Top Banner
MAKALAH FITOTERAPI TERAPAN “PENGOBATAN TRADISIONAL” Disusun Oleh: Putri Aulia Fajar (260112120502) Aulia Damayanti Firdaus (260112120504) Cahyaning Indri Aswika (260112120506) Syaikhul Aziz (260112120508) Annisa Nur Fatimah (260112120510) PROGRAM PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI
45

Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Jan 26, 2016

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

MAKALAH FITOTERAPI TERAPAN

“PENGOBATAN TRADISIONAL”

Disusun Oleh:

Putri Aulia Fajar (260112120502)Aulia Damayanti Firdaus (260112120504)Cahyaning Indri Aswika (260112120506)Syaikhul Aziz (260112120508)Annisa Nur Fatimah (260112120510)

PROGRAM PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2013

Page 2: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

1. PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia di samping

pangan, pemukiman dan pendidikan karena hanya dalam keadaan sehat manusia

dapat hidup, tumbuh dan berkarya lebih baik. Undang-Undang No.23 tahun 1992

tentang “Pokok-pokok kesehatan” menyatakan bahwa yang dimaksud dengan

kesehatan adalah keadaan sejahtera yang meliputi kesehatan badan, rohani

(mental) dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan

ekonomi bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan.

Oleh karena itu dalam perkembangan yang sedang dilakukan kesehatan

merupakan salah satu prioritas utama. Pembangunan kesehatan sebagai salah satu

upaya pembangunan nasional diarahkan guna tercapainya kesadaran, kemauan

dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal. Berbagai program pembangunan yang

diselenggarakan oleh pemerintah selama ini, pada hakikatnya adalah upaya

peningkatan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Pada saat ini banyak orang yang beralih pada penggunaan obat-obatan

tradisional dikarenakan kepercayaan masyrakat yang menganggap bahwa obat

tradisional memiliki potensi yang lebih untuk menyembuhkan penyakit, dan tidak

memiliki efek samping seperti halnya obat konvensional. Pemahaman masyarakat

di bidang pengobatan tradisional dipengaruhi oleh kepercayaan yang kadang

berbeda dengan efeknya secara ilmiah. Kesalahan dalam menafsirkan penyakit

dan pemberian obat yang semata-mata hanya dilandasi dengan pengetahuan

tradisional dan kepercayaan mungkin saja dapat berakibat fatal bagi kesehatan dan

keselamatan penderita.

Kecenderungan orang pada masa kini yang tidak percaya atau mengurangi

obat-obatan produk kimia dan kembali ke obat-obatan tradisional, membuat

praktek-praktek pengobatan tradisional semakin banyak. Keberadaan pengobatan

tradisional sebenarnya telah diatur pemerintah yang dituangkan dalam Surat

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang “Penyelenggaraan

Pengobatan Tradisional”. Pengobatan tradisional harus dapat dipertanggung

Page 3: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

jawabkan manfaat dan keamanannya perlu terus dibina, ditingkatkan,

dikembangkan dan diawasi untuk digunakan dalam mewujudkan derajat

kesehatan yang optimal. Namun masih saja terdapat beberapa praktek pengobatan

tradisional yang tidak berijin.

1.1 Tujuan

Tujuan studi lapangan pada praktek pengobatan herbal ini ialah untuk

mengetahui kesesuaian berdirinya tempat praktek tersebut dengan peraturan yang

telah diselenggarakan oleh pemerintah.

1.2 Metode

Metode pengumpulan informasi dilakukan dengan studi pustaka dan

wawancara terhadap pengobat tradisional. Materi wawancara meliputi pertanyaan

tentang surat ijin praktek, cara dan obat yang digunakan dalam pengobatan

tradisional serta antusiasme masyarakat sekitar trhadap pengobatan tradisional.

Page 4: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

2. TINJAUAN PUSTAKA

Penyelenggaraan pengobatan tradisional diatur dalam keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003. Dalam

keputusan tersebut disebutkan bahwa Pengobatan tradisional adalah pengobatan

dan/atau perawatan dengan cara, obat dan pengobatnya yang mengacu kepada

pengalaman, ketrampilan turun temurun, dan/atau pendidikan/pelatihan, dan

diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan obat

yang diberikan dalam pengobatan tradisional disebut sebagai obat tradisional.

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,

bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran bahan

tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan

berdasarkan pengalaman.

Pengobat tradisional diklasifikasikan dalam jenis ketrampilan, ramuan,

pendekatan agama dan supranatural. Klasifikasi dan jenis sebagaimana dimaksud

meliputi :

a. Pengobat tradisional ketrampilan terdiri dari pengobat tradisional pijat

urut, patah tulang, sunat, dukun bayi, refleksi, akupresuris, akupunkturis,

chiropractor dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.

b. Pengobat tradisional ramuan terdiri dari pengobat tradisional ramuan

Indonesia (Jamu), gurah, tabib, shinshe, homoeopathy, aromatherapist

dan pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.

c. Pengobat tradisional pendekatan agama terdiri dari pengobat tradisional

dengan pendekatan agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, atau Budha.

d. Pengobat tradisional supranatural terdiri dari pengobat tradisional tenaga

dalam (prana), paranormal, reiky master, qigong, dukun kebatinan dan

pengobat tradisional lainnya yang metodenya sejenis.

Dalam penyelenggaraan pengobatan tradisional pengobat tradisional

(orang yang melakukan pengobatan tradisional) harus memiliki ijin yang disebut

STPT (Surat Terdaftar Pengobat Tradisional) dan SIPT (Surat Izin Pengobat

Tradisional). STPT adalah bukti tertulis yang diberikan kepada pengobat

Page 5: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

tradisional yang telah melaksanakan pendaftaran yang dikeluarkan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat. Sedangkan SIPT adalah bukti tertulis yang

diberikan kepada pengobat tradisional yang metodenya telah dikaji, diteliti dan

diuji terbukti aman dan bermanfaat bagi kesehatan yang juga diperoleh dari Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota setempat.

Pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan dan/atau

perawatan cara lain di luar ilmu kedokteran dan/atau ilmu keperawatan, yang

banyak dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan.

Pengaturan penyelenggaraan pengobatan tradisional bertujuan untuk :

1. membina upaya pengobatan tradisional;

2. memberikan perlindungan kepada masyarakat;

3. menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara

pengobatannya.

Selain wajib memiliki STPT dan SIPT, pengobat tradisional berkewajiban

menyediakan :

a. Ruang kerja dengan ukuran minimal 2 x 2,50 m2.

b. Ruang tunggu.

c. Papan nama pengobat tradisional dengan mencantumkan surat

terdaftar/ surat ijin pengobat tradisional, serta luas maksimal papan

1 x 1,5 m2.

d. Kamar kecil yang terpisah dari ruang pengobatan.

e. Penerangan yang baik sehingga dapat membedakan warna dengan

jelas.

f. Sarana dan prasarana yang memenuhi persyaratan hygiene dan

sanitasi.

g. Ramuan/obat tradisional yang memenuhi persyaratan.

h. Pencatatan sesuai kebutuhan.

Pengobat tradisional harus memberikan informasi yang jelas dan tepat

kepada pasien tentang tindakan pengobatan yang dilakukannya. Pengobat

tradisional dilarang menggunakan peralatan kedokteran dan

Page 6: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

penunjang diagnostik kedokteran. Penggunaan obat tradisional harus memenuhi

standar dan/atau persyaratan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Obat yang digunakan bisa berupa obat tradisional yang

diprouksi oleh industri obat tradisional (pabrikan) maupun obat tradisional yang

diracik sendiri. Selain itu, dalam penyelengaaraannya, pengobat tradisional wajib

melaporkan kegiatannya tiap 4 (epat) bulan sekali pada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota.

Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, Kepala Puskesmas atau

unit pelaksana teknis yang ditugasi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

dalam melakukan pembinaan berdasarkan pola pembinaan sebagai berikut :

a. Pola Toleransi yaitu pembinaan terhadap semua jenis pengobatan

tradisional yang diakui keberadaannya di masyarakat, pembinaan

diarahkan pada limitasi efek samping.

b. Pola Integrasi yaitu pembinaan terhadap pengobatan tradisional yang

secara rasional terbukti aman bermanfaat dan mempunyai kesesuaian

dengan hakekat ilmu kedokteran, dapat merupakan bagian integral dari

pelayanan kesehatan.

c. Pola Tersendiri yaitu pembinaan terhadap pengobatan tradisional yang

secara rasional terbukti aman bermanfaat dan dapat

dipertanggungjawabkan, memiliki kaidah sendiri, dan dapat berkembang

secara tersendiri.

Page 7: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Data didapat dari hasil studi lapangan melalui wawancara dengan narasumber

yang dilakukan pada :

Tempat : Balai Pengobatan Herbal “Ibu Lipur”

Alamat : Jalan Letnan Sukito no. 28 Dusun Jatisari,

Jatinangor-Sumedang

Tanggal Pelaksanaan : 21 Februari 2013

Narasumber : Ibu Ade Lela

Narasumber menyatakan telah mendapat surat ijin praktek yaitu nomor

yang tertera pada papan nama di depan bangunan pengobatan tradisional.

Narasumber juga menyebutkan bahwa ia termasuk dalam anggota ASPETRI

(Asosiasi Pengobatan Tradisional Indonesi). Pengobatan yang dilakukan

berdasarkan empiris atau pengalaman yang diturunkan dari keluarganya terdahulu

Page 8: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

begitu juga dengan resep atau ramuan obat yang diberikan kepada pasien.

Diagnosis ditentukan berdasarkan keluhan pasien yang datang untuk terapi. Setiap

pasien yang datang berkunjung akan mendapat ramuan yang diklaim dapat

menyembuhkan keluhan pasien tersebut. Ramuan yang diberikan telah dikemas

dalam pack kecil sehingga pasien hanya perlu menyeduhnya dengan air hangat

dan meminumnya sesuai informasi yang diberikan oleh pengobat tradisional.

Menurut narasumber masyarakat sekitar memiliki antusiasme terhadap

pengobatan tradisional yang dikelolanya.

3.2 Pembahasan

Berdsarkan Keputusan Menteri Kesehatan papan nama pengobat

tradisional harus mencantumkan surat terdaftar/ surat ijin pengobat tradisional.

Namun kenyatannya di papan pengobat tradisional yang tertera adalah

KepMenKes No. 1076/MENKES/SK/VII/2003 yang merupakan aturan dari

Departemen Kesehatan Republik Indonesia tentang “Penyelenggaraan Pengobatan

Tradisional. Selain itu kami tidak melihat adanya surat terdaftar dan surat ijin

(STPT dan SIPT) dari pengobat tradisional. Maka dapat diketahui bahwa praktek

pengobatan tradisional ini menyalahi aturan ang telah ditetapkan.

Dalam surat keputusan Mentri Kesehatan juga disebutkan bahwa setiap

pengobat tradisional harus mengikuti pendidikan, pelatihan atau kursus untuk

meninkatkan pengetahuan dan ketrampilan keilmuan yang dapat diselenggarakan

oleh Dinas Kesehatan, Puskesmas, Organisasi Profesi di bidang kesehatan,

asosiasi profesi di bidang pengobatab tradisional dan/atau intansi yang

berwenang. Pembinaan dan pengawasan dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota, Kepala Puskesmas atau unit pelaksana teknis yang ditugasi.

Terdapat pola-pola tertentu dalam melakukan pembinaan dari Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota terhadap pengobat tradisional, diantaranya pola toleransi, pola

integrasi dan pola tersendisi. Pembinaan yang dilakukan terhadap praktek

pengobatan herbal “Ibu Lipur” termasuk pola toleransi yaitu pembinaan terhadap

semua jenis pengobatan tradisional yang diakui keberadaannya di masyarakat,

Page 9: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

pembinaan diarahkan pada limitasi efek samping. Pola ini dilakukan karena

masyarakat sekitar telah percaya kepada hasil dari pengobatan yang dilakukannya.

Ramuan yang digunakan berdasar dari empiris pengobat yang telah

diberikan turun-temurun di keluarganya. Berikut merupakan beberapa ramuan

atau tanaman yang digunakan dalam pengobatan tradisional “Ibu Lipur” untuk

diagnosa penyakit tertentu dibandingkan dengan hasil penelitian aktivitas tanaman

secara ilmiah.

Tabel 1. Daftar beberapa tanaman obat Indonesia dengan aktivitas empiris dan

ilmiahnya.

Nama

Tumbuhan

Aktifitas

Empiris Ilmiah

KunyitSakit magh, batuk,

mual, varises

Anti-inflamasi, anti-HIV, anti-bakteri, anti-

protozoa, antitumor, anti-bisa ular, antioksidan

dan aktivitas nematosidal

Sirih Batuk Antibakteri, antioksidan, antifungi

Kencur Batuk Antiinflamasi, analgesik, antibakteri, antioksidan

Sambiloto Gatal

Antihiperglikemia, antioksidan, hepatoprotektor,

antiviral, antipiretik, antimalaria, antikanker,

imunosupresan dan imunostimulan

Kapulaga Penghangat tubuh Antiinflamasi, anti asma

ManggisObat jantung,

kolesterol

Antifungi, antimikroba, antioksidan, dan

sitotoksik, antialergi dan antiinflamasi

Jati belanda KonstipasiMenghambat kadar kolesterol, membantu

menurunkan berat badan, antioksidan, antidiare

Cabe JawaMemperlancar

peredaran darah

Antimikroba, afrodisiak (meningkatkan kadar

testosteron)

Temulawak Mual, varisesNeuroprotektor, antioksidan, antiinflamasi,

hepatoprotektor

CiplukanRematik, sakit

pinggang

Antiinflamasi, analgesik, antimalaria,

antigonorhoe, antipiretik, antibakteri, antiulcer,

sitotoksik, antifertilitas

Page 10: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Walaupun pengobatan herbal “Ibu Lipur” tidak memenuhi persyaratan

penyelenggaraan pengobatan tradisional berdasarkan surat Keputusan Menteri

Kesehatan praktek tersebut masi tetap dibiarkan beroperasi oleh Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota karena masyarakat sudah percaya kepada pengobatan tersebut.

Selain itu, terapi dan pengobatan yang diberikan oleh “Ibu Lipur” tidak

menyebabkan efek samping yang membahayakan keselamatan pasien.

4.2 Saran

Perlu diberlakukannya penertiban pada praktek-praktek pengobatan herbal

yang tidak memiliki ijin agar keberadaannya lebih tertata sehingga pembinaan

dapat dilakukan dengan baik. Pemberian sanksi yang tegas terhadap praktek

pengobatan tradisional yang tidak mengikuti aturan.

Page 11: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

DAFTAR PUSTAKA

Araújo, CAC & Leon, LL., 2001, Biological Activities of Curcuma longa L.,

Mem. Inst. Oswaldo. Cruz., 96(5): 723-728.

Astykasary, A.D., dan Masjhoer M., 2006, The Effect of Andrographis paniculata

Extract (Sambiloto) to The Serum Glutamat Piruvat Transaminase (SGPT)

Level in Wistar Rats Administered with Paracetamol. Artikel Karya

Ilmiah. Semarang: Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2005, Fitofarmaka dan

Obat Herbal Terstandar, Jakarta.

Bagalkotkar G, Sagineedu SR, Saad MS, Stanslas J. 2006, Phytochemicals from

Phyllanthus niruri Linn. and their pharmacological properties: a review, J

Pharm Pharmacol; 58(12): 1559-1570.

Bai, Xinpeng, Weimin Zhang, Wenxue Chen, Wei Zong, Zhiyong Guo and

Xiaoqin Liu, 2011, Anti-Hepatotoxic and Anti-Oxidant Effects of Extracts

From Piper nigrum L. Root, African Journal Of Biotechnology, 10(2): 267-

272.

Cheenpracha, S; Chatchanok K; Chanita P; Sanan S And Supinya T, 2006, Anti-

HIV-1 Protease Activity of Compounds From Boesenbergia pandurata,

Bioorganic & Medicinal Chemistry, 14: 1710-1714.

Chothani, D.L., and Vaghasiya, H.U., 2012, A phyto-pharmacological overview

on Physalis minima Linn., Indian Journal of Natural Product and Resources,

3(4): 477-482.

Chudiwal, A.K., Jain, D.P., & Somani, R.S., 2010, Alpinia galanga Willd.-An

Overview on Phyto-pharmacological properties, Indian Journal of Natural

and Resources, 1(2): 143-149.

Deng WL. 1978. Preliminary Studies on the Pharmacology of the Andrographis

Product Dihydroandrographolide Sodium Succinate. News Letters of

Chinese Herb Med 8: 26-28.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2008, Farmakope Herbal Indonesia

ed 1, Jakarta.

Page 12: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2010, Suplemen 1 Farmakope Herbal

Indonesia, Jakarta.

Devaraj, S; Sabariah I; Surash R; Santhini M. And Yam M.F., 2010, Evaluation of

The Hepatoprotective Activity of Standardized Ethanolic Extract of

Curcuma xanthorrhiza Roxb, Journal Of Medicinal Plants Research,

4(23): 2512-2517.

Elfahmi. 2006. Phytochemical and biosynthetic studies of lignands with a focus

on Indonesian medicinal plants [disertasi]. Gronigen: Faculty of

Mathematics and Natural Sciences University of Gronigen.

Fatmawati, A., 2008, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Dosis Bertingkat

terhadap Hepar Tikus Wistar. Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Fakultas

Kedokteran, Universitas Diponegoro.

Gumay, A.R., 2008, Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma

ulmifolia Lamk) Dosis Bertingkat terhadap Gambaran Histopatologi

Duodenum Tikus Wistar. Karya Tulis Ilmiah. Semarang: Fakultas

Kedokteran, Universitas Diponegoro.

Haghighi, M., Khalvat, A., Toliat, T,. Jallaei, S., 2005, Comparing the Effects of

Ginger (Zingiber officinale) Extract and Ibuprofen on Patients with

Osteoarthritis, Arch Iranian Med, 8 (4): 267-271.

Hanumantharaju N, Shashidhara S, Rajasekharan P.E, Rajendra C.E, 2010,

Comparative Evaluation of Antimicrobial and Antioxidant Activities of

Kaempferia galanga for Natural and Micropropagated Plant, International

Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, 2(4).

Jan, M., Abid, H., Naeem, S.M., Salman A.M., Masood, R., Maqbool, H., 2004,

Comparison Between The Effects of Extract From The Seeds of Myristica

fragrans and Cimetidine on The Volume and Acidity of Carbachol Induced

Gastric Secretion In Fasting Rabbits, Pakistan J. Med. Res., 43(4).

Juheini, 2002, Pemanfaatan Herba Seledri (Apium Graveolens L.) Untuk

Menurunkan Kolesterol dan Lipid Dalam Darah Tikus Putih yang Diberi

Diit Tinggi Kolesterol dan Lemak, Makara Sains, 6(2).

Page 13: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Jung, H.A., Su, B.N., Keller, W.J., Mehta, R.G., Kinghorn, A.D., 2006,

Antioxidant Xanthones from the Pericarp of Garcinia mangostana

(Mangosteen), J. Agric. Food Chem, 54, 2077−2082.

Karsha, PV., Lakshmi, OB, 2010, Antibacterial Activity of Black Pepper (Piper

nigrum Linn) With Special Reference to Its Mode of Action on Bacteria,

Indian Journal of Natural Products and Resources, 1(2): 213-215.

Khan, M. and Siddiqui, M., 2007, Antimicrobial activity of Piper fruits, Natural

Product Radiance, 6(2): 111-113.

Khan, M.A., Khan, H., Khan, S., Mahmood, T., Khan, P.M., Jabar, A., 2009,

Anti-inflammatory, analgesic and antipyretic activities of Physalis minima

Linn., J. Enzyme. Inhib. Med. Chem., 24(3):632-637.

Lee, J.A., Lee, M.Y., Shin, I.S., Seo, C.S., Ha, H., Shin, H.K., 2012, Anti-

Inflammatory Effects of Amomum compactum on RAW 264.7 Cells via

Induction of Heme Oxygenase-1. Arch Pharm Res, 35(4): 739-746.

Lee, J.A., Lee, M.Y., Seo, C.S., Jung, da Y., Lee, N.H., Kim, J.H., Ha,

H, Shin, H.K., 2010, Anti-asthmatic Effects of an Amomum compactum

extract on an Ovalbumin (OVA)-induced Murine Asthma Model. Biosci

Biotechnol Biochem., 74(9): 1814-1818.

Maheswari, C., R.Maryammal and R. Venkatanarayanan, 2008, Hepatoprotective

Activity of “Orthosiphon stamineus” on Liver Damage Caused by

Paracetamol in Rats, Jordan Journal of Biological Sciences, 1(3): 105-108.

Majeed, M., & Prakash, 2007, Ginger (zingiber officinale): Product Write Up,

Sabinsa Corporation, 1-7.

Martsolich, K.A. 2007. Potensi Antioksidasi Ekstrak Air dan Ekstrak Etanol 70%

Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.). Skripsi. Bogor: Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor.

Mellinger CG, Carbonero ER, Noleto GR et al. 2005, Chemical and Biological

Properties of an Arabinogalactan from Phyllanthus niruri. J Nat Prod;

68(10): 1479-1483.

Page 14: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Keputusan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia Nomor 1076/MENKES/SK/VII/2003 Tentang

Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional.

Mishra K, Dash AP, Swain BK, Dey N (2009) Anti-malarial activities of

Andrographis paniculata and Hedyotis corymbosa extracts and their

combination with curcumin, Malarial Journal 8:1-9.

Ozbek, H., Mustafa O., Irvan B., Serdar U., Gulcin LC, 2003, Hypoglycemic and

Hepatoprotective Effects of Foeniculum vulgare Miller Seed Fixed Oil

Extract In Mice and Rats, Eastern Journal Of Medicine, 8(2);35-40.

Priya, V., jainu, M., Mohan, S.K., Saraswathi, P., Gopan, C.S., 2010,

Antimicrobial Activity of Pericarp Extract of Garcinia mangostana Linn,

International Journal of Pharma Sciences and Research, 1(8): 278-281.

Rahminiwati, M., Djuwita, I., Darusman, L.K.,Sa’diah, S., 2012, Neuroprotective

Effect of Temulawak (Curcuma xanthorhiza) on Braine Nerve Cell Damage

Induced by Lipopolysaccharide (LPS). Proceedings of the Second

International Symposium on Temulawak.

Sandeep, G.K., Amit, L., Vinay, J., Siddhartha, G., Jyoti, & Anuj, K., 2010,

Phytochemistry of Curcuma longa L., Journal Of Pharmaceutical And

Biomedical Sciences, 4(01): 1-9.

Saraswati, D, 2011, Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Daun Sirih Terhadap Daya

Hambat Escherichia coli, Jurnal Health & Sport, 3(2): 285-362.

Setiawan, S., 2008, Identifikasi Golongan Flavonoid Daun Jati Belanda

Berpotensi Antioksidan. Skripsi. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Sonavane G.S.; R.C. Palekar; V.S. Kasture; S.B. Kasture, 2002, Anticonvulsant

and Behavioural Actions of Myristica Fragrans Seeds, Indian Journal of

Pharmacology; 34: 332-338.

Subono, R. 2006. Pengaruh Infusa Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.)

terhadap Penurunan Berat Badan Mencit Galur Swiss Webtser. Skripsi.

Bandung: Universitas Kristen Maranatha.

Page 15: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Suharmiati, 2003, Menguak Tabir dan Potensi Jamu Gendong. Jakarta: Penerbit

Agromedia Pustaka. Halaman 2-4, 33-35.

Sukandar, E.Y., Elfahmi, dan Nurdewi. 2009. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air

Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) terhadap Kadar Lipid

Darah pada Tikus Jantan. JKM. 8(2): 102-112.

Sundari, D., Nuratmi, B., dan Widowati., L., 2001, Uji Khasiat Antidiare Infus

Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) pada Tikus Putih. Media

Litbang Kesehatan. 11(3): 30-34.

Syahid, S.F., Kristina, N.N., dan Seswita, D. 2010. Pengaruh Komposisi Media

terhadap Pertumbuhan Kalus dan Kadar Tannin dari Daun Jati Belanda

(Guazuma ulmifolia Lamk) secara In Vitro. Jurnal Littri. 16(1): 1-5.

Syamsuhidayat, S.S., dan Hutapea,J.R. 2004. Inventaris Tanaman Obat Indonesia

Jilid V. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan kesehatan,

Departemen Kesehatan RI.

Tangapo, A., Marwani, E., dan Dwivani, F.M., 2012, Transformasi dan Ekspresi

Transien Gen Pelapor Gusa pada Andrographis paniculata (Burm.F.)

Wallich Ex Ness. Jurnal Bioslogos. 2(1): 10-19.

Tanira, MOM., Mohsin AHS., Qureshi, AMA., 1996, Pharmacological and

Toxicological Investigations on Foeniculum vulgare Dried Fruit Extract In

Experimental Animals, Phytotherapy Research, 10: 33-36.

Utomo, A.W. 2008. Uji Toksisitas Akut Ekstrak Alkohol Daun Jati Belanda

(Guazuma ulmifolia Lamk) pada Tikus Wistar. Karya Tulis Ilmiah.

Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Verma, R.K., Garima, M,. Pradeep, S,. Jha, K.K., Khosa, R.L., 2011. Alpinia

galanga – An Important Medicinal Plant: A review, Der Pharmacia Sinica,

2(1): 142-154.

Vittalrao, Am., Tara, S., Meena Kk., K. L. Bairy K.L., and Smita, S., 2011,

Evaluation of Antiinflammatory and Analgesic Activities of Alcoholic

Extract of Kaempferia galanga In Rats, Indian J Physiol Pharmacol, 55

(1): 13–24.

Page 16: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Walcott, E. 2004. Seni Pengobatan Alternatif Pengetahuan dan Persepsi.

Universitas Muhammadiyah Malang : Malang.

Yam, Mf., Rusliza B., Asmawi, M.Z., 2007, Evaluation of The Anti-Pyretic

Potential of Orthosiphon Stamineus Benth, School of Pharmaceutical

Sciences, Universiti Sains Malaysia, Pulau Pinang Malaysia, 83-90.

Yuliet, 2012, Efek Kombinasi Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia

Lamk.) dan Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) terhadap

Penurunan Kadar Glukosa Darah dan Histopatologi Pankreas Mencit

Diabetes Induksi Aloksan. Jurnal Natural Science. 1(1): 106-118.

Yulinah, E., Sukrasno, dan Fitri M.A. 2001. Aktivitas Antidiabetika Ekstrak

Etanol Herba Sambiloto (Andrographis paniculata Nees (Acanthaceae)).

JMS. 6(1): 13-20.

Page 17: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

LAMPIRAN

Kunyit

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa L.

Sinonim : Curcuma domestica Val

Kandungan:

Rimpang kunyit mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 3,02 % dan

kurkuminoid tidak kurang dari 6,6 % dihitung sebagai kurkumin. Senyawa

identitasnya adalah kurkumin (Depkes RI, 2008). Kunyit juga memiliki

kandungan seperti yang tertera pada tabel berikut (Sandeep et al., 2010).

Tabel 2. Kandungan kimia dari kunyit:

No Kandungan Jumlah

1 Serat 2-7 %

2 Mineral 3-7 %

3 Protein 6-8 %

4 Lemak 5-10 %

5 Karbohidrat 60-70 %

6 Kadar air 6-13 %

Aktivitas Farmakologi:

Kunyit memiliki banyak sekali aktivitas farmakologi diantaranya anti-

inflamasi, anti-HIV, anti-bakteri, anti-protozoa, antitumor, anti-bisa ular,

antioksidan dan aktivitas nematosidal. Kurkumin adalah komponen utamanya

Page 18: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

dalam kunyit sekaligus yang bertanggung jawab atas segala aktivitas biologinya.

Pada in vitro, kurkumin menghambat anti-parasitic, antispasmodic, anti-inflamasi

dan efek gastrointestinal serta menghambat karsigenosis dan pertumbuhan kanker

sedangkan pada keadaan in vivo, dengan pemberian ekstrak kunyit secara

parenteral dan oral pada hewan coba, kurkumin memiliki potensi sebagai anti-

parasitic dan anti-inflamasi (Araújo & Leon, 2001).

Menurut Sandeep, et al. (2010) aktivitas biologi yang ditunjukkan

senyawa kunyit diantaranya anti-inflamasi, antioksidan, antibakteri, anti-HIV, anti

tumor, anti-arthritis, anti-diabetes, anti racun ular, hepetoprotektor, antispasmodic,

anti-karsinogen, anti-rheumatik, anti-leukemia, anti-fibrotik.

Berdasarkan pengujian pada hewan coba bahwa proses absorpsi dari

kurkumin setelah pemberian oral bervariasi dari 25-60%, dengan mayoritas

yang diserap flavonoid yang dimetabolisme di mukosa usus dan hati dan

sisanya diekskresikan melalui feses. Sedangkan berdasarkan tes klinik,

dilaporkan bahwa dosis harian 3,6 gram kurkumin dapat menghasilkan efek

farmakologi yang bagus. Selain itu juga dilaporkan beberapa efek samping

dari kunyit seperti ulcer dan meningkatkan pembentukan batu ginjal. Untuk

kontraindikasi kunyit sendiri belum ada laporan klinis (Sandeep, et al., 2010).

Temulawak

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Monocotyledone

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorriza Roxb.

Page 19: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Kandungan:

Rimpang C. xanthorriza mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 5,8

% dan kurkuminoid tidak kurang dari 4 % dihitung sebagai kurkumin. Senyawa

identitasnya adalah xantorizol (Depkes RI, 2008).

Aktivitas Farmakologi:

Menurut Devaraj, et al. (2010) temulawak memiliki aktivitas sebagai

hepatoprotektor. Sedangkan menurut Rahminiwati dkk. (2012) temulawak

memiliki aktivitas sebagai neuroprotektor, antioksidan, antiinflamasi.

Jahe

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Zingiber

Spesies : Zingiber officinalis Rosc.

Kandungan:

Rimpang Z. officinalis mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,8 %.

Senyawa identitasnya adalah shogaol (Depkes RI, 2008),

Aktivitas Farmakologi:

Saat ini jahe merupakan salah satu pengobatan herbal yang terkenal untuk

rematik dan anti inflamasi. Menurut Haghighi (2005) ekstrak jahe dapat

digunakan sebagai alternatif pengganti anti inflamasi non-steroid (AINS) dan

dapat sebagai suplemen bagi pasien osteoarthritis.

Menurut satu studi menunjukkan bahwa jahe efektif dalam mengurangi

peradangan pada rematik. Dalam studi yang dilakukan dengan 56 pasien baik

Page 20: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

yang mengalami rheumatoid arthritis, osteoarthritis, atau ketidaknyamanan otot,

75% diantaranya tidak merasakan lagi sakit setelah menggunakan jahe. Ditambah

lagi, tidak ada pasien mengeluhkan efek samping saat menggunakan jahe untuk

mengobati gejala mereka. Hal ini diperkirakan jahe bekerja sebagai inhibitor

prostaglandin dan biosintesis leukotriene untuk menghasilkannya efek (Majeed &

Prakash, 2007). Selain itu jahe juga dipercaya dapat mencegah migrain.

Temu Kunci

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Boesenbergia

Spesies : Boesenbergia pandurata (Roxb) Schlecht

Kandungan:

Rimpang B. pandurata mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,32

%. Senyawa identitasnya adalah pinostrobin (Depkes RI, 2008),

Aktivitas Farmakologi:

Menurut Cheenpracha, et al. (2006), temu kunci memiliki aktivitas sebagai

anti HIV-1 protease.

Cabe Jawa

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Page 21: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper retrofractum Vahl.

Kandungan:

Buah cabe jawa mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,4 %dan

piperin tidak kurang dari 1,1 %. Senyawa identitasnya adalah piperin (Depkes RI,

2010)

Aktivitas Farmakologi:

Menurut Khan dan Siddiqui (2007) P. retrofractum memiliki aktivitas sebagai

antimikroba. Cabe jawa bersifat sebagai androgenic yang dapat meningkatkan

kadartestosterone darah dan libido pada pria (Moeloek, 2010).

Jati belanda

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Famili : Sterculiaceae

Genus : Guazuma

Spesies : Guazuma ulmifolia Lamk.

Sinonim : Guazuma tomentosa Kunth.

Kandungan:

Daun jati belanda mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,3 %

dihitung sebagai kuersetin. Senyawa identitasnya adalah tilirosida (Depkes RI,

2008). Selain itu tumbuhan ini juga mengandung senyawa tannin (Syahid dkk,

2010), flavonoid (flavon, flavonol, isoflavon, flavan) (Setiawan, 2008), saponin,

Page 22: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

alkaloid, steroid/triterpenoid (Yuliet, 2012) karotenoid dan karbohidrat

(Suharmiati, 2003)

Aktivitas Farmakologi:

G. ulmifolia memiliki berbagai aktivitas diantaranya menghambat kadar

kolesterol total dan LDL (Sukandar dkk., 2009), dapat membantu menurunkan

berat badan (Utomo, 2008 dan Subono, 2006), antioksidan (Martsolich, 2007),

antidiare (Sundari dkk., 2001). Kombinasinya dengan ekstrak rimpang temulawak

dapat menurunkan kadar glukosa dalam darah/ efek hipoglikemik (Yuliet, 2012).

Disamping itu G. ulmifolia mempunyai efek samping diantaranya erosi hingga

ulserasi pada duodenum (Gumay, 2008), menyebabkan degenerasi parenkimatosa,

degenerasi hidropik dan nekrosis hepar (Fatmawati, 2008).

Sambiloto

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Scrophulariales

Famili : Acanthaceae

Genus : Andrographis

Spesies : Andrographis paniculata Nees

Kandungan:

Herba sambiloto mengandung andrografolid tidak kurang dari 0,64 %.

Senyawa identitasnya adalah andrografolid (Depkes RI, 2008). A. paniculata juga

mengandung senyawa deoksiandrografolid, dan neoandrografolid (diterpenoid,

derivate flavonoid), saponin, tannin, flavonoid, homoanografolid, 14-deoksi-

11,12-didehidroandrografolid (Tangapo dkk., 2012; Syamsuhidayat & Hutapea

1994 diacu dalam Aji, 2009).

Page 23: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Aktivitas Farmakologi:

A. paniculata memiliki berbagai aktivitas diantaranya antihiperglikemia

(Yulinah dkk., 2001), antioksidan dan hepatoprotektor (Astykasary dkk., 2006),

antiviral (Tangapo et.al., 2012), antipiretik, antimalaria, antiinflamasi, antikanker

(Mishra et.al.,2009), imunosupresan dan imunostimulan (Deng 1978; Puri et al.

1993). Komponen aktif dari sambiloto yang diisolasi dari ekstrak metanol

mempunyai efek imunomodulator dan dapat menghambat induksi sel penyebab

HIV (Kumar et al. 2005 diacu dalam Elfahmi 2006). Disamping itu A.

paniculata mempunyai efek samping diantaranya sakit kepala, fatique,rasa pahit,

dan peningkatan enzim hati dilaporkan terjadi pada uji klinis pada pasien yang

terinfeksi HIV yang diberi andrographolide dosis tinggi. Hal ini tidak ada

dilaporkan pada orang yang menggunakan andrographis atau ekstrak terstandard

pada jumlah yang direkomendasikan. Seperti semua herba yang pahit, sambiloto

mungkin menyebabkan ulkus dan adanya rasa terbakar. Keamanan terhadap

wanita hamil dan menyusui sampai saat ini belum diketahui.

Sirih

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Kelas : Equisetopsida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle L.

Kandungan:

Daun sirih mengandung flavonoid total tidak kurang dari 0,8 % dihitung

sebagai rutin. Senyawa identitasnya adalah alilpirokatekol (Depkes RI, 2010)

Page 24: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Aktivitas Farmakologi:

Menurut Saraswati (2011), daun sirih memiliki aktivitas antibakteri,

antioksidan, antifungi.

Seledri

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Apium

Spesies : Apium graveolens L

Kandungan:

Herba seledri mengandung flavonid total tidak kurang dari 0,6 % dihitung

sebagai apiin. Senyawa identitasnya adalah apiin (Depkes RI, 2010)

Aktivitas Farmakologi:

Menurut Juheini (2002), seledri memiliki aktivitas sebagai penurun

kolesterol dan lipid dalam darah.

Kumis kucing

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphon stamineus Benth

Page 25: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Kandungan:

Daun kumis kucing mengandung flavonid sinensetin tidak kurang dari 0,1

%. Senyawa identitasnya adalah sinensetin (Depkes RI, 2010)

Aktivitas Farmakologi:

Menurut Maheswari, et al. (2008) O. stamineus memiliki aktivitas sebagai

hepatoprotektor, dan Yam et al. (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

O. stamineus memiliki aktivitas sebagai antipiretik.

Adas

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Apiales

Famili : Apiaceae

Genus : Foeniculum

Spesies : Foeniculum vulgare Mill

Kandungan:

Buah adas mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 1,4 % dan trans-

anetol tidak kurang dari 0,6 %. Senyawa identitasnya adalah trans-anetol (Depkes

RI, 2008)

Aktivitas Farmakologi:

F. vulgare memiliki aktivitas hepatoprotektor dan hipoglikemia (Ozbek, et

al., 2003) serta diuretik, analgetik, antipiretik, dan anti mikroba (Tanira, et al.,

1996)

Meniran

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Page 26: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Euphorbiales

Famili : Euphorbiaceae

Genus : Phyllanthus

Spesies : Phyllanthus niruri L

Sinonim : Phyllanthus urinaria L

Kandungan:

Tanaman ini memiliki golongan metabolit aktif seperti flavonoid, alkaloid,

terpenoid, lignin, polifenol, tannin, kumarin, dan saponin (Bagalkotkar, et al.,

2006).

Aktivitas Farmakologi:

P. niruri diketahui mempunyai aktivitas anti hepatotoksik, anti litik, anti

hipertensi, anti-HIV, dan anti hepatitis B (Bagalkotkar, et al., 2006) serta

menstimulasi respon biologi pada makrofag (Mellinger, et al., 2005).

Pala

Klasifikasi

Kingdom : Plantae

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Magnoliales

Famili : Myristicaceae

Genus : Myristica

Spesies : Myristica fragrans Houtt

Kandungan:

Biji pala mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 8 %. Senyawa

identitasnya adalah miristisin (Depkes RI, 2008)

Page 27: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Aktivitas farmakologi :

M. fragrans memiliki aktivitas sebagai antikonvulsan (Sonavane et al.,

2002), dan dapat mengobati peptic ulcer (Jan et al., 2004).

Kencur

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia galanga.

Kandungan:

Rimpang kencur mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 2,4 % dan

etil-p-metoksisinamat tidak kurang dari 1,8 %. Senyawa identitasnya adalah etil-

p-metoksisinamat (Depkes RI, 2008).

Aktivitas Farmakologi:

Menurut Vittalrao, et al. (2011), K. galanga memiliki aktivitas anti

inflamasi dan analgesik, sedangkan menurut Hanumantharaju, et al. (2010),

rimpang kencur memiliki aktivitas antibakteri dan antioksidan.

Lada hitam

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Page 28: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Genus : Piper

Spesies : Piper nigrum L.

Kandungan:

Buah lada hitam mengandung piperin tidak kurang dari 5,8 %. Senyawa

identitasnya adalah piperin (Depkes RI, 2010)

Aktivitas Farmakologi:

P. nigrum memiliki aktivitas sebagai anti-hepatotoksik dan antioksidan

(Bai, et al., 2011), serta antibakteri (Karsha et al., 2010).

Lengkuas

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Alpinia

Spesies : Alpinia galanga (L.) SW

Sinonim : Languas galanga (L.) Stuntz

Kandungan:

Rimpang legkuas mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 0,5 %.

Senyawa identitasnya adalah galangin (Depkes RI, 2008).

Aktivitas Farmakologi:

Menurut Verma, et al (2011) menyebutkan bahwa kegunaan dari lengkuas

diantaranya: anti fungi, anti tumor, anti helmintik, anti diuretik, anti ulcer, nyeri

rematik, nyeri dada, gangguan pencernaan. Menurut Chudiwal, et al (2010)

khasiat A. galanga diantaranya; anti inflamasi, analgetik, anti alergik, anti fungi,

Page 29: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

anti diabetik, anti bakteri, anti ulcer, imunostimulator, anti kanker, antioksidan,

anti-amueba.

Ciplukan

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Physalis

Spesies : Physalis minima Linn

Kandungan:

Herba ciplukan mengandung flavonoid total 0,86 % dihitung sebagai

kuersetin. Senyawa identitasnya adalah Fisalin A (Depkes RI, 2010)

Aktivitas farmakologi :

Menurut Khan dkk (2009) P. minima memiliki aktivitas sebagai anti

inflamasi dan analgesik. Sedangkan menurut Chothani dkk (2012) tumbuhan ini

memiliki aktivitas antimalaria (terhadap Plasmodium berghei), antigonore

(terhadap Nesseria gonorrhea), anti inflamasi, analgesik, antipiretik, antibakteri,

antiulcer, sitotoksik, antifertilitas.

Kapulaga

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Page 30: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

Genus : Amomum

Spesies : Amomum compactum Soland. ex Maton

Kandungan:

Buah kapulaga mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 1,6 %.

Senyawa identitasnya adalah sineol (Depkes RI, 2010)

Aktivitas Farmakologi:

A. compactum memiliki beberapa aktivitas diantaranya anti inflamasi (Lee

et al., 2012) dan anti asma (Lee et al., 2010).

Manggis

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Theales

Famili : Clusiaceae

Genus : Garcinia

Spesies : Garcinia mangostana L.

Kandungan:

Kulit buah manggis mengandung α-mangostin tidak kurang dari 1,09 %.

Senyawa identitasnya adalah α-mangostin (Depkes RI, 2010). Menurut Jung et al.

(2006) metabolit sekunder yang terbanyak di temukan di G. mangostana adalah

turunan senyawa xanthon yang terprenilasi.

Aktivitas Farmakologi:

Menurut Jung et al., (2006) turunan senyawa xanthon yang terprenilasi

memiliki aktivitas anti fungi, anti mikroba, antioksidan, dan sitotoksik. Sedangkan

Page 31: Makalah Dan Laporan Tgz Fito Fix

menurut Priya et al. (2010) selain itu golongan xanthon juga memiliki aktivitas

antialergi dan antiinflamasi.