BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Psikologi kepribadian merupakan cabang dari ilmu psikologi dengan segi pandangan yang menekankan hal penanaman dan pelekatan tingkah laku di dalam kepribadian individu. Kepribadian sendiri memiliki beberapa definisi, yaitu suatu kebulatan yang terdapat aspek-aspek jasmaniah dan rohaniah. Bersifat dinamis dalam hubungan dengan lingkungan. Wataknya unik atau khas, dan dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan luar. Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi dinamik dari suatu system psikofisik dalam diri individu yang dapat memberikan corak yang khas dalam caranya menyesuaikan diri dengan lingkungan. Sedangkan menurut Pervin dan John, kepribadian mewakili karakteristik individu yang terdiri dari pola- pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten. Dalam pembelajarannya, Psikologi Kepribadian menyoroti beberapa hal. Di antaranya yaitu Struktur dan Dinamika Kepribadian. Struktur Kepribadian merupakan integrasi dari sifat-sifat dan system-sistem yang menyusun kepribadian. Sedangkan Dinamika Kepribadian 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Psikologi kepribadian merupakan cabang dari ilmu psikologi dengan segi
pandangan yang menekankan hal penanaman dan pelekatan tingkah laku di
dalam kepribadian individu.
Kepribadian sendiri memiliki beberapa definisi, yaitu suatu kebulatan
yang terdapat aspek-aspek jasmaniah dan rohaniah. Bersifat dinamis dalam
hubungan dengan lingkungan. Wataknya unik atau khas, dan dipengaruhi oleh
faktor dari dalam dan luar.
Menurut Allport, kepribadian adalah organisasi dinamik dari suatu system
psikofisik dalam diri individu yang dapat memberikan corak yang khas dalam
caranya menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Sedangkan menurut Pervin dan John, kepribadian mewakili karakteristik
individu yang terdiri dari pola-pola pikiran, perasaan dan perilaku yang konsisten.
Dalam pembelajarannya, Psikologi Kepribadian menyoroti beberapa hal.
Di antaranya yaitu Struktur dan Dinamika Kepribadian. Struktur Kepribadian
merupakan integrasi dari sifat-sifat dan system-sistem yang menyusun
kepribadian. Sedangkan Dinamika Kepribadian adalah studi mengenai
komponen-komponen motivasional dan emosional dari kepribadian.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan struktur kepribadian?
b. Apa yang dimaksud dengan dinamika kepribadian?
c. Bagaimana struktur dan dinamika kepribadian menurut para ahli?
1
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
struktur dan dinamika kepribadian dalam psikologi kepribadian.
1.4 Manfaat
Secara teoritis : memberikan sumbangan pengetahuan tentang masa puber
dalam pembentukan jati diri remaja bagi civitas academia
UNS khususnya jurusan psikologi UNS
Secara Praktis :
a. Mengerti definisi struktur kepribadian
b. Mengerti definisi dinamika kepribadian
c. Mengetahui teori-teori tentang struktur dan dinamika kepribadian
menurut para ahli
BAB II
2
PEMBAHASAN
Struktur kepribadian memiliki arti integrasi dari sifat-sifat dan system-sistem
yang menyusun kepribadian.
Sedangkan dinamika kepribadian yaitu studi mengenai komponen-komponen
motivasiional dan dan emosional dari kepribadian.
Struktur dan dinamika kepribadian dijelaskan oleh berberapa ahli menurut
teorinya masing-masing. Dalam makalah ini kami membahas beberapa teori psikologi
berkaitan dengan struktur dan dinamika kepribadian.
2.1 Psikologi analitis Carl Gustav Jung
2.1.1 Struktur Kepribadian
Jung tidak berbicara tentang kepribadian melainkan tentang psyche. Adapun
yang dimaksud dengan psyche ialah totalitas segala peristiwa psikis baik yang disadari
maupun yang tidak disadari. Menurutnya, jiwa manusia terdiri dari dua alam, yaitu
alam sadar dan alam bawah sadar. Alam sadar adalah semua hal yang dikenali ego,
alam bawah sadar tidak ada hubungannya dengan ego.
Menurut Jung, ego adalah pusat kesadaran, tetapi bukan inti dari
kepribadian. Ego bukan seluruh kepribadian, ego harus dilengkapi oleh self yang
merupakan pusat dari kepribadian dan bersifat tidak sadar. Dalam orang yang sehat
secara psikologis ego berada dalam posisi kedua dibawah alam tak sadar. Ego yang
terlalu dominan akan menyebabkan gangguan keseimbangan dalam kepribadian
Personal unconscious
Personal unconscious berisikan semua pengalaman-pengalaman
individu yang direpresi, dilupakan atau disublimasikan. Personal unconscious
dibentuk dari pengalaman-pengalaman individual setiap orang, bersifat unik.
Ada isi personal unconscious yang mudah diingat ada yang sulit diingat,
namun semua bagian dari alam sadar.
3
Isi dari personal unconscious disebut complexes (kompleks). Kompleks
adalah gabungan ide-ide yang saling berhubungan dan bersifat emosional.
Salah satu contoh adalah Mother complex, gabungan pengalaman yang
berkaitan dengan ibu atau kata ibu yang menimbulkan dampak emosional,
sehingga menghambat proses berpikir.
Mother complex bersumber tidak hanya dari pengalaman individu,
tetapi juga berasal dari pengalaman para leluhur dengan tokoh ibu (bisa hanya
personal unconscious tapi bisa juga gabungan antara personal unconscious
dan collective unconscious)
Collective unconscious
Collective unconscious berakar pada pengalaman seluruh leluhur dari
seluruh spesies. Collective unconscious adalah konsep Jung yang paling unik.
Isi dari Collective unconscious diturunkan dari generasi ke generasi. Oleh
karena itu ada konsep-konsep universal yg berkaitan dengan Tuhan, ibu, air,
tanah, dsb.
Isi dari Collective unconscious aktif mempengaruhi pemikiran,
perasaan dan perilaku individu. Collective unconscious adalah sumber dari
mitos, legenda dan kepercayaan (termasuk agama). Collective unconscious
juga membangun “impian besar” umat manusia dalam setiap tempat dan di
setiap waktu
Collective unconscious bukan konsep, tetapi kecenderungan manusia
untuk berperilaku dengan cara tertentu bila ia berhadapan dengan situasi
yang memancing kecenderungan respon yang diwariskan, misalnya:
- Perempuan yang tidak menyukai anak kecil, akan menunjukkan reaksi
yang sama dengan seluruh ibu di dunia jika ia menjadi ibu
- Seseorang yang jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sosok figur
yang bukan figur idealnya selama ini
Archetypes
4
Archetypes adalah imaji2 kuno yang berasal dari Collective
unconscious. Archetypes memiliki kesamaan dengan kompleks, yaitu koleksi
dari ide-ide yang saling berhubungan dan mengandung bobot emosional,
hanya Archetypes sepenuhnya berasal dari Collective unconscious.
Menurut Jung, Archetypes adalah mitra kerja insting (pembangkit
dorongan fisik yang bersifat tak sadar), sama-sama tak sadar dan
mempengaruhi kepribadian. Archetypes memiliki dasar biologis yang
munculkan berulang dalam pengalaman hidup para leluhur. Setiap individu
memiliki banyak Archetypes, yang siap aktif jika ada pengalaman selaras yang
memunculkannya.
Archetypes tidak memiliki bentuk tertentu, namun bila ia aktif
Archetypes memunkan dirinya dalam bentuk mimpi, fantasi dan delusi. Setiap
Archetypes memiliki kehidupan & ciri tersendiri. Walaupun Archetypes itu
banyak sekali, Jung mengkonsepkan beberapa saja:
- Persona
- Great mother
- Shadow
- Wise old man
- Anima
- Hero
- Animus
- Self
Persona
Bagian dari kepribadian yang diperlihatkan seseorang kepada dunia.
Persona adalah peran yang kita mainkan selaras dengan harapan lingkungan,
misalnya: dokter diharapkan sebagai penolong.
Menurut Jung kalau kita terlalu tergantung pada persona, kita tidak
akan menyadari individualitas kita dan terhambat untuk mencapai Self
Realization
Shadow
5
Archetype kegelapan dan represi, mewakili kualitas-kualitas pribadi
yang ingin kita sembunyikan dari diri sendiri maupun orang lain. Shadow
terdiri dari kecenderungan-kecenderungan moralitas dan sejumlah kualitas2
konstruktif dan kreatif yang tidak ingin kita perlihatkan. Pada umumnya kita
semua hanya memfokuskan diri pada sisi kepribadian yang baik dan dapat
diterima. Menurut Jung penting untuk mengenal kedua sisi kepribadian agar
tercapai keseimbangan yg nyata
Anima
Seperti Freud, Jung juga percaya bahwa semua orang secara psikologis
adalah bisexual, memiliki sekaligus sisi feminin dan maskulin. Anima adalah
archetype feminin yang terdapat dalam diri seorang laki-laki, bisa muncul di
dalam mimpi atau menjadi panduan untuk mencari pasangan hidup.
Anima mewakili perasaan dan suasana hati yang irasional pada
seorang laki2. Perilaku laki2 dipengaruhi oleh Anima, namun biasanya mereka
kurang senang untuk mengakuinya
Animus
Archetype maskulin di dalam diri seorang perempuan disebut Animus.
Animus adalah simbol dari pikiran dan penalaran rasional pada seorang
perempuan. Adanya anima dan animus ini membuat laki2 dan perempuan
dapat saling memahami dan membina hubungan baik jangka panjang. Seperti
juga anima, animus menampilkan dirinya dalam mimpi, visi/pandangan,
lamunan dan khayalan dalam bentuk yang personal
Great mother
Great mother selalu dihubungkan dengan perasaan positif maupun
negatif, karena mewakili kesuburan dan perawatan di satu sisi, dan kekuasaan
serta kerusakan di sisi lain. Aspek kesuburan/perawatan sering dilambangkan
sebagai pohon, kebun, padang luas, laut, surga, rumah, kampung, gereja dan
objek2 spt oven dan alat dapur. Aspek kekuasaan/kerusakan diwakili oleh ibu
6
para dewa, ibu pertiwi, ibu tiri dan sang penyihir. Kombinasi dari kekuasaan &
kesuburan menghasilkan konsep kelahiran kembali seperti dalam reinkarnasi,
surga, nirwana, realisasi diri atau individuasi
Wise old man
Archetype dari kebijaksanaan dan makna. Simbol dari pemahaman
manusia akan misteri kehidupan. Archetype ini sering muncul dalam mimpi
sebagai ayah, kakek, guru, filosof, guru atau pendeta. Dalam dongeng dia
tampil sebagai raja atau sang pahlawan penumpas kejahatan. Archetype ini
dilambangkan oleh kehidupan itu sendiri, misalnya dalam bentuk cerita
tentang pengembara muda yang mengalami berbagai cobaan hidup dan
akhirnya menjadi pribadi dewasa yang bijaksana
Hero
Archetype hero dalam mitologi dan legenda tampil sebagai sosok kuat
berkuasa, kadang setengah dewa. Hadir untuk memerangi kejahatan,
berperang melawan naga, monster, maupun setan. Biasanya hidupnya
berakhir karena alasan/kejadian sepele. Tindakan heroik hanya bisa dilakukan
oleh orang yang rentan (melambangkan sisi manusiawi dari kita semua).
Archetype ini dipercaya sebagai gambaran dari keberhasilan manusia
(kesadaran) melawan kegelapan. Archetype ini merupakan model untuk
gambaran kepribadian yang ideal
Self
Menurut Jung semua orang memiliki kecenderungan bawaan untuk
maju, mencapai kesempurnaan dan keutuhan, disposisi bawaan ini disebut
self. Self dikatakannya sebagai archetype dari semua archetypes karena ia
menyatukan semua archetypes untuk berproses menuju self realization.
Self memiliki komponen Collective unconscious dan pu, namun
terutama dibentuk oleh ide Collective unconscious. The self dilambangkan
7
oleh ide2 kesempurnaan, kelengkapan dan keutuhan pada seseorang yang
dilambangkan dengan mandala.
Yin & Yang
Yin dan Yang adalah lambang self realization. Jarang orang dapat
mencapai self realization atau keseimbangan sempurna.
– mengatasi ketakutan alam bawah sadarnya
– mencegah diri untuk mendominasi kepribadian
– mengenali sisi gelap dari dirinya (the shadow)
– berani menghadapi anima dan animus-nya
2.1.2 Dinamika Kepribadian
Menurut Jung, motivasi berasal dari masa lalu (causality) maupun
dorongan untuk mencapai sesuatu di masa depan (teleology). Untuk mencapai self
realization individu harus beradaptasi dengan dunia luar (progression) maupun
dunia di dalam dirinya sendiri (regression)
8
2.2 Psikoanalisis Sigmund Freud
2.2.1 Struktur Kepribadian
Menurut Freud, tingkatan mental adalah model topografis dari jiwa kita,
sementara struktur kepribadian bersifat fungsional. Struktur yang paling awal
adalah Id (das es), kemudian ego (das ich) dan yang terakhir superego (das uber-
ich). Ketiga struktur ini bersifat konseptual, mereka berinteraksi dengan tiga
tingkatan mental sedemikian rupa: ego berada di semua tingkatan topografis
(sadar, preconscious dan bawah sadar), superego berada di dua tingkatan (sadar
dan preconscious) sementara id sepenuhnya berada di alam bawah sadar.
Id
Inti dari kepribadian yang sepenuhnya tidak sadar dan tidak memiliki
kontak dengan realitas. Secara konstan menurunkan ketegangannya dengan
memenuhi dorongan-dorongan dasar dan mencari kepuasan. Prinsip id: pleasure
principle (contoh: bayi baru lahir, puting susu ibu=jempolnya).
Id bersifat primitif, chaos, tidak bisa masuk alam sadar, tidak bisa berubah,
amoral, tidak logis, tidak terorganisir, berisi energi2 dasar yang dikeluarkan hanya
untuk mencari kepuasan. Oleh karenanya bisa menciptakan dorongan saling
bertentangan: cinta tapi benci.
Kegiatan id terjadi dalam proses2 primer, untuk mencapai kepuasannya
sangat tergantung pada proses2 sekunder yang dikendalikan oleh ego
Ego
Ego adalah satu-satunya area mental yang bisa berhubungan dengan
realitas. Berkembang dari id sejak masa bayi sampai menjadi narasumber satu-
satunya bagi seseorang dalam berhubungan dengan dunia nyata. Ego bekerja
dengan reality principle yang mencoba mengendalikan prinsip mencari kepuasan
dari id.
Karena ego juga kontak dengan dunia luar, maka ego menjadi pengambil
keputusan atau eksekutif dari kepribadian. Ego melakukan hal ini dalam tiga
9
tingkat kesadaran (mis: seseorang berpakaian rapi karena merasa nyaman
(realita), pengalaman dipuji (preconscious) dan pengalaman latihan kerapian dlm
toilet training (unconscious).
Untuk dapat berfungsi secara kognitif/intelektual, ego harus
mempertimbangkan id, superego dan tuntutan dunia luar. Karena ego secara
konstan selalu mencari jalan tengah dari ke tiga tuntutan yang sama-sama
kuatnya, maka ego selalu tegang/cemas.
Ego memanfaatkan represi dan model2 defense mechanism (mekanisme
pertahanan) lain untuk mempertahankan dirinya dari kecemasan tersebut. Ego
berkembang dari id sejak seorang bayi mulai belajar memisahkan antara dirinya
sendiri dengan dunia luar. Ego tidak memiliki energi, energi ego diperoleh dari id.
Oleh karena itu ego tidak selalu sukses mengendalikan id.
Pada saat anak belajar reward dan punishment dari orangtuanya, mereka
belajar bagaimana mendapatkan kepuasan sekaligus bagaimana menghindari
penderitaan. Pada usia ini kepuasan dan penderitaan adalah fungsi ego, karena
anak belum memiliki hati nurani.
Superego
Superego adalah aspek moral dan ideal bagi kepribadian, bekerja dengan
prinsip moralistik dan idealistik. Superego berkembang dari ego, superego tidak
memiliki energi sendiri. Superego tidak memiliki kontak dengan realitas, oleh
karenanya bersifat tidak realistik dalam menciptakan tuntutan2 untuk
kesempurnaan.
Superego memiliki 2 subsistem: hati nurani (conscience) dan ego ideal.
Hati nurani berkembang dari pengalaman-pengalaman dihukum karena perilaku
yang tidak pantas berisikan nilai-nilai apa yang tidak boleh dilakukan, sementara
ego ideal berkembang dari pengalaman-pengalaman mendapat penghargaan
karena melakukan perilaku yang benar sehingga isinya adalah apa yang
seharusnya dilakukan.
Superego yang berkembang baik dapat mengendalikan dorongan-
dorongan seks dan agresi melalui represi. Superego tidak dapat melakukan represi
10
sendiri, tetapi dapat memerintahkan ego untuk melakukannya. Superego
mengendalikan ego, menilai tindakan maupun niat ego.
Rasa bersalah adalah produk dari niat atau tindakan ego yang
bertentangan dengan standar moral superego. Memunculkan rasa bersalah adalah
fungsi dari hati nurani.
Rasa rendah diri adalah produk dari niat atau tindakan ego yang tidak
berhasil mencapai standar kesempurnaan superego. Memunculkan rasa rendah
diri adalah fungsi dari ego ideal.
Superego menuntut ego secara tidak realistik untuk mencapai
kesempurnaan. Sama dengan id, superego tidak mempertimbangkan sulitnya ego
menghadapi dunia nyata.
2.2.2 Dinamika Kepribadian
Menurut Freud semua orang termotivasi untuk mencari kepuasan dan
untuk mengurangi ketegangan serta kecemasan. Motivasi ini diperoleh dari energi
fisik maupun psikis yang berasal dari dorongan2 dasar.
Dorongan-dorongan dasar sering diterjemahkan sebagai insting, namun
sebetulnya lebih tepat jika disebut sebagai dorongan atau rangsangan. Dorongan-
dorongan secara konstan bekerja sebagai kekuatan yang memotivasi, sebagai
stimulus dari dalam diri dorongan-dorongan tidak dapat dihindari.
2.3 Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Sistem Self merupakan struktur kognitif yang memberi pedoman mekanisme
dan seperangkat fungsi-fungsi persepsi, evaluasi, pengaturan tingkah laku. Self adalah
bagian dari sistem yang resiprokal.
Regulasi Diri berfungsi menjembatani pengaruh-pengaruh eksternal dengan
kemampuan atau kapital yang dimiliki seseorang, sebagai dasar untuk melakukan
tindakan yang bertujuan, sehingga memungkinkan dirinya memiliki kontrol individual
atas fikiran, perasaan, motivasi, dan perilakunya. Merupakan mekanisme kontrol
11
internal yang memerintah perilaku, dan konsekuensi-konsekuensi yang ditanggung oleh
individu sebagai akibat dari perilakunya.
Efikasi diri berkembang sebagai hasil dari akumuluasi keberhasilan seseorang
dalam satu bidang tertentu, dari observasi-observasi terhadap kesuksesan dan
kegagalan orang lain, dari persuasi orang lain, dan dari keadaan fisiologis yang
dimilikinya, seperti keadaan takut atau gelisah (nervousness), atau kecemasan (anxiety)
saat melakukan sesuatu (Bandura, dalam Brown, 1999). Perbandingan sosial antara
kinerjanya dengan kinerja orang lain, terutama kelompok sebaya dan saudara kandung,
juga merupakan sumber yang kuat bagi efikasi diri.
2.4 Psikologi Individu Allport
2.4.1 Definisi Kepribadian
Organisasi dinamis dalam seseorang yang terdiri dari sistem-
sistem psikofisis yang menentukan keunikan penyesuaian dirinya dengan
lingkungan.
Dua hal yang menjadi tekanan utama adalah kepribadian
merupakan sesuatu yang berkembang dan unsur-unsurnya saling terkait.
Di teori lain, struktur dan dinamika dibahas secara terpisah. Namun oleh
Allport semua itu dinyatakan dalam bentuk sifat. Antara struktur dan
dinamika itu sama. Sifat adalah penekanan teori Allport sehingga sering
disebut dengan traits psychology.
Definisi Allport tentang kepribadian adalah organisasi dinamik
dalam individu sebagai sistem sistem psikofisis yang menentukan
penyesuaian dirinya yang khas terhadap lingkungannya.
Organisasi dinamik menekankan bahwa kepribadian selalu
berkembang dan berubah. Psikofisis menunjukan bahwa kepribadian
bukan hanya mental dan neural, namun jiwa dan raga menjadi suatu
12
kesatuan pribadi. Kepribadian individu dipengaruhi oleh kepribadian
masing masing dari istilah menentukan.
Yang dimaksudkan dengan khas atau unik adalah Allport
memberi penekanan pada individualitas, bahwa tidak ada dua orang yang
benar benar sama dalam hal kepribadian. Kepribadian itu memiliki arti
sebagai adaptasi atau penyesuaian diri dengan lingkungan.
Watak (karakter) mengisyaratkan norma tingkah laku tertentu
dimana individu akan dinilai perilakunya. Watak sebagai kepribadian yang
di evaluasi dalam arti normatif. Watak yang baik adalah watak yang
sesuai dengan norma yang berlaku.
Dalam pencarian definisi kepribadiannya Alllport dengan hati-hati
menyadari istilah karakter dan temperamen.
Temperamen biasanya menunjuk pada disposisi disposisi yang
erat kaitannya dengan faktor faktor biologis atau fisiologis dan sedikit
sekali mengalami perubahan dalam perkembangan dan memiliki peran
yang besar dibanding aspek aspek lain. Temperamen adalah gejala
karakteristik dari sifat individu , termasuk mudah tidaknya kena
rangsangan emosi , cepat tidak berekasi, kualitas hidup. Hal ini
bergantung pada faktor konstitusional, terutama keturunan.
Sifat adalah sistem neuropsikis yang digeneralisasikan. Sifat
memiliki eksistensi dalam diri individu. Sifat dibedakan dengan habits.
Kebiasaan merupakan kecenderungan kecenderungan bersifat
menentuka. Sifat merupakan sifat gabungan dari beberapa kebiasaan.
Menurut Allport, sifat dan sikap adalah predisposisi untuk merespon dan
khas, dapat membimbing tingkah laku, merupakan hasil belajar dan
faktor genetis. Sikap, berhubungan dengan suatu objek sehingga lebih
luas. Makin besar objek dikenai sifat, maka sifat dan sikap akan menjadi
13
semakin mirip. Sikap biasanya mengandung penilaian terhadap suatu
objek. Orang dapat memiliki suatu sifat tapi tidak dapat memiliki suatu
tipe. Sifat dapat memunculkan keunikan pribadi, sedangkan tipe
menenggelamkannya.
Pembagian sifat :
1. Sifat Kardinal (pokok)
Sangat menonjol, sehingga pengaruhnya dapat langsung dilihat.
Jenisnya relatif kurang biasa sehingga tidak tampak. Sifat kardinal
nampak pada setiap orang tapi tidak semua orang punya sifat ini
2. Sifat sentral
Merupakan kecenderungan kecenderungan yang sangat khas pada
individu, sering muncul dan sangat mudah disimpulkan . contoh :
ekstravert dan introvert
3. Sifat sekunder
2.4.2 Sifat-sifat dan Disposisi-disposisi Personal
Sifat adalah kecenderenungan untuk berespons dengan cara
tertentu atau disebut dengan tendensi neuropsiki. Sifat bukanlah
bentukan konsep abstrak lewat sebuah pengamatan melainkan
kenyataan objektif. Selain itu sifat juga bukanlah sekedar eksistensi
nominal.
Dua pembeda sifat, yaitu sifat umum dan disposisi personal. Sifat
umum yaitu ciri-ciri (sifat) yang terdapat pada banyak orang. Sedangkan
Disposisi Personal adalah keunikan-kekhususan (sifat) pada individu.
Contoh :
Dalam sebuah kelompok ada 20 orang menunjukkan sifat
keagresifan (common trait). Tapi kita tidak bisa mengtakan 20
14
orang itu menunjukkan/mewujudkan keagresifannya lewat jalan
yang sama. Mungkin ada yang asertif dan kompetitif, sarkastic dan
bermusuhan, dan mungkin lewat kekerasan fisik. Personal
deposisi dapat disebut sebagai sub kategori atau jalan khusus sifat
terwujud.
Sifat tidak hanya membimbing suatu tingkah laku tapi
juga memulai tingkah laku dan dalam beberapa hal memerankan
peran memotivasi yang penting.
Contoh :
Seseorang yang punya sifat ramah/suka bergaul, tidak
suka duduk sendiri di rumah menunggu orang lain
menghubunginya. Dia akan mencari teman-temannya.
Akan tetapi sebuah sifat tidak pernah sebagai motivator
murni tingkah laku beberapa dorongan baik internal maupun
eksternal yang mendahului tindakan.
Contoh :
Jika seseorang suka pergi ke disko, secara umum dia
orang yang suka bergaul tapi ada tingkah laku khusus bahwa dia
suka mendengarkan musik.
Disposisi Pokok, Disposisi Sentral dan Disposisi Sekunder
Disposisi Pokok yaitu sesuatu yang begitu umum sehingga dapat
ditemukan pada setiap individu. Contoh : Orang Narcistik adalah orang
yang memberikan perhatian kuat dan terus-menerus pada kebutuhan
dan ketertarukannya.
15
Disposisi Sentral, yaitu kecenderungan karakter yang kuat (khas)
pada seseorang. Contoh : Mungkin kita menggambarkan karya