BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar, setiap orang memiliki hak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kemudian, Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya pembangunan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu, termasuk di antaranya pembangunan kesehatan. Di Indonesia perkembangan hukum dalam bidang kesehatan telah diimplementasikan dengan dikeluarkannya berbagai undang-undang yang bersifat sektoral. Sebagai contoh, antara lain Undang-Undang No.23 Tahun 1992 yang diganti oleh Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, dan Undang-Undang Tahun No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Dalam Undang-
Undang Dasar, setiap orang memiliki hak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Kemudian, Negara bertanggung jawab
atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak
Untuk mencapai tujuan nasional tersebut diselenggarakanlah upaya
pembangunan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian
pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu, termasuk di antaranya
pembangunan kesehatan. Di Indonesia perkembangan hukum dalam bidang
kesehatan telah diimplementasikan dengan dikeluarkannya berbagai undang-
undang yang bersifat sektoral. Sebagai contoh, antara lain Undang-Undang No.23
Tahun 1992 yang diganti oleh Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan, Undang-Undang No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit, dan
Undang-Undang Tahun No.38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan.
Salah satu tenaga kesehatan yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan adalah tenaga profesi perawat. Perawat merupakan tenaga
profesional yang memiliki body of knowledge yang khusus dan spesifik dan
dalam menjalankan praktik profesinya memiliki tanggung jawab dan tanggung
gugat, sehingga perawat juga sangat terikat oleh atauran-aturan hukum yang
mengatur praktik tenaga kesehatan.
B. Ruang Lingkup Masalah
1. Lafal sumpah perawat
2. Standar profesi perawat dan Standar asuhan keperawatan
3. Permenkes No.HK.02.02/Menkes/148 Tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktek Keperawatan
1
4. PP No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. UU No.38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Lafal sumpah perawat
2. Untuk Mengetahui Standar profesi perawat dan Standar asuhan
keperawatan
3. Untuk Mengetahui Permenkes No.HK.02.02/Menkes/148 Tahun 2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktek Keperawatan
4. Untuk Mengetahui PP No.32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Untuk Mengetahui UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Untuk Mengetahui UU No.38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LAFAL SUMPAH JABATAN PERAWAT
Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan
melalui belajar terus menerus.
Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang kuat
dan mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila
melakukan konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi
kepada orang lain.
Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan
dengan selalu menunjukkan perilaku professional
B. STANDAR PROFESI PERAWAT DAN STANDAR ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Standar profesi perawat
Pasal 24 ayat (1) PP 23/1996 Tentang Tenaga Kesehatan menentukan
bahwa perlindungan hokum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan
tugas yang sesuai dengan standar profesi tenaga kesehatan. Standar profesi
merupakan ukuran kemampuan rata-rata tenaga kesehatan dalam menjalankan
pekerjaannya.
Sampai saat ini perawat belum pempunyai standar profesi yang dapat
berfungsi sebagai sarana perlindungan hokum. Dengan memenuhi standar profesi
dalam melaksanakan tugasnya, perawat terbatas dari pelanggaran kode etik.
Sebagai tolak ukur kesalahan perawat dalam melaksanakan tugasnya,
dapat dipergunakan pendapat “LEENEN” sebagai standar pelaksanaan profesi
keperawatan, yang meliputi:
a. Terapi harus dilakukan dengan teliti,
b. Harus sesuai dengan ukuran ilmu pengetahuan keperawatan,
3
c. Sesuai dengan kemampuan rata-rata yang dimiliki oleh perawat dengan
kategori keperawatan yang sama.
d. Dengan sarana dan upaya yang wajar dan sesuai dengan tujuan konkret
upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan.
Dengan demikian, manakala perawat telah berupaya dengan sungguh-
sungguh, sesuai dengan kemampuan dan pengalaman rata-rata seorang perawat
dengan kualifikasi yang sama, maka dia telah bekerja dengan memenuhi standar
profesi.
2. Standar asuhan keperawatan
Standar Asuhan Perawat yang disusun oleh Tim Depertemen Kesehatan
Republik Indonesia diberlakukan sebagai Standar Asuhan Perawatan di Rumah
Sakit berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pelayanan Medik Nomor
Y.M.00.03.2.6.7637, pada tanggal 18 Agustus 1993. Keputusan ini mengacu pada
Sistem Kesehatan Nasional dan UU 23/1992.
Standar Asuhan Perawatan terdiri dari delapan standar yang harus
dipahami dan dilaksaakan oleh perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan,
khususnya pelayanan keperawatan, yaitu :
Standar I
Berisi filsafah keperawatan. Falsafah adalah pandangan hidup, anggapan,
gagasan, dan sikap batin yang paling umum yang dimiliki oleh orang atau
masyarakat. Falsafah keperawatan berisi nilai-nilai yang dijadikan pedoman
dan harus ada dalam asuhan keperawatan.
Standar II
Berisi tujuan asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan pada dasarnya
adalah meningkatkan status kesehatan, mencegah penyakit, memperbaiki
status kesehatan, dan membantu pasien mengatasi masalah kesehatan.
Standar III
Menenentukan pengkajian keperawatan. Untuk memberikan asuhan
keperawatan yang paripurna diperlukan data yang lengkap dan dikumpulkan
secara terus-menerus, tentang keadaan pasien untuk menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan.
4
Standar IV
Tentang diagnose keperawatan. Diagnose ini dirumuskan berdasarkan data
status kesehatan pasien yang dihasilkan pada fase pengkajian untuk
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan. Data dianalisis dan dibandingkan
dengan norma yang berlaku dan pola fungsi kehidupan pasien.
Standar V
Tentang perencanaan keperawatan. Perencanaan keperawatan disusun
berdasarkan diagnose keperawatan. Di dalamnya menunjukkan prioritas
masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam asuhan keperawatan berikut rencana
tindakan yang akan dilakukan perawat untuk mencapainya. Tindakan yang
direncanakan didalamnya hanyalah tindakan yang bersifat care yang
merupakan kewenangan perawat.
Standar VI
Menentukan intervensi keperawatan, Intervensi keperawatan merupakan
pelaksanaan tindakan yang telah ditentukan dalam rencana keperawatan.
Implementasi atas rencana keperawatan dalam sebuah asuhan keperawatan
dengan maksud mengupayakan pemenuhan kebutuhan pasien secara maksimal
yang mencakup aspek peningkatan, pemeliharaan, serta pemulihan kesehatan
dengan mengikutsertakan pasien dan keluarganya. Hal ini berbeda dengan
pelayanan medis oleh dokter berupa penyembuhan penyakit yang diupayakan
dengan tindakan medic tertentu berupa pengobatan atau tindakan lain (aspek
kuratif).
Standar VII
Menentukan evaluasi keperawatan. Evaluasi dilakukan dengan melibatkan
pasien dan tenaga kesehatan lain. Hal itu dilakukan secara periodic, sistematis,
dan berencana untuk menilai perkembangan pasien setelah dilakukannya
tindkan keperawatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam asuhan
keperawatan. Hasilnya dipergunakan sebagai dasar pertimbangan bagi
tindakan kperawatan selanjutnya, apakah rencana yang telah disusun
dilanjutkan pelaksanaanya atau diadakan perubahan apabila dipertimbangkan
jika rencana tetap dijalankan tujuan tidak tercapai.
5
Standar VIII
Tentang catatan asuhan keperawatan. Setiap informasi tentang pasien yang
berkaitan tentang kondisi kesehatan, analisis perawat dan kesimpulannya,
rencana dan tujuan tindakan serta implementasi dari rencana beserta hasilnya
harus dicatat.
C. PERMENKES RI No.HK.02.02/MENKES/148/I/2010
Pemerintah khususnya Kementrian Kesehatan mengeluarkan peraturan
menteri kesehatan yang mengatur tentang izin dan penyeleggaraan praktek
perawat di Indonesia, peraturan ini dikeluarkan sebagai pengganti Kepmenkes
No.1239/Menkes/SK/IV/2001 yang isinya tentang registrasi dan praktek perawat.
Dalam peraturan menteri kesehatan yang baru ini, perawat diberikan
kewenangan untuk melakukan praktek mandiri dan atau berkelompok sehingga
perawat dapat menerapkan keahlian bidang keilmuannya dan tentu saja dalam
melaksanakan prakteknya perawat harus memasang papan nama.
D. PP NO. 32 TAHUN 1996 TENTANG TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan yang diatur dalam Pasal 2 ayat (2) sampai dengan ayat
(8)Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan terdiri
dari :
1. Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi;
2. Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan;
3. Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten
apoteker;
4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog