ELECTRICAL SUBMERSIBLE PUMP(ESP)
Oleh:Kelompok 5
Tiara Anggraini
(NPM.1303043)
M. Gilang Caesario
(NPM.1303044)
Didi Ilhadi
(NPM.1303049)
Pramana Ganda Kusuma
(NPM.1303064)
M. Wanda Saputra
(NPM.1303068)
Bayu Ade Oktapian
(NPM.1303070)
PROGRAM STUDI TEKNIK EKSPLORASI PRODUKSI MIGASJURUSAN TEKNIK
PERMINYAKANPOLITEKNIK AKAMIGAS PALEMBANG
2015KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan Makalah ini. Dalam makalah ini kami
membahas tentang Electric Submersible Pump.Makalah ini dibuat dalam
rangka memperdalam pemahaman tentang pompa untuk mengangkat fluida
reservoir ke permukaan sehingga menambah pengetahuan dibidang
perminyakan dan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Desain
Pengangkatan Buatan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada Dosen Praktikum Desain Pengangkatan Buatan Bapak RONI ALIDA,
ST yang telah membimbing, memberi masukan, dan mengoreksi kesalahan
dalam makalah ini sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada teman-teman
yang telah membantu kami menyelesaikan makalah ini, baik materi
maupun non materi.Semoga makalah ini dapat mengantar kelompok kami
untuk mendapatkan nilai A pada mata kuliah Praktikum Desain
Pengangkatan Buatan dan Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
Palembang, Maret 2015
PenyusunDAFTAR ISIKATA PENGANTAR.iDAFTAR ISI ...iiBAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .........11.2 Tujuan ...21.3 Batasan
Masalah ...2
1.4 Metodologi Penulisan....2 BAB II PEMBAHASAN2.1 Electrical
Submersible Pump
2.1.1 Prinsip Kerja
2.2 Peralatan ESP
2.2.1 Peralatan Atas Permukaan
2.2.2 Peralatan Bawah Permukaan
2.3 Kelebihan dan Kekurangan ESP
2.4 Pengoperasian ESP
2.5 Karakteristik Kinerja Pompa ESP
BAB III PENUTUP3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA .7LAMPIRAN.8BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangSaat ini minyak bumi masih merupakan sumber
daya alam utama dalam memenuhi kebutuhan energi dunia, meskipun
ketersediaannya sudah semakin menurun. Diperkirakan permintaan
energi akan terus meningkat meskipun pemerintah di semua negara di
dunia, menjalankan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang ketat dalam
mengatur pemakaian energi. Indonesia sendiri saat ini masih sangat
tergantung pada energi fosil. Hampir 95% dari kebutuhan energi
Indonesia masih disuplai oleh energi fosil. Sekitar 50% dari energi
fosil tersebut adalah minyak bumi dan sisanya adalah gas dan
batubara. Energi fosil adalah energi yang tak terbarukan dan akan
habis pada beberapa tahun yang akan datang. Diprediksi tidak lebih
dari 50 tahun lagi energi fosil di dunia akan habis.Bahan bakar
ibarat darah yang mengalirkan oksigen ke dalam tubuh karena
tanpanya kehidupan dapat terhenti. Belum lama ini terkuak wacana di
publik mengenai gejolak kenaikan harga minyak bumi (BBM) di pasar
Internasional. Kondisi ini seakan membuat Indonesia terbangun dari
tidur yang panjang karena dimanjakan oleh sumber daya yang
melimpah. Hal ini kemudian memunculkan beberapa kebijakan
pemerintah yang akhirnya menuai kontroversi di masyarakat. Tidak
hanya sekali kebijakan pemerintah yang dibuat untuk menanggulangi
krisis BBM di Indonesia. Seringkali kebijakan tersebut dibuat,
namun tidak relevan dengan realitas yang ada di masyarakat, karena
masyarakat masih memiliki ketergantungan yang tinggi pada BBM.
Bila kita melihat kehidupan sehari-hari, hampir seluruh alat
transportasi menggunakan bahan bakar minyak bumi dan kebutuhannya
semakin meningkat setiap tahunnya. Padahal minyak bumi merupakan
bahan galian yang tidak dapat diperbaharui, artinya hanya sekali
pakai kemudian habis. Seperti kita ketahui bahwa minyak bumi
berasal dari fosil yang terbentuk jutaan tahun lamanya dengan
jumlah yang terbatas, jadi pada suatu saat ketersediaannya pun akan
habis.1.2 Tujuan Mengetahui Pompa ESP
Menentukan Peralatan Pompa ESP
Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan ESP
1.3 Batasan Masalah Electrical Submersible Pump Prinsip Kerja
dan Perawatan Kelebihan dan Kekurangan ESP 1.4 Metodologi
PenulisanMakalah didapat dan di buat berdasarkan data yang di dapat
dari internet dengan menggunakan metode deskriptif. Metode
diskriptif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau faktor sesuai data yang di peroleh.BAB
II
PEMBAHASAN2.2 Electrical Submersible PumpESP adalah pompa yang
dimasukan ke dalam lubang sumur yang digerakan oleh motor listrik
dan merupakan salah satu metode pengangkatan buatan yang efektif
dan efisien untuk mengangkat fluida reservoir dalam jumlah besar ke
permukaan dari lubang sumur. Peralatan pompa ESP ini terdiri dari
sentrifugal pump, intake, protektor dan motor listrik. Unit ini
ditenggelamkan dicairan, disambung dengan tubing dan motornya
dihubungkan dengan kabel ke permukaan yaitu switchboard dan
transformer (Gambar 2.1) (Yani,2009)
Gambar 2.1. Komponen ESP2.1.1 Prinsip Kerja ESP
Prinsip kerja ESP berdasarkan pada prinsip kerja pompa
sentrifugal. Pompa sentrifugal adalah motor hidrolik dengan jalan
memutar cairan yang melalui impeller pompa. Cairan masuk kedalam
impeller pompa menurun poros pompa, dikumpulkan dalam rumah
diffuser kemudian dilempar keluar. Oleh impeller tenaga mekanis
motor diubah menjadi tenaga sentrifugal. Cairan yang ditampung
dalam diffuser kemudian dievaluasi melalui pipa keluar, dimana
sebagian tenaga kinetik diubah menjadi tenaga putaran berupa
tekanan, karena cairan dilemparkan keluar maka terjadi proses
pengisapan (Balya,2008).
2.2 Peralatan Elektric Submersible Pump
Peralatan pompa benam listrik dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu:
1. Peralatan di atas permukaan.
2. Peralatan di bawah permukaan.
Gambar 2.2. Peralatan Electric Submersible Pump2.2.1 Peralatan
di Atas Permukaan
Peralatan di atas permukaan terdiri atas : Wellhead, Junction
Box, Switchboard dan Transformer. 1. Wellhead
Wellhead merupakan kepala sumur yang memungkinkan untuk
pemasangan kabel dan dilengkapi dengan seal untuk mencegah
kebocoran pada lubang kabel ataupun tubing. Wellhead didesain untuk
tahan terhadap tekanan 500 psi sampai 3000 psi.
2. Junction Box
Junction Box merupakan suatu tempat yang terletak antara
switchboard dan wellhead yang berfungsi untuk tempat sambungan
kabel atau penghubung kabel yang berasal dari dalam sumur dengan
kabel yang berasal dari switchboard. Junction Box juga digunakan
untuk melepaskan gas yang ikut dalam kabel agar tidak menimbulkan
kebakaran di switchboard.
Fungsi dari junction box antara lain :
Sebagai ventilasi terhadap adanya gas yang mungkin bermigrasi ke
permukaan melalui kabel agar terbuang ke atmosfer.
Sebagai terminal penyambungan kabel dari dalam sumur dengan
kabel dari switchboard.
Gambar 2.3 Junction Box3. Switchboard
Switchboard adalah panel kontrol kerja di permukaan saat pompa
bekerja yang dilengkapi motor controller, overload dan underload
protection serta alat pencatat (recording instrument) yang bisa
bekerja secara manual ataupun otomatis bila terjadi penyimpangan.
Switcboard dapat digunakan untuk tegangan 4400-4800 volt.
Fungsi utama dari switchbord adalah :
Mengontrol kemungkinan terjadinya downhole problem seperti
overload atau underload current.
Auto restart underload pada kondisi intermittent well.
Mendeteksi unbalance voltage.
Switchboard biasanya dilengkapi dengan ampermeter chart yang
berfungsi untuk mencatat arus motor versus waktu ketika motor
bekerja
Gambar 2.4 Switchboard4. Transformer Transformer merupakan alat
untuk mengubah tegangan listrik, bisa untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan. Alat ini terdiri dari core (inti) yang
dikelilingi oleh coil dari lilitan kawat tembaga. Keduanya, baik
core maupun coil direndam dengan minyak trafo sebagai pendingin dan
isolasi. Perubahan tegangan akan sebanding dengan jumlah lilitan
kawatnya. Tegangan input transformer biasanya diberikan tinggi agar
ampere yang rendah pada jalur transmisi, sehingga tidak dibutuhkan
kabel (penghantar) yang besar. Tegangan input yang tinggi akan
diturunkan dengan menggunakan step-down transformer sampai dengan
tegangan yang dibutuhkan oleh motor.
Gambar 2.5 Transformer5. Breaker
Breaker berfungsi sebagai alat untuk penyambung dan pemutus
aliran listrik ke komponen permukaan ESP.2.2.2 Peralatan di Bawah
Permukaan Peralatan di bawah permukaan dari ESP terdiri atas
pressure testing sensing instrument, electric motor, protector,
intake, pump unit dan electric cable serta alat penunjang
lainnya.
1. PSI Unit (Pressure Sensing Instruments) PSI (Pressure Sensing
Instrument) adalah suatu alat yang mencatat tekanan dan temperatur
sumur. Secara umum PSI unit mempunyai 2 komponen pokok, yaitu :
a. PSI Down Hole Unit
Dipasang di bawah Motor Type Upper atau Center Tandem, karena
alat ini dihubungkan pada Wye dari Electric Motor yang seolah-olah
merupakan bagian dari motor tersebut.
b. PSI Surface Readout
Merupakan bagian dari sistem yang mengontrol kerja Down Hole
Unit serta menampakkan (Display) informasi yang diambil dari Down
hole unit.
2. Motor (Electric Motor) Jenis motor ESP adalah motor listrik
induksi 2 kutub 3 fasa yang diisi dengan minyak pelumas khusus yang
mempunyai tahanan listrik (dielectric strength) tinggi. Tenaga
listrik untuk motor diberikan dari permukaan mulai kabel listrik
sebagai penghantar ke motor. Putaran Motor adalah 3400 RPM 3600 RPM
tergantung besarnya frekuensi yang diberikan serta beban yang
diberikan oleh pompa saat mengangkat fluida.
Stator menginduksi aliran listrik dan mengubah menjadi tenaga
putaran pada rotor, dengan berputarnya rotor maka poros (shaft)
yang berada di tengahnya akan ikut berputar, sehingga poros yang
saling berhubungan akan ikut berputar pula (poros pompa, intake dan
protector)
Panas yang ditimbulkan oleh putaran rotor akan dipindahkan ke
housing motor melalui media minyak motor , untuk selanjutnya dibawa
ke permukaan oleh fluida sumur
Fungsi dari minyak tersebut adalah :
Sebagai pelumas
Sebagai tahanan (isolasi)
Sebagai media penghantar panas motor yang ditimbulkan oleh
perputaran rotor ketika motor tersebut sedang bekerja.
Gambar 2.6 MotorMinyak tersebut harus mempunyai spesifikasi
tertentu yang biasanya sudah ditentukan oleh pabrik yaitu berwarna
jernih tidak mengandung bahan kimia, dielectric strength tinggi,
lubricant dan tahan panas. Minyak yang diisikan akan mengisi semua
celah-celah yang ada dalam motor, yaitu antara rotor dan stator.
Panas yang ditimbulkan oleh putaran rotor akan dipindahkan ke
housing motor melalui media minyak motor, untuk selanjutnya dibawa
ke permukaan oleh fluida sumur. Untuk mendapatkan pendinginan yang
sempurna maka pemasangan ESP unit sangat dianjurkan di atas
perforasi untuk memastikan fluida yang masuk ke intake melewati
seluruh housing motor, tetapi ESP karena sesuatu pertimbangan bisa
juga dipasang di bawah perforasi dengan memakai casing shroud
(selubung pelindung) yang digantungkan di bagian atas intake sampai
ke bagian bawah motor. Untuk mendapatkan pendingin yang baik, pihak
pabrik sudah menentukan bahwa kecepatan fluida yang melewati motor
(velocity) harus > 1 ft/sec. Kurang dari itu motor akan menjadi
panas dan kemungkinan bisa terbakar.
3. Protector Protector sering juga disebut Seal Section. Alat
ini berfungsi untuk menahan masuknya fluida sumur ke dalam motor,
menahan thrust load yang ditimbulkan oleh pompa pada saat pompa
mengangkat cairan, juga untuk menyeimbangkan tekanan yang ada di
dalam motor dengan tekanan di dalam annulus. Secara prinsip
protector mempunyai 4 fungsi utama yaitu:
Untuk mengimbangi tekanan dalam motor dengan tekanan di
annulus.
Tempat duduknya thrust bearing untuk meredam gaya axial yang
ditimbulkan oleh pompa.
Menyekat masuknya fluida sumur ke dalam motor
Memberikan ruang untuk pengembangan dan penyusutan minyak motor
akibat perubahan temperatur dalam motor pada saat bekerja dan pada
saat dimatikan
Secara umum protector mempunyai dua macam tipe, yaitu :
1. Positive Seal atau Modular Type protector 2. Labyrinth Type
Protector
Untuk sumur-sumur miring dengan temperatur > 300 0F
disarankan menggunakan protector dari jenis seal atau modular type
protector.
Gambar 2.7 Protector4. Intake (Gas Separator)Intake dipasangkan
di bawah pompa dengan cara menyambungkan sumbunya (shaft) memakai
coupling. Intake ada yang dirancang untuk mengurangi volume gas
yang masuk ke dalam pompa, disebut dengan gas separator, tetapi ada
juga yang tidak. Untuk yang terakhir ini disebut dengan intake saja
atau standart intake.
Ada beberapa intake yang diproduksikan oleh Reda yang populer
dipakai, yaitu :
Standart intake, dipakai untuk sumur dengan GLR rendah. Jumlah
gas yang masuk pada intake harus kurang dari 10% sampai dengan 15 %
dari total volume fluida. Intake mempunyai lubang untuk masuknya
fluida ke pompa, dan di bagian luar dipasang selubung (screen) yang
gunanya untuk menyaring partikel masuk ke intake sebelum masuk ke
dalam pompa
Gambar 2.8 Gas separator Rotary Gas Separator dapat memisahkan
gas sampai dengan 90%, dan biasanya dipasang untuk sumur-sumur
dengan GLR tinggi. Gas separator jenis ini tidak direkomendasikan
untuk dipasang pada sumur-sumur yang abrasive.
Static Gas Separator atau sering disebut reverse gas separator,
yang dipakai untuk memisahkan gas hingga 20% dari fluidanya.5.
Pompa Unit pompa merupakan Multistage Centrifugal Pump, yang
terdiri dari: impeller, diffuser. Di dalam housing pompa terdapat
sejumlah stage, dimana tiap stage terdiri dari satu impeller dan
satu diffuser. Jumlah stage yang dipasang pada setiap pompa akan
dikorelasi langsung dengan Head Capacity dari pompa tersebut. Dalam
pemasangannya bisa menggunakan lebih dari satu (tandem) tergantung
dari Head Capacity yang dibutuhkan untuk menaikkan fluida dari
lubang sumur ke permukaan. Impeller merupakan bagian yang bergerak,
sedangkan diffuser adalah bagian yang diam.
Prinsip kerja pompa ini yaitu fluida yang masuk ke dalam pompa
melalui intake akan diterima oleh stage paling bawah dari pompa,
impeler akan mendorongnya masuk sebagai akibat proses centrifugal
maka fluida akan terlempar keluar dan diterima diffuser. Oleh
diffuser tenaga kinetis fluida akan diubah menjadi tenaga potensial
(tekanan) dan diarahkan ke stage selanjutnya.
Pada proses tersebut fluida mempunyai energi yang semakin besar
dibandingkan pada saat fluida masuk. Kejadian tersebut terjadi
terus-menerus sehingga tekanan head pompa berbanding linier dengan
jumlah stage, artinya semakin banyak stage yang dipasang, maka
semakin besar kemampuan pompa untuk mengangkat fluida.
Gambar 2.9 Pompa ESP6. Electric Cable Tenaga listrik untuk
menggerakan motor yang berada di dasar sumur disuplai oleh kabel
yang khusus digunakan untuk pompa ESP. Kabel yang dipakai adalah 3
jenis konduktor. Dilihat dari bentuknya ada dua jenis, yaitu flat
cable type dan round cable type. Fungsi kabel tersebut adalah
sebagai media penghantar arus listrik dari switchboard sampai ke
motor di dalam sumur.
Secara umum ada 2 jenis kabel yang lazim digunakan di lapangan,
yaitu :
Low temperature cable, yang biasanya dengan material isolasinya
terdiri dari jenis polypropylene ethylene (PPE) atau nitrile.
Direkomendasikan untuk pemasangan pada sumur-sumur dengan
temperatur maximum 205 0F
High temperature cable, banyak dibuat dengan jenis ethylene
prophylene diene methylene (EPDM). Direkomendasikan untuk
pemasangan pada sumur-sumur dengan temperatur yang cukup tinggi
sampai 400 0F
Kerusakan pada round cable merupakan hal yang sering kali
terjadi pada saat menurunkan dan mencabut rangkaian ESP. Untuk
menghindari atau memperkecil kemungkinan itu, maka kecepatan string
pada saat menurunkan rangkaian tidak boleh melebihi dari 1500 ft /
jam dan harus lebih pelan lagi ketika melewati deviated. Kabel
harus tahan terhadap tegangan tinggi, suhu, tekanan migrasi gas dan
tahan terhadap resapan cairan dari sumur maka kabel harus mempunyai
isolasi dan sarung yang baik. Bagian dari kabel biasanya terdiri
dari :
Konduktor (conductor )
Isolasi (Insulation)
Sarung (sheath) Jaket 6. Centralizer Berfungsi untuk menjaga
kedudukan pompa agar tidak bergeser atau selalu di tengah-tengah
pada saat pompa beroperasi, sehingga kerusakan kabel karena gesekan
dapat dicegah.2.3 Kelebihan dan Kekurangan ESP
Setiap jenis artificial lift mempunyai kelebihan dan kekurangan
masing-masing, berikut ini merupakan beberapa point penting
mengenai keunggulan dari ESP.
ESP sangat fleksibel untuk digunakan pada range kecepatan aliran
yang rendah ataupun tinggi
Dapat dipergunakan pada water cut yang tinggi
Tidak ada bagian / komponen sistem yang dapat bergerak
dipermukaan, sehingga tidak menggangu pemukiman.
Tidak adanya kebocoran dipermukaan membuat metoda ini memberikan
dampak lingkungan yang sangat kecil.
Memungkinkan untuk dikontrol dari permukaan secara otomatis
Dapat digunakan pada sumur miring ataupun horizontal
Sedangakan kekurangan ESP antara lain:
Biaya operasi awal relative mahal
Memiliki keterbatasan untuk kedalaman menengah karena pengaruh
batasan temperature pada Insulasi kabel dan seal pada motor
Membutuhkan sumber tenaga listrik yang stabil
Tidak cocok untuk sumur dengan GOR tinggi
Untuk melakukan perbaikan pada komponen dibawah permukaan, harus
dilakukan pembongkaran seluruh peralatan komplesi2.4 Pengoperasian
ESP
Pompa Electric submersible Pump (pompa benam) dimana pompa ini
dapat dioperasikandidalam air. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
tentang cara pengoperasianElectrical Submersible Pump adalah
sebagai berikut :
Beberapa cara pemasangan yang dianjurkan seperti terlihat pada
tabelpenentuan kode pompa.
Pompa tidak boleh diletakkan pada kedalaman lebih dari 20 m.
Suhu air yang dipompakan tidak boleh lebih dari 40C. Arah rotasi
pompa harus benar sebab jika tidak, akan berakibat kapasitas pompa
akan berkurang dan motor akan kelebihan beban.
Gunakan handel pengangkat untuk mengangkat pompa, jangan
sekali-kali mengangkat dengan mempergunakan selang atau cable
powernya.
Apabila pompa telah bekerja pada air yang sudah terkontaminasi
biarkan pompa bekerja untuk periode yang singkat di air bersih atau
siram dengan air yang bersih diseluruh sambungan tempat
pembuangan.Sebab apabila tertinggal di pompa tanah liat ,semen dan
lainnya yang sejenis jika sudah kering akan berakibat pompa tidak
dapat bekerja.
Apabila pompa akan tetap dipakai untuk suatu jangka waktu
tertentu simpanlah pada gudang yang kering.
2.5 Karakteristik Kinerja Pompa ESP
1. Kurva Brake Horse Power
Kurva BHP menggambarkan daya (HP) yang diperlukan untuk dapat
mengangkat fluida dari dalam sumur ke permukaan. Tenaga atau daya
yang diperlukan untuk menggerakkan pompa harus dapat mengatasi
faktor kehilangan yang mungkin terjadi pada pompa. Faktor
kehilangan yang terjadi diantaranya adalah:
Kebocoran fluida antar impeller
Gesekan aliran antar impeller
Friksi pada bearring
Dan lain-lain.2. Kurva Efisiensi Pompa
Kurva efisiensi pompa merupakan perbandingan antara output
horsepower dengan input horsepower. Kurva efisiensi pompa digunakan
agar pada rencana pemakaian ESP dapat diantisipasi berapa lama
pompa dapat digunakan untuk mengangkat fluida dari sumur ke
permukaan. Sehingga dari kurva tersebut dapat diketahui berapa
efisiensi pompa sesuai laju alir yang diinginkan
3. Kurva Kapasitas Head Pompa
Kurva kapasitas Head Pompa digunakan untuk menentukan jumlah
stage yang dibutuhkan pada saat perencanaan ESP. Dalam menentukan
jumlah stage yang dibutuhkan, terlebih dahulu harus diketahui Total
Dynamic Head dan laju produksinya. Dengan naik nya jumlah produksi,
maka head pompa akan turun dan sebaliknya. Pemyimpangan dari kurva
head pompa dapat terjadi apabila dalam proses pengangkatan pompa
mengalami kerusakan atau tubing mengalami kebocoran.
Dalam proses desain ESP harus memperhatikan laju alir dan ketiga
faktor yang disebutkan di atas, apabila apabila terjadi kesalahan
dalam proses desain ESP dapat mengakibatkan berbagai masalah pada
ESP, seperti downthrust dan upthrust. Kondisi downthrust adalah
dimana impeller bergesekan dengan bantalan bawah, hal ini bisa
disebabkan oleh rendahnya laju alir produksi. Sedangkan kondisi
upthrust adalah dimana impeller bergesekkan dengan bantalan atas,
hal ini dapat disebabkan oleh pompa yang terlalu kecil atau tekanan
reservoir besar sedangkan tekanan tubing rendah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ESP adalah pompa yang dimasukan ke dalam lubang sumur yang
digerakan oleh motor listrik dan merupakan salah satu metode
pengangkatan buatan yang efektif dan efisien untuk mengangkat
fluida reservoir dalam jumlah besar ke permukaan dari lubang sumur.
Prinsip kerja ESP berdasarkan pada prinsip kerja pompa sentrifugal.
Pompa sentrifugal adalah motor hidrolik dengan jalan memutar cairan
yang melalui impeller pompa. Cairan masuk kedalam impeller pompa
menurun poros pompa, dikumpulkan dalam rumah diffuser kemudian
dilempar keluar. Oleh impeller tenaga mekanis motor diubah menjadi
tenaga sentrifugal. Cairan yang ditampung dalam diffuser kemudian
dievaluasi melalui pipa keluar, dimana sebagian tenaga kinetik
diubah menjadi tenaga putaran berupa tekanan, karena cairan
dilemparkan keluar maka terjadi proses pengisapan.DAFTAR
PUSTAKA