menyebabkan 33.000 orang tewas.
24 Januari 1939 - Di Chillan, Chile dengan ukuran 8,3 pada
skala Richter, 28.000 kematian.
31 Mei 1935 - Di Quetta, India pada ukuran 7,5 skala
Richter dan menewaskan 50.000 orang.
1 September 1923 - Di Yokohama, Jepang pada ukuran 8,3
skala Richter dan merenggut sedikitnya 140.000 nyawa
H. Tips Ketika Terjadi Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10
petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda
berada:
1. Di dalam rumah. Getaran akan terasa beberapa saat.
Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan
keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah ke
bawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan
benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala
anda dengan bantal. Jika anda sedang menyalakan kompor,
maka matikan segera untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
2. Di sekolah. Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi
kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa
mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh
ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat
gedung, tiang dan pohon.
3. Di luar rumah. Lindungi kepada anda dan hindari benda-
benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan
industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan
papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan
menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
4. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall. Jangan
menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti
semua petunjuk dari petugas atau satpam.
5. Di dalam lift. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa
bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa
bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua
tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya
dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi
manajer gedung dengan menggunakan interphone jika
tersedia.
6. Di kereta api. Berpeganganlah dengan erat pada tiang
sehingga anda tidak akan terjatuh seandainya kereta
dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti
penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap
informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan
kepanikan.
7. Di dalam mobil. Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan
merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan
kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil
anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio
mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil,
biarkan mobil tak terkunci.
8. Di gunung/pantai. Ada kemungkinan longsor terjadi dari
atas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di
pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda
merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak,
cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.
9. Beri pertolongan. Sudah dapat diramalkan bahwa banyak
orang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena
petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan
mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian, maka
bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada
orang-orang yang berada di sekitar anda.
10. Dengarkan informasi. Saat gempa bumi besar terjadi,
masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah
kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan
bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda
dapat memperoleh informasi yag benar dari pihak yang
berwenang atau polisi. Jangan bertindak karena informasi
orang yang tidak jelas.
I. Strategi Mitigasi dan Upaya Pengurangan Bencana
Gempa Bumi
Untuk menghadapi bencana gempa bumi, maka diperlukan
strategi yang tepat, diantaranya:
1. Harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa
khususnya di daerah rawan gempa.
2. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas
bangunan.
3. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang
tinggi.
4. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
5. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi
tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan
penggunaan lahan.
7. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang
bahaya gempa bumi dan cara - cara penyelamatan diri jika
terjadi gempa bumi.
8. Ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan,
kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan
pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
9. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian,
dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
10. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota
keluarga dalam menghadapi gempa bumi.
11. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana
dengan pelatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan
pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian,
dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota
keluarga dalam menghadapi gempa bumi
J. Antisipasi Gempa Bumi
Sebelum Terjadi Gempabumi
A. Kunci Utama adalah
Mengenali apa yang disebut gempabumi Pastikan bahwa struktur dan letak rumah Anda dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempabumi (longsor, liquefaction dll) Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempabumi.
B. Kenali Lingkungan Tempa Anda Bekerja
Perhatikan letak pintu, lift serta tangga darurat, apabila terjadi gempabumi, sudah mengetahui tempat paling aman untuk berlindung.
Belajar melakukan P3K
Belajar menggunakan alat pemadam kebakaran
Catat nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempabumi.
C. Persiapan Rutin pada tempat Anda bekerja dan tinggal
Perabotan (lemari, cabinet, dll) diatur menempel pada dinding (dipaku, diikat, dll) untuk menghindari jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempabumi.
Simpan bahan yang mudah terbakar pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
D. Penyebab celaka yang paling banyak pada saat gempabumi adalah akibat kejatuhan material
Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah
Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempabumi terjadi (misalnya lampu dll)
E. Alat yang harus ada di setiap tempat
Kotak P3KSenter/lampu batteryRadioMakanan suplemen dan air
A. Jika Anda berada di dalam bangunan
Lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja dll
Cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan goncangan
Lari ke luar apabila masih dapat dilakukan
B. Jika berada di luar bangunan atau area terbuka
Menghindari dari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, pohon, dll
Perhatikan tempat Anda berpijak, hindari apabila terjadi rekahan tanah
C. Jika Anda sedang mengendarai mobil
Keluar, turun dan menjauh dari mobil hindari jika terjadi pergeseran atau kebakaran. Lakukan point B.
D. Jika Anda tinggal atau berada di pantai
Jauhi pantai untuk menghindari bahaya tsunami. .
E. Jika Anda tinggal di daerah pegunungan
Apabila terjadi gempabumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
Setelah Terjadi Gempabumi
A. Jika Anda berada di dalam bangunan
Keluar dari bangunan tersebut dengan tertib
Jangan menggunakan tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa.
Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K.
Telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau sekitar Anda.
B. Periksa lingkungan sekitar Anda
Periksa apabila terjadi kebakaran.
Periksa apabila terjadi kebocoran gas.
Periksa apabila terjadi hubungan arus pendek listrik.
Periksa aliran dan pipa air.
Periksa apabila ada hal-hal yang membahayakan (mematikan listrik, tidak menyalakan api dll)
C. Jangan mamasuki bangunan yang sudah terkena gempa
karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
D. Jangan berjalan di daerah sekitar gempa
kemungkinan terjadi bahaya susulan masih ada.
E. Mendengarkan informasi.
Dengarkan informasi mengenai gempabumi dari radio (apabila terjadi gempa susulan).
Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak jelas sumbernya.
F. Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi
G. Jangan panik dan jangan lupa selalu berdo'a kepada Tuhan YME demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.
DAFTAR PUSTAKA
Panduan Pengenalan Karakteristik Bencana Dan Upaya
Mitigasinya di Indonesia, Set BAKORNAS PBP dan Gempa bumi
dan Tsunami, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi,
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral. 2010.
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/gempabumi.bmkg
diakses pada Sabtu malam, 24 September 2011
http://www.bnpb.go.id/website/asp/benc.asp?p=6 diakses pada
Sabtu malam, 24 September 2011
http://www.bmkg.go.id/BMKG_Pusat/Geofisika/antisipasigempa.bmkg diakses
pada Sabtu malam, 24 September 2011
http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/27/analisa-gempa-bumi-
indonesia/ diakses pada Sabtu malam, 24 September 2011