Enterococcus faecalis Taksonomi Kingdom: BacteriaFilum :
FirmicutesFamili : Enterococcaceae Genus : Enterococcus Spesies :
Enterococcus faecalisNama Enterocoque pertama kali digunakan oleh
Thiercelin pada surat kabar di Prancis pada tahun 1899 untuk
mengidentifikasi organisme pada saluran intestinal. Pada tahun
1930, Lancefield mengelompokkan Enterococci sebagai Streptococci
grup D. Kemudian pada tahun 1937, Sherman mengajukan skema
klasifikasi dimana nama enterococci hanya digunakan untuk
streptococci yang dapat tumbuh pada 10C dan 45C, pada pH 9,6 dan
dalam 6,5 % NaCl serta dapat bertahan pada suhu 60C selama 30
menit. Akhirnya pada tahun 1984, berdasarkan perbedaan genetik,
enterococci dipindahkan dari genus Streptococcus dan ditempatkan di
genusnya sendiri yaitu Enterococcus.Sejak diklasifikasikan sebagai
Entrococcus pada tahun 1984, Enterococcus faecalissangat dikenal
sebagai salah satu bakteri yang resisten terhadap beberapa janis
antibiotik. Bakteri ini memiliki resistensi alami terhadap beberapa
antibiotik. Lebih dari 25% darigenom Enterococcus faecalis secara
eksogen menyebabkan resistensi terhadap antibiotik stongest dan
antibiotik lainnya. Enterococcus faecalissering terjadi di rumah
sakit sebagai penyebab infeksi sekunder. Pada dasarnya,
Enterococcus faecalis merupakan flora normal komensal yang
habitatnya pada gastrointestinal dan rongga mulut. Akan tetapi,
dapat menjadi mikroorganisme patogen penyebab infeksi pada luka,
bakteremia, endokarditis, meningitis. Sedangkan di rongga mulut,
Enterococcus faecalis adalah salah satu jenis bakteri yang sering
ditemukan pada saluran akar.
Morfologi Enterococcus faecalis merupakan bakteri yang tidak
membentuk spora dan tidak bergerak, serta tidak mempunyai flagella.
Bakteri ini berbentuk ovoid dengan diameter 0,5 sampai 1 m dan
terdiri dari rantai pendek, berpasangan atau bahkan tunggal.
Dinding sel bakteri ini terdiri dari peptidoglikan 40 %, sisanya
merupakan teichoic acid dan polisakarida. Peptidoglikan dihasilkan
oleh keseimbangan antara enzim polimerisasi dan hidrolitik.
Peptidoglikan merupakan makromolekul utama yang terlibat dalam
penentuan bentuk sel dan pemeliharaannya. Zat ini juga berguna
sebagai lapisan pelindung dari kerusakan oleh tekanan osmotik
sitoplasma yang tinggi.
Sifat BiakanEnterococcus faecalis merupakan bakteri yang tidak
membentuk spora, fakultatif anaerob, kokus Gram positif dan tidak
menghasilkan reaksi katalase dengan hidrogen peroksida. Pada blood
agar, permukaan koloni berbentuk sirkular, halus dan menyeluruh.
Enterococcus faecalis dapat bertahan pada pH 4 sampai 11 dan pada
suhu 5C sampai 50C. Hal ini diperkirakan karena pengaruh dari
impermeabilitas membran terhadap asam dan alkali.Enterococcus
faecalis disebut bakteri enterococcus grup D kerena dapat bereaksi
dengan antiserum grup D. Enterococcus ini merupakan bagian dari
flora normal enterik. Karena antigen grup D adalah asam teichoic,
maka hal ini bukanlah sebuah penanda antigen yang dapat digunakan
untuk identifikasi, sehinggga enterocoocus biasanya
diklasifikasikan menggunakan sifat karakteristik yang lain. Mereka
biasanya bersifat -hemolitik tatapi suatu saat dapat bersifat
-hemolitik. Meskipun termasuk katalase negatif, bakteri
enterococcus kadang-kadang bersifat katalase positif yang lemah.
Jenis inilah yang disebut PYR-positif. Mereka tumbuh dengan adanya
empedu dan menghidrolisa eskulin (bile esculin-positive). Mereka
dapat hidup dalam NaCl 6,5 %, dan lebih tahan terhadap penisilin G
daripada bakteri streptococcus dan jarang hasil isolasinya memiliki
plasmida yang dapat mengkode -laktamase.
Patogenesis Saat ini, bakteri Enterococcus faecalis berada pada
peringkat ketiga bakteri patogen nasokomial, serta resisten pada
beberapa antibiotik seperti aminoglikosida, pennisilin,
tetrasiklin, klorampenikol, dan vankomisin. Resistensi Enterococcus
faecalis terhadap antimikroba diperoleh secara intrinsik maupun
acquired (didapat) melalui transfer gen. Resistensi acquired
diperoleh dari mutasi DNA atau dapat juga dari gen yang baru
melalui transfer plasmid dan transposons. Selain itu, adanya
mekanisme yang mempertahankan level pH cytoplasmic tetap optimal
menyebabkan bakteri tersebut juga resisten terhadap antimikroba
kalsium hidroksida. 80-90% kasus infeksi enterococcal pada manusia
disebabkan oleh Enterococcus faecalis. Virulensi bakteri ini
disebabkan kemampuannya dalam pembentukan kolonisasi pada host,
dapat bersaing dengan bakteri lain, resisten terhadap mekanisme
pertahanan host, menghasilkan perubahan patogen baik secara
langsung melalui produksi toksin atau secara tidak langsung melalui
rangsangan terhadap mediator inflamasi. Faktor-faktor virulen yang
berperan adalah komponen agregation substance (AS), surface
adhesins, sex pheromones, lipoteichoic acid (LTA), extraceluller
superoxide production (ESP), gelatinase lytic enzyme,
hyalurodinase, dan cytolysin toxin.
GejalaEnterococcus faecalis merupakan bakteri yang paling sering
menimbulkan penyakit infeksi saluran kemih. Selain bakteri ini,
bakteri Gram positif lainnya seperti Staphylococcus saprophytikus
dan streptococcus gup B juga dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih. Infeksi saluran kemih akibat Enterococcus faecalis umumnya
terjadi akibat infeksi nosokomial karena pemakaian kateter. Infeksi
saluran kemih dapat menimbulkan gejala klinis dan tanpa gejala
klinis. Gejala klinis yang timbul tergantung dari lokasi infeksi,
seperti :1. Rasa nyeri pada bagian bawah saat kencing (disuria)2.
Sring kencing (polaksuris)3. Rasa terdesak kencing (urgensi)4.
Sulit kencing disertai nyeri otot pinggang5. Nyeri supra
simfisisGejala klinks infeksi saluran kemih bagian atas berupa :1.
Demam2. Menggigil3. Nyeri pinggang4. Kolik5. Muaal dan muntah6.
Hematuria7. Maupun nyeri ketok sudut kostovertebra
PenatalaksanaanInfeksi saluran kemih (ISK) adalah keadaan klinis
akibat berkembangbiaknya mikroorganisme yang menyebabkan inflamasi
pada saluran kemih dan menimbulkan bakteriuria. Infeksi saluran
kemih dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu : Host, vilurensi
dari mikroorganisme dan adanya port of entry. Faktor host terutama
meliputi kelainan struktural dan fungsional saluran kemih yang
mengakibatkan perubahan aliran maupun stasis urin, serta faktor
penurunan daya tahan tubuh penderita. Faktor vilurensi
mikroorganisme dikatakan tidak terlalu banyak berperan, faktor port
of entry misalnya instrumentasi saluran kemih.Enterococcus faecalis
merupakan salah satu bakteri yang dapat menyebabkan infeksi saluran
kemih pada manusia, penularan akibat Enterococcus faecalis bisa
juga kibat penggunaan kateter, serta dapat juga terjadi oleh
transmisi silang dari satu penderita ke penderita lain, petugas
kesehatan dan alat alat kesehatan yang terkontaminasi sehingga
menyebabkan penurunan daya tahan tubuh host tersebut yang
mengakibatkan host akan mengalami infeksi saluran kemih. Adanya
situasi seperti gangguan system imun, penggunaan steroid serta
penggunaan antibiotika secara luas dapat merubah pola kuman akibat
penggunaan kateter uretra. Namun dengan timbulnya resistensi
obat-obat antimikroba menimbulkan masalah yaitu Enterococcus
faecalis merupakan salah satu bakteri yang resisten terhadap
beberapa antimikroba seperti aminoglikosida, aztreonam,
sefalosporin, klindamisin, semi-sintetik penisilin nafcillin dan
oksasilin, dan trimetoprim-sulfametoksazol. Walaupun demikian
enterococcus faecalis peka terhadap antibiotik cotrimoxazole bila
digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri ini. Mekanisme
kerja cotrimoxazole adalah dengan menghambat reaksi enzimatik
pembentukan asam tetrahidrofolat. Namun pencegahan terhadap bakteri
ini tetaplah ada salah satunya dengan tetap menjaga kebersihan
perorangan serta menggunakan alat-alat kesehatan yang steril dan
tetap mlakukan segala tindakan yang aseptik.
EpidemiologiTerdapat sedikitnya 12 spesies enterokokus.
Enterococcus faecalis merupakan yang paling sering dan menyebabkan
85-90% infeksi enterokokus. Enterokokus merupakan bakteri yang
paling sering menyebabkan infeksi nosokomial, terutama pada unit
perawatan intensif, dan hanya pada pengobatan dengan sefalosporin
dan antibiotika lainnya dimana mereka bersifat resisten.
Enterokokus ditularkan dari satu pasien ke pasien lainnya terutama
melalui tangan perawat kesehatan maupun dari pasien itu sendiri.
Enterokokus kadang-kadang ditularkan melalui melalui alat-alat
kedokteran. Pada pasien tempat yang paling sering terkena infeksi
adalah saluran kemih, luka tusuk dan saluran empedu dan darah.
Waluapun demikian, pada infeksi lain seperti urine dan luka
intraabdominal, biasanya dikultur bersamaaan dengan spesies bakteri
lain, sehingga sulit untuk menjelaskan peran patogenik dari
enterococcus. Sejumlah enterococcus adalah anggota flora normal
pada tubuh manusia. Bakteri-bakteri ini hanya mengakibatkan
penyakit bila berada pada bagian tubuh lain yang secara normal
tidak didiaminya. Untuk mencegah keadaan ini, khususnya selama
pembedahan saluran kemih yang mengakibatkan bakterimia sementara,
pembedahan harus dilakukan secara aseptis dan tidak menyalahi
standar prosedur yang dipersyaratkan. Diagnosa LaboratoriumDiagnosa
laboratorium untuk Enterococcus faecalis secara bakteriologis
dilakukan dengan serentetan uji sebagai berikut. 1. Kultur Media
PemupukSpesimen ditanam pada media Brain Hearth Infusion Broth
(BHIB), akan terjadi replikasi bakteri saluran gastrointestinal.
Sesudah inkubasi 18-24 jam, ditanam pada media differensial atau
selektif.2. Pengecatan GramEnterococcus faecalis merupakan bakteri
kokus Gram positif. Pada preparat, bakteri gram positif berwarna
ungu. Bakteri Gram positif umumnya dapat menghemolisis darah
sehingga perlu dilakukan uji hemolisa pada media BAP (Blood Agar
Plate).3. Uji HemolisaMedia yang digunakan adalah media BAP (Blood
Agar Plate) yang dipakai untuk mengidentifikasi kemampuan bakteri
dalam melisiskan sel-sel darah yang terdapat dalam media ini dapat
berupa zona lisis (alfa), (betha), dan (gamma). Enterococcus
faecalis merupakan bakteri hemolisa dan kadang-kadang hemolisa. 4.
Uji KatalaseUji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas
katalase pada bakteri yang diuji. Kebanyakan bakteri memproduksi
enzim katalase yang dapat memecah H2O2menjadi H2O dan O2. Enzim
katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang
dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat
racun terhadap sel mikroba. Uji katalase digunakan untuk membedakan
antara streptococcus dengan staphylococcus. Dasarnya staphylococcus
memproduksi H2O2 sehingga positif dalam uji katalase, sedangkan
srteptococcus tidak memproduksi katalase sehingga negatif uji
katalase. Bila uji katalase menunjukkan positif, maka kemungkinan
bakteri yang ada dalam sampel adalah Micrococcus spp. dan
Staphylococcus spp. Untuk mengetahui lebih detail tentang spesies
sampel kita, maka dilakukan uji mannitol. Bila uji katalase
menunjukkan negatif, maka kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel
adalah Streptococcus termasuk Enterococcus.Untuk mengetahui lebih
detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji bile
esculin.
5. Uji Bile EsculinMedia ini digunakan untuk mengidentifikasi
group D streptococcus. Group D streptococcus menunjukkan atau g
-hemolysis pada blood agar plates. Group ini meliputi enterococcus
seperti Enterococcus faecalis, yang mungkin menjadi penyebab
infeksi pada urine. Selain itu, ada golongan nonenterococci seperti
S. Bovis, yang digunakan dalam pengobatan manusia menggunakan
laser. Enterococcus memiliki kemampuan antibiotik resisten dan yang
lebih jarang sebagai vancomycin.Dengan adanya bile, Group D
streptococci menghidrolisis glycoside esculin menjadi
6,7-dihydroxy-coumarin yang bereaksi dengan iron salt yang
terkandung dalam medium setelahh diinkubasi 24 48 jam pada 37 C.
Hal ini menyebabkan timbulnya warna cokelat hitam pada medium
setelah diinkubasi. Bila tidak terdapat warna hitam tidak
mengidentifikasi organisme Group D streptococci. Bila uji Bile
Esculin menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri yang ada dalam
sampel adalah E. Faecalis dan S.bovis. Untuk mengetahui lebih
detail tentang spesies sampel kita, maka dilakukan uji pada 6.5%
NaCl Broth. Bila uji Bile Esculin menunjukkan negatif, maka
kemungkinan bakteri yang ada dalam sampel adalah S.pneumoniae,
S.mitis dan S.pyogenes. Untuk mengetahui lebih detail tentang
spesies sampel kita, maka dilakukan Uji Hemolysis.
6. Uji pada 6.5% NaCl BrothMedia ini digunakan untuk
mengidentifikasi group D streptococcus. Group D streptococcus
menunjukkan atau g -hemolysis pada blood agar plates. Group ini
meliputi enterococcus seperti Enterococcus faecalis, yang mungkin
menjadi penyebab infeksi pada urine. Selain itu, ada golongan
nonenterococci seperti S. Bovis, yang digunakan dalam pengobatan
manusia menggunakan laser. Enterococcus memiliki kemampuan
antibiotik resisten dan yang lebih jarang sebagai
vancomycin.Komposisi media ini adalah brain heart infusion broth
NaCl 6,5%. Waktu inkubasi yang digunakan antara 24 48 jam pada 37 C
Group D enterococci dapat diidentifikasi dengan kemampuannya tumbuh
pada medium ini jika dibandingkan dengan non enterococci. Bila uji
pada 6.5% NaCl Broth menunjukkan positif maka kemungkinan bakteri
yang ada dalam sampel adalah E. Faecalis. Bila uji pada 6.5% NaCl
Broth menunjukkan negatif maka kemungkinan bakteri yang ada dalam
sampel adalah S.bovis.
PengobatanEnterococcus faecalis dapat menyebabkan endokarditis,
serta kandung kemih, prostat, dan infeksi epididimis serta infeksi
sistem saraf yang kurang umum. E. faecalis tahan terhadap banyak
agen antimikroba yang umum digunakan (aminoglikosida, aztreonam,
sefalosporin, klindamisin, semi-sintetik penisilin nafcillin dan
oksasilin, dan trimetoprim-sulfametoksazol). Walaupun Enterococcus
faecalis resisten terhadap sebagian besar antibiotik, tetapi
antibiotik cotrimoxazole cukup peka bila digunakan untuk mengobati
infeksi akibat bakteri ini. Cotrimoxazole merupakan antibiotik
sulfonamide kombinasi dari sulfamethoxazole dan trimethoprime.
Antibiotik ini memiliki spektrum kerja yang luas, dan daya
antibakteri trimetophrim sekitar 20-100 kali lebih kuat
dibandingkan sulfamethoxazole. Selain Enterococcus faecalis,
mikroba yang peka terhadap kombinasi ini ialah S. pneumonia, C.
diphteriae, N. meningitis,50-95% strainS.aureus, S. pyogenes, S.
Viridans E. coli, P. mirabilis, P. morganii, P. rettgeri,
Enterobacter, Aerobacter spesies, Salmonella, Shigella,
SerratiadanAlcaligenesspesies danKlebsiellasp. Mekanisme kerja
cotrimoxazole adalah dengan menghambat reaksi enzimatik pembentukan
asam tetrahidrofolat.
PencegahanInfeksi saluran kemih merupakan infeksi nosokomial
yang paling sering terjadi. Infeksi ini dihubungkan dengan
penggunaan kateter urin. Walaupun tidak terlalu berbahaya, tetapi
dapat menyebabkan terjadinya bakteremia dan mengakibatkan kematian.
Infeksi yang terjadi lebih awal lebih disebabkan karena
mikroorganisme endogen seperti Enterococcus faecalis, sedangkan
infeksi yang terjadi setelah beberapa waktu yang lama biasanya
karena mikroorganisme eksogen misalnya Clostridium tetani.
Penyebaran terjadi karena mikroorganisme yang terdapat pada
permukaan ujung kateter yang masuk ke dalam uretra. Kontaminasi
tangan atau sarung tangan ketika pemasangan kateter, atau air yang
digunakan untuk membesarkan balon kateter dapat juga menjadi
penyebabnya. Selain itu, dapat juga karena sterilisasi yang gagal
dan teknik septik dan aseptik yang tidak dilakukan dengan
benar.Pencegahan untuk infeksi saluran kemih yang dapat dilakukan
sebenarnya cukup sederhana. Alat yang digunakan harus di sterilkan
terlebih dahulu. Dipastikan bahwa alat-alat tersebut steril dan
tidak terkontaminasi oleh alat-alat yang tidak steril. Penanganan
yang dilakukan oleh petugas kesehatan juga harus sesuai standar
prosedur yang benar dengan wajib menerapkan Universal Precaution.
Universal Precaution adalah kewaspadaan terhadap darah dan cairan
tubuh lain yang tidak membedakan perlakuan terhadap setiap pasien,
dan tidak tergantung pada diagnosis penyakitnya (Irianto, 2010).
Kewaspadaan universal dimaksudkan untuk melindungi petugas
kesehatan dan pasien lain terhadap penularan berbagai infeksi
akibat kecerobohan petugas kesehatan itu sendiri.DARTAR PUSTAKA
Artanti, Rizka. 2009. Infeksi Nosokomial. Available from :
http://rizka1080.wordpress.com/2009/01/10/infeksi-nosokomial-makalah/.
Diakses 17 Oktober 2012Blie. 2012. Enterococcus faecalis. Availabel
from :http://blisha.wordpress.co/2012/01. Diakses 17 oktober
2012Imirlankameri. 2011. Bakteri Infeki Saluran kemi.Availabel from
:
http://lmirlankameri.blogspot.com/2011/01/bakteri-infeksi-saluran-kemih.html.
Diakses 17 Oktober 2012Abeeby. 2011. Penyebab dan Pengobatan ISK.
Availabel from
:http://abeeby.blogspot.com/2011/09/penyebab-dan-pengobatan-isk.html.
Diakses 18 Oktober 2012Anonim. 2012. Enterococcus ssp. Availabel
from :http://www.cfsan.fda.gov/mow/intro.html. Diakses 18 Oktober
2012
12