5/10/2018 MakalahDiskusi_SriPalupi-slidepdf.com http://slidepdf.com/reader/full/makalah-diskusisri-palupi 1/21 Menyimak Laporan Pencapaian MDGs: Sebuah Catatan dari Lapangan Sri Palupi Direktur Eksekutif Institute for Ecosoc Rights Disampaikan dalam Diskusi Rangkaian Metro TV MDG Awards 2010 Jakarta, 2 Desember, 2010
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Indikator untuk mengukur kemiskinan terlalu rendah: tingkat pengeluarankurang dari 1 USD sehari. Indonesia menggunakan ukuran “tingkat pengeluaran dibawah garis kemiskinan” yg besarannya bahkan kurang dari 1 USD sehari. Denganstandar ini kemiskinan hanya diukur dari tingkat kemampuan memenuhi kebutuhandasar pangan. Padahal kebutuhan dasar manusia bukan hanya pangan. Bilaindikatornya dinaikkan (2 USD sehari), ada 49% penduduk Indonesia tergolongmiskin.
Data masih diragukan akurasinya. Contoh: data SUSENAS BPS 2008,menunjukkan bahwa proporsi penduduk miskin sebesar 15,46%. Sementara laporanBappenas menyatakan, tingkat kemiskinan sudah turun menjadi 5,9% pada tahun2008. Pertanyaannya, laporan pencapaian MDGs mengacu ke data BPS yg mana?Selain itu, data yg digunakan sbg pijakan juga tidak diambil dari tahun yg sama.Misal, data kemiskinan mengguna-kan acuan tahun 2008, sementara data prevalensi
kurang gizi mengguna-kan acuan tahun 2007, sementara data terkait pendidikanmenggunakan acuan th 2009. Mengapa? Apa yg mendasari pemilihan acuan tahunyg berbeda ini?
Tidak ada jaminan bahwa apa yang dicapai sekarang akan terus berlanjutpada tahun berikutnya. Pengalaman menunjukkan, angka kemiskinan danprevalensi kurang gizi, misalnya, bersifat fluktuatif. Beberapa faktor yg berpengaruhterhadap keberlanjutan capaian, di antaranya: bergantinya pemimpin yg mengarahpd bergantinya kebijakan, kondisi bencana, krisis ekonomi, indikator kemiskinan ygterlalu rendah (kemiskinan ekstrem), dll,. Masih tinggi proporsi penduduk yg rentanterperosok dlm kondisi di bawah garis kemiskinan.
Kebijakan pemerintah di berbagai sektor tidak sejalan dengan tujuanpencapaian MDGs dan dalam banyak hal bahkan kontra produktif dengantujuan MDGs. Misalnya, kebijakan penanggulangan kemiskinan yg lemah dlmaspek pemberdayaan kelompok miskin, kebijakan penanganan masalah gizi ygcondong ke arah kuratif, kebijakan ekonomi yg lebih banyak berpihak pd kelompokkaya dan eksploitatif terhadap lingkungan, pembangunan yg bertumpu pd utang luarnegeri dan meningkatkan alokasi anggaran utk bayar utang, anggaran di tingkatnasional dan daerah yang mayoritas dialokasikan utk kepentingan belanja pegawai .
Data pencapaian target MDGs bersifat agregat. Padahal ada kesenjangansangat tinggi antara Indonesia Barat dan Indonesia Timur yg terus berlangsung. Apayang terjadi di wilayah Indonesia Timur seolah-olah sebuah keniscayaan yang pantasutk terus menerus diterima dan dipahami.
Tujuan 1: Mengurangi angka kemiskinan dan kelaparan
FAKTA 1: 1) Program penanggulangan kemiskinan tidak efektif.Anggaran kemiskinan yg meningkat dari Rp 23 triliun (2005)menjadi Rp 70 triliun (2008) hanya mampu mengurangi angka
kemiskinan kurang dari 1%; 2) Proporsi anggaranpenanggulangan kemiskinan justru menurun dari 10,2% (2005)menjadi 6,4% (2009
FAKTA 2: 1) Penanganan masalah gizi cenderung kuratif (terfokus
pd kasus gizi buruk) dan miskin program pencegahan; 2) Alokasianggaran utk penanganan kasus gizi buruk sangat kecil Rp18.000/kasus/tahun; 3) Anggaran untuk sektor kesehatan sangatkecil (hanya 2 – 2,5% dari APBN); 4) Lemah dalam halpelaporan dan pendataan
Tujuan 3: Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
FAKTA: 1) pengarusutamaan gender masih mengalami banyakkendala. Pemerintah setengah hati dlm menjawab isu perempuan;2) Anggaran utk pemberdayaan perempuan hanya 0,02% dariAPBN; 3) Kecenderungan meningkatnya kasus kekerasan terhadap
perempuan
Tujuan 4: Menurunkan angka kematian anak
FAKTA: 1) Angka kematian anak masih tertinggi di Asia. Angkakematian anak di Indonesia 5X lebih tinggi dari Malaysia, 2X lebih
tinggi dari Thailand, dan 1,3X lebih tinggi dari Filipina; 2) kasuskematian anak lebih banyak terjadi pada keluarga miskin, denganpenyebab utama adalah akses, biaya, pengetahuan dan perilaku; 3)anggaran program kesehatan masih berorientasi mengobati, bukanmencegah
Tujuan 5: Meningkatkan kesehatan ibu FAKTA: 1) target utk pengurangan kematian ibu sulit dicapai
mengingat 60% persalinan berlangsung di rumah, proporsipersalinan dibantu tenaga persalinan terlatih belum mencapai75% dan angkanya bervariasi, mulai dari 24,65% Sulawesi
sampai 96,47% Jakarta; 2) 1/5 perempuan hamil kurang gizi danseparuhnya menderita anemia
Tujuan 6: Memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya
FAKTA: 1) Upaya menekan penyebaran HIV/AIDS menjadi pertanyaan.
Jumlah penderita setiap tahun meningkat; 2) Dana alokasi anggaranutk penanggulangan HIV/AIDS lebih banyak bersumber dari mitrainternasional
FAKTA 1: 1) pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkunganbelum cukup mendapatkan perhatian; 2) Lebih dari 100 juta penduduk ygtersebar di 30.000 desa kesulitas akses air bersih dan sanitasi dasar.Dampaknya: jumlah kasus diare 423/1000 orang, 350-810/100.000penduduk terserang tifus, 35,5% penduduk cacingan; 3) anggaran utksanitasi sangat kecil (Rp 200/orang/tahun sementara kebutuhan minimalsanitasi Rp 47.000/orang/tahun)
FAKTA 2: 1) Indonesia kehilangan hutan 3,5 juta hektar per tahun atau 6Xlapangan sepak bola per menit; 2) Pemerintah secara sistematis melakukanpembabatan hutan dan perusakan lingkungan melalui konsesipertambangan, HTI, perkebunan, dll. Bahkan pulau-pulau kecil dan hutanlindung diubah menjadi lokasi pertambangan; 3) tingginya korupsimemperburuk perusakan lingkungan
Tujuan 8: Membangun kemitraan global utk pembangunan
FAKTA : 1) Sistem perdagangan global condong berpihak pd kepentingannegara maju; 2) WTO gagal membangun sistem perdagangan global ygadil; 3) Anggaran utk pelayanan pendidikan dan kesehatan dikalahkan olehanggaran utk pembayaran utang; 3) komitmen MDGs abai terhadapproblem ketidakadilan global
APAKAH KITA TELAH SUNGGUH BERADA PADA JALUR PENCAPAIAN
TARGET MDGs? BENARKAH ANGKA-ANGKA STATISTIK DALAMLAPORAN PENCAPAIAN MDGs SUNGGUH MENGINDIKASIKANKEBERHASILAN DALAM PENCAPAIAN MDGs?Berbagai pihak perlu menjawab ini dengan jujur mengingat adanyabeberapa kondisi berikut:1) Kebijakan di bidang anggaran masih jauh dari komitmen untuk mengatasi
persoalan kemiskinan, kelaparan dan penyediaan pelayanan dasar yangberkualitas
2) Program-program untuk mencapai target MDGs dan capaian target MDGsbelum terjamin efektivitas dan keberlanjutannya.
3) Indikator dan akurasi data masih menjadi persoalan4) Pencapaian target MDGs abai terhadap problem ketidakadilan sosial, dari
tingkat lokal sampai global5) Program pemberdayaan masyarakat dan peningkatan peran serta
masyarakat masih lemah, termasuk pemberdayaan perempuan6) Tingginya beban utang dan maraknya korupsi7) Lemahnya koordinasi dan kerjasama antar sektor dan antar pihak8) Mitigasi bencana belum menjadi basis penyusunan kebijakan