Top Banner

of 23

Makalah Etika Agama (Bunuh Diri)

Oct 15, 2015

Download

Documents

Tugas Agama (Etika Dasar)
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

TUGAS MAKALAH AGAMA (ETIKA DASAR)PERANAN ETIKA AGAMA DALAM KASUS BUNUH DIRI DI KALANGAN REMAJA MENURUT PANDANGAN AGAMA HINDU DAN AGAMA ISLAMDosen Pengampu : Dra. IGAP. Suryani, M.Si.

Nama Kelompok :

1. Regi Mahendra

(1308105005)

2. I Putu Juan Dirga Atmaja Suartama(1308105024)

3. I Ketut Gede Dharma Dewantara

(1308105029)JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

BAB IPENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANGSetiap orang pasti mempunyai masalah dalam kehidupannya mulai dari masalah pribadi maupun masalah dengan orang lain di lingkungan sekitarnya. Namun, dalam urusan pemecahan masalahnya setiap orang mempunyai caranya masing-masing. Tetapi tidak semua orang mampu untuk memecahkan masalahnya dengan fikiran dan hati yang tenang. Terkadang apabila seseorang mengalami permasalahan yang sangat berat jalan pintas dipakai untuk menyelesaikannya yaitu dengan cara bunuh diri tanpa memikirkan dampak apa yang mereka lakukan bagi dirinya sendiri serta orang lain. Maraknya kasus bunuh diri belakangan ini menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan, apalagi pelaku kasus bunuh diri rata-rata berasal dari kalangan remaja. Berbagai macam alasan digunakan untuk menghalalkan kasus bunuh diri ini. Mulai dari kasus ekonomi, masalah dalam keluarga dan teman, sampai masalah hubungan percintaan.Dalam perkembangan psikologi, remaja dikenal sedang dalam fase pencarian jati diri yang penuh kesukaran dan persoalan. Fase ini berlangsung mulai usia 11-19 tahun pada wanita dan 12-20 tahun pada pria. Dikatakan sebagai fase yang penuh kesukaran dan persoalan karena dalam fase ini remaja sedang berada di dua persimpangan antara dunia anak-anak dan dunia orang dewasa. Dimana mereka terkadang masih bertingkah laku seperti anak-anak namun tuntutan sosial mengharuskannya bertingkah laku seperti orang dewasa.

Sejalan dengan perkembangan sosialnya, mereka lebih konformitas pada kelompoknya dan mulai melepaskan diri dari ikatan dan ketergantungan kepada orangtuanya dan sering menunjukkan sikap menantang otoritas orangtuanya. Kesukaran dan persoalan yang terjadi pada fase remaja ini bukan hanya muncul pada diri remaja itu sendiri melainkan juga pada orang tua, guru, dan masyarakat. Sebagaimana yang sering kita lihat pertentangan antara remaja dengan orang tua, remaja dengan guru, dan remaja dengan kalangannya sendiri. Semua ini terjadi karena remaja masih berada di dua persimpangan tadi. Dapat dipastikan bahwa seseorang yang sedang dalam keadaan transisi atau peralihan dari suatu keadaan ke keadaan yang lain/baru seringkali mengalami gejolak dan goncangan yang terkadang dapat berakibat buruk bahkan fatal terhadap remaja itu sendiri maupun orang lain. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa semua kesukaran dan persoalan yang muncul pada fase perkembangan remaja ini dapat diminimalisir bahkan dihilangkan jika orangtua, guru, dan masyarakat mampu memahami perkembangan jiwa, perkembangan kesehatan mental remaja, dan mampu meningkatkan kepercayaan diri remaja.

Menurut beberapa ahli psikologi, keluarga atau orangtua yang baik adalah orang tua yang mampu memperkenalkan kebutuhan remaja berikut tantangan-tantangannya untuk bisa bebas kemudian membantu dan mensupportnya secara maksimal dan memberikan kesempatan, menghormatinya dalam hal berpendapat, mengambil keputusan, ketertarikan, dan kepribadian anak.

Kesehatan mental remaja, depresi pada remaja adalah beberapa indikator dan penyebab masalah kesehatan mental remaja selain orang dewasa, remaja pun dapat mengalami kesehatan mental yang secara umum dapat mempengaruhi cara berpikir, perasaan, dan tingkah laku. Masalah inilah yang dapat menyebabkan seorang remaja mengalami kegagalan studi, melakukan perilaku yang menyimpang, melakukan kriminalitas, dan lain-lain. Kesehatan mental yang sering dialami oleh remaja diantaranya depresi, rasa takut, rasa cemas, hiperaktif, gangguan makan, gangguan tidur, dan lain-lain. Dan dalam hal ini kami membahas tentang depresi pada remaja.

Perasaan depresi dan gembira bersifat universal. Ini membuat mood disorders (gangguan suasana perasaan) gangguan yang membuat orang begitu kehilangan daya hidup bunuh diri dianggap sebagai pilihan yang lebih baik dari pada tetap hidup. Dalam perkembangan normalpun seorang remaja mempunyai kecenderungan untuk mengalami depresi. Oleh karena itu sangatlah penting untuk membedakan secara jelas dan hati -hati antara depresi yang disebabkan oleh gejolak mood yang normal pada remaja dengan depresi yang tinggi. Akibat sulitnya membedakan antara kedua kondisi diatas, membuat depresi pada remaja sering tidak terdiagnosis. Bila tidak ditangani dengan baik, gangguan psikiatrik pada remaja sering kali akan berlanjut sampai masa dewasa.

Depresi pada remaja harus segera ditangani karena kalau berkepanjangan, dapat mengakibatkan bunuh diri yang berujung pada kematian. Makin lama seseorang mengalami depresi, makin lemah daya tahan mentalnya, makin habis energynya, makin habis semangatnya, makin terdistorsi pola pikirnya sehingga dia tidak bisa melihat alternatif solusi, tidak bisa melihat ke depan, tidak menemukan harapan, tidak bisa berpikir positif. Ini menyebabkan remaja melihat bahwa bunuh diri menjadi solusi satu-satunya. Untuk itu, kami mengangkat judul ini sebagai bahan makalah dalam mata kuliah Agama (Etika Dasar).1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari remaja dan bunuh diri ?

2. Apa saja jenis-jenis pengelompokkan bunuh diri ?

3. Apa penyebab remaja melakukan bunuh diri ?

4. Bagaimana hubungan antara kasus bunuh diri dengan peranan etika agama menurut pandangan agama hindu dan agama islam ?

5. Apa solusi yang efektif untuk mencegah tindakan bunuh diri di kalangan remaja ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN1. Untuk mengetahui pengertian remaja dan bunuh diri.

2. Untuk mengetahui jenis-jenis pengelompokkan bunuh diri.

3. Untuk mengetahui penyebab remaja melakukan perilaku bunuh diri.4. Untuk mengetahui hubungan antara kasus bunuh diri dengan peranan etika agama menurut pandangan agama hindu dan agama islam.5. Untuk mengetahui solusi yang efektif dalam kasus bunuh diri di kalangan remaja.6. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Agama (Etika Dasar).

1.4 METODE PENELITIANMetode penelitian yang digunakan dalam makalah ini yaitu kajian pustaka (sumber-sumber informasi dari buku, majalah, tabloid dan juga dari internet) serta metode observasi yaitu turun langsung ke tempat kejadian untuk menggali informasi dari narasumber atau dari orang-orang di sekitar tempat kejadian.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Remaja dan Bunuh DiriA. Pengertian Remaja

Remaja berasal dari kata latin adolesence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik. Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1990) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.Borring E.G. (Hurlock, 1990) mengatakan bahwa masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Sedangkan Monks, dkk (Hurlock, 1990) menyatakan bahwa masa remaja suatu masa disaat individu berkembang dari pertama kali menunjukkan tanda-tanda seksual, mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak menjadi dewasa, serta terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh pada keadaan yang mandiri.

Neidahart (Hurlock, 1990) menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa peralihan dan ketergantungan pada masa anak-anak ke masa dewasa, dan pada masa ini remaja dituntut untuk mandiri. Pendapat ini hampir sama dengan yang dikemukakan oleh Ottorank (Hurlock, 1990) bahwa masa remaja merupakan masa perubahan yang drastis dari keadaan tergantung menjadi keadaan mandiri, bahkan Daradjat (Hurlock, 1990) mengatakan masa remaja adalah masa dimana munculnya berbagai kebutuhan dan emosi serta tumbuhnya kekuatan dan kemampuan fisik yang lebih jelas dan daya fikir yang matang.

Erikson (Hurlock, 1990) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa kritis identitas atau masalah identitas ego remaja. Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat, serta usaha mencari perasaan kesinambungan dan kesamaan baru para remaja harus memperjuangkan kembali dan seseorang akan siap menempatkan idola dan ideal seseorang sebagai pembimbing dalam mencapai identitas akhir.

Berdasarkan beberapa pengertian remaja yang telah dikemukakan para ahli, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa remaja adalah individu yang sedang berada pada masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa dan ditandai dengan perkembangan yang sangat cepat dari aspek fisik, psikis dan sosial.

B. Pengertian Bunuh DiriBunuh diri ialah perbuatan untuk mengakhiri hidup atau perbuatan memusnahkan diri kerana enggan berhadapan dengan sesuatu perkara yang dianggap tidak dapat ditangani. Kejadian membunuh diri ini lazimnya berlaku kepada mereka yang menghadapi tekanan sama ada dari segi mental atau fisik. Mereka ini akan bertindak di luar pemikiran akal yang logis. Latar belakang individu yang bermasalah seperti masalah dalam keluarga, putus cinta, dan sebagainya. Cara yang populer untuk mencoba bunuh diri di kalangan kaum perempuan adalah menelan pil, biasanya obat tidur. Sedangkan kaum laki-laki lebih suka memilih cara yang lebih letal atau mematikan, seperti menggantung diri.

Kebanyakan percobaan bunuh diri di kalangan kaum perempuan maupun laki-laki dilakukan ditengah suasana percekcokan antar pribadi atau tekanan hidup berat lainnya. Kelompok yang beresiko tinggi untuk melakukan percobaan bunuh diri adalah mahasiswa, penderita depresi, para lansia, pecandu alcohol, orang-orang yang berpisah atau bercerai dengan pasangan hidupnya, orang-orang yang hidup sebatang kara, kaum pendatang, para penghuni daerah kumuh dan miskin, kelompok profesional tertentu, seperti dokter, pengacara dan psikolog. Banyak kasus bunuh diri dilakukan karena stress yang ditimbulkan oleh berbagai sebab, antara lain :

1. DepresiAda indikasi bahwa sebagian besar dari orang yang berhasil melakukan bunuh diri tengah dilanda depresi pada saat tindakan tersebut dilakukan.2. Krisis Dalam Hubungan InterpersonalKonflik-konflik dan pemutusan hubungan, seperti konflik-konflik dalam perkawinan, perpisahan, perceraian, kehilangan orang-orang terkasih akibat kematian, dapat menimbulkan stress berat yang mendorong dilakukannya tindakan bunuh diri.

3. Kegagalan Dalam Suatu Hal

Perasaan bahwa dirinya telah gagal dalam suatu urusan penting, biasanya menyangkut pekerjaan, dapat menimbulkan devaluasi diri atau rasa kehilangan harga diri yang mendorong tindakan bunuh diri.

4. Konflik BatinDi sini stress itu bersumber dari konflik batin atau pertentangan di dalam pikiran orang yang bersangkutan sendiri. Misalnya seorang pria lajang merasa cemas, bingung, ragu-ragu antara memilih hidup atau mati, dan akhirnya memutuskan untuk tidak lagi melanjutkan teka-teki itu dengan melakukan bunuh diri.

5. Kehilangan Makna dan Harapan HidupKarena kehilangan makna dan harapan hidup, orang merasa bahwa hidup ini sia-sia. Akibatnya orang memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri. Perasaan semacam ini sering dialami oleh orang-orang yang menderita penyakit kronis atau penyakit terminal.2.2 Jenis - Jenis Pengelompokkan Bunuh Diri

Apakah begitu mudah seseorang memutuskan untuk bunuh diri ? Jawabannya tidak, sebagaimana terbukti dari adanya gejala yang disebut Ambivalensi dalam bunuh diri. Artinya, senantiasa terjadi keraguan antara melaksanakan dan mengurungkan niat pada orang-orang yang berniat bunuh diri. Meminjam kata Hamlet To Be or Not To Be, Farberow dan Litman (1970) menggolongkan tiga jenis perilaku bunuh diri berdasarkan kesungguhan atau tidaknya niat seseorang untuk menghilangkan nyawanya sendiri, yaitu sebagai berikut :1. Kelompok To Be

Yakni orang - orang yang tidak sunguh - sungguh ingin mati, tetapi hanya ingin menyampaikan pesan kepada orang lain tentang kesedihan yang dialaminya dan keinginannya untuk bunuh diri. Maka percobaan bunuh dirinya pun tidak sungguh-sungguh, misalnya menelan obat tidur dalam jumlah tidak terlampau banyak, menggores urat nadinya tidak terlampau dalam, dan cara-cara lain yang tidak mematikan. Mereka biasanya juga sudah menyiapkan agar orang lain memergoki mereka dan pasti memberikan pertolongan.

2. Kelompok Not To Be

Yakni orang - orang yang sungguh - sungguh berniat menghilangkan nyawanya sendiri. Biasanya mereka tidak memberikan peringatan sebelumnya dan mengatur situasinya sedemikian rupa sehingga orang lain tidak akan bisa menolong. Mereka juga memilih cara-cara bunuh diri yang lebih mematikan, seperti menembak dirinya sendiri atau melompat dari lantai teratas gedung bertingkat.

3. Kelompok To Be or Not To BeYakni orang - orang yang ragu - ragu, apakah ingin terus hidup atau mati. Biasanya mereka lalu menyerahkan keputusan itu pada faktor kebetulan atau nasib. Cara yang dipakai untuk mencoba bunuh diri biasanya berbahaya namun efeknnya relatif makan waktu yang lama, sehingga masih terbuka kesempatan untuk diselamatkan. Misalnya melukai secara serius bagian tubuh yang tidak vital.

2.3 Faktor - Faktor Penyebab Remaja Melakukan Bunuh Diri

Remaja memilih kematian sebagai jalan keluar karena penderitaan menjadi tak tertahankan dalam pandangan mereka. Tekanan dari teman sebaya, tekanan akademik dan sosial, gejolak dalam keluarga yang menyebabkan gangguan emosional, perasaan penuh dengan kesepian, penolakan, kegagalan, dan kinerja yang buruk adalah beberapa faktor penyebab bunuh diri. Mereka merasa bahwa hanya ada sedikit harapan untuk perubahan, perbaikan, atau kemungkinan masa depan yang lebih baik dengan kehidupan yang mereka lalui. Berikut faktor - faktor penyebab remaja melakukan bunuh diri : Riwayat kecenderungan bunuh diri dalam keluarga atau mencoba bunuh diri dapat menjadi penyebab untuk bunuh diri pada remaja. Para peneliti menemukan bahwa genetika juga menyebabkan suatu pikiran dan perilaku tersebut, yang dapat diturunkan dari generasi ke generasi. Pertengkaran dalam keluarga dan perceraian orang tua secara emosional dapat menekan anak. Anak mungkin tidak dapat menerima atau menyeimbangkan situasi, yang akhirnya mengarah pada depresi.

Para remaja dapat stress akibat hubungan yang terputus, ini dapat mempengaruhi kestabilan emosi. Masalah patah hati kadang juga menjadi momok yang menakutkan bagi mereka.

Remaja mungkin memakai alkohol dan menyalahgunakan obat-obatan untuk meringankan beban pikiran mereka. Namun, dalam waktu singkat hal ini akan membuat kecanduan, selain itu juga merasa rentan dan tak berdaya, yang nantinya akan mengarah pada bunuh diri.

Stress dan perasaan penolakan, merasa tidak diinginkan dan kesepian, dapat mempengaruhi mental seorang remaja. Hal ini dapat mengakibatkan perilaku agresif atau perubahan suasana hati yang sangat ekstrim. Seringkali rasa bersalah menjadi penyebab melakukan sesuatu yang salah dan pada akhirnya sampai dengan mengakhiri hidupnya.

Penyakit mental, gangguan psikologis, dan depresi dapat memicu pikiran untuk melakukan bunuh diri. Sebesar 95% orang memiliki penyakit mental atau gangguan yang sedang berlangsung, ketika mereka melakukan bunuh diri.

Kompetisi ketat, tekanan dalam keluarga, dan harapan untuk berprestasi jika tidak dapat dipenuhi dapat menimbulkan perasaan tak berharga. Maka itu bunuh diri menjadi satu-satunya solusi untuk masalah mereka.

Masa kanak-kanak yang bermasalah, kekerasan fisik, atau pelecehan seksual dapat mempengaruhi keseimbangan emosional mereka.

Mereka yang biseksual atau homoseksual dapat menjadi mangsa pikiran untuk bunuh diri terutama karena tekanan sosial, status, dan masalah keluarga. Faktor-faktor yang berhubungan dengan stress seperti lingkungan baru atau tidak nyaman, masalah penyesuaian dalam lingkaran sosial, dan tekanan teman sebaya juga dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.2.4 Hubungan Kasus Bunuh Diri dengan Peranan Etika Agama Menurut Agama Hindu dan Agama IslamA. Menurut Agama Hindu

Dalam nilai-nilai kearifan lokal dalam agama hindu yakni dikenal dengan istilah Tri Kaya Parisudha. Tri Kaya Parisudha adalah bagian dari etika (susila) agama Hindu. Timbulnya kata Tri Kaya Parisudha berasal dari sebuah semboyan dharma yang berbunyi : Paropakaran punya ya, papaya, para piadanam mempunyai pengertian yaitu dari Tri artinya tiga, Kaya artinya gerak atau perbuatan dan Parisudha artinya suci. Jadi, Tri Kaya Parisudha artinya tiga gerak atau perbuatan yang harus disucikan. Tri Kaya Parisudha sebagai bagian dari ajaran etika dalam agama Hindu akan memberikan tuntunan dan jalan menuju pada kedamaian serta keharmonisan kehidupan di dunia dan akhirat. Tri Kaya Parisudha terdiri dari tiga bagian yaitu :

1. Kayika, yaitu perbuatan yang baik.2. Wacika, yaitu perkataan yang baik.3. Manacika, yaitu pikiran yang baik, dimaksudkan dari pikiran yang baik akan timbul kesucian diri.

Berikut ini penjelasan tentang Kayika, Wacika, dan Manacika :1. Kayika ParisudhaKayika Parisudha adalah perbuatan atau laksana yang baik merupakan pengamalan dari pikiran dan perkataan yang baik. Perbuatan yang baik dapat dilakukan dari adanya pengendalian pada tingkah laku, utamanya terhadap Himsa Karma yaitu perbuatan menyakiti, menyiksa, atau membunuh mahluk yang tidak berdosa atau bersalah. Himsa Karma hanya diperkenankan untuk keperluan yadnya. Adapun yang dituntut adalah perasaan manusia kearah keselarasan antara sesama manusia dan mahluk hidup lainnya (pawongan). Setiap orang dengan anggota badannya akan berperilaku dan berbuat. Dalam melakukan perbuatan, jika dilaksanakan sesuai dengan ajaran kebenaran maka sudah tentu perbuatan yang dilakukan adalah baik dan benar. Setiap orang selagi ia masih hidup, selamanya ia akan berbuat dan melakukan suatu perbuatan. Dengan berbuat berarti telah melakukan karma, dari perbuatan karma inilah akan menentukan kehidupan seseorang (Karma Phala). Berkarma dalam masa kehidupan sekarang ini berarti mempersiapkan untuk kehidupan yang akan datang. Oleh sebab itu, orang-orang yang sadar akan hal ini, akan berusaha dalam kehidupan ini berbuat yang baik daripada masa-masa terdahulu. Sebab setiap orang mengharapkan adanya kehidupan yang baik dan lebih menyenangkan di masa-masa yang akan datang.

2. Wacika ParisudhaPerkataan yang baik, manis di dengarkan oleh setiap orang. Perkataan itu patut timbul dari hati yang tulus, lemah lembut penyampaiannya dan menyenangkan hati pendengarnya. Untuk dapat berkata yang baik patut dipikirkan terlebih dahulu. Kata-kata merupakan saran komunikasi yang paling cepat diterima di dalam pergaulan, perhubungan, pendidikan, penyuluhan, penerangan, dan lain sebagainya. Perkataan yang baik diusahakan untuk akawe suka wong len yaitu mengusahakan kesenangan untuk orang lain, karena orang lainlah yang akan mendengar dan merasakannya.

Perkataan sangat perlu diperhatikan dan diteliti sebelum dikeluarkan karena perkataan merupakan alat yang penting bagi kita, guna menyampaikan segala isi hati dan maksud seseorang. Dari kata-kata kita dapat pula memperoleh suatu pengetahuan, mendapatkan suatu hiburan, serta nasehat-nasehat yang sangat berguna baik bagi kita maupun orang lain. Dengan kata-kata, orang dapat membuat susah orang lain.

3. Manacika ParisudhaManacika berarti perilaku yang berhubungan dengan pikiran. Manacika Parisudha adalah berpikir yang benar dan suci. Diantara Tri Kaya Parisudha ini, pikiranlah yang menentukan dan memegang peranan. Apa saja yang terdapat dalam pikiran akan tercetus dalam kata-kata, dan terwujud pula dalam perbuatan. Pikiran adalah sumber segala apa yang dilakukan oleh seseorang. Baik buruk perbuatan seseorang merupakan pencerminan dari pikiran. Bila baik dan suci pikiran seseorang, maka sudah tentu perbuatan dan segala penampilan akan bersih dan baik. Apabila diperhatikan benar-benar tentang segala perbuatan manusia di dunia ini, semuanya berpangkal pada pikiran.Ajaran Manacika Parisudha menuntun manusia untuk berpikir yang baik, berusaha menolong dirinya dengan mengendalikan pikirannya sebelum akan berkata-kata dan berbuat. Mereka yang kuat mengendalikan pikirannya sehingga tidak mengumbar hawa nafsunya akan lebih mudah mencapai cita-citanya. Mereka tidak banyak digoda atau diperbudak oleh hawa nafsunya. Demikian sebaliknya mereka yang kurang mampu mengendalikan hawa nafsunya sulit akan mencapai cita-citanya sebab itu diperbudak, pikirannya terbelenggu hingga lupa apa yang dilakukan.

Makna yang diperoleh dari pelaksanaan Tri Kaya Parisudha dalam kehidupan sehari-hari adalah :

a. Setiap orang akan selalu berpikir telebih dahulu sebelum berkata ataupun berbuat.

b. Setiap orang akan menjadi sopan santun dalam kehidupannya.

c. Kehidupan manusia di dunia ini akan tertib sehingga keadaan menjadi aman, tentram dan damai.d. Setiap orang tidak merasa was-was, takut ataupun curiga, karena masing-masing dapat mengendalikan dirinya.Dan nilai kearifan lokal lainnya menurut agama hindu yaitu Tri Hita Karana. Tri Hita Karana berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti Tri adalah tiga, Hita adalah kebahagiaan, dan Karana adalah penyebab. Jadi, Tri Hita Karana dapat diartikan Tiga Penyebab terciptanya Kebahagiaan. Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kebahagiaan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara :

1. Hubungan baik antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

2. Hubungan baik antara manusia dengan manusia lainnya.

3. Hubungan baik antara manusia dengan lingkungannya.

Dibawah ini penjelasan lebih lanjut tentang bagian-bagian dari Tri Hita Karana.1. Hubungan Baik antara Manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa

Manusia adalah ciptaan Tuhan dan Atman yang ada dalam diri manusia merupakan percikan sinar suci kebesaran Tuhan yang menyebabkan manusia dapat hidup. Oleh karena itu, manusia berhutang nyawa terhadap Tuhan. Umat Hindu wajib berterima kasih, berbakti dan selalu sujud kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). Rasa terima kasih dan sujud bhakti itu dapat dinyatakan dalam bentuk puja dan puji terhadap kebesaran-Nya, yaitu dengan cara :

Bersembahyang dan melaksanakan yadnya.

Melaksanakan Tirtha Yatra atau Dharma Yatra, yaitu kunjungan ketempat-tempat suci.

Melaksanakan Yoga Samadhi.

Mempelajari, menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agama.

2. Hubungan Baik antara Manusia dengan Manusia LainnyaSebagai mahluk sosial, umat Hindu tidak dapat hidup menyendiri. Mereka memerlukan bantuan dan kerja sama dengan orang lain. Karena itu hubungan antara sesamanya harus selalu baik dan harmonis. Hubungan antar manusia harus diatur dengan dasar saling asah, saling asih dan saling asuh, saling menghargai, saling mengasihi dan saling membimbing. Hubungan antar keluarga dirumah tangga harus harmonis. Komunikasi antara orang tua dan anak harus berjalan dengan baik begitu juga sebaliknya. Beranjak ketingkat berikutnya, hubungan baik dengan tetangga sekitar lingkungan rumah kita juga harus terjaga dengan baik. Selanjutnya beranjak kehubungan manusia lainnya yaitu hubungan dengan masyarakat lainya juga harus harmonis. Hubungan baik ini akan menciptakan keamanan dan kedamaian lahir batin di masyarakat. Masyarakat yang aman dan damai akan menciptakan negara yang tenteram dan sejahtera. Memang sepantasnya dan seharusnya kita mejalin hubungan tersebut dengan baik, tanpa ada perselisahan antara manusia atau masyarakat yang satu dengan yang lainnya.

3. Hubungan Baik antara Manusia dengan Lingkungannya

Manusia hidup dalam suatu lingkungan. Manusia memperoleh bahan keperluan hidup dari lingkungannya. Manusia dengan demikian sangat tergantung kepada lingkungannya. Oleh karena itu umat Hindu harus selalu memperhatikan situasi dan kondisi lingkungannya. Lingkungan harus selalu dijaga dan dipelihara serta tidak dirusak. Lingkungan harus selalu bersih dan rapi. Lingkungan tidak boleh dikotori atau dirusak. Hutan tidak boleh ditebang semuanya, binatang-binatang tidak boleh diburu seenaknya, karena dapat menganggu keseimbangan alam. Lingkungan justu harus dijaga kerapiannya, keserasiannya dan kelestariannya. Lingkungan yang ditata dengan rapi dan bersih akan menciptakan keindahan. Keindahan lingkungan dapat menimbulkan rasa tenang dan tenteram dalam diri manusia. Dalam umat hindu, hubungan baik antara manusia dengan lingkungan diwujudkan dalam bentuk upacara butha yadnya seperti halnya mecaru. Umat hindu melakukan upacara tersebut agar hubungan antara manusia dan lingkungan tetap terjalin dengan baik.

Hubungan kasus bunuh diri dengan nilai kearifan lokal yaitu hubungannya dengan Konsep agama hindu yaitu Tri Kaya Parisudha adalah sebelum kita bertindak atau berbuat dan juga berkata terlebih dahulu kita harus memikirkannya, apa dampak yang kita hasilkan dari perbuatan serta tutur kata yang kita ucapkan apakah bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain atau bahkan merugikan diri sendiri maupun orang lain. Jika meghadapi suatu masalah sebaiknya diselesaikan dengan hati dan pikiran yang tenang dan bijak jangan sampai mengambil jalan pintas dan menghalalkan segala cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut contohnya dengan cara bunuh diri atau gantung diri. Dan konsep agama hindu lainnya Tri Hita Karana yaitu hubungan Manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa, Manusia dengan Manusia, dan Manusia dengan Lingkungan sekitarnya. Hubungannya dengan kasus bunuh diri yaitu dampak hubungan manusia dengan Tuhan adalah manusia yang mati sia-sia karena bunuh diri akan dibenci Tuhan, karena Tuhan menciptakan manusia dan memberikan cobaan kepada setiap orang untuk menguji kesabaran dan ketabahan agar dapat menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Dampak hubungan manusia dengan manusia adalah apabila seseorang sedang mengalami masalah sebaiknya diceritakan kepada teman, keluarga, guru atau orang-orang terdekat kita yang dapat dipercayai serta dapat memberikan solusi untuk pemecahan masalah tersebut sehingga masalah dapat terselesaikan dan juga hubungan antar individu dengan individu lainnya dapat menciptakan kerukunan dan saling mempererat tali persahabatan. Sedangkan hubungan manusia dengan lingkungannya yaitu jika seseorang sedang mengalami permasalahan sebaiknya diselesaikan atau mencari hiburan (refreshing) dengan lingkungan di sekitarnya contohnya dengan cara ikut gotong royong, penanaman pohon (go green) dan bisa juga pergi ke tempat-tempat wisata agar pikiran dan hati dapat tenang sejenak sehingga lingkungan terawat dan bisa mencari solusi atas permasalahan yang dialami.Hubungan kasus bunuh diri menurut pandangan agama hindu, yakni :Asurya nama te loka andhena tamasavratah

Tamse pretyapi gachati ye ke catmahano janah

(Yayur Veda 40.3)

Artinya : Seseorang yang bunuh diri akan pergi ke asurya loka yang penuh dengan kegelapan.Suka duka dialami di dunia ini merupakan suatu kodrat ini timbul karena adanya hukum Rwa Bhineda yang diciptakan oleh Tuhan. Semua tidak bisa lepas dari hukum ini, ini berarti bahwa tidak ada sesuatupun yang sempurna di dunia ini selain Tuhan. Untuk itu ritme kehidupan manusia akan senantiasa mengalami dinamika yang disebut suka dan duka.Bhagawad Gita (XIII. 8) menyebutkan bahwa : Setiap makhluk yang dilahirkan sebagai manusia akan dibelenggu oleh enam kelemahan, yaitu :

1. Duka: Setiap orang mengalami sedih.2. Janma: Setiap orang mengalami kelahiran.3. Vyadhi: Setiap orang mengalami sakit.4. Jara: Setiap orang mengalami ketuaan/ tua.5. Dosa : Setiap orang mengalami dosa.6. Mrtya: Setiap orang mengalami kematian.Keberhasilan dan kegagalan yang dialami manusia kadang kala membuat orang lupa akan kesadaran menjadi manusia, keberhasilan akan dapat membuat orang menjadi takabur, angkuh, sombong namun sebaliknya kegagalan kadang - kadang datang sebagai kenyataan hidup yang harus dijalani bagi orang yang tidak siap dan goyah keyakinannya sehingga kegagalan bisa berakibat fatal, tidak jarang ada orang yang frustasi, rendah diri, stres, hilang semangat hidup dan bahkan bunuh diri.

Dalam ajaran agama Hindu bahkan agama manapun tidak membenarkan tindakan bunuh diri, seperti dalam kutipan sloka di atas jelas menentang tindakan bunuh diri. Kitab Sarasamuscaya 4 telah memberikan tuntunan kepada kita sebagai umat Hindu bahwa penjelmaan ini adalah jembatan emas untuk bisa lepas dan bebas dari lautan penderitaan melalui perbuatan baik, untuk itu manfaatkanlah menjelma menjadi manusia dengan baik sebab penjelmaan sebagai manusia sangat sulit didapat meskipun hina atau menderita janganlah hal itu dijadikan alasan untuk mengambil jalan pintas untuk bunuh diri.

Bunuh diri akan membawa roh kita masuk pada asurya loka yaitu suatu tempat yang penuh dengan kegelapan dimana ia akan tidak menemukan cahaya dan tidak ada jalan keluar dan tidak ada apa-apa hanya ada kegelapan itulah yang disebut neraka. Walaupun secara impiris sulit untuk dibuktikan kemana arwah orang yang bunuh diri akan pergi namun dapat diilustrasikan dari suasana batin yang dialami orang yang mati bunuh diri, pikirannya penuh dengan kekalutan, ibarat ruang yang tanpa pintu sulit untuk mencari jalan keluar. Jika situasi batin sebagai suatu memori menjelang ajalnya tiba maka akan diperoleh jawaban kemana rokhnya akan pergi.

Menurut Bhagawad Gita VIII.6 disebutkan apa saja yang diingat pada saat ajal itu tiba, meninggalkan badan jasmani ini ohArjuna ia akan sampai pada keadaan yang dipikirkan, sebab ia terus menerus terbenam dalam pikiran itu.B. Menurut Agama IslamDalam konsep agama Islam adalah hablumminallah dan hablumminannas pada papper ini berkaitan antara keduanya. Hablumminnallah adalah hubungan manusia dengan Allah sedangkan hablumminnas adalah hubungan kita dengan manusia. Manusia tak luput dari sebuah masalah yang dihadapinya. Masalah tidak seharusnya diakhiri dengan sebuah keputusan yang singkat seperti bunuh diri. Banyak cara menyelesaikan sebuah masalah salah satu nya mendekatkan diri kita pada tuhan contohnya sholat, berdoa, dll. Tuhan memberikan cobaan berupa masalah yang ada dalam kehidupan kita sehari hari. Tuhan tidak mungkin memberi cobaan lebih dari batas kemampuan manusia tersebut. Masalah dan cobaan yang diberikan tuhan bertujuan untuk menegur kita. Mungkin kita dalam beribadah masih kurang khusuk bahkan kita sering lupa kepadaNya, tuhan memberikan cobaan tersebut menandakan bahwa beliau Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Kaitan dengan masalah yang di bahas pada paper ini adalah seorang individu ini mempunyai masalah yang dianggapnya berat. Ia tak berfikir panjang dan ia mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Jika dikaji lebih mendalam, jika berfikir jernih masalah yang sedang ia hadapi bisa tangani dengan cara mendekatkan diri kepada Tuhan dan berkonsultasi tentang masalah yang hadapi kepada orang tua. Inilah sangat erat hubungan nya Hablumminallah dan hablumminannas. Bunuh diri bagi setiap agama merupakan dosa yang sangat besar. Dalam hadits Nabi Muhammad SAW Allah sangat membenci orang yang berputus asa dan mengakhiri hidupnya dengan cara (bunuh diri) maka ia akan ditempatkan dalam neraka jahanam. Dari hadits ini dapat diambil makna bahwa bunuh diri merupakan perbuatan yang keji dan Tuhan telah menentukan kelahiran dan kematian seseorang.Menurut hasil observasi dan survey yang telah kami lakukan terhadap narasumber yaitu Bapak Nyoman Kamardana beserta teman-teman mahasiswa yang mengetahui kasus ini menuturkan pada kami bahwa Mahasiswa Fakultas Pertanian melakukan tindakan bunuh diri (gantung diri) di areal kampus Fakultas Pertanian disebabkan oleh gara-gara menghamili kekasihnya dan ia merasa malu terhadap teman serta kedua orang tuanya dan diminta pertanggungjawabannya untuk menikahi kekasihnya tersebut. Karena merasa malu dan telah mencoreng nama baik keluarganya, ia melakukan aksi gantung diri di areal kampus sekitar pukul 4 sore setelah semua mahasiswa pulang kuliah.

Berdasarkan hasil observasi dan keterangan diatas dapat kami simpulkan bahwa pada prinsipnya Berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab sebagai laki-laki yang tangguh dan jantan seharusnya ia menikahi kekasihnya tersebut serta menanggung segala resiko dan konsekuensinya dengan perbuatan yang telah ia perbuat bukan malah melarikan diri dengan cara mengakhiri hidupnya. Setiap permasalahan itu pasti ada solusi dan jalan keluarnya tergantung bagaimana kita menyikapi permasalahan yang kita alami. Menyelesaikan masalah dengan cara bunuh diri bukan solusi yang efektif karena dampaknya merugikan diri sendiri, keluarga, serta orang-orang yang ada di sekitar anda yang anda cintai. Berpikirlah secara dewasa dan bijak serta berdoalah kepada Sang Pencipta (Tuhan Yang Maha Esa) untuk meminta pertolongan dan pengampunan dengan perbuatan yang telah diperbuat serta meminta jalan keluar yang terbaik demi kerukunan diantara kedua belah pihak serta orang lain disekitarnya.BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dari makalah ini, antara lain :

1. Masa remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari anak-anak kemasa dewasa, yang meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa.2. Bunuh diri ialah perbuatan untuk mengakhiri hidup atau perbuatan memusnahkan diri kerana enggan berhadapan dengan sesuatu perkara yang dianggap tidak dapat ditangani.3. Jenis-jenis pengelompokkan bunuh diri yaitu ada tiga kelompok antara lain kelompok To Be, kelompok Not To Be, dan kelompok To Be or Not To Be.4. Beberapa kelompok beresiko yang didiagnostik dalam usaha bunuh diri: Depresi (dalam bentuk apapun), Gangguan kepribadian (kepribadian anti sosial dan borderline dengan sifat yang impulsif, agresif dan perubahan mood yang sering), Alkoholisme (dan/atau penyalahgunaan zat lain dalam masa remaja);, Schizophrenia;, Gangguan mental organik, Gangguan mental lainnya. Karakteristik pemikiran dari orang yang ingin bunuh diri :ambivalensi dan impulsitas.

5. Menurut konsep agama hindu dikenal dengan istilah Tri Kaya Parisudha dan Tri Hita Karana. Tri Kaya Parisudha yang artinya tiga gerak atau perbuatan yang harus disucikan. Tri Kaya Parisudha sebagai bagian dari ajaran etika dalam agama Hindu akan memberikan tuntunan dan jalan menuju pada kedamaian serta keharmonisan kehidupan di dunia dan akhirat. Tri Kaya Parisudha terdiri dari tiga bagian yaitu :

Kayika, yaitu perbuatan yang baik.

Wacika, yaitu perkataan yang baik.

Manacika, yaitu pikiran yang baik, dimaksudkan dari pikiran yang baik akan timbul kesucian diri.Sedangkan Tri Hita Karana yakni tiga penyebab terciptanya kebahagiaan. Pada hakikatnya Tri Hita Karana mengandung pengertian tiga penyebab kebahagiaan itu bersumber pada keharmonisan hubungan antara :

Hubungan baik antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Hubungan baik antara manusia dengan manusia lainnya.

Hubungan baik antara manusia dengan lingkungannya.

6. Dalam konsep agama Islam adalah hablumminallah dan hablumminannas pada papper ini berkaitan antara keduanya. Hablumminnallah adalah hubungan manusia dengan Allah sedangkan hablumminnas adalah hubungan kita dengan manusia. Manusia tak luput dari sebuah masalah yang dihadapinya. Masalah tidak seharusnya diakhiri dengan sebuah keputusan yang singkat seperti bunuh diri. Banyak cara menyelesaikan sebuah masalah salah satu nya mendekatkan diri kita pada tuhan contohnya sholat, berdoa, dll.7. Berdasarkan hasil observasi dan keterangan diatas dapat kami simpulkan bahwa pada prinsipnya Berani berbuat maka harus berani bertanggung jawab sebagai laki-laki yang tangguh dan jantan seharusnya ia menikahi kekasihnya tersebut serta menanggung segala resiko dan konsekuensinya dengan perbuatan yang telah ia perbuat bukan malah melarikan diri dengan cara mengakhiri hidupnya.3.2 SARANPada prinsipnya setiap permasalahan itu pasti ada jalan keluarnya tanpa terkecuali tergantung bagaimana kita menyikapi permasalahan tersebut. Bunuh diri bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan suatu masalah, hadapi dengan hati dan pikiran yang tanang dan bijak. Konsultasikan pada orang - orang terdekat anda seperti keluarga, teman, sahabat untuk dapat memberikan solusi tentang permasalahan yang anda hadapi. Hidup ini indah jika kita bijak dalam mengatasi permasalahan hidup kita. Tetap berusaha, berjuang, dan berdoa karena itu semua kunci untuk mencapai kesuksesan hidup.DAFTAR PUSTAKA

Karlina, Annisa. 2014. Pengertian Remaja, http://annisakarliana.blog.com/2010/01/06/pengertian-remaja.html (Diakses pada tanggal 10 April 2014).

Editor Bali Post. 2014. Mahasiswa Gantung Diri, http://balipost.com/read/peristiwa/2014/02/13/4646/mahasiswa-gantung-diri.html (Diakses pada tanggal 12 April 2014).Budi. 2011. Pengertian Bunuh Diri, http://evenaregdjombang.wordpress.com/2011/01/10/pengertian-bunuh-diri.html (Diakses pada tanggal 10 April 2014).

Anita. 2012. Pengertian Bunuh Diri dan Jenis-Jenisnya, http://www.referensimakalah.com/2013/01/bunuh-diri-pengertian-dan-jenisnya.html (Diakses pada tanggal 8 April 2014).

Editor Koran Juri. 2014. Hamili Kekasih Mahaasiswa Unud Gantung Diri, http://www.rekamkejadian.koranjuri.com/?hamili-kekasih-mahasiswa-unud-gantung-diri (Diakses pada tanggal 9 April 2014).

Suryani, Dra. IGA dan Drs. Made Karda. 2013. Pendidikan Etika Agama (Pendidikan Karakter) di Perguruan Tinggi. Bali : Percetakan Udayana Press.Syamsiyatun, Siti. 2013. Filsafat, Etika dan Kearifan Lokal. Surabaya : Yudhistira.

LAMPIRANHamili Kekasih Mahasiswa UNUD Gantung Diri17 Februari 2014 | Koranjuri.com

KORANJURI.COM - Mahasiswa Universitas Udayana Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknik Pertanian (FP) Semester IV bernama I Nengah Suardika (21 tahun) ditemukan tewas gantung diri di kampusnya yang berada di Jimbaran, Bali. Aksi nekad itu diduga lantaran korban merasa malu telah menghamili kekasihnya bernama Juniani.

Korban yang merupakan warga Desa Mangguh, Kecamatan Kintamani, Bangli ini ditemukan sudah tak bernyawa, Kamis (13/02/2014), atau sehari setelah sang pacar mendatangi keluarga Nengah Suardika guna meminta pertanggungjawaban atas kehamilannya.

Saat itu, orangtua Nengah Suardika bersedia bertanggungjawab atas perbuatan anaknya. Saat melakukan aksi nekad tersebut, Nengah Suardika datang ke kampus bersama kakaknya, I Wayan Nadi Prabawa Putra untuk mengambil nilai semester.

Kakak korban menunggu di kos sementara adiknya berada di kampus, jelas Kasubag Humas Polres Bangli, AKP Ida Bagus Sahambara yang ikut menerima laporan tewasnya korban.

Tak berselang lama, kakak korban mendapatkan kabar adiknya meninggal dunia gantung diri di Kampus.