MAKALAH
DESAIN PEMBELAJARAN KIMIA
MODEL ASSURE
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
1. ANNISA NOFITRI (RRA1C113005)
2. DEVI RIDAYANTI (RRA1C113002)
3. VHIDYA DWI YANTI (RRA1C113012)
DOSEN PENGAMPU :
Dra. YUSNIDAR, M.Pd
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2015
24
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah ini
dengan judul MODEL ASSURE sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan baik
secara materi dan teknik penulisannya yang disebabkan karena
terbatasnya pengetahuan yang dimiliki dan kurangnya pengalaman
dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, penulis menerima segala kritikan dan saran yang
bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada
Ibuk Dra. Yusnidar, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Desain
Pembelajaran Kimia yang telah memberi bimbingan dan didikan dalam
rangka penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat membantu dan berguna bagi generasi
muda, atas perhatian pembaca, penulis mengucapkan terima kasih.
Jambi, Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 2
BAB IIPEMBAHASAN
2.1. Pengertian Model Pembelajaran ASURE3
2.2. Manfaat Model Pembelajaran ASURE4
2.3. Langkah-langkah Model Desain Pembelajaran ASURE5
2.4. Penerapan Model Pembelajaran ASURE13
2.5. Kelebihan dan Kelemahan Model ASSURE
..........................20
BAB IIIPENUTUP
3.1 Kesimpulan 23
3.2 Saran
.............................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA
..........................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pola pembalajaran yang saat ini dikembangkan di indonesia
menuntut keaktifan siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar dan
juga menuntut kreativitas siswa untuk mengolah data yang diberikan
guru, akan tetapi pada prakteknya dilapangan proses pembelajaran
yang kurang melibatkan keaktifan siswa. Kegiatan pembelajaran
berpusat pada guru yang berakibat terjadinyabentuk komunikasi satu
arah yaitu guru kepada siswa saja.
Melihat penjelasandiatas diperlukan terobosan atau inovasi dalam
kegiatan mengajar yang bisa memudahkan siswa memahami materi yang
diberikan oleh guru serta memudahkan guru dalam menyampaikan materi
yang diajarkan.Untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaraan
tercipta suatu model desainpembelajaran yang lebih mudah diterima
oleh siswa, memudahkan guru dalam menerangkan dan tidak monoton
atau juga membosankan bahkan lebih menarik, model tersebut adalah
model ASSURE.
Model ASSURE merupakan akronim dari: (Analyze learners, State
objectives, Select methods media andmaterials, Utilize media and
materials, Require learner participation, Evaluate andreview)
Pribadi (2011:29). ASSUREmerupakan sebuah prosedur panduan untuk
mendesain perencanaan dan bimbinganpembelajaran yang
mengkombinasikan antara materi, metode dan media. Dimanasetiap
melakukan kegiatan belajar mengajar disamping guru memberikan
materi, gurujuga harus menyertakan metode dan media yang
dibutuhkan. Sehingga dengan modelASSURE akan membuat kegiatan
belajar siswa semakin efektif.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari model desain pembelajaran ASURE ?
2. Apa manfaat dari model desain pembelajaran ASURE ?
3. Bagaimana langkah-langkah model desain pembelajaran ASURE
?
4. Bagimana penerapan model desain pembelajaran ASURE disekolah
?
1.3. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui pengertian dari model desain
pembelajaran ASURE
2. Untuk dapat mengetahui manfaat dari model desain pembelajaran
ASURE
3. Untuk dapat mengetahui bagaimana langkah-langkah model desain
pembelajaran ASURE
4. Untuk dapat mengetahui bagimana penerapan model desain
pembelajaran ASURE disekolah ?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Model Desain Pembelajaran ASURE
Model ASSURE merupakan akronim dari: (Analyze learners, State
objectives, Select methods media andmaterials, Utilize media and
materials, Require learner participation, Evaluate andreview)
Pribadi (2011:29). ASSUREmerupakan sebuah prosedur panduan untuk
mendesain perencanaan dan bimbinganpembelajaran yang
mengkombinasikan antara materi, metode dan media. Dimanasetiap
melakukan kegiatan belajar mengajar disamping guru memberikan
materi, gurujuga harus menyertakan metode dan media yang
dibutuhkan.
Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah
formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga
model berorientasi kelas. Perencanaan pembelajaran model ASSURE
dikemukakan oleh Sharon E. Maldino, Deborah L. Lowther dan James D.
Russell dalam bukunya edisi 9 yang berjudul Instructional
Technology & Media For Learning.
Model ASSURE merupakan salah satu model pembelajaran yang secara
efektif memberikan petunjuk dan perencanaan yang bisa membantu
untuk bagaimana cara merencanakan, mengidentifikasi, menentukan
tujuan, memilih metode dan bahan, serta evaluasi. Media
pembelajaran merupakan salah satu bagian yang menjadi bahan
pertimbangan ketika menggunkan model ASSURE untuk pembelajaran.
Model pembelajaran ini lebih berorientasi kepada pemanfaatan
media dan teknologi dalam menciptakan proses dan aktifitas
pembelajaran yang diinginkan. Pemanfaatan model desain
pembelajaranASSURE perlu dilakukan tahap demi tahap(sistematik) dan
menyeluruh (holistik) agar dapat memberikan hasil yang dioptimalkan
yaitu terciptanya pembelajaran sukses.
Model ASSURE memadukan berbagai aktivitas dalam
pembelajaran.Molenda (2005:35) mengatakan Model ASSURE merupakan
sebuah prosedurpanduan untuk perencanaan dan bimbingan pembelajaran
yang mengkombinasikanantara materi, metode dan media. Selanjutnya
dikatakan bahwa : "The ASSUREModel, on the other hand, is mean for
the individual instructor to use whenplaningclassroom use of media
and technology". Model ASSURE dilain pihak berartikebutuhan guru
yang merencanakan penggunaan media dan teknologi di dalam
kelas.Heinich, dkk dalam arsyad (2010:67) mengajukan Model ASSURE
dalamproses kegiatan belajar mengajar agar proses belajar mengajar
lebih efektif dengan alasan model desain pembelajaran ini
menekankan pada faktor pemanfaatan media dan bahan ajar yang
direncanakan dengan baik, yang membuat siswa belajar dengan aktif
serta menciptakan program pembelajaran yang efektif, efisien dan
menarik.
Sebagian besar orang beranggapan bahwa kegiatan pembelajaran
akanmaju setelah melalui beberapa tahapan Gagne dalam Molenda
(2005:34)mengartikan tahapan itu adalah pada saat proses
pembelajaran terjadi. Hasilpenelitian Gagne mengungkapkan bahwa
desain materi belajar di mulai denganmembangkitkan rasa
keingintahuan siswa dan juga rasa keingintahuan pada
materimateriyang baru. Mendorong serta melatih siswa dengan umpan
balik, menilaipemahaman siswa, dan mendorong siswa untuk
melanjutkan aktivitas yang ingindiketahuinya.
Dari berbagai pendapat yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan
bahwa model desain pembelajaran ASSURE adalah model desain sistem
pembelajaran yang bersifat praktis dan mudah diimplementasikan
untuk mendesain aktivitas pembelajaran, baik yang bersifat
individual maupun klasikal. Langkah analisis karakteristik siswa
akan memudahkan metode, media dan strategi pembelajaran yang tepat
digunakan dalam menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif,
efisien dan menarik. Demikian pula halnya dengan langkah evaluasi
dan revisi yang dapat dimanfaatkan untuk menjamin kualitas proses
yang diciptakan.
2.2. Manfaat Model Desain Pembelajaran ASURE
Model ASSURE dicetuskan oleh Heinich, dkk. Sejak tahun 1980-an,
dan terus dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Hingga sekarang (Dewi
Salma Prawiradilaga, 2007). Satu hal yang perlu dicermati dari
model ASSURE ini, walaupun berorientasi pada Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM), model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran
secara eksplisit. Strategi pembelajaran dikembangkan melalui
pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran
serta peserta didik di kelas.
Model pembelajaran ASSURE sangat membantu dalam merancang
program dengan menggunakan berbagai jenis media. Model ini
menggunakan beberapa langkah, yaitu Analyze Learners, State
Objectives, Select Methods, Media and Materials, Utilize Media and
Materials, Require Learner Participation, dan Evaluate and Revise.
Kesemua langkah itu berfokus untuk menekankan pengajaran kepada
peserta didik dengan berbagai gaya belajar, dan
konstruktivisbelajar dimana peserta didik diwajibkan untuk
berinteraksi dengan lingkungan mereka dan tidak secara pasif
menerima informasi.
Secara sederhana manfaat dari modelASSURE Sederhana, relatif
mudah untuk diterapkan.
1. Karena sederhana, maka dapat dikembangkan sendiri oleh
pengajar.
2. Komponen KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) lengkap.
3. Peserta didik dapat dilibatkan dalam persiapan untuk KBM.
2.3. Langkah-langkah Model Pembelajaran ASURE
Pembelajaran dengan menggunakan Model ASSUREmempunyai beberapa
tahapan yang dapat membantu terwujudnya pembelajaran yang efektif
dan bermakan bagi peserta didik. Tahapan tersebut menurut Smaldino
merupakan penjabaran dari ASSURE Model, adalah sebagai berikut:
a. Menganalisa Siswa (Analyze Learners)
Langkah pertama dalam perencanaan ini adalah menganalisa siswa.
Dalamlangkah ini harus mengetahui siswa untuk menentukan media yang
terbaikuntuk mencapai tujuan belajar. Analisis pembelajar meliputi
tiga faktor kunci dari diri pembelajar yang meliputi :
1) General Characteristics(Karakteristik Umum)
Karakteristik umum siswa dapat ditemukan melalui variable yang
konstan, seperti, jenis kelamin, umur, tingkat perkembangan, budaya
dan faktor sosial ekonomi serta etnik.Semua variabel konstan
tersebut,menjadi patokan dalam merumuskan strategi dan media yang
tepat dalam menyampaikan bahan pelajaran.
2) Specific Entry Competencies(Mendiagnosis kemampuan awal
pembelajar)
Penelitian yang terbaru menunjukkan bahwa pengetahuan awal siswa
merupakan sebuah subyek patokan yang berpengaruh dalam bagaimana
dan apa yang dapat mereka pelajari lebih banyak sesuai dengan
perkembangan psikologi siswa (Smaldino dari Dick,carey&
Camp;carey,2001).Hal ini akanmemudahkan dalam merancang suatu
pembelajaran agar penyamapain materi pelajaran dapat diserap dengan
optimal oleh peserta didik sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
3) Learning Style(Gaya Belajar)
Gaya belajar yang dimiliki setiap pembelajar berbeda-beda dan
mengantarkan peserta didik dalam pemaknaan pengetahuan termasuk di
dalamnya interaksi dengan dan merespon dengan emosi ketertarikan
terhadap pembelajaran. Terdapat tiga macam gaya belajar yang
dimiliki peserta didik, yaitu:1. Gaya belajar visual (melihat)
yaitu dengan lebih banyak melihat seperti membaca 2. Gaya belajar
audio (mendengarkan), yaitu belajar akan lebih bermakna oleh
peserta didik jika pelajarannya tersebut didengarkan dengan serius,
3. Gaya belajar kinestetik (melakukan), yaitu pelajaran akan lebih
mudah dipahami oleh peserta didik jika dia sudah mempraktekkan
sendiri.
b. Menentukan Tujuan Pembelajaran (State Objectives)
Langkah kedua adalah menentukan tujuan pembelajaran secara
spesifik,sesuai dengan kondisi siswa. Tujuan pembelajaran dapat
diambil dari silabus,pokok bahasan dari buku teks, panduan
kurikulum, atau dikembangkan olehguru. Dalam menentukan tujuan
pembelajaran harus disesuaikan dengan waktu, apakah siswa mampu
menyelesaikan tugas yang harus dilakukan sesuai dengan hasil yang
ingin dicapai dari tujuan pembelajaran.
Kondisi minimal yang akan dicapai siswa dalam melaksanakan
tugasnya dan tingkat kemampuan menerima tugas yang diberikan perlu
dipertimbangkan.
Ada beberapa alasan mengapa tujuan perlu dirumuskan dalam
merancang suatu program pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh
Wina Sanjaya (2008 : 122-123) berikut ini :
1) Rumusan tujuan yang jelas dapat digunakan untuk mengevaluasi
efektifitas keberhasilan proses pembelajaran.
2) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai pedoman dan
panduan kegiatan belajar siswa
3) Tujuan pembelajaran dapat membantu dalam mendesain sistem
pembelajaran
4) Tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam
menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran.
Menurut Smaldino,dkk.,setiap rumusan tujuan pembelajaran ini
haruslah lengkap. Kejelasan dan kelengkapan ini sangat membantu
dalam menentukan model belajar, pemanfaatan media dan sumber
belajar berikut asesmen dalam KBM.Rumusan baku ABCD tadi dijabarkan
sebagai berikut:
A = audience
Pembelajar atau peserta didik dengan segala karakterisktiknya.
Siapa pun peserta didik, apa pun latar belakangnya, jenjang
belajarnya, serta kemampuan prasyaratnya sebaiknya jelas dan
rinci.
B = behavior
Perilaku belajar yang dikembangkan dalam pembelajaran. Perlaku
belajar mewakili kompetensi, tercermin dalam penggunaan kata kerja.
Kata kerja yang digunakan biasanya kata kerja yang terukur dan
dapat diamati.
C = conditions
Situasi kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi pebelajar
dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber
belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini
sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu
yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
D = degree
Persyaratan khusus atau kriteria yang dirumuskan sebagai dibaku
sebagai bukti bahwa pencapaian tujuan pembelajaran dan proses
belajar berhasil. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam presentase
benar (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang
harus dipenuhi, kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat
mengukur pencapaian kompetensi. Ada empat kategori
pembelajaran.
c. Memilih Strategi Media dan Materi (Select Strategies, Media,
andMaterials)
Setelah melakukan analisis siswa (kemampuan awal siswa,
keterampilan dankebiasaan belajar siswa) serta menentukan tujuan
pembelajaran, langkahketiga adalah memilih metode, media dan
materi. Materi yang akan diberikan kepada siswa dapat diperoleh
melalui 3 cara, yaitu:
Memilih Strategi Pembelajaran
Pemilihan strategi pembelajaran disesuaikan dengan standar dan
tujuan pembelajaran. Selain itu juga memperhatikan gaya belajar dan
motivasi siswa yang nantinya dapat mendukung pembelajaran. Strategi
pembelajaran dapat mengandung ARCS model(Smaldino dari
Keller,1987). ARCS model dapat membantu strategi mana yang dapat
membangun Attention (perhatian) siswa, pembelajaran berhubungan
yangRelevantdengan keutuhan dan tujuan,Convident ,desain
pembelajaran dapat membantu pemaknaan pengetahuan oleh siswa
danSatisfactiondari usaha belajar siswa.
Memilih Teknologi dan Media yang sesuai dengan Bahan Ajar
Kata Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah dapat diartikan sebagai
perantara atau pengantar. Menurut Lesle J.Brigges dalam Sanjaya
(2008:204) menyatakan bahwa media adalah alat untuk perangsang bagi
peserta didik dalam proses pembelajaran. Selanjutnya Rossi dan
Breidle dalam Sanjaya (2008:204) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
tujuan pendidikan, seperti radio, televisi, buku, koran, majalah
dan sebagainya. Sedangkan menurut Gerlach, media bukan hanya berupa
alat atau bahan saja, tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa
dapat memperoleh pengetahuan. Media itu meliputi orang, bahan,
peralatan atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkan
siswa memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Bentuk media adalah bentuk fisik dimana sebuah pesan digabungkan
dan ditampilkan. Bentuk media meliputi, sebagai contoh, diagram
(gambar diam dan teks) slide ( gambar diam lewat proyektor) video
(gambar bergerak dalam TV), dan multimedia komputer (grafik, teks,
dan barang bergerak dalam TV) Setiap media itu mempunyai kekuatan
dan batasan dalam bentuk tipe dari pesan yang bisa direkam dan
ditampilkan. Memilih sebuah bentuk media bisa menjadi sebuah tugas
yang kompleks-merujuk kepada cakupan yang luas dari media yang
tersedia, keanekaragaman siswa dan banyak tujuan yang akan
dicapai.
Memilih, Mengubah, dan Merancang Materi
a. Memilih Materi yang tersedia
Melibatkan Spesialis Teknologi/Media
Menyurvei Panduan Referensi Sumber dan Media
b. Mengubah Materi yang ada
c. Merancang Materi Baru
d. Menggunakan Media dan Materi (Utilize Media and
Materials)
Langkah keernpat adalah merencanakan penggunaan media, materi
danteknologi yang akan diterapkan pada metode yang akan dipakai.
Mula-mulamelakukan pengecekan kembali materi yang akan diberikan
dan melakukanuji coba media yang akan digunakan. Kemudian
menyiapkan kelas,perlengkapan serta prasarana lainnya. Siswa secara
individu mungkin telahterbiasamenggunakan media dan bahan materi
secara bersama, seperti padabelajar mandiri atau dalam
kelompok-kelompok kecil seperti dalampembelajaran kooperatif. Siswa
sudah biasa dalam menggunakan media cetakseperti buku atau
teknologi berbasis computer seperti internet.
Sebelum memanfaatkan media dan bahan yang ada, sebaiknya
mengikuti langkah-langkah seperti dibawah ini,yaitu:
a). mengecek bahan (masih layak pakai atau tidak)
b). mempersiapkan bahan
c). mempersiapkan lingkungan belajar
d). mempersiapkan pembelajar
e). menyediakan pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau
pembelajar)
Hal ini sesuaidengan pendapat Arsyad (2010:69) bahwa diperlukan
persiapan bagaimanadan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk
menggunakannya.Disamping praktik danlatihan menggunakannya,
persiapan ruangan jugadiperlukan seperti tata letak tempat duduk
siswa, fasilitas yang diperlukanseperti meja peralatan, listrik,
layar dan lain-lain harus dipersiapkan sebelumpenyajian. Apabila
semuanya sudah dipersiapkan dengan matang maka akandidapat hasil
yang optimal.
e. Mendorong Partisipasi Siswa (Require Learner
Participation)
Langkah ke lima adalah mendorong partisipasi siswa. Supaya
pembelajaranberjalan efektif, harus ada partisipasi aktif dari
siswa dalam prosespembelajaran. Harus ada keadaan yang mendukung
siswa untuk berlatihtentang pengetahuan atau ketrampilan dan
menerima umpan balik sebelumdinilai secara formal. Latihan dengan
menciptakan keadaan yang diperlukansiswa untuk menilai diri
sendiri, melalui pembelajaran lewat computer,internet atau
permainan kelompok. Umpan balik dapat dilakukan oleh guru,komputer,
siswa yang lain atau evaluasi diri sendiri.
Selanjutnya menurut Arsyad (2010:69) guru sebaiknya mendorong
siswauntuk memberikan respon dan umpan balik mengenai keefektifan
prosesbelajar mengajar. Respon siswa dapat bermacam-macam, seperti
mengulangifakta-fakta, menghitung ikhtisar, rangkuman pelajaran
menganalisis alternatifpemecahan masalah atau kasus. Dengan
demikian siswa akan menampakkanpartisipasi yang lebih besar.
f. Evaluasi dan Perbaikan (Evaluate and Review)
Setelah proses pembelajaran, perlu dilakukan evaluasi dampak
dari prosespembelajaran dengan mengetahui keefektifan dan menilai
hasil belajar siswa.Untuk mengetahui gambaran umum perlu
mengevaluasi keseluruhan prosesbelajar. Apakah tujuan belajar sudah
tercapai? Apakah metode, media danteknologi yang dipakai sudah
efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran?Apakah siswa sudah
menguasai materi sesuai dengan tujuan belajar?Walaupun ada
perbedaan antara hasil yang dicapai dengan yang harusnyatercapai,
perlu memperbaiki perencanaan pada waktu yang akan datang.Tujuan
utama evaluasi disini adalah untuk mengetahui tingkat
pencapaiansiswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media,
pendekatan, danguru sendiri (Arsyad, 2010:69).
Penilaian dan perbaikan adalah aspek yang sangat mendasar untuk
mengembangkan kualitas pembelajaran. Penilaian dan perbaikan dapat
berdasarkan tiga tahapan yaitu:
1) Penilaian Hasil Belajar Siswa (Prestasi Siswa),
Penilaian Hasil Belajar Siswa yang Otentik,
Penilaian Hasil Belajar Portofolio
Penilaian Hasil Belajar yang Tradisional / Elektronik.
Metode dalam menilai prestasi bergantung pada sifat dan tujuan
belajar. Beberapa tujuan belajar mengharuskan kemampuan kognitif
yang relative sederhana sebagaicontoh adalah bagaimana melihat
siswamembedakan kata sifat dari kata keterangan, atau merangkum
prinsip deklarasi kemerdekaan. Tujuan belajar seperti itu semua
bermanfaat bagi ujian tertulis konvensional.
1)Penilaian auntentik
Di sekolah, minat yang meningkat terhadap penilaian autentik di
pacu oleh komitmen menuju perspektif konstruktivis.Penilaian
autententik bisa digunakan untuk menilai kinerja atau produk
tunggal, produk unit, atau protofolio.
2)Penilaian Portofolio
Portofolio menilai kemampuan siswa untuk membuat produk nyata
yang menggambarkan pencapaian mereka terkait dengan analisis,
sintesis, dan evaluasi. Komponen kunci dari portofolio adalaha
bahwa mereka mengharuskan rekleksi sendiri sesuai yang ditampilkan
di produk portofolio. Sebagai misal, jika siswa bisa memilih
fragmen karya yang menampilkan pencapaian sebuah tujuan belajar,
mereka mungkin saja meminta untuk menjelaskan kenapa mereka memilih
fragmen tersebut dan bagaimana itu menunjukkan bahwa mereka telah
mempelajari pengetahuan dan kemampuan sasaran.
Untuk menggunakan portofolio, mulailah dengan menentukan
apakahkitaakan menggunakan format tradisional atau elektronik.
Kemudian indentifikasikalah jenis-jenis artefak yang akan
menampilkan pencapaian siswa terkait standard dan tujuan dan
pilihlah atau kembangkan skala penilaian yang tepat.
Portofolio tradisional merupakan kumpulan fisik dari karya para
siswa, sementara portofolio elektronik merupakan koleksi digital
dari karya para siswa. Portofolio tradisional terdiri dari salinan
kertas dari karya para siswa, foto, video atau rekaman kaset audio.
Portofolio sering kali disimpan dalam penjepit dan kotak
penyimpanan, yang berpindah dari satu guru lainnya ketika para
siswa naik tingkat.
Portofolio elektronik menyimpan seluruh karya siswa dalam bentuk
file digital. Portofolio elektronik bisa dibuat dengan peranti
lunak khusus, sebuah situs online, atau program dasar seperti power
point. Kekurangan dari portofolio elektronik adalah perlengkapan,
akses, keamanan dan waktu.
Menilai dan Memperbaiki Strategi, teknologi dan Media
Evaluasi juga meliputi penilaian strategi, teknologi dan media.
Salah satu komponen kuncievaluasi dan revisi sebuah mata pelajaran
adalah masukan dari pembelajar.Kita juga bisa mendapatkan umpan
balik terkait dengan strategi pengajaran dan penggunaan teknologi
dan media melalui wawancara dan diskusi.
Evaluasi guru
Salah satu komponen penting darisuasana kelas manapun adalah
guru, yang sebaiknya di evaluasi bersama dengan komponen-komponen
lainnya. Meskipun evaluasi atas pengajaran kita mungkin bisa
menimbulkan kekhawatiran. Informasi yang dihasilkan akan memberikan
umpan balik yang bagus sekali untuk menangani area-araea yang butuh
pengembangan dan untuk mengetahui area-area pangajaran yang
berkualitas tinggi terdapat empat jenis dasar evaluasi guru: diri
sendiri, siswa, rekan guru, dan administrator.
Revisi Strategi, Teknologi, dan Media.
Tahap terakhir dari siklus pengajaran adalah duduk dan melihat
data penilaian dan evaluasi. Dimana terdapat perbedaan antara yang
kita inginkan untuk terjadi dan apa yang memang terjadi.
2.4. Penerapan Model Desain Pembelajaran ASURE
1. Analisis Pembelajar
General Characteristics
Merupakan gambaran dari kelas keseluruhan, seperti jumlah siswa,
usia, tingkat pendidikan, faktor sosial ekonomi, budaya atau etnis,
keanekaragaman, dan seterusnya. Dengan demikian karakteristik
pembelajaran dapat memberi pengarahan dalam membantu memilih metode
pembelajaran dan media.
Sampel: Siswa kelas 2 SMAN 1 Kota Jambi
Jumlah sampel kelas: 25 orang
Usia:16 tahun
Faktor sosial ekonomi: menengah ke atas
Budaya atau etnis: heterogen
Specific Entry Competencies
Merupakan gambaran dari jenis pengetahuan dan ketrampilan yang
dimiliki peserta didik baik atau kurangnya ketrampilan yang
dimiliki sebelum memenuhi syarat yang akan dicapai dalam
ketrampilan dan tingkah laku.Memberikan soal pre test terkait
materi pelajaran sebelumnya dan materi pelajaran baru yang akan
dibahas.
Learning Style
Merupakan gambaran dari prefensi gaya belajar masing-masing
peserta didik. Artinya sifat psikologis lah yang mempengaruhi
bagaimana kita menanggapi rangsangan yang berbeda. Pertama-tama
Pendidik akan mengamati gaya belajar peserta didik, yang
diantaranya gaya belajar auditorial, visual, dan kinestetik.Gaya
belajar sampel heterogen. Dalam setiap kelas karakter peserta didik
berbeda-beda dalam gaya belajarnya, yang terbaik adalah
menggabungkan banyak cara untuk menyajikan informasi sebanyak
mungkin.
Hail Desain Tahap Analisis Pembelajar
Materi: Asam basa
Media: Buku / bahan ajar, powerpoint dan eksperimen
Evaluasi tahap awal: Soal Pre Test
Gaya belajar: Auditorial, visual, dan kinestetik
1. State Standards And Objectives
Pentingnya Merumuskan Tujuan dan Standar dalam Pembelajaran:
Tujuan Pembelajaran yang BerbasisABCD
Tujuan Pembelajaran dan Perbedaan Individu
Kinerja dari tujuan digunakan untuk menyatakan gambaran apa yang
siswa harapkan dari hasil pembelajaran. Dengan demikian, tujuannya
adalah gambaran dari hasil pembelajaran yang bertujuan untuk
pelajaran dan harus bersifat spesifik mungkin serta harus ditulis
dengan menggunakan format ABCD.
Siswa dapat :
Mengidentifikasi sifat larutan asam dan basa dengan berbagai
indikator.
Memperkirakan pH suatu larutan elektrolit yang tidak dikenal
berdasarkan hasil pengamatan trayek perubahan warna berbagai
indikator asam dan basa.
Menjelaskan pengertian kekuatan asam dan menyimpulkan hasil
pengukuran pH dari bebrapa larutan asam dan basa yang
konsentrasinya sama.
Menghubungkan kekuatan asam atau basa dengan derajat pengionan
() dan tetapan asam (Ka) atau tetapan basa (Kb)
A = Audience
Pembelajaran ini diberikan untuk peserta didik, bukan pendidik,
untuk lebih fokus pada apa yang peserta didik lakukan, bukan pada
apa yang pendidik lakukan. Contonya, dalam materi asam basa guru
dapat menggunakan media eksperimen. Eksperimen disini merupakan
bentuk media untuk membantu peserta didik dapat memahami secara
langsung akan segala hal yang berkaitan dengan materi tersebut.
Dalam pelaksanaannya, guru sebagai pendidik hanya membimbing dan
mengarahkan serta membantu memberikan solusi terhadap siswa jika
mengalami kendala dalam melaksanakan praktik yang dilakukan. Guru
memberikan tanggung jawab penuh terhadap masing-masing kelompok
untuk dapat menyelesaikan tugasnya masing-masing. Sehingga, dengan
begitu peserta didik akan saling bekerja sama turut aktif
berpartisipasi dan fokus akan kegiatan pembelajaran yang
berlangsung. Selain itu dapat juga dengan media power point, dimana
guru menampilkan demonstrasi mengenai uji asam basa, kemudian
contoh-contoh yang tergolong dalam asam maupun basa.
B = Behavior
Tujuannya adalah menggambarkan kemampuan baru yang dimiliki
peserta didik setelah mendapatkan pembelajaran. Jadi, perilaku atau
kemampuan peserta didik yang dapat diukur dan dapat diamati, perlu
ditunjukan sebagai hasil pembelajaran. Contohnya, setelah
melaksanakan praktikum, tentunya peserta didik telah memiliki
pengetahuan serta kemampuan akan materi asam basa. Hal ini dapat
diketahui setelah diadakannya post test. Post test disini dilakukan
bertujuan untuk menguji seberapa besar daya pengetahuan serta
kemampuan yang diperoleh setelah melaksanakan praktikum.
C = Condition
Keadaan atau kondisi peserta didik bertujuan untuk menunjukan
ketrampilan atau kemampuan yang diajarkan. Sebuah pernyataan tujuan
harus mencakup kondisi di mana hasilnya dapat diamati. Jadi, harus
menyertakan peralatan, perkakas, alat bantu, atau referensi peserta
didik yang akan digunakan atau tidak digunakan dan kondisi
lingkungan khususnya tempat pembelajaran dilaksanakan. Contonya,
untuk dapat melaksanakan praktik asam basa tentunya ada banyak yang
mendukung dapat berlangsungya kegiatan pembelajaran tersebut.
D = Degree
Persyaratan terakhir bertujuan agar lebih baik dalam menunjukan
hasil belajar yang dapat diterima dan akan dinilai. Jadi, sejauh
mana ketrampilan yang dikuasai dan dapat diterima.Klasifikasi
tujuan yang memiliki nilai praktis, serta metode yang tergantung
pada State objectives yang akan dicapai pendidik dapat
diklasifikasikan menurut jenis utama hasil pembelajarannya. Ada
empat kategori pembelajaran.
1) Domain Kognitif
Domain kognitif, belajar melibatkan berbagai kemampuan
intelektual yang dapat diklasifikasikan baik sebagai verbal /
informasi visual atau sebagai ketrampilan intelektual.
2) Domain Afektif
Dalam domain afektif, pembelajaran melibatkan perasaan dan
nilai-nilai.
3) Domain Skill
Dalam domain ketrampilan motorik, pembelajaran melibatkan
atletik, manual, dan ketrampilan seperti fisik.
2) Domain Interpersonal
Belajar melibatkan interaksi dengan orang-orang.
2. Memilih metode, media dan materi (Selectmetode, media dan
materi)
Dalam langkah ini, pendidik akan membangun jembatan anatara
peserta didik dan tujuan rencana sistematis untuk menggunakan media
dan teknologi.Metode, media dan materi harus di pilih secara
sistematis. Setelah mengetahui gaya belajar peserta didik dan
memiliki gagasan yang jelas tentang apa yang akan di sampaikan,maka
harus dilakukan pemilihan:
Metode pembelajaran yang di gunakan harus tepat untuk memenuhi
tujuan bagi para peserta didik, yang lebih unggul daripada yang
lain atau yang memberikan semua kebutuhan dalam belajar bersama,
seperti kerja kelompok.
Media yang cocok untuk dipadukan sama dengan metode pembelajaran
yang dipilih, tujuan, dan peserta didik. Media bisa berupa teks,
gambar, video, audio, dan multimedia komputer. Penyampaian dapat
disajikan dengan mencari materi yang tersedia untuk mendukung
penyampaian. Materi harus sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
Materi yang disediakan untuk peserta didik sesuai dengan yang
dibutuhkan dalam menguasai tujuan. Materi bisa juga dimodifikasi,
peserta didik bisa merancang dan membuat materi sendiri. Materi
dapat berupa program perangkat lunak khusus, musik, kaset video,
gambar, dan peralatan seperti overhead prejector, komputer,
printer, scanner, TV dll. Materi mungkin perlu disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik atau tempat pembelajaran dan peralatan.
Sebagai contoh, untuk memulai pengajaran yaitu perbedaan larutan
asam dan basa dimulai dengan simulasi, diikuti dengan eksperimen
dan latihan. Antara metode pengajaran yang sering digunakan dalam
kimia larutan asam basa ini adalah penjelasan dan eksperimen. Guru
memberikan tayangan media flash eksperimen larutan asam basa serta
kertas kepada setiap siswa.
Guru menjelaskan tayangan dari media tentang eksperimen larutan
asam dan basa dan juga memberi pengarahan kepada siswa mengenai hal
yang terkait dengan tayangan di flash dan membuat kesimpulan dari
tayangan tersebut. Metode ini dipilih karena siswa-siswa tingkat
menengah atas butuhkan sesuatu yang dapat membantu memicu ide
mereka untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Selain itu, semua
siswa dapat terlibat satu sama lain dengan kegiatan yang
direncanakan ini setelah masing-masing dapat melihat tugas yang
mereka harus lakukan.
Memilih media yang sesuai untuk melaksanakan metode yang
dipilih. Faktor dasar dalam pemilihan media adalah tergantung pada
isi pelajaran, tujuan, metode dan siswa. Di dalam materi larutan
asam dan basa ini, guru telah memilih untuk menggunakan macromedia
flash yang berkaitan dengan materi, yang menarik dan memicu
motivasi siswa. Media ini juga dapat mendorong keaktifan
masing-masing siswa. Penggunaan flash dilaksanakan saat guru
menerangkan materi larutan asam dan basa kepada siswa. Guru
menayangkan flash yang berisi tayangan eksperimen terhadap larutan
asam dan basa dengan tujuan menarik minat murid terhadap
penagajaran dan pembelajaran ketika itu. Bahkan materi yang
ditayangkan itu juga membantu guru untuk mengajak siswa bertanya
jawab untuk memfasilitasi pendekatan kepada memperkenalkan materi
saat itu yaitu, identifikasi larutan asam dan basa.
Pemilihan media yang berbasis teknologi pengajaran sebagai media
utama dalam model ASSURE ini yang menggunaan animasi dan gambar
yang dihasilkan dalam flash adalah bertujuan membantu siswa
memahami dengan lebih mudah pengajaran saat itu. Penayangan flash
juga dapat membantu siswa memahami teknik identifikasi terhadap
larutan asam dan basa.
3. Memanfaatkan Media dan Materi (UtilizeMedia, and
Materials)
Langkah ke empat dalam model pembelajaran ASSURE adalah
memanfaatkan penggunaan media dan materi oleh peserta didik dan
pendidik. Menjelaskan bagaimana pendidik akan menerapkan media dan
materi. Untuk setiap jenis media dan materi yang tercantum di bawah
dipilih, dimodifikasi, dan di desain. Pendidik harus menjelaskan
secara rinci bagaimana pendidik akan menerapkannya ke dalam
pelajaran, pendidik juga membantu peserta didik. Dalam memanfaatkan
materi ada beberapa langkah:
Preview materi
Pendidik harus melihat dulu materi sebelum mennyampaikannya
dalam kelas dan selama proses pembelajaran pendidik harus
menentukan materi yang tepat untuk audiens dan memperhatikan
tujuannya.
Siapkan bahan
Pendidik harus mengumpulkan semua materi dan media yang
dibutuhkan pendidik dan peserta didik. Pendidik harus menentukan
urutan materi dan penggunaan media. Pendidik harus menggunakan
media terlebih dahulu untuk memastikan keadaan media.
Siapkan lingkungan
Pendidik harus mengatur fasilitas yang digunakan peserta didik
dengan tepat dari materi dan media sesuai dengan lingkungan
sekitar.
Peserta didik
Memberitahukan peserta didik tentang tujuan pembelajaran.
Pendidik menjelaskan bagaimana cara agar peserta didik dapat
memperoleh informasi dan cara mengevaluasi materinya.
Memberikan pengalaman belajar
Mengajar dan belajar harus menjadi pengalaman, bukan suatu
cobaan
Penggunaan media dan bahan dalam pengajaran adalah penting
karena hal ini menjadi penentuan bagi efektivitas proses pengajaran
dan pembelajaran. Guru dapat menggunakan berbagai media dalam
mendukung pembelakaran di kelas. Dalam hal ini, untuk melaksanakan
pembelajaran kimia dengan materi larutan asam dan basa digunakan
media berupa flash yang berisi materi ajar mengenai larutan asam
dan baasa. Untuk bahan pembelajaran dapat digunakan buku teks
pelajaran kimia kelas XI IPA juga dapat digunakan senagai bahan
pembelajaran untuk materi larutan asam dan basa.. Media dan bahan
yang telah dipilih akan menyediakan lingkungan yang sesuai untuk
pembelajaran siswa. Selain itu pemilihan bahan dan media tersebut
adalah sesuai dengan pengalaman siswa, sehingga akhirnya dapat
mendatangkan manfaat kepada siswa.
5. Pelajar Memerlukan Partisipasi (RequireLearner
Participation)
Langkah ke lima dalam model pembelajaran ASSURE adalah dengan
mewajibkan partisipasi peserta didik. Peserta didik belajar paling
baik jika mereka secara aktif terlibat dalam pembelajaran. Peserta
didik yang pasif lebih banyak memiliki permasalahan dalam belajar,
karena pendidik hanya mencoba untuk memberikan stimulus, tanpa
mempedulikan respon dari peserta didik. Apapun strategi
pembelajarannya pendidik harus dapat menggabungkan strategi satu
dengan yang lain, diantaranya strategi tanya-jawab, diskusi, kerja
kelompok, dan strategi lainnya agar peserta didik aktif dalam
pembelajarannya. Dengan demikian,pendidik harus menjelaskan
bagaimana cara agar setiap peserta didik belajar secara aktif.
Dalam suatu aktivitas pembelajaran, keterlibatan siswa dalam
kegiatan belajar sangatlah penting. Karena siswa yang terlibat
aktif dalam kegiatan pembelajaran akan dengan mudah mempelajari dan
memahami materi pembelajaran. Dalam hal ini, agar siswa dapat
berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, digunakan langkah
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran induktif. Model
pembelajaran induktif adalah suatu kegiatan belajar mengajar,
dimana guru bertugas memfasilitasi siswa untuk menemukan suatu
kesimpulan sebagai aplikasi hasil belajar melalui strategi
pembentukan konsep, interpretasi data dan aplikasi prinsip.
Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan
presentasi informasi-informasi yang akan memberikan
ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa,
selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola
tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi. Model ini
membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam
penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan
membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran
dengan cara berpikir dan membangun ide. Program flash tersebut
digunakan sebagai alat bantu yang diharapkan dapat meningkatkan
aktivitas pembelajaran siswa. Dengan adanya media tersebut,
diharapkan siswa mampu memahami materi yang disampaikan serta siswa
mampu membangun sendiri konsep pembelajaran yang harus dicapai
melalui pertanyaan-pertanyaan guru yang diarahkan ke tujuan
pembelajaran.
6. Evaluasi dan Revisi
Langkah terakhir dalam model pembelajaran ASSURE adalah evaluasi
dan revisi. Evaluasi dan revisi merupakan komponen penting untuk
mengembangkan kualitas pembelajaran. Siapa saja dapat mengembangkan
dan menyampaikan pelajaran, tetapi pendidik yang baik harus
benar-benar dapat merefleksi pelajaran, mengetahui tujuan,
menguasai strategi pembelajaran, menguasai materi pembelajaran, dan
melakukan penilaian serta dapat menentukan apakah unsur-unsur dari
pelajaran itu efektif. Pendidik mungkin menemukan beberapa hal yang
terlihat tidak efektif, apakah banyak peserta didik yang tidak
menguasai materi. Jika terjadi itu, mungkin materi yang disampaikan
belum tepat untuk tingkatan kelas itu. Keefektifan dalam strategi
pembelajaran juga bisa terjadi, misalnya peserta didik tidak
termotivasi atau strategi itu sulit dilaksanakan pendidik. Oleh
karena itu, evaluasi adalah langkah yang penting untuk menilai
prestasi peserta didik dan menilai metode pembelajaran dan media
yang digunakan.
Revisi merupakan langkah terakhir dari siklus pembelajaran yang
juga merupakan hal yang penting untuk melihat hasil data gatering
dari evaluasi. Jadi, kita dengan jelas memahami evaluasi akhir,
langkah dan revisi. Kesemuanya adalah siklus yang terjadi
terus-menerus dalam model ASSURE agar penggunaan media pembelajaran
efektif.
Setelah rancangan program pembelajaran selesai dirancang,
langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi. Evaluasi ini
dilakukan untuk mengumpulkan data yang terkait dengan kekuatan dan
kelemahan program pembelajaran. Disini program pembelajaran yang
dievaluasi diantaranya produk yang dihasilkan dalam penelitian ini
yaitu flash, serta perangkat-perangkat pembelajaran lainnya
seperti, rencana proses pembelajaran (RPP), lembar aktivitas guru,
dan lembar respon siswa. Hasil dari proses evaluasi dapat digunakan
sebagai masukan atau input untuk memperbaiki program
pembelajaran.
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah macromedia
flash dengan menggunakan model pembelajaran induktif divalidasi
oleh tim ahli, baik itu ahli materi maupun ahli media. Revisi
desain ini dilakukan dengan mengubah, memperbaiki, serta
mempertimbangkan bagian mana yang harus ditambah, dibuang ataupun
diperbaiki. Hasil revisi ini nantinya akan menjadi produk akhir dan
dinyatakan baik serta layak untuk diuji cobakan.
2.5. Kelebihan dan Kekurangan Model ASSURE
Model ASSURE memilik beberapa kelebihan walaupun masih memiliki
beberapa kekurangan,secara umum keunggulan modek ASSURE adalah:
1) Lebih banyak komponennya dibandingkan dengan model materi
ajar. Komponentersebut di anataranya analisis pebelajar, rumusan
tujuan pembelajar, strategipembelajar, sistem penyampaian,
penilaian proses belajar dan penilaian belajar.
2) Sering di adakan pengulangan kegiatan dengan tujuan Evaluate
and Review. selainitu model ini mengedepankan pembelajar, ditinjau
dari proses belajar, tipe belajar,kemampuan prasyarat.
3) Turut mengutamakan partisipasi pembelajar dalam Poin Require
LearnerParticipation, sehingga di adakan
pengelompokan-pengelompokan kecil sepertipengelompokan pebelajar
menjadi belajar mandiri dan belajar tim dll. Sertapenugasan yang
bertujuan untuk memicu keaktifitasan peserta didik.
4) menyiratkan untuk para guru untuk menyampaikan materi dan
mengelola kegiatankelas
5) Pada poin Select methods Media and Materials serta Utilize
Media and Materialsmembuat guru atau pendidik aktif untuk menemukan
dan memanfaatkan, bahan danmedia yang tepat dan memanfaatkan secara
optimal media yang telah ada.
6) Model ini dapat diterapkan sendiri oleh guru.
Adapun kekurangan Model ASSURE1, yaitu:
1) Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu.
2) Walau komponen relatif banyak, namun tidak semua komponen
desainpembelajaran termasuk di dalamnya.
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Berdasarkan bahasan makalah di atas maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam merancang pembelajaran pada mata pelajaran
di sekolah dapat dirancang dengan menggunakan model pembelajaran
ASSURE. Karena model ASSURE dapat membantu pendidik tahap demi
tahap dalam merencanakan kegiatan pembelajaran seperti menganalisis
pembelajar, membantu bagaimana menentukan tujuan, memilih
media-teknologi-strategi-materi, menggunakan
media-teknologi-strategi-materi, bagaimana membuat pebelajar
berpartisipasi aktif sampai menilai dan merevisi kegiatan yang
telah berlangsung.
3.2 Saran
ASSURE dapat membantu pendidik tahap demi tahap dalam
merencanakan kegiatan pembelajaran seperti menganalisis pembelajar,
membantu bagaimana menentukan tujuan, memilih
media-teknologi-strategi-materi, menggunakan
media-teknologi-strategi-materi, bagaimana membuat pebelajar
berpartisipasi aktif sampai menilai dan merevisi kegiatan yang
telah berlangsung. Maka dari itu tidak ada salahnya jika guru
disekolah menerapkan model ini dalam proses pembelajaran
dikelasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Trianto, (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif
Progresif. Jakarta: Kencana
http://diansetyawati11.blogspot.com/2014/03/model-desain-assure.html
Amanah. 2011. Model Pembelajaran ASSURE. [online] tersedia
di:http://amanahtp.wordpress.com/2011/11/28/model-pembelajaran-assure-menciptakan-pengalaman-belajar/
Rais, Rahma. 2012. Rancangan Pembelajran Model ASSURE. [online]
tersedia:http://tentangmediapendidikan.blogspot.com/2012/06/rancangan-pembelajaran-model-assure.html
Ranto. 2011. Model ASSURE merencanakan Pembelajaran Dengan
Mengintegrasikan teknologi dan Media. [online] tersedia:
http://ranto.staff.fkip.uns.ac.id/2011/12/10/model-assure-merencanakan-pembelajaran-dengan-mengintegrasikan-teknologi-dan-media/
Ulfiarahmi. 2012. Rancangan Pembelajaran dengan Model ASSURE.
[online]
tersedia:http://tepenr06.wordpress.com/2012/05/24/rancangan-pembelajaran-dengan-model-assure/