Top Banner
DASAR-DASAR EKSPLOITASI SUMBER DAYA MINERAL Dosen Pengampu : Simon Pulung Nugroho, S.Kom Disusun oleh : Nama : Rama Dhuhury Wardana NIM : 123120019 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA 2014
32

Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Dec 29, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

DASAR-DASAR EKSPLOITASI SUMBER DAYA MINERAL

Dosen Pengampu :

Simon Pulung Nugroho, S.Kom

Disusun oleh :

Nama : Rama Dhuhury Wardana

NIM : 123120019

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

BAB I

LANDASAN TEORI

2.1 EKSPLOITASI

Eksploitasi adalah usaha penambangan dengan maksud untuk menghasilkan bahan

galian dan memanfaatkannya. Kegiatan ini dapat dibedakan berdasarkan sifat bahan

galiannya yaitu, galian padat dan bahan galian cair serta gas.

1. Bahan Galian Padat

Untuk memperoleh bahan galian yang bersifat padat dapat dilakukan

penambangan secara terbuka dan penambangan bawah tanah

a. Penambangan Terbuka

Jenis penambangan ini dilakukan untuk memperoleh bahan galian padat yang

biasanya terdapat tidak jauh dari permukaan tanah. Contoh bahan galian tersebut

adalah emas, batubara, batu gamping, sirtu dan lain-lain.

b. Penambangan Bawah Tanah

Jenis penambangan ini dilakukan dengan membuat terowongan untuk

memperoleh bahan galian padat. Contohnya emas, batubara dan lain-lain yang

biasanya terdapat di bawah permukaan tanah.

2. Bahan Galian Cair dan Gas

Untuk memperoleh bahan galian yang bersifat cair dan gas hanya dapat

dilaksanakan dengan cara pengeboran, karena jenis bahan galian ini terdapat jauh

dibawah permukaan tanah. Pengusahaan bahan galian cair dan gas berdasarkan lokasi

keterdapatannya dibagi menjadi 2 yaitu :

a. Pemboran Daratan (Onshore Drill Rig), bila bahan galian ini berada di daratan

b. Pemboran Lepas Pantai (Offshore Drill Rig), bila bahan galian ini terdapat di

lepas pantai atau laut.

3. Pengolahan Bahan Galian

Didalam Undang-Undang pertambangan no 37 tahun 1960 dan Undang-Undang

pokok no 11 tahun 1967 pasal 3, Bahan galian dii Indonesia dibagi menjadi 3 golongan

sabagai berikut:

a. Bahan galian golongan A (bahan galian strategis) adalah bahan galian yang

mempunyai perananpenting untuk kelangsungan kehidupan Negara, misalnya;

Page 3: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Minyak bumi, gas alam, batu bara, timah putih, besi, nikel dan lain-lain. Bahan

galian ini sepenuhnya dikuasai oleh Negara.

b. Bahan galian golongan B (bahan galian Vital) adalah bahan galian yang

mempunyai peranan penting untuk kelangsungan kegiatan perekonomian Negara

dan dikuasai oleh Negara dengan meyertakan rakyat, misalnya emas, perak,

intan, timah hitam, belerang, air raksa dan lain-lain. Bahan galian ini dapat

dikuasai oleh badan usaha milik Negara ataupun bersama-sama dengan rakyat.

c. Bahan galian golongan C (tidak termasuk strategis dan tidak vital) adalah bahan

galian yang dappat diusahakan oleh rakyat atupun badan usaha milik

rakyat.misalnya; batu gamping, marmer, batu sabak, pasir dll.

Didalam perkembanganya penguasaan dan pengelolaan telah banyak di

keluarkan aturan-atran yang pada perinsipnya member keluasan usaha masyarakat.

Dismping itu apabila dicermati lebih lanjut pengolongan bahan galian seperti yang

tersebut didalam undang-undang didasarkan atas:

1. Memiliki peranan yang tinggi dalam pertahanan, pembangunan dan perekonomian

Negara.

2. Memiliki peranan penting bagi hajat hidup orang banyak

3. Banyak tidaknya bahan galian tersebut dudapatkan.

4. Teknik pengolahan bahan galian tersebut

5. Pengunaan bahan galian tersebut dalam industry.

Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi, memperhatikan optimasi dan bidang

eksplorasi, eksploitasi, proses, teknologi gas dan aplikasi. Daya dan Cadangan Minyak

dan Gas Bumi. Pengembangan Unconventional Gas. Peningkatan Cadangan dan

Produksi Platform minyak. Anjungan lepas pantai adalah struktur atau bangunan di

lepas pantai untuk mendukung proses eksplorasi atau eksploitasi bahan tambang.

Pertamina EP gencar melakukan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi guna

mempertahankan prestasi pertumbuhan produksi minyak dan gas bumi yang

berkelanjutan. Salah Seksi Pemantauan dan Evaluasi Usaha Eksplorasi Minyak dan Gas

Bumi Usaha Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi. Sub Direktorat Pengembangan Wilayah

Kerja Minyak dan Gas Bumi Non Minyak Bumi adalah hasil proses alami berupa

hidrokarbon yang dalam. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan untuk

menghasilkan Minyak dan Gas Bumi dari Wilayah. Adalah perusahaan minyak dan gas

Page 4: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

bumi (migas) terbesar ketiga di Republik Rakyat untuk melakukan eksplorasi dan

eksploitasi minyak mentah dan gas alam.

Sumber daya alam (SDA) merupakan anugerah Tuhan yang harus kita syukuri

dengan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya dan kita jaga kelestariannya.

Eksploitasi sumber daya alam secara berlebih-lebihan tanpa memperhatikan aspek peran

dan fungsi alam ini terhadap lingkungan dapat mendatangkan berbagai macam bencana

alam seperti tanah longsor, banjir, kabut asap, pemanasan global hingga bencana lumpur

panas Sidoarjo yang sangat merugikan masyarakat.

Bencana tanah longsor disebabkan oleh penggundulan yang dilakukan oleh

pihak yang tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian hutan. Ketika hutan dalam

keadaan gundul maka formasi tanah akan menjadi larut dan menggelincir diatas bidang

licin pada saat terjadi hujan. Sehingga bencana banjir yang disertai tanah longsor tidak

dapat dihindarkan lagi.

Bencana banjir yang selalu terjadi setiap tahun hampir di seluruh wilayah

Indonesia disebabkan oleh polah tingkah manusia yang suka membuang sampah

sembarangan yang mengakibatkan rusaknya tata guna lahan dan air. Tata guna lahan

dan air menyebabkan laju erosi dan frekuensi banjir meningkat.

Eksploitasi hutan di daerah hulu yang dapat menghilangkan fungsi hutan di

daerah hulu sebagai penutup lahan terhadap tumpahan air hujan dan penghambat

kecepatan aliran permukaan juga dapat menyebabkan banjir. Pembangunan dan

penataan sarana-sarana fisik yang tidak teratur dan pengguanaan lahan yang tidak

seimbang di kota-kota besar seperti Jakarta merupakan salah saru sebab ibu kota negara

ini tidak pernah absen dari bencana banjir. Contoh: Tidak diperhatikannya aspek

drainase, banyaknya bangunan di bantaran sungai, berubahnya fungsi lahan dan lain-

lain

Setelah musim hujan usai dan bencana banjir sementara telah pergi, kemudian

bencana kabut asap akan terjadi di musim kemarau. Hampir disetiap musim kemarau

kita melihat kasus-kasus kabut asap yang terjadi akibat pembakaran hutan oleh pihak-

pihak yang ingin mendapatkan secuil keuntungan pribadi melalui permbuatan lahan

baru di hutan. Pembakaran yang dilakukan umumnya hanya menggunakan alat

pengendali api seadanya sehingga laju api tidak dapat dikendalikan sehingga kabut asap

tebal menyelimuti wilayah tersebut.

Page 5: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Masalah lingkungan yang tidak habis-habisnya dibicarakan oleh msyarakat

dunia adalah masalah pemanasan global (Global Warming). Industrialisasi di seluruh

dunia menyebabkan polusi CO2 diudara meningkat dengan cepat menyebabkan

terjadinya bencana pemanasan global. Akibatnya terjadi perubahan iklim dan kenaikan

air laut yang menyebabkan abrasi pantai.

Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi

pada bulan Juni 2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan

formasi batuan sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.

Banyak sekali eksploitasi sumber daya alam yang membawa dampak terhadap

kehidupan. Segala kegiatan pembangunan yang berlangsung diharapkan tidak hanya

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga harus mampu menjaga

kelestarian sumber daya alam. Sehingga alam tidak akan kehilangan fungsinya sebagai

pengendali keseimbangan kehidupan. Oleh karena itu setiap pembangunan yang

dilakukan harus berwawasan lingkungan mengenalisis mengenai dampak lingkungan

yang akan terjadi.

Minyak bumi-minyak bumi berpori, sehingga perlu pengeboran. Minyak bumi

sering disebut petrolium minyak yang berasal dari batuan.Penemuan Minyak Bumi

dampak negatif lumpur lapindo terhadap lingkungan manusia dan lingkungan. Salah

satu dampak negatif dari kegiatan industri adalah lumpur Lapindo Brantas ke dalam

tanah terhadap dekomposisi bahantupoksi Dampak Eksploitasi Minyak dan Keterlibatan

Militer terhadap Masyarakat. Artinya perusahaan tidak mempunyai itikad baik terhadap

lingkungan bagian dari lingkungan yang diprakirakan akan terkena dampak dari

kegiatan yang Menurut Master UKL & UPL Kegiatan Eksplorasi dan Produksi Minyak

dan Gas Bumi WALHI (Wahana Lingkungan Hdup Indonesia). Organisasi masyarakat

sipil terbesar dan tertua dampak buruk dari eksplorasi SDA tersebut berupa kemiskinan,

kehancuran lingkungan. Dalam beberapa bulan terakhir ini harga bbm mengalami

kenaikan yang luar biasa. Konon kenaikan harga ini selalu dipengaruhi oleh kenaikan

harga minyak bumi yang sesaat lebih daripada memikirkan dampak jangka panjang

terhadap lingkungan lingkungan, dalam hal ini yang dilakukan oleh perusahaan minyak

dan gas bumi. Pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi atau batubara), pembakaran

gas alam dan. Fungisida dapat memberi dampak buruk terhadap lingkungan. Insektisida

Page 6: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

merupakan bahan. Dalam pada itu, perusakan terhadap lingkungan laut terjadi akibat

pola seperti eksplorasi minyak dan gas bumi, penambangan pasir laut,

Dampak Terhadap Lingkungan Pesisir dan Perairan Laut. Polutan dari minyak ini

secara spesifik menunjukan pengaruh negatif yang penting terhadap lingkungan agar

dalam pelaksanaan kegiatan eksplorasi minyak dan gas bumi di lapangan eksplorasi

nantinya pasti akan membawa banyak dampak baik dampak positif dalam terhadap

sebagian besar dampak‐dampak dan memberikan dokumentasi yang. Eksplorasi dan

Pembangunan (ESIA) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan, proyek ini mengantisipasi

berbagai dampak buruk terhadap lingkungan hidup. Government NPV dari minyak

bumi menunjukkan nilai 982.52 MMUS$, sedangkan dari gas bumi menunjukkan nilai

476. Industri Minyak dan Gas Bumi dan Kelestarian Lingkungan Hidup. April 22, 2008

at 5:18 am kemungkinan dapat menimbulkan dampak besar dan penting terhadap

lingkungan hidup. Suhu muka bumi semakin panas! Secara alami, permukaan bumi

diselimuti oleh selubung tipis dampak terhadap lingkungan, yang diukur dari berapa

banyak.

a. Minyak bumi

b. Fraksi minyak bumi

c. Mutu bensin

d. Dampak pembakaran bahan bakar terhadap lingkungan

Eksploitasi hutan di daerah hulu yang dapat menghilangkan fungsi hutan di daerah

hulu sebagai penutup lahan terhadap tumpahan air hujan dan penghambat kecepatan

aliran permukaan juga dapat menyebabkan banjir. Pembangunan dan penataan sarana-

sarana fisik yang tidak teratur dan pengguanaan lahan yang tidak seimbang di kota-kota

besar seperti Jakarta merupakan salah saru sebab ibu kota negara ini tidak pernah absen

dari bencana banjir. Contoh:

a. Tidak diperhatikannya aspek drainase

b. Banyaknya bangunan di bantaran sungai

c. Berubahnya fungsi lahan dan lain-lain.

d. Penebangan liar

Setelah musim hujan usai dan bencana banjir sementara telah pergi, kemudian

bencana kabut asap akan terjadi di musim kemarau. Hampir disetiap musim kemarau

kita melihat kasus-kasus kabut asap yang terjadi akibat pembakaran hutan oleh pihak-

Page 7: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

pihak yang ingin mendapatkan secuil keuntungan pribadi melalui permbuatan lahan

baru di hutan. Pembakaran yang dilakukan umumnya hanya menggunakan alat

pengendali api seadanya sehingga laju api tidak dapat dikendalikan sehingga kabut asap

tebal menyelimuti wilayah tersebut.

Masalah lingkungan yang tidak habis-habisnya dibicarakan oleh msyarakat dunia

adalah masalah pemanasan global (Global Warming). Industrialisasi di seluruh dunia

menyebabkan polusi CO2 diudara meningkat dengan cepat menyebabkan terjadinya

bencana pemanasan global. Akibatnya terjadi perubahan iklim dan kenaikan air laut

yang menyebabkan abrasi pantai.

Bencana paling hebat di Indonesia adalah bencana lumpur panas yang terjadi pada

bulan Juni 2006. Peristiwa ini terjdi karena pengeboran yang tidak sesuai dengan

formasi batuan sehingga memotong formasi lumpur dan menembus formasi gas.

Banyak sekali eksploitasi sumber daya alam yang membawa dampak terhadap

kehidupan. Segala kegiatan pembangunan yang berlangsung diharapkan tidak hanya

mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga harus mampu menjaga

kelestarian sumber daya alam. Sehingga alam tidak akan kehilangan fungsinya sebagai

pengendali keseimbangan kehidupan. Oleh karena itu setiap pembangunan yang

dilakukan harus berwawasan lingkungan mengenalisis mengenai dampak lingkungan

yang akan terjadi.

Page 8: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

BAB II

ISI

2.1 Program Corporate Social Responsibility dalam Eksploitasi Tambang

Batubara

1. Sekilas Mengenai Batubara

Batubara merupakan jenis dari batuan sedimen yang terbentuk dari sisa-sisa

fosil yang telah membusuk dengan bantuan bakteri anaerob dan selama

pengendapan telah mengalami proses fisika maupun kimia. Batubara sendiri

memiliki komposisi berupa unsur C, H, O, N, S, P dan unsur lainnya.

Selama pembentukannya, batubara melewati dua proses, yaitu:

1. Tahap pembentukan gambut (peatification), dimana dalam tahap ini terbentuk

gambut yang berasal dari pembusukan tumbuhan dan memiliki kadar air di atas

75% dengan nilai kalori yang paling rendah.

2. Tahap pembentukan batubara (coalification), dimana dalam tahap ini terbentuk

lignit, sub-bituminous, bituminous, hingga akhirnya antrasit. Antrasit

merupakan jenis batubara yang memiliki nilai paling tinggi diantara yang lain

karena memiliki kandungan karbon di atas 95%.

Potensi sumberdaya batubara di Indonesia sangat melimpah, terutama di

Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatra, sedangkan di daerah lainnya dapat dijumpai

batubara walaupun dalam jumlah kecil dan belum dapat ditentukan

keekonomisannya.

Dari segi kuantitas, batubara termasuk cadangan energi fosil terpenting bagi

Indonesia. Jumlahnya sangat berlimpah, mencapai puluhan milyar ton. Jumlah ini

sebenarnya cukup untuk memasok kebutuhan energi listrik hingga ratusan tahun ke

depan.

2. Dampak Negatif Pertambangan Batubara

Aktivitas penambangan batubara tidak bisa lepas dari dampak pencemaran

lingkungan, khususnya pencemaran air. Pencemaran ini terjadi akibat proses

pencucian batubara, dimana air dari proses pencucian tersebut mengandung

beberapa zat kimia seperti Fe , Mn, SO4, Hg dan Pb. Zat kimia Fe dan Mn bersifat

Page 9: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

racun bagi tanaman serta mengakibatkan tanaman tidak dapat tumbuh sempurna.

SO4 merupakan zat asam yang berpengaruh terhadap pH tanah dan tingkat

kesuburan tanah. Limbah yang dihasilkan dari proses pencucian ini dapat

mencemari tanah dan mematikan berbagai jenis tumbuhan yang hidup diatasnya.

Sedangkan Hg dan Pb adalah logam berat yang bisa menimbulkan penyakit kulit

pada manusia.

Kegiatan penambangan batubara meninggalkan lubang-lubang besar dan

bukit-bukit kecil gersang yang tidak mungkin ditutup kembali. Selain itu, kegiatan

pengangkutan batubara dengan menggunakan truk-truk besar juga menimbulkan

debu di areal sekitar pertambangan yang dapat mengganggu kesehatan masyarakat

sekitar.

Masyarakat sekitar wilayah pertambangan yang dahulu bekerja di hutan kini

menjadi sulit untuk mencari kayu, damar, rotan dan lain-lain. Hal ini akibat adanya

perluasan tambang dengan cara membuka areal hutan, lahan, dan kebun masyarakat

sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat tanpa melakukan perundingan

yang setara terlebih dahulu. Begitu pula dengan masyarakat yang dulunya berkebun

dan bertani sekarang sudah tidak bisa melakukan aktivitasnya lagi karena lahannya

ditambang.

3. Metode Pembersihan Batubara

Kandungan sulfur dan nitrogen sebagai pengotor dalam batubara perlu

dibersihkan agar batubara dapat maksimal dalam penggunaannya. Ada beberapa

cara untuk membersihkan batubara dari pengotor-pengotornya, misalnya dengan

cara pencucian. Namun dengan pencucian, kelemahannya air bekas pencucian

berupa limbah seringkali merusak lingkungan sekitar pertambaangan. Selain itu,

nitrogen dan sulfur yang terlepas ke udara dan bercampur dengan oksigen dapat

berubah menjadi NOx dan SOx sehingga memicu terjadinya hujan asam.

Agar dapat meredam isu-isu lingkungan yang mungkin terjadi, perlu

dikembangkan metode baru dalam pemanfaatan batubara. Salah satu metode yang

dapat menjadi alternatif ialah pembakaran batubara menggunakan campuran

O2/CO2. Keunggulan utama dari metode ini yaitu adanya daur ulang aliran gas

keluaran sehingga kandungan CO2 pada aliran tersebut sangat tinggi, mencapai

Page 10: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

95%. Dengan kandungan CO2 yang tinggi, proses pemisahan karbondioksida

menjadi lebih mudah dan ekonomis dibandingkan pada pembakaran batubara

konvensional (menggunakan udara) yang hanya menghasilkan CO2 sekitar 13%

pada gas keluaran. Gas keluaran dengan kandungan CO2 sampai 95% bahkan dapat

langsung digunakan untuk proses Oil Enhanced Recovery (OER).

Batubara (fuel) dibakar dalam sebuah combustion chamber dengan

menggunakan campuran gas oksigen dan karbondioksida. Oksigen didapatkan dari

proses pemisahan nitrogen dan oksigen dari udara dalam sebuah Air Separation

Unit. Karbondioksida sendiri merupakan gas hasil pembakaran batubara yang

kembali dialirkan ke dalam combustion chamber. Aliran recycle karbondioksida ini

menyebabkan peningkatan konsentrasi gas karbondioksida yang sangat signifikan

di aliran keluaran sehingga memudahkan proses pemisahan karbondioksida itu

sendiri. Pemisahan karbondioksida dapat diselenggarakan menggunakan metode

konvensional seperti menggunakan CO2 absorber maupun metoda terkini seperti

pemisahan dengan membran. Tingginya konsentrasi CO2 di aliran umpan absorber

atau membran akan memudahkan proses pemisahan sehingga spesifikasi alat

pemisah tidak terlalu memakan biaya besar.

Selain kandungan CO2 gas keluaran yang tinggi, metode ini juga

mempunyai efisiensi pembakaran karbon yang tinggi. Hasil penelitian Liu (2005)

menunjukkan bahwa pembakaran batubara menggunakan media O2/CO2

menghasilkan efisiensi pembakaran karbon yang lebih tinggi dibandingkan

pembakaran batubara konvensional. Hal itu dibuktikan dari kandungan karbon baik

pada fly ash maupun bottom ash yang jauh lebih sedikit.

4. Definisi dan Sejarah CSR (Corporate Social Responsibility)

CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu tindakan atau konsep

yang dilakukan oleh perusahaan (sesuai kemampuan perusahaan tersebut) sebagai

bentuk tanggungjawab mereka terhadap sosial/lingkungan sekitar dimana

perusahaan itu berada.

Dalam konteks global, istilah CSR mulai digunakan sejak tahun 1970-an

dan semakin populer terutama setelah kehadiran buku Cannibals with Forks: The

Triple Bottom Line in 21st Century Business (1998) karya John Elkington.

Page 11: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Mengembangkan tiga komponen penting sustainable development, yakni

economic growth, environmental protection, dan social equity yang digagas the

World Commission on Environment and Development (WCED) dalam Brundtland

Report (1987), Elkington mengemas CSR ke dalam tiga fokus 3P, yaitu Profit,

Planet, dan People. Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan

ekonomi belaka (profit), tetapi memiliki kepedulian terhadap kelestarian

lingkungan (planet) dan kesejahteraan masyarakat (people).

Di Indonesia, istilah CSR semakin populer digunakan sejak tahun 1990-an.

Beberapa perusahaan sebenarnya telah lama melakukan CSA (Corporate Social

Activity) atau aktivitas sosial perusahaan. Walaupun tidak menamainya sebagai

CSR, secara faktual aksinya mendekati konsep CSR yang merepresentasikan

bentuk “peran serta” dan “kepedulian” perusahaan terhadap aspek sosial dan

lingkungan.

Melalui konsep investasi sosial perusahaan seat belt, sejak tahun 2003

Departemen Sosial tercatat sebagai lembaga pemerintah yang aktif dalam

mengembangkan konsep CSR dan melakukan advokasi kepada berbagai

perusahaan nasional. Kepedulian sosial perusahaan terutama didasari alasan bahwa

kegiatan perusahaan membawa dampak baik ataupun buruk bagi kondisi

lingkungan dan sosial-ekonomi masyarakat, khususnya di sekitar perusahaan

beroperasi.

Di penghujung tahun 2005, Indonesia mencapai puncak momentum CSR

atas kehadiran CSR Award. Terlepas dari kelemahan yang hadir di sana-sini,

terutama dari sudut pandang konsep dan prakteknya. Sebelumnya, Asian Institute

of Management juga menggelar Asian Forum on Corporate Social Responsibility

bertema Exploring CSR Strategies for Business. Gabungan kedua momen itu

menghasilkan peningkatan perhatian yang signifikan terhadap isu CSR di

Indonesia.

Perkembangan paling mutakhir dari CSR di Indonesia tentu saja adalah

masuknya tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam Undang-Undang Perseroan

Terbatas, yaitu di Pasal 74. Pasal tersebut telah menjadikan Indonesia menjadi

negara pertama yang mewajibkan CSR di dunia. Setelah Indonesia melakukannya

Page 12: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

di bulan Juli 2007, Inggris pun menyusul beberapa bulan kemudian. Amerika

Serikat juga tengah mendiskusikan bill yang memuat pewajiban CSR

5. Peraturan dan Tanggung Jawab Terkait CSR

Undang-Undang mengenai penerapan program CSR, yaitu:

1. UU PT No.40 Tahun 2007 yang menyebutkan bahwa PT yang menjalankan

usaha di bidang dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib

menjalankan tanggung jawab sosial dan lingkungan (Pasal 74 ayat 1).

2. UU No.25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Pasal 15 (b) menyatakan

bahwa ”Setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab

sosial perusahaan.”

3. Selajutnya lebih terperinci adalah UU No.19 Tahun 2003 tentang BUMN. UU

ini kemudiaan dijabarkan lebih jauh oleh Peraturan Menteri Negara BUMN

No.4 Tahun 2007 yang mengatur mulai dari besaran dana hingga tatacara

pelaksanaan CSR.

Kepedulian perusahaan yang menyisihkan sebagian keuntungannya (profit) bagi

kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) secara

berkelanjutan berdasarkan prosedur (procedure) yang tepat dan profesional merupakan

wujud nyata dari pelaksanaan CSR di Indonesia dalam upaya penciptaan kesejahteraan

bagi masyarakat Indonesia.

Dari peraturan-peraturan yang ada, tentunya menjadikan para pelaku usaha

pertambangan memiliki tanggung jawab, yaitu:

1. Tanggung Jawab Ekonomi, yaitu memperoleh laba, membayar pajak, serta

kewajiban lainnya.

2. Tanggung Jawab Hukum, yaitu mematuhi hukum yang berlaku.

3. Tanggung Jawab Etis, beberapa diantaranya:

a. Memberdayakan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

b. Memberikan peluang kerja dan berusaha.

c. Membantu masyarakat dalam peningkatan program pendidikan, kesehatan,

dan infrastruktur.

Page 13: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

4. Tanggung Jawab Filantropis, yaitu meningkatkan kualitas hidup karyawan,

masyarakat sekitar dan umum, serta memberikan program dan bantuan

perusahaan kepada masyarakat yang tidak terkait dengan usaha perusahaan.

Selain tanggung jawab dari pelaku usaha pertambangan, masyarakat di sekitar

daerah pertambangan juga memiliki tanggung jawab, yaitu:

1. Ikut menjaga kelancaran operasional dan keamanan perusahaan serta mencegah

terjadinya konflik.

2. Bermusyawarah apabila terjadi konflik kepentingan.

3. Membentuk Wakil Masyarakat setempat yang representatif yang mewakili

ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat sehingga mampu berinteraksi dengan

perusahaan secara berimbang dan terlepas dari kepentingan politik.

6. Penerapan CSR

CSR yang baik memadukan empat prinsip good corporate governance,

yakni fairness, transparency, accountability, dan responsibility secara harmonis.

Ada perbedaan mendasar di antara keempat prinsip tersebut (Supomo, 2004). Tiga

prinsip pertama cenderung bersifat shareholders-driven karena lebih memerhatikan

kepentingan pemegang saham perusahaan.

Sebagai contoh, fairness bisa berupa perlakuan yang adil terhadap pemegang

saham minoritas, transparency menunjuk pada penyajian laporan keuangan yang

akurat dan tepat waktu, sedangkan accountability diwujudkan dalam bentuk fungsi

dan kewenangan RUPS, komisaris, dan direksi yang harus dipertanggung jawabkan.

Sementara itu, prinsip responsibility lebih mencerminkan stakeholders-

driven karena lebih mengutamakan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap

eksistensi perusahaan. Stakeholders perusahaan bisa mencakup karyawan beserta

keluarganya, pelanggan, pemasok, komunitas setempat, dan masyarakat luas,

termasuk pemerintah selaku regulator. Di sini, perusahaan bukan saja dituntut

mampu menciptakan nilai tambah (value added) produk dan jasa bagi stakeholders

perusahaan, melainkan pula harus sanggup memelihara kesinambungan nilai tambah

yang diciptakannya itu (Supomo, 2004).

Program CSR dapat berhasil dengan memberikan kontribusi yang besar

dalam program peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah operasi

Page 14: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

pada bidang pendidikan, kesehatan maupun ekonomi, mampu menerapkan skala

operasi meliputi dana, sarana, SDM, manajemen, ilmu pengetahuan dan teknologi

dalam menunjang program pengembangan masyarakat di sekitar wilayah

operasionalnya, serta menjadi pionir dan secara konsisten menerapkan konsep

Pengembangan Masyarakat di korporat.

Beberapa contoh penerapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan

pertambangan adalah:

1. Program bantuan bencana alam, misalnya dengan bantuan pemberian sembako.

2. Program pendidikan dan pelatihan bagi warga, misalnya pelatihan kewirausahaan

di berbagai bidang, pelatihan pengelolaan keuangan mikro, pemberian bantuan

beasiswa, dan sebagainya.

3. Program peningkatan kesehatan masyarakat, misalnya bantuan peralatan dan

perlengkapan kesehatan Posyandu, pengobatan gratis untuk warga kurang

mampu, dan sebagainya.

4. Program pembangunan sarana dan prasarana umum, misalnya pembangunan

Posyandu, pembuatan saluran air limbah, sarana MCK bagi masyarakat, dan

renovasi sarana pendidikan maupun peribadatan.

5. Program pelestarian alam, misalnya kegiatan penghijauan dengan menanam

pohon di pusat kota dan lingkungan sekitar Perseroan, penebaran benih ikan di

sungai dan perairan umum.

Sejatinya, program-program CSR di atas diterapkan untuk jangka panjang,

misalnya dalam pelatihan kewirausahaan di berbagai bidang. Pelatihan

kewirausahaan dapat meliputi pemberdayaan masyarakat di bidang peternakan,

pelatihan pertanian bagi masyarakat setempat, pelatihan keterampilan dalam

membuat kerajinan tangan, serta pelatihan dalam program UKM (Usaha Kecil dan

Menengah).

Page 15: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Gambar 2.1 Pelatihan Beternak Ikan

Gambar 2.2 Pelatihan Pembuatan Kerajinan Tangan

Gambar 2.3 Pelatihan Pertanian

Meskipun demikian, ada program-program tertentu dari perusahaan yang

hanya bersifat sementara dan tidak berkelanjutan. Sebagai contoh, pemberian

bantuan sembako, pengobatan gratis, pembuatan sarana umum, dan lain-lain.

Program-program tersebut tidak menjadikan masyarakat mandiri ataupun memiliki

keterampilan untuk berkarya.

7. Penyimpangan dalam Penerapan CSR

Berdasarkan pengamatan terhadap praktik CSR selama ini, tidak semua

perusahaan mampu menjalankan CSR sesuai filosofi dan konsep CSR yang sejati.

Tidak sedikit perusahaan yang terjebak dalam penyimpangan CSR.

Page 16: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Pertama, kamuflase. CSR yang dilakukan perusahaan tidak didasari oleh

komitmen murni, tetapi hanya untuk menutupi praktik bisnis yang memunculkan

ethical questions. Bagi perusahaan seperti ini, CD bukan kepanjangan dari

community development, melainkan hanya berfungsi menutupi “aurat” perusahaan.

Sebagai contoh McDonald`s Corporation di AS dan pabrik sepatu Nike di Asia dan

Afrika pernah tersandung kasus yang berkaitan dengan unnecessary cruelty to

animals dan mempekerjakan anak di bawah umur.

Kedua, generik. Program CSR terlalu umum dan kurang fokus karena

dikembangkan berdasarkan template atau program CSR yang telah dilakukan pihak

lain. Perusahaan yang impulsif dan pelit biasanya malas melakukan inovasi dan

cenderung melakukan copy-paste (kadang dengan sedikit modifikasi) terhadap

model CSR yang dianggap mudah dan menguntungkan perusahaan.

Ketiga, directive. Kebijakan dan program CSR dirumuskan secara top-down

dan hanya berdasarkan misi dan kepentingan perusahaan (shareholders) semata.

Program CSR tidak partisipatif sesuai prinsip stakeholders engagement yang benar.

Keempat, lip service. CSR tidak menjadi bagian dari strategi dan kebijakan

perusahaan. Biasanya, program CSR tidak didahului oleh needs assessment dan

hanya diberikan berdasarkan belas kasihan. Laporan tahunan CSR yang dibuat

Enron dan British American Tobacco (BAT), misalnya, pernah menjadi sasaran

kritik sebagai hanya lip service belaka.

Kelima, kiss and run. Program CSR bersifat ad hoc dan tidak berkelanjutan.

Masyarakat diberi “ciuman” berupa barang, pelayanan atau pelatihan, lantas

ditinggalkan begitu saja. Program yang dikembangkan umumnya bersifat myopic,

berjangka pendek, dan tidak memerhatikan makna pemberdayaan dan investasi

sosial. CSR sekadar “menanam jagung”, bukan “menanam jati”.

8. Indikator Keberhasilan CSR

Dari beberapa contoh program yang diselenggarakan perusahaan seperti di

atas, indikator dari keberhasilan CSR dapat ditinjau dari:

1. Indikator keberhasilan internal, yaitu:

a. Kebijakan perusahaan tentang Com-Dev.

b. Institusionalisasi kebijakan dalam organisasi.

Page 17: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

c. Program Community Development dan alokasi biaya .

d. Kinerja atau output yang dihasilkan program.

2. Indikator keberhasilan external, yaitu :

a. Tingkat partisipasi program, mulai dari rencana, implementasi, hingga

monitoring dan evaluasi.

b. Tingkat kemandirian masyarakat.

c. Keberlanjutan ( Sustainability dari program )

Melalui program CSR diharapkan warga sekitar yang terkena dampak

pertambangan dapat memiliki keterampilan dan mampu hidup mandiri. Hal ini

dimaksudkan agar masyarakat tetap produktif dan dapat terus hidup berkarya walaupun

lahan mereka menjadi sempit akibat dari perluasan lahan tambang. Selain itu, program

CSR dalam jangka panjang dimaksudkan sebagai upaya pembangunan masyarakat yang

berkelanjutan dari kehidupan tambang ke non-tambang sehingga menghindari

terciptanya “Ghost Town” di daerah pasca tambang.

2.2 Pengenalan dan Pengimplementasian MapInfo 10

MapInfo merupakan sebuah perangkat lunajk Sistem Informasi Geografis yang

dikeluarkan oleh MapInfo Coorporation. Sebagai perangkat lunak SIG, MapInfo cukup

diminati di kalangan pengguna SIG karena memiliki karakteristik-karakteristik yang

menarik seperti mudah digunakan, tampilan interaktif dan menarik, user-friendly, dan

dapat di-customized dengan menggunakan bahasa skrip yang dimilikinya.

1. INTERFACE DAN TOOLS PADA MAPINFO

Tampilan utama pada MapInfo: buka program MapInfo dengan mengklik shortcut

program MapInfo di desktop atau melalui tombol StartProgramsMapInfo

Professional 10klik, maka akan muncul dialog Quick Start di cancel saja.

Prosedur tools yang akan saya jelaskan, adalah sebagai berikut:

Page 18: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Gambar 2.4 Interface Map Info

Standard Toolbar

Gambar 2.5 Standar Toolbar

Keterangan dari tombol kiri ke kanan:

1) New Tabel, berfungsi untuk membuat tabel baru;

2) Open, berfungsi untuk membuka file baru berupa tabel, workspace, raster data,

dan lain-lain;

3) Open WMS Table, berfungsi untuk membuka tabel/ map baru dari web server;

4) Save Table, berfungsi untuk menyimpan data;

5) Print Windows, berfungsi untuk mencetak peta yang ada di windowss MapInfo;

6) Cut, berfungsi untuk meng-cut/ memotong objek (objek dihapus tetapi bisa di

paste);

7) Copy, berfungsi untuk mengcopy/ menyalin objek;

8) Paste, berfungsi untuk mempaste/ menempelkan objek yang di-copy atau di-cut;

9) Undo, berfungsi untuk membatalkan proses yang sudah dilakukan;

Page 19: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

10) New Browser, berfungsi untuk menampilkan tabel dari sebuah objek yang

sedang aktif;

11) New Mapper, berfungsi untuk menampilkan peta baru;

12) New Grapher, berfungsi untuk menampilkan grafik baru;

13) New Layout, berfungsi untuk mengatur layout baru untuk melakukan print peta;

14) New redistricter, berfungsi untuk district/ tampilan umum ulang;

15) Help, berfungsi untuk menampilkan content bantuan sesuai karakteristik yang

ditunjuk.

Main Toolbar

Gambar 2.6 Main Toolbar

Keterangan dari tombol kiri ke kanan:

1) Select, berfungsi untuk memilih objek/ mengembalikan bentuk pointer mouse

menjadi normal;

2) Marquee Select, berfungsi untuk memilih/ memblok objek dalam bentuk

persegi-empat;

3) Radius Select, berfungsi untuk memilih/ memblok objek berdasarkan radius/

lingkaran;

4) Boundary Select, berfungsi untuk memilih/ memblok objek berdasarkan bentuk

atau batasan objek;

5) Polygon Select, berfungsi untuk memilih/ memblok objek berdasarkan bentuk

polygon gambar;

6) Unselected All, berfungsi untuk tidak menandakan gambar;

7) Invert Selection, berfungsi untuk membuat objek yang semula terselect menjadi

tidak terselect dan sebaliknya objek lain dalam satu layer yang semula tidak

terselect menjadi terselect;

8) Graph Select, berfungsi untuk memilih graph yang digunakan;

9) Zoom In, berfungsi untuk memperbesar gambar peta;

10) Zoom Out, berfungsi untuk memperkecil peta;

11) Change View, berfungsi untuk mengganti tampilan peta berdasarkan zoom;

Page 20: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

12) Grabber, berfungsi untuk memindahkan/ mengatur posisi gambar peta;

13) Info, berfungsi untuk input informasi dari objek yang aktif;

14) Hotlink, berfungsi untuk menampilkan file yang sebelumnya telah diasosisikan

dengan objek yang aktif;

15) Label, berfungsi untuk menampilkan label setelah diinputkan melalui info tool;

16) Drag Map Windows, berfungsi untuk meng-copy seluruh peta dalam windows

MapInfo kedalam sebuah aplikasi windows lain seperti Ms. Word dengan

cara mendragnya;

17) Layer Control, berfungsi untuk mengontrol layer yang tampil pada map

windows yang sedang aktif;

18) Ruler, berfungsi untuk mengukur jarak;

19) Show/ Hide Legend, berfungsi untuk menampilkan/ menghilangkan legenda

peta;

20) Show/ Hide Statistics, berfungsi untuk melihat data statistics objek yang sedang

dipilih;

21) Set Target District, berfungsi untuk membuat district sebuah objek terpilih;

22) Assign Selected Objects, berfungsi untuk menjadikan data atribut objek yang

dipilih menjadi sama dengan objek yang dipilih pada tabel district;

23) Clip Region On/ Off, berfungsi untuk menghidupkan (On)/ mematikan (Off)

sebuah clip region/ objek.

24) Set Clip Region, berfungsi untuk membuat clip sebuah region/ objek.

Drawing Toolbar:

Gambar 2.7 Drawing Toolbar

Keterangan dari tombol kiri ke kanan:

1) Symbol, berfungsi untuk memberikan simbol pada peta;

2) Line, berfungsi untuk menggambar garis lurus;

3) Polyline, berfungsi untuk menggambar garis lurus tidak beraturan pada peta;

4) Arc, berfungsi untuk menggambar garis melengkung berupa busur;

5) Polygon, berfungsi untuk menggambar objek tidak beraturan;

Page 21: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

6) Ellipse, berfungsi untuk menggambar objek berbentuk elips;

7) Rectangle, berfungsi untuk menggambar objek berbentuk persegi empat;

8) Rounded Rectangle, berfungsi untuk menggambar objek berbentuk persegi-

empat dengfan tiap ujungnya tumpul seperti difillet;

9) Text, berfungsi untuk menuliskan keterangan gambar;

10) Frame, berfungsi untuk membuat frame pada peta;

11) Reshape, berfungsi untuk editing region, polyline, lines, dan untuk

memindahkan, menambah, menghapus nodes dalam segmen garis;

12) Add Node, berfungsi untuk menambah node pada objek polygon, polyline, dan

line;

13) Symbol Style, berfungsi untuk mengganti tampilan region peta;

14) Line Style, berfungsi untuk mengganti model garis;

15) Text Style, berfungsi untuk mengganti model tulisan/ text;

Catatan: untuk mengaktifkan tombol-tombol yang ada, harus tersedia dahulu

sebuah layer atau tabel. Untuk mengetahui nama dari masing-masing, tunjuklah

tombol yang ingin diketahui namanya dengan mouse pointer maka akan muncul

tool tips yang menunjukkan nama masing-masing tombol yang ditunjuk.

Status Bar

Gambar 2.8 Status Bar

Status bar ini berfungsi untuk menunjukkan perbesaran (zoom), editing (tabel mana

yang sedang kita edit), selecting (menunjukkan layer yang sedang kita pilih).

Page 22: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Layer Control

Gambar 2.9 Layer Control

Layer control digunakan untuk mengontrol layer yang tampil pada map winwows

yang sedang aktif.

1) Add, digunkan untuk menambah layer;

2) Remove, digunkan untuk menghilangkan layer;

3) Up, digunkan untuk menaikkan posisi layer ke posisi atas;

4) Down, digunkan untuk menurunkan posisi layer ke posisi bawah;

5) Display, digunkan untuk mengatur tampilan layer yang aktif;

6) Label, digunkan untuk mengatur tampilan label/ tulisan pada peta yang aktif;

7) Thematic, digunkan untuk melakukan proses thematic pada peta;

8) Hotlink, digunkan untuk menampilkan file yang sebelumnya telah diasosiasikan

dengan objek yang aktif;

9) Visible, digunkan untuk mengaktifkan layer supaya terlihat pada map windows;

10) Editable, digunkan untuk agar layer dapat di-edit;

11) Selectanle, digunkan untuk memilih layer;

12) Auto Label, digunkan untuk menampilkan label suatu layer.

Gambar 2.10 Label Layer

Page 23: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

2. MEMBUAT LAYER/ TABEL BARU

Membuat layer berarti membuat table

1) Klik File New Table atau klik New Table yang ada di standard tool bar.

Gambar 2.11 Tampilan Map Info

2) Checklist Open New Browser dan Open New Mapper, kemudian klik Create.

Gambar 2.12 Tampilan New Table

3) KlikProjection.

Page 24: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Gambar 2.13 Tampilan New Tabel Structure

4) Pada list Category, pilih Non-Earth dan pada list Category Members pilih

Non-Earth (Meters) lalu klik Ok.

Gambar 2.14 Tampilan Kategori

Page 25: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Gambar 2.15 Tampilan Kategori Member

5) Maka akan tampil kotak dialog Non-Earth Coordinate Bound, klik Ok jika

sudah memasukan ukuran yang kita inginkan. Penjelasannya : Min X dan Min Y

adalah nilai koordinat pojok kiri bawah; Max X adalah nilai koordinat pojok

kanan bawah dan Max Y adalah nilai pojok kanan atas.

Gambar 2.16 Tampilan Koordinat

Gambar 2.17 Tampilan Map Info

Page 26: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

6) Isilah frame Field Information sesui dengan informasi yang kita ingin

tampilkan pada table yang akan dibuat.

Gambar 2.18 Tampilan Map Info

3. MENGATUR SATUAN JARAK

1) Klik Map Option.

Gambar 2.19 Tampilan Option

Page 27: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Gambar 2.20 Tampilan Option

Keterangan pada kontak dialog:

Pada Map Units ada 3 option :

a) Coordinate Units : satuan yang akan ditampilkan pada status bar untuk

Cursor Location.

b) Distance Units : satuan yang akan ditampilkan apabila kita memakai ruler

dan zoom pada status bar.

c) Area : satuan yang akan ditampilkan untuk luas suatu area.

Display in Status Bar : merupakan pengaturan tampilan keterangan pada status

bar/ papan status.

When Resizing Window : pengaturan tampilan ketika kita me-minimize atau

ketika me-maximize jendela kerja.

Distance Are Using : ini secara otomatis hanya Cartesian saja karena system

koordinat yang saya pakai adalah Non-Earth.

2) Apabila pengaturan telah selesai, klik OK untuk keluar dari kotak dialog Map

Option.

Page 28: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

4. MENGGAMABAR OBJEK SPASIAL

Pada layer yang telah dibuat (layer bangunan1), langkah pengerjaan/ penggambaran

objek spasialnya adalah sebagai berikut :

1) Pastikan layer bangunan1 aktif dan dalam kondisi editable, caranya:

a) Klik Map Layer Control

b) Pilih bangunan1, checklist checkbox Editing

Gambar 2.21 Tampilan Layer Control

c) Gunakan button Up untuk menggeser layer bangunan1 menjadi terletak pada

posisi paling atas

Gambar 2.22 Tampilan Layer Control

d) Klik OK.

2) Klik button Region Style pada drawing toolbar untuk memilih tampilan

gambar.

Page 29: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

Gambar 2.23 Tampilan Region Style

3) Klik button Polygon pada drawing toolbar, kemudian tekan S pada

keyboard.

Pada saat kita menekan S pada keyboard berarti kita mengaktifkan drafting tools

berupa SNAP. Dalam computer grafis (AutoCAD, MapInfo, ArcView, dll).

SNAP ini sangat membantu dalam proses tracing titik dalam penggambaran.

Gambar 2.24 Tampilan Map Info

4) Apabila sudah selesai menggambar, save table pilih table yang akan disimpan,

klik OK.

Page 30: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

5. MENGINPUT DATA KE DALAM OBJEK SPASIAL

1) Klik Info Tool pada main board

2) Klik objek yang akan kita input datanya

3) Isi datanya

4) Setelah semua selesai, save table

5) Klik Window Browser New Browser atau , pilih pelanggan1, klik

OK.

6. MEMBUAT WORKSPACE

1) Buka table yang sudah dibuat .

2) Klik Map View Entry Layer pilih All Layer, lalu klik OK.

3) Klik File Save Workspace, lalu save dengan nama akhiran workspace, klik

save.

4) Klik File Close All.

5) Klik File Open.

6) Pilih Workspace (*.wor) dari drop-down list Files of type.

7) Klik Open.

8) Maka akan otomatis membuka semua map table yang telah dibuat.

Page 31: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

BAB III

KESIMPULAN

Indonesia merupakan negara yang kaya akan potensi alam seperti munyak bumi,

gas batu bara, dan lain sebagainya. Maka dari itu akan sangat menghasilkan sekali apa

bila sumberdaya tersebut di eksploitasi. namun bukan eksploitasi besar-besaran yang

dimaksudkan tetapi eksploitasi yang ber wawasan dengan lingkungan.ekspolitasi yang

memperhatikan dampak sebab akibat serta cara menanggulanginya.

Sebaiknya kepada merka yang berkecimpung dalam dunia industry terutama

dalam bidang pengeksploitasian sumberdaya alam agar lebih berhati-hati dalam

mengeksploitasi dan memperhatikan dampak dari eksploitasi yang dilakukanya itu.

CSR (Corporate Social Responsibility) yang merupakan bentuk tanggung jawab

perusahaan terhadap masyarakat belum banyak diterapkan oleh perusahaan terkait. Hal

ini dimungkinkan karena Undang-Undang belum merincikan jelas mengenai penetapan

anggaran dalam pelaksanaan CSR oleh sebuah perusahaan.

Page 32: Makalah Dasar-Dasar Eksploitasi Sumber Daya Mineral

REFERENSI

[1] "Kabarsaham.com," [Online]. Available: http://www.kabarsaham.com/2011/

pengeboran-migas-sulbar-mulai-temukan-gelembung.html. [Accessed 2 3 2014].

[2] Sukandarrumidi, Bahan Galian Industri, Gadjah Mada University Press, 1999.

[3] P. Pribadi, "www.ibl.or.id," 2007. [Online]. Available: www.ibl.or.id/en/ibl/html/

data/File/CSR/IBL/Makassar/APBI.pdf. [Accessed 3 4 2014].

[4] P. Pribadi, "www.ibl.or.id," 2007. [Online]. Available: http://www.ibl.or.id/

en/ibl/html/data/File/CSR_IBL_Makassar-IMA.pdf. [Accessed 3 4 2014].

[5] "www.usaha-kecil.com," [Online]. Available: http://www.usaha-kecil.com/

pengertian_csr.html . [Accessed 3 4 2014].

[6] "www.id.wikipedia.org,"[Online]. Available: http://id.wikipedia.org/wiki/Batu_bara.

[Accessed 3 4 2014].

[7] "www.ptba.co.id," [Online]. Available: http://www.ptba.co.id/indo.php?halaman=

Susdev.social. [Accessed 3 4 2014].

[8] "www.scribd.com," 3 4 2014. [Online]. Available: http://www.scribd.com/doc/

76226958/Pengenalan-MapInfo-10-wendy.