This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
MAKALAH
CYSTITIS
MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Dosen : Wardiyatmi, S.Kep., Ns.
KELOMPOK I :
SEMESTER 4
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D3 BERLANJUT D4 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA
2013
1. Agung Jossutiarko2. Agur Trianto3. Agus Triwahyudi4. Amalia Nuril Afifah5. Anggie Yulianti Musyarofah6. Ayunda Prita Mutiara7. Bayu Cahyo Oktafian8. Bayu Muhammad Ikhrom9. Budi Sari Dewi10. Cahya Ari Widya Ningrum11. Darniati Alimah12. Desy Indah Ratnawati
13. Eko Yulianto14. Ertinda Devyta Sari15. Firda Ratma Pratiwi16. Fithria Hayu Ambar Sari17. Fitriana Astuti18. Giyarni19. Guntur Sunyata20. Hanna Hanindyastiti21. Hasan Tri Arifin22. Hasnan Pradana Al hakim23. Intan Maharsiwi24. Intan Wahyu Setyaningsih
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat & karunianya sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ CYSTITIS ” .
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyusun makalah ini. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ibu Wardiyatmi, S.Kep., Ns., selaku salah satu dosen pengampu mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah.
Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak kekurangan, jadi
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan untuk itu kami mohon saran & kritik guna
menyempurnakan makalah ini, karena kami hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari
kesalahan & dosa karena kesempurnaan hanya milik ALLAH SWT, kekurangan hanya milik
kita (manusia). Terima kasih.
Surakarta, April 2013
Kelompok I
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. 1
Daftar Isi .......................................................................................................... 2
BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 3
A. Latar Belakang......................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah.................................................................................... 3
C. Tujuan ..................................................................................................... 4
D. Manfaat ................................................................................................... 4
BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................... 5
A. KONSEP MEDIS .................................................................................. 4
Contoh : Malformasi sum-sum tulang belakang kongenital, multiple sklerosi.
e. Penyakit kronis
Contoh : Gout/asam urat, DM, hipertensi, Penyakit Sickle cell
f. Instrumentasi
Contoh : prosedur kateterisasi.
g. Penggunaan fenasetin secara terus menerus dan tidak pada tempatnya.
D. Patofisiologi
Chystitis merupakan infeksi saluran kemih bagian bawah yang secara umum
disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu Escheriachia Coli peradangan timbul dengan
penjalaran secara hematogen ataupun akibat obstruksi saluran kemih bagian bawah, baik akut
maupun kronik dapat bilateral maupun unilateral. Kemudian bakteri tersebut berekolonisasi
pada suatu tempat misalkan pada vagina atau genetalia eksterna menyebabkan organisme
melekat dan berkolonisasi disuatu tempat di periutenial dan masuk ke kandung kemih.
Kebanyakan saluran infeksi kemih bawah ialah oleh organisme gram negatif seperti E.
Colli, Psedomonas, Klebsiela, Proteus yang berasal dari saluran intestinum orang itu sendiri
dan turun melalui urethra ke kandung kencing. Pada waktu mikturisi, air kemih bisa
mengalir kembali ke ureter (Vesicouretral refluks) dan membawa bakteri dari kandung
kemih ke atas ke ureter dan ke pelvis renalis. Kapan saja terjadi urin statis seperti
maka bakteri mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk bertumbuh dan menjadikan
media yang lebih alkalis sehingga menyuburkan pertumbuhannya. Infeksi saluran kemih
dapat terjadi jika resistensi dari orang itu terganggu. Faktor-faktor utama dalam
pencegahan infeksi saluran kemih adalah integritas jaringan dan suplai darah. Retak dari
permukaan lapisan jaringan mukosa memungkinkan bakteri masuk menyerang jaringan dan
menyebabkan infeksi. Pada kandung kemih suplai darah ke jaringan bisa berkompromi
bila tekanan di dalam kandung kemih meningkat sangat tinggi (Tambayong, 2000).
Masuknya mikroorganisme ke dalam saluran kemih dapat melalui :
1. Penyebaran endogen yaitu kontak langsung dari tempat terdekat saluran kemih yang
terinfeksi.
2. Hematogen yaitu penyebaran mikroorganisme patogen yang masuk melalui
darah yang terdapat kuman penyebab infeksi saluran kemih yang masuk melalui
darah dari suplai jantung ke ginjal.
3. Limfogen yaitu kuman masuk melalui kelenjar getah bening yang disalurkan
melalui helium ginjal.
4. Eksogen sebagai akibat pemakaian alat berupa kateter atau sistoskopi.
Menurut Tiber (1994), agen infeksi kebanyakan disebabkan oleh bakteri E. coly. Tipikal
ini berada pada saluran kencing dari uretra luar sampai ke ginjal melalui penyebaran
hematogen, lymphogendan eksogen. Tiga faktor yang mempengaruhi terjadnya infeksi
adalah virulensi (kemampuan untuk menimbukan penyakit) dari organisme, ukuran dari
jumlah mikroorganisme yang masuk dalam tubuh, dan keadekuatan dari mekanisme
pertahanan tubuh. Terlalu banyaknya bakteri yang menyebabkan infeksi dapat
mempengaruhi pertahanan tubuh alami pasien. Mekanisme pertahanan tubuh merupakan
penentu terjadinya infeksi, normalnya urin dan bakteri tidak dapat menembus dinding
mukosa bladder. Lapisan mukosa bladder tersusun dari sel-sel urotenial yang memproduksi
mucin yaitu unsur yang membantu mempertahankan integritas lapisan bladder dan
mencegah kerusakan serta inflamasi bladder. Mucin juga mencegah bakteri melekat pada
selurotelial. Selain itu pH urine yang asam dan penurunan/kenaikan cairan dari konstribusi
urin dalam batas tetap, berfungsi untuk mempertahankan integritas mukosa, beberapa
bakteri dapat masuk dan sistem urin akan mengeluarkannya.
Bentuk anatomi saluran kencing, keduanya mencegah dan merupakan konstribusi yang
potensial untuk perkembangan UTI (Urinary Tract Infection). Urin merupakan produk yang
steril, dihasilkan dari ultrafiltrasi darah pada glumerolus dari nepron ginjal, dan
dianggap sebagai sistem tubuh yang steril. Tapi uretra merupakan pintu masuk bagi
pathogen yang terkontaminasi. Selain itu pada wanita 1/3 bagian distal uretra disertai
jaringan periuretral dan vestibula vaginalis banyak dihuni bakteri dari usus karena letak
anus tidak jauh dari tempat tersebut. Kolonisasi basi pada wanita di daerah tersebut
diduga karena perubahan flora normal dari daerah perineum, berkurangnya antibody
normal, dan bertambahnya daya lekat oeganisme pada sel spitel pada wanita. Cystitis
lebih banyak pada wanita dari pada laki-laki, hal ini karena uretra wanita lebih pendek dan
lebih dekat dengan anus. Mikroorganisme naik ke bledder pada waktu miksi karena tekanan
urine. Dan selama miksi terjadi refluks ke dalam kandung kemih setelah mengeluarkan
urine.
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis) adalah nyeri yang sering dan rasa
panas ketika berkemih (disuria), spasame pada area kandung kemih dan suprapubis,
hematuria (disertai darah dalam urin), urgensi (terdesak rasa ingin berkemih), nokturia
(sering berkemih pada malam hari), piuria (adanya sel darah putih dalam urin), dan nyeri
punggung (Sloane, 2004). Menurut Taber (1994), secara umum tandan dan gejala
cystitis adalah :
Disuria.
Rasa panas seperti terbakar saat kencing.
Ada nyeri pada tulang punggung bagian bawah.
Urgensi (rasa terdesak saat kencing).
Nokturia (cenderung sering kencing pada malam hari akibat penurunan kapasitas
kandung kemih).
Pengosongan kanding kemih yang tidak sempurna.
Inkontinensia (keluarnya urin tanpa disengaja atau sulit ditahan).
Retensi, yaitu suatu keadaan penumpukan urin di kandung kemih dan tidak
mempunyai kemampuan untuk mengosongkannya.
Nyeri suprapubik
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN1. Identitas Klien
Nama, umur (terjadi pada semua umur), jenis kelamin (lebih sering terjadi pada wanita
dan meningkatnya insidennya sesuai pertambahan usia dan aktivitas seksual), pendidikan,
pekerjaan, alamat (ada atau tidaknya factor predisposisi), nomor RM, diagnosa medis.
2. Riwayat Kesehatana. Keluhan utama :
Pasien mengatakan nyeri ketika BAK.
P = nyeri dirasakan ketika BAK.
Q = nyeri dirasakan seperti disayat-sayat.
R = nyeri dirasakan di saluran kemih bagian bawah dan menjalar ke pinggang.
S = skala nyeri 5 (dari skala nyeri 0-10)
T = nyeri dirasakan terus-menerus
b. Riwayat penyakit sekarang :
Biasanya nyeri ketika BAK, BAK sering, satu kali BAK ada darahnya, merasa masih
tidak puas setelah BAK, nyeri pada perut bagian bawah, pada laki-laki skrotum terasa
panas dan pegal, ekspresi wajah pasien tampak meringis menahan nyeri.
c. Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat ISK sebelumnya, obstruksi pada saluran kemih, masalah kesehatan lain, misalnya DM, riwayat seksual
d. Riwayat penyakit keluarga :
Apakah ada riwayat penyakit keturunan, seperti DM, Hipertensi, Hepatitis.
3. Pola Kesehatan Fungsionala. Persepsi kesehatan dan pola manajemen kesehatan :
Sering terjadi pada usia remaja dan dewasa muda activitas seksual timbul perasaan malu dan bersalah
Perasaan takut akan kekambuhan, dimana menyebabkan penolakan terhadap aktivitas sexual
Nyeri dan kelelahan yang berkenaan dengan infeksi dapat berpengaruh terhadap penampilan kerja dan aktivitas kehidupan sehari – hari
b. Pola nutrisi metabolik :
Mengkaji pola pemenuhan nutrisi pada pasien, meliputi: makan dan minum.
c. Pola eliminasi :
Mengkaji pola eliminasi pasien meliputi: BAK, BAB, dan yang lainnya dalam satu hari.
d. Pola aktivitas-latihan :
Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Makan
Eliminasi
Mobilitas di tempat tidur
Berpindah
Ambulasi/ROM
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dengan alat bantu
2 : dibantu orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantung total
e. Pola istirahat-tidur :
Mengkaji pola istirahat pasien dalam satu hari apakah ada gangguan atau tidak.
g. Pola konsep diri-persepsi diri :
Mengkaji persepsi pasien terhadap penyakitnya.
h. Pola peran hubungan :
Mengkaji hubungan pasien dengan keluarga, teman, tetangga, dan kerabatnya sebelum
dan saat sakit.
i. Pola toleransi stress-koping :
Mengkaji bagaimana pasien dalam menanggapi dan melakukan koping diri
terhadap penyakitnya.
4. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan umum : kesadaran, postur tubuh, tidak ada fatique.
b. Tanda vital meliputi: TD, RR, N, S
c. Pemeriksaan antropometri, meliputi: BB dan TB
d. Kepala : bentuk kepala, ada lesi atau tidak, kebersihan, kelembaban rambut,
ditribusi rambut, warna rambut.
e. Mata: kesimetrisan mata, pupil, sklera, ada gangguan penglihatan atau tidak.
f. Hidung : ada pernafasan cuping hidung atau tidak, ada sinus atau tidak.
g. Telinga : kesimetrisan telinga, ada serumen atau tidak, ada lesi atau tidak.
h. Paru :
Inspeksi: kesimetrisan gerakan tulang dada.
Perkusi: ada suara tambahan atau tidak.
Auskultasi: ada suara tambahan atau tidak.
i. Jantung:
Inspeksi: tampak atau tidak ictus cordis
Perkusi: ada pelebaran massa jantung atau tidak.
Auskultasi: tidak ada suara tambahan seperti gallops dan murmur.
j. Abdomen:
Inspeksi : ada lesi atau tidak.
Palpasi : ada distensi kandung kemih atau tidak.
Perkusi : ada suara tambahan atau tidak.
Auskultasi : suara peristaltik terdengar normal atau tidak.
k. Ekstremitas : ada gangguan atau tidak, terpasang tindakan infasif pada ekstremitas
atau tidak.
l. Genitalia : terpasang Dower Cateter (DC) atau tidak.
5. Pemeriksaan Laboratorium
Urinalis urin tengah.Ketika infeksi terjadi, memperlihatkan bakteriuria, WBC (White Blood Cell), RBC (Red Blood Cell) dan endapan sel darah putih dengan keteribatan ginjal.
Tes sensitifitas banyak mikroorganisme sensitive terhadap antibiotic dan antiseptic berhubungan dengan infeksi berulang.
Pengkajian radiographicCystitis ditegakkan berdasarkan history, pemeriksaan medis dan laborat, jika terdapat retensi urine dan obstruksi aliran urine dilakukan IPV (Identivikasi perubahan dan abnormalitas structural)
Culture Mengidentifikasi bakteri penyebab Sinar X ginjal, ureter dan kandung kemih mengidentifikasi anomaly struktur nyata.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis.
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan infeksi saluran kemih.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan sekunder.