Top Banner
TUGAS INDIVIDU FARMAKOGNOSI ANALITIK PEMANFAATAN ENZIM DALAM PEMBUATAN ATAU PERKEMBANGAN OBAT Oleh : Nama : Kristina Pasongli’ Nim : 12.01.011 Kelas : Stifa ‘A’ SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI MAKASSAR
46

MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Feb 05, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

TUGAS INDIVIDU

FARMAKOGNOSI ANALITIK

PEMANFAATAN ENZIM DALAM PEMBUATAN ATAU

PERKEMBANGAN OBAT

Oleh :

Nama : Kristina Pasongli’

Nim : 12.01.011

Kelas : Stifa ‘A’

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI

MAKASSAR

Page 2: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

2014

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Kata enzim diperkenalkan oleh Kuhne pada tahun

1878 untuk suatu zat yang bekerja pada suatu

substrat. Kata enzim berasal dari bahasa Yunani yang

berarti di dalam sel. Kuhne menjelaskan bahwa enzim

bukan suatu sel tetapi terdapat di dalam sel.

Definisi yang dikemukakan adalah enzim merupakan

protein yang mempunyai daya katalitik karena

aktivitas spesifiknya.

Seperti yang telah diketahui bahwa makhluk

hidup memerlukan energy yang digunakan untuk

pergerakan, pertumbuhan, sintesis biomolekul serta

transport ion melintasi membrane sel. Organisme akan

menggunakan energy tersebut secara efisien untuk

Page 3: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

proses hidup. Dalam rangka untuk menghasilkan energy,

karbohidrat, lipid, asam amino dengan melalui jalur

metabolism yang berbeda akan dipecah dan menghasilkan

sejumlah molekul pembawa energy yang selanjutnya

melalui proses oksidasi biologi.

NADH yang merupakan hasil dari siklus Krebs

yang terjadi dalam mitokondria akan digunakan dalam

reaksi reduksi untuk menghasilkan ATP yang merupakan

molekul pembawa energy melalui proses fosforilasi

oksidatif. Banyak manifestasi berkaitan dengan adanya

radikal bebas yang merupakan hasil dari proses

oksidasi biologi seperti penuaan dini, keganasan,

namun mekanisme perjalanan penyakit tersebut masih

sulit untuk dijelaskan.

Penulis mengharapkan agar kita semua mengetahui

bagaimanakah oksidasi biologi dan hal-hal yang

berkaitan dengan oksidasi biologi tersebut. Dan

dengan mempelajari hal ini, maka penulis mengharapkan

agar kita bisa menggunakan oksidasi biologi ini dalam

kehidupan sehari-hari, khususnya bagi mahasiswa

Page 4: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

farmasi yang dapat memanfaatkan enzim dalam pembuatan

dan perkembangan obat..

I.2 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk

mengetahui pemanfaatan enzim dalam pembuatan atau

perkembangan obat.

I.3 Rumusan Masalah

1. Mengetahui pengertian dari enzim

2. Mengetahui sumber enzim

3. Mengetahui pemanfaatan enzim sebagai alat diagnose

4. Mengetahui pemanfaatan enzim di bidang pengobatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Page 5: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

II.1 Pengetian Enzim

Kata enzim diperkenalkan oleh Kuhne pada

tahun 1878 untuk suatu zat yang bekerja pada suatu

substrat. Kata enzim berasal dari bahasa Yunani yang

berarti di dalam sel. Kuhne menjelaskan bahwa enzim

bukan suatu sel tetapi terdapat di dalam sel.

Definisi yang dikemukakan adalah enzim merupakan

protein yang mempunyai daya katalitik karena

aktivitas spesifiknya ( Dixon, 1979 ).

Enzim secara biokimia merupakan suatu

kelompok protein yang berperan sangat penting dalam

proses aktivitas biologis. Tugasnya sebagai

katalisator di dalam sel dan bersifat khas. Kerja

enzim umumnya mempercepat reaksi dengan cara

menurunkan energi aktivasi ( Lehninger, 1993 ).

Klasifikasi enzim didasarkan pada jenis

reaksi yang dikatalisisnya, seperti direkomendasikan

oleh Commision on Enzyme of the International Union of

Biochemistry ( CEIUB ). Menurut sistem ini, enzim dibagi

lagi menjadi beberapa sub golongan. Penamaan enzim

Page 6: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

diawali dengan nama substrat, diikuti oleh macam

reaksi yang dikatalisis dan akhiran –ase ( Muchtadi

et al., 1992 ).

Tabel : Penggolongan enzim secara internasional

berdasarkan reaksi yang dikatalisisnya

No Kelas Utama Jenis reaksi yang dikatalisis

1 Oksidoredukta

se

Pemindahan electron

2 Transferase Reaksi pemindahan gugus fungsional

3 Hidrolase Reaksi hidrolisis (pemindahan gugus

fungsional ke air)

4 Liase Penambahan gugus ke ikatan ganda atau

sebaliknya

5 Isomerase Pemindahan gugus di dalam molekul

menghasilkan isomer

6 Ligase Pembentukan ikatan C-C, C-S, C-O dan C-N

oleh reaksi kondensasi yang berkaitan

dengan penguraian ATP

Page 7: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Enzim adalah protein yang berfungsi sebagai

katalisator (protein katalitik) untuk reaksi-reaksi

kimia di dalam sistem biologi. Katalisator

mempercepat reaksi kimia. Walaupun katalisator ikut

serta dalam reaksi, ia kembali ke keadaan semula

bila reaksi telah selesai. Suatu katalis adalah

suatu agen kimiawi yang mengubah laju reaksi tanpa

harus dipergunakan oleh reaksi tersebut. Aktivitas

enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya

konsentrasi substrat, pH, suhu, dan inhibitor

(penghambat). (Campbell, 1987: 98).

Berbeda dengan katalisator nonprotein (H+,

OH-, atau ion-ion logam), tiap-tiap enzim

mengkatalisis sejumlah kecil reaksi, kerapkali hanya

satu. Jadi enzim adalah katalisator yang reaksi-

spesifik karena semua reaksi biokimia perlu

dikatalis oleh enzim, sehingga terdapat banyak jenis

enzim.

Menurut Smith (1981: 39), enzim merupakan

komplek molekul organik yang berada dalam sel hidup

Page 8: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

yang beraksi sebagai katalisdalam mempercepat laju

reaksi kimia. Tanpa enzim, tidak akan ada kehidupan.

Meskipun enzim hanya dibentuk dalam sel hidup, namun

beberapa dapat dipisahkan dari selnya dan

melanjutkan fungsinya dalam kondisi in vitro.

Menurut Steve Prentis (1990: 12), enzim

adalah katalisator biologis, karena suatu

katalisator merupakan suatu senyawa yang mempercepat

laju reaksi kimia. Hampir semua reaksi kimia yang

penting bagi kehidupan akan berlangsung sangat

lambat tanpa adanya katalisator yang sesuai.

Bisa disimpulkan bahwa enzim merupakan

senyawa organik bermolekul besar yang berfungsi

untuk mempercepat jalannya reaksi metabolisme di

dalam tubuh tanpa memperngaruhi keseimbangan reaksi.

Dari beberapa pengertian tersebut jelaslah bahwa

enzim sangat berperan dalam sebagian besar reaksi

kimia dalam tubuh makhluk hidup, tak terkecuali

mikroba yang banyak digunakan sebagai agen biologi

dalam bioteknologi.

Page 9: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Mekanisme kerja enzim berlangsung dalam dua

tahap. Banyak enzim menggunakan lebih dari satu

substrat tetapi untuk memahami prinsip dasar kerja

enzim dengan mudah dengan memperhatikan reaksi enzim

dengan satu substrat seperti berikut (Primrose,

1987: 40):

Enzim (E) + Substrat (S)  ═     kompleks      

═    enzim + produk (P)

                                               

Substrat (ES)

Segera setelah enzim bergabung dengan

substratnya, akan bebas kembali.

Page 10: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Gambar 1. Reaksi Enzim dan Substrat

Kemampuan enzim yang unik, spesifik terhadap

substrat meningkatkan penggunaannya dalam proses

industri secara kolektif yang dikenal dengan istilah

teknologi enzim. Teknologi enzim mencakup produksi,

isolasi, purifikasi, menggunakan bentuk yang dapat

larutdan akhirnya sampai pada immobilisasi dan

penggunaan enzim dalam skala yang lebih luas melalui

sistem reaktor.

Peranan teknologi enzim berkontribusi pada

pemecahan beberapa masalah vital di era modern

seperti sekarang, misalnya produksi makanan,

kekurangan dan pemeliharaan energi, dan peningkatan

lingkungan. Teknologi baru ini dasarnya dari

biokimia tetapi diterangkan lebih luas dengan

mikrobiologi, kimia, dan proses alat teknologi yang

mendukung keberadaan sains.

II.2 Sumber Enzim

Page 11: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Berbagai enzim yang digunakan secara

komersial berasal dari jaringan tumbuhan, hewan, dan

dari mikroorganisme yang terseleksi. Enzim yang

secara tradisional diperoleh dari tumbuhan termasuk

protease (papain, fisin, dan bromelain), amilase,

lipoksigenase, dan enzim khusus tertentu. Dari

jaringan hewan, enzim yang terutama adalah tripsin

pankreas, lipase dan enzim untuk pembuatan mentega.

Dari jaringan hewan, enzim yang terutama adalah

tripsin pankreas, lipase, dan enzim untuk pembuatan

mentega. Dari kedua sumber tumbuhandan hewan

tersebut mungkin timbul banyak persoalan, yakni:

untuk enzim yang berasal dari tumbuhan, persoalan

yang timbulantara lain variasi musim, konsentrasi

rendah dan biaya proses yang tinggi. Sedangkan yang

diperoleh dari hasil samping industri daging,

mungkin persediaan enzimnya terbatas dan ada

persaingan dengan pemanfaatan lain. Sekarang jelas

bahwa banyak dari sumber enzim yang tradisional ini

tidak memenuhi syarat untuk mencukupi kebutuhan

Page 12: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

enzim masa kini. Oleh karena itu, peningkatan sumber

enzim sedang dilakukan yaitu dari mikroba penghasil

enzim yang sudah dikenal atau penghasil enzim-enzim

baru lainnya.

Program pemilihan produksi enzim sangat

rumit, dan dalam hal tertentu jenis kultivasi yang

digunakan akan menentukan metode seleksi galur.

Telah ditunjukkan dahwa galur tertenttu hanya akan

menghasilkan konsentrasi enzim yang tinggi pada

permukaan atau media padat, sedangkan galur yang

lain memberi respon pada teknik kultivasi terbenam

(submerged), jadi teknik seleksi harus sesuai dengan

proses akhir produksi komersial.

Beberapa sumber enzim disajikan dalam tabel

berikut:

Enzim Sumberα-amilase Aspergillus oryzae

Bacillus amyloliquefaciensBacillus licheniformis

β-glukonase Aspergillus nigerBacillus amyloliquefaciens

Glucoamylase Aspergillus niger

Page 13: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Rhizopus spGlukosa isomerase Arthobacter sp

Bacillus spLactase Kluyveromyces spLipase Candida lipolyticaPectinase Aspergillus spPenicilin acylase Eschericia coliProtease, asam Aspergillus spProtease, alkali Aspergillus oryzae

Bacillus spProtease, netral Bacillus amyloliquefaciens

Bacillus thermoproteolyticusPullulanase Klebsiela aerogenes

Tabel 1. Enzim dan sumbernya (Primrose, 1987:80)

II.3 Pemanfaatan Enzim sebagai alat diagnose

Pemanfaatan enzim untuk alat diagnosis

secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok:

1. Enzim sebagai petanda (marker) dari kerusakan

suatu jaringan atau organ akibat penyakit

tertentu.

Penggunaan enzim sebagai petanda dari

kerusakan suatu jaringan mengikuti prinsip

bahwasanya secara teoritis enzim intrasel

seharusnya tidak terlacak di cairan ekstrasel

Page 14: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

dalam jumlah yang signifikan. Pada kenyataannya

selalu ada bagian kecil enzim yang berada di

cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan

adanya sel yang mati dan pecah sehingga

mengeluarkan isinya (enzim) ke lingkungan

ekstrasel, namun jumlahnya sangat sedikir dan

tetap. Apabila enzim intrasel terlacak di dalam

cairan ekstrasel dalam jumlah lebih besar dari

yang seharusnya, atau mengalami peningkatan yang

bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan

terjadi kematian (yang diikuti oleh kebocoran

akibat pecahnya membran) sel secara besar-besaran.

Kematian sel ini dapat diakibatkan oleh beberapa

hal, seperti keracunan bahan kimia (yang merusak

tatanan lipid bilayer), kerusakan akibat senyawa

radikal bebas, infeksi (virus), berkurangnya

aliran darah sehingga lisosom mengalami lisis dan

mengeluarkan enzim-enzimnya, atau terjadi

perubahan komponen membrane sehingga sel imun

tidak mampu lagi mengenali sel-sel tubuh dan sel-

Page 15: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

sel asing, dan akhirnya menyerang sel tubuh

(penyakit autoimun) dan mengakibatkan kebocoran

membrane.

Contoh penggunaan enzim sebagai petanda

adanya suatu kerusakan jaringan adalah sebagai

berikut:

Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan

adanya gangguan perfusi darah ke glomerulus

ginjal, sehingga renin akan menghasilkan

angiotensin II dari suatu protein serum yang

berfungsi untuk menaikkan tekanan darah

Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT

serum) hingga mencapai seratus kali lipat

(normal 1-23 sampai 55U/L) menunjukkan adanya

infeksi virus hepatitis, peningkatan sampai dua

puluh kali dapat terjadi pada penyakit

mononucleosis infeksiosa, sedangkan peningkatan

pada kadar yang lebih rendah terjadi pada

keadaan alkoholisme.

Page 16: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu

isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali

menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-

lain.

2. Enzim sebagai suatu reagensia diagnosis.

Sebagai reagensia diagnosis, enzim

dimanfaatkan menjadi bahan untuk mencari petanda

(marker) suatu senyawa. Dengan memanfaatkan enzim,

keberadaan suatu senyawa petanda yang dicari dapat

diketahui dan diukur berapa jumlahnya. Kelebihan

penggunaan enzim sebagai suatu reagensia adalah

pengukuran yang dihasilkan sangat khas dan lebih

spesifik dibandingkan dengan pengukuran secara

kimia, mampu digunakan untuk mengukur kadar

senyawa yang jumlahnya sangat sedikit, serta

praktis karena kemudahan dan ketepatannya dalam

mengukur.

Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah

sebagai berikut:

Page 17: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Uricase yang berasal dari jamur Candida

utilis dan bakteri Arthobacter globiformis

dapat digunakan untuk mengukur asam urat.

Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan

bantuan enzim kolesterol-oksidase yang

dihasilkan bakteri Pseudomonas fluorescens.

Pengukuran alcohol, terutama etanol pada

penderita alkoholisme dan keracunan alcohol

dapat dilakukan dengan menggunakan enzim

alcohol dehidrogenase yang dihasilkan oleh

Saccharomyces cerevisciae, dan lain-lain.

3. Enzim sebagai petanda pembantu dari reagensia.

Sebagai petanda pembantu dari reagensia,

enzim bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain

dalam mengungkapkan senyawa yang dilacak. Senyawa

yang dilacak dan diukur sama sekali bukan substrat

yang khas bagi enzim yang digunakan. Selain itu,

tidak semua senyawa memiliki enzimnya, terutama

senyawa-senyawa sintetis. Oleh karena itu,

pengenalan terhadap substrat dilakukan oleh

Page 18: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

antibodi. Adapun dalam hal ini enzim berfungsi

dalam memperlihatkan keberadaan reaksi antara

antibodi dan antigen.

Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim

Linked Immuno Sorbent Assay), antibodi

mengikat senyawa yang akan diukur, lalu

antibodi kedua yang sudah ditandai dengan

enzim akan mengikat senyawa yang sama.

Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu

direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya

adalah zat berwarna yang tidak dapat

diperoleh dengan cara imunosupresi biasa. Zat

berwarna ini dapat digunakan untuk menghitung

jumlah senyawa yang direaksikan. Enzim yang

lazim digunakan dalam teknik ini adalah

peroksidase, fosfatase alkali, glukosa

oksidase, amilase, galaktosidase, dan asetil

kolin transferase.

Page 19: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied

Immunochemistry Test), molekul kecil seperti

obat atau hormon ditandai oleh enzim tepat di

situs katalitiknya, menyebabkan antibodi

tidak dapat berikatan dengan molekul (obat

atau hormon) tersebut. Enzim yang lazim

digunakan dalam teknik ini adalah lisozim,

malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat

dehidrogenase.

II.4 Pemanfaatan enzim di bidang pengobatan

Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi

penggunaan enzim sebagai obat, pemberian senyawa

kimia untuk memanipulasi kinerja suatu enzim dengan

demikian suatu efek tertentu dapat dicapai (enzim

sebagai sasaran pengobatan), serta manipulasi

terhadap ikatan protein-ligan sebagai sasaran

pengobatan.

A. Penggunaan enzim sebagai obat biasanya mengacu

kepada pemberian enzim untuk mengatasi defisiensi

Page 20: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

enzim yang terdapat di dalam tubuh manusia untuk

mengkatalis rekasi-reaksi tertentu. Berdasarkan

lamanya pemberian enzim sebagai pengobatan, maka

keadaan defisiensi enzim dapat diklasifikasikan

menjadi dua yaitu keadaan defisiensi enzim yang

bersifat sementara dan bersifat menetap. Contoh

keadaan defisiensi enzim yang bersifat sementara

adalah defisiensi enzim-enzim pencernaan. Seperti

yang diketahui, enzim-enzim pencernaan sangat

beragam, beberapa di antaranya adalah protease dan

peptidase yang mengubah protein menjadi asam

amino, lipase yang mengubah lemak menjadi asam

lemak, karbohidrase yang mengubah karbohidrat

seperti amilum menjadi glukosa serta nuklease yang

mengubah asam nukleat menjadi nukleotida. Adapun

defisiensi enzim yang bersifat menetap menyebabkan

banyak kelainan, yang biasanya juga disebut

sebagai kelainan genetic mengingat enzim merupakan

protein yang ditentukan oleh gen. Contoh kelainan

akibat defisiensi enzim antara lain adalah

Page 21: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

hemofilia. Hemofilia adalah suatu keadaan di mana

penderita mengalami kesulitan penggumpalan darah

(cenderung untuk pendarahan) akibat defisiensi

enzim-enzim terkait penggumpalan darah. Saat ini

telah diketahui ada tiga belas faktor, sebagian

besar adalah protease dalam bentuk proenzim, yang

diperlukan dalam proses penggumpalan darah. Pada

penderita hemofilia, terdapat gangguan/defisiensi

pada faktor VIII (Anti-Hemophilic Factor), faktor

IX, dan faktor XI. Kelainan ini dapat diatasi

dengan transfer gen yang mengkode faktor IX.[8]

Diharapkan gen tersebut dapat mengkode enzim-enzim

protease yang diperlukan dalam proses penggumpalan

darah.

B. Enzim sebagai sasaran pengobatan merupakan terapi

di mana senyawa tertentu digunakan untuk

memodifikasi kerja enzim, sehingga dengan demikian

efek yang merugikan dapat dihambat dan efek yang

menguntungkan dapat dibuat. Berdasarkan sasaran

pengobatan, dapat dibagi menjadi terapi di mana

Page 22: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

enzim sel individu menjadi sasaran dan terapi di

mana enzim bakteri patogen yang menjadi sasaran.

Pada terapi di mana enzim sel individu

sebagai sasaran kinerja terapi, digunakan senyawa-

senyawa untuk mempengaruhi kerja suatu enzim

sebagai penghambat bersaing. Contoh penyakit yang

dapat diobati dengan terapi ini adalah:

Melitus. Pada penyakit Diabetes Melitus,

senyawa yang diinduksikan adalah akarbosa

(acarbose), di mana akarbosa akan bersaing

dengan amilum makanan untuk mendapatkan situs

katalitik enzim amilase (pankreatik α-

amilase) yang seyogyanya akan mengubah amilum

menjadi glukosa sederhana. Akibatnya reaksi

tersebut akan terganggu, sehingga kenaikan

gula darah setelah makan dapat dikendalikan.

Penumpukan cairan. Enzim anhidrase karbonat

merupakan enzim yang mengatur pertukaran H

dan Na di tubulus ginjal, di mana H akan

terbuang keluar bersama urine, sedangkan Na

Page 23: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

akan diserap kembali ke dalam darah. Adalah

senyawa turunan sulfonamida, yaitu

azetolamida yang berfungsi menghambat kerja

enzim tersebut secara kompetitif sehingga

pertukaran kation di tubulus ginjal tidak

akan terjadi. Ion Na akan dibuang keluar

bersama dengan urine. Sifat ion Na yang

higroskopis menyebabkan air akan ikut keluar

bersamaan dengan ion Na; hal ini membawa

keuntungan apabila terjadi penumpukan cairan

bebas di ruang antar sel (udem). Dengan kata

lain senyawa azetolamida turut berperan dalam

menjaga kesetimbangan cairan tubuh.

Pengendalian tekanan darah diatur oleh enzim

renin-EKA dan angiosintase. Enzim renin-EKA

berperan dalam menaikkan tekanan darah dengan

menghasilkan produk angiotensin II, sedangkan

angiosintase bekerja terbalik dengan

mengurangi aktivitas angiotensin II. Untuk

menghambat kenaikan tekanan darah, maka

Page 24: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

manipulasi terhadap kerja enzim khususnya EKA

dapat dilakukan dengan pemberian obat

penghambat EKA (ACE Inhibitor).

Mediator radang prostaglandin yang dibentuk

dari asam arakidonat melibatkan dua enzim,

yaitu siklooksigenase I dan II (cox 1 dan cox

II). Ada obat atau senyawa tertentu yang

mempengaruhi kinerja cox 1 dan cox II

sehingga dapat digunakan untuk mengurangi

peradangan dan rasa sakit.

Dengan menggunakan prinsip pengaruh senyawa

terhadap enzim, maka enzim yang berfungsi

untuk memecah AMP siklik (cAMP) yaitu

fosfodiesterase (PD) dapat dihambat oleh

berbagai senyawa, antara lain kafein

(trimetilxantin), teofilin, pentoksifilin,

dan sildenafil. Teofilin digunakan untuk

mengobati sesak nafas karena asma,

pentoksifilin digunakan untuk menambah

kelenturan membran sel darah merah sehingga

Page 25: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

dapat memasuki relung kapiler, sedangkan

sildenafil menyebabkan relaksasi kapiler di

daerah penis sehingga aliran darah yang masuk

akan bertambah dan tertahan untuk beberapa

saat.

Penyakit kanker merupakan penyakit sel ganas

yang harus dicegah penyebarannya. Salah satu

cara untuk mencegah penyebarannya adalah

dengan menghambat mitosis sel ganas. Seperti

yang diketahui, proses mitosis memerlukan

pembentukan DNA baru (purin dan pirimidin).

Pada pembentukan basa purin, terdapat dua

langkah reaksi yang melibatkan formilasi

(penambahan gugus formil) dari asam folat

yang telah direduksi. Reduksi asam folat ini

dapat dihambat oleh senyawa ametopterin

sehingga sintesis DNA menjadi tidak

berlangsung. Selain itu penggunaan azaserin

dapat menghambat biosintesis purin yang

membutuhkan asam glutamate. 6-

Page 26: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

aminomerkaptopurin juga dapat menghambat

adenilosuksinase sehingga menghambat

pembentukan AMP (salah satu bahan DNA).

Pada penderita penyakit kejiwaan, pemberian

obat anti-depresi (senyawa) inhibitor

monoamina oksidase (MAO inhibitor) dapat

menghambat enzim monoamina oksidase yang

mengkatalisis oksidasi senyawa amina primer

yang berasal dari hasil dekarboksilasi asam

amino. Enzim monoamina oksidase sendiri

merupakan enzim yang mengalami peningkatan

jumlah ada sel susunan saraf penderita

penyakit kejiwaan.

Pada terapi di mana enzim

mikroorganisme yang menjadi sasaran kerja,

digunakan prinsip bahwa enzim yang dibidik

tidak boleh mengkatalisis reaksi yang sama

atau menjadi bagian dari proses yang sama

dengan yang terdapat pada sel pejamu. Hal ini

bertujuan untuk melindungi sel pejamu,

Page 27: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

sekaligus meningkatkan spesifitas terapi ini.

Karena yang dibidik adalah enzim

mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi

kebanyakan adalah penyakit-penyakit infeksi.

Contoh terapi dengan menjadikan enzim

mikroorganisme sebagai sasaran kerja antara

lain:

Pada penyakit tumor, sel tumor dapat

dikendalikan perkembangannya dengan

menghambat mitosisnya. Mitosis sel tumor

membutuhkan DNA baru (purin dan

pirimidin baru). Proses ini membutuhkan

asam folat sebagai donor metil yang

dapat dibuat oleh mikroorganisme sendiri

dengan memanfaatkan bahan baku asam p-

aminobenzoat (PABA), pteridin, dan asam

glutamat. Suatu analog dari PABA, yaitu

sulfonamida dan turunannya dapat

dimanfaatkan untuk menghambat pemakaian

PABA untuk membentuk asam folat.

Page 28: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Penggunaan antibiotika, yaitu senyawa

yang dikeluarkan oleh suatu

mikroorganisme di alam bebas dalam

rangka mempertahankan substrat dari

kolonisasi oleh mikroorganisme lain

dalam memperebutkan sumber daya, juga

berperan dalam terapi. Contohnya adalah

penisilin, suatu antibiotik yang

menghambat enzim transpeptidase yang

mengkatalisis dipeptida D-alanil D-

alanin sehingga peptidoglikan di dinding

sel bakteri tidak terbentuk dengan

sempurna. Bakteri akan rentan terhadap

perbedaan tekanan osmotik sehingga

gampang pecah.

Perbedaan mekanisme sintesis protein

antara mikroorganisme dan sel pejamu

juga dapat dimanfaatkan sebagai salah

satu prinsip terapi. Penggunaan

Page 29: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

antibiotika tertentu dapat menghambat

sintesis protein pada mikroorganisme.

C. Interaksi protein-ligan sebagai sasaran

pengobatan. Pengobatan dengan sasaran interaksi

protein-ligan mengacu kepada prinsip interaksi

sistem mediator-reseptor, di mana apabila

mediator disaingi oleh molekul analognya sehingga

tidak dapat berikatan dengan reseptor, sehingga

efek dari mediator tersebut tidak terjadi.

Contoh pengobatan dengan menjadikan

interaksi protein-ligan sebagai sasarannya antara

lain:

Pengendalian tekanan darah yang diatur oleh

hormon adrenalin. Reseptor yang terdapat pada

hormon adrenalin, yaitu α-reseptor dan β-

reseptor dapat dihambat oleh senyawa-senyawa

yang berbeda. Penghambatan pada β-reseptor

dapat menimbulkan efek pelemasan otot polos

dan penurunan detak jantung. Obat-obatan yang

Page 30: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

bekerja dengan cara tersebut dikenal sebagai

β-blocker.

Penggunaan antihistamin untuk tujuan

tertentu. Histamin merupakan turunan asam

amino histidin yang berperan sangat luas,

mulai dari neuromediator, mediator radang

pada kapiler, meningkatkan pembentukan dan

pengeluaran asam lambung HCl, kontraksi otot

polos di bronkus, dan lain-lain. Tidak jarang

ketika misalnya terjadi peradangan yang

memicu pengeluaran histamin, terjadi efek-

efek lain seperti sakit perut dan lain-lain.

Untuk itu dikembangkan senyawa spesifik yang

mampu bekerja sebagai pesaing histamin, yaitu

antihistamin. Dengan adanya antihistamin ini,

maka respon yang ditimbulkan akibat kerja

histamin dapat ditekan.

BAB III

PEMBAHASAN

Page 31: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Penggunaan enzim sebagai petanda dari kerusakan

suatu jaringan mengikuti prinsip bahwasanya secara

teoritis enzim intrasel seharusnya tidak terlacak di

cairan ekstrasel dalam jumlah yang signifikan. Pada

kenyataannya selalu ada bagian kecil enzim yang berada

di cairan ekstrasel. Keberadaan ini diakibatkan adanya

sel yang mati dan pecah sehingga mengeluarkan isinya

(enzim) ke lingkungan ekstrasel, namun jumlahnya sangat

sedikir dan tetap. Apabila enzim intrasel terlacak di

dalam cairan ekstrasel dalam jumlah lebih besar dari

yang seharusnya, atau mengalami peningkatan yang

bermakna/signifikan, maka dapat diperkirakan terjadi

kematian (yang diikuti oleh kebocoran akibat pecahnya

membran) sel secara besar-besaran. Kematian sel ini

dapat diakibatkan oleh beberapa hal, seperti keracunan

bahan kimia (yang merusak tatanan lipid bilayer),

kerusakan akibat senyawa radikal bebas, infeksi

(virus), berkurangnya aliran darah sehingga lisosom

mengalami lisis dan mengeluarkan enzim-enzimnya, atau

terjadi perubahan komponen membrane sehingga sel imun

Page 32: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

tidak mampu lagi mengenali sel-sel tubuh dan sel-sel

asing, dan akhirnya menyerang sel tubuh (penyakit

autoimun) dan mengakibatkan kebocoran membrane.

Contoh penggunaan enzim sebagai petanda adanya

suatu kerusakan jaringan adalah sebagai berikut:

Peningkatan aktivitas enzim renin menunjukkan

adanya gangguan perfusi darah ke glomerulus

ginjal, sehingga renin akan menghasilkan

angiotensin II dari suatu protein serum yang

berfungsi untuk menaikkan tekanan darah

Peningkatan jumlah Alanin aminotransferase (ALT

serum) hingga mencapai seratus kali lipat (normal

1-23 sampai 55U/L) menunjukkan adanya infeksi

virus hepatitis, peningkatan sampai dua puluh kali

dapat terjadi pada penyakit mononucleosis

infeksiosa, sedangkan peningkatan pada kadar yang

lebih rendah terjadi pada keadaan alkoholisme.

Peningkatan jumlah tripsinogen I (salah satu

isozim dari tripsin) hingga empat ratus kali

Page 33: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

menunjukkan adanya pankreasitis akut, dan lain-

lain.

Sebagai reagensia diagnosis, enzim dimanfaatkan

menjadi bahan untuk mencari petanda (marker) suatu

senyawa. Dengan memanfaatkan enzim, keberadaan suatu

senyawa petanda yang dicari dapat diketahui dan diukur

berapa jumlahnya. Kelebihan penggunaan enzim sebagai

suatu reagensia adalah pengukuran yang dihasilkan

sangat khas dan lebih spesifik dibandingkan dengan

pengukuran secara kimia, mampu digunakan untuk mengukur

kadar senyawa yang jumlahnya sangat sedikit, serta

praktis karena kemudahan dan ketepatannya dalam

mengukur.

Contoh penggunaan enzim sebagai reagen adalah sebagai

berikut:

Uricase yang berasal dari jamur Candida utilis dan

bakteri Arthobacter globiformis dapat digunakan

untuk mengukur asam urat.

Page 34: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Pengukuran kolesterol dapat dilakukan dengan

bantuan enzim kolesterol-oksidase yang dihasilkan

bakteri Pseudomonas fluorescens.

Pengukuran alcohol, terutama etanol pada penderita

alkoholisme dan keracunan alcohol dapat dilakukan

dengan menggunakan enzim alcohol dehidrogenase

yang dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisciae,

dan lain-lain.

Sebagai petanda pembantu dari reagensia, enzim

bekerja dengan memperlihatkan reagensia lain dalam

mengungkapkan senyawa yang dilacak. Senyawa yang

dilacak dan diukur sama sekali bukan substrat yang khas

bagi enzim yang digunakan. Selain itu, tidak semua

senyawa memiliki enzimnya, terutama senyawa-senyawa

sintetis. Oleh karena itu, pengenalan terhadap substrat

dilakukan oleh antibodi. Adapun dalam hal ini enzim

berfungsi dalam memperlihatkan keberadaan reaksi antara

antibodi dan antigen.

Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

Page 35: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Pada teknik imunoenzimatik ELISA (Enzim Linked

Immuno Sorbent Assay), antibodi mengikat senyawa

yang akan diukur, lalu antibodi kedua yang sudah

ditandai dengan enzim akan mengikat senyawa yang

sama. Kompleks antibodi-senyawa-antibodi ini lalu

direaksikan dengan substrat enzim, hasilnya adalah

zat berwarna yang tidak dapat diperoleh dengan

cara imunosupresi biasa. Zat berwarna ini dapat

digunakan untuk menghitung jumlah senyawa yang

direaksikan. Enzim yang lazim digunakan dalam

teknik ini adalah peroksidase, fosfatase alkali,

glukosa oksidase, amilase, galaktosidase, dan

asetil kolin transferase.

Pada teknik EMIT (Enzim Multiplied Immunochemistry

Test), molekul kecil seperti obat atau hormon

ditandai oleh enzim tepat di situs katalitiknya,

menyebabkan antibodi tidak dapat berikatan dengan

molekul (obat atau hormon) tersebut. Enzim yang

lazim digunakan dalam teknik ini adalah lisozim,

Page 36: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

malat dehidrogenase, dan gluksa-6-fosfat

dehidrogenase.

Berdasarkan lamanya pemberian enzim sebagai

pengobatan, maka keadaan defisiensi enzim dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu keadaan defisiensi

enzim yang bersifat sementara dan bersifat menetap.

Contoh keadaan defisiensi enzim yang bersifat

sementara adalah defisiensi enzim-enzim pencernaan.

Seperti yang diketahui, enzim-enzim pencernaan sangat

beragam, beberapa di antaranya adalah protease dan

peptidase yang mengubah protein menjadi asam amino,

lipase yang mengubah lemak menjadi asam lemak,

karbohidrase yang mengubah karbohidrat seperti amilum

menjadi glukosa serta nuklease yang mengubah asam

nukleat menjadi nukleotida. Adapun defisiensi enzim

yang bersifat menetap menyebabkan banyak kelainan, yang

biasanya juga disebut sebagai kelainan genetic

mengingat enzim merupakan protein yang ditentukan oleh

gen. Contoh kelainan akibat defisiensi enzim antara

lain adalah hemofilia. Hemofilia adalah suatu keadaan

Page 37: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

di mana penderita mengalami kesulitan penggumpalan

darah (cenderung untuk pendarahan) akibat defisiensi

enzim-enzim terkait penggumpalan darah. Saat ini telah

diketahui ada tiga belas faktor, sebagian besar adalah

protease dalam bentuk proenzim, yang diperlukan dalam

proses penggumpalan darah. Pada penderita hemofilia,

terdapat gangguan/defisiensi pada faktor VIII (Anti-

Hemophilic Factor), faktor IX, dan faktor XI. Kelainan

ini dapat diatasi dengan transfer gen yang mengkode

faktor IX. Diharapkan gen tersebut dapat mengkode

enzim-enzim protease yang diperlukan dalam proses

penggumpalan darah.

Pada terapi di mana enzim sel individu sebagai

sasaran kinerja terapi, digunakan senyawa-senyawa untuk

mempengaruhi kerja suatu enzim sebagai penghambat

bersaing. Contoh penyakit yang dapat diobati dengan

terapi ini adalah:

Melitus.

Pada penyakit Diabetes Melitus, senyawa yang

diinduksikan adalah akarbosa (acarbose), di mana

Page 38: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

akarbosa akan bersaing dengan amilum makanan untuk

mendapatkan situs katalitik enzim amilase

(pankreatik α-amilase) yang akan mengubah amilum

menjadi glukosa sederhana. Akibatnya reaksi

tersebut akan terganggu, sehingga kenaikan gula

darah setelah makan dapat dikendalikan.

Penumpukan cairan.

Enzim anhidrase karbonat merupakan enzim

yang mengatur pertukaran H dan Na di tubulus

ginjal, di mana H akan terbuang keluar bersama

urine, sedangkan Na akan diserap kembali ke dalam

darah. Adalah senyawa turunan sulfonamida, yaitu

azetolamida yang berfungsi menghambat kerja enzim

tersebut secara kompetitif sehingga pertukaran

kation di tubulus ginjal tidak akan terjadi. Ion

Na akan dibuang keluar bersama dengan urine. Sifat

ion Na yang higroskopis menyebabkan air akan ikut

keluar bersamaan dengan ion Na; hal ini membawa

keuntungan apabila terjadi penumpukan cairan bebas

di ruang antar sel (udem). Dengan kata lain

Page 39: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

senyawa azetolamida turut berperan dalam menjaga

kesetimbangan cairan tubuh.

Pengendalian tekanan darah diatur oleh enzim

renin-EKA dan angiosintase.

Enzim renin-EKA berperan dalam menaikkan

tekanan darah dengan menghasilkan produk

angiotensin II, sedangkan angiosintase bekerja

terbalik dengan mengurangi aktivitas angiotensin

II. Untuk menghambat kenaikan tekanan darah, maka

manipulasi terhadap kerja enzim khususnya EKA

dapat dilakukan dengan pemberian obat penghambat

EKA (ACE Inhibitor).

Mediator radang prostaglandin yang dibentuk dari

asam arakidonat melibatkan dua enzim, yaitu

siklooksigenase I dan II (cox 1 dan cox II). Ada

obat atau senyawa tertentu yang mempengaruhi

kinerja cox 1 dan cox II sehingga dapat digunakan

untuk mengurangi peradangan dan rasa sakit.

Dengan menggunakan prinsip pengaruh senyawa

terhadap enzim, maka enzim yang berfungsi untuk

Page 40: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

memecah AMP siklik (cAMP) yaitu fosfodiesterase

(PD) dapat dihambat oleh berbagai senyawa, antara

lain kafein (trimetilxantin), teofilin,

pentoksifilin, dan sildenafil. Teofilin digunakan

untuk mengobati sesak nafas karena asma,

pentoksifilin digunakan untuk menambah kelenturan

membran sel darah merah sehingga dapat memasuki

relung kapiler, sedangkan sildenafil menyebabkan

relaksasi kapiler di daerah penis sehingga aliran

darah yang masuk akan bertambah dan tertahan untuk

beberapa saat.

Penyakit kanker merupakan penyakit sel ganas yang

harus dicegah penyebarannya. Salah satu cara untuk

mencegah penyebarannya adalah dengan menghambat

mitosis sel ganas. Seperti yang diketahui, proses

mitosis memerlukan pembentukan DNA baru (purin dan

pirimidin). Pada pembentukan basa purin, terdapat

dua langkah reaksi yang melibatkan formilasi

(penambahan gugus formil) dari asam folat yang

telah direduksi. Reduksi asam folat ini dapat

Page 41: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

dihambat oleh senyawa ametopterin sehingga

sintesis DNA menjadi tidak berlangsung. Selain itu

penggunaan azaserin dapat menghambat biosintesis

purin yang membutuhkan asam glutamate. 6-

aminomerkaptopurin juga dapat menghambat

adenilosuksinase sehingga menghambat pembentukan

AMP (salah satu bahan DNA).

Pada penderita penyakit kejiwaan, pemberian obat

anti-depresi (senyawa) inhibitor monoamina

oksidase (MAO inhibitor) dapat menghambat enzim

monoamina oksidase yang mengkatalisis oksidasi

senyawa amina primer yang berasal dari hasil

dekarboksilasi asam amino. Enzim monoamina

oksidase sendiri merupakan enzim yang mengalami

peningkatan jumlah ada sel susunan saraf penderita

penyakit kejiwaan.

Pada terapi di mana enzim mikroorganisme yang

menjadi sasaran kerja, digunakan prinsip bahwa enzim

yang dibidik tidak boleh mengkatalisis reaksi yang sama

atau menjadi bagian dari proses yang sama dengan yang

Page 42: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

terdapat pada sel pejamu. Hal ini bertujuan untuk

melindungi sel pejamu, sekaligus meningkatkan

spesifitas terapi ini. Karena yang dibidik adalah enzim

mikroorganisme, maka penyakit yang dihadapi kebanyakan

adalah penyakit-penyakit infeksi.

Contoh terapi dengan menjadikan enzim

mikroorganisme sebagai sasaran kerja antara lain:

Pada penyakit tumor, sel tumor dapat dikendalikan

perkembangannya dengan menghambat mitosisnya.

Mitosis sel tumor membutuhkan DNA baru (purin dan

pirimidin baru). Proses ini membutuhkan asam folat

sebagai donor metil yang dapat dibuat oleh

mikroorganisme sendiri dengan memanfaatkan bahan

baku asam p-aminobenzoat (PABA), pteridin, dan

asam glutamat. Suatu analog dari PABA, yaitu

sulfonamida dan turunannya dapat dimanfaatkan

untuk menghambat pemakaian PABA untuk membentuk

asam folat.

Penggunaan antibiotika, yaitu senyawa yang

dikeluarkan oleh suatu mikroorganisme di alam

Page 43: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

bebas dalam rangka mempertahankan substrat dari

kolonisasi oleh mikroorganisme lain dalam

memperebutkan sumber daya, juga berperan dalam

terapi. Contohnya adalah penisilin, suatu

antibiotik yang menghambat enzim transpeptidase

yang mengkatalisis dipeptida D-alanil D-alanin

sehingga peptidoglikan di dinding sel bakteri

tidak terbentuk dengan sempurna. Bakteri akan

rentan terhadap perbedaan tekanan osmotik sehingga

gampang pecah.

Perbedaan mekanisme sintesis protein antara

mikroorganisme dan sel pejamu juga dapat

dimanfaatkan sebagai salah satu prinsip terapi.

Penggunaan antibiotika tertentu dapat menghambat

sintesis protein pada mikroorganisme.

BAB IV

PENUTUP

Page 44: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

IV.1 Kesimpulan

Pengertian enzim secara umum yaitu enzim

merupakan senyawa organik bermolekul besar yang

berfungsi untuk mempercepat jalannya reaksi

metabolisme di dalam tubuh tanpa memperngaruhi

keseimbangan reaksi. Enzim banyak berperan pada

pemecahan beberapa masalah vital di era modern

seperti sekarang, misalnya produksi makanan,

kekurangan dan pemeliharaan energi, dan peningkatan

lingkungan dan beberapa industri.

Pemanfaatan enzim dalam pengobatan meliputi

penggunaan enzim sebagai obat, pemberian senyawa

kimia untuk memanipulasi kinerja suatu enzim

dengan demikian suatu efek tertentu dapat

dicapai (enzim sebagai sasaran

pengobatan),serta manipulasi terhadap ikatan

protein-ligan sebagai sasaran pengobatan.

Page 45: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

DAFTAR PUSTAKA

Murray R K, et al. Harper’s Biochemistry 25th ed.

Appleton & Lange. America 2000.

Davis S.P., 1985, prinsip-prinsip biokimia, Jakarta (BU

II)

Gernida, 1996, Biokimia, Gramedia, jakarta (BA II) 

Lehninger A, Nelson D, Cox M M. Principles of

Biochemistry 2nd 1993

http://id.wikipedia.org//w/index.Enzim.25Maret

2009. Anonim. 2009.

http://openid.claimid.com/fionaangelina. 25Maret20

09.Anonim.2009

http://id.wikipedia.org//w/index.Nanas.25Maret

2009.Anonim. 2009.

http://id.wikipedia.com//w/index.Pisang. 25Maret20

09.Anonim.2009.

Pengaruh Konsentrasi enzim α -amilaseterhadap Sifat fisik

dan Organoleptik Filtrat

Page 46: MAKALAH FARMAKOGNOSI ANALITIKq..semoga bermanfaat :) :)

Bubur.http://lemlit.unila.ac.id//file.25 Maret

2009.Anonim. 2009.

http://kungfichem.blogspot.com/feeds/spots/

default. 25 Maret 2009. Anonim.2009.