MAKALAHDASAR - DASAR PERILAKU KELOMPOK
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasional
Dosen Pengampu : Dra. Marlina Kunia , M.M
Disusun Oleh :
1. Chuswatun Chasanah13.0102.0070
2. Joko Mukorobin13.0102.0080
3. Andita Sulistyowati13.0102.0082
4. Imam Wahyudi13.0102.0088
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kelompok merupakan bagian dari kehidupan manusia. Tiap hari
manusia akan terlibat dalam aktivitas kelompok. Demikian pula
kelompok merupakan bagian dari kehidupan organisasi. Dalam
organisasi akan banyak dijumpai kelompok - kelompok ini. Hampir
pada umumnya manusia yang menjadi anggota dari suatu organisasi
besar atau kecil adalah sangat kuat kecenderungannya untuk mencari
keakraban dalam kelompok - kelompok tertentu. Dimulai dari adanya
kesamaan tugas pekerjaan yang dilakukan, kedekatan tempat kerja,
seringnya berjumpa, dan barang kali adanya kesamaan kesenangan
bersama, maka timbullah kedekatan satu sama lain. Mulailah mereka
berkelompok dalam organisasi tertentu.
Dasar pokok yang amat penting dari daya tarik antar individu dan
pembentukan kelompok adalah secara sederhana karena adanya
kesempatan berinteraksi satu sama lain. Hal ini dapat di pahami
secara jelas, bahwa orang yang jarang melihat, atau berbicara satu
sama lain sulit dapat tertarik. Hasil-hasil penelitian membuktikan
bahwa faktor lingkungan juga merupakan penentu untuk menaikkan atau
mengurangi kesempatan berinteraksi.Sebuah perusahaan merupakan
kerjasama dari tim. Sebuah klub sepak bola merupakan hasil
kerjasama sebuah tim. Bahkan untuk hal-hal yang bersifat individual
pun tetap memerlukan sebuah tim untuk dapat berfungsi secara baik.
Sebagai contoh dapat kita lihat pada olahraga perseorangan seperti
olah raga tinju, lari, golf maupun catur. Kita tidak dapat berhasil
mencapai suatu kesuksesan dalam olah raga tersebut tanpa adanya
kerjasama. Seorang atlet tinju, lari, golf, dan olah raga individu
lainnya tetap membutuhkan pelatih, manajer, maupun para
pendukungnya untuk saling bekerjasama dalam mencapai sukses.Kapan
dan di mana pun orang bersama - sama, atau berada dalam kebersamaan
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, itulah sebuah tim. Prioritas
utama sebuah tim apapun adalah untuk belajar berfungsi seefektif
dan seefisien mungkin, sehingga secara individu dan bersama-sama,
anggota tim itu dapat meraih sasaran yang tepat. Tidak ada seorang
pun di dunia ini yang dapat meraih kesuksesan tanpa bekerjasama
dengan orang lain.B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dan klasifikasi dari kelompok ?2. Apa saja
tahap tahap perkembangan kelompok ?3. Faktor faktor apa saja yang
mempengaruhi kesuksesan kelompok ?4. Bagaimana proses pengambilan
keputusan dalam kelompok ?C. Tujuan
1. Dapat menjelaskan definisi dan klasifikasi kelompok.2. Dapat
menjelaskan tahap tahap perkembangan suatu kelompok.3. Dapat
mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi kesuksesan kelompok.4.
Dapat mengetahui proses pengambilan keputusan dalam kelompok.D.
Manfaat
Dapat memahami bagaimana dasar dasar perilaku kelompok dapat
berpengaruh dalam pengambilan keputusan atau hasil kerja mereka
dalam suatu organisasi.BAB II
PEMBAHASANA. Definisi dan Klasifikasi Kelompok
Kelompok adalah dua atau lebih individu yang berinteraktif dan
saling bergantung bergabung untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Berdasarkan tujuan dan proses terbentuknya, kelompok terbagi
beberapa jenis yaitu :
1. Kelompok formal, kelompok kerja yang ditugaskan dan
didefinisikan oleh struktur organisasi,2. Kelompok informal,
kelompok yang tidak berstruktur formal maupun secara
organisasional, timbul sebagai respons terhadap kebutuhan akan
kontak sosial.3. Kelompok komando, kelompok yang terdiri atas
individu-individu yang melapor secara langsung kepada seorang
manajer/pimpinannya.
4. Kelompok tugas adalah orang-orang yang secara bersama
menyelesaikan tugas.5. Kelompok kepentingan adalah orang-orang yang
bekerja untuk mencapai tujuan khusus dan yang menjadi perhatian
masing-masing orang.
6. Kelompok persahabatan adalah mereka yang berkumpul bersama
karena mereka memiliki satu atau lebih persamaan karakteristik.
B. Tahap - Tahap Perkembangan Kelompok
1. Model Lima-TahapKelompok menempuh lima tahap yang jelas
terbedakan: pembentukan, keributan / konflik, penormaan /
normalisasi, pelaksanaan / berkinerja, dan peristirahatan /
pembubaran.a. Tahap pertama, pembentukan dicirikan oleh banyak
sekali ketidakpastian mengenai maksud atau tujuan, struktur dan
kepemimpinan kelompok. Para anggota melakukan uji coba untuk
menentukan tipe-tipe perilaku apakah yang dapat diterima baik.
Tahap ini selesai ketika para anggota telah mulai berpikir tentang
diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
b. Tahap keributan atau konflik adalah tahap konflik di dalam
kelompok. Para anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi
melawan batasan-batasan yang diterapkan oleh kelompok terhadap
individualitas. Lebih lanjut, ada koflik mengenai siapa yang akan
mengendalikan kelompok. Bila tahap ini telah terlewati, terdapat
hierarki yang relatif jelas mengenai kepemimpinan di dalam kelompok
itu.
c. Tahap penormaan atau normalisasi adalah tahap di mana
berkembang hubungan yang akrab dan kelompok menunjukkan sifat
kohesif [saling-tarik]. Saat itu sudah ada rasa memiliki identitas
kelompok dan persahabatan yang kuat. Tahap ini selesai bila
struktur kelompok telah kokoh dan kelompok itu telah menyesuaikan
serangkaian harapan bersama atas apa yang disebut sebagai perilaku
anggota yang benar.
d. Tahap pelaksanaan atau berkinerja . Pada titik ini stuktur
telah sepenuhnya berfungsi dan diterima baik. Energi kelompok telah
bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain menjadi
pelaksanaan tugas yang ada di depan mata.
e. Bagi kelompok kerja yang permanen (pembubaran), pelaksanaan
adalah tahap terakhir dalam perkembangannya. Tetapi bagi komite,
tim, satuan tugas temporer, maupun kelompok serupa yang mempunyai
pelaksanaan tugas terbatas, ada tahap peristirahatan. Dalam tahap
ini, kelompok mempersiapkan pembubaran. Performa tugas yang baik
tidak lagi merupakan prioritas puncak kelompok itu. Sebagai
gantinya, perhatian diarahkan ke pengelompokan aktivitas. Respon
anggota kelompok beraneka dalam tahap ini. Ada yang merasa puas,
dengan bersenang-senang atas prestasi kelompok. Yang lain mungkin
murung atas hilangnya persahabatan yang diperoleh selama kehidupan
kelompok kerja itu.
2. Sebuah Model Alternatif: Untuk Kelompok Sementara dengan
Tenggat WaktuKelompok-kelompok temporer yang dibatasi tenggat waktu
tampaknya tidak mengikuti model sebelumnya. Studi-studi menunjukkan
bahwa kelompok itu memiliki urutan tindakan (atau bukan-tindakan)
mereka sendiri yang unik:
1. pertemuan pertama menentukan arah kelompok
2. fase pertama kegiatan kelompok adalah fasi inersia (lemas
tanpa energi)
3. terjadi peralihan pada akhir fase pertama, yang terjadi tepat
ketika kelompok itu telah menghabiskan separuh waktu dari waktu
yang telah disediakan
4. transisi mengawali perubahan-perubahan besar
5. fase inersia kedua mengikuti masa transisi
6. pertemuan terakhir kelompok dicirakan oleh kegiatan yang
sangat terpacu.
C. Hal - Hal Mengenai Sturktur Kelompok : Peran , Norma , Status
, Ukuran dan KekohesifanKelompok kerja bukanlah gerombolan yang
tidak terorganisasi. Mereka mempunyai struktur yang membentuk
perilaku anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan dan
meramalkan sebagian besar perilaku individu di dalam kelompok
maupun kinerja kelompok itu sendiri.
1. Kepemimpinan Formal, orang ini umumnya mempunyai jabatan
seperti misalnya manajer unit, manajer bagian, penyelia, mandor,
pimpinan proyek, kepala satuan tugas, ataupun ketua komite.
Pemimpin ini dapat memainkan peranan penting dalam keberhasilan
kelompok.
2. Peran, adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dari
seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam unit sosial
tertentu. Pemahaman perilaku peran secara dramatis akan
disederhanakan jika masing-masing dari kita memilih satu peran dan
memainkannya secara teratur dan konsisten.
a. Identitas peran. Ada sikap dan perilaku aktual tertentu yang
konsisten dengan peran dan menciptakan identitas peran. Orang
mempunyai kemampuan untuk dengan cepat beralih peran bila mereka
menyadari bahwa situasi dan tuntutannya jelas-jelas membutuhkan
perubahan besar.b. Persepsi Peran. Pandangan seseorang mengenai
bagaimana seseorang seharusnya bertindak dalam situasi tertentu
disebut persepsi peran. Berdasarkan penafsiran atas bagaimana kita
meyakini bagaimana seharusnya perilaku kita, kita terlibat ke dalam
tipe-tipe perilaku tertentu.c. Pengharapan (Ekspektasi) Peran.
Pengharapan peran didefinisikan sebagai bagaimana orang lain
meyakini apa seharusnya tindakan anda dalam situasi tertentu.
Bagaimana anda berprilaku, sebagian besar ditentukan oleh peran
yang didefinisikan dalam konteks tindakan anda.
d. Konflik peran. Bila individu dihadapkan pada pengharapan
peran yang berlainan, akibatnya adalah konflik peran. Konflik ini
muncul bila individu menemukan bahwa patuh pada tuntutan satu peran
menyebabkan dirinya kesulitan mematuhi tuntutan peran lain. Dalam
keadaaan ekstrem, itu akan mencakup situasi di mana dua atau lebih
pengharapan peran saling berlawanan.
3. Norma, semua kelompok telah menegakkan norma, yaitu standar
perilaku yang dapat diterima yang digunakan bersama oleh anggota
kelompok. Norma ini memberitahu para anggota apa yang seharusnya
dan tidak seharusnya dilakukan pada situasi dan kondisi tertentu.
Dari titik pandang individu, norma itu mengatakan apa yang
diharapkan dari anda dalam situasi tertentu. Bila disepakati dan
diterima oleh kelompok, norma bertindak sebagai alat untuk
mempengaruhi perilaku anggota kelompok dengan pengawasan eksternal
yang minimal. Norma berbada di antara kelompok-kelompok, komunitas
dan masyarakat, tetapi semuanya mempunyai norma.a. Norma kelas
umumNorma sebuah kelompok kerja seperti sidik jari individu masing
- masing memiliki keunikan.Terapi terdapat sejumlah norma kelas
umum yang tampak dalam kebanyakan kelompok kerja.1) Norma kinerja
merupakan norma paling umum. Kelompok - kelompok kerja biasanya
memberi anggota mereka petunjuk-petunjuk eksplisit mengenai
seberapa keras mereka harus bekerja, bagaimana menyelesaikan
pekerjaan, tingkat hasil, tingkat kelambanan yang pantas dan
semacamnya.
2) Norma penampilan yaitu meliputi hal- hal seperti pakaian yang
pantas, loyalitas terhadap kelompok kerja atau organisasi, kapan
harus terlihat sibuk, kapan waktu yang pantas untuk bersantai.3)
Norma pengaturan sosial yang mana norma ini datang dari kelompok
kerja informal an terutama mengatur interaksi sosial dalam
kelompok.4) Norma alokasi sumber daya . Norma - norma ini dapat
berasal ari dalam kelompok atau organisasi an mencakup hal-hal
seperti bayaran , penugasan pada pekerjaan - pekerjaan sulit ,
serta alokasi peralatan dan perlengkapan baru.b. Konformitas
Menyesuaikan perilaku seseorang agar selaras dengan nirma- norma
kelompok. Sebagai anggota dari sebuah kelompok , menginginkan
penerimaan oleh kelompok tersebut. Maka cenderung menyesuaikan diri
dengan norma - norma kelompok. Banyak bukti bahwa kelompok
memberikan tekanan - tekanan pada anggota secara individual untuk
mengubah sikap dan perilaku mereka untuk menyesuaikan diri pada
standar kelompok.c. Perilaku menyimpang ditempat kerjaPerilaku
disengaja yang melanggar norma - norma organisasional yang
signifikan dan dengan melakukannya, mengancam kesejahteraan
organisasi atau anggota - anggotanya.4. Status, yaitu posisi atau
peringkat yang ditentukan secara sosial yang diberikan ke kelompok
atau anggota kelompok oleh orang lain.
Menurut teori karakteristik status, perbedaan dalam
karakteristik status menciptakan hierarki - hierarki dalam
kelompok. Status cenderung didapat dari salah satu 3 sumber ,
yaitu: Pengaruh kekuasaan seseorang atas orang lain, kemampuan
seseorang untuk berkontribusi terhadap tujuan sebuah kelompok ,
dan, karakteristik pribadi seorang individu.
a. Status dan Norma. Telah ditunjukkan bahwa status mempunyai
beberapa pengaruh yang menarik terhadap kekuatan norma dan tekanan
untuk penyesuaian. Orang-orang berstatus-tinggi juga lebih mampu
bertahan terhadap tekanan konformitas dari rekan sekerja mereka
dibandingkan dengan status lebih-rendah. Individu yang dinilai
tinggi oleh kelompok kerja tetapi tidak banyak memerlukan atau
mempedulikan imbalan sosial yang diberikan oleh kelompok secara
khusus akan mampu memperhatikan secara minimal norma-norma
konformitas.
b. Status dan interaksi kelompok. Penting bagi anggota kelompok
untuk meyakini bahwa hierarki status itu setara. Jika dipersepsikan
adanya kesetaraan, terciptalah ketidakseimbangan yang terjadi dalam
berbagai jenis perilaku korektif. Status yang lebih tinggi
cenderung lebih tegas dimana mereka lebih sering berbicara secara
terbuka, mengkritik, menyatakan perintah dan menginterupsi orang
lain. Itu menghalangi keberagaman ide dan kreativitas dalam
kelompok karena biasanya anggota lain yang berstatus lebih rendah
akan berperan pasif.c. Ketidaksetaraan status. Para anggota
kelompok penting untuk percaya bahwa status hierarki itu setara,
ketika terjadi ketidaksetaraan , hal tersebut menciptakan ketidak
seimbangan yang menghasilkan berbagai jenis perilaku korektif.d.
Status dan Budaya. Pentingnya status bervariasi di antara berbagai
budaya. Prancis misalnya, sangat sadar status. Selain itu,
negara-negara berlainan mengenai kriteria yang menciptakan status.
Pesannya di sini adalah untuk memastikan bahwa anda memahami siapa
dan apa yang menentukan status bila berinteraksi dengan orang dari
budaya yang berbeda dari budaya anda. 5. Ukuran, apakah ukuran
kelompok mempengaruhi perilaku keseluruhan kelompok itu? Jawaban
atas pertanyaan itu adalah Ya definitif, tetapi efeknya bergantung
pada variabel bergantung mana yang anda perhatikan. Bukti-bukti
misalnya menunjukkan, misalnya, bahwa kelompok kecil lebih cepat
menyelesaikan tugas daripada kelompok besar. Tetapi jika kelompok
itu bekerja dalam pemecahan masalah, kelompok besar secara
konsisten mendapat nilai yang lebih baik daripada kelompok yang
kecil.6. Komposisi, kebanyakan kegiatan kelompok menuntut aneka
ragam keterampilan dan pengetahuan. Dengan adanya tuntutan ini,
bisa disimpulkan bahwa kelompok heterogen-kelompok yang terbentuk
dari individu-individu yang tidak mirip-akan lebih besar
kemungkinannya untuk mempunyai kemampuan dari informasi yang
beraneka dan seharusnya lebih efektif.7. Kepaduan (kekohesifan),
kelompok kelompok itu berbeda menurut kepaduan [cohesiveness]
mereka, yakni sejauh mana para anggota tertarik satu sama lain dan
termotivasi untuk tetap di dalam kelompok. Studu-studi secara
konsisten memperlihatkan bahwa hubungan kepaduan dan produktivitas
tergantung pada norma-norma yang berkaitan dengan kinerja yang
dibangun oleh kelompok.D. Pengambilan Keputusan KelompokKeyakinan
bahwa dua kepala lebih baik daripada satu yang diperlihatkan sistem
juri telah lama diterima sebagai komponen dasar dri sistem hukum
Amerika Utara dan banyak negara lainnya.
1. Kelompok versus individualPengambilan keputusan kelompok
dapat secara luas digunakan dalam organisasi , tetapi apakah
tersebut dapat mengimplementasikan bahwa keputusan - keputusan
kelompok lebih suka disukai dibandingkan yang yang dibuat oleh
seorang individu sendirian?
Berikut faktor-faktor yang menentukan jawaban pertanyaan diatas
:a. Keunggulan pengambilan keputusan kelompok
b. Kelemahan pengambilan keputusan kelompok
c. Efektivitas dan efisiensi
d. Rangkuman
2. Pemikiran kelompok dan pergeseran kelompokDua produk
sampingan dari pengambilan kelompok telah mendapatkan banyak
perhatian dari para peneliti dalam Perilaku organisasional.
1. Pemikiran kelompok, Fenomena yang menunjukkan norma konsensus
melampaui penilaian atas sejumlah alternatif tindakan yang lebih
realistis.2. Pergeseran kelompok, Perubahan risiko keputusan antara
keputusan kelompok an individu yang dibuat oleh anggota dalam
kelompok dapat menjadi risiko yang konservatif atau lebih besar.3.
Teknik - teknik pengambilan keputusan kelompoka. Kelompok yang
berinteraksi, kelompok biasa dimana para anggotana saling
berinteraksi seara tatap muka.b. Tukar pikiran, sebuah proses
pembangkitan ide yang secara khusus mendorong semua alternatif
apapun sementara itu menahan kritik atas alternatif - alternatif
tersebut.c. Teknik kelompok nominal, sebuah metode pengambilan
keputusan kelompok dimana para anggota individual bertemu secara
tatap muka untuk menyatukan penilaian mereka dengan cara sistematis
tetapi independen.d. Pertemuan dengan media elektronik, pertemuan
dimana para anggotanya berinteraksi menggunakan komputer atau
sosial , alat elektronik lainnya yang memuingkinkan anonimitas
komentar dan agregasi suara.E. Ringkasan dan implikasi untuk
manager1. KinerjaSejumlah sifat kelompok menunjukkan hubungan
terhadap kinerja.Presepsi peran , norma , perbedaan status, ukuran
kelompok, dan kekohesifan merupakan beberapa contoh yang
menonjol.2. KepuasanDalam hubungan persepsi peran kinerja,
kekuasaan yang tinggi antara seorang atasan dan karyawan
menunjukkan asosiasi yang signifikan dengan kepuasan kerja karyawan
yang tinggiBAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan
Adanya kesamaan pekerjaan, seringnya bertemu serta kesamaan
kesenangan, dapat menimbulkan kedekatan satu sama lain dan
terciptalah suatu kelompok itu. Kelompok merupakan hal yang tidak
bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan tujuan dan
proses terbentuknya, kelompok dibagi menjadi beberapa jenis,
diantaranya adalah kelompok formal, kelompok informal, kelompok
tugas, kelompok kepentingan, kelompok yang terdiri dari individu
yang melapor secara langsung kepada pimpinannya, serta mereka yang
berkumpul bersama dikarenakan memiliki persamaan karakteristik.
Perkembangan kelompok itu dimulai dari tahap pembentukan dimana
banyak ketidakpastian mengenai apa yang diinginkan oleh kelompok
serta struktur dan kepemimpinannya. Tahap ini dikatakan selesai
apabila para anggota berfikir bahwa mereka merupakan bagian dari
kelompok. Dilanjutkan dengan adanya konflik dalam grup, rasa
memiliki terhadap kelompok tersebut, terbentuknya struktur
kelompok, lalu berfungsinya struktur dan dapat diterima dengan
baik. Tahap terakhir dicirikan dengan selesainya aktivitas.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan suatu kelompok dikatakan
lebih sukses dibanding kelompok lainnya. Yang pertama adalah
kondisi eksternal, seperti strategi organisasi, struktur otoritas,
bahkan sistem ganjaran yang akan diterima. Lalu kemampuan dan
karakteristik dari masing-masing anggota yang berdampak terhadap
kinerja dan produktivitas kelompok serta tepat tidaknya dalam
proses pengambilan suatu keputusan.B. Saran
Masuknya kedalam suatu kelompok dianggap penting karena kelompok
memberikan pengakuan dan status bagi para anggotanya. Dengan
bergabungnya dalam suatu kelompok, para individu dapat merasa lebih
kuat dan lebih resisten terhadap ancaman. Kelompok juga dapat
memenuhi kebutuhan sosial. Bagi banyak orang, interaksi 'on the
job' merupakan sumber utama untuk memenuhi kebutuhan mereka akan
keanggotaan. Dengan adanya kelompok pun, apa yang biasanya tidak
dapat dicapai oleh individu seringkali terwujud. Dalam organisasi
juga, ada saat dimana dibutuhkannya lebih dari satu orang untuk
menyelesaikan suatu tugas tertentu. Hal-hal diatas menunjukkan
bahwa keberadaan suatu kelompok akan sangat dibutuhkan.
Daftar PustakaRobbins, Stephen P. 1995. Teori Organisasi
Struktur, Desain dan Aplikasi. Arcan Jakarta
Sondari, R. , 2010, Dasar-Dasar Perilaku Kelompok, [online],
(http://ekonomosae.blogspot.com/2010/01/po-rini.html , diakses
tanggal 20 Mei 2012)
Wolfoxs., 2010, Dasar-Dasar Perilaku
Kelompok,[online],(http://accountingcenter.wordpress.com/2010/01/28/dasar-dasar-perilaku-kelompok/,diakses
tanggal 20 Mei 2012)
14